Anda di halaman 1dari 26

OPTIMALISASI OBJEK WISATA SENDANG SANI DALAM PERSPEKTIF BENDA CAGAR BUDAYA

Disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Bidang Kepurbakalaan

Tingkat Pelajar SMA se-Kabupaten Pati

yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Disusun Oleh:

Nama : Rozaq Majid

NISN : 8231 / 9988136952

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JUWANA

JALAN KI HAJAR DEWANTORO 54, JUWANA

KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH

2016
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang kepurbakalaan tingkat

pelajar SMA se-kabupaten Pati yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Pati tahun 2016.

Judul Karya Tulis : Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya

Penulis

a. Nama Lengkap : Rozaq Majid

b. NIS/NISN : 8231 / 9988136952

Guru Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd.

b. NIP : 19760707 200801 2 014

Juwana, 15 Maret 2016

Menyetujui,
Guru Pembimbing Penulis,

Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. Rozaq Majid


NIP 19760707 200801 2 014 NIS/NISN 8231 / 9988136952

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Juwana

Drs. Agus Suhartono, M.Si.


NIP 19621114 198502 1 002
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

nama : Rozaq Majid

kelas : XI IPS 5

NIS/NISN : 8231 / 9988136952

tempat, tanggal lahir : Pati, 03 Juni 1998

sekolah : SMA Negeri 1 Juwana

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam

Perspektif Benda Cagar Budaya

Adalah benar-benar karya tulis sendiri dan bukan merupakan plagiat dari karya tulis orang lain serta belum pernah

dikompetesikan atau dipublikasikan dalam bentuk apapun. Apabila di kemudian hari peryataan ini tidak benar maka

saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia lomba yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan

Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pati berupa diskualifikasi dari kompetisi. Demikian surat ini dibuat

dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana diperlukan.

Juwana, 15 Maret 2016

Menyetujui,
Guru Pembimbing Penulis,

Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. Rozaq Majid


NIP 19760707 200801 2 014 NIS/NISN 8231 / 9988136952
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kesempatan dan kemampuan kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang sederhana ini, sehingga dapat menyalurkan bakat yang

telah kami miliki.

Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Agus Suhartono, M. Si. selaku kepala SMA Negeri 1 Juwana, yang telah memberi inspirasi dan selalu

memotivasi kami untuk terus berkarya.

2. Ibu Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd. sebagai guru pembimbing yang setia menemani kami dalam membuat karya tulis

ilmiah ini.

3. Dewan guru SMA Negeri 1 Juwana yang telah memberi izin dan motivasi kepada penulis dalam pembuatan karya

tulis ilmiah ini.

4. Keluarga dan teman-teman penulis serta pihak- pihak yang setia memberikan sumbangan baik moral maupun

material.

Penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang telah ada maupun menjadi

ilmu pengetahuan baru dalam kajian ilmu sosial. Penulis juga berusaha membahas meteri karya tulis ilmiah ini

secara rinci dan terstruktur dengan bahasa yang lugas sehingga mempermudah pembaca untuk memahami karya

tulis ilmiah ini.

Penulis dengan setia menanti kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk memperbaiki karya tulis

ilmiah ini ke depannya. Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amiin.

Juwana, Maret 2016

Penulis
ABSTRAK

Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya

Oleh :
Rozaq Majid
Guru Pembimbing : Nining Sugiharti, S.Ag., S.Pd.

Kata Kunci : Optimalisasi, Sendang Sani, Benda Cagar Budaya

Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan pembangunan tempat-tempat
modern menjadikan keberadaan benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika tidak ada perlindungan,
pembangunan, pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan tersebut akan menimbulkan kurang
optimalnya benda cagar budaya yang ada sebagai sarana pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat
penting dilakukan agar benda cagar budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam
perspektif benda cagar budaya? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan cara
mengoptimalisasikan objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.
Dari hasil penelitian dan pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa Optimalisasi objek wisata
Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat dilakukan dengan cara: ditetapkannya Sendang Sani
sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari Museum Ronggowarsito
Semarang; memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan
nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah setempat
menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan
lokasi Sendang Sani. Adapun saran yang dapat diberikan di antaranya kepedulian masyarakat dalam bentuk
partisipasi dalam berbagai kegiatan/acara yang diadakan dan membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar
objek wisata Sendang Sani. Sedangkan dari pihak pemerintah dapat mengalokasikan dana APBD untuk
pembangunan dan perawatan objek wisata Sendang Sani serta menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang
keberadaan objek wisata Sendang Sani.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ................................................................................................. ii
Lembar Pernyataan .................................................................................................... iii
Kata Pengantar ........................................................................................................... iv
Abstrak ....................................................................................................................... v
Daftar Isi .................................................................................................................... vi
Daftar Gambar ........................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 2
E. Sistematika Penyusunan ......................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 4
A. Cagar Budaya .......................................................................................... 4
B. Kriteria Benda Cagar Budaya ................................................................. 5
C. Sendang Sani ........................................................................................... 6
BAB III METODE PENULISAN.............................................................................. 8
A. Objek dan Waktu Penelitian ................................................................... 8
B. Jenis Penelitian ....................................................................................... 8
C. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... 8
D. Teknik Sampling .................................................................................... 9
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 9
F. Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH ..................................................................... 12
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 19

