KABUPATEN BONDOWOSO
SKRIPSI
Oleh :
Pembimbing II Pembimbing I
Menyetujui:
Sumaryadi, MM.
NIP. 19670211 199303 1 001
Bandung, Agustus 2017
Menyetujui:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya berkat Rahmat dan HidayahNya Skripsi ini dapat rampung tepat waktu.
Bandung.
1. Bapak Dr. Anang Sutono, MM, Par., CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
3. Bapak Dr. Heri Sigit Cahyadi, MM., Par selaku Ketua Program Studi
7. Kedua orang tua saya Bapak Didik Cahyono dan Ibu Eny Yuliati atas doa
i
8. Bapak Kepala Dinas beserta seluruh staff di lingkungan Dinas Pariwisata
9. Broto, Cimcim, dan Bule yang selalu menghibur pada saat rasa lelah dan
jenuh melanda.
10. Larasati Tiara Cahyani, adik tercinta yang selalu memberikan doa dan
11. Nisa Arizka Arany sebagai seseorang yang telah memberikan semangat
bantuan berupa materi dan doa sehingga penulisan skripsi ini dapat
rekan-rekan sekalian.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki beberapa kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik
Peneliti,
ii
ABSTRAK
Sektor pariwisata diharapkan dapat memberikan pemerataan kesempatan berusaha
bagi seluruh masyarakat utamanya masyarakat di kawasan perdesaan yang
seringkali tertinggal pesatnya laju pembangunan. Kabupaten Bondowoso yang
berada dalam status daerah tertinggal memiliki berbagai macam potensi yang
dapat dikembangkan menjadi produk wisata untuk dinikmati oleh wisatawan.
Kebudayaan menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Kabupaten
Bondowoso. Desa Blimbing sebagai tempat lahirnya salah satu kebudayaan asli
Bondowoso telah ditetapkan menjadi sebuah desa wisata sekaligus sebagai
kawasan pariwisata budaya. Hingga saat ini, perkembangan Desa Blimbing
sebagai desa wisata belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dan dapat
tergolong lambat sehingga manfaat yang dihasilkan belum benar-benar dirasakan.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan yang
telah dilakukan oleh stakeholders serta melihat sejauh mana perkembangan yang
telah terjadi untuk selanjutnya menghasilkan sebuah kajian terkait pengembangan
Desa Blimbing sebagai Desa Wisata. Data yang diperoleh berasal dari hasil
wawancara, observasi menggunakan daftar periksa serta studi dokumen yang
diperoleh dari sumber-sumber yang turut berpengaruh dalam pengembangan Desa
Blimbing sebagai desa wisata. Berbagai kekurangan dalam pengembangan seperti
perencanaan, keterlibatan masyarakat serta infrastruktur yang kurang memadai
menjadi penyebab lambatnya perkembangan Desa Blimbing dan hal tersebut
harus segera dibenahi agar manfaat dari pembangunan sektor pariwisata di Desa
Blimbing dapat segera dirasakan oleh masyarakat.
iii
ABSTRACT
The tourism sector is expected to provide equal distribution of business
opportunities for all the people in rural areas that often lag behind of
development. Bondowoso which is in the status of the disadvantaged areas have a
variety of potential that can be developed into tourist products to be enjoyed by
tourists. Cultural object is one of the potential thing that owned by Bondowoso.
Blimbing Village as the birthplace one of Bondowoso's original culture has been
established into a village tourism as well as a cultural tourism area. The
development of Blimbing Village as a tourist village has not shown a significant
increase and can be classified slowly so that the benefits of the development not
really felt yet. Therefore this study aims to determine the development that has
been done by stakeholders and find the information about which developments
have occurred being a study related to the development of Blimbing Village as a
village tourism. Research data obtained from interviews, observations using
checklists and document obtained from the sources that involved in the
development of Blimbing Village. Lack of development such as planning,
community involvement and inadequate infrastructure are affect the slow progress
of Blimbing Village and should be addressed so that the benefits of tourism
development in Blimbing Village can be immediately felt by the local community.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................ iii
ABSTRACT............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Rumusan Masalah................................................................. 6
v
5. Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan................................ 18
A. Rancangan Penelitian................................................................. 25
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 34
B. Pembahasan ............................................................................... 67
vi
Wisata di Desa Blimbing ........................................................ 72
A. Kesimpulan ............................................................................... 76
B. Saran ......................................................................................... 79
LAMPIRAN ............................................................................................. 84
vii
Daftar Tabel
Tabel Halaman
viii
Daftar Gambar
Gambar Halaman
ix
Daftar Lampiran
Lampiran Halaman
2. Transkrip .................................................................................... 87
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dapat dicapai salah satunya dengan memberdayakan potensi budaya yang ada di
tenaga kerja perdesaan masih menjadi permasalahan utama yang dihadapi wilayah
pedesaan. Pada tahun 2007 pemerintah juga telah menetapkan beberapa kebijakan
tidak hanya terjadi di Indonesia namun juga menjadi masalah dunia. Isu-isu yang
diangkat tidak jauh dari apa yang juga terjadi di wilayah perdesaan di Indonesia
sosial. Di beberapa negara seperti Afrika Selatan, Spanyol, Inggris, Jepang, dan
1
2
salah satu kabupaten yang mendapat predikat sebagai daerah tertinggal. Salah satu
Kabupaten Bondowoso secara geografis tidak berada dalam jalur transit dan juga
bukan merupakan jalur ekonomi bisnis. Untuk itu pada tahun 2017 Bupati
keluar dari status desa tertinggal. Karakteristik khas desa wisata sebagai salah satu
produk wisata pedesaan yang menitik beratkan pada sumber daya lokal
diharapkan mampu mendorong sebuah desa untuk menjadi lebih mandiri dan
3
dalam jurnalnya yang mengatakan bahwa membangun desa wisata adalah salah
satu alternatif yang dapat memberikan manfaat kepada pemerintah berupa devisa,
kemakmuran rakyat. Jika dilihat secara kasat mata, beberapa pembangunan serta
pengembangan desa wisata saat ini terkesan seperti tanpa arah sehingga manfaat
yang dirasakan masih sangat jauh dari yang diharapkan. Terbukti Kabupaten
Bondowoso telah membangun beberapa desa wisata akan tetapi belum mampu
hubungan erat dengan alam, serta kontak dengan masyarakat lokal, selain itu
pengelolaan dan pengusahaan pariwisata oleh penduduk lokal juga menjadi hal
bahwa kegiatan wisata belum dikatakan wisata pedesaan jika yang mengelola
tradisional, struktur tata ruang desa yang disajikan dalam suatu bentuk
integrasi komponen pariwisata, antara lain seperti atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung.
