PLASENTA AKRETA
Disusun Oleh :
1811040109
2018
A. Pengertian
Plasenta akreta adalah tertahanya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir (Prawirohardjo,2007). Plasenta akreta adalah
implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium
(menembus desidua basalis). Plasenta akreta adalah plasenta yang melekat secara
abnormal pada uterus, dimana villi korionik berhubungan langsung dengan miometrium
tanpa desidua diantaranya. Desidua endometrium merupakan barier atau sawar untuk
mencegah invasi villi plasenta ke miometrium uterus. Pada plasenta akreta, tidak terdapat
desidua basalis atau perkembangan tidak sempurna dari lapisan fibrinoid.
B. Etiologi
C. Klasifikasi
Seberapa parah plasenta akreta adalah tergantung pada seberapa dalam vili korionik
telah ditembus (McCulloch, 2015). Kondisi ini dapat ditemukan sebagai(Strigth, 2004):
1. Plasenta akreta, yaitu vili korionik plasenta melekat pada lapisan permukaan
miometrium uterus.
2. Plasenta inkreta, yaitu vili korionik plasenta masuk jatuh ke dalam miometrium
uterus.
3. Plasenta perkreta, yaitu vili korionik plasenta menembus miometrium uterus dan
sering kali melekat ke struktur abdomen (misalnya, kandung kemih atau intestin).
Plasenta akreta dapat dibagi lagi mnjadi plasenta akreta total ( jika seluruh
permukaannya melekat dengan erat pada dinding rahim.), plasenta akreta parsialn (jika
hanya beberapa bagian dari permukaannya lebih erat berhubungan dengan dinding rahim
dari biasa), dan plasenta akreta fokal yang berdasarkan jumlah jaringan plasenta yang
terlibat dalam invasi ke miometrium.
D. Patofisiologi
Plasenta akreta diketahui terjadi karena tidak terdapat lapisan spongiosa dari desidua.
Benurschke dan Kaufmann menjelaskan bahwa kondisi ini adalah konsekuensi dari
kegagalan rekonstruksi endometrium atau desidua basalis setelah proses penyembuhan
luka insisi SC. Secara histologis biasanya tampak sebagai gambaran trofoblas yang
menginvasi miometrium tanpa keterlibatan desidua. Hal ini menjadi masalah saat proses
persalinan dimana plasenta tidak akan terlepas dan akan terjadi perdarahan masif.
E. Pathways
FAKTOR RESIKO:
Nyeri akut
Desidua terkelupas
Kekurangan Pembuluh darah PLASENTA AKRETA
dan sisa di Hematoma pada
volume cairan plasenta
miometrium desidua basalis
Perdarahan
Kehilangan volume Kehilangan vaskular yang vagina
cairan aktif berlebihan
Kurang pengetahuan Resiko infeksi
Ansietas
F. Komplikasi dan Prognosis
Tindakan yang dapat di lakukan pada pasien plasenta akreta yaitu dengan
melepaskan secara manual. Pada plasenta akreta yang parsialis dapat
dilepaskan secara manual tetapi plasenta akreta kompleks tidak boleh
dilepaskan secara manual karena usaha ini dapat menimbulkan perforasi
dinding rahim.
H. Penatalaksanaan keperawatan
I. FOKUS PENGKAJIAN
Kasus
Ny. Y berusia 37 tahun datang ke rumah sakit telah melahirkan anak keduanya
dengan jenis kelamin perempuan. Namun sampai sekarang, plasentanya masih
sulit dilepas walaupun telah dibantu oleh penolong persalinan. Berdasarkan hasil
dari pemeriksaan, didapatkan TD 130/90 mmHg, RR 20x/m, N 90x/m, S 37
derajat celcius. Selain itu, kontraksi uterus berkurang, klien juga kehilangan
banyak darah sekitar 420 cc, Hb turun (<7 g/dl), dan terjadi nyeri pada bagian
perut. Berdasarkan pengalaman klien sebelum melahirkan, ternyata klien jarang
berkonsultasi dan tidak melakukan USG dengan dokter kandungan sehingga tidak
pernah mengetahui kondisi janinnya sebelum lahir.
3.1 Pengkajian
a. Identitas
Nama : Ny.Y
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Menikah
Pendidikan : SLTA
Alamat :-
Diagnosa medis : Plasenta Akreta
b. Keluhan Utama
Klien sebelum datang ke rumah sakit merasakan kontraksi. Setelah anaknya
lahir plasenta tidak ikut keluar. Ibu belum pernah USG sehingga tidak
mengetahui kondisi janinnya. Klien mengeluh nyeri di perut dan mengalami
pendarahan parah dikarenakan sempat di paksa keluar saat anaknya lahir.
c. Riwayat Penyakit dahulu
Klien tidak pernah memiliki riwayat SC sejak melahirkan anak pertamanya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien tidak mempunyai riwayat penyakit yang berat.
e. Riwayat Kehamilan
Tgl Usia Jenis Temp Kompli Peno Bayi Nifas
Lahir Keha- Persa- at kasi long
milan linan Persa- Ib Ba n PB/B Kea Loc- Lak-
Linan u yi o B/JK da- hea tasi
an
15- 40 Spon- Puske - - Bi- 1. -/350 Baik Nor- Lan-
07-07 mgu tan smas dan 0/pr mal car
(atrm)
Nyeri
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Nyeri akut Tujuan : 1. Jelaskan penyebab nyeri 1. Memberikan informasi mengenai
berhubungan Setelah dilakuka tindakan pada klien penyebab nyeri yang diderita akan
2. Ajarkan teknik relaksasi
dengan keperawatan selama 3x24 membaut klien menjadi lebih kooperatif
distraksi pernapasan
kontraksi uterus jam diharapkan klien dengan tindakan yang akan diberikan
3. Berikan posisi yang nyaman
2. Teknik relaksasi distraksi pernapasan
dapat beradaptasi dengan
(miring ke kiri atau ke
dapat mendorong klien untuk rileks dan
nyeri yang dialami dengan
kanan)
mengajarkan kepada klien cara
kriteria hasil : 4. Berikan teknik relaksasi
mengatasi dan mengontrol nyeri
1. Klien dapat melakukan massage pada perut dan
3. Posisi miring mencegah penekanan
tindakan untuk punggung
pada vena cava
5. Libatkan suami dan keluarga
mengurangi nyeri 4. Meningkatkan relaksasi dan
dalam tindakan
2. Klien kooperatif meningkatkan koping dan kontrol klien
pengontrolan nyeri
dengan tindakan yang terhadap nyeri
6. Kolaborasi dalam pemberian
5. Melibatkan suami dan keluarga dapat
diberikan
analgetik
memberikan dukungan mental kepada
klien
6. Analgetik dapat mengurangi nyeri yang
dirasakan klien dengan memblok
impuls nyeri
2. Resiko tinggi Tujuan : 1. Kaji kondisi status 1. Pengeluaran cairan pervaginal sebagai
defisit volume Setelah diberikan tindakan hemodinamika akibat abortus
2.
Ukur pengeluaran harian 2. Jumlah cairan ditentukan dari jumlah
cairan keperawatan selama 3x24
3.
Catat intake dan output
kebutuhan harian ditambah dengan
berhubungan jam diharapkan intake dan 4.
Observasi nadi dan TD
5.
Pantau nilai hasil jumlah cairan yang hilang pervaginal
dengan output cairan klien
3. Mengetahui penurunan sirkulasi
laboratorium Hb atau
perdarahan yang kembali adekuat dengan
terhadap destruksi sel darah merah
hematokrit
terus-menerus kriteria hasil: 4. Mengetahui tanda syok hipovolemik
6. Evaluasi status
5. Menghindari perdarahan spontan
a. TTV dalam keadaan
hemodinamika
karena proliferasi sel darah merah
normal Berikan sejumlah IV line
6. Penialaian dapat dilakukan melalui
b. Perdarahan berkurang sesuai indikasi
pemeriksaan fisik
sampai dengan berhenti Mempertahankan keseimbangan cairan
Kulit tidak pucat dan elektrolit dan transfuse mungkin
diperlukan pada perdarahan massif
3. Resiko tinggi Tujuan : 1. Kaji kondisi keluaran; 1. Perubahan yang terjadi pada keluaran
Setelah dilakukan
infeksi jumlah, warna, dan bau perlu dikaji setiap saat. Adanya bau
tindakan keperawatan 2. Terangkan pada klien
berhubungan yang tidak enak disertai dengan warna
selama 3x24 jam pentingnya perawatan vulva
dengan sisa yang gelap merupakan tanda infeksi
diharapkan tidak terjadi selama masa perdarahan 2. Infeksi dapat terjadi akibat kurangnya
plasenta yang
tertinggal di infeksi selama perawatan 3. Lakukan perawatan vulva kebersihan genital di bagian luar
4. Observasi suhu tubuh 3. Inkubasi kuman pada area genital yang
uterus perdarahan dengan kriteria
5. Pantau nilai laboratorium
relative cepat dapat menyebabkan
hasil :
jumlah leukosit dan darah
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi
lengkap 4. Mengetahui infeksi lebih lanjut
infeksi
6. Berikan obat sesuai terapi 5. Penurunan sel darah putih akibat dari
b. Luka membaik
proses penyakit dapat menyebabkan
sistem kekebalan tubuh menurun
6. Pemberian antibiotika dapat mencegah
proses berkembang biaknya bakteri
4. Ansietas Tujuan : 1. Anjurkan klien untuk 1. Mengungkapkan perasaan tentang hal-
Setelah diberikan tindakan
berhubungan mengemukakan hal-hal yang hal yang dicemaskan dapat mengurangi
keperawatan selama 3x24
dengan kurang dicemaskan beban pikiran klien
jam klien diharapkan tidak 2. Beri penjelasan tentang 2. Mengurangi kecemasan klien mengenai
terpaparnya
cemas dan dapat mengerti kondisi janin kondisi janinnya
informasi klien
3. Beri penjelasan tentang 3. Mengurangi kecemasan klien mengenai
tentang keadaannya
tentang keadaan
kondisi klien kondisinya
dengan kriteria hasil :
patologi yang 4. Anjurkan keluarga untuk 4. Dukungan keluarga dapat memberikan
a. Klien melaporkan
dialami mendampingi dan member rasa aman kepada klien dan mengurangi
cemas berkurang
b. Klien tampak tenang dukungan kepada klien kecemasan klien
5. Anjurkan penggunaan 5. Memberikan perasaan rileks sehingga
dan tidak gelisah
teknik pernapasan dan dapat menurunkan kecemasan klien
latihan relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin. Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal Dan Maternal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007
Constance,Sinclair. 2003. A Midwife’s Handbook. Jakarta:EGC