Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian

PENGENALAN ALAT

Oleh:

Nama : Fanisa Adiputri


NIM : 1405105010035
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Selasa, 14.00 WIB
Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2016

Darussalam, 18 Oktober 2016


Mengetahui,
Asisten Praktikan

( ) (Fanisa Adiputri)
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasan merupakan suatu wadah yang digunakan untuk mengemas suatu
produk yang bertujuan untuk melindungi produk, mengawetkan produk yang
dikemas, sebagai media periklanan, memudahkan distribusi dan merupakan
bagian penting dari usaha untuk mengatasi persaingan dalam pemasaran. Selain
itu, kemasan juga digunakan sebagai media untuk memberikan informasi
mengenai produk yang dikemas, mencakup nama produk, komposisi, alamat
produksi, dan hal-hal lainnya yang perlu disampaikan kepada konsumen.
Kemasan merupakan produk industri yang seiring berkembangnya zaman
penggunaannya semakin dibutuhkan.
Kemasan merupakan sebuah hasil kreasi yang penggunaannya sangat
dibutuhkan oleh setiap produk yang akan dipasarkan. Pengemasan merupakan
tahap akhir dari suatu proses produksi dalam industri. Dengan melakukan
pengemasan, diharapkan akan meningkatkan daya penerimaan konsumen dan
mengurangi derajat kerusakan pada saat pengangkutan produk baik secara
langsung maupun tidak.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan beberapa
alat yang digunakan dalam pengujian bahan kemasan dan alat yang digunakan
dalam proses pengemasan produk pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengemasan merupakan salah satu upaya dalam melindungi atau


mengawetkan produk pangan maupun non-pangan. Kemasan adalah suatu wadah
atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi
dengan label atau keterangan yang berguna sebagai informasi produk.
Pengemasan mempunyai peranan dan fungsi yang penting dalam menunjang
distribusi produk, terutama yang mudah mengalami kerusakan. Hal ini karena
pngemasanan dapat melindungi produk dari air atau udara, sehingga bahan
pangan dapat terhindar dari kerusakan akibat reaksi-reaksi kimia atau kerusakan
yang ditimbulkan oleh mikroba (Rahmawati, 2013).
Dalam proses pengemasan dibutuhkan ketelitian dan keakuratan yang tepat
agar menghasilkan kemasan yang optimal. Alat atau mesin berperan penting
dalam pelaksanaan proses pengemasan. Disamping menghemat enegi, mesin juga
dapat melakukan pengemasan secara optimal sehingga hasilnya menjadi lebih
maksimal. Terdapat berbagai jenis alat pengemas, diantaranya yaitu kemasan
plastik, kemasan semi plastik, botol, dan kaleng (Syarif, 2010).
Kemasan merupakan salah satu atribut penting bagi sebuah produk. Saat ini
teknologi sudah berkembang pesat, sehingga melahirkan berbagai macam alat
atau mesin yang dapat digunakan dalam proses pengemasan. Disamping itu,
dengan adanya alat-alat tersebut diharapkan dapat memudahkan proses
pengemasan yang dinilai sebagai value of entirety dari seluruh rangkaian produksi
suatu produk. Tak hanya itu, setiap perusahaan juga ingin memiliki produk
dengan kemasan yang dapat menjadikan produk perusahaan tersebut lebih dikenal
secara luas (Murad dkk., 2010).
Proses produksi suatu produk membutuhkan suatu kemasan yang dapat
melindungi produk tersebut. Kemasan yang dimaksud merupakan suatu wadah
yang digunakan untuk menempatkan hasil produksi. Kemasan diperoleh dari
berbagai jenis material, sehingga terdapat berbagai jenis kemasan. Disamping itu,
pada kemasan juga terdapat informasi mengenai produk tersebut. Berbagai macam
alat pengemasan diantaranya adalah mesin induction, sealing machine, strapping
ikat kardus, dan mesin thermal shrink (Elisa dan Mimi, 2006).
III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Tensile
Strength (penguji kekuatan tarik), mikrometer, timbangan listrik, vacuum sealer,
alat penutup kaleng, dan alat penutup botol.

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Tensile Strength (Penguji kekuatan tarik)
Dihubungkan fitting ke stop kontak, lalu alat dikalibrasi. Kemudian,
diletakkan sampel yang akan diuji pada posisisnya. Operasikan alat dengan
menurunkan handle, lalu tunggu sampai sampel putus dan dibaca berat beban
yang tertera pada alat.
3.2.2 Mikrometer
Dikalibrasikan alat menjadi nol. Kemudian dimasukkan sampel
dalam pengukur dan dibaca skala.
3.2.3 Timbangan Listrik
Dihubungkan fitting ke stop kontak, lalu kalibrasikan alat ke angka
nol. Dimasukkan sampel pada wadah timbangan dalam kondisi timbangan mati.
Kemudian ditimbang dan dibaca skala.
3.2.4 Vacum Sealer
Dihubungkan fitting ke stop kontak dan “on” kan alat. Diset panas
yang diinginkan, lalu dimasukkan ujung plastik yang akan di seal diantara
lempengan panas/celah peng”seal”an.
3.2.5 Alat Penutup Kaleng (Semitro can seamer)
Dihubungkan fitting ke stop kontak dan alat di “on” kan. Diletakkan
penutup kaleng lalu set ukuran kaleng yang digunakan. Kemudian letakkan kaleng
pada papan penutup, lalu tekan handle bagian bawah dengan kaki. Kaleng akan
menempel pada penutup, kemudian tarik handle sampai penutup kaleng menyatu.
Lalu diulangi sampai seam pada kaleng merata dengan baik.
3.2.6 Alat Penutup Botol
Diukur botol yang akan digunakan. Lalu diletakkan penutup botol
bagian atas alat dan pasang botol. kemudian tekan handle pada bagian bawah
dengan kuat. Dilepaskan dan botol dikeluarkan.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Semitro can seamer merupakan alat yang digunakan untuk menutup kaleng.
Prinsip kerja dari alat ini adalah merekatkan tutup kaleng dengan bagian badan
kaleng dan merapikan pinggir tutup kaleng yang telah direkatkan. Proses
perekatan dan merapikan tutup kaleng harus dilakukan secara bersamaan dan hati-
hati agar tutup kaleng tidak terbang ketika proses berlangsung. Alat ini biasanya
digunakan pada industri yang memproduksi makanan atau produk kalengan,
seperti ikan, buah potong, sup, dan lain-lain.

Gambar 1. Semitro can seamer

Cup sealer merupakan alat yang berfungsi untuk merekatkan plastik roll ke
bagian mulut gelas plastik, sehingga produk yang terdapat dalam gelas
plastik tidak akan tumpah keluar. Perekatan gelas plastik ini bertujuan agar
produk terlihat lebih higienis, lebih bersih dan aman untuk dikonsumsi. Prinsip
kerja alat ini adalah dengan pemanasan dan pemotongan. Pemanasan bertujuan
agar plastik roll dapat merekat dengan kuat ke bagian mulut gelas plastik,
sedangkan pemotongan bertujuan untuk memotong bagian pinggir plastik roll
yang telah direkatkan. Cup sealer biasanya digunakan oleh para penjual jus, sop
buah, dan penjual minuman dingin lainnya untuk mengemas produk mereka agar
lebih praktis dan higienis.
Gambar 2. Cup sealer

Vacuum sealer merupakan alat yang berfungsi untuk merekatkan atau


menyegel kemasan dari plastik tipis dengan menggunakan panas. Alat ini
dinamakan vacuum sealer karena sebelum dilakukan proses perekatan, semua
udara yang terdapat di dalam plastik akan dihisap keluar, sehingga kemasan
menjadi kedap udara dan umur simpan produk dapat bertahan lebih lama. Prinsip
kerja alat ini adalah dengan mengeluarkan udara dalam kemasan, memanaskan
dan merekatkan kemasan plastik dengan menggunakan panas. Alat ini biasanya
digunakan oleh industri rumah tangga untuk mengemas makanan atau produk
yang harus dikemas secara vakum seperti rendang. Selain itu alat ini juga
digunakan pada industri besar untuk mengemas nugget, sosis, daging olahan, dan
lain-lain.

Gambar 3. Vacuum sealer


Hand sealer merupakan alat yang berfungsi untuk merekatkan atau
menyegel kemasan dari plastik tipis dengan menggunakan panas. Perbedaan hand
sealer dengan vacuum sealer terletak di penggunaannya, proses perekatan hand
sealer dilakukam secara manual dengan menggunakan tangan. Prinsip kerja alat
ini adalah dengan memanaskan alat dan merekatkan plastik dengan menggunakan
panas. Alat ini biasanya digunakan pada industri rumah tangga untuk mengemas
produk seperti keripik, kerupuk, cemilan, dan lain-lain.

Gambar 4. Hand sealer

Retort merupakan suatu alat yang digunakan untuk mensterilisasi bahan


pangan yang sudah dikalengkan. Sterilisasi adalah proses thermal yang dilakukan
pada suhu >1000⁰C dengan tujuan untuk memusnahkan spora patogen dan
pembusuk yang terdapat dalam bahan. Prinsip kerja retort yaitu elemen pemanas
pada retort akan memanaskan air sehingga membentuk uap panas. Uap panas ini
akan menghilangkan udara dari dalam retort, sehingga terbentuk uap panas murni.
Alat ini biasanya digunakan untuk mensterilisasi produk makanan kaleng, seperti
ikan tuna kalengan, buah kalengan, sayur kalengan, dan lain-lain.
Gambar 5. Retort

Exhauster merupakan suatu alat yang digunakan untuk membuat headspace


pada kaleng berada dalam kondisi vakum sebelum kaleng ditutup, yang disebut
dengan exhausting. Proses exhausting bertujuan untuk mengurangi kadar oksigen
dalam kaleng (terutama pada saat pemanasan dalam retort), sehingga mengurangi
korosi, membatasi proses oksidasi oleh makanan, dan mencegah pertumbuhan
mikroorganisme aerobic yang akan menurunkan mutu dan keamanan produk.
Pronsip kerja exhauster yaitu uap yang disuplai oleh boiler, dialirkan melalui pipa
ke dalam exhaust box. Uap panas ini digunakan untuk mengusir udara pada
kaleng yang berjalan pada rel dalam exhauster. Alat ini biasanya digunakan pada
proses pengalengan bahan pangan seperti buah, sayur, ikan, dan lain-lain.
Gambar 6. Exhauster

Alat penutup botol merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menutup
botol (biasanya digunakan untuk menutup botol kaca). Prinsip kerja alat ini adalah
dengan memberikan tekanan sehingga tutup botol dapat merekat dengan rapat
pada mulut botol. Alat ini hiasanya digunakan pada industri rumah tangga untuk
menutup botol sirup, susu, jus, dan lain-lain.

Gambar 7. Alat penutup botol


V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan dapat


disimpulkan bahwa:
1. Proses penutupan kaleng menggunakan semitro can seamer harus dilakukan
secara benar dan hati-hati agar tutup kaleng tidak terbang saat proses
berlangsung.
2. Alat cup sealer bekerja dengan prinsip pemanasan dan pemotongan.
3. Alat penutup botol bekerja dengan prinsip penekanan dan perekatan.
4. Prinsip kerja vacuum sealer dan hand sealer adalah dengan pemanasan dan
perekatan.
5. Alat exhauster berfungsi untuk menghilangkan sebagian udara yang
terdapat dalam bahan pangan sebelum dilakukan proses penutupan kaleng.
DAFTAR PUSTAKA

Elisa dan Mimi. 2006. Pengembangan Teknologi Pascapanen. Fisika FMIPA


Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.
Murad., Sukarjo., dan Y.P. Rahardjo. 2010. Pengaruh Pengemasan Vakum dan
Non Vakum dan Sifat Organoleptik Bawang Goreng Selama Penyimpanan.
Agroteksos Vol. 20 No. 2-3 Hal. 125-130.
Rahmawati, F. 2013. Pengemasan dan Pelabelan. Universitas Negeri Yogyakarta
Press, Yogyakarta.
Syarif, R. 2010. Teknologi Pengemasan Pangan Lanjut. PAU Pangan dan Gizi
IPB, Bogor.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Diagram Alir

1. Tensile Strength (penguji kekuatan tarik)

Bahan

Dihubungkan ke stop kontak

Dikalibrasi alat

Diletakkan sampel yang akan diuji

Dioperasikan alat

Ditunggu hingga sampel putus

Dibaca skala jarum penunjuk

Dibaca berat beban

Hasil
2. MIkrometer

Bahan

Isola
t
Dikalibrasi

Dimasukkan sampel dalam pengukur

Dibaca skala

Hasil

3. Timbangan listrik

Bahan

Isola
t
Dihubungkan ke stop kontak

Dikalibrasi alat

Dimasukkan sampel

Dioperasikan alat

Ditimbang dan dibaca skala

Hasil
4. Vacuum Sealer

Bahan

Isola
t
Dihubungkan ke stop kontak

Dihidupkan alat

Diset panas yang diinginkan

Dioperasikan alat

Dimasukkan plastik yang akan di seal

Hasil

5. Alat penutup kaleng

Bahan

Isola
t
Dihubungkan ke stop kontak

Dihidupkan alat

Diletakkan penutup kaleng

Diset ukuran kaleng

Diletakkan kaleng pada papan penutup

A
A

Diletakkan handle bagian bawah

Ditempelkan kaleng pada penutup

Ditarik handle sampai penutup kaleng menyatu

Diulangi

Hasil

6. Alat penutup botol

Bahan

Isola
t
Diletakkan penutup botol dibagian atas alat

Dipasang botol yang sebelumnya telah diukur

Ditekan handle

dilepaskan

Dikeluarkan botol

Hasil

Anda mungkin juga menyukai