Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

UNCONFINED COMPRESSION TEST

KELOMPOK 10

Rosi Nursani 1106002500


Christian 1106011814
Ade Mochamad Yusuf 1106052386

Tanggal Praktikum : 3 - 4 Oktober 2013


Asisten Praktikum : Vicki Benita
Tanggal Disetujui :
Nilai :
Paraf :

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2013
I. PENDAHULUAN

a) Maksud dan Tujuan Percobaan


Untuk mencari nilai unconfined shear strength dari tanah berbutir halus
dengan kondisi undrained, seperti lempung yang tersaturasi dan cemented soils.

b) Alat dan Bahan


 Unit mesin Unconfined Compression Test
 Sampel tanah undisturbed dari tabung
 Cetakan silinder contoh tanah uji (mould)
 Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
 Oli (minyak pelumas)
 Extruder mekanis dan manual
 Gergaji kawat
 Spatula
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
 Can
 Oven
 Palu

c) Teori Dasar
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir tanah
terhadap desakan atau tarikan. Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh ;
• Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya
• Gesekan antar butir – butir tanah

Ada beberapa cara untuk menentukan kuat geser tanah:


1. Direct Shear Test
Pada uji ini tegangan normal (N) pada benda uji diberikan dari atas kotak
geser. Gaya geser diterapkan pada setengah bagian kotak geser. Selama pengujian
perpindahan (∆L) akibat gaya geser dan perubahan tebal (∆h) benda uji dicatat.
Pada tanah pasir bersih yang padat, tahanan geser bertambah sampai beban
puncak, dimana keruntuhan geser terjadi, sesudah itu kondisi menurun dengan
penambahan penggeseran dan akhirnya konstan, kondisi ini disebut kuat geser
residu. Sudut gesek dalam padat (Øm) dalam kondisi padat diperoleh dari tegangan
puncak, sedang sudut gesek dalam kondisi longgar (Øt) diperoleh dari tegangan
batas (residu).

Figure 1. Skema Uji Direct Shear

2. Triaxial Test
Pada uji ini, sampel berselubung karet dimasukan dalam tabung kaca,
ruang dalam tabung kaca diisi air, benda uji ditekan dengan tekanan sel (σ3) yang
berasal dari tekanan cairan dalam tabung. Untuk menghasilkan kegagalan geser
pada benda uji, tekanan aksial dikerjakan melalui bagian atas benda uji sampai
benda uji runtuh. Besarnya tekanan aksial yang diberikan dicatat (∆σ). Tegangan
∆σ= σ1 – σ3 disebut tegangan deviator. Regangan aksial diukur selama penerapan
tegangan deviator. Akibat penambahan regangan akan menambah penampang
melintang benda uji. Karenanya koreksi penampang benda uji dalam menghitung
tegangan deviator harus dilakukan.

Figure 2. Alat Uji Triaxial


3. Vane Shear Test
Pengujian ini digunakan untuk menentukan kuat geser undrained baik di
laboratorium maupun dilapangan terhadap lempung jenuh yang tidak retak-retak.
Sangat cocok terhadap lempung lunak.

4. Unconfined Compression Test


Pada uji ini, sudut geser dalam (Ø) = 0 dan tidak ada tegangan sel (σ3=0),
jadi yang ada hanya beban vertikal (σ1) menyebabkan tanah menjadi retak dibagi
satuan luas yang dikoreksi (A) disebut Unconfined Compression Strength (qu).

Figure 3. Skema Uji Tekan Bebas (UCT)

Harga qu ini bisa juga didapat dari lingkaran mohr :

Figure 4. Grafik mohr untuk mencari nilai qU

Cara menghitung luas contoh tanah dapat dijelaskan sebagai berikut:


 Isi contoh semula
𝑉0 = 𝐿0 × 𝐴0
dimana : 𝑉0 = Isi sampel mula-mula (volume)

𝐿0 = panjang sampel mula-mula

𝐴0 = luas penampang sampel mula-ula

 Sesudah beban vertikal diberikan :


Panjang menjadi 𝐿, isi menjadi 𝑉 , dan luas menjadi 𝐴. Persamaannya dapat
ditulis sebagai berikut:
𝐿 = 𝐿0 − ∆𝐿 dan 𝑉 = 𝑉0 − ∆𝑉
(𝐿 dan 𝑉 diukur selama percobaan)

Figure 5. Perubahan yang terjadi pada sampel selama percobaan berlangsung

Dari persamaan diatas didapat:

𝐴(𝐿0 − ∆𝐿) = 𝐴0 𝐿0 − ∆𝑉

𝐴0 𝐿0 − ∆𝑉
𝐴=
𝐿0 − ∆𝐿

Percobaan unfined compression test ini dilakukan dalam kondisi undrained,


dimana tidak adanya aliran air selama pembebanan sehingga tidak terjadi
perubahan volume (∆𝑉 = 0), sehingga persamaannya menjadi:

𝐴0 𝐿0 𝐴0 𝐴0
𝐴= = =
𝐿0 − ∆𝐿 1 − ∆𝐿 1 − 𝜀
𝐿0

dimana: 𝜀 = regangan
Pada percobaan ini besarnya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu

𝑃 = 𝑀 × 𝐿𝑅𝐶

dimana: 𝑃 = Gaya yang hendak dicari


𝑀 = Pembacaan pada dial
𝐿𝑅𝐶 = Faktor kalibrasi alat (0,186)

Sementara itu, nilai 𝑞𝑢 dan 𝑐 dapat dicari dengan persamaan:

𝑃𝑚𝑎𝑥 𝑞𝑢
𝑞𝑢 = dan 𝑐 =
𝐴 2

dimana: 𝑞𝑢 = Unconfined compression strength


𝑐 = Kekuatan geser tanah

Pada percobaan ini dimensi sampel harus memenuhi syarat:

2𝐷 ≤ 𝐿 ≤ 3𝐷

dimana: 𝐷 = Diameter sampel


𝐿 = Tinggi sampel

Hal ini didasarkan pada apabila 𝐿 ≤ 2𝐷, sudut bidang runtuhnya akan mengalami
overlap dan sementara jika 𝐿 ≥ 3𝐷, contoh tanah akan berlaku sebagai kolom dan
kemungkinan akan terjadi tekuk. Perbandingan idealnya adalah 𝐿 ∶ 𝐷 = 2 ∶ 1

II. PROSEDUR PRAKTIKUM

a) Persiapan Praktikum
1. Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung dan memasukkannya ke
dalam cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis) dan potong
dengan gergaji kawat.
2. Meratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji menggunakan spatula
selanjutnya mengeluarkannya dari silinder uji dengan ekstruder manual.
3. Mengukur dimensi sampel tanah.
4. Menimbang berat awal sampel tanah tersebut.

b) Jalannya Praktikum
1. Menempatkan sampel uji pada mesin Unconfined Compression test sesegera
mungkin untuk menghindari hilangnya kadar air pada sampel uji.
2. Menaikkan pelat bawah dengan memutar kenop hingga ujung atas sampel uji
mengenai pelat atas dan dial gauge untuk pembebanan tersentuh. Kunci kenop
tersebut agar mesin Unconfined dapat bekerja
3. Menset dial menjadi nol dan mulai jalankan mesin Unconfined.
4. Catat pembacaan Load Dial setiap penurunan dial bertambah 0.02 inch atau 0.025
cm. Pembacaan dihentikan jika nilai Load Dial mulai bergerak stabil atau turun
selama 3 kali pembacaan.
5. Melakukan proses remoulded yaitu melebur kembali sampel uji yang telah dicoba
dan dipadatkan kembali dengan cara ditumbuk secara konstan langsung pada
silinder uji. Berat sampel uji remoulded haruslah sama dengan berat sampel uji
undisturbed.
6. Ulangi percobaan nomor 2 – 4.

III. PENGOLAHAN DATA

a) Data Percobaan

Undisturbed Sample Disturbed Sample


Deformasi
Load Dial Load Dial
25 10.5 18
50 15 31
75 20 46
100 27 58
125 35 68
150 45 76
175 57 82
200 71 85
225 86 86
250 102
275 115
300 124
325 129
350 131

LRC 0.186
Diameter 3.57 cm
Tinggi 7.16 cm
Area 10.014 cm2
Volume 71.699 cm3
WCan 10 gram
WWet + Can 116 gram
WDry + Can 86 gram
WMould 128 gram

b) Menentukan kadar air (moisture content) dan kerapatan (density) sampel


Kadar air (𝑊):

𝑤𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
𝑊= × 100%
𝑤𝑑𝑟𝑦

𝑤𝑤𝑒𝑡 −𝑤𝑑𝑟𝑦
= × 100%
𝑤𝑑𝑟𝑦

𝑤𝑤𝑒𝑡+𝑐𝑎𝑛 −𝑤𝑑𝑟𝑦+𝑐𝑎𝑛
= × 100%
𝑤𝑑𝑟𝑦+𝑐𝑎𝑛 −𝑤𝑐𝑎𝑛

116 − 86
𝑊= × 100% = 39,47%
86 − 10
Kerapatan (𝛾):

 Untuk sampel tanah saturated


𝑤𝑤𝑒𝑡 𝑤𝑤𝑒𝑡+𝑐𝑎𝑛 − 𝑤𝑐𝑎𝑛 116 − 10
𝛾𝑤𝑒𝑡 = = = = 1,478 𝑐𝑚3 /𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉 𝑉 71,699
 Untuk sampel tanah dry

𝑤𝑑𝑟𝑦 𝑤𝑑𝑟𝑦+𝑐𝑎𝑛 − 𝑤𝑐𝑎𝑛 86 − 10


𝛾𝑑𝑟𝑦 = = = = 1,060 𝑐𝑚3 /𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑉 𝑉 71,699

c) Menentukan kuat tekan bebas (𝒒𝒖 ) dan kuat geser tanah (𝒄)
Untuk sampel undisturbed
𝑃𝑚𝑎𝑥 𝑀𝑚𝑎𝑥 × 𝐿𝑅𝐶 131 × 0,186
𝑞𝑢 = = = = 2,433 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐴 𝐴 10,014
𝑞𝑢 2,433
𝑐= = = 1,217 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
2 2
Untuk sampel disturbed (remoulded)
𝑃𝑚𝑎𝑥 𝑀𝑚𝑎𝑥 × 𝐿𝑅𝐶 86 × 0,186
𝑞𝑢 = = = = 1,597 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐴 𝐴 10,014
𝑞𝑢 2,433
𝑐= = = 0,799 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
2 2
d) Menentukan Sensitivity
𝑞𝑢 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑 2,433
𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = = = 1,523
𝑞𝑢 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑 1,597

e) Menentukan hubungan strain dan stress pada sampel undisturbed

Load Area
Sample Corrected Load on
Dial Strain Correction Stress
Deformation Area Sample
Reading Factor
M ∆L ε=∆L/L0 1-ε A=A0/(1-ε) P=MxLRC σ1=P/A
10.5 0.025 0.00349 0.997 10.049 1.953 0.194
15.0 0.050 0.00698 0.993 10.084 2.790 0.277
20.0 0.075 0.01047 0.990 10.120 3.720 0.368
27.0 0.100 0.01397 0.986 10.156 5.022 0.495
35.0 0.125 0.01746 0.983 10.192 6.510 0.639
45.0 0.150 0.02095 0.979 10.228 8.370 0.818
57.0 0.175 0.02444 0.976 10.265 10.602 1.033
71.0 0.200 0.02793 0.972 10.302 13.206 1.282
86.0 0.225 0.03142 0.969 10.339 15.996 1.547
102.0 0.250 0.03492 0.965 10.376 18.972 1.828
115.0 0.275 0.03841 0.962 10.414 21.390 2.054
124.0 0.300 0.04190 0.958 10.452 23.064 2.207
129.0 0.325 0.04539 0.955 10.490 23.994 2.287
131.0 0.350 0.04888 0.951 10.529 24.366 2.314

Load Dial Strain Stress


Reading % kg/cm2
10.5 0.349 0.194
15.0 0.698 0.277
20.0 1.047 0.368
27.0 1.397 0.495
35.0 1.746 0.639
45.0 2.095 0.818
57.0 2.444 1.033
71.0 2.793 1.282
86.0 3.142 1.547
102.0 3.492 1.828
115.0 3.841 2.054
124.0 4.190 2.207
129.0 4.539 2.287
131.0 4.888 2.314
Grafik Strain Vs Dev.Stress untuk Sampel Undisturbed
2.5

Deviator Stress (kg/cm2)


2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
0 1 2 3 4 5 6
Strain (%)

f) Menentukan hubungan strain dan stress pada sampel disturbed

Area
Load Dial Sample Corrected Load on
Strain Correction Stress
Reading Deformation Area Sample
Factor
M ∆L ε=∆L/L0 1-ε A=A0/(1-ε) P=MxLRC σ1=P/A
18 0.025 0.00349 0.997 10.049 3.348 0.333
31 0.050 0.00698 0.993 10.084 5.766 0.572
46 0.075 0.01047 0.990 10.120 8.556 0.845
58 0.100 0.01397 0.986 10.156 10.788 1.062
68 0.125 0.01746 0.983 10.192 12.648 1.241
76 0.150 0.02095 0.979 10.228 14.136 1.382
82 0.175 0.02444 0.976 10.265 15.252 1.486
85 0.200 0.02793 0.972 10.302 15.810 1.535
86 0.225 0.03142 0.969 10.339 15.996 1.547

Load Dial Strain Stress


Reading % kg/cm2
18 0.349 0.333
31 0.698 0.572
46 1.047 0.845
58 1.397 1.062
68 1.746 1.241
76 2.095 1.382
82 2.444 1.486
85 2.793 1.535
86 3.142 1.547

Grafik Strain Vs Dev.Stress untuk Sampel Disturbed


1.8
1.6
Deviator Stress (kg/cm2)

1.4
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
Strain (%)

g) Perbandingan grafik sampel undisturbed dengan sampel disturbed

Undisturbed Disturbed
Strain
Stress Stress
(%) kg/cm2 kg/cm2
0.349 0.194 0.333
0.698 0.277 0.572
1.047 0.368 0.845
1.397 0.495 1.062
1.746 0.639 1.241
2.095 0.818 1.382
2.444 1.033 1.486
2.793 1.282 1.535
3.142 1.547 1.547
3.492 1.828 -
3.841 2.054 -
4.190 2.207 -
4.539 2.287 -
4.888 2.314 -

Grafik Strain Vs Dev.Stress


2.5
Deviator Stress (kg/cm2)

2.0

1.5
Undisturbed
Sample
1.0
Disturbed
0.5 Sample

0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Strain (%)

IV. ANALISIS PRAKTIKUM

a) Analisis Percobaan

Praktikum ini bertujuan untuk mencari nilai unconfined shear strength dari
tanah berbutir halus dengan kondisi undrained, yakni kuat geser tanah bebas (tidak
ada tegangan sel, σ3=0) dalam kondisi tidak terjadinya pengaliran air pori selama
pembebanan sehingga tidak terjadi perubahan volume (∆𝑉 = 0).
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu praktikan mengambil contoh
atau sampel tanah undisturbed dimana struktur dan sifat asli dari tanah tersebut masih
asli dan belum terganggu. Pengambilan tanah undisturbed dilakukan dengan metode
hand boring menggunakan tabung khusus berukuran besar. Tabung besar tersebut
sebelumnya telah diberi minyak pelumas (oli) dibagian dalamnya agar tanah mudah
dikeluarkan saat di-extrude nantinya. Tanah yang telah diambil melalui tabung besar
tersebut kemudian bagian atas dan bawahnya ditutup dengan plastik untuk menjaga
kadar air tanah tersebut.
Pada tahap persiapan, sebelum praktikan mengeluarkan tanah undisturbed dari
tabung hand boring terlebih dahulu praktikan melakukan pengukuran dimensi dari
cetakan silinder (mould kecil) yang nantinya digunakan untuk mencetak sampel uji
UCT dengan menggunakan jangka sorong. Dimensi mould yang diukur ialah tinggi
mould dan diameter mould bagian dalam sehingga data tersebut dapat mewakili luas
permukaan dan volume sampel uji. Mould tersebut kemudian diberi minyak pelumas
di bagian dalamnya agar sampel ujinya mudah dikeluarkan.
Percobaan diawali dengan dikeluarkannya sample tanah undisturbed dari
tabung hand boring (yang ukurannya besar) menggunakan extruder mekanis. Saat
proses extruding, di atas tabung hand boring diletakkan mould agar tanah yang
dikeluarkan dari tabung langsung masuk ke dalam mould. Setelah tanah memenuhi
volume mould, dilakukan pemisahan (dengan cara pemotongan) antara tanah di
tabung dengan tanah di mould. Pemotongan ini dapat menggunakan gergaji kawat
ataupun pisau dan hasilnya tidak harus rata, karena nantinya akan ada proses perataan
permukaan sampel dalam mould itu sendiri.
Sebelum sampel uji dikeluarkan dan dibawa ke mesin UCT, kedua permukaan
sampel uji harus diratakan terlebih dahulu sampai tidak ada permukaan yang
menonjol. Pemerataan permukaan sampel harus dilakukan agar pemberian beban
nantinya benar-benar tegak lurus terhadap seluruh permukaan sampel sehingga besar
tegangan yang diberikan tidak berubah. Alat yang digunakan untuk meratakan sampel
ialah pisau cutter karena ketajamannya yang tinggi (tipis) dan permukaannya yang
rata.
Setelah dilakukan pemerataan permukaan sampel, sampel dikeluarkan dari
mould menggunakan extruder manual. Kemudian sampel dibawa ke mesin UCT
untuk dilakukan pembebanan. Mula-mula, alat harus di set ketinggiannya melebihi
tinggi sampel agar sampel dapat dimasukkan ke area pembebanan. Setelah itu, sampel
diletakkan tepat di tengah-tengah pembebanan dan alat kembali diturunkan sampai
menyentuh seluruh permukaan sampel uji. Apabila tidak menyentuh seluruh
permukaannya, maka sampel tersebut masih belum rata (kemungkinan permukaannya
miring atau masih ada tonjolan). Pada mesin UCT ini, terdapat 2 dial yang harus
dikalibrasi, dial pertama menunjukkan besarnya deformasi sampel dan dial kedua
menunjukkan besarnya tegangan yang diberikan alat terhadap sampel. Saat
pembebanan dilakukan, mesin dinyalakan dalam mode otomatis dimana
kecepatannya konstan. Pembacaan dial kedua dilakukan setiap terjadi penurunan
(deformasi) sebesar 0,025 cm yang ditunjukkan pada dial pertama. Pembacaan
berhenti dilakukan ketika load dial kedua sudah tidak mengalami kenaikan lagi atau
bahkan mengalami penurunan. Itu artinya bahwa sampel tidak mampu lagi mengalami
deformasi dan nilai tersebut merupakan kekuatan maksimum dari sampel uji.
Setelah dilakukan kompresi terhadap sampel uji, secara visual dapat dilihat
perbedaannya. Sampel tersebut mengalami perubahan luas dibagian tengahnya
(menggembung di tengah-tengah) dan terlihat pola keretakannya. Perubahan luas
sampel (menjadi lebih besar) dan penurunan tinggi/deformasi (menjadi lebih kecil)
menggambarkan ketepatan hukum Poisson Ratio. Karena perubahan luas sampel
tersebut, perlu dilakukan koreksi luas melalui perhitungan.
Setelah sampel undisturbed selesai diuji, kemudian sampel tersebut
dihancurkan menjadi butiran-butiran kecil. Dalam penguraian sampel menjadi
butiran-butiran kecil, ternyata terdapat benda bukan tanah yang kemudian dibuang.
Adanya benda bukan tanah tersebut tentu mempengaruhi volume dan kekuatan dari
sampel sebelumnya. Setelah itu, butiran-butiran kecil tersebut dimasukkan kembali ke
dalam mould yang sama dan dilakukan pemadatan (compaction) agar tanah
memenuhi volume mould tersebut. Setelah dilakukan pemadatan hingga memenuhi
seluruh volume mould, ternyata tanah yang tersisa masih cukup banyak. Hal ini
mengindikasikan bahwa pemadatan yang dilakukan kurang optimal. Sampel tanah
dalam mould tersebut merupakan sampel disturbed karena telah mendapat perlakuan
dari luar dan struktur aslinya sudah berubah. Kemudian pada sampel tersebut
dilakukan hal yang sama seperti sampel undisturbed untuk kemudian dibandingkan
hasilnya. Sebagai penutup percobaan, praktikan melakukan penimbangan terhadap
berat tanah basah dan berat tanah kering (setelah di oven) untuk menghitung kadar air
sampel.

b) Analisis Hasil

Secara alamiah, kuat tekan tanah akan berkurang banyak apabila tanah
tersebut diuji ulang lagi setelah tanah tersebut menderita kerusakan struktural tanpa
adanya perubahan dari kadar air. Dari besarnya nilai kuat tekan bebas (qu) yang
dihasilkan dalam praktikum ini, sampel tanah undisturbed memiliki kuat tekan
maksimum yang lebih besar dibandingkan dengan sampel tanah disturbed. Nilai qu
yang didapat dari sampel undisturbed sebesar 2,433 kg/cm2, sementara untuk sampel
disturbed sebesar 1,597 kg/cm2. Kuat tekan ini melambangkan besarnya tegangan
yang dapat diterima tanah hingga tanah itu tidak mampu lagi berdeformasi. Semakin
besar kuat tekan tanah maka semakin padat tanah tersebut sehingga ikatan antar
partikelnya semakin kuat, dalam hal ini dinyatakan dalam kohesi. Kohesi yang kuat
akan menyulitkan pemisahan partikel-partikel tanah (melalui pergeseran). Sehingga
dapat dipastikan bahwa kuat geser dari sampel undisturbed (c=1,217 kg/cm2) dalam
praktikum ini lebih besar dibanding kuat geser dari sampel disturbed (c=0,799
kg/cm2).
Kesensitifan (sensitivity) merupakan sifat berkurangnya kekuatan tanah akibat
adanya kerusakan struktural tanah tersebut. Tingkat kesensitifan dapat dirumuskan
sebagai rasio (perbandingan) antara kekuatan tanah yang masih asli (undisturbed)
dengan kekuatan tanah yang sama setelah terkena kerusakan (disturbed), bila tanah
tersebut diuji dengan cara tekan bebas. Tanah jenis lempung memiliki sifat sensitif
yang berbeda-beda, berikut klasifikasinya:

Sensitifitas Lempung
≈1 Tidak senditif
1-2 Sensitifitas rendah
2-4 Sensitifitas sedang
4-8 Sensitifitas tinggi
8-16 Sensitifitas ekstra
>16 Quick
Tabel Sensitifitas Lempung (Peck et al, 1951)

Sampel tanah yang digunakan dalam praktikum ini, memiliki rasio


kesensitifan sebesar 1,523; dimana tergolong ke dalam tanah sensitifitas kecil.
Artinya, kerusakan structural yang dialami tanah tidak berpengaruh besar terhadap
perubahan kuat takan maupun kuat geser tanah.
Dari praktikum ini juga diperoleh grafik hubungan regangan dan tegangan
antara sampel undisturbed dan disturbed. Berikut grafik perbandingannya:
Grafik Strain Vs Dev.Stress
2.5

Deviator Stress (kg/cm2)


2.0
1.5 Undisturbed
1.0 Sample
Disturbed
0.5 Sample
0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Strain (%)

Pada grafik tersebut terlihat jelas bahwa sampel undisturbed mampu menerima
tegangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sampel disturbed, hal ini sesuai
dengan analisa mengenai kekuatan tanah yang telah dipaparkan sebelumnya. Pada
tiap sampel, dilakukan pembebanan kontinu (yang bebannya bertambah secara
konstan) hingga tiap sampel mencapai titik akhir regangannya. Pada titik tersebut,
sampel tanah tidak mampu lagi mengalami deformasi sehingga tegangan pada titik
akhir tersebut merupakan gambaran dari beban maksimum yang dapat diterima
sampel tanah. Jika diperhatikan bahwa pada ujung garis, grafik cenderung melandai,
hal ini menunjukkan kemampuan sampel dalam menahan beban sudah di ujung batas.
Apabila beban yang diberikan melebihi beban maksimum tersebut, maka sampel
tanah tersebut akan mengalami keruntuhan (failure). Berikut gambar pola keruntuhan
tanah undisturbed dan disturbed:

Figure 6. Pola keruntuhan Figure 7. Pola keruntuhan


sampel Undisturbed sampel Disturbed

Pola keruntuhan pada sampel tanah undisturbed cenderung hanya berbentuk garis
lurus sejajar (dengan jumlah sedikit) dengan arah beban aksial yang diberikan selama
pembebanan dikarenakan sifat kepadatan dan kohesi yang masih tinggi dari sampel
tersebut. Berbeda dengan sampel tanah disturbed, dimana pola keruntuhannya berupa
garis lurus dalam arah aksial dan lateral dikarenakan kepadatan dan kohesinya yang
telah berkurang. Keretakan sampel disturbed mayoritas terjadi pada sampel bagian
dasar dikarenakan pada awal memasukkan sampel ke dalam mould, pemadatan yang
dilakukan kurang optimal.

c) Analisa Kesalahan

Ada beberapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam praktikum Unconfined


Compression Test ini, di antaranya:
1. Kesalahan paralaks, yaitu kesalahan dalam pembacaan skala pengukuran akibat
sudut tangkap penglihatan yang tidak tegak lurus. Kesalahan paralaks dalam
praktikum ini dapat terjadi ketika dilakukan pengukuran dimensi mould
menggunakan jangka sorong dan pembacaan dial pada mesin UCT.
2. Kesalahan dalam meratakan permukaan sampel dalam mould. Sampel yang tidak
merata, permukaannya miring, dan masih terdapat bagian yang menonjol atau
berlubang akan mempengaruhi nilai tegangan yang diberikan mesin UCT.
3. Kesalahan dalam melakukan kalibrasi. Pembacaan yang salah mulai dari awal
akan menghasilkan data yang tidak valid.
4. Kesalahan dalam melakukan pemadatan, dimana usaha pemadatan yang kurang
optimum dapat mempengaruhi kepadatan sampel uji sehingga kuat geser tanah
tersebut menjadi kecil. Kesalahan ini dapat dlihat dari jumlah tanah yang tersisa
setelah diremoulded.
5. Kesalahan dalam meletakkan sampel uji tepat di tengah-tengah pembebanan.
Apabila sampel tidak tepat berada di tengah, maka distribusi tegangan yang
diberikan juga tidak akan merata.

Selain faktor-faktor di atas, tingkat kesalahan pada praktikum UCT ini juga
dipengaruhi oleh praktikum sebelumnya yaitu hand boring dimana proses
pelaksanaannya akan mempengaruhi kondisi undisturbed tanah.
V. KESIMPULAN

Dari percobaan Unconfined Compression Test ini dapat diambil beberapa


kesimpulan, antara lain:
1. Kuat tekan bebas dan kuat geser tanah undisturbed lebih besar dari tanah disturbed.
Tanah undisturbed pada praktikum ini mempunyai kuat tekan bebas sebesar 2,433
kg/cm2 dan kuat geser sebesar 1,217 kg/cm2. Sementara tanah disturbed pada
praktikum ini mempunyai kuat tekan bebas sebesar 1,597 kg/cm2 dan kuat geser
sebesar 0,799 kg/cm2
2. Tanah yang strukturnya sudah terganggu (rusak) akan mengalami penurunan
kekuatan.
3. Tanah yang digunakan dalam praktikum tergolong dalam tanah jenis lempung dengan
kesensitifan rendah, dimana apabila terjadi kerusakan struktural pada tanah tersebut
maka perubahan (penurunan) kuat tekan dan gesernya tidak begitu besar.
4. Tanah memiliki tegangan ultimate yang mampu menahan beban maksimum, apabila
beban yang dialami melebihi nilai maksimum tersebut maka akan terjadi keruntuhan
(failure).
5. Dalam percobaan ini berlaku hukum Poisson Ratio, dimana tanah mengalami
regangan pada arah lateral (pertambahan luas) dan regangan pada arah aksial
(penyusutan tinggi).

VI. REFERENSI

Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Modul Praktikum Mekanika


Tanah 2. Depok: Laboratorium Mekanika Tanah, 2009.

Herman ST, MT. Bahan Ajar Mekanika Tanah II.


VII. LAMPIRAN

Gambar 1. Tabung hand boring berisi Gambar 2. Proses pemerataan permukaan


sampel undisturbed sampel

Gambar 3. Extruder Manual Gambar 4. Pola keretakan Gambar 5. Pola keretakan


sampel undisturbed sampel disturbed

Anda mungkin juga menyukai