Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam Puskesmas PDF
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam Puskesmas PDF
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Survei yang dilakukan terhadap limbah padat medis PUSKESMAS, rata-rata timbulan
limbah medis adalah sebanyak 7,5 gram/pasien/hari. Komposisi timbulan limbah
medis PUSKESMAS meliputi 65% dari imunisasi, 25% dari kontrasepsi dan sisanya
dari perawatan medis. Banyaknya pemakaian jarum suntik setiap tahun terus
bertambah, pada tahun 2003 untuk kegiatan kuratif mencapai 300 juta alat suntik,
sedangkan untuk imunisasi sebanyak 50 juta alat suntik.
Benda tajam khususnya jarum suntik meskipun hanya dalam jumlah sedikit, tetapi
dapat menghasilkan dampak yang sangat besar terhadap kesehatan. Pada tahun
2000, WHO mencatat kasus infeksi akibat tusukan jarum yang terkontaminasi
diperkirakan mengakibatkan:
a. terinfeksi virus Hepatitis B sebanyak 21 juta (32% dari semua infeksi baru),
b. terinfeksi virus Hepatitis C sebanyak 2 juta (40% dari semua infeksi baru),
c. infeksi HIV sebanyak 260 ribu (5% dari seluruh infeksi baru).
2. TUJUAN
a. Umum
Terwujudnya pengelolaan limbah medis tajam di PUSKESMAS secara benar dan
aman bagi masyarakat, baik di dalam maupun sekitarnya sesuai persyaratan
kesehatan.
b. Khusus
1) Terselenggaranya pengelolaan limbah medis tajam di PUSKESMAS secara
benar dan aman.
2) Terselenggaranya tatacara pencatatan dan pelaporan limbah medis tajam di
PUSKESMAS secara benar dan berkesinambungan.
3) Terselenggaranya pengorganisasian dan pembiayaan pengelolaan limbah
medis tajam secara benar dan berkesinambungan.
Hal 1
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
3. RUANG LINGKUP
Dalam buku pedoman ini yang dibahas berbagai hal yang mencakup pengelolaan
limbah medis tajam yang dihasilkan dari berbagai kegiatan di PUSKESMAS.
4. SASARAN
a. Institusional
Secara institusional, sasaran buku pedoman pengelolaan limbah medis tajam di
PUSKESMAS ini meliputi:
1) PUSKESMAS Rawat Inap
2) PUSKESMAS Tanpa Rawat Inap
3) PUSKESMAS Pembantu
b. Petugas
Dari si si petugas pengelola, sasaran buku pengelolan limbah medis di
PUSKESMAS ini meliputi:
1) Dokter
2) Perawat/Bidan
3) Tenaga Laboratorium
4) Tenaga Sanitarian
5) Tenaga Kebersihan
5. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang digunakan dalam pedoman pengelolaan limbah medis tajam di
PUSKESMAS adalah sebagai berikut:
Hal 2
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
Hal 3
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
BAB II
PENGERTIAN, JENIS LIMBAH DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN
Pengertian limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan, sedangkan limbah
medis atau limbah klinis mencakup semua hasil buangan yang berasal dari instalasi
kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium.
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain.
a. Limbah Benda Tajam adalah materi padat yang memiliki sudut kurang dari 90
derajat, dapat menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya:
■ Jarum suntik
■ Kaca sediaan (Preparat Glass)
■ Infus set
■ Ampul/vial obat, dll
b. Limbah Infeksius adalah limbah yang diduga mengandung patogen (bakteri, virus,
parasit, dan jamur) dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit pada
penjamu yang rentan, misalnya:
■ Kultur dan stok agen infeksius dari aktifitas laboratorium.
■ Limbah hasil operasi atau otopsi dari pasien yang menderita penyakit menular.
■ Limbah pasien yang menderita penyakit menular dari bagian isolasi.
■ Alat atau materi lain yang tersentuh orang yang sakit.
c. Limbah Patologis adalah limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia,
misalnya:
■ Organ tubuh
■ Janin
■ Darah, muntahan, urin dan cairan tubuh yang lain
d. Limbah Farmasi adalah limbah yang mengandung bahan-bahan farmasi, misalnya:
Hal 4
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
e. Limbah Kimia adalah limbah yang mengandung zat kimia yang berasal dari
aktifitas diagnostik, pemeliharaan kebersihan, dan pemberian desinfektan,
misalnya:
■ Formaldehid
■ Zat kimia fotografis
■ Solven, dll
f. Limbah Kemasan Bertekanan adalah limbah medis yang berasal dari kegiatan di
instalasi kesehatan yang memerlukan gas, misalnya:
■ Gas dalam tabung
■ Cartridge
■ Kaleng aerosol
g. Limbah Logam Berat adalah limbah medis yang mengandung logam berat dalam
konsentrasi tinggi termasuk dalam sub kategori limbah berbahaya dan biasanya
sangat toksik, misalnya:
■ Limbah logam Merkuri yang berasal dari bocoran peralatan kedokteran
(termometer, alat pengukur tekanan darah)
Limbah medis tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka tusuk,
tetapi juga dapat menginfeksi luka jika terkontaminasi patogen. Karena risiko ganda
ini (cedera dan penularan penyakit), limbah medis tajam termasuk dalam kelompok
limbah yang sangat berbahaya.
Untuk infeksi virus yang serius seperti HIV/AIDS serta Hepatitis B dan C, tenaga
PUSKESMAS, terutama perawat, merupakan kelompok yang berisiko paling besar
terkena infeksi melalui cedera akibat limbah medis tajam. Risiko serupa dihadapi oleh
Hal 5
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
Beberapa infeksi yang menyebar melalui media lain atau disebabkan oleh agens yang
lebih resisten dapat menimbulkan risiko yang bermakna pada pasien dan masyarakat.
Contoh: pembuangan limbah medis cair yang tidak terkendali pada perawatan pasien
kolera memberikan dampak yang cukup besar terhadap terjadinya wabah kolera.
Tabel1
Contoh infeksi akibat terpajan limbah layanan kesehatan,
organisme penyebab, dan media penularan
Jenis Infeksi Organisme penyebab Media Penularan
Infeksi gastroenteritis Enterobakteria Tinja dan/atau muntahan
Misal: salmonella, shigella spp.,
Vibrio cholerae, cacing
Infeksi saluran Mycobacterium tuberculosis, Sekret yang terhirup, air
Pernapasan Streptococcus pneumoniae, virus liur
campak
Infeksi Mata Herpes virus Sekret mata
Infeksi Genital Neisseria gonorrhoeae, herpes Sekret genital
virus
Infeksi Kulit Streptococcus spp. Nanah
Antraks Bacillus anthracis Sekret kulit
Meningitis Neisseria meningitis Cairan serebrospinal
AIDS Human immunodeficiency virus Darah, sekret alat
(HIV) kelamin
Hal 6
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
Hal 7
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
BAB III
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS TAJAM
Hal 8
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
Pada setiap PUSKESMAS diharapkan menyediakan needle pit, dapat dibuat dengan
bahan buis beton diameter 60 cm panjang 1 meter ataupun pipa PVC dengan
diameter minimal 4 inchi panjang 3 meter. Untuk needle pit dengan buis beton
sepanjang 60 cm ditanam dan ditutup dengan bahan beton tetapi menyediakan
lubang untuk memasukkan needle. Sedangkan untuk needle pit dengan pipa PVC
ditanam sepanjang 2,5 meter dan ditutup dengan dop
ulir PVC yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila akan Gambar nidle pit dari bus
beton
memasukkan needle.
Permukaan
tanah 40 cm
GAMBAR HIDLE PIT DARI PARA10H
Hal 9
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
Hal 10
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
BAB IV
PENGORGANISASIAN
1. KEPALA PUSKESMAS
Hal 11
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
3. PETUGAS SANITARIAN
Hal 12
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
BAB V
PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. PENCATATAN
Pengelolaan limbah medis harus diselenggarakan secara baik dan tertib untuk
mengendalikan risiko yang mungkin ditimbulkan, baik terkait aspek kesehatan
maupun legal serta berfungsi pula untuk pengukuran kinerja pengelolaan limbah
medis. Oleh sebab itu perlu dilakukan penertiban melalui pencatatan yang baik dari
sumber hingga proses penanganan akhir di dalam PUSKESMAS. Beberapa yang
perlu dicatat meliputi jumlah yang dihasilkan dan jumlah yang dikirim untuk
dibuang.
2. PELAPORAN
Hal 13
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
BAB VI
PEMBIAYAAN
Prinsip dasar yang harus diperhitungkan untuk meminimalkan biaya tersebut, yaitu:
Minimisasi, pemilahan, dan daur ulang limbah, dapat memberikan penurunan yang
sangat besar pada biaya pengelolaan. Manfaat yang didapat akibat penurunan
timbulan limbah sudah jelas, dan proses pemilahan menyebabkan kita tidak perlu
melakukan pengolahan yang tidak penting pada limbah umumnya dengan
menggunakan metode mahal seperti yang digunakan untuk limbah berbahaya.
Pengurangan biaya dapat diwujudkan dengan cara melakukan tindakan khusus pada
tahapan yang berbeda di dalam sistem pengelolaan limbah.
1. PENGELOLAAN DI TEMPAT
2. PERENCANAAN TERPADU
Hal 14
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
3. DOKUMENTASI
a. Seleksi pilihan metode pengolahan dan pembuangan yang tepat sesuai jenis
limbah dan kondisi setempat.
b. Penggunaan peralatan pengolahan yang jenis dan kapasitasnya sesuai.
Hal 15
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
BAB VII
PENUTUP
Untuk tahap awal dapat mengembangkan sistem jaringan kerja antar PUSKESMAS
yang saling berdekatan dengan menetapkan satu PUSKESMAS yang memiliki
fasilitas lengkap sebagai induk, yang lain mengirimkan limbah medisnya untuk
secara bersama-sama diolah. Bila tidak ada, dapat memafaatkan secara bersama-
sama rumah sakit yang telah memiliki alat pengolah limbah medis.
Hal 16
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
DAFTAR PUSTAKA
Hal 17
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
Lampiran 1
BUKU PENCATATAN HARIAN
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
DI PUSKESMAS
Bulan
Tahun
HARI/ JENIS LIMBAH LOKASI VOLUME/ PETUGAS KETERANGAN
TANGGAL SUMBER BERAT PENANGANAN
Mengetahui
Ka PUSKESMAS Petugas Pencatatan
Hal 18
Pedoman Pengelolaan Limbah Tajam PUSKESMAS
Lampiran 2
BUKU PENCATATAN INSIDENS
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
DI PUSKESMAS
Bulan
Tahun
HARI/ NAMA PETUGAS JENIS PENYEBAB LOKASI KETERANG
TANGGAL TERKENA INSIDENS KEJADIAN AN
Mengetahui
Ka PUSKESMAS Petugas Pencatatan
Hal 19
FORMULIR
PENGIRIMAN LIMBAH MEDIS
PUSKESMAS
Tanggal
Lampiran 3
Petugas Penerima
Hal 20