Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN

PERJALANAN WISATA EDUKASI

KE YOGYAKARTA

Disusun oleh :

1. Addila Arrofa’Hiya Tri Atqiyani (02)


2. Asa Sunajah (08)
3. Indira Haeka Ananda (15)
4. Nabila Ghina Syafiqa (26)
5. Yumna Hanin Rohadatunisa (33)
Kelas : VIII H

UPTD SMP N 1 BUMIJAWA

Tahun Pelajaran 2017/2018

Jalan Wredameta no. 379 Kode pos 52644 Bumijawa, Tegal, Jawa
Tengah
1

LAPORAN

PERJALANAN WISATA EDUKASI

KE YOGYAKARTA

Disusun oleh :

6. Addila Arrofa’Hiya Tri Atqiyani (02)


7. Asa Sunajah (08)
8. Indira Haeka Ananda (15)
9. Nabila Ghina Syafiqa (26)
10. Yumna Hanin Rohadatunisa (33)
Kelas : VIII H

UPTD SMP N 1 BUMIJAWA

Tahun Pelajaran 2017/2018

Jalan Wredameta no. 379 Kode pos 52644 Bumijawa, Tegal, Jawa
Tengah
2

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis tentang laporan perjalanan wisata edukasi ke Yogyakarta


telah diperiksa dan disetujui pada:

Hari : Sabtu

Tanggal : 31 maret 2018

Tempat : SMP N 1 BUMIJAWA

Oleh
Pembimbing 2 Pembimbing 1

Triyanto, S. Pd. Azkiyatul Aufa, S. Kom.


NIP.19690510 200701 1029 NIP. -

Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMP N 1 Bumijawa

Muhaemin, S. Pd.
NIP. 19691215 198001 1003
3

MOTTO

 Dimana ada kemauan pasti ada jalan.


 Tuntunlah ilmu sampai ke negeri cina.
 Tergesa-gesa membuat hidup tidak berguna.
 Kegagalan hanya terjadi apabila kita menyerah.
 Kebijakan dan kebajikan adalah perisai terbaik.
 Untuk menuju kesuksesan diperlukan pengorbanan.
 Anak yang pintar selalu belajar, beribadah dan berusaha.
 Menunggu kesuksesan adalah tindakan sia-sia yang bodoh.
 Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
 Awali kejujuran dengan iman agar berjalan dengan hati yang tulus.
 Orang yang jujur adalah orang yang sesuai dengan apa yang dibicarakan.
 Keyakinan, semangat, dan motivasi adalah langkah awal sebuah kesuksesan.
 Kegagalan bukan sumber putus asa tapi dengan kegagalan mengajari kita
kesabaran.
 Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasi
adanya masalah adalah sesuatu yang utama.
 One Team One Vision yang berarti keberhasilan dari suatu usaha dicapai
dengan satu tekad yang sama melalui kerja sama yang terbaik.
 Setiap pemikiran manusia adalah sebuah perca kain yang berserakan, dan kita
berpeluang menyajikannya menjadi sebuah permadani yang indah dan
menawan.
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan limpahan karunia-Nya
Karya Tulis tentang “Laporan Perjalanan Wisata Edukasi Ke Yogyakarta” yang
sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik dan didukung oleh keluarga, bapak
dan ibu guru, panitia penyelenggara perjalanan wisata, serta ibu Azkiyatul Aufa,
S. Kom. selaku pembimbing, telah memberikan banyak inspirasi untuk penulisan
karya tulis ini.
Karya tulis yang berjudul karya wisata ini memberikan banyak sekali tambahan
wawasan dan pengetahuan kepada siswa-siswi SMPN 1 BUMIJAWA, khususnya
bagi kami selaku penulis. Didalam karya tulis ini kami menyajikan sedikit ilmu.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi semua pihak yang ingin memberi saran dan kritik yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang kota Yogyakarta. Kami
juga berharap karya tulis ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap
pembaca. Untuk menumbuhkan daya nalar, kreativitas, dan pola berpikir, kami
sajikan aktivitas yang menuntut peran aktif dalam melakukan suatu kegiatan.

Demikian persembahan karya tulis ini untuk dunia pendidikan.

Tegal, Maret 2018

Penulis
5

DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................. 1

Lembar Pengesahan ...................................................................... 2

Motto .............................................................................................. 3

Kata Pengantar.............................................................................. 4

Daftar Isi ........................................................................................ 5

Bab I Pendahuluan........................................................................ 7

A. Latar Belakang ...................................................................... 7


B. Tujuan ................................................................................... 8
C. Manfaat ................................................................................. 9
D. Sistematika Penulisan ........................................................... 9

Bab II Isi Laporan......................................................................... 10

A. Alokasi Waktu ...................................................................... 10


B. Objek Kunjungan .................................................................. 14
1. Kampung Ulu Resort ....................................................... 14
2. Candi Borobudur.............................................................. 16
3. Taman Pintar .................................................................. 22
4. Pantai Parangtritis ............................................................ 25
5. Tempat oleh oleh Bu Vera .............................................. 28
6. Rumah Makan Numani .................................................... 28
6

7. Malioboro......................................................................... 29

Bab III Penutup ............................................................................. 32

A. Simpulan ............................................................................... 32
B. Saran ..................................................................................... 33

Daftar Pustaka ............................................................................... 35

Lampiran ....................................................................................... 36
7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karya ilmiah adalah suatu kegiatan penelitian secara langsung terhadap suatu
tempat ataupun sarana yang menjadi objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan
untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas maka
dilakukaan penelitian karya ilmiah, dengan mengunjungi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Yogyakarta lebih dikenal dengan nama Jogja.