dalam membangun sebuah desa wisata. Hal ini membutuhkan perhatian serius dari
groups of tourist stay in or near traditional, often remote village and learn about
village life and the local environtment”. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa
desa wisata merupakan tempat dimana wisatawan dalam jumlah kecil tinggal di
dalam atau disekitaran kawasan tradisional desa dan belajar mengenai kehidupan
aktivitas penduduk lokal menjadi salah satu hal utama dan hal tersebut menjadi
Indonesia.
Penetapan tersebut tertuang pada PERDA Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana
potensi tersebut adalah ritual rutin yang disebut Upacara Bersih Desa. Masyarakat
Desa Blimbing secara rutin melaksanakan Upacara Bersih Desa setiap tanggal 15
wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat serta
5
Rizki yang telah diberikan. Dalam tradisi ini juga ditampilkan Kesenian Singo
asal usul serta sejarah terbentuknya Desa Blimbing yang dipimpin oleh seorang
demang bernama Juk Sengah yang sakti mandraguna. Juk Sengah dibantu oleh
kerabatnya bernama Jasiman dan seekor Singa yang selalu membantunya dalam
bertempur dan mengurus desa, sementara kesenian ojung merupakan sebuah seni
tari yang biasanya disebut sebagai seni untuk ritual memohon diturunkannya
hujan. Dalam kesenian Ojung 2 penari akan menari sambil mencari kesempatan
untuk saling menyabetkan sebilah rotan satu sama lain. Selain itu kehidupan
Kesenian Singo Ulung. Hal ini memunculkan kekhawatiran terkait kesiapan desa
dapatkan dari sebuah LSM lokal yakni Internal Government Watch, minimnya
besaran dalam desa wisata juga tidak diharapkan karena ditakutkan akan
pemerintah dan masyarakat tidak perlu membangun sarana prasarana yang mewah
seperti yang ada di perkotaan akan tetapi cukup dengan mempertahankan keaslian
yang ada dengan kata lain pembangunan yang dilakukan harus tetap
masyarakat yang menjadi daya tarik wisatawan tidak hilang tergusur oleh
pembangunan.
Kabupaten Bondowoso.
1. Rumusan Masalah
Desa Blimbing juga telah ditetapkan menjadi desa wisata dan diharapkan
pariwisata perdesaan yang dalam hal ini adalah desa wisata, indikator-
pariwisata perdesaan.
2. Batasan Masalah
dilakukan terfokus dan tidak keluar dari topik yang telah ditetapkan.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
TINJUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Pariwisata
wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang di sediakan
tinggal dan lingkungannya selama tidak lebih dari satu tahun berurutan
untuk berwisata, bisnis, atau tujuan lain dengan tidak untuk bekerja di
traveling and staying in rural areas (without mass tourism) other than
9
10
those of their usual environment for less than one consecutive for leisure,
small groups of tourist stay in or near traditional, often remote village and
learn about village life and the local environtment”. Dalam definisi
lingkungan setempat.
penduduk dari wilayah desa yang dituju. Tidak hanya itu, salah satu
karakteristik yang tidak boleh dilepaskan dari desa wisata sebagai produk
sumber daya dalam pariwisata. Hal serupa juga diungkapkan oleh Putra
garis besar yang sama dimana kebiasaan, budaya, serta keaslian suasana di
sebagai salah satu produk dari wisata perdesaan, dengan kata lain desa
syarat harus terpenuhi untuk dapat menjadi sebuah desa wisata. Syarat-
berikut :
perdesaan
dicapai sesuai dengan apa yang telah diharapkan baik dari sisi ekonomi,
bahwa pengembangan destinasi wisata dalam kasus ini adalah desa wisata
menjadi desa wisata dan sudah mulai ada gerakan masyarakat atau
dengan baik.
seharusnya dapat menjadi salah satu sarana dalam melestarikan alam dan
konsep dalam pembangunan desa yang selama ini masih menganut konsep
rumah justru sangat penting dan menjadi faktor utama dalam membangun
green tourism yang jauh lebih ramah terhadap lingkungan dan kebudayaan
lokal.
15
terhadap lingkungan
komunitas
ramah lingkungan
ekonomi hijau
keyakinan, nilai, dan norma, lalu yang terakhir adalah daya tarik
b. Tingkat keunikan
Dalam aspek ini akan dibahas keunikkan sebuah daya tarik yang
berada di provinsi lain, dan yang terkahir adalah daya tarik wisata
c. Skala kepopuleran
dibagi menjadi 4 tingkat atau skala antara lain, skala lokal, skala
a. Inisiator pengembangan
eksplorer serta fasilitas yang ada masih sangat minimal atau bahkan
pariwisata. Pada umumnya daya tarik utama yang ada berupa alam
menurun.
mereka.
mulai munculnya daya tarik baru dari sumber daya alam yang baru.
24
B. Kerangka Pemikiran
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
desa wisata yang telah di jabarkan pada bab sebelumnya. Penelitian ini
melaporkan pndangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar
sebuah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah
sebagai penelitian yang dalam proses penyajian data serta hasil penelitiannya
25
26
B. Obyek Penelitian
masalah yang muncul yang telah di abstraksikan. Sejalan dengan pernyataan dari
yang telah diabstraksi menjadi sebuah konsep atau variabel dapat disebut sebagai
objek penelitian. Berdasarkan fenomena serta variabel yang akan dikaji dalam
jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik”. Dari
kesesuaian dengan data yang dibutuhkan. Populasi yang telah ditentukan tersebut
organisasi, benda, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan
harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua”, Burns dalam
penelitian ini adalah seluruh stakeholder yang terkait dalam Pengembangan Desa
Blimbing sebagai desa wisata diantaranya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini, peneliti
27
Blimbing sebagai desa wisata, diantaranya Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Bondowoso, Kepala Seksi ODTW dan Jasa Usaha Pariwisata
masyarakat.
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Pengambilan sampel dengan teknik tersebut
juga harus berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat maupun karakteristik tertentu yang
dapat menggambarkan atau mewakili ciri-ciri pokok dari populasi. Sejalan dengan
purposive sampling merupakan pemilihan siapa subjek yang berada dalam posisi
a. Observasi
b. Wawancara
c. Studi Dokumentasi
a. Daftar Periksa
daftar jenis kegiatan yang timbul dan akan diamati. Daftar perikasa
b. Pedoman Wawancara
c. Dokumen
Menurut Silalahi (2010:319) Analisis data memiliki arti luas yang meliputi
penyederhanaan data dan penyajian data. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan
untuk menjadikan data penelitian yang diperoleh menjadi lebih mudah untuk di
baca dan dimengerti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis
yang dipaparkan oleh Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam
Silalahi (2010:339) menjelaskan “kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikkan
kegiatan tersebut menjadi suatu hal yang jalin menjalin dan merupakan proses
siklus selama penelitian. Data dalam penelitian ini adalah data non statistika yang
ini peneliti melakukan beberapa hal terkait kegiatan reduksi antara lain, membuat
dan menulis memo. Dengan kata lain kegiatan mereduksi data tersebut bertujuan
dapat memberikan pemahaman atau informasi tentang apa yang sedang terjadi dan
tindakan, atau mencari data sebagai tambahan untuk meyakinkan kondisi yang
sedang terjadi. Menurut Silalahi (2010:341), penyajian data kualitatif juga dapat
pembaca dalam memahami demanding harus disajikan dalam bentuk naratif yang
berjumlah puluhan atau bahkan ratusan halaman. Oleh sebab itu sah saja apabila
dalam penelitian kualitatif nanti ditemukan beberapa matriks, grafik, jaringan, dan
proses pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti-arti dari benda atau
terjadi, alur, dan sebagainya. Pada awal pencarian data mungkin kesimpulan belu
terlihat juelas namun semakin hari akan semakin terlihat dan jelas bahkan
kejelasan kesimpulan tersebut terkadang baru muncul pada saat akhir pencarian
32
ideal dan sesuai dengan teori atau masih ada beberapa kondisi yang berlawanan
hanya bersifat sementara sebab masalah serta rumusannya dapat berkembang dan
berubah-ubah.
33
F. Jadwal Penelitian
Tabel 1
Jadwal Penelitian
Penyusunan
Usulan
Peneitian
Penyusunan
Rancangan
Penelitian
Pmbuatan
Instrumen
Penelitian
Pencarian
Data di
Lapangan
Pengolahan
dan
Analisis
Data
Penyusunan
Laporan
Presentasi
Hasil
Penelitian
A. Hasil Penelitian
Gambar 2
Peta Desa Blimbing
34
35
penduduk sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh tani, dan jika
dilihat dari kondisi geografisnya sebagian besar luasan lahan yang ada di
menjadikannya desa yang masih asri dan hijau. Padi dan tebu menjadi
oleh lokasi Pabrik Gula yang berada cukup dekat di sebelah Timur Desa
masih rendah, hal ini dapat dilihat pada tabel sumber daya manusia dimana
sekitar 706 orang penduduk tidak tamat SD atau bahkan tidak pernah
Tabel 2
Sumber Daya Manusia
tinggi adat budaya lokal menjadikan Desa Blimbing sebagai sebuah desa
yang menyimpan kekayaan budaya. Dalam hal akses hingga saat ini belum
kendaraan pribadi. Angkutan umum yang beroperasi saat ini hanya melalui
kepariwisataan di Desa Blimbing juga menjadi salah satu hal yang perlu
kepariwisataan menjadi salah satu hal pokok yang harus segera diperbaiki
Terdapat sebuah ritual rutin yang sudah terlaksana sejak sekitar 500
tahun yang lalu dan masih lestari hingga saat ini. Upacara Bersih Desa
tersebut secara rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan akan
sekitar Desa Blimbing juga turut terlibat dan menyaksikan prosesi upacara
Bersih Desa yang dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 13-15 Bulan
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara
Singo Ulung, Ojung, Tari Topeng Konah dan beberapa permainan rakyat.
magis dan sangat sakral dikarenakan ada ketentuan yang harus ditaati
dalam pelaksanaannya.
dimasak, dan pada proses memasak tersebut dilarang ada orang lain yang
masyarakat beserta para penari yang akan tampil menuju Olbe’ Nangger
yakni tempat mata air yang menyuplai kebutuhan air desa khususnya bagi
Gambar 3
pada saat Upacara Bersih Desa, dalam prosesi arak-arakan sesajen yang
berasal dari hasil bumi, wisatawan akan menyusuri jalan desa, melewati
oleh Komangkoh.
Gambar 4
Peletakkan Sesajen di Olbu’ Nangger
seperti kesenian Singo Ulung dan Ojung. Hingga saat ini belum ada
Gambar 5
Gambar 6
Kesenian Singo Ulung
Keterlibatan wisatawan yang Ya kalau disini itu kan ya kalau ada turis itu masyarakat itu selalu Wisatawan yang
wisatawan datang itu Singo Ulung yang asli kaya kemarin kesini terbuka kalau ada datang biasanya
dalam biasanya pada datangnya dari sini. Kalau itu diajak buat ikutan yang mau ikut ingin belajar secara
kegiatan saat acara desa orang yang datang kesini itu permainan desa, ada kesenian disini, langsung kegiatan
masyarakat saja, seperti saat rata-rata ya pengen tahu, juga yang nyoba kemarin itu ada turis kesenian yang ada di
upacara bersih nanti janjian sama saya ikut buat main Ojung, dari luar pengen coba Desa Blimbing
desa. Pernah ada latihan. Kalau pas upacara ada yang belajar Ojung ya
wisatawan yang yang di hari terakhir 15 Topeng Konah. Tapi dipersilahkan. Cuma
kesini ikutan sya’ban itu ada permainan ya memang disini memang kalau
nyoba main tradisional desa, siapapun belum ada yang buat untukpenginapan
Ojung, ada yang yang mau ikut main itu penginapan, disini belum ada,
belajar Topeng silahkan, tidak ada larangan, homestay hotel gitu mungkin kalau mau ya
Konah, dan Cuma untuk kegiatan yang belum ada. Paling ya bisa nginep dirumah
Singo Ulung sakral seperti yang masak- kalo ada yang mau saya, atau nginep di
masak itu memang harus nginep disini bisa rumah Pak Tikno
masyarakat sini dirumah sini, di Pak biasanya
Kades atau Pak
Tikno. Biasanya
gitu.
Sumber : Olahan Peneliti, 2017
43
44
Daya tarik wisata di Desa Blimbing merupakan daya tarik wisata yang
Tari Topeng Konah, Tarian Tandhek Bini’, serta Ojung. Masyarakat juga
dianggap sebagai hiburan akan tetapi juga mengandung nilai magis dan di
contoh di Desa Blimbing, dalam hal memasak sesajen dan makanan untuk
Adat). Untuk dapat menjadi Komangkoh ada beberapa hal yang harus
kesenian daya tarik yang ada di Desa Blimbing merupakan sebuah daya
Desa Blimbing.
Pemerintah melihat potensi yang sangat besar dari Desa Blimbing karena
kebudayaan yang sangat kuat dan terus lestari beratus-ratus tahun hingga
saat ini. Pemerintah sebagai inisiator melihat keunikkan dan karakter Desa
Blimbing yang sangat kuat. Kesenian Singo Ulung yang menjadi salah
meskipun pada saat ini sudah mulai bermunculan beberapa desa dan
Kabupaten Bondowoso.
sebagai desa wisata sekaligus kawasan wisata budaya. Upaya tersebut juga
telah di tetapkan oleh pemerintah daerah. Hingga saat ini Dinas Pariwisata
49
Kalau desanya terkenal embrionya naik masyarakat disana. Makanya
juga kan masyarakat ya kami Desa Blimbing ini bisa dibilang
juga senang. prioritaskan cukup lambat.
Forum Kalo forum secara ya setiap tahun Hingga saat ini kami masih Sudah beberapa kali
komunikasi berkala dan benar-benar kami selalu rutin kesana diskusi dengan dilakukan pertemuan dan
membahas sudah ada memfasilitasi, masyarakat dan perangkat desa diskusi bersama
meskipun tidak sering mengadakan untuk membahas masyarakat terkait
tapi setiap tahun pasti pertemuan, pengembangan desa kaitannya pengembangan Desa
ada agendanya. utamanya untuk dengan pariwisata. Blimbing sebagai desa
membahas wisata.
pengembangan
pariwisata di
Desa Blimbing.
Pendayagunaan Kami sudah melakukan Kami sudah Kami sudah memberikan Pihak dinas telah
masyarakat pertemuan untuk beberapa kali bantuan berupa peralatan, dan melakukan beberapaa kali
membahas potensi- mengadakan dana supaya dikelola oleh pertemuan dengan pihak
potensi yang ada dan pertemuan dan masyarakat untuk desa beserta masyarakat
terus membuka selalu mengembangkan seni budaya di dan mendorong
pandangan masyarakat mendorong Desa Blimbing sebagai daya masyarakat untuk terus
bahwa dengan masyarakat tarik untuk wisatawan. menggarap dan mengelola
pariwisata itu dampak untuk terus Desa Blimbing. Beberapa
ekonomi yang mengembangkan bantuan juga telah
dihasilkan sangat besar, pariwisata di diberikan kepada
sebagai contoh desa Desa Blimbing, masyarakat untuk
Alas Sumur sudah mulai tetapi pengembangan kegiatan di
maju, sudah ramai permasalahannya Desa Blimbing.
pengunjung. masyarakat
50
belum yakin
kalau pariwisata
ini bisa
memberikan
manfaat nanti ke
depan.
Contohnya saja
sudah ada
Glingseran dan
Alas Somor itu
baru setahun
mereka tingkat
kunjungannya
sudah tinggi.
Komunitas Lokal Kalo untuk komunitas Sudah ada, Pak Kalo POKDARWIS belum ada. Di Desa Blimbing terdapat
dalam seperti POKDARWIS Sugeng itu sering Akan tetapi ada karang taruna beberapa komunitas lokal
pembangunan belum ada, tapi pemuda kesana ngurusin. dan kelompok seni pimpinan diantaranya kelompok seni
dan dan masyarakat punya Kalau Pak Tikno yang rutin latihan di dan belum ada
pengembangan karang taruna yang juga POKDARWIS sana. Mereka juga yang selalu POKDARWIS sebagai
desa wisata menjadi bagian dari memang belum, terlibat waktu acara Upacara kelompok masyarakat
masyarakat yang kami lebih fokus Bersih Desa. yang bergerak pada
mempersiapkan upacara untuk destinasi pengembangan
bersih desa. yang alam dulu kepariwisataan
untuk
POKDARWIS.
Komitmen dalam Kalo di Desa Blimbing Hingga saat ini Ya otomatis jika pariwisata itu Pemerintah terus menjaga
penerapan kami dari dinas sangat kebudayaan di dikembangkan dengan baik, komitmen dalam menjaga
prinsip ekonomi mendukung, soalnya Desa Blimbing kebudayaan juga pasti lestari. kelestarian budaya dan
51
hijau Singo Ulung, Ojung, ini sudah cukup Budaya di Desa Blimbing itu alam yang ada di Desa
Topeng Konah itu kan kuat, sampai saat sudah cukup kuat. Tinggal Blimbing, untuk itu
khas Bondowoso, tidak ini juga bagaimana masyarakat bisa pemerintah terus
ada di daerah lain dan masyarakat mengelola seni dan tradisi mendorong masyarakat
Desa Blimbing sebagai masih rutin disana supaya bisa jadi daya untuk terus
lahirnya kesenian mengadakan tarik kegiatan pariwisata mengembangkan
tersebut harus aktif Upacara Bersih kepariwisataan di Desa
untuk melestarikan. Saat Desa. Kami juga Blimbing. Dengan terus
ini sudah ada beberapa membantu mendorong masyarakat
sanggar kesenian yang kegiatan latihan untuk terus terlibat secara
mulai mengajarkan seni di Desa aktif dalam pembangunan
tarian Singo Ulung. Blimbing. serta pengembangan desa
Salah satunya yang di wisata di Desa Blimbing,
Prajekkan. Kalo di Desa pemerintah yakin aka nada
Blimbing sendiri manfaat yang didapat oleh
memang belum ada masyarakat setempat
sanggar sepertinya tapi terutama dari segi
masyarakat sudah rutin perekonomian.
latihan ya buat upacara
bersih desa itu salah
satunya.
Penerapan Di desa Blimbing itu Masyarakat itu ya budaya di Blimbing itu Dari pihak dinas sebagai
prinsip produknya kan budaya, sudah sadar memang harus dilestarikan. pemegang kebijakkan
kelestarian semakin berkembang bahwa kegiatan Dengan terus mendorong selalu menghimbau kepada
pariwisata disana pasti mereka itu selalu masyarakat untuk masyarakat bahwa
juga dampaknya ke mengundang mengembangkan pariwisata, kebudayaan yang menjadi
budaya secara langsung wisatawan, kami berharap masyarakat asset desa harus dijaga dan
makanya kami semakin tergerak dan aktif dilestarikan.
52
terus mendukung terlibat secara langsung untuk
tradisi ini supaya melestarikan apa yang menjadi
terus daya tarik di Desa Blimbing.
dilestarikan.
53
Tabel 5
Wawancara Pihak Desa tentang Proses Perencanaan Pariwisata Perdesaan di Desa Blimbing
54
55
hingga saat ini sebagai identitas dan mereka berkomitmen untuk terus
mulai dari yang berusia anak-anak, remaja hingga lanjut usia yang masih
Masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh tani
para petani.
eksistensi kebudayaan yang bertahan hingga saat ini dan justru akan
meyakinkan bahwa sampai kapanpun tradisi dan budaya yang ada tidak
56
Penghargaan yang tinggi akan kebudayaan lokal yang dimiliki secara tidak
tinggi akan tetapi hingga saat ini di Desa Blimbing belum ada komunitas
ada hingga saat ini adalah komunitas yang berorientasi pada kegiatan
Hadrah.
Tabel 6
Wawancara DISPARPORA tentang Keterlibatan Masyarakat
58
Tabel 7
59
Presentase hampir 100 persen Ya harus 100 persen ya mungkin ya 100 % 100 persen masyarkaat terlibat
masyarakat masyarakat terlibat, dan untuk hampir 100 masyarakat disini dan harus ada bimbingan dan
yang terlibat terlibat. Biasanya pembangunan di sini persen terlibat. Kadang dari arahan yang jelas dari pihak-
dalam ada orang dari saya rasa masyarakat masyarakat desa lain juga datang pihak lain terutama dinas
pengembangan desa lain juga ikut sudah terlibat, tetapi kesini. setempat.
desa wisata datang. Ada yang juga butuh bimbingan
nonton, ada yang dari orang-orang yang
juga ikut bantu lebih paham dengan
pariwisata
Komitmen ya kalo dari pihak ya karena tradisi masyarakat itu kalau menurut saya Pihak desa beserta masyarakat
dalam desa terus sampai disini itu kan sangat hidupnya disini di desa ini yang akan terus mendorong upaya-
penerapan kapanpun akan sakral, jadi harus tetap sebagian besar masih memegang upaya pelestarian karena
prinsip mendorong dilaksanakan. tani, bergantung teguh budayanya. kehidupan masyarakat
ekonomi hijau pelestarian, salah Contohnya seperti sama alam mas. Karna memang kan sebagian besar bergantung
satunya dengan Ojung itu kan Ya dengan kaya Singo Ulung itu juga pada alam dan budaya sekitar.
membuat penarinya harus gitu juga kan lahirnya disini.
kelompok- sampai mengeluarkan masyarakat pasti Pemerintah juga
kelompok seni. darah. Pernah dulu sadar jangan sudah menetapkan
Ojung itu tidak sampe disini itu kalau disini itu desa
diadakan dan pernah rusak. Kalo wisata. Kalau
penarinya itu tidak budayanya memang nanti desa
sampai keluar darah memang sudah ini maju, masyarakat
dan pasti langsung kental dari dulu, pasti tetap
datang bencana, dan masyarakat menjadikan budaya
kekeringan, gagal juga sampe disini sebagai aturan
panen, selalu ada sekarang masih mas. Insyallah tidak
bencana kalau tidak mempertahankan. berubah
sesuai dengan tradisi
60
Penerapan dari desa selalu Kalau di Desa ya semuanya kalau alam disini Dari pihak dinas sebagai
prinsip mengingatkan Blimbing kan yang dilakukan memang masih asri pemegang kebijakkan selalu
kelestarian kepada kesenian dan bersih disini selalu gini mas. menghimbau kepada
masyarakat, desa itu yang jadi berusaha Masyarakat yang masyarakat bahwa kebudayaan
sampai kapan dan unggulan jadi mempertahankan tani juga kan yang menjadi asset desa harus
pembangunan otomatis kalau mau semuanya biar bergantungnya sama dijaga dan dilestarikan.
seperti apapun jadi pariwisata ya kita tidak hilang mas. alam. Kalau sampe
yang dilakukan harus Kalo kesenian itu kekeringan kan ndak
jangan sampai mempertahankan disini mulai dari bisa panen juga.
desa ini lupa kesenian dan tradisi anak kecil sampe Kalau kaitannya
dengan tradisi dan itu sampai kapanpun. bapak-bapak itu dengan budaya
budaya yang ada. Seperti sekarang ini ikut latihan. Jadi sampai saat ini
kan tradisi itu masih kalo budaya masih dijaga terus.
ada, masih disini terus Bersih Desa itu saja
dipertahankan jangan dipertahankan kan sudah 500 tahun
sampai nanti beberapa Insyallah lebih mas. Jadi
tahun lagi tradisi itu dampaknya juga kalaupun jadi tempat
sudah hilang. bagus buat wisata pasti ya
pariwisatanya budaya itu lagi yang
dicari wisatawan
Sumber : Olahan Peneliti, 2017
61
62
belum terlalu dikenal masyarakat secara luas dan jika dilihat dari segi
daya tarik. Untuk menuju Desa Blimbing, wisatawan dapat melalui jalan
untuk mencapai Desa Blimbing hanya bisa sampai pintu gerbang desa
Gambar 7
mendapatkan perbaikkan dan ada beberapa ruas jalan yang belum di aspal..
lampu penerangan jalan yang memadai. Selain itu lebar jalan hanya sekitar
3 meter dan tidak memungkinkan untuk dilaui kendaraan besar seperti bus.
64
Gambar 8
Gambar 9
65
Tabel 9
Wawancara Pihak Desa tentang Perkembangan Desa Blimbing sebagai Desa Wisata
66
67
B. Pembahasan
sudah dilaksanakan sejak sekitar 500 tahun lalu dan belum berubah tata
cara pelaksanaannya hingga saat ini. Banyak hal unik yang dapat
berbicara pada saat memasak sesajen, lalu pada saat pelaksanaan Ojung,
pertarungan baru bisa berakhir pada saat salah satu petarung mengeluarkan
darah dari tubuhnya, masyarakat yakin jika hal tersebut dilanggar maka
kekeringan, gagal panen, dan beberapa hal lain. Kesan magis yang berasal
tarik adalah skala kepopuleran dari daya tarik tersebut. Meskipun tingkat
tinggi namun skala kepopuleran daya tarik tersebut berada pada skala lokal
dan regional. Hal tersebut dapat diindikasikan dari kunjungan wisata yang
penyebab dari kurang populernya daya tarik yang ada di Desa Blimbing.
meskipun daya tarik tari tersebut telah masuk dalam calendar of events
akan tetapi Desa Blimbing belum masuk dalam Tourism Map Kabupaten
setahun sekali, padahal ada beberapa aktivitas yang sangat potensial untuk
sebagian besar bergantung pada sektor agraris yakni pertanian padi dan
Desa saja.
tidak bisa hanya mengembangkan daya tarik serta aktivitas saja, melainkan
dalam Desa Wisata bukan berarti harus membangun hotel dengan fasilitas
Blimbing dan masih bertahan hingga saat ini. Masyarakat juga turut
karakter kuat dan keunikan yang dimiliki oleh Desa Blimbing dapat
belum terasa bagi masyarakat hingga saat ini. Masyarakat juga masih
Blimbing sebagai Desa Wisata. Hal tersebut juga didasari oleh kondisi di
desa Blimbing yang hingga saat ini belum memiliki pengelolaan yang jelas
dalam artian tidak ada kelompok atau komunitas lokal yang bertugas untuk
membangun kepariwisataannya.
menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah yang baik
dari data kunjungan wisatawan. Memang hingga saat ini belum ada data
Infrastruktur yang terdapat di Desa Blimbing juga masih sangat minim dan
Desa Blimbing.
secara maksimal karena keterlibatan masyarakat yang ada saat ini sebagian
Selain itu, upaya pengelolaan dirasakan belum maksimal karena tidak ada
minim atau bahkan belum ada, dan daya tarik wisata umumnya adalah
alam dan budaya yang masih asli, Butler dalam Gartner dalam (Pusat
Gambar 10
A. Kesimpulan
berupa perilaku budaya yang tergambar pada ritual serta kesenian lokal
Blimbing tersebut berada pada skala lokal dan regional. Kegiatan promosi
terkait daya tarik wisata Desa Blimbing tersebut dirasa masih kurang
diperhatikan oleh pemerintah. Selain itu, daya tarik yang dimiliki Desa
76
77
wisata budaya namun hingga saat ini belum ada perencanaan yang jelas
pengelolaan yang dilakukan saat ini hanya bersifat spontan tanpa arahan
maksimal dalam artian keterlibatan masyarakat yang terjadi saat ini hanya
dan masyarakat.
dibentuk untuk menjadi pengelola desa wisata dan dengan tidak adanya
Blimbing ke depannya.
yang ramai hanya terjadi pada saat penyelenggaraan Upacara Bersih Desa.
Hingga saat ini belum ada data kunjungan yang mencatat dengan pasti
yang diberikan oleh pihak dinas terkait dan masyarakat. Selain itu
minim, serta daya tarik yang berasal dari kebudayaan asli daerah setempat.
79
B. Saran
Sebagai sebuah desa wisata, masih banyak hal yang harus dibenahi oleh
Desa Blimbing agar pengembangan yang dilakukan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Peneliti memberikan beberapa saran terkait hal-hal yang harus segera
dibenahi sehingga Desa Blimbing dapat berkembang menjadi lebih baik dan
aktivitas dan daya tarik bagi wisatawan. Hal tersebut sebagai upaya
wisatawan tidak hanya bergantung pada saat Upacara Bersih Desa saja.
masyarakat dapat terjalin lebih baik sehingga apa yang menjadi keinginan
hal tersebut juga harus didukung oleh kemauan masyarakat untuk terlibat
arah dan target yang ingin dicapai dalam mengembangkan Desa Blimbing,
produk wisata yang utuh dan baik dengan tetap mempertahankan keaslian
mendatang.
Daftar Pustaka
California Travel and Tourism Commission. 2007. Rural Tourism Strategic Plan.
California
Chusmeru dan Noegroho, Agung. 2010. Potensi Ketengger sebagai Desa Wisata
di Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
81
82
Peraturan Presiden. 2015. Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah
Tertinggal Tahun 2015–2019. Jakarta.
Putra, Yudha Manggala P. 2016. Wisatawan Eropa Suka Saksikan Singo Ulung
Bondowoso. http://nasional.republika.co.id. Diakses tanggal 22 Februari
2017
Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort and
Leasure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Yunita, Niken Widya. 2015. Jokowi Teteapkan 122 Kabupaten Ini Daerah
Tertinggal tahun 2015-2019. https://news.detik.com. Diakses tanggal 22
Februari 2017
Lampiran 1
Instrument Penelitian
Daftar Periksa
OBJEK DESKRIPSI
NO. ADA/TIDAK JUMLAH KETERANGAN
PENELITIAN SINGKAT
Kegiatan wisata
berbasis sumber
1.
daya perdesaan
Pelibatan aktif
wisatawan dalam
2. kehidupan
perdesaan setempat
Kegiatan yang
berlangsung di luar
3.
ruang
Pendayagunaan
4. SDM lokal
84
85
masyarakat setempat) ?
secara berkala ?
Desa Blimbing ?
86
3. Komunitas lokal apa saja yang ada di Desa Blimbing berkaitan dengan
Desa Blimbing ?
desa wisata ?
masyarakat setempat) ?
secara berkala ?
Desa Blimbing ?
87
Lampiran 2
Transkrip
komangkoh : kalo disini itu turis datang hanya pas bersih desa saja, kalau hari
lain mungkin hanya datang waktu mau ikut latihan saja. Kalau
data kunjungan mungkin bisa ditanyakan di kantor desa.
Masyarakat pasti senang kalau desanya jadi tempat wisata tetapi
kan untuk menjadi seperti itu butuh proses yang panjang.
Peneliti : Bagaimana komitmen desa bersama masyarakat terhadap
penerapan prinsip hijau dalam pengembangan Desa Blimbing
sebagai desa wisata ?
komangkoh : ya karena tradisi disini itu kan sangat sacral, jadi harus tetap
dilaksanakan. Contohnya seperti Ojung itu kan penarinya harus
sampai mengeluarkan darah. Pernah dulu Ojung itu tidak
diadakan dan pernah penarinya itu tidak sampai keluar darah dan
pasti langsung datang bencana, kekeringan, gagal panen, selalu
ada bencana kalau tidak sesuai dengan tradisi.
Peneliti : Adakah forum komunikasi yang diselenggarakan untuk
membahas pembangunan serta pengembangan kepariwisataan di
Desa Blimbing secara berkala ?
komangkoh : Kalau saya pribadi sering bertemu Pak Sugeng dari dinas, beliau
juga sering kesini. Tapi biasanya lebih sering membahas tentang
kesenian, beliau kan juga punya Padepokkan Seni di Prajekkan.
Kadang juga membahas bagaimana pariwisata yang melibatkan
Kesenian Bondowoso
Peneliti : Adakah penerapan prinsip kelestarian dalam produk-produk
wisata di Desa Blimbing?
komangkoh : Kalau di Desa Blimbing kan kesenian dan bersih desa itu yang
jadi unggulan jadi otomatis kalau mau jadi pariwisata ya kita
harus mempertahankan kesenian dan tradisi itu sampai kapanpun.
Seperti sekarang ini kan tradisi itu masih ada, masih
dipertahankan jangan sampai nanti beberapa tahun lagi tradisi itu
sudah hilang.
97
Lampiran 3
Axial Coding
mengarahkan.
Dan menurut saya
jika kebudayaan
terus dilestarikan
secara langsung
maupun tidak
juga akan baik
dampaknya untuk
pembangunan
pariwisata di
Desa Blimbing.
untuk melestarikan
apa yang menjadi
daya tarik di Desa
Blimbing.
106
wisata datang itu yang mungkin hanya ingin Blimbing soalnya memang
penelitian kaya datang waktu mau itu bisa hanya pas bersih
adek ini, ada ikut latihan saja. terkenal desa itu, setelah
juga yang Kalau data seninya seperti itu ya sepi lagi.
datang waktu kunjungan yang di Masyarakat juga
acara-acara mungkin bisa Prajekkan itu inginnya desa ini
desa. Yang ditanyakan di bisa jadi tempat
keluar justru kantor desa. wisata, tapi
banyak, ada Masyarakat pasti bingung juga
yang sekolah di senang kalau mas disini tempa
luar kota desanya jadi tempat wisatanya
wisata tetapi kan sedikit. Orang
untuk menjadi sini itu kan juga
seperti itu butuh pengetahuannya
proses yang masih kurang
panjang kalo buat
pariwisata.
Butuh
bimbingan lagi
7. Komitmen ya kalo dari ya karena tradisi masyarakat itu kalau menurut
dalam pihak desa terus disini itu kan hidupnya saya di desa ini
penerapan sampai sangat sacral, jadi disini sebagian yang masih
prinsip kapanpun akan harus tetap besar tani, memegang teguh
ekonomi mendorong dilaksanakan. bergantung budayanya.
hijau pelestarian, Contohnya seperti sama alam Karna memang
salah satunya Ojung itu kan mas. Ya kan Singo Ulung
dengan penarinya harus dengan kaya itu juga kan
membuat sampai gitu juga lahirnya disini.
kelompok- mengeluarkan masyarakat Pemerintah juga
kelompok seni. darah. Pernah dulu pasti sadar sudah
Ojung itu tidak jangan sampe menetapkan
diadakan dan disini itu kalau disini itu
pernah penarinya rusak. Kalo desa wisata.
itu tidak sampai budayanya Kalau memang
keluar darah dan memang sudah nanti desa ini
pasti langsung kental dari maju,
datang bencana, dulu, dan masyarakat pasti
kekeringan, gagal masyarakat tetap menjadikan
panen, selalu ada juga sampe budaya disini
bencana kalau tidak sekarang sebagai aturan
sesuai dengan masih mas. Insyallah
tradisi mempertahank tidak berubah
an.
8. Forum Di sini sering Kalau saya pribadi saya ndak tau kalau acara
komunikasi diadakan forum sering bertemu Pak mas kalau itu, bersama
tapi lebih Sugeng dari dinas, tapi disini masyarakat
membahas beliau juga sering memang pak disini sering
kepentingan kesini. Tapi tenggih sering mas. Tapi untuk
109
Lampiran 4
Selective Coding
kepariwisataan di Desa
Blimbing.
7. Komitmen Pemerintah terus Pemerintah terus berkomitmen
dalam menjaga komitmen dengan cara terus mendorong
penerapan dalam menjaga keterlibatan masyarkat agar semakin
prinsip kelestarian budaya dan aktif dalam mengembangkan
ekonomi alam yang ada di Desa kepariwisataan di Desa Blimbing.
hijau Blimbing, untuk itu Dari upaya tersebut pemerintah terus
pemerintah terus meyakinkan masyarakat akan
mendorong masyarakat muncul manfaat terutama dalam hal
untuk terus ekonomi yang secara langsung dapat
mengembangkan dirasakan oleh masyarkat.
kepariwisataan di Desa
Blimbing. Dengan terus
mendorong masyarakat
untuk terus terlibat
secara aktif dalam
pembangunan serta
pengembangan desa
wisata di Desa
Blimbing, pemerintah
yakin aka nada manfaat
yang didapat oleh
masyarakat setempat
terutama dari segi
perekonomian.
8. Forum Sudah beberapa kali Sudah beberapa kali diadakan forum
komunikasi dilakukan pertemuan komunikasi bersama masyarakat
dan diskusi bersama namun belum bisa dikatakan sering
masyarakat terkait
pengembangan Desa
Blimbing sebagai desa
wisata.
9. Penerapan Dari pihak dinas Penerapan prinsip kesalahlestarian
prinsip sebagai pemegang yang dilakukan di Desa Blimbing
kelestarian kebijakkan selalu saat ini baru bersifat himbauan dan
menghimbau kepada arahan kepada masyarakat. Belum
masyarakat bahwa adanya aturan tegas yang dibuat.
kebudayaan yang
menjadi asset desa
harus dijaga dan
dilestarikan.
113
Lampiran 5
Turnitin
117
Lampiran 6
Surat Penelitian
118
Lampiran 7
Formulir Bimbingan
119
120
121
122
BIODATA
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Dadika Faisal Pradana
Alamat : Perumahan Griya Kembang Permai
Blok N6
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur
Tempat dan Tanggal Lahir : Banyuwangi, 1 Maret 1994
Telepon : 081221424905
e-mail : dadikafaisalpradana@gmail.com
Kewarganegaraan : Indonesia
PENDIDIKAN FORMAL
1999-2000 : TK Kemala Bhayangkari Bondowoso
2001-2007 : SD Negeri Dabasah Bondowoso
2007-2010 : SMP Negeri 1 Bondowoso
2010-2013 : SMA Negeri 2 Bondowoso
2013-sekarang : Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung