Anda di halaman 1dari 9

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI HIDROLIK PADA ALAT PERTANIAN

MENGGUNAKAN POMPA HIDROLIK VARIABEL DAN


MOTOR HIDROLIK VARIABEL

Ditulis oleh :

ANDREAS EDI WIDYARTONO


NPK : 9661
RINGKASAN
Indonesia memiliki luas tanah pertanian yang luas
Butuh peralatan pertanian yang bergerak, efisien, cepat
Akhir-akhir ini, banyak upaya dari pemerintah Indonesia mencoba mandiri untuk membuat alat-alat
pertanian, dikarenakan potensi pertanian Indonesia yang cukup menjanjikan. Peralatan pertanian yang
bergerak pada umumnya adalah untuk menanam, merawat, dan memanen, sangat dibutuhkan
dikarenakan beberapa alasan, antara lain adalah efisiensi waktu, sumber daya manusia yang terbatas
baik dari sisi jumlah dan kemampuannya.
Pada konstruksi peralatan pertanian yang bergerak, mesin penggerak mempunyai fungsi lebih dari satu,
selain menggerakkan proses pertanian itu sendiri (menanam, merawat, dan sebagainya), juga harus
memutar roda untuk menggerakkan alat pertanian tersebut secara keseluruhan. Jika menggunakan
transmisi mekanikal (sabuk, rantai, roda gigi) akan menemui kesulitan karena harus membagi 1 tenaga
penggerak ke beberapa bagian yang membutuhkan dengan prosentase yang berbeda dan mungkin
dengan posisi yang tidak menguntungkan atau berubah-ubah.
Dalam penelitian ini, penulis membahas mengembangkan sistem transmisi hidrolik yang merupakan
pengembangan prototype Variable Displacement Hydraulic Motor yang sebelumnya sudah diteliti oleh
penulis. Pengembangan tersebut meliputi system bearing dan sirkulasi oli hidrolik, penyesuaian desain
Hydraulic Motor menjadi pompa hidrolik dan pengembangan mekanisme katup. Sistem transmisi
hidrolik ini diharapkan dapat mempermudah perancangan sebuah alat pertanian dari sisi penyaluran
tenaga ke bagian-bagian yang membutuhkan serta memenuhi tuntutan rasio yang diperlukan karena
rasio dari motor hidrolik ini adalah dapat diatur (variable displacement), serta lebih mudah apabila ada
peralatan tambahan yang akan dipasang dan ditenagai oleh sumber tenaga yang ada.

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pertanian merupakan bidang yang sudah sangat lama di Indonesia, bahkan Indonesia dikenal
dengan negara agraris, karena luas wilayah yang besar. Pertanian tersebut meliputi tanaman padi
sebagai makanan pokok, disamping beberapa komoditas pertanian atau perkebunan yang jenisnya
bermacam-macam. Dengan luas tanah yang begitu besar, diperlukan alat-alat pertanian yang
mendukung supaya hasil dari pertanian lebih besar, dan juga tidak memerlukan sumber daya
manusia yang tidak memenuhi kebutuhan baik dari segi kemampuan dan jumlah.
Peralatan pertanian yang digunakan di Indonesiasebagian besar masih impor dari Negara-negara
lain sehingga selain harganya mahal, juga beberapa kasus tidak sesuai dengan kondisi lahan
pertanian yang ada, serta suku cadang yang tidak selalu tersedia untuk perawatan dan perbaikan.
Di Indonesia, perancangan dan pembuatan alat pertanian sudah dilakukan, baik dengan merancang
sendiri atau menggunakan produk dari luar negri sebagai acuan. Salah satu masalah yang ada pada
perancangan tersebut adalah merancang system pemindah daya dari mesin sebagai sumber tenaga.
Perlu diketahui bahwa pada alat pertanian, selain mesin menggerakkan keseluruhan alat pertanian
itu sendiri, mesin juga harus menggerakkan perlengkapan untuk memproses pekerjaan yang lain,
misalnya alat untuk menanam selagi mesin bergerak dan sebagainya, sehingga diperlukan peralatan
untuk membagi tenaga dan meneruskan daya ke masing-masing bagian, yang tidak jarang posisinya
tidak menguntungkan apakah itu berupa sudut, atau berupa posisi yang tidak tetap (variable).
Apabila menggunakan penerus daya mekanikal, hal ini akan menjadikan perancangan tidak mudah
karena pada penerus daya mekanikal, sudut dan posisi bias dikatakan sangat kecil tolerasi
perubahannya, juga rasio yang dihasilkan terbatas jika menggunakan perlengkapan yang tersedia.
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan desain Variable Displacement Hydraulic Motor
yang sebelumnya sudah dirancang dan dibuat oleh penulis. Pengembangan yang dilakukan adalah
menyesuaikan desain Variable Displacement Hydraulic Motor menjadi system transmisi hidrolik,
yaitu pompa hidrolik variable, moto hidrolik variable dan katup sebagai pengendali aliran oli.

1.2 Tujuan
a. Membuat rancangan system pemindah daya hidrolik untuk alat pertanian.
b. Membuat komponen Pompa Hidrolik Variabel dan Motor Hidrolik Variabel.
c. Membuat data hasil pengujian system pemindah daya hidrolik untuk alat pertanian.
1.3 Manfaat
a. Mendapatkan data pengujian dari kinerja perancangan yang telah dilakukan.
b. Mendapatkan data kemampuan pembuatan (Manufaktur) komponen Pompa Hidrolik Variabel
dan Motor Hidrolik Variabel.
c. Mendapatkan data perbandingan harga dan kualitas alat jika membeli dari luar negri dan
membuat sendiri (Manufaktur di dalam negri).
d. Mendapatkan data untuk penelitian selanjutnya.

1.4 Batasan
a. Penelitian ini hanya membahas system transmisi hidrolik.
b. System transmisi hidrolik yang dibahas dirancang untuk alat pertanian.
c. Fluida yang digunakan adalah oli dengan nilai kekentalan SAE 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hukum Pascal

Gambar 2.1

Gambar 1.1 memperlihatkan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan ke segala arah dengan sama besar
F1 dan F2 adalah gaya yang terjadi akibat tekanan hidrostatik yang sama tetapi berbeda
luasannya.
Tekanan ( P ) adalah sama besar, tetapi karena berbeda luas penampang ( A1 dan A2), gaya
yang terjadi berbeda.

2.2 Lintasan bidang miring

Gambar 2.2
Gambar 2.2 memperlihatkan pada bidang yang miring, yang memperlihatkan nilai FA1 dan FR1, bergerak
kea rah FA2 dan FR2. Jika sudut bidang kemiringan semakin besar, maka dengan nilai FA yang tetap nilai
FR semakin besar. Namun bila sudut kemiringan bartambah, jarak Y1 – Y2 juga bertambah, sehingga jarak
lintasan semakin besar.

Gambar 2.3

Gambar 2.3 memperlihatkan konstruksi dari pompa hidrolik variabel, bila swashplate semakin miring
(sudut bertambah) maka lintasan piston akan semakin panjang untuk setiap putaran, sehingga volume
tiap putaran dapat diatur. Untuk menghasilkan tekanan yang tinggi, maka nilai sudut swashplate kecil,
sedangkan untuk menghasilkan volume yang besar namun tekannya kecil, nilai sudut swashplate besar.

Gambar 2.4
Gambar 2.4 memperlihatkan konstruksi dari sebuah motor hidrolik, jika pada piston diberi tekanan
maka piston akan menekan swashplate. Jika swashplate dalam kondisi miring, maka gaya dari piston
yang menekan swashplate akan diproyeksikan sesuai arah anak panah F, sehingga poros akan berputar.
Sudut swashplate akan menentukan besarnya pergerakan piston. Semakin panjang pergerakan piston,
maka usaha yang dilakukan piston semakin besar. Dengan mengatur sudut kemiringan swashplate
tersebut, maka kita dapat mengatur Tenaga keluaran dari motor hidrolik tersebut.

BAB 3 METODE PENELITIAN


3.1 Studi literature
Penulis mencari rancangan-rancangan dasar , mengacu pada hasil pengujian desain sebelumnya
yaitu desain Variable Displacement Hydraulic Motor, kemudian melakukan rencana perbaikan
desain dan komponen, berdasarkan literatur yang didapat
Penulis pada tahap ini melakukan studi standard part, mencari komponen standar yang dapat
digunakan pada penelitian ini melalui literature, yang selanjutnya dapat digunakan untuk membuat
daftar pembelian atau sebagai acuan desain.

3.2 Membuat desain


Penulis membuat desain mengacu pada data-data sebelumnya, kemudian digambar menjadi
gambar kerja standard yang berlaku di industri, sehingga desain tersebut dapat dikerjaan oleh
industry manufaktur.
3.3 Pembuatan daftar kebutuhan
Pada tahap inipenulis membuat daftar kebutuhan, baik standard part ataupun material yang
nantinya akan dikerjakan, serta kebutuhan bahan pendukung.

3.4 Pembelian material dan standard part


Setelah gambar kerja dibuat, penulis mengadakan material dan standard part

3.5 Pembuatan (Manufaktur)


Gambar kerja yang selesai dibuat akan diberikan ke bagian manufaktur untuk dikerjakan sesuai
gambar yang ada.

3.6 Assembling/merakit
Pada tahap ini, part-part dirakit menjadi sebuah system transmisi hidrolik dan diperiksa sesuai
gambar rakitan.

3.7 Pengujian
Pada tahap ini, penulis menguji kinerja system transmisi hidrolik mengacu pada tujuan yang
ditetapkan, jika perlu dilakukan penyesuaian/penyetelan. Adapun proses pengujiannya adalah
dengan memutar pompa hidrolik dengan suatu putaran, misalnya dengan motor bakar atau motor
listrik, kemudian diukur putaran keluaran pada motor hidrolik variabel dalam berbagai kondisi,
antara lain : kecepatan putaran pompa hidrolik variabel dan sudut kemiringan swashplate.

3.8 Membuat laporan pengujian.


Pada tahap ini penulis membuat laporan kinerja alat, sehingga dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk digunakan sebagai system transmisi di alat pertanian.

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


Tabel 4.1 Perkiraan biaya penelitian

no nama barang harga satuan Qty Jumlah


motor hidrolik
1 Rp16,000,000.00 3 Rp48,000,000.00
(penggerak roda dan peralatan)

2 pompa hidrolik Rp14,000,000.00 1 Rp14,000,000.00

3 katup hidrolik Rp12,000,000.00 1 Rp12,000,000.00

4 tabung akumulator hidrolik Rp12,000,000.00 1 Rp12,000,000.00

mesin diesel 5 PK
5 Rp8,000,000.00 1 Rp8,000,000.00
(sebagai sumber tenaga)

6 piping tekanan tinggi Rp2,000,000.00 1 Rp2,000,000.00

Total Rp96,000,000.00

Tabel 4.2 Rencana kegiatan penelitian

bulan
no kegiatan keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8

1 studi literatur

2 membuat desain

3 membuat daftar kebutuhan

4 pengadaan kebutuhan

5 pembuatan (manufaktur)

6 perakitan

7 pengujian Siklus perbaikan

8 membuat laporan

Gambar 4.1 Skema penelitian


Gambar 4.1 memperlihatkan skema penelitian, mesin sebagai sumber tenaga memutar pompa hidrolik
variabel sehingga mesin akan berputar pada putaranan yang efisien, kemudian oli yang bertekanan akan
ditampung dalam akumulator oli untuk menggerakkan roda penggerak. Keuntungan dari penggunaan
motor hidrolik variabel adalah ketika beban ringan swashplate akan mengatur panjang langkah dari
piston hidrolik sehingga akan menghemat tenaga. Penggunaan akumulator hidrolik adalah untuk
menyimpan tekanan oli yang tidak digunakan sehingga suatu saat dibutuhkan dapat digunakan lagi,
sebagai contoh pada saat kendaraan diam dan mesin berputar, tekanan oli dapat disimpan dalam
akumulator oli.

BAB 5 REFERENSI
1. Irving P.Church, Hydaulic Motors, Knowledge Publication 2009
2. M.Wiston, Essential Hydraulic, Create Space Independent Publisher 2014

Anda mungkin juga menyukai