Anda di halaman 1dari 27

A.

Definisi Logam Kadmium (Cd)


Logam Kadmium (Cd) merupakan logam yang bernomor atom 48 dan massa atom 112,41. Logam ini
termasuk dalam logam transisi pada periode V dalam tabel periodik. Logam Cd dikenal sebagai unsur
chalcophile, jadi cenderung ditemukan dalam deposit sulfide (Manahan,2001). Kemelimpahan Cd pada
kerak bumi adalah 0,13 μg/g. Pada lingkungan akuatik, Cd relatif bersifat mudah berpindah. Cd
memasuki lingkungan akuatik terutama dari deposisi atmosferik dan efluen pabrik yang menggunakan
logam ini dalam proses kerjanya. Di perairan umumnya Cd hadir dalam bentuk ion-ionnya yang
terhidrasi, garam-garam klorida, terkomplekskan dengan ligan anorganik atau membentuk kompleks
dengan ligan organik (Weiner,2008).
Cd di sedimen perairan yang tak terkontaminasi berkisar antara 0,1 sampai 1,0μg/g bobot kering. Pada
umumnya di air permukaan, baik Cd terlarut maupun partikulatnya secara rutin dapat terdeteksi.
Koefisien distribusi Cd partikulat/Cd terlarut pada perairan sungai di dunia berkisar dari 104 sampai 105.
Fluks input antropogenik secara global per tahun jauh melebihi emisi Cd dari sumber alamiahnya seperti
kegiatan gunung berapi, Windborne soil particles, garam-garam dari laut dan partikel biogenik sampai
dengan satu tingkatan magnitude (Csuros and Csuros,2002).
Secara global sumber utama Cd adalah dari deposisi atmosferik, proses smelting dan refining dari logam
non ferrous, proses industri terkait produksi 10
bahan kimia dan metalurgi, serta air buangan limbah domestik. Hanya 15% saja dari deposisi atmosferi
yang berasal dari sumber-sumber alamiah. Diperkirakan 1.000 ton Cd dilepaskan per tahun ke atmosfer
dari smelters dan pabrik-pabrik yang mengolah Cd. Pelepasan Cd ke dalam perairan alamiah sebagian
besar berasal dari industri galvanik, sumber lain polusi Cd adalah industri batrei, pupuk dan fungisida
yang mengandung Cd dan Zn juga merupakan sumber potensial polusi kedua logam ini (Allen et al.,
1998).
Kadmium (Cd) merupakan logam yang bersifat kronis dan pada manusia biasanya terakumulasi dalam
ginjal. Keracunan Cd dalam waktu yang lama membahayakan kesehatan paru-paru, tulang, hati, kelenjar
reproduksi dan ginjal. Logam ini juga bersifat neurotoksin yang menimbulkan dampak rusaknya indera
penciuman (Anwar,1996).

http://e-journal.uajy.ac.id/7681/3/BL201135.pdf
Kadmium

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lompat ke: navigasi, cari

Kadmium, 48Cd

Sifat umum

Nama, simbol kadmium, Cd

Pengucapan /ˈkædmiəm/ KAD-mee-əm

Penampilan abu-abu perak metalik

Kadmium di tabel periodik

Zn

Cd

Hg

perak ← kadmium → indium

Nomor atom (Z) 48

Golongan, blok golongan 12, blok-d


Periode periode 5

logam transisi, kadang dianggap


Kategori unsur
sebagai logam miskin

Bobot atom standar (Ar) 112,411

Konfigurasi elektron [Kr] 5s2 4d10

per kulit 2, 8, 18, 18, 2

Sifat fisika

Fase padat

Titik lebur 594,22 K (321,07 °C, 609,93 °F)

Titik didih 1040 K (767 °C, 1413 °F)

Kepadatan mendekati s.k. 8,65 g/cm3

saat cair, pada t.l. 7,996 g/cm3

Kalor peleburan 6.21 kJ/mol

Kalor penguapan 99,87 kJ/mol

Kapasitas kalor molar 26,020 J/(mol·K)

Tekanan uap

P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k

at T (K) 530 583 654 745 867 1040

Sifat atom

Bilangan oksidasi 2, 1 (sedikit oksida basa)

Elektronegativitas Skala Pauling: 1,69


Jari-jari atom empiris: 151 pm

Jari-jari kovalen 144±9 pm

Jari-jari van der Waals 158 pm

Lain-lain

heksagon

Struktur kristal

Kecepatan suara batang ringan 2310 m/s (suhu 20 °C)

Ekspansi kalor 30,8 µm/(m·K) (suhu 25 °C)

Konduktivitas termal 96,6 W/(m·K)

Resistivitas listrik (22 °C) 72,7 n Ω·m

Arah magnet diamagnetik[1]

Modulus Young 50 GPa

Modulus Shear 19 GPa

Modulus Bulk 42 GPa

Rasio Poisson 0,30

Skala Mohs 2,0

Skala Brinell 203 MPa

Nomor CAS 7440-43-9

Isotop kadmium terstabil


Isotop Kelimpahan Waktu paruh (t1/2) Moda peluruhan Produk
106
Cd 1.25% >9,5×1017 y εε2ν 106
Pd
107 107
Cd syn 6,5 h ε Ag
108
Cd 0.89% >6,7×1017 y εε2ν 108
Pd
109 109
Cd syn 462,6 d ε Ag
110 110
Cd 12.49% Cd stabil dengan 62 neutron
111 111
Cd 12.8% Cd stabil dengan 63 neutron
112 112
Cd 24.13% Cd stabil dengan 64 neutron
113
Cd 12,22% 7,7×1015 y β− 113
In

β− 113
In
113m
Cd syn 14,1 y
113
IT Cd
114
Cd 28,73% >9,3×1017 y ββ2ν 114
Sn
115
Cd syn 53,46 h β− 115
In
116
Cd 7.49% 2,9×1019 y ββ2ν 116
Sn

 lihat
 bicara
 sunting

| referensi | di Wikidata

Kadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cd dan nomor atom 48.
Logam lunak dan putih kebiruan ini secara kimiawi serupa dengan dua logam stabil lainnya pada
golongan 12, seng dan raksa. Seperti halnya seng, Cd lebih menyukai tingkat oksidasi +2 dalam sebagian
besar senyawa dan, seperti raksa, ia menunjukkan titik lebur yang rendah dibandingkan dengan logam
transisi pada umumnya. Kadmium dan kongenernya tidak selalu dianggap sebagai logam transisi, karena
logam tersebut tidak memiliki kulit elektron d atau f yang terisi sebagian atau seluruhnya, baik dalam
bentuk unsur maupun dalam tingkat oksidasi umumnya. Konsentrasi kadmium rata-rata dalam kerak
bumi adalah antara 0,1 dan 0,5 bagian per juta (ppm). Cd ditemukan pada tahun 1817 secara simultan
oleh Stromeyer dan Karl Samuel Leberecht Hermann, keduanya di Jerman, sebagai ketakmurnian dalam
seng karbonat.