Yogyakarta adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibu kota provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa yang
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan
berbatasan dengan Samudra Hindia. Kota Yogyakarta sering disebut dengan
kota pelajar.

Pariwisata merupakan sektor utama bagi Daerah Istimewa Yogyakarta.


Banyaknya Objek, dan daya tarik wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta telah
menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun
wisatawan domestik.

Yogyakarta kaya akan wisata keindahan alam dan wisata sejarah. Hal ini
menjadikan kota Yogyakarta sebagai tujuan wisata setelah Pulau Bali. Banyak
tempat wisata yang bisa dikunjungi dikota ini seperti wisata alam, wisata
sejarah, wisata bumi, dan wisata pendidikan. Secara geografis, Daerah
8

Istimewa Yogyakarta juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi wisata yang
terjangkau, dan mudah ditempuh.

Yogyakarta merupakan pusat kerajaan mataram, dan sampai saat ini masih ada
keraton yang masih berfungsi dalam arti sesungguhnya. Yogyakarta juga
memiliki banyak candi yang berusia ribuan tahun yang merupakan
peninggalan kerajaan besar zaman dahulu, salah satunya adalah Candi
Borobudur yang dibangun pada abad ke 9 oleh Dinasti Syailendra, sedangkan
arsitek dari candi tersebut adalah gunadharma.

Selain itu Pegunungan, pantai-pantai, hamparan sawah yang hijau dan udara
yang sejuk menghiasi keindahan kota Jogja. Masyarakat Yogyakarta hidup
dengan damai dan mempunyai keramahan yang khas. Tak heran apabila kota
Yogyakarta sangat terkenal dan merupakan salah satu tujuan utama para
wisatawan mancanegara, untuk berlibur dan mengabiskan sisa waktu
istirahatnya di Jogja.

Adapun dalam karya ilmiah ini telah menghasilkan data penelitian yang
meliputi unsur budaya, sosial, sejarah, dan unsur-unsur estetika yang ada
dalam bangunan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. TUJUAN
Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang
tidak diajarkan di sekolah, mengetahui tempat-tempat wisata yang ada di
Yogyakarta dan dapat mengetahui seluk beluk tempat-tempat wisata yang ada
di jogja.
Program ini juga bisa digunakan sebagai media belajar melalui interaksi
sosial. Interaksi sosial yang disediakan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri. Interaksi sosial ini bisa dilakukan dengan wisatawan domestik maupun
mancanegara yang berada di tempat wisata tersebut.
9

C. MANFAAT

Manfaat dari kunjungan ke Yogyakarta sangat banyak antara lain :

1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.


2. Mengenal tempat-tempat wisata di Yogyakarta yang indah dan dipelihara
di Indonesia.
3. Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di Yogyakarta.
4. Mempererat keakraban dengan teman satu sekolah.
5. Kebersamaan yang sangat erat dan kerjasama antar kelompok.
Dengan demikian diselenggarakannya kunjungan ke Yogyakarta akan sangat
bermanfaat bagi kami selaku peserta didik.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan sistematika sederhana. Bab pertama,
adalah bab pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, tujuan dan
manfaat di adakannya perjalanan menuju Yogyakarta.
Bab kedua adalah bab utama dari laporan ini karena berisi keseluruhan dari
laporan. Bab kedua ini berisi pengetahuan yang kami dapatkan mengenai
tujuan wisata yang kami kunjungi. Adapun tujuan wisata tersebut antara lain
Kampung Ulu Resort, Candi Borobudur, Taman Pintar, Pantai Parangtritis,
Tempat oleh oleh Bu Vera, Rumah Makan Numani, dan Malioboro.
Bab ketiga, bab ini adalah bab penutup. Berisi kesimpulan dari bab pertama
dan kedua dan juga dilengkapi dengan saran.
10

BAB II

ISI LAPORAN

A. ALOKASI WAKTU

NO HARI/ TGL. WAKTU KEGIATAN TEMPAT KET.


1. RABU, 14 19.30-20.00 Absensi SMP N 1 Panitia dan
Februari Kehadiran peserta Bumijawa pendamping
2018 20.00-20.30 Upacara / Apel SMP N 1 Panitia
pemberangkatan Bumijawa
20.00-21.00 Peserta memasuki Kendaraan
bus masing bus
masing
21.00-12.00 Perjalanan
menuju hotel
12.00-01.00 Transit guna POM
MCK banjarnegara
01.00-03.00 Melanjutkan Kendaraan
perjalanan bus
menuju
rumah makan
kampoeng ulu
resort
2. KAMIS, 15 03.00-06.30 Transit di Rumah Rumah Panitia
Februari makan kampoeng makan pendamping
2018 ulu resort kampoeng dan
11

Sholat subuh ulu resort pengelola


berjamaah hotel
Bersih diri
Makan pagi
06.00-07.15 Perjalanan Kendaraan
menuju objek 1 Bus
07.15-07.30 Persiapanan
briefing awal
07.30-09.15 Menikmati wisata Candi
edukasi di Candi Borobudur
Borobudur
09.15-09.30 Pengumpulan
kembali peserta
ke Bus
3. KAMIS, 15 09.30-10.30 Perjalanan Kendaraan Panitia
februari 2018 menuju objek 2 BIS pendamping
10.30-10.45 Persiapan dan dan
briefing awal pengelola
10.45-13.00 Memasuki taman Taman Pintar Rumah
pintar Makan
Menikmati wisata
edukasi di Taman
Pintar
13.00-13.30 Pengumpulan Kendaraan
peserta kembali BIS
ke BIS
13.30-14.30 ISOMA siang
(sholat jamak
12

takdim Dhuhur+
Ashar)
14.30-15.30 Perjalanan
menuju objek 3
15.30-15.45 Persiapan dan Pantai
briefing awal Parangtritis
15.45-16.30 Memasuki Pantai
Parangtritis
Menikmati wista
edukasi di Pantai
Parangtritis
16.30-17.00 Pengumpulan Kendaraan
kembali peserta BIS
kedalam BIS
17.00-17.35 Perjalanan
menuju tempat
oleh oleh Bu Vera
17.35-18.00 Transit di tempat Tempat oleh
oleh oleh Bu Vera oleh Bu Vera
Pengumpulan
18.00-18.10 peserta kembali Kendaraan
ke BIS BIS
4. KAMIS, 15 18.10-18.45 Perjalana menuju Kendaraan Panitia
Februari RM. Numani BIS pendamping
2018 18.45-19.30 Transit di RM. Rumah dan
Numani Makan pengelola
Bersih diri Numani Rumah
Sholat magrib dan Makan
13

isya (jamak)
Makan Malam
5. KAMIS, 15 19.30-20.00 Persiapan menuju Kendaraan Panitia dan
Februari objek 4 BIS pendampin
2018 20.00-20.15 Persiapan dan
briefing awal
20.15-21.30 Menikmati wisata Malioboro
Belanja di
Malioboro
21.30-22.00 Pengumpulan
peserta kembali
ke BIS dan
persiapan Pulang
6. Kamis- 22.00-01.00 Perjalanan pulang Kendaraan Panitia dan
Jum’at, 15-16 menuju Tegal BIS pendamping
Februari 01.00-01.30 Transit guna POM
2018 MCK Banjarnegara
01.30-04.00 Melanjutkan Kendaraan
perjalanan pulang BIS
04.00 Tiba Di SMP N 1 SMP N 1
Bumijawa Bumijawa
14

B. OBJEK KUNJUNGAN
1. KAMPUNG ULU RESORT
Tujuan pertama kami adalah Kampung Ulu Resort. Sebelum memasuki
kendaraan kami dibimbing oleh bapak kepala sekolah agar selamat sampai
tujuan dan bisa pulang kembali dengan selamat. Kami mendapat
bimbingan berupa tata tertib, larangan saat berada di tempat wisata, dan
tidak lupa pula untuk memberikan saran-saran kepada kami selama dalam
perjalanan.
Selesai memberikan beberapa bimbingan, siswa siswi yang mengikuti
wisata edukasi ini dipanggil perkelas oleh bapak ibu pendampingnya
untuk menuju kendaraan sesuai dengan nomer kendaraan masing masing.
Pukul 20.00-21.00 kami mulai memasuki kendaraan masing-masing.
Pendamping kami melakukan pengecekan secara berurutan terhadap siswa
siswi yang mengikuti wisata edukasi agar tidak ada yang terlambat masuk
atau tertingal saat di halaman sekolah.
Selesai pengecekan kami berdo’a agar selamat sampai tujuan. Kami
berdo’a sesuai dengan agama masing masing. Selesai berdo’a kami tidak
lupa untuk memberikan informasi kepada orang tua kami ataupun keluarga
kami bahwa kami akan berangkat menuju tempat wisata di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kami tidur cepat karena ingin menyimpan tenaga
untuk esok hari.
Ditengah perjalanan kendaraan kami berhenti di POM Banjarnegara sesuai
jadwal yang terlampir. Kami berhenti disana karena ada beberapa dari
teman kami yang ingin buang air kecil. Selesai dari POM Banjarnegara
tersebut kami melanjtkan perjalanan menuju Kampung Ulu Resort. Kami
sampai di Kampung Ulu Resort kurang lebih pukul 03.00 pagi. Kami
dibangunkan oleh pembimbing kami. Saat kendaraan tepat berhenti kami
15

