Anda di halaman 1dari 11

NEURITIS OPTIK

Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan yang membawa impuls penglihatan ke
otak mengalami peradangan serta sarung mielin yang membungkus saraf tersebut mengalami
kerusakan (proses ini disebut juga demielinisasi). Terjadinya sangat khas pada salah satu mata
(70%) yang menyebabkan gangguan penglihatan yang cepat dan progresif tetapi bersifat
sementara. ekitar !0% penderita terjadi pada kedua mata. Neuritis optik cenderung menyerang
dewasa muda dengan usia rata"rata !0"an. Tujuh puluh lima persen penderita merupakan wanita.
#erusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di belakang bola mata dan
disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan dengan penyakit sklerosis multipel.
$eradangan saraf optik dan edema (pembengkakan) terjadi akibat tekanan intrakranial pada
tempat dimana saraf masuk ke dalam bola mata. $eradangan di tempat tersebut disebut papilitis.
$englihatan dapat saja normal atau berkurang% tergantung pada jumlah saraf yang mengalami
peradangan
Neuritis optik terdiri atas tiga jenis% yaitu&
'. (etrobulbar neuritis & menunjuk kepada lesi saraf yang akut dan tidak ditemukan adanya
gambaran fundus yang abnormal.
). $apilitis & mengarah kepada lesi anterior diamana diskus menjadi membengkak dan
hiperemis.
!. Neurorenitinitis & memiliki konotasi yang sama dengan papilitis tetapi ditujukan kepada
suatu proses yang lebih lanjut menuju daerah dekat retina dan u*ea.

Epidemiologi
+nsiden dan pre*alensi dari optic neuritis di amerika serikat adalah , per '00.000 penduduk. $ada
ras kaukasian% wanita dan orang yang hidup di dataran tinggi lebih banyak terkena penyakit ini.
$ada umumnya terjadi pada usia antara ',"-. tahun (usia rata"rata !0"!, tahun). /anita lebih
umum terkena daripada pria. 0erdasarkan data The 1ptic Neuritis Treatment Trial (1NTT) 77%
adalah wanita% 2,% kulit putih dan usia rata"rata !) 3 7 tahun. ebagian besar kasus
patogenesisnya disebabkan inflamasi demielinisasi dengan atau tanpa sklerosis multipel. $ada
sebagian besar kasus neuritis optikus monosimptomatik merupakan manifestasi awal sklerosis
multipel
Etiologi
1ptik Neuritis (1N) mungkin berhubungan dengan demyelinisasi (disertai dengan 4ultipel
clerosis lebih dari ,0%)% infeksi% parainfeksi atau autoimmune disease. $ada orang dewasa%
demyelinisasi adalah penyebab yang tersering dimana penyebab demyelinisasi sendiri tidak
diketahui. 1N yang disebabkan infeksi sangat jarang terjadi% meskipun begitu yang paling sering
menyebabkan 1N adalah *irus herpes% 5ytomegalo*irus% lyme disease% T0 dan fungi. $ara
infeksi yang dapat menyebabkan 1N adalah sinus disease% *aksinasi dan enchepalitis. 67%
sjogren syndrome% ankylosing spondylitis dan sarcoidosis telah dilaporkan sebagai penyakit
autoimun yang juga dapat menyebabkan 1N.
'. +nflamasi lokal
a. 8*eitis dan retinitis
b. 1ftalmia simpatika
c. 4eningitis
d. $enyakit sinus dan infeksi orbita
). +nflamasi general)
a. +nfeksi syaraf pusat
4ultipel sklerosis
9iberbagai kelompok populasi diseluruh dunia% neuritis retrobulbar berkaitan dengan sklerosis
multipel pada '!"2,% pasien!. 9ata dari :4ayo clinic; pada tahun '.!! didapatkan dari ),,
kasus sebanyak ',, disebabkan oleh sklerosis multipel).
<cute disseminated encephalomyelitis
Neuromyelitis optic (9e*ic disease)
4erupakan suatu proses demielinisasi yang mengenai ner*us optikus. $enyakit ini sering salah
didiagnosa dengan sklerosis multipel tetapi dapat dibedakan berdasarkan derajat keparahan%
lokasinya (mengenai ner*us optikus% medulla spinalis) dan analisis cairan serebro spinal
(polymorphonuclear pleocytosis dan ketiadaan oligoclonal banding)7.
7ncephalitis peria=ial diffusa of childer
>erpes ?oster
7ncephalitis epidemic% poliomyelitis% inokulasi rabies
b. yphilis
c. Tuberkulosis
!. 6eber@s disease
4erupakan suatu penyakit herediter pada laki"laki muda% manifestasinya sebagai perubahan
mendadak pada penglihatan sentral% pertama kali mengenai satu mata dan selanjutnya kedua
mata. #arakteristiknya terdapat skotoma sentral dengan dence central nucleus. $ada beberapa
kasus inflamasi mengenai ner*us di dalam bola mata sehingga menyebabkan papilitis ringan.
$ada kasus yang lain mengenai ner*us di belakang mata).
-. Toksin endogen
a. $enyakit infeksi akut% seperti influen?a% malaria% measles% mumps% pneumonia
b. Aokus septik pada gigi% tonsil% infeksi fokal
c. $enyakit metabolik& diabetes% anemia% kehamilan% a*itaminosis
,. +ntoksikasi racun eksogen seperti tobacco%etil alcohol% metil alkohol.
Aaktor resiko neuritis optikus termasuk&
'.8sia
Neuritis optikus sering mengenai dewasa muda usia )0 sampai -0 tahunB usia rata"rata terkena
sekitar !0 tahun. 8sia lebih tua atau anak"anak dapat terkena juga tetapi frekuensinya lebih
sedikit
).Cenis kelamin
/anita lebih mudah terkena neuritis optikus dua kali daripada laki"laki.
!.(as
Neuritis optikus lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada ras yang lain
Gejala-Gejala
Dejala"gejala neuritis optik adalah jika ditemukan satu atau lebih gejala berikut ini&
penglihatan kabur
bintikEbercak buta% terutama pertengahan lapang pandang
nyeri saat pergerakkan bola mata
sakit kepala
buta warna mendadak
gangguan penglihatan pada malam hari
gangguan ketajaman penglihatan
Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. $enyebab lainnya adalah
infeksi *irus% jamur% ensefalomielitis% penyakit"penyakit otoimun atau tumor yang menekan saraf
penglihatan atau penyakit"penyakit pembuluh darah (misalnya radang arteri temporal). 0eberapa
bahan kimia beracun seperti metanol dan timah hitam dapat menyebabkan kerusakkan saraf
optik. #erusakn saraf optik dapat juga dikarenakan penyalahgunaan alkohol dan rokok. Neuritis
optik dapat juga disebabkan karena gangguan sistem kekebalan tubuh.

Patofisiologi
>ingga saat ini reaksi autoimun merupakan teori yang masih dipegang dalam patofisiologi
neuritis optik. 9alam reaksi ini myelin ner*us optikus mengalami destruksi sehingga akson
hanya dapat memberikan impuls listrik dalam jumlah yang sangat kecil. 0ila keadaan ini terus
menerus terjadi% maka sel ganglion retina aka mengalami kerusakan ire*ersibel. etelah destruksi
myelin berlangsung% a=on dari sel ganglion retina akan mulai berdegenerasi. 4onosit melokalisir
daerah tersebut diikuti oleh makrofag untuk memfagosit myelin. <ntrosit kemudian
berproliferasi dengan diikuti deposisi jaringan sel glia. 9aerah gliotik (sklerotik) dapat berambah
jumlahnya dan meluas ke otak dan medulla spinalis (multipel sklerosis).
+nflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat mendahului demielinisasi dan terkadang
terlihat sebagai retinal *ein sheathing. #ehilangan mielin dapat melebihi hilangnya
akson. 9ipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada Neuritis optikus diperantarai oleh imun%
tetapi mekanisme spesifik dan antigen targetnya belum diketahui. <kti*asi sistemik sel T
diidentifikasi pada awal gejala dan mendahului perubahan yang terjadi didalam cairan
serebrospinal. $erubahan sistemik kembali menjadi normal mendahului perubahan sentral (dalam
)"- minggu). <kti*asi sel T menyebabkan pelepasan sitokin dan agen"agen inflamasi yang lain.
<kti*asi sel 0 melawan protein dasar mielin tidak terlihat di darah perifer namun dapat terlihat
di cairan serebrospinal pasien dengan Neuritis optikus. Neuritis optikus juga berkaitan dengan
kerentanan genetik% sama seperti 4. Terdapat ekspresi tipe >6< tertentu diantara pasien
Neuritis optikus.
Ner*us optikus mengandung serabut"serabut syaraf yang mengantarkan informasi *isual dari sel"
sel ner*us retina ke dalam sel"sel ner*us di otak. (etina mengandung sel fotoreseptor%
merupakan suatu sel yang diakti*asi oleh cahaya dan menghubungkan ke sel"sel retina lain
disebut sel ganglion. #emudian mengirimkan sinyal proyeksi yang disebut akson ke dalam otak.
4elalui rute ini% ner*us optikus mengirimkan impuls *isual ke otak. ehingga ketika ner*us
tersebut inflamasi% sinyal *isual yang dihantarkan ke otak menjadi terganggu dan pandangan
menjadi lemah
Diagnosis
(iwayat $asien dengan sklerosis multipel dapat mempunyai riwayat neuritis optik yang
berulang% dapat ditanyakan apakah pernah terjadi sebelumnya keluhan yang sama.
$ada anamnesa akan didapatkan gejala subjektif&
'. $englihatan turun mendadak dalam beberapa jam sampai hari yang mengenai satu atau
kedua mata. #urang lebih sepertiga pasien memiliki *isus lebih baik dari )0E-0 pada serangan
pertama% sepertiga lagi juga dapat memiliki *isus lebih buruk dari )0E)00.
). $englihatan warna terganggu.
!. (asa sakit bila mata bergerak dan ditekan% dapat terjadi sebelum atau bersamaan dengan
berkurangnya tajam penglihatan. 0ola mata terasa berat di bagian belakang bila digerakkan.
-. <danya defek lapang pandang.
,. $asien mengeluh penglihatan menurun setelah olahraga atau suhu tubuh naik (tanda
8hthoff).
F. 0eberapa pasien mengeluh objek yang bergerak lurus terlihat mempunyai lintasan
melengkung ($ulfrich phenomenon)% kemungkinan dikarenakan konduksi yang asimetris antara
ner*us optikus.
9okter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan diagnosis neuritis optik.
$emeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan ketajaman penglihatan% pemeriksaan buta
warna serta pemeriksaan retina dan diskus optik dengan menggunakan oftalmoskop. Tanda"tanda
klinis seperti gangguan reaksi pupil jelas terlihat selama pemeriksaan mata tetapi pada beberapa
keadaan mata terlihat normal. (iwayat medis penderita dapat digunakan untuk mengetahui
apakah pernah terpaparEkontak dengan bahan"bahan beracun seperti timah hitam yang dapat
menyebabkan neuritis optik.
$emeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan 4(+ (magnetic resonance imaging) diperlukan
untuk menegakkan diagnosis. 9engan 4(+ dapat dibuktikan tanda"tanda sklerosis multipel.
(iwayat dan pemeriksaan merupakan dasar dari diagnosis optic neuritis. $asien dewasa dengan
1N sering ditandai dengan penurunan penglihatan yang unilateral. 0ilateral juga dapat terjadi%
tetapi ini lebih sering terjadi pada anak"anak atau populasi <sia dan disebut sebagai Goptospinal
4@. $ersepsi penglihatan terhadap warna biasanya juga terpengaruh% dengan warna"warna
seperti efek washed out sebelum penurunan penglihatan terjadi. Nyeri orbital di dalam atau di
sekitar mata.
4anifestasi klinis biasanya ditandai dengan nyeri subakut unilateral disertai kehilangan
penglihatan yang progresif selama beberapa hari sampai ) minggu. #ehilangan penglihatan
mulai dari kabur hingga tidak respon terhadap cahaya. #ilatan cahaya dapat terlihat saat
penderita menggerakkan bola matanya. $ada penderita juga terjadi penurunan penglihatan
setelah berolahraga atau saat suhu tubuh meningkat (uhthoff phenomenon).
Tanda dari terjadinya optic neuritis ialah abnormallitas penglihatan terhadap warna% menurunnya
kontras dari penglihatan% defek lapangan pandang dan reflek pupil aferen defek positif.
a. Tajam penglihatan
9alam praktek umum% tanda"tanda disfungsi saraf optik dapat diperoleh dari pengujian *isual
acuity menggunakan grafik nellen untuk menentukan derajat kehilangan penglihatan. ketajaman
*isual pada penderita 1ptic neuritis dapat berkisar mulai dari FEF hingga no light perception.
>ilangnya *isus dapat & ringan (H )0 E !0)% sedang (H )0 E F0)% berat (I )0 E 70)
$emeriksaan penglihatan warna sangat penting dan ini dapat dideteksi dengan menggunakan
ishihara test. $ola yang paling umum didapatkan pada penderita 1N adalah redgreen confusion.
9efek relatif aferen pupil merupakan tanda klinis dari 1N dan sangat penting bahwa tes ini
dilakukan dengan benar. $erlakuan percobaan neuritis optik (1NTT) menunjukkan bahwa
sekitar -2% pasien dengan 1N pada satu mata memiliki optik neuropati pada mata
kontralateralnya. $ada anak"anak% 1N cukup sering bilateral dan berulang. $enurunan subjektif
pada kontras penglihatan adalah indikator lain dari disfungsi ner*us optikus.
8hthoff@s phenomenon merupakan hilangnya *isus sementara waktu yang terjadi secara
intermiten yang terjadi di 4ultiple sclerosis dan optic neuropati. yndrome ini juga dapat
dicetuskan oleh stress emosional% perubahan cuaca% menstruasi% cahaya% makanan% merokok.
$atofisiologi dari 8nthoff@s syndrome belum diketahui% walaupun adanya hambatan hantaran
hingga peningkatan pada suhu tubuh atau perubahan pada kadar elektrolit darah dapat dipercaya
memegang peranan.
b. Dangguan lapangan pandang
9epresi secara keseluruhan dari lapangan pandang adalah tipe defek *isual yang sering
ditemukan. 0anyak tipe kehilangan lapangan pandang dilaporkan% termasuk skotoma
centrocecal% setelah 7 bulan% ,' % kasus memiliki lapangan pandang yang normal.
c. 8kuran pupil
8kuran pupil sama dengan optik neuritis yang unilateral walaupun mata tersebut buta.
8mumnya% bagaimanapun defekEkerusakan afferent pupil di karakteristikan dengan susahnya
atau hilangnya konstriksi pada penyinaran langsung% hal ini didapati pada mata yang ipsilateral.
Tes dengan lampu senter yang berayun adalah metode sederhana untuk mendeteksi hal ini.
d. $emeriksaan 1phtalmoskopi
'. $erubahan awal
$apilitis dapat ditemukan dalam !2 % kasus. 9iskus optikus normal dalam -- % kasus. $ucatnya
bagian temporal menunjukkan adanya lesi optik neuritis yang berat pada mata yang sama% hal ini
dijumpai pada '2 % dari pasien yang menjalani pemeriksaan. $apilitis tahap awal di
karakteristikkan dengan adanya batas diskus yang mengabur dan sedikit hiperemis. 7dema dari
diskus optikus ('&!) dengan atau tanpa peripapillary flame"shaped hemorrhages (papillitis lebih
sering terjadi pada anak"anak dan dewasa muda) atau normasl diskus ()&!) retrobulbar 1N lebih
sering pada dewasa. (willeye)
). $apilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap
<danya papiledema pada opthalmoskopi tidak memungkinkan untuk menyatakan hal ini%
ditandai dengan adanya pembengkakan% hilangnya fisiologis cup% hiperemis dan perdarahan yang
terpisah. $embungkus *ena biasanya jarang terlihat. $emeriksaan dengan split lamp untuk
melihat adanya sel pada *itreous adalah hal yang sangat penting.
!. $erubahan lanjut
$ada retrobulbar optik neuritis% diskus yang normal dapat dijumpai selama -"F minggu% saat
dimana pucat dijumpai. $apilitis yang berlanjut kadang"kadangdidapati gambaran optik atropi
sekunder. $ada keadaan ini batas diskus dapat mengabur% mungkin terdapat jaringan glial pada
diskus% dan pucatnya diskus bagian stadium akhir optik neuritis. $ada stadium ini% serabut saraf
atropi dapat diamati pada retina dengan berangkat lampu hijau merah.
e. $emeriksaan egmen <nterior
$ada neuritis optik akut sebanyak dua pertiga dari kasus merupakan bentuk retrobulbar% maka
papil tampak normal% dengan berjalannya waktu% ner*us optikus dapat menjadi pucat akibat
atrofi. $ada kasus neuritis optik bentuk papilitis akan tampak edema diskus yang hiperemis dan
difus% dengan perubahan pada pembuluh darah retina% arteri menciut dan *ena melebar. Cika
ditemukan gambaran eksudat star figure% mengarahkan diagnosa kepada neuroretinitis.
Tes diagnostik seperti 4(+% analisis cairan serebrospinal dan serologi% umumnya dipakai dengan
alasan sebagai berikut2&
'.8ntuk menentukan penyebabnya apakah suatu proses inflamasi atau non inflamasi%
nonidiopathi% dan infeksi.
).8ntuk menentukan prognosisnya% apakah akan berkembang secara klinis menjadi multipel
sklerosis.
a. 4agnetic (esonance +maging (4(+)
4(+ penting untuk memutuskan apakah daerah di otak telah terjadi kerusakan myelin% yang
mengindikasikan resiko tinggi berkembangnya sklerosis multipel. 4(+ juga dapat membantu
menyingkirkan kemungkinan tumor atau kondisi lain,. $ada pasien yang dicurigai menderita
neuritis optikus% pemeriksaan 4(+ otak dan orbita dengan fat suppression dan gadolinium
sebaiknya dilakukan dengan tujuan untuk konfirmasi diagnosis dan menilai lesi white matter.
4(+ dilakukan dalam dua minggu setelah gejala timbul. $ada pemeriksaan 4(+ otak dan orbita
dengan fat suppression dan gadolinium menunjukkan peningkatan dan pelebaran ner*us optikus.
6ebih penting lagi% 4(+ dipakai dengan tujuan untuk memutuskan apakah terdapat lesi ke arah
sklerosis multipel. 5iri"ciri resiko tinggi mengarah ke sklerosis multipel adalah terdapat lesi
white matter dengan diameter ! atau lebih% bulat% lokasinya di area peri*entrikular dan menyebar
ke ruangan *entrikular2.
b. $emeriksaan cairan serebrospinal
$rotein ologinal banding pada cairan serebrospinal merupakan penentu sklerosis multipel.
Terutama dilakukan terhadap pasien"pasien dengan pemeriksaan 4(+ normal2.
c. Test Jisually 7*oked $otentials
Test Jisually e*oked potentials adalah suatu test yang merekam sistem *isual% auditorius dan
sensoris yang dapat mengidentifikasi lesi subklinis. Test Jisually e*oked potentials
menstimulasi retina dengan pola papan catur'!% dapat mendeteksi konduksi sinyal elektrik yang
lambat sebagai hasil dari kerusakan daerah ner*us,.
d.$emeriksaan darah
$emeriksaan tes darah N41"+gD untuk memeriksa antibodi neuromyelitis optica. $asien dengan
neuritis optikus berat sebaiknya menjalani pemeriksaan ini untuk mendeteksi apakah
berkembang menjadi neuromyelitis optica. $emeriksaan tingkat sedimen eritrosit (erythrocyte
sedimentation rate (7()) dipakai untuk mendeteksi inflamasi pada tubuh% tes ini dapat
menentukan apakah neuritis optikus disebabkan oleh inflamasi arteri kranialis

Diagnosis Banding
'. $apilitis
$apilitis adalah inflamasi yang mengenai ner*us optikus di dalam bola mata% merupakan salah
satu tipe neuritis optikus yang sering terjadi pada anak"anak% memiliki gejala yang sama dengan
neuritis retrobulbar tetapi pada pemeriksaan dengan opthalmoskopis dapat ditemukan
pembengkakan pada diskus optikus'!% hiperemi% tepi kabur dan semua pembuluh darah dilatasi.
). 5ompressi*e optic neuropathy
Terdapat kehilangan penglihatan akut. $ola kehilangan lapang pandang menunjukkan
penyebabnya non inflamasi% misalnya ditemukan kehilangan penglihatan pada mata lainnya. 5T
can atau 4(+ dapat mengidentifikasi lesi kompresif pada orbita dan khiasma. $ada
5ompressi*e optic neuropathy tidak terdapat pemulihan penglihatan.
!. Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy
Terdapatnya nyeri terutama pada pergerakan mata (meskipun tidak mutlak) secara klinis dapat
membedakan neuritis optikus dengan nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy.
-.yndrom *iral dan post *iral
$arainfectious optic neuritis umumnya mengikuti onset infeksi *irus selama '"! minggu% tetapi
dapat juga sebagai phenomena post *aksinasi. 8mumnya mengenai anak"anak daripada dewasa
dan terjadi karena proses imunologi yang menghasilkan demielinisasi ner*us optikus. $ost *iral
atau parainfeksius neuritis optikus dapat terjadi unilateral tetapi sering bilateral. 9iskus optikus
dapat normal atau terjadi pembengkakan

Terapi
Terapi Cangka $endek
9alam 1NTT% pada pasien yang diberi perlakuan dalam 2 hari setelah onset gejala untuk
menerima prednison oral (' mg per kilogram berat badan per hari selama '- hari% dengan
selanjutnya tapering"off selama - hari)% dan pasien yang menerima intra*ena metilprednisolon
(),0 mg setiap F jam selama ! hari) diikuti dengan prednison oral mg (' per kilogram per hari
selama '' hari% dengan selanjutnya tapering"off selama - hari)% atau oral placebo. $engobatan
dengan metilprednisolon intra*ena ternyata menghasilkan pemulihan *isus yang lebih cepat.
<ngka kejadian multiple sclerosis dua tahun setelah pengobatan dengan infus metilprednisolon
sebesar 7%, persen% dibandingkan dengan '-%7 persen di antara pasien yang menerima prednisone
dan 'F%7 persen placebo.
4enurut /ills 7ye 4anual% terapi terhadap neuritis optik adalah sebagai berikut&
$asien tanpa riwayat 4ultiple clerosis atau Neuritis optikus &
'. 9ari hasil 4(+ bila terdapat minimum ' lesi demielinasi tipikal &
(egimen selama ) minggu &
a. ! hari pertama diberikan 4ethylprednisolone 'kgEkgEhari i.*
b. '' hari setelahnya dilanjutkan dengan $rednisolone 'mgEkgEhari oral
c. Tapering off dengan cara )0 mg prednisone oral untuk hari pertama ( hari ke ', sejak
pemberian obat ) dan '0 mg prednisone oral pada hari ke ) sampai ke -
d. 9apat diberikan (anitidine ',0 mg oral untuk profilaksis gastritis
4enurut Neuritis optikus Treatment Trial (1NTT) pengobatan dengan steroid dapat menurunkan
progresi*itas 4ultiple sclerosis selama ! tahun. Terapi steroid hanya mempercepatkan
pemulihan *isual tapi tidak meningkatkan hasil pemulihan pandangan *isual.
). 9ari hasil 4(+ bila ) atau lebih lesi demielinasi &
a. 4enggunakan regimen yang sama dengan yang di atas
b. 4erujukan pasien ke spesialis neurologi untuk terapi interferon K"'L selama )2 hari
c. Tidak menggunakan oral prednisolone sebagai terapi primer karena dapat meningkatkan
resiko rekuren atau kekambuhan
!. 9engan tidak ada lesi demielinasi dari hasil 4(+ &
a. (isiko terjadi 4 rendah% kemungkinan terjadi sekitar ))% setelah '0 tahun kemudian
b. +ntra*ena steroid dapat digunakan untuk mempercepatkan pemulihan *isual
c. 0iasanya tidak dianjurkan untuk terapi kecuali muncul gangguan *isual pada mata
kontralateral
d. 4(+ lagi dalam ' tahun kemudian
$asien dengan riwayat 4ultiple sclerosis atau Neuritis optikus &
'. 1bser*asi
). 4emeriksa pasien pada minggu ke -"F setelah muncul gejala dan pemeriksaan ulang tiap !"
F bulan kemudian
!. $asien yang berisiko tinggi 4 atau demielinisasi sistem saraf pusat dari hasil 4(+
sebaiknya dirujuk ke spesialis neurologi untuk e*aluasi dan terapi lanjutan.
Terapi jangka panjang
+nterferon beta"'a dan interferon beta"'b telah terbukti dapat mengurangi angka kejadian
multipel sklerosis pada pasien dengan demielinasi akut optik neuritis dan dua atau lebih
karakteristik dari lesi demielinisasi pada 4(+. 5ontrolled high"risk ubjects <*one= 4ultiple
clerosis $re*ention tudy (5><4$) termasuk !2! pasien dengan neuritis optik akut atau
demielinasi lainnya yang berada pada resiko tinggi untuk terkena multiple sclerosis berdasar
bukti 4(+ (dua atau lebih whitematter lesion). emua pasien menerima ' g per hari intra*ena
metilprednisolon selama ! hariB '.! pasien secara acak diberikan suntikan intramuskular !0 mg
interferon beta"'a (<*one=) selama )7 hari dan '.0 secara acak untuk suntikan mingguan
plasebo. pasien yang diobati dengan interferon beta"'a memiliki angka probabilitas lebih rendah
untuk terjadinya multiple sklerosi selama ! dibandingkan dengan mereka yang menerima
placebo.
$ada model eksperimen sklerosis multipel% terapi dengan immunoglobulin intra*ena telah
ditunjukkan terjadi remielinisasi pada sistem syaraf sentral. $enelitian lain menyarankan bahwa
terapi dengan immunoglobulin bermanfaat pada pasien neuritis optikus dengan penurunan
penglihatan yang jelas. <kan tetapi dalam penelitian terbaru tentang immunoglobulin intra*ena
dengan placebo pada ,, pasien sklerosis multipel dengan kehilangan penglihatan tetap ()0E -0
atau lebih rendah) yang disertai neuritis optikus tidak menunjukkan pemulihan yang signifikan
terhadap tajam penglihatan.
Cika pada pemeriksaan dengan 4(+ ditemukan lesi white matter dua atau lebih (diameter ! atau
lebih) diterapi berdasarkan rekomendasi dari 1NTT% 5><4$% dan 7T14% yaitu2&
'.4etilprednisolon +J (' g per hari% dosis tunggal atau dosis terbagi selama ! hari) diikuti
dengan prednison oral (' mgE kg 00E hari selama '' hari kemudian - hari taper).
).+nterferon M"'a (!0 <*one= Ng intramuskular satu kali seminggu).
$ada pasien monosymptomatik dengan lesi white matter pada 4(+ kurang dari )% dan yang telah
didiagnosis 594% diberikan terapi metilprednisolon (diikuti prednison oral) dapat
dipertimbangkan untuk memulihkan penglihatan% tetapi ini tidak memperbaiki untuk jangka
panjang. 0erdasarkan hasil penelitian dari 1NTT% penggunaan prednison oral saja (sebelumnya
tidak diterapi dengan metilprednisolon +J ) dapat meningkatkan resiko rekurensi
$engobatan neuritis optik tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dangguan penglihatan
yang disebabkan infeksi *irus akan membaik sendiri setelah diberikan pengobatan terhadap
*irus. Neuritis optik yang disebabkan bahan"bahan beracun dapat diatasi bila sumber"
sumberEkontak dengan racun dihindari.
$emberian kortikosteroid suntikan yang dilanjutkan dengan pemberian oral pada penderita
neuritis optik akibat sklerosis multipel sangat cepat memperbaiki penglihatan penderita% tetapi
masih diperdebatkan penggunaanya untuk mencegah kekambuhan. Terapi $ercobaan Neuritis
1ptik menunjukkan bahwa steroid yang diberikan dengan suntikkan intra*ena efektif untuk
mengurangi serangan neuritis optik akibat penyakit sklerosis multipel hingga ) tahun% tetapi
perlu penelitian lebih lanjut. $rednison yang diberikan secara oral tampaknya dapat
meningkatkan serangan berulang neuritis optik sehingga terapi ini tidak dianjurkan.
Prognosis
Dangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya bersifat sementara.
(emisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima minggu. aat masa pemulihan%
F,% O 20% ketajaman penglihatan penderita menjadi lebih baik. $rognosis jangka panjang
tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Cika serangan ini ditimbulkan oleh infeksi *irus
maka akan mengalami penyembuhan sendiri tanpa meninggalkan efek samping. Cika neuritis
optik dipicu oleh sklerosis multipel% maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga
persen penderita neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan menyebabkan
pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk penglihatan seseorang. <da hubungan yang
kuat antara neuritis optik dengan sklerosis multipel. $ada orang yang tidak mengalami sklerosis
multipel maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat neuritis optik
akan menderita penyakit ini dalam ', tahun. ebagian besar pasien sembuh sempurna atau
mendekati sempurna setelah F"') minggu''% sebanyak .,% pasien pulih penglihatannya menjadi
*isus )0E -0 atau lebih baik'F. 0egitu proses pemulihan dimulai% sebagian besar pasien mencapai
perbaikan maksimal dalam '") bulan% meskipun pemulihan dalam ' tahun juga memungkinan.
9erajat keparahan kehilangan penglihatan awal menjadi penentu terhadap prognosis penglihatan.
4eskipun penglihatan dapat pulih menjadi )0E)0 atau bahkan lebih baik% banyak pasien dengan
acute demyelinating optic neuritis berlanjut menjadi kelainan pada penglihatan yang
mempengaruhi fungsi harian dan kualitas hidupnya. #elainan tajam penglihatan (',"!0%)%
sensiti*itas kontras (F!"'00%)% penglihatan warna (!!"'00%)% lapang pandang (F)"'00%)%
stereopsis (2.%)% terang gelap (2.O'00%)% reaksi pupil afferent (,,O.)%)% diskus optikus (F0O
20%)% dan *isual"e*oked potential (F!O'00%). (ekurensi dapat terjadi pada mata yang lain% kira"
kira !0% dari partisipan 1NNT terdapat episode ke ) pada mata yang lain dalam , tahun
$erbaikan *isual yang terjadi pada penderita 1N ini cukup cepat% bertahap dan berlangsung
hingga ' tahun setelah serangan. #etajaman *isual yang diperoleh rata"rata ' tahun setelah
serangan neuritis optik adalah )0E',% dan kurang dari '0% pasien memiliki ketajaman *isual
tetap kurang dari )0E-0. $arameter lain dari fungsi *isual% termasuk sensiti*itas kontras% persepsi
warna% dan lapang pandang% meningkat seiring dengan peningkatan ketajaman *isual.
#ebanyakan dari pasien% yang mengalami serangan neuritis optic lebih dari sekali% dapat
mempertahankan *isus yang sangat baik selama minimal ', tahun setelah serangan neuritis optic
pertama.
4eskipun prognosis keseluruhan untuk ketajaman *isual setelah serangan neuritis optik akut
sangat baik% beberapa dari pasien mengalami hilangnya penglihatan cukup parah yang menetap
setelah satu kali serangan. 6ebih jauh lagi% bahkan pasien dengan peningkatan fungsi *isual
untuk :normal; mungkin mengeluh photopsias atau kehilangan *isual sementara akibat o*erheat
atau setelah olahraga (8hthoff phenomenon). 9ua hipotesis utama tentang gejala 8hthoff adalah
bahwa peningkatan suhu tubuh dapat mengganggu konduksi dari akson n. optic olahraga dapat
mempengaruhi lingkungan metabolic disekitar n. optic yang juga dapat mengganggu konduksi
dari akson.
ekitar ),% pasien yang mengalami serangan neuritis optik akut akan mengalami serangan
kedua pada mata yang sakit atau serangan baru pada mata yang sebelumnya tidak terkena.
(esiko kambuhnya atau serangan baru secara substansial lebih tinggi pada pasien yang diobati
dengan dosis rendah prednison oral dibandingkan pasien yang tidak mendapat perawatan atau
yang dirawat dengan !"hari dosis tinggi (' g E hari) intra*ena metilprednisolon diikuti dengan )"
minggu dosis rendah (' mg E kg E hari) prednison.
Komplikasi
') penglihatan kabur
)) bintikEbercak buta% terutama pertengahan lapang pandang
!) nyeri saat pergerakkan bola mata
-) sakit kepala
,) buta warna mendadak
F) gangguan penglihatan pada malam hari
7) gangguan ketajaman penglihatan(

Anda mungkin juga menyukai