Kadmium terdapat sebagai komponen minor di sebagian besar bijih seng dan oleh karena itu merupakan
hasil sampingan dari produksi seng. Kadmium telah digunakan sejak lama sebagai lapisan tahan korosi
pada baja, sementara senyawa kadmium digunakan sebagai pigmen merah, oranye dan kuning, untuk
mewarnai kaca dan untuk menstabilkan plastik. Penggunaan kadmium umumnya menurun karena
toksisitasnya. (Hal ini secara khusus tercantum dalam Pembatasan Bahan Berbahaya Eropa[2]) dan
penggantian baterai nikel-kadmium dengan baterai nikel-metal hidrida dan ion lithium. Salah satu dari
sedikit manfaat barunya adalah panel surya kadmium telurida. Meskipun kadmium tidak diketahui
memiliki fungsi biologis pada organisme yang lebih tinggi, karbonat anhidrase yang tergantung pada
kadmium telah ditemukan di diatom laut.

Daftar isi

 1 Karakteristik
o 1.1 Sifat fisika
o 1.2 Sifat kimia
o 1.3 Isotop
 2 Sejarah
 3 Keberadaan
 4 Produksi
 5 Aplikasi
o 5.1 Baterai
o 5.2 Penyepuhan elektrik (electroplating)
o 5.3 Fisi nuklir
o 5.4 Senyawa
o 5.5 Aplikasi laboratorium
o 5.6 Sensor selektif kadmium
 6 Peran biologis
 7 Lingkungan
 8 Keselamatan
o 8.1 Regulasi
o 8.2 Penarikan produk
 9 Lihat juga
 10 Referensi
 11 Bacaan lebih lanjut
 12 Pranala luar

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Sifat fisika[sunting | sunting sumber]

Kadmium adalah sebuah logam bivalen yang lunak, dapat ditempa, elastis, dan berwarna putih kebiruan.
Ia serupa dalam banyak hal seperti seng kecuali dalam hal pembentukan senyawa kompleks.[3] Tidak
seperti kebanyakan logam lainnya, kadmium tahan terhadap korosi, oleh karena itu digunakan sebagai
lapisan pelindung ketik diendapkan pada logam lain. Dalam bentuk logam curah, kadmium bersifat tak
larut dalam air dan tidak mudah terbakar; namun, dalam bentuk serbuknya, ia dapat terbakar dan
melepaskan asap beracun.[4]

Sifat kimia[sunting | sunting sumber]

Lihat juga: Kategori:Senyawa kadmium.


Meskipun kadmium biasanya memiliki tingkat oksidasi +2, ia juga hadir dengan tingkat oksidasi +1.
Kadmium dan kongenernya tidak selalu dianggap logam transisi, karena ia tidak memiliki kulit elektron d
atau f yang terisi sebagian atau seluruhnya, baik dalam bentuk unsur maupun dalam tingkat oksidasi
umumnya.[5] Kadmium terbakar di udara membentuk kadmium oksida (CdO) yang amorf dan berwarna
coklat; kristal yang terbentuk dari senyawa ini berwarna merah tua yang berubah warna saat
dipanaskan, sama seperti seng oksida. Asam klorida, asam sulfat dan asam nitrat melarutkan kadmium
dengan membentuk kadmium klorida (CdCl2), kadmium sulfat (CdSO4), atau kadmium nitrat (Cd(NO3)2).
Tingkat oksidasi +1 dapat diperoleh dengan melarutkan kadmium dalam campuran kadmium klorida dan
aluminium klorida, membentuk kation Cd2+2, mirip seperti kation Hg2+2 dalam raksa(I) klorida.[3]

Cd + CdCl2 + 2 AlCl3 → Cd2(AlCl4)2

Kebanyakan Struktur kompleks kadmium dengan nukleobase, asam amino dan vitamin telah
ditentukan.[6]

Isotop[sunting | sunting sumber]

Penampang total cadmium-113 dengan jelas menunjukkan kadmium cut-off

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Isotop kadmium

Kadmium yang terjadi secara alami terdiri dari 8 isotop. Dua di antaranya bersifat radioaktif, dan tiga di
antaranya diperkirakan mengalami peluruhan namun kebenarannya belum dikonfirmasi secara
eksperimental. Dua isotop radioaktif alami adalah 113Cd (peluruhan beta, dengan waktu paruh 7,7 × 1015
tahun) dan 116Cd (dua neutrino peluruhan beta ganda, dengan waktu paruh 2,9 × 1019 tahun). Tiga
lainnya adalah 106Cd, 108Cd (keduanya penangkapan elektron ganda), dan 114Cd (peluruhan beta ganda);
hanya batas bawah waktu paruh mereka telah ditetapkan. Setidaknya ada tiga isotop stabil – 110Cd,
111
Cd, dan 112Cd . Di antara isotop yang tidak terjadi secara alami, yang paling berumur panjang adalah
109
Cd dengan waktu paruh 462,6 hari, dan 115Cd dengan waktu paruh 53,46 jam. Semua isotop radioaktif
yang tersisa memiliki waktu paruh kurang dari 2,5 jam, dan sebagian besar memiliki waktu paruh kurang
dari 5 menit. Kadmium memiliki 8 isomer nuklir yang diketahui, yang paling stabil adalah 113mCd (t1/2 =
14,1 tahun), 115mCd (t1/2 = 44,6 hari), dan 117mCd (t1/2 = 3,36 jam).[7]

Isotop kadmium yang dikenal berada dalam rentang massa atom antara 94,950 u (95Cd) dan 131,946 u
(132Cd). Untuk isotop yang lebih ringan dari 112 u, mode peluruhan utama adalah tangkapan elektron
dan produk peluruhan dominan adalah unsur 47 (perak). Isotop yang lebih berat sebagian besar
meluruh melalui emisi beta yang menghasilkan unsur 49 (indium).[7]
Satu isotop kadmium, 113Cd, Menyerap neutron dengan probabilitas sangat tinggi jika mereka memiliki
energi di bawah kadmium cut-off dan mentransmisikannya sebaliknya. Kadmium cut-off sekitar 0,5 eV.
Neutron dengan energi di bawah cut-off dianggap neutron lambat, membedakannya dari neutron
menengah dan cepat.[8]

Kadmium dibuat melalui proses s yang panjang di bintang bermassa rendah-sedang dengan massa 0,6
sampai 10 kali massa matahari, yang berlangsung selama ribuan tahun. Ini membutuhkan atom perak
untuk menangkap neutron dan kemudian mengalami peluruhan beta.[9]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Friedrich Stromeyer

Kadmium (Latin cadmia, Yunani καδμεία berarti "kalamin", suatu mineral yang mengandung kadmium,
yang dinamai menurut karakter mitologi Yunani Κάδμος, Cadmus, pendiri Thebes), ditemukan secara
simultan pada tahun 1817 oleh Friedrich Stromeyer[10] dan Karl Samuel Leberecht Hermann, keduanya di
Jerman, sebagai ketakmurnian dalam seng karbonat.[2] Stromeyer menemukan unsur baru sebagai
pengotor pada seng karbonat (kalamin), dan, selama 100 tahun, Jerman menjadi satu-satunya produsen
logam penting ini. Logam itu dinamai menurut kata Latin untuk kalamin, karena ditemukan di senyawa
seng ini. Stromeyer mencatat bahwa beberapa sampel kalamin yang tidak murni berubah warna saat
dipanaskan, tetapi tidak untuk kalamin murni. Dia gigih dalam mempelajari hasil ini dan akhirnya
mengisolasi logam kadmium dengan cara pembakaran dan reduksi sulfidanya. Kemungkinan untuk
menggunakan kadmium kuning seperti pigmen mulai dikenali pada tahun 1840an namun kekurangan
kadmium membatasi aplikasi ini.[11][12][13]

Meskipun kadmium dan senyawanya mungkin beracun dalam bentuk dan konsentrasi tertentu, British
Pharmaceutical Codex, sejak tahun 1907, menyatakan bahwa kadmium iodida digunakan sebagai suatu
pengobatan untuk mengobati "pembesaran sendi, kelainan kelenjar, dan jari dingin".[14]

Pada tahun 1907, International Astronomical Union mendefinisikan satuan internasional ångström
sebagai garis spektra kadmium merah (1 panjang gelombang = 6438,46963 Å).[15][16] Ini diadopsi oleh
General Conference on Weights and Measures ke-7 pada tahun 1927. Pada tahun 1960, definisi dari
meter dan ångström diubah menggunakan krypton.[17]
Setelah produksi skala industri kadmium dimulai pada tahun 1930an dan 1940an, aplikasi utama
kadmium adalah sebagai pelapis besi dan baja untuk mencegah korosi. Di Amerika Serikat, penggunaan
kadmium untuk pelapisan mencapai 62% pada tahun 1944, dan 59% pada tahun 1956.[2][18] Pada tahun
1956, 24% kadmium yang digunakan di Amerika Serikat digunakan untuk aplikasi kedua, yaitu untuk
pigmen merah, jingga dan kuning berdasarkan sulfida dan selenida kadmium.[18] Efek menstabilkan zat
kimia yang mengandung kadmium seperti kadmium karboksilat dan kadmium stearat pada PVC
menyebabkan peningkatan penggunaan senyawa tersebut pada tahun 1970an dan 1980an. Penggunaan
kadmium dalam aplikasi seperti pigmen, pelapis, stabilisator dan paduan menurun karena peraturan
lingkungan dan kesehatan pada tahun 1980an dan 1990an. Pada tahun 2006, hanya 7% dari total
konsumsi kadmium yang digunakan untuk pelapisan dan hanya 10% yang digunakan untuk pigmen.[2]
Penurunan konsumsi pada aplikasi lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan kadmium pada
baterai nikel-kadmium, yang menyumbang 81% konsumsi kadmium di Amerika Serikat pada tahun
2006.[19]

Keberadaan[sunting | sunting sumber]

Logam kadmium

Lihat pula: Kategori:Mineral kadmium

Kadmium menyusun sekitar 0,1 ppm kerak bumi. Dibandingkan dengan seng yang melimpah (65 ppm),
kadmium termasuk jarang.[20] Tidak ada deposit bijih kadmium penting yang diketahui. Greenockite
(CdS), satu-satunya mineral kadmium yang penting, hampir selalu dikaitkan dengan sphalerite (ZnS).
Hubungan ini disebabkan oleh kesamaan geokimia antara seng dan kadmium yang membuat pemisahan
geologi tidak mungkin terjadi. Sebagai konsekuensinya, kadmium diproduksi terutama sebagai produk
sampingan dari proses pertambangan, peleburan, dan pemurnian bijih sulfida seng, dan pada tingkat
yang lebih rendah, timbal dan tembaga. Sejumlah kecil kadmium, sekitar 10% konsumsi, dihasilkan dari
sumber sekunder, terutama dari debu yang dihasilkan dari daur ulang besi dan skrap baja. Produksi di
Amerika Serikat dimulai pada tahun 1907,[13] tetapi kadmium baru digunakan secara luas pasca Perang
Dunia I.[21][22] Satu tempat di mana kadmium logam dapat ditemukan adalah sungai Vilyuy di Siberia.[23]

Batu yang ditambang untuk menghasilkan pupuk fosfat mengandung jumlah kadmium yang bervariasi,
dengan konsentrasi kadmium hingga 300 mg/kg dalam pupuk fosfat yang diproduksi, kandungan
kadmium dalam tanah pertanian juga tinggi.[24][25] Batubara dapat mengandung kadmium dalam jumlah
besar, yang sebagian besar berakhir pada debu buangan.[26]

Produksi[sunting | sunting sumber]

British Geological Survey melaporkan bahwa pada tahun 2001, China adalah produsen kadmium papan
atas, memproduksi hampir seperenam dari pangsa dunia, diikuti oleh Korea Selatan dan Jepang.[27]

Kadmium adalah ketakmurnian umum dalam bijih seng, dan merupakan yang paling sering diisolasi
selama produksi seng. Beberapa bijih seng yang dipekatkan dari bijih seng sulfida mengandung 1,4%
kadmium.[28] Pada 1970-an, produksi kadmium adalah 65 pound (29 kg) per ton seng.[28] Bijih seng
sulfida dipanggang dengan adanya oksigen, mengubah seng sulfida menjadi oksida. Logam seng
diproduksi dengan cara melebur oksidanya dengan karbon atau dengan cara elektrolisis dalam asam
sulfat. Kadmium diisolasi dari logam seng dengan distilasi vakum jika seng dilelehkan, atau kadmium
sulfat diendapkan dari larutan elektrolisis.[22][29]

Trend produksi dunia

Produksi kadmium pada tahun 2005

Aplikasi[sunting | sunting sumber]

Kadmium memiliki banyak kegunaan di bidang industri seperti, komponen kunci dalam produksi baterai,
sebagai pigmen kadmium,[30] proses pelapisan,[31] dan biasa digunakan pada penyepuhan elektrik.[32]

Baterai[sunting | sunting sumber]


Baterai Ni-Cd

Pada tahun 2009, 86% kadmium digunakan di baterai, terutama dalam baterai isi ulang nikel-kadmium.
Sel nikel-kadmium memiliki potensi sel 1,2 V. Sel terdiri dari elektroda positif nikel hidroksida dan
sebuah pelat kadmium sebagai elektroda negatif yang dipisahkan oleh elektrolit alkali (kalium
hidroksida).[33] Uni Eropa menetapkan batas penggunaan kadmium yang diizinkan dalam elektronika
pada tahun 2004 maksimal 0,01%,[34] dengan beberapa pengecualian, namun mengurangi kandungan
kadmium yang diizinkan dalam baterai menjadi 0,002%.[35]

Penyepuhan elektrik (electroplating)[sunting | sunting sumber]

Gambar dan spektrum yanf mewakili fotoluminesensi dari quantun dot koloid CdSe

Penyepuhan elektrik kadmium, yang menghabiskan 6% dari produksi global, dapat ditemukan di industri
pesawat terbang karena kemampuannya untuk menahan korosi ketika diterapkan pada komponen
baja.[32] Lapisan ini dipasifkan menggunakan garam kromat.[31] Keterbatasan pelapisan kadmium adalah
perapuhan hidrogen pada baja berregangan tinggi yang disebabkan oleh proses penyepuhan elektrik.
Oleh karena itu, bagian baja yang diolah-panas dengan kekuatan tarik di atas 1300 MPa (200 ksi) harus
dilapisi dengan metode alternatif (seperti proses penyepuhan elektrik khusus dengan kadmium
perapuhan rendah, atau deposisi uap fisika). Selain itu, perapuhan titanium yang disebabkan oleh residu
alat berlapis cadmium mengakibatkan alat ini disingkirkan dari program A-12 / SR-71 dan U-2,
(bersamaan dengan program pengujian alat secara rutin untuk mendeteksi kontaminasi cadmium), dan
program pesawat terbang berikutnya yang menggunakan titanium.[36]

Fisi nuklir[sunting | sunting sumber]

Kadmium digunakan sebagai penghalang untuk mengendalikan neutron pada fisi nuklir.[32] Reaktor air
bertekanan yang dirancang oleh Westinghouse Electric Company menggunakan paduan yang terdiri dari
perak 80%, indium 15%, dan kadmium 5%.[32]

Senyawa[sunting | sunting sumber]


Kereta yang dicat dengan kadmium jingga

Kadmium oksida digunakan dalam fosfor televisi hitam-putih, dan dalam fosfor biru dan hijau untuk
tabung televisi berwarna.[37] Cadmium sulfida (CdS) digunakan sebagai lapisan permukaan fotokonduktif
untuk tabung fotokopi.[38]

Kadmium sulfida

Dalam pigmen cat, kadmium membentuk beragam garam, dengan CdS adalah yang paling umum.
Sulfida ini digunakan sebagai pigmen kuning. Kadmium selenida dapat digunakan sebagai pigmen
merah, biasa disebut kadmium merah. Bagi pelukis yang bekerja dengan pigmen, kadmium kuning,
jingga, dan merah adalah warna yang paling cemerlang dan tahan lama. Sebenarnya, selama proses
produksi, warna-warna ini dilunakkan secara signifikan sebelum dicampur dengan minyak dan pengikat,
atau dicampur ke dalam cat air, gouache, cat akrilik, dan formulasi cat dan pigmen lainnya. Karena
pigmen ini berpotensi racun, maka dianjurkan untuk menggunakan krim penghalang di tangan untuk
mencegah penyerapan melalui kulit saat bekerja menggunakannya[30] meski jumlah kadmium yang
diserap tubuh melalui kulit biasanya kurang dari 1%.[4]

Dalam PVC, Kadmium digunakan sebagai penstabil panas, cahaya, dan pelapukan.[32][39] Saat ini,
stabilisator kadmium telah sepenuhnya diganti dengan stabilisator barium-seng, kalsium-seng dan
organo-timah. Kadmium digunakan dalam berbagai jenis solder dan paduan bantalan, karena koefisien
gesek yang rendah dan ketahanannya terhadap kelelahan.[32] Ini juga ditemukan pada beberapa alloy
bertitik lebur rendah, seperti logam Wood.[40]

Aplikasi laboratorium[sunting | sunting sumber]


Lampu violet dari uap logam kadmium helium laser. Warna yang sangat monokromatik muncul dari
transisi spektrum kadmium pada panjang gelombang 4411,563 nm.

Laser helium-kadmium adalah sumber umum sinar laser ultraviolet biru. Mereka beroperasi pada
panjang gelombang 325 atau 422 nm dan digunakan dalam mikroskop fluoresensi serta berbagai
percobaan laboratorium.[41][42] Quantum dot kadmium selenida memancarkan luminesensi terang di
bawah eksitasi UV (laser He-Cd, misalnya). Warna luminesensi ini bisa berwarna hijau, kuning atau
merah tergantung ukuran partikelnya. Larutan koloid dari partikel tersebut digunakan untuk pencitraan
jaringan biologis dan larutan dengan menggunakan mikroskop fluoresensi.[43]

Kadmium adalah komponen dari beberapa senyawa semikonduktor, seperti kadmium sulfida, kadmium
selenida, dan kadmium telurida, yang dapat digunakan sebagai detektor cahaya atau sel surya. HgCdTe
sensitif terhadap sinar inframerah, dan oleh karena itu dapat digunakan sebagai detektor inframerah
atau saklar misalnya pada perangkat pengendali jarak jauh.

Dalam biologi molekular, kadmium digunakan untuk memblokir saluran kalsium yang bergantung pada
tegangan ion kalsium yang berfluktuasi, seperti pada penelitian hipoksia untuk merangsang degradasi
Hif-1α yang bergantung pada proteasom.[44]

Sensor selektif kadmium[sunting | sunting sumber]

Sensor selektif kadmium berdasarkan fluorofora BODIPY telah dikembangkan untuk pencitraan dan
penginderaan kadmium dalam sel.[45]

Peran biologis[sunting | sunting sumber]

Kadmium tidak diketahui memiliki peran berguna pada organisme yang lebih tinggi,[46] namun karbonat
anhidrase yang tergantung pada kadmium telah ditemukan pada beberapa diatom laut.[47] Diatom yang
hidup dalam lingkungan dengan konsentrasi seng dan kadmium yang sangat rendah, melakukan fungsi
yang biasanya dilakukan oleh seng dalam anhidrase lainnya. Penemuan ini dilakukan dengan
menggunakan spektroskopi fluoresensi sinar-X (XAFS).[47][48]

Konsentrasi tertinggi kadmium telah ditemukan diserap dalam ginjal manusia, dan sampai sekitar 30 mg
kadmium umumnya dihirup oleh seluruh anak dan remaja.[49] Kadmium dapat digunakan untuk
memblokir saluran kalsium dalam neuron ayam.[50] Telah ditinjau metode analisis untuk penentuan
kadmium dalam sampel biologis.[51]
Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Biogeokimia kadmium dan pelepasannya ke lingkungan telah menjadi bahan kajian, seperti spesiasi
kadmium di lingkungan.[52][53]

Keselamatan[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Keracunan kadmium

Telah ditinjau aspek toksisitas bioanorganik kadmium.[54]

Bentuk paparan kerja paling berbahaya terhadap kadmium adalah menghirup debu halus dan asap, atau
menelan senyawa kadmium yang sangat mudah larut.[2] Menghirup asap yang mengandung kadmium
dapat mengakibatkan demam asam logam pada awalnya, namun mungkin berlanjut ke penyakit
pneumonitis kimia, edema paru-paru, dan kematian.[55]

Kadmium juga menyebabkan bahaya lingkungan. Eksposur manusia terhadap kadmium lingkungan
terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, pupuk fosfat, sumber daya alam, produksi
besi dan baja, produksi semen dan kegiatan terkait, produksi logam non besi, dan insinerasi limbah
padat kota.[2] Roti, tanaman akar, dan sayuran juga berkontribusi pada kadmium pada populasi
modern.[56] Ada beberapa kasus keracunan umum akibat paparan kadmium jangka panjang akibat
makanan dan air yang terkontaminasi, dan penelitian terus berlanjut mengenai mimikri estrogen yang
dapat menyebabkan kanker payudara.[56] Dalam beberapa dasawarsa sebelum Perang Dunia II, operasi
penambangan mengkontaminasi sungai Jinzū di Jepang dengan terdeteksinya kadmium dan jejak logam
beracun lainnya. Sebagai konsekuensinya, kadmium terakumulasi pada tanaman padi yang tumbuh di
sepanjang bantaran sungai bagian hilir tambang. Beberapa anggota komunitas pertanian lokal yang
mengkonsumsi beras yang terkontaminasi menderita penyakit itai-itai dan kelainan ginjal, termasuk
proteinuria dan glukosuria.[57]

Daerah Sungai Jinzū, yang terkontaminasi kadmium

Korban keracunan ini hampir secara eksklusif wanita pasca menopause dengan cadangan besi dan
mineral tubuh rendah. Paparan kadmium umum yang serupa di belahan dunia lain tidak mengakibatkan
masalah kesehatan yang sama karena masyarakatnya mempertahankan kadar besi dan mineral yang
cukup. Jadi, walaupun kadmium merupakan faktor utama pencetus penyakit itai-itai di Jepang, sebagian
besar peneliti telah menyimpulkan bahwa itu adalah salah satu dari beberapa faktor.[2] Kadmium adalah
satu dari enam zat yang dilarang oleh perintah Uni Eropa Restriction on Hazardous Substances (RoHS),
yang melarang zat berbahaya tertentu dalam peralatan listrik dan elektronik namun memungkinkan
pengecualian tertentu sesuai ruang lingkup undang-undang.[58] Badan Internasional untuk Penelitian
Kanker (The International Agency for Research on Cancer) telah mengklasifikasikan kadmium dan
senyawa kadmium sebagai karsinogenik bagi manusia.[59] Meskipun paparan kerja kadmium terkait
dengan kanker paru-paru dan prostat, namun masih ada kontroversi mengenai karsinogenisitas
kadmium dalam lingkungan paparan rendah. Data terakhir dari studi epidemiologi menunjukkan bahwa
asupan kadmium melalui makanan berhubungan dengan risiko kanker endometrium, payudara dan
prostat yang lebih tinggi serta osteoporosis pada manusia.[60][61][62][63] Sebuah studi baru-baru ini telah
menunjukkan bahwa kadar kadmium dalam jaringan endometrium lebih tinggi pada wanita perokok dan
bekas perokok.[64]

Meskipun beberapa studi epidemiologi menunjukkan korelasi yang signifikan antara paparan kadmium
dan kejadian kondisi penyakit pada manusia, peran kadmium sebagai faktor di balik efek ini tetap harus
ditunjukkan. Untuk membuktikan peran kausatif, perlu ditentukan mekanisme molekuler bagaimana
kadmium dalam paparan rendah dapat menyebabkan efek kesehatan yang merugikan. Satu hipotesis
adalah bahwa kadmium bekerja sebagai pengganggu endokrin karena beberapa penelitian
eksperimental menunjukkan bahwa ia dapat berinteraksi dengan jalur sinyal hormonal yang berbeda.
Misalnya, kadmium dapat mengikat reseptor estrogen alfa,[65][66] dan mempengaruhi transduksi sinyal di
sepanjang jalur sinyal estrogen dan MAPK pada dosis rendah.[67][68][69]

Merokok tembakau adalah sumber paparan kadmium paling penting di masyarakat umum. Telah
diperkirakan sekitar 10% dari kadmium dalam rokok terhirup melalui aktivitas merokok. Penyerapan
kadmium melalui paru-paru jauh lebih efektif daripada melalui usus, dan sebanyak 50% kadmium yang
dihirup melalui asap rokok dapat diserap.[70]

Rata-rata, perokok memiliki konsentrasi kadmium darah 4-5 kali lebih tinggi dan konsentrasi kadmium
ginjal 2-3 kali lebih tinggi daripada non-perokok. Meskipun kandungan kadmium dalam asap rokok
tinggi, tampaknya ada sedikit paparan kadmium dari merokok pasif. Tidak ada pengaruh yang signifikan
terhadap konsentrasi kadmium darah yang terdeteksi pada anak-anak yang terpapar asap tembakau.[71]

Bagi masyarakat non-perokok, makanan merupakan sumber paparan kadmium terbesar. Kandungan
kadmium yang tinggi dapat ditemukan misalnya pada krustasea, moluska, jeroan, dan produk alga.
Namun, karena konsumsi yang lebih tinggi, kontributor paling signifikan terhadap paparan kadmium
makanan adalah biji-bijian, sayuran, akar berkanji dan umbi.[72]

Paparan kadmium adalah faktor risiko yang terkait dengan aterosklerosis dini dan hipertensi, yang
keduanya dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.[73]

Regulasi[sunting | sunting sumber]

Karena efek buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia, pasokan dan penggunaan kadmium dibatasi
di Eropa di bawah Peraturan REACH.[74]

The EFSA Panel on Contaminants in the Food Chain telah menetapkan 2,5 μg/kg berat badan sebagai
asupan mingguan yang dapat ditoleransi untuk manusia.[72] Sebagai perbandingan, Komite Pakar
Gabungan FAO/WHO untuk Aditif Makanan (Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives) telah
menetapkan 7 μg/kg bb sebagai tingkat asupan mingguan yang dapat ditoleransi.[75]
Badan Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Occupational Safety and Health Administration,
OSHA) telah menetapkan batas paparan yang diizinkan (Permissible Exposure Limit, PEL) untuk kadmium
dengan rata-rata waktu tertimbang (time-weighted average, TWA) sebesar 0,005 ppm. Institut Nasional
untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (National Institute for Occupational Safety and Health, NIOSH)
belum menetapkan batas paparan yang direkomendasikan] (Recommended Exposure Limit, REL) dan
telah menetapkannya sebagai diketahui karsinogen bagi manusia. Tingkat IDLH (berbahaya bagi
kehidupan dan kesehatan) untuk kadmium adalah 9 mg/m3.[76]

Dosis mematikan[77] Organisme Jalur Waktu

LD50: 225 mg/kg mencit oral n/a

LD50: 890 mg/kg tikus oral n/a

LC50: 25 mg/m3 mencit n/a 30 menit

Penarikan produk[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Mei 2006, penjualan kursi dari stadion tua Arsenal F.C., Highbury di London, Inggris
dibatalkan setelah ditemukan sejumlah kursi mengandung kadmium.[78] Laporan tingginya penggunaan
kadmium pada perhiasan anak-anak pada tahun 2010 memicu penyelidikan Komisi Keamanan Produk
Konsumen (Consumer Product Safety Commission) AS.[79] CPSC AS mengeluarkan pemberitahuan
penarikan khusus untuk perhiasan yang mengandung kadmium yang dijual oleh toko Claire's[80] dan Wal-
Mart[81]. Pada bulan Juni 2010, McDonald secara sukarela menarik lebih dari 12 juta promosi koleksi
gelas minum "Shrek Forever After 3D" karena kekhawatiran tingkat kadmium dalam pigmen cat yang
digunakan pada gelas.[82] Gelas tersebut diproduksi oleh Arc International, yang berlokasi di Millville, NJ,
USA.[83
Pengertian Kadmium dan Kegunaannya

Kadmium (Cd), unsur kimia, logam dari Grup 12 (IIb, atau kelompok seng) dari tabel periodik.

Properti, Kejadian, dan Kegunaan Kadmium

Perak-putih dan berdaya kilau tinggi. kadmium hampir selembut timah dan, seperti timah,
mengeluarkan suara berderak ketika membengkok; dapat digulirkan menjadi lembaran. Kadmium
mencair dan mendidih pada suhu relatif rendah; uapnya berwarna kuning dan monoatomik. Logam
Kadmium permanen di udara kering, dilapisi dengan oksida di udara lembab, terrbakar pada pemanasan
kemerahan, dan mudah larut dalam asam mineral. Menghirup uap atau debu kadmium menyebabkan
Keracunan. Friedrich Stromeyer, seorang ahli kimia Jerman, menemukan unsur Kadmium (1817) dalam
sampel seng karbonat, dan, pada tahun yang sama, KSL Hermann dan J.C.H. Roloff menemukan
kadmium dalam spesimen seng oksida. Kedua senyawa seng yang sedang diperiksa karena kemurnian
mereka sebagai obat-obatan.

Sebuah elemen langka (sekitar 0,2 gram per ton di kerak bumi), kadmium terjadi dalam beberapa
mineral dan dalam jumlah kecil dalam bijih lain, terutama bijih seng, diproduksi sebagai produk
sampingan. Bijih seng, seng blende, atau sfalerit, terutama terdiri dari seng sulfida, yang mengandung
0,1-0,3 persen kadmium. Semua metode produksi seng dimulai dengan konversi sulfida menjadi oksida
seng dengan pemanggangan: kadmium terkonsentrasi di asap, yang ditritmen di berbagai langkah
sampai diperoleh produk yang mengandung lebih dari 99,9 persen kadmium. Beberapa bijih timah juga
mengandung sejumlah kecil kadmium, dan, jika hadir dalam jumlah yang cukup, Kadmium ditemukan
oleh siklus operasi serupa dengan yang digunakan oleh seng smelter. Produsen seng yang menggunakan
proses elektrolisis menghasilkan kadmium dengan cara yang agak berbeda, tapi sekali lagi prinsipnya
adalah sama, dimulai dengan memanggang seng sulfida, diikuti dengan tritmen debu hasil pembuangan.
Kebanyakan kadmium ditemukan di salah satu dari tiga proses ini. China, Korea Selatan, Kanada, Jepang,
dan Kazakhastan memimpin dunia dalam penyempurnaan kadmium pada awal abad ke-21.
Iklan oleh Google
Kebanyakan kadmium yang dihasilkan digunakan untuk melapisi baja, besi, tembaga, kuningan, dan
paduan lain untuk melindungi mereka dari korosi. Kadmium plating terutama tahan terhadap serangan
alkali. Kadmium secara fisik mirip dengan seng tetapi lebih padat dan lembut. Kadmium yang berlapis
memiliki ukuran butir lebih kecil dari pelapis elektro-seng, dan deposito cenderung lebih seragam dan
halus. Akibatnya, perlindungan yang baik yang diberikan oleh lapisan tipis kadmium, dan dengan
demikian, meskipun harga tinggi, sering digunakan untuk melindungi bagian-bagian presisi. Ketahanan
terhadap atmosfer laut juga lebih tinggi dari seng.

Aplikasi penting kadmium adalah penggunaannya sebagai anoda dengan baik nikel atau perak oksida
sebagai katoda dan elektrolit kalium kaustik pada baterai penyimpanan listrik isi ulang untuk keperluan
di mana berat rendah, daya tahan lebih lama, dan stabilitas pada penyimpanan dalam kondisi kosong
yang diinginkan seperti dalam pesawat terbang.
Kadmium bergabung dengan banyak logam berat untuk menghasilkan
paduan; yang paling penting adalah paduan bantalan dan paduan rendah leleh yang digunakan untuk
mematri. Jumlah kecil cadmium ditambahkan ke logam berat untuk memperkuat logam tersebut. Satu
persen Kadmium ditambahkan ke tembaga akan meningkatkan kekuatan dan kekerasan dengan hanya
berpengaruh pada penurunan kecil dalam konduktivitas listrik. Paduan kadmium dengan seng
membentuk solder dengan kekuatan geser yang baik. Karena Kadmium efisien menyerap neutron
termal, Kadmium digunakan di batang kendali untuk beberapa reaktor nuklir.

Kadmium alami adalah campuran dari delapan isotop: 106Cd (1,2 persen), 108Cd (0,9 persen), 110Cd
(12,4 persen), 111Cd (12,8 persen), 112Cd (24,0 persen), 113Cd (12,3 persen), 114Cd (28,8 persen) , dan
116Cd (7,6 persen).

Senyawa Kadmium

Senyawanya kadmium menunjukkan hampir secara eksklusif bentuk oksidasi +2, seperti dalam ion Cd2 +
berwarna, yang membentuk sejumlah ion kompleks yang stabil, terutama halida. Beberapa senyawa
bentuk oksidasi +1 telah dibuat dengan melarutkan logam kadmium dalam cadmium cair ganda (Cd2 +)
halida. Ion kadmium diatomik yang dihasilkan, CD22 + (di mana kadmium dalam keadaan oksidasi +1),
tidak stabil dalam air dan segera terurai menjadi logam kadmium dan Cd2 +.

Senyawa kadmium yang paling penting adalah kadmium oksida, CdO. kadmium oksida adalah bubuk
coklat yang dihasilkan oleh pembakaran uap kadmium di udara, dan menyediakan bahan awal untuk
produksi garam kadmium lainnya. Beberapa senyawa kadmium lain yang bernilai ekonomi ialah
kadmium sulfida, CdS. Umumnya diproduksi dengan mereaksikan cairan kadmium dengan sulfida larut,
kadmium sulfida adalah pigmen kuning terang yang dikenal sebagai kadmium kuning, yang digunakan
dalam cat bermutu tinggi dan pigmen artis karena stabilitas warna dan ketahanan terhadap sulfur dan
oksidasi. Salah satu senyawa lainnya yang tercatat ialah kadmium selenide (CdSe), umumnya dipicu oleh
hidrogen selenide atau selenides basa dari larutan garam kadmium. Dengan memvariasikan kondisi
curah hujan, warna yang stabil mulai dari kuning ke merah terang dapat diproduksi. Pada sulfida sendiri
atau dicampur dengan kadmium, kadmium selenide secara luas digunakan sebagai pigmen bermutu
tinggi.
Properti elemen
nomor atom 48
berat atom 112,40
titik leleh 321 ° C (610 ° F)
titik didih 765 ° C (1.409 ° F)
berat jenis 8.65 pada 20 ° C (68 ° F)
oksidasi +2
konfigurasi elektron [Kr]4d105s2
http://amirsarifuddin.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-kadmium-dan-kegunaannya.html
Kadmium

Oleh: Arif Kurniawan

Kadmium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cd dan nomor

atom 48. Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko

tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang

dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah

berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis. Jumlah

normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada

permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah

diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam berat ini

bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya

tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang

ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan.

Kadmium merupakan logam berat yang bersifat karsinogenik bagi makhluk hidup. Logam ini

dapat ditemukan sebagai sampingan pada pertambangan logam seng (Zn) dan aktivitas industri. Pada

tumbuhan gejala toksisitas kadmium ditunjukkan dengan adanya gangguan pada pertumbuhan, klorosis,

kerusakan anatomi, morfologi dan fisiologi pada akar dan taruk. Brassicaceae merupakan suku

tumbuhan yang dikenal memiliki banyak jenis tumbuhan hiperakumulator, terutama dari marga Brassica

yang dapat mengakumulasi logam Cd atau logam toksik lainnya dalam konsentrasi tinggi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kemampuan tumbuhan pakcoy (Brassica rapa ssp. chinensis (L.) Hanelt)

dalam menyerap dan mengakumulasi logam kadmium dan mengetahui pengaruh logam kadmium pada

pertumbuhan tanaman ini. Tanaman pakcoy yang digunakan berumur 30 hari dan diberi perlakuan
CdCl2 dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0 ppm (kontrol); 0,25 ppm; 0,5 ppm; 0,75 ppm dan 1,00

ppm dalam larutan hidroponik Hoagland. Paramater yang digunakan untuk pengamatan adalah

morfologi tanaman, berat basah total, jumlah dan ukuran daun yang terbentuk, kerapatan stomata,

kadar klorofil, kadar kadmium dan indeks mitosis pada jaringan akar. Hasil penelitan

menunjukkan bahwa tumbuhan mengalami penghambatan pertumbuhan seiring dengan bertambahnya

konsentrasi kadmium. Gejala toksisitas terlihat paling jelas pada tanaman yang mendapat perlakuan

kadmium konsentrasi 1 ppm. Hal tersebut terlihat dari nilai berat basah total terkecil yaitu 8,213 g.

Jumlah daun yang terbentuk hanya 6 helai dan ukuran rata-rata terkecil hanya 713,558 cm2. Kerapatan

stomata pada perlakuan 1 ppm paling kecil dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu 11,983 per

mm2. Kehadiran kadmium menurunkan kadar klorofil total dengan penurunan terbesar pada perlakuan

kadmium 1 ppm yaitu 44,5 % dan penurunan terkecil terdapat pada perlakuan kadmium 0,25 ppm yaitu

9,2%. Akumulasi kadmium pada tanaman meningkat seiring dengan penambahan kadmium. Tanaman

yang diberi perlakuan 1 ppm dapat mengakumulasikan kadmium tertinggi sebanyak 1,213 ppm dan

terendah pada perlakuan 0,25 ppm yaitu 0,318 ppm. Perlakuan kadmium dapat menurunkan indeks

mitosis pada akar. Indeks mitosis terkecil terdapat pada perlakuan 1 ppm sebesar 23,12% dan terbesar

pada perlakuan 0,25 ppm yaitu 54,21 %. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pakcoy

Brassica rapa ssp. chinensis (L.) Hanelt menunjukkan gejala penghambatan pertumbuhan seiring

bertambahnya konsentrasi kadmium yang diberikan dan tanaman dapat digunakan sebagai tanaman

hiperakumulator karena dapat mengakumulasikan kadmium pada

perlakuan Cd 1 ppm sebesar 1,213 ppm.

Sejarah

(Latin: cadmina, Yunani: kadmeia, nama kuno untuk calamine, seng karbonat). Ditemukan oleh

Stromeyer di tahun 1817 dari impurity (pengotor) dalam seng karbonat.


Kadmium hampir selalu ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam bijih-bijih seng, seperti

sphalerite (ZnS). Greenokcite (CdS) merupakan mineral satu-satunya yang mengandung kadmium.

Hampir semua kadmium diambil sebagai hasil produksi dalam persiapan bijih-bijih seng, tembaga dan

timbal. Unsur ini lunak, logam putih yang kebiru-biruan yang dapat dengan mudah dipotong dengan

pisau. Hampir dalam banyak hal sifatnya mirip seng. Penanganannya harus hati-hati karena uap dari

kadmium sangat berbahaya. Contohnya solder perak. Pengeksposan terhadap debu-debu kadmium

tidak boleh melewati 0.01 mg/m3 (rata-rata waktu-berat selama 8 jam, 40 jam seminggu). Konsentrasi

maksimum, selama 15 menit, tidak boleh melewati 0.14 mg/m3. Pengeksposan terhadap uap kadmium

oksida tidak boleh melewati 0.05 mg/m3 dan konsentrasi maksimum tidak boleh melewati 0.05 mg/m3.

Nilai-nilai konsentrasi di atas sedang dievaluasi kembali dan rekomendasi sementara adalah untuk

mengurangi pengeksposan terhadap kadmium. Pada tahun 1927, organisasi International Conference on

Weights and Measures mendefinisikan satu meter dalam fungsi panjang gelombang cahaya kadmium

merah di garis spektral. Tapi definisi ini telah

Kadmium merupakan komponen campuran logam yang memiliki titik cair terendah. Unsur ini

digunakan dalam campuran logam poros dengan koefisien gesek yang rendah dan tahan lama. Ia juga

banyak digunakan dalam aplikasi sepuhan listrik (electroplating). Kadmium digunakan pula dalam

pembuatan solder, baterai Ni-Cd, dan sebagai penjaga reaksi nuklir fisi. Senyawa kadmium digunakan

dalam fosfor tabung TV hitam-putih dan fosfor hijau dalam TV bewarna. Sulfat merupakan garamnya

yang paling banyak ditemukan dan sulfidanya memiliki pigmen kuning. Kadmium dan solusi senyawa-

senyawanya sangat beracun.

Dalam electroplating, satu logam dijadikan “tumbal”, agar logam lain menyandang peran fungsi

vital tidak hancur termakan korosi. Seng dan kadmium misalnya, dijadikan perisai pelindung bagi

substrat besi baja, yang kegunaan teknisnya vital dalam berbagai konstruksi dan industri. Seng dan

kadmium biasanya dipergunakan untuk melindungi substrat misalnya besi atau baja. Keduanya dapat
dijadikan lapisan cerah, tetapi kecerahan itu tidak awet. Kadmium jauh lebih mahal daripada seng.

Kadmium lebih mudah disolder, lebih tahan atmosfer garam, produk korosinya tidak bervolum besar,

juga platingnya lebih mudah dikontrol daripada seng. Seng merupakan logam paling murah untuk

mencegah korosi besi-baja. Biasanya seng diterapkan ke baja secara hot-dipping / celup panas atau

galvanisasi.

Kadmium lebih mahal (dan lebih beracun) daripada seng. Kadmium lebih piawai melindungi

korosi di atmosfer bergaram (daerah laut) daripada seng. Kini penggunaan kadmium kurang luas karena

(sekali lagi) mahal. Kadmium maupun seng melindungi baja secara galvanis atau “tumbal”. Artinya, pada

pasangan korosi antara substrat baja dan logam coating, yang anodic coatingnya maka dia yang

terkorosi. Baja substratnya katodik maka tetap terlindung selama masih ada kadmium tersisa. Hal ini

tidak tergantung pada cara pembentukan pasangannya korosi tersebut, seng boleh dielektroplating,

celup panas, semprot dan sebagainya. Logam Kadmium (Cd) mempunyai penyebaran yang sangat luas

di alam. Hanya ada satu jenis mineral kadmium yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan

bersamaan dengan mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite sangat jarang ditemukan di alam ,

sehingga dalam ekspolitasi logam kadmium, biasanya merupakan hasil sampingan dari peristiwa

peleburan dan refining bijih-bijih seng (Zn). Pada konsentrat bijih seng terdapat 0,2-0,3% logam

kadmium. Artinya seng menjadi sumber utama dari logam kadmium (Palar, 2008).

Kegunaan Kadmium (Cd)

Kadmium merupakan logam yang sangat penting dan banyak kegunaannya, khususnya untuk

electroplating (pelapisan elektrik) serta galvanisasi karena kadmium memiliki keistimewaan nonkorosif.

Kadmium banyak digunakan dalam pembuatan alloy, pigmen warna pada cat, keramik, plastik, stabilizer

plastik, katode untuk Ni-Cd pada baterai, bahan fotografi, pembuatan tabung TV, karet, sabun, kembang

api, percetakan tekstil, dan pigmen untuk gelas dan email gigi (Widowati, 2008).
Pemanfaatan kadmium dan persenyawaannya meliputi:

a. Senyawa CdS dan CdSeS yang banyak digunakan sebagai zat warna.

b. Senyawa Cd sulfat (CdSO4) yang digunakan dalam industri baterai yang berfungsi sebagai pembuatan sel

wseton karena memiliki potensial voltase stabil.

c. Senyawa Cd-bromida dan Cd-ionida yang digunakan untuk fotografi.

d. Senyawa dietil-Cd yang digunakan pembuatan tetraetil-Pb.

e. Senyawa Cd-stearat untuk perindustrian polivinilkorida sebagai bahan untuk

stabilizer.

Kadmium dalam konsentrasi rendah banyak digunakan dalam industri pada proses pengolahan

roti, pengolahan ikan, pengolahan minuman serta industri tekstil.

Kadmium (Cd) dalam Lingkungan

Logam kadmium dan bentuk-bentuk persenyawaannya dapat masuk ke lingkungan, terutama

sekali merupakan efek samping dari aktivitas yang dilakukan manusia. Dapat dikatakan bahwa semua

industri yang melibatkan kadmium dalam proses operasional industrinya menjadi sumber pencemaran

kadmium. Selain itu kadmium juga berasal dari pembakaran sampah rumah tangga dan pembakaran

bahan bakar fosil karena secara alami bahan bakar mengandung kadmium, penggunaan pupuk fosfat

buatan. Dalam strata lingkungan, kadmium dan persenyawaannya ditemukan dalam banyak lapisan.

Secara sederhana dapat diketahui bahwa kandungan kadmium akan dapat dijumpai di daerah-daerah

penimbunan sampah dan aliran hujan, selain dalam air buangan (Palar, 2008). Kadmium akan

mengalami biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia).

Dalam tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan dengan
adanya proses biomagnifikasi di badan air. Di samping itu, tingkatan biota dalam sistem rantai makanan

turut menentukan jumlah kadmium yang terakumulasi. Dimana pada biota yang lebih tinggi stratanya

akan ditemukan akumulasi kadmium yang lebih banyak.

Efek kadmium (Cd) Terhadap Kesehatan Manusia

Menurut darmono (1995), efek kadmium terhadap kesehatan manusia dapat bersifat akut dan

kronis. Kasus keracunan akut kadmium kebanyakan melalui saluran pernapasan, misalnya menghisap

debu dan asap kadmium terutama kadmium oksida (CdO). Gejala yang timbul berupa gangguan saluran

pernapasan, mual, muntah, kepala pusing dan sakit pinggang. Akibat dari keracunan akut ini dapat

menimbulkan penyakit paru-paru yang akut dan kematian. Efek kronis terjadi dalam selang waktu yang

sangat panjang. Peristiwa ini terjadi karena kadmium yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang

kecil sehingga dapat ditolerir oleh tubuh. Efek akan muncul saat daya racun yang dibawa kadmium tidak

dapat lagi ditolerir tubuh karena adanya akumulasi kadmium dalam tubuh. Efek kronis dapat

dikelompokkan menjadi lima kelompok (Palar, 2008), yaitu:

a) Efek Kadmium Terhadap Ginjal

Ginjal merupakan organ utama dari dari sistem urinaria hewan tingkat tinggi dan manusia. Pada organ

ini terjadi peristiwa akumulasi dari bermacam-macam bahan termasuk logam kadmium. Kadmium dapat

menimbulkan gangguan dan bahkan kerusakan pada sistem kerja ginjal terutama ekskresi protein.

Kerusakan ini dapat dideteksi dari tingkat atau kandungan protein yang terdapat dalam urin. Petunjuk

lain berupa adanya asam amino dan glukosa dalam urin, ketidaknormalan kandungan asam urat serta Ca

dan Protein dalam urin.

b) Efek Kadmium Terhadap Paru-paru


Keracunan yang disebabkan oleh kadmium lebih tinggi bila terinhalasi melalui saluran pernapasan

daripada saluran pencernaan. Efek kronis kadmium akan muncul setelah 20 tahun terpapar kadmium.

Akan muncul pembengkakan paru-paru (pulmonary emphysema) dengan gejala awal gangguan saluran

napas, mual, muntah dan kepala pusing.

c) Efek Kadmium Terhadap Tulang

Serangan yang paling hebat karena kadmium adalah kerapuhan tulang. Efek ini telah menggoncangkan

dunia internasional sehingga setiap orang dilanda rasa takut terhadap pencemaran. Efek ini timbul

akibat kekurangan kalsium dalam makanan yang tercemar kadmium, sehingga fungsi kalsium darah

digantikan oleh logam kadmium yang ada. Pada akhirnya kerapuhan pada tulang-tulang penderita yang

dinamakan itai-itai disease.

d) Efek Kadmium Terhadap Darah dan Jantung

Efek kronis kadmium dapat pula menimbulkan anemia karena CdO. Penyakit ini karena adanya

hubungan antara kandungan kadmium yang tinggi dalam darah dengan rendahnya hemoglobin.

e) Efek Kadmium Terhadap Sistem Reproduksi

Daya racun yang dimiliki oleh kadmium juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-

organnya. Pada konsentrasi tertentu kadmium dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah

yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar uap logam kadmium dapat mengakibatkan impotensi.

Impotensi yang terjadi dapat dibuktikan dengan rendahnya kadar testoteron dalam darah.

http://thp-undip2010.blogspot.co.id/2012/03/mineral-kadmium.html

Anda mungkin juga menyukai