turun dari kendaraan. Cuacanya pun cukup dingin dan hawa kantuk pun
masih mengikuti kami.
Kami berjalan menuju tempat untuk beristirahat sejenak. Tempatnya
segera ramai oleh pengunjung dari sekolah lain maupun dari pengunjung
lain. Akhirnya kami memutuskan untuk membersihkan diri. Kamar mandi
di Kampung Ulu Resort sangat ramai sekali walaupun terdapat banyak
sekali kamar mandi. Kami mengantri cukup lama bersama dengan
pengunjung lain.
Kami masuk secara bergantian, karena kamar mandi hanya cukup untuk
satu orang. Selesai membersihkan diri kami menyempatkan untuk sholat
berjamaah subuh. Kami melakukan sholat subuh berjamaah bersama
dengan pengunjung lain dan juga teman kami. Tetapi kebanyakan dari
teman kami mereka tidak melakukan sholat subuh secara berjamaah
karena ada sedikit perbedaan dari segi pelaksanaan sholat subuh
berjamaah. Selesai sholat subuh kami berjalan jalan disekitar Kampung
Ulu Resort. Banyak sekali pedagang yang menjajakan dagangnya kepada
kami.
Waktu sarapan pagi telah tiba, saatnya kami mengisi perut yang kosong.
Saat kami masuk semua sudah dalam antrian dan sudah tertata rapi
beberapa makanan. Banyak sekali makanan yang terdapat disini. Semua
makanan yang disediakan oleh pengelola Rumah Makan telah disesuikan
dengan selera makanan daerah tempat tinggal kami. Kami segera masuk
antrian untuk mengambil beberapa makanan. Selesai mandapatkan
makanan kami pergi mencari tempat duduk yang sesuai dan pas untuk
makan bersama sama.
Selesai makan kami menyempatkan diri untuk berjalan jalan santai. Tiba
saatnya untuk melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya adalah Candi
16

Borobudur. Kami kembali masuk kedalam kendaraan karena waktu sudah


menunjukan pukul 07.15. Kami masuk kedalam kendaraan secara tertib.

2. CANDI BOROBUDUR

Kami masuk menuju kendaraan kurang lebih pukul 06.00. Didalam


kendaraan kami menyempatkan diri untuk memberi informasi kepada
orang tua kami, bahwa kami akan berangkat menuju Candi Borobudur.
Sebelum berangkat kami berdo’a terlebih dahulu dan pengecekan kembali
siswa siswi yang mengikuti wisata edukasi ini. Kami berdo’a dipimpin
oleh pendamping kami yaitu ibu Azkiyatul Aufa, S. Kom.
Selesai berdo’a kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur.
Kami sampai di Candi Borobudur kurang lebih pukul 07.15. Karena ada
persiapan untuk turun dari kendaraan kami masuk ke area Candi
Borobudur pukul 07.30. Wilayah Candi Borobudur sangat luas.
Candi Borobudur merupakan Candi Budha, terletak di desa Borobudur,
kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga,
salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra.
17

Bororbudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari
bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara.
Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang artinya di atas, dengan
demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit. Menurut sumber yang lain
Bororbudur berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara),
sementara sumber lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak
di tempat tinggi. Sebelum pintu masuk, kami harus berjalan dari tempat
parkir kendaraan menuju pintu masuk.
Walaupun kami berjalan cukup jauh itu tidak menyulutkan niat kami untuk
berkeliling area Candi Borobudur. Kami tiba dipintu masuk namun seperti
halnya tempat wisata pasti terjadi antrian di pintu masuk. Kami masuk
secara tertib agar tidak terjadi keributan saat berada dipintu masuk. Saat
tiba di tempat pemeriksaan, kami dilarang membawa makanan dengan
alasan untuk menjaga kebersihan. Kami pun mengikuti aturan dengan
meninggalkan makanan yang telah sengaja kami bawa.
Kami dengan penuh semangat mulai berjalan bersama dengan pengunjung
lain. Candi Borobudur yang kami tahu berbentuk punden berundak terdiri
dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter dan tingginya 34,5 meter.
Candi Bororbudur ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di
kompleksnya.
Sejarahnya menyebutkan bahwa ada Seorang budhis asal India bernama
Atisha, pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3
abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral
Agung di Eropa. Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah
ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha
mampu mengembangkan ajaran Budha.
18

Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang


cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas
menjadi sebuah inti ajaran yang lebih dikenal dengan Bodhipathapradipa.
Pengunjung yang ada di Candi Borobudur bukan hanya berasal dari
sekolah kami, ada ywisatwan domestik bahkan mancanegara. Tingkat
keamanan di Candi Borobudur sangatlah ketat, mungkin karena Candi
Borobudur termasuk dalam Warisan dunia yang telah diakui oleh pihak
UNESCO. Kami mulai memasuki wilayah Candi Borobudur. Sebelum
memasuki wilayah Candi Borobudur tampak beberapa rangkaian bunga
yang berdiri megah diseberang jalan menuju Candi Borobudur.
Menurut sejarah Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan
tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang
berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan
melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha
Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha harus
melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian paling dasar disebut dengan “Kamadhatu” yang melambangkan
manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat diatasnya disebut dengan
“Rupdhatu” yang artinya manusia yang telah membebaskan diri dari
nanfsu namun masih terikat dengan rupa dan bentuk. Pada tingkat inilah
Patung Budha diletakan terbuka. Tiga tingkat diatasnya disebut dengan
“Arupadhatu”. Ditempat ini juga terdapat Patung Budha namun yang
membedakan disini adalah Patung Budha diletakan didalam stupa.
“Arupadhatu” mempunyai arti yaitu manusia telah bebas dari nafsu, rupa,
dan bentuk. “Arupa” bagian paling atas melambangkan nirwana, tempat
Budha bersemayam.
Candi Borobudur tampak berdiri megah, yang menyambut kami. Kami
berkeliling area Candi Borobudur. Di Candi Borobudur kami melihat
19