A. Simpulan ................................................................................................. 19

B. Saran ....................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ............................................................................................................ ix

Lampiran .................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi Sendang Sani ............................................................................... 6

Gambar 4.1. Objek Sendang Sani ……….................................................................... 12

Gambar 4.2. Bulus yang berada di Sendang Sani ...............................................…..... 15

Gambar 4.3. Sendang yang airnya untuk pengairan ………………………………… 16

Gambar 4.4. Pintu masuk (gapura) ..........................………………………………… 16

Gambar 4.5. Pendopo/Tempat Peristirahatan ..........................……………………… 17

Gambar 4.6. ikan yang terdapat di Sendang Sani …..……………………………… 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cagar Budaya merupakan hasil interaksi manusia yang terjadi di masa lalu, yang di dalamnya terkandung

nilai-nilai sejarah. Nilai sejarah itu dapat digunakan sebagai pedoman hidup atau pun pelajaran. Benda cagar budaya

dapat dimanfaatkan secara optimal jika ada pelestarian, perlindungan, pembangunan, dan peningkatan kualitas.

Benda cagar budaya mempunyai arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya untuk memupuk rasa kebanggaan

nasional serta memperkokoh kesadaran diri bangsa. Cagar budaya berupa benda, bangunan, struktur, situs, dan

kawasan perlu dikelola oleh pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi,

mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No. 11

Tahun 2010.

Di zaman seperti sekarang ini, dengan adanya kemajuan teknologi dan pembangunan tempat-tempat modern

menjadikan keberadaan benda cagar budaya dipandang sebelah mata. Jika tidak ada perlindungan, pembangunan,

pelestarian, dan peningkatan kualitas maka keterbatasan tersebut akan menimbulkan kurang optimalnya benda cagar

budaya yang ada sebagai sarana pembelajaran maupun wisata. Sehingga optimalisasi sangat penting dilakukan agar

benda cagar budaya dapat terjaga, lestari, bermanfaat, dan berkualitas.

Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau kecil yang merupakan salah satu benda cagar budaya yang

masih ada hingga saat ini. Walaupun nama Sendang Sani sudah beredar luas di kalangan masyarakat, tetapi sebagian

besar masyarakat belum mengetahui secara pasti kebenaran sejarahnya. Lebih disayangkan lagi, wisata sejarah yang

menjadi peninggalan Sunan Bonang ini tidak banyak dikunjungi warga. Masyarakat lebih menyukai wisata rekreasi

yang berada di sampingnya, yaitu Sendang Tirta Marta Sani, sejenis water boom dan mainan air untuk keluarga.

Padahal, Sendang Sani adalah peninggalan sejarah yang banyak manfaatnya.

Berdasar pada realita yang ada, penulis berusaha mencari alternatif solusi untuk mengoptimalisasikan objek

wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya, dengan harapan masyarakat luas dapat menikmati

peninggalan sejarah berupa situs sebagai sarana pendidikan dan rekreasi sehingga menumbuhkan rasa nasionalisme

terhadap situs-situs bersejarah yang ada, serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya?

C. Tujuan Penelitian

Penulisan karya tulis ilmiah ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan cara mengoptimalisasikan objek

wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian sosial di Indonesia

sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu acuan pada penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menambah khasanah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang objek wisata Sendang Sani dan optimalisasi

dalam perspektif benda cagar budaya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang Sendang Sani,

serta menambah wawasan secara luas bagi para pembaca tentang sejarah dan optimalisasi objek wisata Sendang

Sani dalam perspektif benda cagar budaya.

E. Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan karya tulis ilmiah ini, penyusun bagi dalam tiga bagian yaitu :

1. Bagian awal, terdiri atas : Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Surat Pernyataan, Abstrak, Kata Pengantar,

Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.

2. Bagian isi, terdiri atas :

a. Bab I Pendahuluan, yang berisi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penyusunan.

b. Bab II Kajian Pustaka, yang berisi : cagar budaya, kriteria cagar budaya, dan Sendang Sani.

c. Bab III Metode Penulisan, yang berisi : objek dan waktu penelitian, jenis penelitin, jenis data dan sumber data,

teknik sampling, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.

d. Bab IV Pembahasan Masalah, yang berisi : pembahasan dari permasalahan yang ada.
e. Bab V Penutup, yang berisi : Simpulan dan Saran.

3. Bagian akhir, meliputi : Daftar Pustaka dan Lampiran – Lampiran.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Cagar Budaya

Cagar budaya merupakan kekayaan bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang

penting, artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dalam masyarakat,

berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui perlindungan,

pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Secara lebih rinci ditulis pada pasal 1 bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat

kebendaan berupa Benda Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena

memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses

penetapan.

Dalam Kamus Ilmiah Populer (2010: 768) cagar budaya berarti perlindungan terhadap benda–benda budaya

(candi, benteng, dsb). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013: 235) cagar budaya adalah daerah

yang pelestarian hidup masyarakat dan peri krhidupannya dilindungi oleh undang undang dari kepunahan.

Berdasarkan konsep UU No 11 tahun 2010 tersebut cagar budaya terdiri dari :

1. Benda Cagar Budaya

Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak

bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat

dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia.

2. Bangunan Cagar Budaya

Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia

untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap.

3. Struktur Cagar Budaya

Srtuktur Cagar Budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan manusia

untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, sarana, dan prasarana untuk menampung

kebutuhan manusia.

4. Situs Cagar Budaya


Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya,

Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada

masa lalu.

5. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang

letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas (http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id

/siteregnas/uploads/file -dokumen/440621125-20140904-121701.pdf).

B. Kriteria Benda Cagar Budaya

Suatu benda dapat dikategorikan sebagai benda bersejarah/Benda Cagar Budaya apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1. Berusia 50 tahun atau lebih.

2. Mewakili masa gaya paling singkat 50 tahun.

3. Memiliki arti khusus bagi sejarah ,ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan.

4. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa (http://kebudayaan. Kemdikbud.go.id).

C. Sendang Sani

Sendang Sani adalah semacam kolam air/danau kecil yang airnya mengalir secara tenang ke sawah. Di

dalamnya terdapat kura-kura atau bulus dalam Bahasa Jawa, dan beberapa jenis ikan. Di sekitarnya terdapat

pepohonan yang rindang serta pendopo dengan panjang 6 meter dan lebar 5 meter. Kawasan Sendang Sani dibatasi

dengan pagar tembok dengan pintu masuk yang unik dengan panjang 30 meter dan lebar 30 meter. Sendang Sani

terletak di RT 3 RW 3 Dukuh Sani, Desa Tamansari, Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya terletak 6 km di

sebelah utara kota Pati atau lebih mudahnya dekat dengan lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani. Berikut adalah

denah lokasi Sendang Sani:

Gambar 2.1 Lokasi Sendang Sani


Sendang Sani terbentuk karena air yang memancar dari tanah secara terus-menerus, kemudian membentuk

suatu genangan air yang kemudian di sisi sendang dipercantik dengan susunan batu. Sendang Sani mempunyai

diameter 20 meter dengan kedalaman 2.5 meter.

Adapun beberapa potensi Sendang Sani antara lain adalah:

1. Sebagai tempat wisata


2. Memberikan suatu pembelajaran yang berharga

3. Meningkatkan kecintaan terhadap benda cagar budaya

4. Memperoleh nilai-nilai pendidikan

5. Sebagai tempat untuk menenangkan diri

6. Air yang ada dalam sendang dapat digunakan sebagai pengairan


BAB III

METODE PENULISAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sendang Sani yang terletak di RT 3 RW 3 Dukuh Sani, Desa Tamansari,

Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah. Tepatnya terletak lebih kurang 6 km di sebelah utara kota Pati atau lebih

mudahnya dekat dengan lokasi wisata Sendang Marta Tirta Sani. Penelitian ini dilakukan selama dua minggu yaitu

pada tanggal 19 Februari sampai 10 Maret 2016.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut H. B. Sutopo, penelitian deskriptif kualitatif

dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada

sekedar angka atau frekuensi (Sutopo, 2002:35).

C. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis Data Primer

Data primer dalam penelitian ini berupa hasil observasi dan wawancara peneliti tentang sejarah dan

optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya. Dalam penelitian ini, peneliti

memperoleh sumber data dari informan juru kunci Sendang Sani, Kepala Desa Taman Sari, istri Camat

Tlogowungu, dan masyarakat sekitar Sendang Sani.

2. Jenis Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber data yang dapat menunjang penelitian,

seperti hasil penelitian sebelumnya tentang Sendang Sani dan beberapa informasi dari media internet.

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling (sampel bertujuan)

dengan dasar pertimbangan bahwa orang tersebut kaya informasi. Purposive sampling atau sampel bertujuan yaitu
teknik pengambilan sampel dengan cara peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan

masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo, 2002: 56).

Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 5 orang, dengan alasan orang-orang tersebut kaya akan

informasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah;

1. Observasi nonpartisipan

Observasi nonpartisipan yaitu ketika melakukan observasi, kehadiran peneliti sama sekali tidak diketahui

oleh subjek yang diamati, sehingga apapun yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat tidak akan memengaruhi

segalanya yang terjadi pada sasaran yang sedang diamati (Sutopo, 2002: 65). Pada penelitian ini, peneliti mengamati

bangunan Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya yang ada di Kabupaten Pati.

2. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti

sebagai pewawancara (interviewer) dengan informan sebagai terwawancara (interviewee) terkait dengan sejarah dan

optimalisasi objek wisata Sendang Sani. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai 5 orang yang terdiri atas 1 orang

juru kunci, Kepala Desa Taman Sari, istri Camat Tlogowungu, ketua RT, dan 1 warga sekitar. Wawancara dengan

para informan dilakukan pada waktu dan kondisi yang dianggap paling tepat, guna mendapatkan data yang rinci,

jujur, dan mendalam. Wawancara ini dilakukan sebanyak 2 kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan

dengan kejelasan dan kemantapan masalah tentang optimalisasi Sendang Sani dalam perspektif benda cagar budaya

3. Pengumpulan Dokumen

Menurut Guba dan Lincoln, dokumen dan record merupakan dua hal yang berbeda. Record adalah setiap

pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau

menyajikan akunting. Sedangkan dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak

dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Sutopo, 2002: 216). Pada penelitian ini menggunakan

dokumen dan record dengan alasan keduanya merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong sehingga dapat

berguna.

F. Validitas dan Reliabilitas


Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat

dilaporkan oleh peneliti. Sedangkan reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan

(Sugiyono, 2012: 268). Penelitian ini dapat dikatakan valid apabila laporan hasil penelitian yang dilaporkan oleh

peneliti sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedangkan dikatakan reliable apabila ada peneliti lain yang meneliti

objek yang sama akan memperoleh hasil penelitian yang sama pula meskipun dalam waktu yang berbeda.

Pada penelitian ini, data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dicatat, dan diusahakan kemantapan dan

kebenarannya dengan cara triangulasi sumber atau triangulasi data. Melalui triangulasi sumber, berarti peneliti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian ini.


BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

Benda Cagar Budaya adalah warisan leluhur yang wajib kita lestarikan dan dilindungi agar tetap ada serta

terjaga. Suatu benda cagar budaya diperlukan perawatan, perlindungan, pelestarian, pembangunan, peningkatan

kualitas, dan diperhatikan segala kekurangannya sehingga dapat opimal sebagai benda cagar budaya. Peran

pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut.

Gambar 4.1 Objek Sendang Sani

Sendang Sani merupakan benda cagar budaya sekaligus objek wisata yang merupakan bukti nyata warisan

Sunang Bonang, salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam. Nama Sendang Sani tidak asing di telinga

masyarakat kabupatan Pati tetapi kisah terbentuknya menurut juru kunci dan pemerintah kabupaten Pati ada sedikit

perbedaan, sehingga harus dilakukan penulusuran lebih lanjut dan mendalam sehingga tidak menimbulkan

kontroversi.

Sejarah terjadinya Sendang Sani menurut pemerintah adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama 2

abdinya akan pergi ke Muria (tidak dijelaskan nama abdinya). Di tengah perjalanan beliau merasa haus dan

menyuruh salah satu abdinya mencari air di sebuah pohon yang rindang dengan dibekali tongkat. Abdinya

menemukan pohon yang rindang dan menancapkan tongkat, muncullah sumber mata air yang keluar secara terus

menerus menjadi sebuah sendang. Abdinya senang, kemudian berenang dalam air. Sunan Bonang mencarinya dan

menemukannya. Karena tidak menjalankan tugas dengan baik, maka Sunan Bonang mengutuk abdinya tersebut

menjadi seekor bulus. Bulus tersebut tinggal di sendang yang kemudian sendang tersebut oleh Sunan Bonang

dinamakan Sendang Sani (http://www.direktoripati.com/2015/01/wisata-sendang-sani-pati.html).

Adapun menurut juru kunci Sendang Sani adalah sebagai berikut: Sunan Bonang bersama 3 santrinya Ki

Dudho, Ki Ahmad, dan Kosim akan pergi ke Muria. Di tengah perjalanan sudah waktunya shalat dzuhur, tetapi tidak

ada air, sehingga Ki Dudho dan Ki Ahmad diutus untuk mencari air dengan membawa sebuah bumbung/bambu.

Mereka berdua mencari air di dekat Burung Kuntul yang terbang melayang. Setelah menemukan air mereka kembali

tetapi di perjalanan Ki Dudho meminum sebagian air tersebut.

Sesampainya di tempat Sunan Bonang menunggu, bumbung tadi diberikan kepada Sunan Bonang, beliau

tidak mau karena bekas diminum oleh Ki Dudho. Maka tempat itu dinamakan Dukuh Sani yang artinya dalam

tembung Jawa disisani dalam bahasa Indonesia bekas diminum orang lain.
Setelah kejadian tersebut Sunan Bonang pergi ke Muria hanya dengan Kosim, beliau meninggalkan

tongkatnya yang tertancap di dekat sebuah pohon yang besar yang dijaga oleh Ki Dudho dan Ki Ahmad, Sunan

Bonang berpesan agar mereka tidak mencabut tongkatnya. Tetapi ketika Sunan Bonang pergi, lama kelamaan Ki

Dudho penasaran, akhirnya mencabut tongkat tersebut dan keluar mata air yang muncul terus menerus yang

menimbulkan genangan air seperti kolam. Ki Dudho merasa senang, lalu ia terjun ke air. Saat itu Sunan Bonang dan

Kosim datang, mereka terkejut. Ki Ahmad menceritakan semuanya, dipanggilah Ki Dudho, namun Ki Dudho tidak

mau keluar malah merangkak dalam air. Sunan Bonang pun berkata “mengapa kamu merangkak dalam air seperti

bulus?” jadilah Ki Dudho seekor bulus.

Kedua pendapat yang berbeda tersebut harus diadakan kesepakatan/pelurusan sejarah dengan cara

dilakukan penelusuran sejarah dengan melibatkan beberapa pihak yang berkompeten sehingga masyarakat luas tidak

bertanya-tanya tentang kebenaran asal-usul Sendang Sani tersebut. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk menarik

pengunjung/wisatawan untuk datang ke objek Sendang Sani tersebut.

Pengoptimalisasian Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya terus dilakukan seperti yang

tecantum dalam Undang Undang No. 11 tahun 2010 antara lain:

1. Ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan diterimanya sertifikat dari

Museum Ronggowarsito Semarang;

2. Memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

3. Kerjasama antara beberapa yayasan dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya

yang terlindungi dengan cara membantu merenovasi pembangunan lokasi Sendang Sani. Namun pada waktu itu

yang berperan aktif dalam melakukan pembangunan adalah Yayasan Hondodento, Pamenang, Kediri, dan

Yogyakarta. Sekarang menurut ketua RT setempat yayasan tersebut tidak aktif kembali, sehingga pemerintah

setempat dengan bantuan warga sekitar yang mengambil alih.

Sebagai wujud kepedulian pemerintah dan masyarakat terhadap Sendang Sani, maka dilakukan beberapa

pembangunan di antaranya:

 Renovasi pagar, dulu pagar bambu diganti menjadi pagar tembok dengan panjang 30 meter lebar 30 meter pada tahun

1990.

 Ditambahkan gapura (pintu masuk) pada tahun 1990.


 Di dalamnya juga dibangun pendopo yang digunakan untuk istirahat bagi para peziarah dari Yayasan Hondodento,

Kraton Pamenang Kediri, Yogyakarta, dan juga peziarah lainnya dengan panjang 6 meter lebar 5 meter pada tahun

1990.

 Sekeliling sendang dibangun susunan bebatuan dengan diameter 25 m² pada tahun 1990.

 Lantai keramik

Dengan adanya pembangunan–pembangunan tersebut, dapat menigkatkan kualitas lokasi benda cagar

budaya.

Adapun daya tarik yang dapat ditunjukkan di Sendang Sani yaitu:

1. Bulus

Gambar 4.2 bulus yang berada di Sendang Sani

Di Sendang Sani terdapat bulus yang jarang sekali muncul, yang konon adalah jelmaan Ki Dudho.

Terdapat 1 bulus, ketika bulus tersebut mati, muncul lagi bulus entah dari mana asalnya. Selama ini sudah ada 5 kali

regenerasi.

2. Sendang

Gambar 4.3 Sendang yang airnya untuk pengairan

Sendang Sani ini merupakan peninggalan Sunan Bonang pada tahun 1500, yang mempunyai cerita sejarah

yang bermanfaaat. Air yang tampak kurang bersih, namun ketika diambil ternyata air Sendang Sani ini jernih dan

tidak berbau. Air tersebut digunakan untuk pengairan dan untuk keperluan minum.

3. Pintu Masuk (gapura)

Gambar 4.4 Pintu masuk (gapura)

Pintu masuk Sendang Sani mempunyai bentuk yang khas dengan bertuliskan Sendang Sani Tirta Marta. Pintu

selalu ditutup agar tidak ada yang sembrono masuk. Apabila ingin masuk bisa beretemu kunci yang senantiasa selalu

berada di Pendopo.

4. Pendopo/Tempat Peristirahatan

Gambar 4.5 Pendopo/Tempat Peristirahatan

Pendopo ini digunakan untuk tempat istirahat dan sedekahan yang merupakan tempat untuk menenangkan

diri.

5. Ikan yang Terdapat di Sendang Sani


Gambar 4.6 ikan yang terdapat di Sendang Sani

Ada beberapa jenis ikan dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar berada di Sendang Sani.

Beberapa lokasi yang dapat dikunjungi di sekitar lokasi Sendang Sani seperti Sendang Tirta Marta Sani dan

Makam Pragola (salah satu Benda Cagar Budaya), sehingga ketika berkunjung ke Sendang Sani memperoleh banyak

pengetahuan dan wawasan.

Sendang Sani juga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitar khususnya dalam pengairan,

seperti pengairan sawah, perkebunan, dan lain-lain. Airnya juga dapat dimanfaatkan untuk minum, biasanya juru

kunci meminumnya tanpa harus dimasak dahulu. Di Sendang Sani juga diadakan beberapa acara seperti maulid

nabi, sedekah bumi, dan selametan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan istri Camat Tlogowungu, Kepala Desa Tamansari, dan ketua RT 3

diperoleh hasil bahwa adanya penurunan persentase pengunjung di Sendang Sani, beberapa kegiatan/acara yang

diadakan pelaksanaannya kurang meriah, perawatannya kurang. Adapun harapan masyarakat agar Sendang Sani

menjadi objek wisata dengan konsep Benda Cagar Budaya antara lain:

 Mempromosikan atau menyosialisasikan Sendang Sani agar ramai pengunjung, sehingga benda cagar budaya ini tidak

terlupakan.

 Adanya peningkatan perawatan dan menjaga kebersihan lokasi Sendang Sani.

 Mengadakan beberapa acara yang menarik sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi Sendang

Sani.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Optimalisasi objek wisata Sendang Sani dalam perspektif Benda Cagar Budaya dapat dilakukan dengan

cara: ditetapkannya Sendang Sani sebagai salah satu benda cagar budaya, dibuktikan dengan diterimanya sertifikat

dari Museum Ronggowarsito Semarang; memberikan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka

memajukan kebudayaan nasional sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat; kerjasama antara beberapa yayasan

dan pemerintah setempat menjadikan Sendang Sani menjadi cagar budaya yang terlindungi dengan cara membantu

merenovasi pembangunan lokasi Sendang Sani.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan antara lain kepada:

1. Masyarakat

a. Kepedulian masyarakat dalam bentuk partisipasi dalam berbagai kegiatan/acara yang diadakan.

b. Membantu merawat situs-situs yang berada di sekitar objek wisata Sendang Sani.

2. Pemerintah

a. Mengalokasikan dana APBD untuk pembangunan dan perawatan objek wisata Sendang Sani.

b. Menyosialisasikan kepada masyarakat luas tentang keberadaan objek wisata Sendang Sani.
DAFTAR PUSTAKA

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Pustaka Agung Harapan. 2010. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.

http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id /siteregnas/uploads/file -dokumen/440621125-20140904-121701.pdf. diakses pada


tangal 20 Februari 2016.

http://kebudayaan. Kemdikbud.go.id. diakses pada tangal 20 Februari 2016.

http://www.direktoripati.com/2015/01/wisata-sendang-sani-pati.html pada tangal 20 Februari 2016


Lampiran-Lampiran

BIODATA PESERTA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH BIDANG KEPURBAKALAAN
DINAS KEBUDAYAAN PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN PATI
TAHUN 2016

Judul Karya Tulis:Optimalisasi Objek Wisata Sendang Sani dalam Perspektif Benda Cagar Budaya

Nama Lengkap : Rozaq Majid

NIS/NISN : 8231 / 9988136952

Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 03 Juni 1998

Alamat : Desa Plaosan RT 2 RW 2, Kec. Cluwak Kab. Pati


Tanya jawab

A. Wawancara dengan Pak Ngarso ( Juru Kunci Sendang Sani)


1. Bagaimanakah sejarah kepurbakalaan Sendang Sani?
Jawab :
Zaman dulu, Sunan Bonang bersama dengan ketiga santrinya yang bernama Ki Dudho, Ki Ahmad, dan
Kosim akan pergi ke Muria untuk bertemu dengan para Sunan untuk konsultasi. Di perjalanan dan sudah waktunya
untuk sholat dzuhur, mereka ingin menunaikan sholat dzuhur, tapi tidak ada air untuk wudhu. Sunan Bonang
menyuruh dua santrinya, Ki Dudho dan Ki Ahmad untuk mencari air yang akan digunakan untuk wudhu. Pergilah
dua santri Sunan Bonang tersebut dengan membawa bumbung bambu bekas tempat minum yang digunakan dalam
perjalanan. Ki Dudho dan Ki Ahmad pergi ke suatu tempat yang terdapat burung kuntul terbang melayang. Pikir Ki
Dudho dan Ki Ahmad, di bawah/sekitar burung kuntul terbang melayang pasti ada sumber air. Dan saat Ki Dudho
dan Ki Ahmad menengok, kebetulan memang terdapat sumber air. Tanpa pikir panjang, Ki Dudho dan Ki Ahmad
langsung mengambil air lalu dimasukkan ke dalam bumbung bambu tadi. Setelah mendapat air, Ki Dudho dan Ki
Ahmad segera kembali ketempat Sunan Bonang. Namun, di tengah perjalanan, Ki Dudho merasa haus. Diminumlah
air tadi sampai setengah bumbung.Setelah sampai di tempat Sunan Bonang, air tadi di berikan kepada Sunan
Bonang. Dan Sunan Bonang tidak mau menerima air tersebut, karena air itu adalah air sisa Ki Dudho. Sunan
Bonang berkata bahwasannya beliau tidak mau menggunakan air tersebut untuk wudhu karena sudah diminum oleh
Ki Dudho. Dalam tembung Jawa adalah NYISANI. Sunan Bonang juga berkata bahwa kelak kalau desa tersebut
sudah ramai akan menjadi dukuh yang diberi nama Dukuh Sani (berasal dari kata ‘nyisani’).
Sunan Bonang pun melanjutkan perjalanan ke Muria. Namun Beliau hanya mengajak Kosim dan
meninggalkan Ki Dudho dan Ki Ahmad di Dukuh Sani tadi. Sunan Bonang menancapkan tongkat dan berpesan
kepada Ki Dudho dan Ki Ahmad untuk menjaga tongkat tersebut dan jangan dicabut sampai Sunan Bonang kembali
dari Muria. Dan pergilah Sunan Bonang menuju Muria.
Tapi, ketika Sunan Bonang pergi, Ki Dudho tidak menjalankan pesan Sunan Bonang. Dicabutlah tongkat
Sunan Bonang. Kebetulan saat tongkat dicabut, keluarlah sumber air yang besar dan jernih. Seketika Ki Dudho
langsung masuk ke air berteriak-teriak kegirangan karena senang ada sumber air. Ki Ahmad yang mengetahui hal
tersebut hanya menunggui Ki Dudho. Ketika Ki Dudho baru menikmati sumber air tersebut, kebetulan saat itu
Sunan Bonang kembali dari Muria dan datang ke Sani terkejut melihat ada sumber air sebesar itu. Lalu Sunan
Bonang bertanya ke Ki Ahmad bahwasannya ada sumber air sebesar itu dari mana. Ki Amad menjawab kalau
tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan di Sani telah dicabut oleh Ki Dudho dan keluarlah sumber air yang besar.
Sunan Bonang kembali bertanya dimana keberadaan Ki Dudho. Ki Ahmad menjawab kalau Ki Dudho berada di
dalam air sedang berenang. Lalu Ki Dudho dipanggil Sunan Bonang. Tetapi Ki Dudho tidak mau keluar dari air, dia
sangat senang sekali. Setelah itu, Ki Dudho merangkak ke dalam air. Sabda Sunan Bonang pada Ki Dudho “Kenapa
Kamu merangkak dalam air seperti bulus?”. Dan jadilah sekabat Sunan Bonang yang bernama Ki Dudho menjadi
bulus di dalam air. Sunan Bonang bersabda kalau besok nantinya bulus tersebut akan jadi keramat Sendang Sani
tempatnya Ki Dudho yang jadi bulus. Lalu Sunan Bonang berencana kembali meneruskan perjalanan menuju Tuban.
Dan Beliau berpesan pada Ki Ahmad kalau Ki Ahmad disuruh menunggui/ menemani Ki Dudho yang
sudah menjadi bulus. Ki Ahmad menjawab jika dia menunggui Ki Dudho, dia makan apa. Dan Sunan Bonang
menjawab kalau besok tempat tersebut akan ramai dan banyak orang yang berkunjung. Serta orang-orang yang
berkunjung dengan keinginan dan cita-cita yang mulia maka akan bersyukuran di Sendang Sani itu dengan
membawa ayam ingkung dan nasi yang akan dikasihkan di Sendang Sani. Termasuk orang yang mempunyai
kepercayaan dan keyakinan kalau keinginannya terjadi, hanya Tuhan yang menguasai dan kebetulan cia-citanya
terjadi di Sendang Sani. Lalu Ki Dudho makannya nasi bucem dan telur. Sedangkan Ki Ahmad mendapat upah dari
orang-orang yang punya hajat. Dan Sunan Bonang selesai dengan sabdanya : 1. Jadi Dukuh Sani, 2. Keramat
Sendang Sani. Akhirnya Sunan Bonang meneruskan perjalanan ke Tuban di temani Ki Kosim. Sedangkan Ki Dudho
dan Ki Ahmad selalu bertempat di Sendang Sani. Di Sani, Ki Ahmad menjadi juru kunci/penjaga bulus di Sendang
Sani. Itulah asal mula Dukuh Sani dan Sendang Sani.
2. Apakah sendang ini bermanfaat?
Jawab :
Sangat bermanfaat untuk pengairan,acara tertentu, dan airnya digunakan untuk minum.
3. Hal spesial apa yang ada di sendang sani?
Jawab :
Airnya tidak pernah kering di musim panas, dapat digunakan pengairan,, terdapat bulus dan ikan yang unik.
4. Adakah harapan sendang sani ramai dikunjungi?
Jawab :
Ada, agar tempat ini diketahui banyak orang sebagai bukti sejarah Sunan Bonang
5. Apakah banyak pengunjung yang datang ?
Jawab :
Tidak tentu, tetapi semakin menurun
6. Apa ada renovasi dari pemerintah?
Jawab :
Ada
 Pagar bambu dirubah menjadi pagar tembok pada tahun 1990 dengan panjang 30 meter lebar 30 meter.
 Ditambahkan gapura pintu masuk pada tahun 1990.
 Di dalamnya juga dibangun bangunan pendopo pada tahun 1990 yang digunakan untuk istirahat bagi para peziarah
dari Yayasan Hondodento, Kraton Pamenang Kediri dan Yogyakarta dengan panjang 6 meter lebar 5 meter.
 Sekeliling sendang dibangun susunan bebatuan pada tahun 1990, 25 m².
 Pendopo pada tahun 2009 diperbarui dengan keramik.
7. Apa sendang sani ini ada sertifikatnya pak?
Jawab :
Ada dari Museum Ronggowarsito, Semarang
B. Wawancara dengan Pak Santosa ( Ketua RT)
1. Apakah menurut bapak sendang sani sudah optimal dalam segi perlindungan, pembangunan, dan
pemanfaatan?
Jawab :
Menurut saya kurang, masih ada beberapa yang kurang optimal seperti perawatan dan pengembangan.
2. Apa peran pemerintah setempat terhadap objek wisata sendang sani?
Jawab :
Membantu menyalurkan dana dari masyarakat untuk kebutuhan sendang sani serta membantu meramaikan apabila
ada acara – acara tertentu.
3. Apa ada rencana – rencana pembangunan lagi untuk meningkatkan kualitas sendang sani?
Jawab :
Ada, rencananya mau dibangun jalan tetapi masih dalam proses
4. Apakah ada harapan – harapan untuksendang sani?
Jawab :
Ada, dari masyarakat
 Mempromosikan atau mensosialisasikan sendang sani agar ramai pengunjung, sehingga benda cagar budaya ini tidak
terlupakan dan dapat membangkitkan peran pemerintah.
 Perawatan yang kurang, kebersihan, dan perbaikan perlu ditingkatkan lagi.
 Acara yang diadakan sekarang kurang meriah tidak seperti dulu. Untuk mewujudkan cagar budaya yang berguna, perlu
ditingkatkan untuk menarik minat masyarakat serta pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai