Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN SANITASI DASAR DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI

RUMAH MAKAN PASAR PINASUNGKULAN KAROMBASAN KOTA MANADO


TAHUN 2016
Nartika Emelia Mangoli*, Odi R. Pinontoan*, Harvani Boky*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Lalat merupakan vektor pembawa penyakit dan keberadaannya menjadi indikasi kebersihan yang
kurang baik di suatu tempat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2015, angka kesakitan diare di Provinsi Sulawesi Utara menurut jenis kelamin sebesar 45,4%, dan
untuk kota Manado kasus diare sebesar 38,4% . Berdasarkan data Profil Kesehatan Puskesmas
Ranotana Weru, kasus penyakit diare pada tahun 2015 sebesar 28%. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis Hubungan Sanitasi Dasar dengan Tingkat Kepadatan Lalat di Rumah Makan Pasar
Pinasungkulan Karombasan Kota Manado.
Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan crosectional study, yang dilaksanakan pada
bulan Agustus - Oktober 2016 di Rumah Makan Pasar Pinasungkulan Karombasan Kota Manado.
Jumlah sampel sebanyak 30 rumah makan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah check list
yang berisi variabel penilaian tentang sanitasi dasar rumah makan, dan fly grill untuk mengukur
kepadatan lalat. Hasil penelitian untuk rumah makan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 19
(63,3%) responden sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 11 (36,7%) responden. Untuk tingkat
kepadatan lalat pada kategori tinggi (≥3) di tempat sampah sebanyak 20 (66,7%) responden dan pada
kategori rendah (≤2) sebanyak 10 (33,3%) responden, untuk saluran pembuangan air limbah tingkat
kepadatan lalat kategori tinggi sebanyak 7 (23,3%) responden, dan pada kategori rendah sebanyak 23
(76,7%) responden. Hasil uji chi square dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara
sanitasi dasar rumah makan dengan tingkat kepadatan lalat di tempat sampah (p < α) dan tidak
terdapat hubungan antara sanitasi dasar rumah makan dengan tingkat kepadatan lalat di saluran
pembuangan air limbah (p > α). Berdasarkan hasil tersebut, kesimpulan yang didapat yaitu sanitasi
rumah makan di Pasar Pinasungkulan Karombasan masih banyak yang belum memenuhi syarat serta
tingkat kepadatan lalat di rumah makan Pasar Pinasungkulan Karombasan sebagian besar termasuk
dalam kategori tinggi.

Kata Kunci: Sanitasi, Rumah Makan, Kepadatan Lalat

ABSTRACT
Flies are vectors and existence is an indication of poor hygiene somewhere. Based on data from North
Sulawesi Provincial Health Office in 2015, incidences of diarrhea in North Sulawesi Province
according to the sex of 45.4%, and for the city of Manado cases of diarrhea by 38.4%. Based on data
from the Health Profile Health Center Ranotana Weru, cases of diarrheal disease in 2015 amounted to
28%. The purpose of this study to analyze the relationship with the Basic Sanitation Density of
Restaurant Flies Pinasungkulan Karombasan Manado City Market.
This research is analytic survey crosectional study, which was conducted in August-October 2016
Eating Pinasungkulan Karombasan Manado City Market. The total sample of 30 restaurants. The
research instrument used is a check list that contains variable assessment of basic sanitation diners
and fly grill to measure the density of flies. Results of research for restaurants that do not qualify as
many as 19 (63.3%) of respondents while those eligible were 11 (36.7%) of respondents. For the
density of flies in the high category (≥3) in the trash by 20 (66.7%) of respondents and in the low
category (≤2) 10 (33.3%) of respondents, for sewerage density of flies categories high 7 (23.3%) of
respondents, and in the low category as many as 23 (76.7%) of respondents. The results of chi square
test of this study shows there is a relationship between basic sanitation restaurant with a density of
flies in the trash (p <α) and there was no correlation between basic sanitation restaurant with a
density of flies in sewerage (p> α). Based on these results, the conclusion obtained is sanitation
restaurant in Market Pinasungkulan Karombasan still many who do not qualify as well as the density
of flies in the restaurant market Pinasungkulan Karombasan mostly in the high category.

Keyword: Sanitation, Eating, Density File

PENDAHULUAN kebersihan yang kurang baik disuatu


Rumah makan merupakan setiap tempat tempat (Sayono, 2004).
usaha komersial yang ruang lingkup Di Indonesia, penyakit diare
kegiatannya menyediakan makanan dan merupakan penyakit endemis yang juga
minuman untuk umum di tempat usahanya, merupakan penyakit potensi KLB yang
dan dalam suatu rumah makan harus sering di sertai dengan kematian.
dilengkapi fasilitas sanitasi atau sarana Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, diare
fisik bangunan dan perlengkapan yang menjadi penyebab kematian nomor satu
digunakan untuk memelihara kualitas pada bayi dan pada balita, sedangkan pada
lingkungan atau pengendalian faktor-faktor semua golongan umur merupakan
lingkungan fisik yang dapat merugikan penyebab kematian ke-empat. Pada tahun
kesehatan manusia antara lain sarana air 2012 angka kesakitan diare pada semua
bersih, jamban, peturasan, saluran air umur sebesar 214 per 1.000 penduduk dan
limbah, tempat cuci tangan dan bak angka kesakitan diare pada balita 900 per
sampah (Kepmenkes RI, 2003). 1.000 penduduk (Riskesdas, 2013).
Sanitasi merupakan suatu usaha Berdasarkan data Dinas Kesehatan
pencegahan penyakit yang menitik Provinsi Sulawesi Utara, angka kesakitan
beratkan kegiatan pada usaha kesehatan diare di Provinsi Sulawesi Utara menurut
lingkungan (Rejeki, 2015). Lalat jenis kelamin sebesar 45,4%, dan untuk
merupakan binatang pengganggu yang dari kota Manado kasus diare yaitu sebesar
beberapa spesies lalat telah terbukti 38,4% . Berdasarkan data puskesmas
menjadi vektor penyakit dan ranotana weru, kasus diare di ranotana
keberadaannya menjadi indikasi weru sebesar 28%, hal tersebut dapat
menjadi salah satu akibat dari sanitasi yang
buruk (Profil Kesehatan Puskesmas Kota Manado. Jumalah sampel dalam
Ranotana Weru, 2015). penelitian ini yaitu sebanyak 30 sampel
Berdasarkan survei awal yang rumah makan. Instrumen penelitian yang
telah dilakukan peneliti di rumah makan digunakan adalah check list yang berisi
Pasar Pinasungkulan Karombasan masih variabel penilaian tentang sanitasi dasar
dijumpai beberapa rumah makan yang rumah makan, dan fly grill untuk
belum memenuhi syarat sanitasi dasar mengukur kepadatan lalat.
seperti tempat sampah dan saluran
pembuangan air limbah yang terbuka serta HASIL DAN PEMBAHASAN
di jumpai beberapa rumah makan yang Gambaran Sanitasi Dasar Rumah
menunjukkan keberadaan lalat yang Makan
hinggap di meja makan, selain itu jarak Hasil penelitian yang di lakukan di rumah
rumah makan yang dekat dengan Pasar makan pasar Pinasungkulan Karombasan
Pinasungkulan yang berdasarkan observasi untuk penilaian keadaan sanitasi dasar
awal sanitasi Pasar Pinasungkulan masih rumah makan mulai dari penyediaan air
belum memenuhi syarat dimana masih bersih, pengelolaan sampah, saluran
terdapat beberapa fasilitas sanitasi pasar pembuangan air limbah, tempat mencuci
sperti saluran pembuangan air limbah yang tangan dan tempat mencuci peralatan,
terbuka dan sampah yang tertumpuk diperoleh hasil dari 30 rumah makan, yang
selama 24 jam. Oleh karena itu memenuhi syarat sebanyak 11 responden
berdasarkan penjelasan diatas penulis (36,7%) sedangkan yang tidak memenuhi
tertarik untuk melakukan penelitian syarat sebanyak 19 responden (63,3%).
tentang Hubungan Sanitasi Dasar dengan Hasil penelitian tersebut selaras
Tingkat Kepadatan Lalat di Rumah Makan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pasar Pinasungkulan Karombasan Kota Rorong (2014) tentang sanitasi dasar
Manado. kantin sekolah menengah pertama (SMP)
di Kecamatan Tumpaan Kabupaten
METODE PENELITIAN Minahasa Selatan yang menyatakan bahwa
Penelitian ini bersifat survei analitik sanitasi dasar kantin sekolah belum
dengan menggunakan pendekatan cross memenuhi syarat, karena masih ditemukan
sectional study. yang dilaksanakan pada beberapa sarana sanitasi yang tidak sesuai
bulan Agustus – Oktober 2016 di Rumah dengan Kepmenkes RI No.
Makan Pasar Pinasungkulan Karombasan 1098/MENKES/SK/VII/2003, dimana dari
8 kantin yang diteliti masih terdapat kategori rendah sebanyak 10 responden
sanitasi tempat sampah yang terbuka dan (33,3%). Demikian juga untuk tingkat
tidak menggunakan kantong plastik untuk kepadatan lalat pada saluran pembuangan
sisa makanan (87,5%), selain itu terdapat air limbah yang ada di rumah makan, dari
saluran pembuangan air limbah yang 30 responden yang masuk dalam kategori
terbuka, tidak mengalir lancar serta tinggi sebanyak 6 responden (20%),
menimbulkan bau (50%). sedangkan untuk kategori rendah sebanyak
Berbeda dengan hasil penelitian 24 responden (80%).
yang dilakukan oleh Budiman (2015) Sejalan dengan penelitian yang
tentang gambaran sanitasi dasar kantin dan dilakukan oleh Sembiring (2013) tentang
tingkat kepadatan lalat di beberapa sekolah hygiene sanitasi pengolahan makanan dan
menengah atas (SMA) di kota Manado kepadatan lalat pada warung makan di
yang menyatakan bahwa sanitasi kantin pasar tradisional horas pematangsiantar,
sekolah di beberapa Sekolah Menengah menunjukkan angka kepadatan lalat dari 17
Atas (SMA) di kota Manado telah warung makan yang diukur terdapat 10
memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan (58,8%) warung makan pada tingkat
sanitasi kantin Sekolah Menengah Atas di kepadatan lalat kategori sedang dan
kota Manado sesuai dengan Kepmenkes RI terdapat 7 (41%) warung makan pada
No. 1098/MENKES/SK/VII/2003. tingkat kategori rendah. Penelitian yang
sama juga dilakukan oleh Rorong (2014),
Tingkat Kepadatan Lalat
dimana dari 8 kantin sekolah yang diteliti,
Rata-rata kepadatan lalat di rumah makan
diperoleh hasil kepadatan lalat untuk
pasar Pinasungkulan pada tempat sampah
kategori sedang sebanya 6 kantin (75%)
yaitu 4,6 dengan total lalat 139 ekor
dan kategori tinggi sebanyak 2 kantin
sedangkan pada saluran pembuangan air
(25%).
limbah yaitu 1,2 dengan total lalat
Tingkat kepadatan lalat
sebanyak 38 ekor.
dipengaruhi oleh beberapa faktor
Berdasarkan hasil pengukuran
diantaranya yaitu sanitasi rumah makan
yang telah dilakukan, diperoleh data untuk
yang tidak memenuhi syarat dan jarak
tingkat kepadatan lalat pada tempat
rumah makan dengan sumber pencemar.
sampah yang ada di rumah makan dari 30
Selain itu keberadaan lalat menjadi
responden pada kategori tinggi sebanyak
indikasi kebersihan yang kurang baik
20 responden (66,7%), sedangkan untuk
disuatu tempat (Sayono, 2004).
Hubungan Sanitasi Dasar Rumah Makan dengan Tingkat Kepadatan Lalat di Tempat
Sampah
Tabel 1. Hubungan Sanitasi Rumah Makan dengan Tingkat Kepadatan Lalat di Tempat
Sampah

Tingkat Kepadatan Lalat


Sanitasi Rumah
Tinggi Rendah Total p-value
Makan
n % n % n %
Tidak memenuhi
17 89,5 2 10,5 19 100
syarat
0,001
Memenuhi syarat
3 27,3 8 72,7 11 100

Total 20 66,7 10 33,3 30 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 menggunakan kantong plastik untuk sisa-
diatas, untuk perhitungan dengan sisa makanan, sampah yang tidak dibuang
menggunakan uji statistik chi square dalam waktu 24 jam, saluran pembuangan
diketahui terdapat nilai ekspetasi cells air limbah yang terbuka dan air limbah
kurang dari 5 sehingga untuk nilai yang tidak mengalir dengan lancar. Sejalan
probabilitinya menggunakan nilai uji dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fisher’s Exact Test dan diperoleh nilai Kurniawan (2013), yang menyatakan
probabilitas (p-value) yaitu 0,001 lebih dalam hasil penelitiannya bahwa pada
kecil dari nilai α = 0,05 (p < α). Sehingga pemukiman yang syarat sanitasinya tidak
kesimpulan yang diambil adalah terdapat memenuhi syarat terdapat tingkat
hubungan antara sanitasi dasar dengan kepadatan lalat kategori tinggi (36,8%),
tingkat kepadatan lalat pada tempat sedangkan pada sanitasi yang memenuhi
sampah yang ada di Rumah Makan Pasar syarat tidak terdapat tingkat kepadatan lalat
Pinasungkulan Karombasan Kota Manado. pada kategori tinggi.
Berdasarkan observasi langsung Selain sanitasi dasar, terdapat
kepadatan lalat di rumah makan pasar faktor lain yang mempengaruhi tingkat
Pinasungkulan dipengaruhi oleh sarana kepadatan lalat di rumah makan pasar
sanitasi yang tidak memenuhi syarat Pinasungkulan, yaitu jarak rumah makan
seperti tempat sampah yang terbuka, tidak dengan tempat sampah sementara pasar
Pinasungkulan karombasan dan WC atau penelitian yang dilakukan Prihastini (2011)
Jamban Umum yang menjadi tempat tentang Dampak Tempat Pembuangan
perindukan dan merupakan tempat yang Akhir (TPA) Sampah Winongo Terhadap
disukai lalat. Selain itu, lokasi rumah Kualitas Lingkungan Hidup, menyatakan
makan yang diteliti memiliki jarak yang bahwa jarak sumber pencemar (TPA
dekat dengan pasar yang dimana dalam Sampah) mempunyai pengaruh terhadap
pasar terdapat tempat-tempat perindukan kepadatan lalat sebesar 95,8%. Selain itu,
lalat mulai dari tempat pemotongan penelitian yang dilakukan oleh Subagyo
daging, tempat penjualan ikan serta tempat (2014), tentang Densitas dan Identifikasi
buah dan sayuran yang membusuk. Lalat serta Upaya Pengendaliannya di
Kondisi lingkungan tersebut menjadi salah Pasar Tradisional Purwokerto menyatakan
satu faktor tingginya kepadatan lalat di bahwa kepadatan lalat di TPS baik di pasar
rumah makan, hal ini dikarenakan lalat Wage maupun di pasar Manis terdapat
memiliki jarak terbang sampai 10 km kepadatan lalat tertinggi masing-masing 94
(Safar, 2009). dan 92 ekor/blok grill, sedangkan di
Pernyataan tersebut sejalan dengan warung makan 1 ekor/blok grill dan di
hasil penelitian yang dilakukan oleh pasar Manis terdapat 5 ekor/blok grill lalat
Sembiring (2013), dimana untuk angka di tempat penjualan daging. Pernyataan di
kepadatan lalat di warung makan pada atas menunjukkan bahwa keadaan sanitasi
kategori sedang (58,8%) memiliki jarak pasar yang kurang baik serta jarak yang
yang dekat dengan tempat penampungan dekat antara rumah makan dengan pasar
sampah sementara dan berada dekat menjadi salah satu faktor penyebab adanya
dengan tempat penjualan ikan di pasar lalat di rumah makan.
tradisional Horas Pematangsiantar. Seperti
Hubungan Sanitasi Dasar Rumah Makan dengan Tingkat Kepadatan Lalat di Saluran
Pembuangan Air Limbah
Tabel 2. Hubungan Sanitasi Rumah Makan dengan Tingkat Kepadatan Lalat di Saluran
Pembuanag Air Limbah

Tingkat Kepadatan Lalat


Sanitasi Rumah p-value
Makan Tinggi Rendah Total
N % N % N %
Tidak memenuhi
6 31,6 13 68,4 19 100
syarat
0,215
Memenuhi syarat 1 9,1 10 90,9 11 100

Total 7 23,3 23 76,7 30 100


Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 10 tinggi sebanyak 6 responden (31,6%)
diatas, untuk perhitungan dengan sedangkan untuk sanitasi rumah makan
menggunakan uji statistik chi square yang memenuhi syarat tingkat kepadatan
diketahui terdapat nilai ekspetasi cells lalat pada kategori tinggi hanya terdapat 1
kurang dari 5 sehingga untuk nilai responden (9,1%).
probabilitinya menggunakan nilai uji Berdasarkan perilaku lalat, pada
Fisher’s Exact Test dan diperoleh nilai tahap pradewasa lalat memilih habitat
probabilitas (p-value) yaitu 0,215 lebih yang cukup banyak bahan organik yang
besar dari nilai α = 0,05 (p > α). Sehingga sedang mengalamai dekomposisi,
kesimpulan yang diambil adalah tidak misalnya sampah organik yang basah dan
terdapat hubungan antara sanitasi dasar pada siang hari lalat beristirahat pada
dengan tingkat kepadatan lalat pada pinggiran tempat makanan, kawat listrik.
saluran pembuangan air limbah yang ada Oleh sebab itu, populasi lalat lebih banyak
di Rumah Makan Pasar Pinasungkulan berada di tempat sampah di bandingkan
Karombasan Kota Manado. dengan saluran pembuangan air limbah.
Berdasarkan tabel 2 di atas, Lalat dapat membawa kuman dari tempat
tingkat kepadatan lalat pada saluran sampah dan tempat-tempat kotor yang
pembuangan air limbah menunjukkan dihinggapinya ke dalam makanan apabila
bahwa dari 30 responden, untuk sanitasi makanan tersebut tidak di tutup (terbuka),
rumah makan yang tidak memenuhi syarat sehingga menimbulkan penyakit bawaan
memiliki tingkat kepadatan lalat kategori makan akibat bakteri yang dibawa lalat
pada tubuh dan kakinya. Bila lalat 3. Terdapat hubungan yang bermakna
terlampau banyak pada rumah makan, antara sanitasi dasar rumah makan
maka lalat dapat mencemari makanan dari dengan tingkat kepadatan lalat pada
kuman yang di bawa lalat, selain itu lalat tempat sampah yang ada Di Rumah
juga mengganggu kenyaman dan merusak Makan Pasar Pinasungkulan
pemandangan sehingga menimbulkan rasa Karombasan Kota Manado.
jijik karena terkesan jorok dan akhirnya 4. Tidak terdapat hubungan secara
menghilangkan napsu makan (Sucipto, signifikan antara sanitasi dasar rumah
2011). makan dengan tingkat kepadatan lalat
pada saluran pembuangan air limbah
KESIMPULAN di Rumah Makan Pasar Pinasungkulan
1. Sanitasi dasar Rumah Makan Pasar Karombasan Kota Manado.
Pinasungkulan Kota Manado belum
memenuhi syarat, karena masih SARAN
ditemukan fasilitas sanitasi seperti 1. Bagi pemilik rumah makan sebaiknya
tempat sampah, saluran pembuangan melakukan tindakan pencegahan
air limbah (SPAL), tempat mencuci untuk kepadatan lalat < 2 dan
tangan dan tempat mencuci peralatan pengendalian untuk kepadatan lalat >3
yang tidak sesuai dengan Keputusan dengan menjaga kebersihan rumah
Menteri Kesehatan RI Nomor makan dan menyediakan tempat
1098/MENKES/SK/VII/2013. sampah yang terbuat dari bahan yang
2. Tingkat kepadatan lalat di Rumah kuat, kedap air dan tertutup,
Makan Pasar Pinasungkulan menggunakan kantong plastik untuk
Karombasan pada tempat sampah sisa-sisa makanan dan bahan
sebagian besar termasuk dalam makanan, serta membuang sampah
kategori tinggi yaitu 20 responden secara rutin. Untuk saluran
(66,7%) dan dari 20 responden pembuangan air limbah sebaiknya
terdapat salah satu rumah makan tidak terbuka dan air limbah mengalir
dengan jumlah lalat tertinggi yaitu 21 dengan lancar sehingga tidak menjadi
ekor. Sedangkan pada saluran tempat perkembangbiakan vertor
pembuangan air limbah terdapat 7 penyakit.
responden (23,3%) yang memiliki 2. Bagi instansi yang terkait dalam hal
tingkat kepadatan lalat kategori tinggi. ini PD Pasar Kota Manado dan
pengelolah pasar pinasungkulan DAFTAR PUSTAKA
diharapkan dapat memperhatikan dan Anonim, 2015. Data Kasus Diare
memperbaiki fasilitas sanitasi yang Puskemas Ranotana Weru. Dinas
ada di pasar pinasungkulan Kesehatan Kota Manado.
karombasan, karena masih banyak Budiman HD. 2015. Gambaran Sanitasi
fasilitas sanitasi yang belum Dasar Kantin dan Tingkat
memenuhi syarat seperti; kontener Kepadatan Lalat pada Kantin di
tempat sampah (TPS) yang terbuka, Beberapa Sekolah Menengah Atas
saluran pembuangan air limbah (SMA). Skripsi. Manado: Fakultas
(SPAL) yang terbuka dan tidak Kesehatan Masyarakat Universitas
mengalir, serta kondisi fisik lantai Sam Ratulangi.
pada los pemotongan ikan dan daging Dinas Kesehatan Kota Manado. 2016.
yang tidak kedap air. Data Kasus Diare.
3. Bagi instansi kesehatan dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.
Dinas Kesehatan Kota Manado, 2016. Data Kasus Diare
Puskesmas Ranotana Weru, serta Keputusan Menteri Kesehatan Republik
instansi kesehatan lain yang terkait, Indonesia Nomor 1098 tentang
perlu melakukan pengawasan secara Persyaratan Hygiene sanitasi
rutin terhadap sanitasi dasar rumah Rumah Makan dan Restoran.
makan dan kepadatan lalat di rumah 2003. Jakarta: Meteri Kesehatan.
makan yang ada di kota manado dan Kurniawan HAE. 2013. Unnes Journal of
memberikan pelatihan serta Public Health-Studi Deskriptif
penyuluhan kepada pemilik usaha Tingkat Kepadatan Lalat di
rumah makan untuk meningkatkan Pemukiman Sekitar Rumah
pengetahuan pedagang terhadap Pemotongan Unggas (RPU)
pentingnya sanitasi rumah makan, dan Penggaron Kelurahan Penggaron
bahaya yang disebabkan oleh vektor Kidul Kecamatan Pedurungan
lalat dan vektor pembawa penyakit KotaSemarang.(Online),(https://w
lainnya. ww.google.com/journal.unnes.ac.i
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan d/sju/index.php/ujph, diakses pada
dapat meneliti lebih lanjut tentang 11 Mei 2016)
hubungan jarak pasar dengan tingkat Prihastini L. 2011. Dampak Tempat
kepadatan lalat di rumah makan. Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
Winongo Terhadap Kualitas Terhadap Jumlah Lalat yang
Lingkungan Hidup. (Online), Vol Terperangkap. (Online),
2, No. 1, Januari (Http://Jurnal.unimus.ac.id,
2011,(http://static.schoolrack.com/ diakses pada 12 Mei 2016)
files/100398/295422/volume2_no Sembiring JD. 2013. Higiene dan Sanitasi
mor_1.pdf#page=9, diakses pada Pengolahan Makanan dan
22 september 2016) Kepadatan Lalat pada Warung
Rejeki S. 2015. Sanitasi, Hygiene dan Makan di Pasar Tradisional
Keselamatan Kerja (K3). Pasar Horas Pematangsiantar
Bandung: Rekayasa Sains Tahun 2013. (Online),
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. (http://202.0.107.5/index.php/lkk/
Menteri Kesehatan RI article/view/4227/5656, diakses
Rorong LO. 2014. Gambaran Sanitasi pada 22 September)
Dasar Kantin dan Tingkat Sucipto CD. 2011. Vektor Penyakit
Kepadatan Lalat pada Kantin Tropis. Yogyakarta: Gosyen
Sekolah Menengah Pertama Publishing
(SMP) di Kecamatan Tumpaan Subagyo A, Widyanto A, Santjaka A.
Kabupaten Minahasa Selatan 2014. Densitas dan Identifikasi
Tahun 2014. (Online), Lalat serta Upaya
(http://fkm.unsrat.ac.id/wp- Pengendaliannya di Pasar
content/uploads/2015/02/jurnal- Tradisional Purwokerto.
Lady-O.-Rorong.pdf, diakses pada Semarang: Poltekes Kemenkes
11 Mei 2016) Semarang.(Online), Vol 3, No. 1,
Safar R. 2009. Parasitologi Kedokteran : Januari 2014
Protozoologi, Helmintologi, dan (http://ejournal.poltekkes-
Entomologi.Bandung: Yrama smg.ac.id/ojs/index.php/jrk/article
Widya /view/235/183, diakses pada 22
Sayono. 2004. Pengaruh Posisi dan September 2016)
Warna Impregnated Cord

Anda mungkin juga menyukai