Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN ANTARAWORK ENGAGEMENT

DENGANORGANIZATIONAL CITIZENSHIP
BEHAVIORPADA KARYAWAN KONTRAK

Dyah Ayu Handayani

Universitas Gunadarma

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara work engagement
dengan organizational citizenship behavior pada karyawan kontrak. Responden
penelitian ini adalah karyawan yang berstatus kontrak sebanyak 133 orang dengan
renang usia 20 - 39 tahun, penghitungan dilakukan dengan metode korelasi Product
Moment Pearson, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
menggunakan validitas isi yang menggunakan expert judgement dan melakukan aitem
wording, teknik analisa data yang digunakan adalah program aplikasi SPSS versi
16.0 for windows. Pada skala Organizational Citizenship Behavior terdaoat 30
pernyataan dengan tipe aitem favorabel dan unfavorabel, pada skala Work
Engagement terdapat 17 pernyataan dengan tipe aitem favorabel. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa korelasi yang positif antara work engagament dengan
organizational citizenship behavior pada karyawan kontrak. Hal ini menunjukan
bahwa semakin tinggi work engagement maka akan semakin tinggi organizational
citizenship behavior pada karyawan kontrak, dan begitupula sebaliknya semakin
rendah work engagement maka semakin rendah pula organizational citizenship
behavior pada karyawan kontrak.

Kata Kunci: Work Engagement, Organizational Citizenship Behavior, Karyawan


Kontrak

THERELATIONSHIPBETWEEN
WORKENGAGEMENTAND
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORIN
EMPLOYEE CONTRACT

Abstract

The purpose of this study was to examine the relationship between work engagement
with organizational citizenship behavior on contract employees. Respondents are
employees with the status of contract as many as 133 people with a pool aged 20-39

58 Handayani, Hubungan Antara...


years, the calculation was conducted using Pearson Product Moment correlation, the
method used is quantitative method by using content validity were using expert
judgment and doing item wording, data analysis techniques used is an application
program SPSS version 16.0 for windows. On a scale of Organizational Citizenship
Behavior terdaoat 30 statement with the type of item and unfavorabel favorabel, on a
scale of Engagement Work there are 17 statements with the type of item favorabel.
These results indicate that the positive correlation between work engagament with
organizational citizenship behavior on contract employees. This shows that the higher
work engagement, the higher organizational citizenship behavior on contract
employees, and nor vice versa the lower the work engagement, the lower the
organizational citizenship behavior on contract employees.

Keywords :Employee Contracts, Organizational Citizenship Behavior, Work


Engagement.

PENDAHULUAN

Perusahaan merupakan sebuah hargaan intrinsik. Perilaku ini muncul


organisasi yang menghasilkan barang karena perasaan sebagai anggota organi-
atau jasa yang memiliki nilai jual, dan sasi dan merasa puas apabila dapat me-
setiap perusahaan beroperasi dengan lakuan sesuatu yang lebih kepada or-
menggunakan seluruh sumber dayanya ganisai. Spector mendefinisikan OCB
agar dapat menghasilkan yang bernilai sebagai perilaku yang dilakukan diluar
jual. Sumber daya manusia atau kar- tugas pekerjaan formal dan memberikan
yawan merupakan aset penting untuk keuntungan bagi organisasi [27]. OCB
menunjang keberhasilan suatu perusa- merupakan kesediaan untuk membantu
haan. Diefendorff, Brown, Kamin dan orang lain yang mengalami overload
Lord menyatakan bahwa organisasi yang pekerjaannya, kesediaan untuk bertukar
berfungsi efektif membutuhkan karya- hari libur, sikap sportif dan saling meng-
wan yang tidak hanya bekerja sesuai hormati, serta sikap-sikap positif lain-
dengan tugasnya, tetapi juga melakukan nya.
hal-hal di luar deskripsi pekerjaan dan Organizational Citizenship Beha-
hal ini hanya dapat tercapai apabila or- vior (OCB) adalah perilaku yang muncul
ganisasi dapat mengembangkan Organi- atas dasar kebijakan seorang karyawan
zational Citizenship Behavior (OCB)[4]. yang dilakukan secara sukarela dan tidak
Menurut Wrightbahwa elemen penting ada paksaan. Perilaku ini melampaui
yang perlu diperhatikan dalam organisasi tuntutan formal dari pekerjaan atau
adalah perilaku di luar atau aturan deskripsi pekerjaan yang formal [1]. Or-
formal (extra role) [19]. Dibandingkan gan (1988) mendefinisikan OCB sebagai
dengan perilaku in role, yaitu melakukan perilaku yang bersifat diskersi yang
pekerjaan sesuai dengan tugas yang ada bukan bagian dari persyaratan peran for-
dalam job description, yang dihubung- mal karyawan, tetapi mempromosikan
kan dengan pernghargaan ekstrinsik atau fungsi efektif organisasi. OCB merupa-
penghargaan moneter, maka perilaku ex- kan perilaku pilihan dan inisiatif indi-
tra role lebih dihubungkan dengan peng- vidual, tidak berkaitan dengan sistem

Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 9. No. 1, Juni 2016 59


reward formal organisasi tetapi mampu tingkat OCB. Dukungan organisasi men-
meningkatkan efektivitas organisasi. dukung adanya hubungan positif antara
OCB tidak termasuk ke dalam persyara- work engagement dan organizational
tan kerja atau deskripsi kerja karyawan citizenship behavior. Work engagement
sehingga jika tidak ditunjukan maka juga memperlihatkan bahwa seseorang
karyawan tidak mendapat hukuman. secara fisik, kognitif dan afektif terhu-
OCB menekankan pada kontrak sosial bungan dengan tempat kerja mereka, dan
antara individu dengan organisasi yang menunjukan bahwa orang yang sama
biasanya dibandingkan dengan perilaku akan lebih memilih untuk melakukan
in role yang mendasarkan pada kinerja tugas-tugas yang melebihi job desk yang
terbatas yang disyaratkan oleh organi- sudah ditentukan sebelumnya. Dalam hal
sasi. ini perawat yang terikat dengan pe-
OCB berkontribusi langsung pa- kerjaan mereka cenderung menampilkan
da performa organisasi, yaitu dengan pula perilaku OCB.
membuat organisasi menjadi tempat ya- Engagement di tempat kerja pada
ng menarik untuk bekerja dengan rekan awalnya dikonsepkan oleh Khan yang
kerja, karena setiap karyawan memper- menggambarkan pemanfaatan dari ang-
lakukan rekan kerjanya dengan ramah gota organisasi untuk peran diri mereka
dan penuh pertimbangan [29]. Podsa- sebagai pekerja dalam engagement, men-
koff, Ahearne dan MacKenzie menge- jadi pekerja yang baik, mengekspresikan
mukakan bahwa OCB meningkatkan diri secara fisik dan kognitif, juga secara
keefektifan organisasi melalui mening- emosi dan mental selama menjalani pe-
katnya perform kerja karyawan dari segi ran [9]. Work engagement melibatkan
kuantitas maupun kualitas [18]. Alasan ekspresi diri melalu kerja dan aktivitas
mengapa OCB berhubungan efektifitas peran karyawan lainnya. Menurut Mas-
organisasi. Jika karyawan lama mem- lach, Schaufeli dan Lieterwork engage-
bantu karyawan baru dalam masa orien- ment berbeda dengan konstruksi seperti
tasi dan proses sosialisasi, sehingga lebih komitmen organisasi, kepuasan kerja
cepat menjadi karyawan produktif. Kar- atau keterlibatan kerja [12]. Sementara
yawan yang saling membantu hanya komitmen organisasi mengacu pada hu-
membutuhkan sedikit pengawasan, se- bungan karyawan dengan organisasi,
hingga membuat manajer dapat berkon- sedangkan work engagement berfokus
sentrasi pada tugas yang lebih penting. pada pekerjaan itu sendiri. Dan berdasar-
Khan menyatakan terdapat dua kan hasil penelitian yang telah dilakukan
faktor yang berpotensi mempengaruhi oleh Schaufeli, Bakker dan Rhenen bah-
OCB yang dapat di teliti, yakni work wa job demans-resources (JD-R) me-
engagement dan dukungan organisasi miliki tampilan yang negatif terhadap
[9]. Dan dari hasil penelitian yang telah employee well-being dan tampilan positif
dilakukan oleh Mathumbu dan Dodd pada work engagement sehingga dapat
pada perawat di rumah sakit Victoria, membuat seimbang kesejahteraan karya-
Eastern Cape, Afrika Selatan ditemukan wan [23]. Menurut Schaufeli dan Bakker
bahwa dukungan organisasi, work enga- terdapat tiga dimensi dalam work eng-
gement dan OCB secara signifikan ter- agement yaitu: vigor (semangat), dedi-
kait [13]. Tingginya tingkat work eng- cation (dedikasi),dan absorption (pe-
agement berkaitan dengan tingginya nyerapan terhadap pekerjaan) [25].

60 Handayani, Hubungan Antara...


Work engagement pada dasarnya lankan kegiatannya agar perusahaan da-
dipengaruhi oleh dua hal, yaitu model pat berjalan dan mencapai target-target
JD-R (job demand-resources model) dan yang telah ditentukan [1]. Banyak pula
modal psikologis (psychological capi- perusahaan yang telah menyadari bahwa
tal). Model JD-R meliputi beberapa as- karyawan membantu perusahaan dalam
pek seperti lingkungan fisik, sosial, dan mencapai tujuan perusahaan. Namun
organisasi, gaji, peluang untuk berkarir, saat ini banyak perusahaan yang mene-
serta performance feedback. Sedangkan tapkan kebijakan perekrutan karyawan
untuk modal psikologis meliputi keper- kontrak [21]. Fenomena karyawan kon-
cayaan diri (self efficacy), rasa optimis trak di Indonesia memang sudah ber-
(optimism), harapan mengenai masa de- langsung cukup lama, dan dilakukan
pan (hope), dan resiliensi (resilience) baik oleh perusahaan lokal atau asing,
[22]. Namun dalam penelitian yang dila- swasta maupun milik pemerintah. Elha-
kukan oleh Indrianti dan Hadi tidak ter- mi (2015) menyatakan bahwa RSUD
dapat hubungan antara modal psikologis Balangan ternyata 60 persen karyawan-
dengan keterikatan kerja pada perawat di nya masih berstatus kontrak, kemudian
instalasi rawat inap rumah sakit jiwa berdasarkan data Serikat Buruh Sejah-
menur surabaya [6]. Simbula dan Gug- tera Seluruh Indonesia, tahun ini terjadi
liemi menyatakan penelitian sebelumnya peningkatan jumlah tenaga kontrak. Dari
telah menunjukan bahwa work engage- sekitar 28 juta tenaga formal hanya 30%
ment berkaitan positif dengan kesehatan, yang permanen. Menurut Burker, Esther
sikap dan perilaku [26]. dan Greenglass pada beberapa dekade
Bakker, Schaufeli dan Taris terakhir ini perusahaan lebih banyak
menyatakan bahwa work engagement memperkerjakan karyawan kontrak di-
merupakan aspek yang meliputi emosi bandingkan karyawan tetap guna mene-
positif, keterlibatan penuh dalam me- kan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga
lakukan pekerjaan dan dikarakteristikan kerja [11]. Perusahaan lebih memilih
oleh tiga dimensi utama, yaitu vigor, mencari karyawan kontrak sebagai alter-
dedication, dan absoption[6]. Karyawan natif karena dirasa memiliki resiko lebih
yang memiliki tingkat keterikatan kerja rendah, cepat dan mendapat tenaga kerja
yang tinggi akan menunjukan performa yang murah.
terbaik mereka, hal ini karena karyawan Terdapat undang-undang tentang
tersebut menikmati pekerjaan yang me- ketenagakerjaan yang membahas menge-
reka lakukan. Dan di zaman yang sudah nai karyawan kontrak, banyak perusaha-
modern ini perusahaan saling bersaing an atau organisasi sekarang yang meng-
untuk mendapatkan karyawan yang pa- gunakan jasa karyawan kontrak, namun
ling memiliki potensi yang tinggi. Oleh menjadi karyawan kontrak kurang
karena itu agar sebuah perusahaan dapat menguntungkan bagi individu itu sendiri
lebih berkembang secara optimal, maka karena berdasarkan UU 13/2003 tentang
perusahaan akan merekrut orang-orang ketenagakerjaan, karyawan kontrak ada-
yang memiliki potensi tinggi untuk lah pekerja yang memiliki hubungan ker-
mengembangkan sebuah perusahaan. ja dengan pengusaha berdasarkan pada
Andriani, Djalali dan Sofiah perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKT-
menyatakan bahwa perusahaan sangat W) [31]. Pengaturan tentang PKTW ini
membutuhkan karyawan dalam menja- kemudian diatur lebih teknis dalam

Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 9. No. 1, Juni 2016 61


Kepmenakertrans No. 100/2004 tentang Organizational Citizenship Beha-
ketentuan pelaksanaan perjanjian kerja vior (OCB) diukur dengan mengguna-
waktu tertentu. Karyawan kontrak di kan alat ukur yang diadaptasi dan
dalam sebuah perusahaan dipekerjakan dikembangkan oleh Julianti [7]. Skala ini
untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerja- berisi 30 pernyataan, dan terdiri dari dua
an rutin perusahaan namun tidak ada tipe yang berbeda, yaitu aitem yang
jaminan kelangsungan masa kerjanya. bersifat favorable dan unfavorable dan
Kelangsungan masa kerja karyawan disusun berdasarkan dimensi organiza-
kontrak ditentukan oleh pekerjaannya di tional citizenship behavior oleh Organ,
dalam perusahaan tersebut. Apabila pe- Podsakoff dan MacKenzie [16].
kerjaanya baik maka akan diperpanjang Work engagement diukur dengan
kontrak kerjanya begitupula sebaliknya menggunakan Utrecht Work Engage-
jika pekerjaannya buruk maka kontrak ment Scale (UWES) dari Schaufeli dan
kerjanya tidak akan diperpanjang. Menu- Bakker [8]. UWES menggunakan 3
rut Paramita hanya beberapa hal saja karakteristik Work Engagement, yaitu
yang menjadi persamaan antara karya- vigor, dedication absorption yang terdiri
wan tetap dengan karyawan kontrak, dari 17 aitem.
seperti loyalitas terhadap perusahaan Untuk melihat hubungan antara
atau instansi, kepatuhan serta partisipasi work engagement dengan organizational
yang memang dituntut oleh setiap citizenship behavior pada karyawan
organisasi pada setiap karyawannya [17]. kontrak, dilakukan perhitungan dengan
Karyawan kontrak biasanya memiliki metode korelasi Product Moment
loyalitas yang tinggi pada perusahaan, Pearson, yaitu dengan amnganalisis hu-
hal ini terbukti dengan banyaknya kar- bungan antara work engagement sebagai
yawan kontrak yang bertahan dan me- variabel x dan organizational citizenship
nunggu sampai diangkat menjadi pega- behavior sebagai variabel y. Perhitungan
wai tetap di perusahaan tempat mereka akan dilakukan dengan menggunkaan
bekerja. Sedangkan kepatuhan dan par- program aplikasi SPSS versi 16.0 for
tisipasi mereka pada organisasi, didasar- windows.
kan pada keinginan untuk secepatnya
diangkat menjadi pegawai tetap. Aspek- HASIL DAN PEMBAHASAN
aspek tersebut merupakan pendukung
OCB. Hasil utama penelitian ini mem-
perlihatkan bahwa ada hubungan signifi-
METODE PENELITIAN kan yang positif antara work engagement
dan organizational citizenship behavior
Sampel dalam penelitian ini se- (OCB) pada karyawan kontrak dengan
banyak 133 orang karyawan dengan nilai r = 0,569 (p <0,01). Artinya, bahwa
status kontrak, minimal masa kerja 1 semakin tinggi work engagement maka
tahun, berjenis kelamin pria dan wanita. akan semakin tinggi OCB pada karya-
Teknik pengumpulan data dalam pene- wan kontrak dan semakin rendah work
litian ini menggunakan metode kuantitaif engagement maka semakin rendah pula
dengan jenis alat ukur yang digunakan OCB pada karyawan kontrak. Hal ini
adalah kuesioner. sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Bartlett, Babcock dan Stricklan bahwa

62 Handayani, Hubungan Antara...


work engagement dan efek komponen pada karyawan kontrak tidak adanya
positif dari OCB dan mereka memiliki keamanan atau stabilitas seperti yang
hubungan positif yang signifikan [8]. dimiliki oleh karyawan permanen. Per-
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang bedaan situasi yang dihadapi oleh karya-
telah dilakukan oleh Karimi, Eayati & wan kontrak dan karyawan permanen
Shahtaslebi yang menyatakan bahwa ternyata tidak mempengaruhi tingkat
terdapat hubungan yang signifikan anta- work engagement dan OCB karena dari
ra work engagement dan OCB di Bank hasil penelitian didapatkan hasil bahwa
of Sepah, kota Isfahan. Mansoor, Aslam, terdapat korelasi yang positif antara
Javad, Ashraf dan Shabbir work engagement dan OCB pada karya-
[8].Mohsinmenyatakan bahwa semakin wan kontrak, dimana semakin tinggi
aktif karya-wan yang engaged dengan work engagement, maka OCB akan ting-
pekerjaannya, maka kemungkinannya gi pula. Begitupun sebaliknya, jika work
bagi mereka untuk menunjukan perilaku engagement rendah, maka OCB akan
OCB akan semakin tinggi. Menurut rendah pula.
Ahmed, Ras-heed dan Jehanzeb bahwa Berdasarkan mean empirik work
work engage-ment dapat mengarah engagement pada karyawan kontrak
kepada perilaku OCB karena fokus yang berada pada skor 57,88, menun-
lainnya dapat mem-berikan hasil yang jukan bahwa work engagement pada
positif pada pekerjaan sukarela dan karyawan kontrak termasuk dalam kate-
berada diluar parameter tertentu pada gori tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa
setiap organisasi [14]. Dan menyarankan subjek memiliki tingkat work engage-
agar karyawan dapat lebih engaged ment yang tinggi dimana subjek dapat
dengan pekerjaan mereka, ka-rena akan menyelesaikan pekerjaan dengan cara
semakin besar pula kemung-kinan yang terbaik, karyawan merasa terdo-
ditampilkannya perilaku OCB. Terdapat rong untuk berusaha mencapai tujuan,
pula penelitan yang menya-takan bahwa dan karyawan dapat melalui situasi yang
work engagement dan OCB memiliki mendesak.
hubungan satu dengan yang lainnya, Mean empirik pada OCBpada
yakni penelitian yang telah dilakukan karyawan kontrak berada pada skor
oleh Babcock, Roberson dan Stickland 83,73 yang termasuk dalam kategori
memiliki hasil yang menun-jukan bahwa tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa
karyawan yang memiliki keterikatan subjek dalam penelitian ini memiliki
dengan pekerjaannya, dapat menaikan perilaku OCB yang tinggi dimana subjek
kadar OCB karyawan tersebut [3]. memiliki kontribusi di tempat kerjanya
Namun pada zaman sekarang ini yang melampaui persyaratan dalam per-
banyak perusahaan yang menggunakan janjian kerja, subjek dapat mengenda-
kebijakan sistem kontrak bagi karyawan, likan perilakunya dan subjek memiliki
namun perusahaan menginginkan hasil perilaku yang dilakukan secara sukarela
yang optimal baik dari karyawan per- sehingga dapat meningkatkan kemajuan
manen ataupun karyawan kontrak. Di- organisasi dan adanya kenyamanan da-
mana terdapat perbedaan antara karya- lam bekerja dapat membuat karyawan
wan permanen dan karyawan tetap se- berperilaku di luar dari apa yang sudah
perti karyawan permanen sudah memili- ditugaskan. OCB pada karyawan yang
ki jaminan di masa depan, sedangkan tinggi menurut Organ dapat disebabkan

Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 9. No. 1, Juni 2016 63


karena adanya kepuasan kerja, komitmen engagement merupakan hal yang sensitif
kerja dan persepsi keadilan yang dipan- karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
dang oleh karyawan cukup tinggi [28]. seperti reward, hubungan dan perawatan
Berdasarkan data yang diperoleh anak. Pada hasil deskripsi subjek
dari 133 karyawan kontrak sebagai berdasarkan jenis kelamin menunjukan
responden melalui analisa deskripsi, bahwa mean empirik OCB dari subjek
diketahui bahwa hasil perhitungan berjenis kelamin pria lebih tinggi mean
pertama dalam work engagement yang empiriknya dengan nilai 84,00 di ban-
dihitung berdasarkan usia, yaitu dingkan dengan subjek berjenis kelamin
karyawan kontrak dengan rentang usia wanita. Seperti yang dikemukakan oleh
30 - 39 tahun paling tinggi hasilnya Bolinobahwa individual yang terlibat
dengan skor mean empirik 61.62. Hal ini dalam OCB yang lebih tinggi, memiliki
menunjukan karyawan kontrak dalam kemungkinan bahwa individual tersebut
penelitian ini yang memiliki rentang usia dapat dilihat sabagi prajurit yang baik
30 - 39 tahun memiliki perilaku work [2]. Berdasarkan hasil penelitian yang
engagement yang lebih tinggi dibanding- dilakukan di industri jasa Yogyakarta,
kan dengan usia lainnya. Seperti yang ditemukan bahwa karyawan pria meru-
dikemukakan oleh Schaufeli dan Bakker pakan prajurit yang lebih baik daripada
bahwa karyawan yang berusia lebih tua karyawan wanita, karena pria lebih be-
akan lebih merasa engagement dengan rani melakukan sesuatu di luar dari
pekerjannya [22]. Sementara analisa des- tugasnya dibandingkan dengan wanita.
kriptif berdasarkan usia pada OCB di- Berdasarkan jenis kelamin, subjek deng-
dapatkan hasil karyawan kontrak dengan an jenis kelamin laki-laki memiliki nilai
rentang usia 30 - 39 tahun paling tinggi OCB yang lebih tinggi dibandingkan
hasilnya dengan skor mean empirik perempuan, hal ini sejalan dengan per-
84.38. Hal ini menunjukan karyawan nyataan yang telah dikemukakan oleh
kontrak dalam penelitian ini yang memi- Kusumawati bahwa laki-laki pada
liki rentang usia 30 - 39 tahun memiliki umumnya lebih kuat fisiknya secara
perilaku OCB yang lebih tinggi diban- konstan dibandingkan dengan perempu-
dingkan dengan usia lainnya. an yang sewaktu-waktu mengandung
Hasil deskripsi subjek berdasar- dan menstruasi [10]. Hal tersebut men-
kan jenis kelamin menunjukan bahwa jadi alasan mengapa OCB subjek laki-
mean empirik work enggement dari sub- laki lebih baik dibanding dengan subjek
jek berjenis kelamin pria lebih tinggi wanita.
mean empiriknya dengan nilai 59,83 di Hasil deskripsi subjek berdasar-
bandingkan dengan subjek berjenis kan lama bekerja, subjek yang bekerja
kelamin wanita. Menururt Schaufeli dan selama 1 - 3 tahun memiliki mean empi-
Bakker terdapat perbedaan tipis dalam rik work engagement yang paling tinggi
work engagement pada kelompok gen- dengan nilai 58.02 dibandingkan dengan
der, tetapi penemuan ini tidak cukup subjek yang bekerja dengan status
signifikan [15]. Rothbard mengemuka- kontrak lebih dari 3 tahun. Menurut Saks
kan bahwa dalam work engagement di- karyawan yang sudah engaged akan
temukan efek negatif bagi peran wanita memiliki kecenderungan bertahan karena
dalam keluarga [15]. Peter (2008) juga mereka sudah merasa nyaman dengan
menemukan bahwa gender dalam work menjadi bagian organisasi yang tidak

64 Handayani, Hubungan Antara...


terpisahkan [20]. Kemudian hasil des- berstatus tetap dan bukannya karyawan
kripsi subjek berdasarkan lama bekerja, yang berstatus kontrak.
subjek yang bekerja selama 1 -3 tahun
memiliki mean empirik OCB yang pa-
ling tinggi dengan nilai 83.77 dibanding- KESIMPULAN DAN SARAN
kan dengan subjek yang bekerja dengan
status kontrak lebih dari 3 tahun. Lama Hasil utama penelitian ini mem-
bekerja merupakan jangka waktu lama- perlihatkan bahwa ada hubungan signifi-
nya seseorang bekerja pada suatu insansi kan yang positif antara work engagement
atau perusahaan, dan menurut Dyne, dan organizational citizenship behavior
Graham & Dienesch bahwa seseorang pada karyawan kontrak. Hal ini menun-
cenderung merasa kerasan dalam ling- jukan bahwa semakin tinggi work enga-
kungan kerjanya jika sudah bekerja cu- gement maka akan semakin tinggi orga-
kup lama, sehungga pegawai akan me- nizational citizenship behavior pada kar-
rasa nyaman dengan pekerjaannya [5]. yawan kontrak dan semakin rendah work
Ucho mengemukakan bahwa semakin engagement maka semakin rendah pula
lama masa kerja seorang pegawai maka organizational citizenship behavior pada
semakin tinggi perilaku OCB seseorang karyawan kontrak
[30]. Hal ini berkaitan dengan kelekatan Saran bagi karyawan kontrak
sebagai pegawai yang terus bekerja di diharapkan dapat meningkatkan work
sebuah instansi sehingga membuat upaya engagement dengan cara meningkatkan
positif dalam kemajuan organisasi. Na- motivasi dalam diri saat bekerja, agar
mun pada penelitian ini status karyawan hal tersebut dapat meningkatkan organi-
yang diteliti merupakan karyawan yang zational citizenship behavior, sehingga
masih berstatus kontrak. Asumsinya ke- karyawan dapat bekerja secara optimal
napa semakin lama karyawan yang ma- dan bersemangat.
sih berstatus kontrak memiliki nilai work Saran bagi perusahaan yang
engagement dan OCB yang rendah, memiliki kebijakan mengontrak karya-
karena semakin bertambahnya usia wan, diharapkan perusahaan lebih mem-
semakin banyak pula tanggung jawan perhatikan karyawan kontrak, agar kar-
yang diemban oleh seseorang, karena yawan kontrak dapat bekerja dengan
saat karyawan bekerja namun masih emosi yang positif dan dapat mengopti-
berstatus kontrak tidak ada jaminan malkan sumber daya yang ada.
bahwa kontrak dari karyawan tersebut Saran bagi penelitian selanjutnya
akan diperpanjang pada periode selanjut- sekiranya berminat melakukan penelitian
nya, sehingga hal tersebut dapat mem- dengan topik yang sama untuk melaku-
buat karyawan jenuh, sedangkan usia kan penelitian, lebih baik jika jumlah
terus bertambah. Maka hal tersebut dapat sampel yang lebih seimbang seperi pada
menurunkan kadar work engagement bagian jabatan, bagian pekerjaan. Karena
dan OCB dalam diri karyawan. Karena pada penelitian ini jumlah subjek yang
hal itulah mengapa hasil yang saya ada tidak seimbang. Dan ada baiknya
peroleh bertolak belakang dengan teori bagi peneliti selanjutnya mengikuti
yang ada, karena dalam teori yang penghitungan dari skala asli (dengan
diteliti merupakan karyawan yang sudah menghitung frekuensi).

Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 9. No. 1, Juni 2016 65


DAFTAR PUSTAKA organisasi Universitas Airlangga.
1 (02), 110 - 115
[1] Andriani, G, Djalali, M. A & [7] Julianti, A. (2014). Pengaruh
Sofiah, D. (2012). Organizational psychological capital terhadap
citizenship behavior dan ke- komitmen organisasi dan perila-
puasan kerja pada karyawan. Jur- ku kewargaorganisasian pada kar-
nal Penelitian Psikologi. Univer- yawan. Thesis. Tidak Diterbitkan.
sitas 17 Agustus 1945 : Surabaya. Jakarta :Universitas Gunadarma
03 (01), 341 - 354 [8] Karimi, F , Fariba, E & Shahtalebi,
[2] Aryani,D. W. (2012). The B. (2014). The relationship bet-
relationship between employee en- ween work engagement and orga-
gagement, organizatinal citizenship nizational citizenship behavior of
behavior, and counterproductive staff in bank sepah . Advances in
work behavior. Internatinal Jour- Environmental Biology (AENSI
nal if Business Administration. 4 Journals). 8 (7), 3482 - 3487
(2), 46 - 56 [9] Khan, W. A. (1990). Psychological
[3] Babcock, M. E, Roberson & conditions of personal engagement
Stickland, O. J. (2010). The and disengagement at work. Aca-
relationship betweencharismatic demy of Management Journal. 33
leadership, work engagement, and (4), 692 - 724
organization citizenship behavior. [10] Kusumawati, Andriani. (2007).
Journal of Psychology. 144 (3), Kepemimpinan dalam perspektif
313 - 326 gender: adakah perbedaan?. Jur-
[4] Diefendorff, J. M., Brown, D. J., nal Administrasi Bisnis. 1 (1), 33 -
Karimin, A. M., & Lord, R. G. 36
(2002). Examining the roles of [11] Mahaputra, B , Riantoputra, C. D.
job involvement and work cen- S & Respati, A. (2013). Peran
trality in predicting organizational employability dalam hubungan
citizenship behaviors and job job insecurity dan kepuasan kerja.
performance. Journal of Organi- Makara seri sosial humaniora.
zational Behavior. 23, 93 - 108 17(2), 90-98.
[5] Dyne, L. V, Graham, J. W & [12] Maslach, C., Schaufeli, W. B., &
Dienesch, RE. M. (1994). Leiter, M. D. (2001). Job Burnout.
Organzational citizenship beha- Annual Review of Psychology. 52
vior: construct redefinition, measu- , 397 - 422
rement, and validation. Journal [13] Mathumbu, D & Dodd, N. (2013).
Academy of Management. 37 (4), Perceived organisational support,
765 - 802 work engagement and organizati-
[6] Indrianti,R& Hadi, C. (2012). onal citizenship behavior of nurses
Hubungan antara modal psikologis at victoria hospital. Journal Psy-
dengan keterikatan kerja pada chology University of Fort Hare. 4
perawat di instalasi rawat inap (2), 87 - 93
rumah sakit jiwa menur Surabaya. [14] Mohsin, F. H. (2015). The linkage
Jurnal psikologi industri dan between career growth, work
engagement, and organizational

66 Handayani, Hubungan Antara...


citizenship behavior: an insight. ekonomi dan bisnis UNP. 3 (2),
International Journal of Scien- 147 - 153
tific and Research Publications. [22] Schaufeli, W & Bakker, A. (2003).
University Tunku Abdul Rahman. UWES (utrecht work engagement
5 (5), 1 -4 scale). Occupational Health Psy-
[15] Moodley, S.M. (2006). Personality chology Unit. Utrecht University
and work engagement in a [23] Schaufeli, W, B, Bakker, A. B &
financial institution. Thesis. Tidak Rhenen, W. V. (2009). How
Diterbitkan.Industrial and Organi- changes in job demands and re-
zational Psychology. University of sources predict burnout, work en-
South Africa gagement, and sickness absente-
[16] Organ, D. W , Podsakoff, P. M & eism. Journal of organizational
MacKenzie, S. B. (2006). Organi- behavior. Wiley InterScience. 30,
zational citizenship behavior : its 893 - 917
nature, antacedemts, and conse- [24] Schaufeli, W. B., Bakker, B. A &
quences. California: Sage Publica- Salanova, M. (2004). The measure-
tions ment of workengagement with a
[17] Paramita, A. (2008). Analisis short questionare: A cross-national
faktor-faktor yang mempengaruhi study. Educational and Psycho-
ocb pegawai kontrak. Tesis Univer- logical Measurement. 66, 701 -
sitas Diponegoro. Semarang. 716
[18] Podsakoff, P. M. P, Ahearne, M, & [25] Schaufeli, W. B., Salanova, M.,
MacKenzie, S. B. (1997). Orga- Gonzalez - Roma, V., & Bakker,
nization citizenship behavior and A. (2002). The measurement of
the quantity and quallity of work engagement and burnout : a two
group performance. Journal of sample confirmatory factor analy-
Applied Psychology. American tic approach. Journal of Happiness
Psychology Association, inc. 82 Studies. 3, 71 - 92
(2), 262-270 [26] Simbula, S & Gugliemi. (2013). I
[19] Rachmawati, I. (2000). Hubungan am engaged, i feel good, and i go
antara kepuasan kerja, keterikatan the extra-mile : reciprocal relation-
kerja, komitmen organisasi dengan ship between work engagement
organizational citizenship beha- and consequences. Journal of Work
vior. Skripsi. Tidak Diterbitkan. And Organizational Psychology.
Fakultas Psikologi Universitas 29, 117 - 125
Surabaya [27] Spector, E. P. (2006). Industrial
[20] Saks, A. M. (2006). Antecendent and organizational psychology.
and consequences of employee en- Florida: John Wiley and Sons
gagement. Journal of Managerial Inc.
Psychology. 21 (7), 600 - 619 [28] Syahril, N. (2007). Kepribadian
[21] Sarianti, R & Sari, D. E. (2008). transformasional dan perilaku ke-
Perbedaan motivasi berprestasi atas warganegaraan. Jurnal Fakultas
dasar status karyawan dan tingkat Psikologi. Universitas Gunadarma.
pendidikan di PT.NIM (Nusantara 1 (1), 40 - 46
Indah Makmur) Padang. Jurnal

Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 9. No. 1, Juni 2016 67


[29] Teresia,N& Suyasa, P. T. Y. S. tional citizenship behavior among
(2008). Komitmen organisasi dan non-academic staff of benue state
organizational citizenship behavior university. Journal of Contempo-
pada karyawan call sebtre di PT. X. rary Research in Business. 4 (4),
Phronesis Jurnal Ilmiah Psikologi 563 - 570
Industri dan Organisasi. Univer- [31] Undang-Undang Republik Indo-
sitas Tarumanegara. 10 (2), 154 - nesia Nomor 13 Tahun 2003 Ten-
169 tang Ketenaga Kerjaan: www.hu-
[30] Ucho, A. (2012). Type a per- kumonline.com (diakses 06 Maret
sonality, age, tenure, and organiza- 2015)

68 Handayani, Hubungan Antara...

Anda mungkin juga menyukai