Patogenesis Neuritis Optik
Patogenesis Neuritis Optik
4 Patogenesis
Hingga saat ini reaksi autoimun merupakan teori yang masih dipegang dalam patofisiologi
neuritis optik. Dalam reaksi ini myelin nervus optikus mengalami destruksi sehingga akson
hanya dapat memberikan impuls listrik dalam jumlah yang sangat kecil. Bila keadaan ini
terus menerus terjadi, maka sel ganglion retina aka mengalami kerusakan ireversibel. Setelah
destruksi myelin berlangsung, axon dari sel ganglion retina akan mulai berdegenerasi.
Monosit melokalisir daerah tersebut diikuti oleh makrofag untuk memfagosit myelin.
Antrosit kemudian berproliferasi dengan diikuti deposisi jaringan sel glia. Daerah gliotik
(sklerotik) dapat berambah jumlahnya dan meluas ke otak dan medulla spinalis (multipel
sklerosis)14.
2 Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat mendahului demielinisasi dan terkadang
terlihat sebagai retinal vein sheathing. Kehilangan mielin dapat melebihi hilangnya akson.
3 Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada Neuritis optikus diperantarai oleh imun,
tetapi mekanisme spesifik dan antigen targetnya belum diketahui. Aktivasi sistemik sel T
diidentifikasi pada awal gejala dan mendahului perubahan yang terjadi didalam cairan
(dalam 2-4 minggu). Aktivasi sel T menyebabkan pelepasan sitokin dan agen-agen inflamasi
yang lain. Aktivasi sel B melawan protein dasar mielin tidak terlihat di darah perifer namun
dapat terlihat di cairan serebrospinal pasien dengan Neuritis optikus. Neuritis optikus juga
berkaitan dengan kerentanan genetik, sama seperti MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu