Disusun Oleh:
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang kepurbakalaan tingkat
pelajar SMA se-kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Judul Karya Tulis : Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya
Penulis
Guru Pembimbing
Menyetujui,
Guru Pembimbing Penulis,
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Juwana
kelas : XI IPS 5
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam
Adalah benar-benar karya tulis sendiri dan bukan merupakan plagiat dari karya tulis orang lain serta belum pernah
dikompetesikan atau dipublikasikan dalam bentuk apapun. Apabila di kemudian hari peryataan ini tidak benar maka
saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati berupa diskualifikasi dari kompetisi. Demikian surat ini dibuat
Menyetujui,
Guru Pembimbing Penulis,
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kesempatan dan kemampuan kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang sederhana ini, sehingga dapat menyalurkan bakat yang
Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang terhingga kepada :
1. Bapak Drs. Agus Suhartono, M. Si. selaku kepala SMA Negeri 1 Juwana, yang telah memberi inspirasi dan selalu
2. Ibu Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. sebagai guru pembimbing yang setia menemani kami dalam membuat karya tulis
ilmiah ini.
3. Dewan guru SMA Negeri 1 Juwana yang telah memberi izin dan motivasi kepada penulis dalam pembuatan karya
4. Keluarga dan teman-teman penulis serta pihak- pihak yang setia memberikan sumbangan baik moral maupun
material.
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang telah ada maupun menjadi
ilmu pengetahuan baru dalam kajian ilmu sosial. Penulis juga berusaha membahas meteri karya tulis ilmiah ini
secara rinci dan terstruktur dengan bahasa yang lugas sehingga mempermudah pembaca untuk memahami karya
Penulis dengan setia menanti kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk memperbaiki karya tulis
ilmiah ini ke depannya. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amiin.
Penulis
ABSTRAK
Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya
Oleh :
Rozaq Majid
Guru Pembimbing : Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd.
Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan pembangunan tempat-tempat
modern menjadikan keberadaan benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika tidak ada perlindungan,
pembangunan, pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan tersebut akan menimbulkan kurang
optimalnya benda cagar budaya yang ada sebagai sarana pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat
penting dilakukan agar benda cagar budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam
perspektif benda cagar budaya? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan cara
mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Dari hasil penelitian dan pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa Optimalisasi objek wisata
Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat dilakukan dengan cara: ditetapkannya Sendang Sani
sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito
Semarang; memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan
nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah setempat
menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan
lokasi Sendang Sani. Adapun saran yang dapat diberikan di antaranya kepedulian masyarakat dalam bentuk
partisipasi dalam berbagai kegiatan/acara yang diadakan dan membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar
objek wisata Sendang Sani. Sedangkan dari pihak pemerintah dapat mengalokasikan dana APBD untuk
pembangunan dan perawatan objek wisata Sendang Sani serta menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang
keberadaan objek wisata Sendang Sani.
DAFTAR ISI
A. Simpulan ................................................................................................. 19
B. Saran ....................................................................................................... 19
Lampiran .................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Cagar Budaya merupakan hasil interaksi manusia yang terjadi di masa lalu, yang di dalamnya terkandung
nilai-nilai sejarah. Nilai sejarah itu dapat digunakan sebagai pedoman hidup atau pun pelajaran. Benda cagar budaya
dapat dimanfaatkan secara optimal jika ada pelestarian, perlindungan, pembangunan, dan peningkatan kualitas.
Benda cagar budaya mempunyai arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya untuk memupuk rasa kebanggaan
nasional serta memperkokoh kesadaran diri bangsa. Cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan
kawasan perlu dikelola oleh pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi,
mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 11
Tahun 2010.
Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan pembangunan tempat-tempat modern
menjadikan keberadaan benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika tidak ada perlindungan, pembangunan,
pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan tersebut akan menimbulkan kurang optimalnya benda cagar
budaya yang ada sebagai sarana pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat penting dilakukan agar
Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau kecil yang merupakan salah satu benda cagar budaya yang
masih ada hingga saat ini. Walaupun nama Sendang Sani sudah beredar luas di kalangan masyarakat, tetapi sebagian
besar masyarakat belum mengetahui secara pasti kebenaran sejarahnya. Lebih disayangkan lagi, wisata sejarah yang
menjadi peninggalan Sunan Bonang ini tidak banyak dikunjungi warga. Masyarakat lebih menyukai wisata rekreasi
yang berada di sampingnya, yaitu Sendang Tirta Marta Sani, sejenis water boom dan mainan air untuk keluarga.
Berdasar pada realita yang ada, penulis berusaha mencari alternatif solusi untuk mengoptimalisasikan objek
wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya, dengan harapan masyarakat luas dapat menikmati
peninggalan sejarah berupa situs sebagai sarana pendidikan dan rekreasi sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme
terhadap situs-situs bersejarah yang ada, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimanakah optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya?
C. Tujuan Penelitian
Penulisan karya tulis ilmiah ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan cara mengoptimalisasikan objek
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian sosial di Indonesia
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pada penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menambah khasanah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang objek wisata Sendang Sani dan optimalisasi
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang Sendang Sani,
serta menambah wawasan secara luas bagi para pembaca tentang sejarah dan optimalisasi objek wisata Sendang
E. Sistematika Penyusunan
Sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ini, penyusun bagi dalam tiga bagian yaitu :
1. Bagian awal, terdiri atas : Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Surat Pernyataan, Abstrak, Kata Pengantar,
a. Bab I Pendahuluan, yang berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
b. Bab II Kajian Pustaka, yang berisi : cagar budaya, kriteria cagar budaya, dan Sendang Sani.
c. Bab III Metode Penulisan, yang berisi : objek dan waktu penelitian, jenis penelitin, jenis data dan sumber data,
teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
d. Bab IV Pembahasan Masalah, yang berisi : pembahasan dari permasalahan yang ada.
e. Bab V Penutup, yang berisi : Simpulan dan Saran.
KAJIAN PUSTAKA
A. Cagar Budaya
Cagar budaya merupakan kekayaan bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang
penting, artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dalam masyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui perlindungan,
pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Secara lebih rinci ditulis pada pasal 1 bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat
kebendaan berupa Benda Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena
memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan.
Dalam Kamus Ilmiah Populer (2010: 768) cagar budaya berarti perlindungan terhadap benda–benda budaya
(candi, benteng, dsb). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013: 235) cagar budaya adalah daerah
yang pelestarian hidup masyarakat dan peri krhidupannya dilindungi oleh undang undang dari kepunahan.
Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak
bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.
Srtuktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung
kebutuhan manusia.
Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada
masa lalu.
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang
letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
/siteregnas/uploads/file -dokumen/440621125-20140904-121701.pdf).
Suatu benda dapat dikategorikan sebagai benda bersejarah/Benda Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
3. Memiliki arti khusus bagi sejarah ,ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan.
C. Sendang Sani
Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau kecil yang airnya mengalir secara tenang ke sawah. Di
dalamnya terdapat kura-kura atau bulus dalam Bahasa Jawa, dan beberapa jenis ikan. Di sekitarnya terdapat
pepohonan yang rindang serta pendopo dengan panjang 6 meter dan lebar 5 meter. Kawasan Sendang Sani dibatasi
dengan pagar tembok dengan pintu masuk yang unik dengan panjang 30 meter dan lebar 30 meter. Sendang Sani
terletak di RT 3 RW 3 Dukuh Sani, Desa Tamansari, Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya terletak 6 km di
sebelah utara kota Pati atau lebih mudahnya dekat dengan lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani. Berikut adalah
suatu genangan air yang kemudian di sisi sendang dipercantik dengan susunan batu. Sendang Sani mempunyai
METODE PENULISAN
Penelitian ini dilakukan di Sendang Sani yang terletak di RT 3 RW 3 Dukuh Sani, Desa Tamansari,
Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya terletak lebih kurang 6 km di sebelah utara kota Pati atau lebih
mudahnya dekat dengan lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani. Penelitian ini dilakukan selama dua minggu yaitu
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo, penelitian deskriptif kualitatif
dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Data primer dalam penelitian ini berupa hasil observasi dan wawancara peneliti tentang sejarah dan
optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya. Dalam penelitian ini, peneliti
memperoleh sumber data dari informan juru kunci Sendang Sani, Kepala Desa Taman Sari, istri Camat
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber data yang dapat menunjang penelitian,
seperti hasil penelitian sebelumnya tentang Sendang Sani dan beberapa informasi dari media internet.
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling (sampel bertujuan)
dengan dasar pertimbangan bahwa orang tersebut kaya informasi. Purposive sampling atau sampel bertujuan yaitu
teknik pengambilan sampel dengan cara peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan
masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo, 2002: 56).
Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 5 orang, dengan alasan orang-orang tersebut kaya akan
informasi.
1. Observasi nonpartisipan
Observasi nonpartisipan yaitu ketika melakukan observasi, kehadiran peneliti sama sekali tidak diketahui
oleh subjek yang diamati, sehingga apapun yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat tidak akan memengaruhi
segalanya yang terjadi pada sasaran yang sedang diamati (Sutopo, 2002: 65). Pada penelitian ini, peneliti mengamati
bangunan Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya yang ada di Kabupaten Pati.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti
sebagai pewawancara (interviewer) dengan informan sebagai terwawancara (interviewee) terkait dengan sejarah dan
optimalisasi objek wisata Sendang Sani. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai 5 orang yang terdiri atas 1 orang
juru kunci, Kepala Desa Taman Sari, istri Camat Tlogowungu, ketua RT, dan 1 warga sekitar. Wawancara dengan
para informan dilakukan pada waktu dan kondisi yang dianggap paling tepat, guna mendapatkan data yang rinci,
jujur, dan mendalam. Wawancara ini dilakukan sebanyak 2 kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan
dengan kejelasan dan kemantapan masalah tentang optimalisasi Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya
3. Pengumpulan Dokumen
Menurut Guba dan Lincoln, dokumen dan record merupakan dua hal yang berbeda. Record adalah setiap
pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau
menyajikan akunting. Sedangkan dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Sutopo, 2002: 216). Pada penelitian ini menggunakan
dokumen dan record dengan alasan keduanya merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong sehingga dapat
berguna.
dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan
(Sugiyono, 2012: 268). Penelitian ini dapat dikatakan valid apabila laporan hasil penelitian yang dilaporkan oleh
peneliti sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan dikatakan reliable apabila ada peneliti lain yang meneliti
objek yang sama akan memperoleh hasil penelitian yang sama pula meskipun dalam waktu yang berbeda.
Pada penelitian ini, data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dicatat, dan diusahakan kemantapan dan
kebenarannya dengan cara triangulasi sumber atau triangulasi data. Melalui triangulasi sumber, berarti peneliti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
PEMBAHASAN MASALAH
Benda Cagar Budaya adalah warisan leluhur yang wajib kita lestarikan dan dilindungi agar tetap ada serta
terjaga. Suatu benda cagar budaya diperlukan perawatan, perlindungan, pelestarian, pembangunan, peningkatan
kualitas, dan diperhatikan segala kekurangannya sehingga dapat opimal sebagai benda cagar budaya. Peran
Sendang Sani merupakan benda cagar budaya sekaligus objek wisata yang merupakan bukti nyata warisan
Sunang Bonang, salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam. Nama Sendang Sani tidak asing di telinga
masyarakat kabupatan Pati tetapi kisah terbentuknya menurut juru kunci dan pemerintah kabupaten Pati ada sedikit
perbedaan, sehingga harus dilakukan penulusuran lebih lanjut dan mendalam sehingga tidak menimbulkan
kontroversi.
Sejarah terjadinya Sendang Sani menurut pemerintah adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama 2
abdinya akan pergi ke Muria (tidak dijelaskan nama abdinya). Di tengah perjalanan beliau merasa haus dan
menyuruh salah satu abdinya mencari air di sebuah pohon yang rindang dengan dibekali tongkat. Abdinya
menemukan pohon yang rindang dan menancapkan tongkat, muncullah sumber mata air yang keluar secara terus
menerus menjadi sebuah sendang. Abdinya senang, kemudian berenang dalam air. Sunan Bonang mencarinya dan
menemukannya. Karena tidak menjalankan tugas dengan baik, maka Sunan Bonang mengutuk abdinya tersebut
menjadi seekor bulus. Bulus tersebut tinggal di sendang yang kemudian sendang tersebut oleh Sunan Bonang
Adapun menurut juru kunci Sendang Sani adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama 3 santrinya Ki
Dudho, Ki Ahmad, dan Kosim akan pergi ke Muria. Di tengah perjalanan sudah waktunya shalat dzuhur, tetapi tidak
ada air, sehingga Ki Dudho dan Ki Ahmad diutus untuk mencari air dengan membawa sebuah bumbung/bambu.
Mereka berdua mencari air di dekat Burung Kuntul yang terbang melayang. Setelah menemukan air mereka kembali
Sesampainya di tempat Sunan Bonang menunggu, bumbung tadi diberikan kepada Sunan Bonang, beliau
tidak mau karena bekas diminum oleh Ki Dudho. Maka tempat itu dinamakan Dukuh Sani yang artinya dalam
tembung Jawa disisani dalam bahasa Indonesia bekas diminum orang lain.
Setelah kejadian tersebut Sunan Bonang pergi ke Muria hanya dengan Kosim, beliau meninggalkan
tongkatnya yang tertancap di dekat sebuah pohon yang besar yang dijaga oleh Ki Dudho dan Ki Ahmad, Sunan
Bonang berpesan agar mereka tidak mencabut tongkatnya. Tetapi ketika Sunan Bonang pergi, lama kelamaan Ki
Dudho penasaran, akhirnya mencabut tongkat tersebut dan keluar mata air yang muncul terus menerus yang
menimbulkan genangan air seperti kolam. Ki Dudho merasa senang, lalu ia terjun ke air. Saat itu Sunan Bonang dan
Kosim datang, mereka terkejut. Ki Ahmad menceritakan semuanya, dipanggilah Ki Dudho, namun Ki Dudho tidak
mau keluar malah merangkak dalam air. Sunan Bonang pun berkata “mengapa kamu merangkak dalam air seperti
Kedua pendapat yang berbeda tersebut harus diadakan kesepakatan/pelurusan sejarah dengan cara
dilakukan penelusuran sejarah dengan melibatkan beberapa pihak yang berkompeten sehingga masyarakat luas tidak
bertanya-tanya tentang kebenaran asal-usul Sendang Sani tersebut. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menarik
Pengoptimalisasian Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya terus dilakukan seperti yang
1. Ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari
2. Memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional
3. Kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya
yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang Sani. Namun pada waktu itu
yang berperan aktif dalam melakukan pembangunan adalah Yayasan Hondodento, Pamenang, Kediri, dan
Yogyakarta. Sekarang menurut ketua RT setempat yayasan tersebut tidak aktif kembali, sehingga pemerintah
Sebagai wujud kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap Sendang Sani, maka dilakukan beberapa
pembangunan di antaranya:
Renovasi pagar, dulu pagar bambu diganti menjadi pagar tembok dengan panjang 30 meter lebar 30 meter pada tahun
1990.
Kraton Pamenang Kediri, Yogyakarta, dan juga peziarah lainnya dengan panjang 6 meter lebar 5 meter pada tahun
1990.
Sekeliling sendang dibangun susunan bebatuan dengan diameter 25 m² pada tahun 1990.
Lantai keramik
Dengan adanya pembangunan–pembangunan tersebut, dapat menigkatkan kualitas lokasi benda cagar
budaya.
1. Bulus
Di Sendang Sani terdapat bulus yang jarang sekali muncul, yang konon adalah jelmaan Ki Dudho.
Terdapat 1 bulus, ketika bulus tersebut mati, muncul lagi bulus entah dari mana asalnya. Selama ini sudah ada 5 kali
regenerasi.
2. Sendang
Sendang Sani ini merupakan peninggalan Sunan Bonang pada tahun 1500, yang mempunyai cerita sejarah
yang bermanfaaat. Air yang tampak kurang bersih, namun ketika diambil ternyata air Sendang Sani ini jernih dan
tidak berbau. Air tersebut digunakan untuk pengairan dan untuk keperluan minum.
Pintu masuk Sendang Sani mempunyai bentuk yang khas dengan bertuliskan Sendang Sani Tirta Marta. Pintu
selalu ditutup agar tidak ada yang sembrono masuk. Apabila ingin masuk bisa beretemu kunci yang senantiasa selalu
berada di Pendopo.
4. Pendopo/Tempat Peristirahatan
Pendopo ini digunakan untuk tempat istirahat dan sedekahan yang merupakan tempat untuk menenangkan
diri.
Ada beberapa jenis ikan dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar berada di Sendang Sani.
Beberapa lokasi yang dapat dikunjungi di sekitar lokasi Sendang Sani seperti Sendang Tirta Marta Sani dan
Makam Pragola (salah satu Benda Cagar Budaya), sehingga ketika berkunjung ke Sendang Sani memperoleh banyak
Sendang Sani juga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar khususnya dalam pengairan,
seperti pengairan sawah, perkebunan, dan lain-lain. Airnya juga dapat dimanfaatkan untuk minum, biasanya juru
kunci meminumnya tanpa harus dimasak dahulu. Di Sendang Sani juga diadakan beberapa acara seperti maulid
Berdasarkan hasil wawancara dengan istri Camat Tlogowungu, Kepala Desa Tamansari, dan ketua RT 3
diperoleh hasil bahwa adanya penurunan persentase pengunjung di Sendang Sani, beberapa kegiatan/acara yang
diadakan pelaksanaannya kurang meriah, perawatannya kurang. Adapun harapan masyarakat agar Sendang Sani
menjadi objek wisata dengan konsep Benda Cagar Budaya antara lain:
Mempromosikan atau menyosialisasikan Sendang Sani agar ramai pengunjung, sehingga benda cagar budaya ini tidak
terlupakan.
Mengadakan beberapa acara yang menarik sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Sendang
Sani.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat dilakukan dengan
cara: ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan diterimanya sertifikat
dari Museum Ronggowarsito Semarang; memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka
memajukan kebudayaan nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa yayasan
dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya yang terlindungi dengan cara membantu
B. Saran
1. Masyarakat
a. Kepedulian masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam berbagai kegiatan/acara yang diadakan.
b. Membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar objek wisata Sendang Sani.
2. Pemerintah
a. Mengalokasikan dana APBD untuk pembangunan dan perawatan objek wisata Sendang Sani.
b. Menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang keberadaan objek wisata Sendang Sani.
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Pustaka Agung Harapan. 2010. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.
BIODATA PESERTA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH BIDANG KEPURBAKALAAN
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PATI
TAHUN 2016
Judul Karya Tulis:Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya