Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN

TENTANG
MELAKSANAKAN PEKERJAAN PENGASPALAN JALAN UNTUK RELOKASI JALAN
KABUPATEN DESA MARGAHAYU-JONGGON JAYA (JONGGONG SOUTH WEST)

NOMOR : 005/AGM/MHU/VII/11
TANGGAL : 1 JULI 2011

Surat Perjanjian Tentang Pekerjaan Pengaspalan Jalan Untuk Relokasi Jalan Kabupaten
Desa Margahayu-Jonggon Jaya (Jonggon South West) (untuk selanjutnya disebut
“Perjanjian”) dibuat dan ditandatangani pada hari ini (Jumat), tanggal 1 (satu) Bulan Juli
2011 oleh masing-masing :

1. PT. MULTI HARAPAN UTAMA, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan
hukum Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan beralamat kantor di Menara Karya
lantai 20, Jl. HR Rasuna said Blok X-5 Kav 1-2, Jakarta12950, dalam hal ini diwakili
oleh Gatut S Adisoma dan Lukas Teguh Irianto, yang masing-masing bertindak dalam
kedudukannya selaku Direktur dan oleh jarenanya untuk dan atas nama PT. MULTI
HARAPAN UTAMA (selanjutnya disebut “PIHAK KESATU”).

2. PT. SARANA GREENFUEL YUDHA TISARA, Suatu perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan hukum Indonesia, berkedudukan di tenggarong, dan beralamat kantor di Jl.
Loa Ipuh No. 01 RT 14 Kel. Loa Ipuh, Tenggarong 75513, Kutai Kertanegara,
Kalimantan Timur, dalam hal ini diwakili oleh karenanya untuk dan atas nama PT.
SARANA GREENFUEL YUDHA TISARA (Selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”).

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendir disebut PIHAK, dan selanjutnya
secara bersama-sama disebut sebagai “PARA PIHAK”. PARA PIHAK sepakat
mengikatkan diri dalam suatu perjanjian yang diatur dalam suatu kesepakatan dan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pasal. 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK KESATU memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas/pekerjaan tersebut yaitu untuk melaksanakan Pekerjaan Pengaspalan
Jalan Untuk Relokasi Jalan Kabupaten Desa Margahayu – Jonggong Jaya (Jonggon
South West) Sesuai dengan spesifikasi teknis yang disetujui oleh PIHAK KESATU
(selanjutnya disebut sebagai “Pekerjaan”).

Pasal. 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN tersebut pada pasal 1 di atas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas
dasar sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan
Pemborongan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, yaitu
sebagai berikut:

1. Perjanjian
2. Surat Penunjukan Pemenang Tender
3. Surat Penawaran dari PIHAK KEDUA
4. Rencana Kerja dan Syarat standar pelaksanaan DINAS PU
5. Gambar-gambar pelaksanaan
6. Daftar Kuantitas dan Harga
7. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak

Pasal. 3
DIREKSI / PENGAWAS PEKERJAAN

1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan dan tindakan
pengoreksian, PIHAK KESATU menunjuk perwakilan dari PIHAK KESATU, sebagai
Direksi / Pengawas Pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK KESATU.

2. PIHAK KEDUA harus mematuhi/memenuhi segala bentuk petunjuk (dalam hal teknis)
atas perintah Direksi/Pengawas Pekerjaan.

Pasal. 4
BAHAN – BAHAN DAN ALAT – ALAT

1. Bahan-bahan dan alat-alat serta segala sesuatunya yang diperlukan untuk


melaksanakan pekerjaan tersebut pada pasal 1 Perjanjian ini harus disediakan oleh
PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA wajib memastkan semua bahan-bahan tersebut cukup
sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan Pekerjaan serta alat-alat tersebut
berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan Pekerjaan.

2. PIHAK KEDUA wajib membuat gudang atau tempat yang baik untuk menyimpan bahan-
bahan dan alat-alat serta, menyediakan angkutan untuk pemindahan bahan-bahan dan
alat-alat tersebut guna lancarnya Pekerjaan.

3. PIHAK KESATU / Direksi Pekerjaan berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang
disediakan oleh PIHAK KEDUA jika kwalitasnya tidak memenuhi syarat (sesuai
dokumen).

4. Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak oleh PIHAK KESATU / Direksi
Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat
tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam, kemudian menggantinya dengan
yang memenuhi persyaratan.

5. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, tidak dapat dijadikan alasan untuk
keterlambatan pelaksanaan Pekerjaan.

Pasal. 5
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA harus menyediakan
tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian dan keterampilannya.

2. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan Pekerjaan tersebut


ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA wajib menyelenggarakan program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (Astek)
sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku.

Pasal. 6
PELAKSANA PIHAK KEDUA

1. Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
Pimpinan Pelaksanan/tenaga ahli yang mempunyai wewenang / kuasa penuh untuk
mewakili PIHAK KEDUA dan dapat memberikan/menerima/memutuskan segala
petunjuk-petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

2. Petunjuk Pimpinan Pelaksana/tenaga ahli harus mendapat persetujuan dari PIHAK


KESATU.

3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK KESATU Pimpinan Pelaksana tenaga ahli yang
digunakan oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka
PIHAK KESATU memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA segera mengganti dengan tenaga lain yang memenuhi persyaratan tersebut.

4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerugian PIHAK KESATU sebagai akibat
perbuatan orang-orang yang dipekerjakan olehnya.

5. PIHAK KEDUA wajib mematuhi semua peraturan perundang-undangan serta norma-


norma yang berlaku.

Pasal. 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan sampai selesai 100 % (seratus persen) yang
disebut dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 60 (enam puluh) hari
kalender, termasuk hari minggu dan hari libur, terhitung sejak tanggal 1 (satu) bulan Juli
2011 sampai dengan 29 (dua puluh Sembilan) bulan Agustus 2011.

2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat dirubah oleh PIHAK
KEDUA kecuali adanya “Keadaan Memaksa” seperti diatur dalam pasal 8 Surat
Perjanjian ini dan harus disetujui oleh PIHAK KESATU secara tertulis, bahwa
penyelesaian ditambah.

Pasal. 8
KEADAAN MEMAKSA

1. Yang termasuk dalam “Keadaan Memaksa” adalah peristiwa sebagai berikut:


a. Bencana Alam (Gempa Bumi dan tanah longsor).
b. Kebakaran
c. Lahan belum bebas/belum siap

2. Apabila terjadi “Keadaan Memaksa” PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada


PIHAK KESATU secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya
keadaan memaksa disertai bukti-bukti yang syah, demikian juga pada waktu keadaan
memaksa berakhir.
3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU akan menyetujui
“Keadaan Memaksa” itu dalam 3 x 24 jam sejak adanya pemberitahuan tersebut.

4. Jika dalam waktu 3 x 24 jam, sejak pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
KESATU tentang “Keadaan Memaksa” tersebut PIHAK KESATU tidak memberi
jawabannya, maka PIHAK KESATU dianggap menyetujui adanya “Keadaan Memakasa”
tersebut.

5. Bilamana “Keadaan Memaksa” itu ditolak oleh PIHAK KESATU maka berlaku
ketentuan-ketentuan Pasal 17 Surat Perjanjian ini.

Pasal. 9
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama 90 (Sembilan Puluh Hari)
hari Kalender, terhitung sejak tanggal selesainya Pekerjaan dan diterima oleh PIHAK
KESATU dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam berita Acara Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO).

2. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan dengan masa pemeliharaan


melampaui jangka waktu pemelharaan dihitung samap berakhirnya perbaikan yang
dilakukan tersebut.

3. Semua biaya perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh
PIHAK KEDUA.

Pasal. 10
HARGA BORONGAN

1. Jumlah harga borongan / nilai kontrak pekerjaan tersebut dalam pasal 1 perjanjian ini
sebesar Rp 4.119.818.500,- (Empat Milyar Seratus Sembilan Belas Juta Delapan Ratus
Delapan Belas Ribu Lima Ratus Rupiah).

2. Harga Kontrak belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)). PIHAK Kedua harus
sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang dibuktikan dengan
mengirimkan salinan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) pada saat
mengajukan tagihan pertama kali kepada PIHAK KESATU. Atas pengenaan PPN
tersebut PIHAK KEDUA harus melampirkan Faktur Pajak asli, yang dibuat sesuai
peraturan yang berlaku. Apabila Faktur Pajak dibuat tidak sesuai dengan peraturan
perpajakan yang berlaku maka segala sanksi dan kerugian yang terjadi bagi PIHAK
KESATU akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

Dalam hal PIHAK KEDUA belum dikukuhkan sebagai PKP maka PIHAK KEDUA tidak
berhak mengaihkan PPN kepada PIHAK KESATU

Apabila PIHAK KEDUA yang sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP),
memiliki hak untuk menerbitkan faktur pajak terkait dengan peraturan pajak yang
berlaku, PIHAK KEDUA juga harus mengajukan kepada PIHAK KESATU bersama
dengan faktur pajak:
 Salinan Surat Pemberitahuan Kode Cabang pada kode faktur pajak (jika ada
cabang);
 Salinan surat Pemberitahukan Penunjukan Pejabat/Kuasa yang berwenang
menanda tangani Faktur pajak;
 Salinan Surat Pemberitahuan Perubahan Pejabat/Kuasa yang berwenang
menandatangani Faktur Pajak (Jika di kemudian hari ada perubahan dari point 2);
 Fotokopi bukti penerimaan surat masuk ke kantor pajak tempat masing-masing
PIHAK KEDUA terdaftar atas surat yang dimaksud pada point 1, 2 dan 3 diatas
(kertas kuning);
 Salinan kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3. Harga borongan sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan PIHAK KESATU
berkewajiban untuk melakukan pemotongan atau pemungutan atas nilai transaksi
tersebut sesuai dengan tariff PPh yang berlaku. Atas pemotongan atau pemungutan
PPh tersebut PIHAK KESATU akan menyetorkan ke kas Negara pada waktu yang
ditentukan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, yang
dibuktikan dengan memberikan bukti pemotongan pajak kepada PIHAK KEDUA.

Dokumen-dokumen seperti Surat Ijin Usaha Konstruksi dan Surat Kualifikasi Usaha
Konstruksi merupakan dokumen yang menentukan tarif PPh yang berlaku.

Pasal. 11
CARA PEMBAYARAN

1. Atas setiap pekerjaan perbulan PIHAK KEDUA akan membuat berita acara pekerjaan
berdasarkan volume pekerjaan yang telah dikerjakan yang selanjutnya akan dikirim
kepada PIHAK KESATU dan/atau perwakilan PIHAK KESATU di site untuk diklarifikasi
dan disetujui, sebagaI dasar penagihan pembayaran perbulan.

2. Dalam hal terdapat bagian dari Berita Acara Produksi yang dipermasalahkan oleh
PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU wajib memberikan persetujuan atas bagian
yang tidak bermasalah dalam waktu 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya Berita Acara
tersebut, dan memberikan pernyataan tertulis atas bagian jumlah pada Berita Acara
yang bermasalah dengan menyertakan alasannya. Untuk jumlah yang bermasalah yang
akan dihitung kembali berdasarkan kembali berdasarkan survey bersama yang
dilakukan oleh PARA PIHAK yang dilakukan maksimal 3 (tiga) hari kalender terhitung
dari tanggal jumlah tersebut dipermasalahkan. Persetujuan atas tagihan atau bagiannya
tidak diperbolehkan ditahan atau ditunda tanpa ada penyebab yang wajar. Bagian
tagihan yang bermasalah wajib diselesaikan sebagaimana diatur pada Pasal Tentang
Penyelesaian Perselisihan.

3. Berdasarkan Berita Acara Produksi Bulanan yang sudah ditandatangani selanjutnya


PIHAK KEDUA akan mengirimkan tagihan pembayaran/(invoice) Kepada PIHAK
KESATU di Jakarta. Setiap tagihan pembayaran / invoice , wajib mencatumkan :
 Nomor Invoice dan tanggal;
 Merujuk Pada Kontrak;
 Ketentuan pembayaran Pada Kontrak merujuk pada pekerjaan yang mana yang
tercantum pada invoice;
 Pajak sehubungan dengan PPh, PPN, NPWP, PKP (jka ada), dan materai;
 Bulan invoice yang menandakan tagihan untuk bulan yang mana;
 Pemotongan pinanti atau pertimbangan lainnya (jika ada); dan
 Nama PIHAK KEDUA, dan alamatnya.
 Melampirkan Faktur Pajak (jika PIHAK KEDUA adalah PKP)
 Melampirkan dokumen-dokumen perpajakan lainnya seperti Surat Pemberitahuan
Kode Cabang dan Surat Penunjukan pejabat/kuasa yang berwenang
menandatangani faktur pajak.

4. Pembayaran atas tagihan (invoice) PIHAK KEDUA tersebut dilakukan oleh PIHAK
KESATU dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya tagihan
pembayaran (invoice) yang dinyatakan lengkap oleh PIHAK KESATU, melalui transfer
ke rekening PIHAK KEDUA sebagai berikut:

Rekening No. : 0041524201


Bank : Bank Pengembangan Daerah Kalimantan Timur KCP Tenggarong
Atas Nama : PT. SARANA GREENFUEL YUDHA TISARA.

5. Atas pekerjaan ini PIHAK KEDUA wajib menyediakan Jaminan Pelaksanaan baik
berupa Surety/Performance Bond atau Bank Guarantee. Keterangan atas Jaminan
Pelaksanaan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
 Jumlah Rp. 823.963.700 (20% dari nilai kontrak)
 Jika dalam bentuk Surety/Performance Bond dikeluarkan oleh Askrindo/ASEI atau
perusahaan asuransi lainnya yang bereputasi baik dan disetujui secara tertulis oleh
PIHAK KESATU, atau jika dalam bentuk Bank Guarantee, dikeluarkan oleh bank
yang bereputasi baik di Indonesia yang disetujui secara secara tertulis oleh PIHAK
KESATU.
 Ketentuan-ketentuan: Berlaku sejak tanggal penertibitan sampai setidak-tidaknya 60
bulan atau sampai tanggal yang ditetapkan dalam Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan (PHO) sebagaimana dinyatakan dalam pasal 9 ayat (1), (yang mana
terlama) dan dapat dicairkan setiap saat tanpa membutuhkan persetujuan PIHAK
KEDUA terlebih dahulu.
Atas pekerjaan ini PIHAK KEDUA berhak memperoleh uang Muka Pekerjaan (Down
Payment) maksimal sebesar 20% dari nilai kontrak (Rp. 823.963.700) dari PIHAK
KESATU setelah 7 (tujuh) hari dari waktu PIHAK KESATU menerima jaminan
pelaksanaan dari PIHAK KEDUA.

6. Jaminan dari Bank (Bank Guarantee) PIHAK KEDUA yang diserahkan kepada PIHAK
KESATU akan dikembalikan setelah pekerjaan diterima 100% pada serah terima
pertama PIHAK KESATU.

7. Biaya pemeliharaan sebesar 10% akan dibayar setelah masa pemeliharaan selesai dan
pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh PIHAK KESATU dengan dilakukannya serah
terima pekerjaan untuk kedua kalinya dengan syarat dan ketentuannya yang telah
disetujui oleh Dinas Pekerjaan Umum.

8. Setiap pembayaran yang dibuat kepada PIHAK KEDUA akan ditahan sebesar nilai
seperti yang dinyatakan dalam pasal 11 nomor 7 sebagai retensi jaminan masa
pemeliharaan dan sejumlah nilai seperti yang dinyatakan dalam Pasal 11 nomor 5
sebagai angsuran pengembalian uang muka secara proporsional sesuai dengan
Kemajuan Volume Pekerjaan dengan ayat (1) di atas.
Pasal. 12
KENAIKAN HARGA

Harga atau Nilai Borongan sebagaimana dinyatakan pada pasal 10 dari perjanjian ini adalah
harga tetap, tidak ada penambahan dalam bentuk apapun serta, tidak akan dipengaruhi
oleh fluktuasi mata uang dan masalah apapun lainnnya.

PASAL. 13
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan


penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap syah sesudah mendapat
perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan / PIHAK KESATU dengan menyebutkan jenis,
volume dan rincian Pekerjaan secara jelas.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga


yang disetujui oleh PARA PIHAK jika harga satuan Pekerjaan tersebut tidak tercantum
didalam harga satuan Pekerjaan yang telah ada.

3. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan tidak dapat dipakai sebagai


alasan untuk merubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis
dari Direksi Pekerjaan/PIHAK KESATU.

4. Untuk Pekerjaan yang dimaksud dalam ayat 1 sampai dengan 3 tersebut di atas dibuat
Perjanjian Tambahan (Addendum) dan ditandatangani oleh PARA PIHAK.

Pasal. 14
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja / tenaga kerja,
kebersihan halaman-halaman gedung, alat-alat dan bahan-bahan bangunan selama
Pekerjaan berlangsung.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab / wajib menyediakan sarana untuk menjaga


keselamatan tenaga kerja, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi pada
saat pelaksanaan Pekerjaan.

3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan maka PIHAK KEDUA diwajibkan
memberi pertolongan kepada korban-korban dan biaya yang dikeluarkan sebagai
akibatnya menjadi beban / tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KEDUA menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat kesehatan


dan ketertiban, dalam hal ini tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi Pekerjaan.

5. Hubungan tenaga kerja dan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara khusus,
tunduk pada peraturan perubahan yang berlaku.
Pasal. 15
LAPORAN

1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala baik mengenai baik mengenai
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Perjanjian.

2. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan Pekerjaan yang
dilaksanakan. Jika diminta oleh PIHAK KESATU untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-
waktu diserahkan.

3. Segala laporan dan atau catatan tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini dibuat berbentuk
buku harian rangkap 2 (dua) diisi pada formulir yang telah disetujui Direksi pekerjaan
dan selalu berada ditempat Pekerjaan.

4. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK KESATU photo-photo
dokumentasi, yang terdiri dari :
a. Photo dokumentasi pada posisi 0%.
b. Photo dokumentasi pada saat pelaksaan pekerjaan (diserahkan setiap bulan pada
minggu pertama), yang dibuat dalam rangkap 2 (dua).
c. Photo dokumentasi pada posisi 100%.

5. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU gambar-gambar


pelaksanaan ( soft drawing dan as build drawing ) dalam bentuk hard copy maupun soft
copy pada posisi pekerjaan 100% yang dibuat dalam rangka 2 (dua).

Pasal. 16
SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA telah mendapatkan peringatan tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut
tidak mengindahkan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam pasal 3 ayat 2, pasal
4 ayat 1,2 dan 4, pasal 5 ayat 1 dan 3 dan perjanjian ini, dan setiap kali melakukan
kelalaian PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelelaian sebesar 1/1000 (permil) dari
Nilai Borongan.

2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam pasal 7 perjanjian ini, maka setiap
hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar keterlambatan sebesar 1/1000
(permil) per hari dari Nilai Kontrak dan setinggi-tingginya 5 % dari Nilai Borongan.

Pasal. 17
RESIKO

1. Jika hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA rusak atau musnah dengan cara apapun sebelum
diserahkan kepada PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul, kecuali jika PIHAK KESATU telah lalai
menerima hasil Pekerjaan tersebut.

2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA rusak atau musnah sebagaimana atau seluruhnya
diluar kesalahan PARA PIHAK ( akibat keadaan memaksa tersebut dalam pasal 8 )
sebelum pekerjaan diserahkan kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA adalah lalai
untuk menerima/menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka segala kerugian yang timbul
akibat keadaan itu akan ditanggung bersama oleh PARA PIHAK secara musyawarah
dan mufakat.

3. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan


tidak termasuknya atau tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata
kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko kemacetan pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja sepenuhnya menjadi beban PIHAK KEDUA
atau dengan kata lain PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK KESATU dari tuntutan-
tuntutan pada tenaga kerja maupun sub kontraktor yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan ini baik didalam maupun diluar Pengadilan.

5. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini


menimbulkan kerugian bagi PIHAK KETIGA ( orang-orang atau PIHAK-PIHAK yang
bukan dari perjanjian ini), maka kerugian ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

6. PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan segala kewajiban berdasarkan Perjanjian ini
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan
menawarkan, atau menjanjikan, atau memberikan segala bentuk imbalan, bantuan atau
pemberian dalam bentuk apapun selain segala sesuatu yang telah diatur didalam
Perjanjian ini kepada PIHAK KESATU, perwakilan PIHAK KESATU, ataupun karyawan
PIHAK KESATU. Pelanggaran terhadap ketentuan ini dianggap sebagai pelanggaran
berat, dalam hal ini PIHAK KESATU mengetahui terhadap pelanggaran ketentuan ini
maka dengan ini PIHAK KEDUA setuju untuk dinyatakan sebagai telah memenuhi
syarat wanprestasi dan karenanya PIHAK KEDUA bersedia dikenakan sanksi berupa
pengakhiran Perjanjian dan PIHAK KEDUA setuju untuk menuntut atas pembayaran
yang belum dilakukan oleh PIHAK KESATU saat pemutusan dan dikemudian hari
dengan alasan apapun juga.

7. Terlepas ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian ini, dalam keadaan apapun dan
untuk alasan apapun, PIHAK KESATU tidak bertanggung jawab kepada PIHAK KEDUA
terhadap setiap kerugian tidak langsung atau ikutan sehubungan dengan pelaksanaan
Perjanjian ini, termasuk, tetapi tidak terbatas kepada, biaya-biaya, pengeluaran,
kehilangan keuntungan, kehilangan kesempatan usaha.

8. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk mengasuransikan seluruh peralatan, fasilitas


dan infrastuktur konstruksi yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA dengan biaya sendiri dan
menyediakan bukti keikutsertaan program asuransi kepada perwakilan PIHAK KESATU
dengan rinci sehubungan dengan jaminan asuransi tersebut.

Pasal. 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat antara PARA PIHAK mengenai perjanjian ini dan
segala sesuatu yang belum diatur didalamnya, sedapat mungkin akan diselesaikan
secara musyawarah oleh PARA PIHAK.
2. Segala akibat yang timbul dari perjanjian ini, PARA PIHAK memilih domisili hukum yang
tetap dan tidak berubah di kantor Panitera Pengadilan Negeri Samarinda.

Pasal. 19
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK KESATU berhak memutuskan perjanjian ini secara sepihak dengan


pemberitahuan tertulis 7 ( tujuh ) hari sebelumnya, setelah melakukan peringatan /
teguran tertulis 3 ( tiga ) kali berturut-turut kepada PIHAK KEDUA bilamana :
a. Dalam 1 (satu) minggu terhitung sejak tanggal Surat Perjanjian tidak atau belum
Melaksanakan Pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam pasal 1.
b. Dalam 1 (satu ) minggu bertueut-turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan
yang telah dimulai, secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja
memperlambat penyelesaian pekerjaan.
c. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan PIHAK
KESATU sehubungan dengan Pekerjaan ini.
d. Jika Pekerjaan pemborongan ini dilaksanakan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan
dengan jadwal (time schedule) yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan telah disetujui
oleh PIHAK KESATU atau Direksi Pekerjaan.

2. Jika terjadi pemutusan perjanjian sepihak oleh PIHAK KESATU sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini, PIHAK KESATU dapat menunjuk Pemborong /
Rekanan lain atas kehendak dan berdasarkan pilihan sendiri untuk menyelesaikan
Pekerjaan tersebut dan PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK KESATU
segala arsip, gambar-gambar, perhitungan-perhitungan keterangan lainnya yang
berhubungan dengan Perjanjian ini.

3. Dalam hal demikian seperti ayat 1 dalam pasal ini segala pembayaran akan
diperhitungkan oleh PIHAK KESATU dengan volume prestasi Pekerjaan yang telah
diselesaikan PIHAK KEDUA setelah memperhitungkan kewajiban dan beban biaya
yang harus dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA sebagai akibat pemutusan Perjanjian ini.

4. Segala hal yang mengenai pemutusan perjanjian dalam Perjanjian ini


mengesampingkan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata Republik Indonesia.

Pasal. 20
BEA MATERI

Bea materi dari Surat Perjanjian ini dan kepada PIHAK KEDUA dan harus dilunasi oleh
PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal. 21
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini, atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Perjanjian Tambahan (Addendum) dan merupakan Perjanjian yang tidak dapat
dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dari perjanjian ini.
2. Surat perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 ( dua ) asli untuk PIHAK KESATU dan
PIHAK KEDUA.

Pasal. 22
PENUTUP

1. Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai secukupnya
pada hari tanggal dan tahun, seperti tersebut diatas dan diketahui oleh Pejabat yang
bersangkutan.

2. Dengan ditandatangi Surat Perjanjian ini oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA
maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjainjian ini mempunyai
kekuatan mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak
berdasarkan ketentuan Pasal KUHP ( Kitab Undang-Undang Hukum Perdata).
Surat Perjanjian ini dinyatakan berlaku sejak tanggal sebagaimana dinyatakan pada awal
dari Perjanjian ini.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU


PT. SARANA GREENFUEL YUDHA TISARA PT. MULTI HARAPAN UTAMA

Ir. A, A, SJAHBANDAR, MAP GATUT S. ADISOMA


Direktur Direktur Operasional

PT. MULTI HARAPAN UTAMA

LUKAS TEGUH IRIANTO


Direktur Keuangan

Anda mungkin juga menyukai