bebarapa wisatawan asing yang sedang berkeliling. Setelah cukup lama


berkeliling, tiba waktunya untuk kembali menuju kendaraan dan
melanjutkan perjalanan menuju objek selanjutnya. Diperjalanan pulang
menuju kendaraan terdapat beberapa pedagang. Mereka menjajakan
daganganya kepada kami. Karena waktunya terbatas kami langsung
menuju tempat parkir dan masuk kedalam kendaraan.
Menurut sejarah yang kami dapat, Borobudur awalnya berdiri dikelilingi
rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Hal tersebut
berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu.
Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan
Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Di Desa-desa sekitar
Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo sebagian besar warganya
adalah pengrajin. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat ideal
untuk memandang panorama Borobudur dari atas. Namun, Gempa 27 Mei
2006 yang lalu merubah keadaan puncak watu kerdil.
Kami melanjutkan perjalanan menuju objek selanjutnya yaitu Taman
Pintar pukul 09.30. Untuk lebih lengkap dan bisa membayangkan seperti
apa Candi Borobudur, kami menyediakan beberapa foto yang terlampir
dalam lampiran dan sejarah berdirinya Candi Borobudur. Salah satu
pertanyaan yang kami ingin tahu yaitu bagaimana kondisi sekitar candi
ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan
terkubur.
Menurut sejarah yang kami dapat, Borobudur awalnya berdiri dikelilingi
rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Hal tersebut
berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu.
Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan
Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Untuk pertama kalinya, nama
20

Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca


pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur.
Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang
Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang
tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada
tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta,
yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria
yang terkurung dalam sangkar.
Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari
bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir.
Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum
seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu. Setelah dibersihkan
selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi
semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825.
Pada 1834, mereka membersihkan Candi Bororbudur lagi. Tahun 1842
stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut. Prof. JG. De Casparis
mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan tahun
pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala atau tahun Caka 746 (824
Masehi), atau pada masa Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa
Indra.
Dalam prasasti didapatlah nama Bhumisambharabhudhara yang berarti
tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah-arwah leluhurnya.
Pembangunan Candi Borobudur Candi Borobudur dibuat pada masa
Wangsa Syailendra yang Buddhis di bawah kepemimpinan Raja
Samarotthungga. Arsitektur yang menciptakan candi, berdasarkan tuturan
masyarakat bernama Gunadharma. Pembangunan candi itu selesai pada
tahun 847 M.
21

Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi ini dibantu oleh seorang
guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya yang sangat
dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman
sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddis Tantra Vajrayana.
Pembangunan Candi Borobudur ini dimulai pada masa Maha Raja
Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya, dilakukan oleh
Samarotthungga dan Dyah Ayu Pramodhawardhani. Sebelum dipugar,
Candi Borobudur hanya berupa reruntuhan seperti halnya artefak-artefak
candi yang baru ditemukan.
Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh Cornelius pada masa Raffles
maupun Hatmann, setelah itu periode selanjutnya dilakukan pada 1907-
1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali susunan bentuk
candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada bentuk
sekarang. Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer
dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan
mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sampai
kepada ajaran-ajaran yang dikandungnya.
Untuk itu dia mencoba melakukan studi banding selama beberapa tahun di
India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk melihat susunan bangunan puncak
stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van Erp menemukan bentuk
Candi Borobudur. Sedangkan mengenai landasan falsafah dan agamanya
ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran Buddha
Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula
bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana.
Penelitian terhadap susunan bangunan candi dan falsafah yang dibawanya
tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-
hubungkan dengan bangunan-bangunan candi lainnya yang masih satu
22

rumpun.Seperti halnya antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan


Candi Mendut yang secara geografis berada pada satu jalur.
Materi Candi Borobudur Candi Borobudur merupakan candi terbesar
kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Luas bangunan Candi
Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta
potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm x 10 cm x 15 cm.
Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat
keseluruhan batu 1,3 juta ton.
Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau
relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460
panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jika rangkaian relief itu
dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah
tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan
tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan
candi berjumlah 504 buah. Tinggi candi dari permukaan tanah sampai
ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter
setelah tersambar petir.
3. TAMAN PINTAR
Kami memulai perjalanan menuju Taman Pintar pukul 09.30. Perjalanan
yang dilalui kami sekarang cukup jauh. Tidak lupa sebelum keberangkatan
kami menyempatkan diri untuk berdoa terlebih dahulu dan melakukan
pengecekan sisa siswi yang mengikuti wisata edukasi. Ditengah perjalanan
tiba tiba hujan datang. Tetapi itu tidak menyulutkan kami untuk
melanjutkan perjalanan ke Taman Pintar.
Kami sampai di tujuan tetapi masih dalam keadaan hujan. Kami berlarian
menuju area Taman Pintar karena tempat parkir dan area Taman Pintar
cukup jauh. Kami sampai di Taman Pintar pada pukul 10.45. Dihalama
23

Taman Pintar tampak beberapa tugu yang terdapat cap tangan para
petinggi di Indonesia.
Taman Pintar dibangun mulai bulan Mei 2006 dan setahun kemudian pada
tanggal 9 Juni 2007 diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X bersama dua menteri yaitu
Menteri Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman, P.h.D dan menteri
Pendidikan Nasional ( Mendiknas ), Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA.
Menurut sumber yang kami dapat, Taman Pintar ini dibangun dengan
biaya Rp.53 milyar yang berisi enam zona yang didalamnya terdapat isi
materi antara lain, Gedung Memorabilia, Gedung Kotak lantai 2, Gedung
Oval lantai 2, Gedung oval lantai 1, Gedung Paud barat dan timur dan
Playground Area. Maskot Taman Pintar berupa “Burung Hantu Memakai
Blangkon”. Burung hantu dapat diartikan sebagai burung yang memiliki
kepekaan yang tinggi, sanggup merasakan dan mempelajari keadaan alam
dan lingkungan yang ada disekitarnya. Sedangkan Blangkon merupakan
pakaian adat Yogyakarta untuk menutup kepala laki-laki.
Sebelum masuk kami mengantri di pintu masuk. Saat kami masuk,
pemandangan yang sangat indah. Di dindingnya terdapat beberapa foto
orang yang terkenal didunia seperti Napoleon Bonaparte, Ir. Soekarno, M.
Hatta, Thomas Alfa Edison, dan tokoh lainya. Disetiap ruangan terdapat
beberapa benda yang dipamerkan kepada kami. Ruangan Taman Pintar
sangat luas. Di lantai atas kami menemukan sebuat alat pengukur gempa.
Ada banyak alat alat menarik yang dipamerkan. Menurut sejarah Taman
Pintar didirikan atas gagasan dari Walikota Yogyakarta Herry Zudianto
SE, Akt, MM yang selanjutnya dibangun diatas tanah seluas 12.000 m2.
Wisatawan yang masuk ke taman ini bisa langsung mencoba dan
menyaksikan hasil karya dari sebuah inovasi dan teknologi dan permainan
yang sangat menarik dan banyak bermuatan edukasi pagi anak-anak.
24

Taman Pinntar ini menawarkan beberapa model edukasi atau pembelajaran


yang memadukan konsep pendidikan dan permainan dengan media yang
menarik sehingga dapat merangsang keingintahuan anak dan memancing
kreativitas anak terhadap IPTEK. Motto yang dipakai Taman Pintar ini
diambil dari ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu, Niteni, Nirokake, dan
Nambahi.
Kami menjelajahi beberapa ruangan yang ada di Taman Pintar ini. Taman
Pintar berisi materi yang terbagi menurut kelompok usia dan penekanan
materi. Untuk kelompok usia dibagi lagi menjadi tingkat pra sekolah,
taman kanak-kanak, sekolah dasar sampai sekolah menegah seperti kami.
Sedangkan untuk penekanan materinya disampaikan dalam bentuk
interaksi antara pengunjung dengan materi yang disampaikan melalui
bentuk anjungan yang ada seperti, anjungan pengenalan, anjungan
pengenalan ilmu-ilmu dasar, anjungan permainan dan anjungan penerapan
IPTEK.
Konsep pembelajaran yang dipakai pada Taman Pintar ini garis besarnyaa
bertujuan untuk meningkatkan mutu penguasaan materi pendidikan yang
diberikan di sekolah ditengah menurunnya minat baca dari masyarakat dan
anak-anak pada khususnya.
Selesai menjelajahi seriap sudut ruangan, kami pergi menuju tempat
penjualan buku. Disana terdapat beberapa buku yang disediakan. Selesai
berkeliling dari tempat penjualan buku, kami pergi menuju mushola
terdekat untuk melaksanakan sholat dan istirahat. Selesai sholat kami
dibantu pendamping untuk menuju tempat parkir kendaraan kami, karena
jalanan cukup ramai dan harus berhati hati dalam menyebrang.
Sampai ditempat parkir kendaraan kami segera disuruh oleh pembimbing
untuk makan siang. Selesai makan siang, kami naik kedalam kendaraan.
Seperti biasa sebelum perjalanan kami harus berdo’a terlebih dahulu dan
25

juga pengecekan kembali siswa siswi yang belum masuk kedalam


kendaraan.
4. PANTAI PARANGTRITIS
Kami berangkat menuju Pantai Parangtritis kurang lebih pukul 14.30.
Tidak lupa pendamping untuk kembali melakukan pengecekan kepada
siswa siswi yang mengikuti wisata edukasi. Sebelum keberangkatan kami
tidak lupa untuk berdo’a agar selamat sampai tujuan. Tujuan selanjutnya
adalah Pantai Parangtritis.
Pantai Parangtritis adalah sebuah pantai di pesisir Samudra Hindia yang
terletak kira-kira 27 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta. Pantai
Parangtritis merupakan objek wisata pantai yang cukup terkenal di
Yogyakarta. Pantai Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang
tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar
juga adanya gunung gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, dimana
gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk.
Satu jam perjalanan tidak terasa kami akhirnya sampai di Pantai
Parangtritis. Kami sampai di Pantai Parangtritis kurang lebih pukul 15.30.
kami segera keluar dan membaur bersama dengan siswa siswi lainnya dan
juga pendamping.
Nama Parangtritis mempunyai sejarah tersendiri. Menurut sejarah pada
zaman dahulu kala, seseorang pangeran bernama Dipokusumo yang
melarikan diri dari Kerajaan Majapahit datang ke daerah tersebut untuk
melakukan semedi. Suatu ketika ia melihat tetesan-tetesan air yang
mengalir dari celah batu karang. Tetesan batu tersebut disebut dengan
“tumatitis”. Dalam bahasa Jawa, karang disebut juga dengan “paran”.
Parangtritis berasal dari kata paran dan tumaritis. Sehingga terbentuklah
nama daerah tersebut dengan sebutan “Parangtritis” artinya air yang
menetes dari batu.
26

Mungkin cerita itu menjadi salah satu asal usul Pantai Parangtritis yang
ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyak sisi menarik saat kami
melihat Pantai Parangtritis. Pemandangan alamnya yang indah tentu saja
yang menjadi sajian utama. Perjalanan menuju Pantai Parangtritis
disambut oleh beberapa pedagang yang berada di samping jalan.
Kami sampai di Pantai Parangtritis. kami bermain bersama teman teman.
Pantai Parangtritis juga diyakini menjadi bagian dari perwujudan kesatuan
trimurti untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, yakni benda, icon ataupun
lainnya yang sangat melekat dengan sisi mistis kota Yogyakarta. Trimurti
terdiri dari Gunung Merapi yang mempunyai elemen api, Pantai
Parangtritis yang mempunyai elemen air dan Keraton Yogyakarta berperan
sebagai penyeimbang keduanya. Yang letak semuanya itu membentuk
garis lurus dari utara ke selatan daerah Jogja.
Kepercayaan masyarakat setempat tentang legenda Nyi Roro Kidul juga
dengan sendirinya melahirkan pesona tersendiri sehingga mampu
menyedot jumlah wisatawan lebih besar. Itu yang membuat kami merasa
ingin sekali pergi menuju Pantai Parangtritis. Selain cerita di atas,
berkembang pula Misteri Pantai Parangtritis di masyarakat setempat,
bahkan wisatawan dari luar pun percaya jika Pantai Parangtritis adalah
pintu gerbang Istana Kerajaan Laut Selatan. Istana Kerajaan Laut Selatan
merupakan bagian dari daerah kekuasaan Ratu Selatan yang dipimpin oleh
Nyai Roro Kidul.
Terlepas dari semua mitos yang ada, Pengunjung Pantai Parangtritis tetap
harus hati-hati karena ombak di sana bisa dibilang sangat besar. Oleh
karena itu, pengunjung dilarang untuk mandi di pantai karena landscape
pantai memang sangat curam dan berbahaya.
Di Pantai Parangtritis juga tersedia ATV yang dapat disewakan dengan
harga sekitar Rp.50.000-Rp.100.000, kuda dan kereta kuda yang dapat
27

disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat cukup dengan


RP.20.000. Suasana di Pantai Parangtritis sangat mendung, juga terdapat
rintik rintik hujan. Namun itu tidak menyulutkan kami untuk berhenti
bermain di Pantai Parangtritis.
Rintik rintik hujan segera berhenti. Selain itu Pantai Parangtritis juga
merupakan tempat yang pas untuk olahraga udara, tersedia penginapan
atau hotel di Pantai Parangtritis. Pantai Parangtritis juga diceritakan
sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Sunan Kalijaga
setelah Panembahan Senopati usai menjalani pertapaan. Jadi, wajar jika
selain sebagai tempat rekreasi, Parangtritis juga menjadi lokasi yang penuh
keramat.
Menurut sejarah tidak sedikit ada pengunjung yang datang untuk
bermeditasi. Pantai ini juga menjadi salah satu tempat berlangsungnya
upacara Labuhan dari Kraton Jogjakarta. Di Pantai Parangtritis, bukan
hanya ada hamparan pantai yang menawan. Di sana, di sisi utara timur
Pantai Parangtritis juga terdapat bukit kecil.
Pemandangan yang ditawarkan dari atas bukit sangat menakjubkan.
Apalagi saat waktu sore, kami bisa menikmati indahnya matahari
tenggelam. Namun karena cuaca masih mendung kami tidak bisa
menikmatinya. Karena keterbatasan waktu kami segera menuju kendaraan.
Sampai disana kami hanya membersihkan badan secukupnya.
Kami langsung menuju kendaraan dan melakukan persiapan untuk menuju
tujuan selanjutnya. Tujuan selanjutnya adalah tempat oleh oleh Bu Vera.
kami berangkat menuju tujuan selanjutnya pukul 17.00.
28

5. TEMPAT OLEH OLEH BU VERA


kami berangkat menuju tujuan selanjutnya yaitu Tempat Oleh Oleh Bu
Vera kurang lebih pukul 17.00. tidak bosan bosannya pemdamping
kembali mengecek kami agar tidak ada siswa siswi yang tertinggal.
Ditengah perjalanan hujan segera datang. Kami sampai di Tempat Oleh
Oleh Bu Vera kurang lebih pukul 17.35. Tempat oleh oleh Bu Vera ini
terletak di Stimulyo, Piyungan, Bantul, Derah Istimewa Yogyakarta.
sesampainya disana kami tidak langsung turun karena cuacanya sedang
hujan. Kami hanya berharap hujanya bisa reda. Namun karena hujannya
tidak reda reda kami tidak turun untuk membeli beberapa oleh oleh.
Beberapa dari anggota kami turun dari kendaraan karena ingin buang air.
Beberapa anggota kelompok kami segera masuk kedalam kendaraan
karena waktu terus berjalan. Sebelem keberangkatan kami berdo’a dan
juga melaksanakan pengecekan kepada siswa siswi yang mengikuti wisata
edukasi ini. Kami berangkat menuju objek selanjutnya pada pukul 18.0.
6. RUMAH MAKAN NUMANI
Kami sampai ditujuan selanjutnya pukul 18.45. tujuan selanjutnya adalah
Rumah Makan Numani. Sebelum sholat kami memutuskan untuk
membersihkan diri di kamar kecil Rumah Makan Numani. Kami
membersihkan diri dengan cepat agat tidak tertinggal saat makan malam.
Namun saat kami selesai membersihkan diri kami sudah tertinggal oleh
siswa siswi lainya.
Kami memutuskan untuk makan malam dengan segera. Selesai makan
kami langsung menuju tempat sholat untuk melaksankan sholat mahgrib
dan isya dengan dijama’. Selesai sholat kami memutuskan untuk segera
menuju kendaraan. Untunglah saat sampai dikendaraan kami belum
tertinggal dan akhirnya kami segera masuk kedalam kendaraan.
29

Kami keluar dari Rumah Makan Numani kurang lebih pukul 19.30.
Cuacanya juga masih hujan saat kami keluar dari Rumah Makan Numani.
7. MALIOBORO
Kami masuk kendaraan kurang lebih pukul 19.30. Sebelum perjalanan
kami berdo’a terlebih dahulu dan pendamping juga tidak lupa untuk
mengecek siswa siswi agar tidak tertinggal. Kami melanjutkan perjalanan
menuju tujuan selanjutnya. Tujuan selanjutnya yaitu Malioboro.
Malioboro merupakan salah satu jalan paling populer di Yogyakarta.
Selain berada di jantung kota, Malioboro menjadi cukup dikenal karena
cerita sejarah yang menyertainya. Keberadaan Malioboro sering pula
dikaitkan dengan tiga tempat sakral di Yogya yakni Gunung Merapi,
Kraton dan Pantai Selatan.
Dalam bahasa sansekerta, kata Malioboro bermakna karangan bunga.
Kata Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang
bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816
M. Pendirian jalan malioboro bertepatan dengan pendirian Kraton
Yogyakarta. Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer
antara Pantai Selatan (Pantai Parangkusumo) - Kraton Yogya - Gunung
Merapi.
Pendamping menyarankan agar kami tidur dikendaraan karena perjalanan
cukup jauh. Kami sampai di Malioboro kurang lebih pukul 20.00.
Menurut sejarah Malioboro mulai ramai pada era kolonial 1790 saat
pemerintah Belanda membangun benteng Vredeburg pada tahun 1790 di
ujung selatan jalan ini. Selain membangun benteng, Belanda juga
membangun Dutch Club tahun 1822, The Dutch Governor’s Residence
tahun 1830, Java Bank dan Kantor Pos tak lama setelahnya.
Setelah itu Malioboro berkembang semakin pesat karena perdaganagan
antara orang belanda dengan pedagang Tiong Hoa. Tahun 1887 Jalan
30

Malioboro dibagi menjadi dua dengan didirikannya tempat pemberhentian


kereta api yang kini bernama Stasiun Tugu Yogya. Jalan Malioboro juga
memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Saat sampai di Malioboro kendaraan kami parkir ditempat yang sama saat
di Taman Pintar. Sesampainya ditempat parkir, sebagian dari kelompok
kami memilih untuk menuju objek selanjutnya dan sebagian dari
kelompok kami memilih untuk tetap didalam kendaraan karena cuacanya
sedang hujan. Kelompok kami yang turun memilih bergabung bersama
dengan pendamping dan kelompok lainya.
Kami menyusuri jalan dengan sedikit berlari karena pada saat itu
cuacanya sedang hujan. Ditengah perjalan menuju tujuan ada beberapa
pedagang yang menawarkan jasanya kepada kami namun kami lebih
memilih untuk berjalan seperti biasanya.
Menurut sejarah Di sisi selatan Jalan Malioboro pernah terjadi
pertempuran sengit antara pejuang tanah air melawan pasukan kolonial
Belanda yang ingin menduduki Yogya. Pertempuran itu kemudian dikenal
dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yakni keberhasilan
pasukan merah putih menduduki Yogya selama enam jam dan
membuktikan kepada dunia bahwa angkatan perang Indonesia tetap ada.
Malioboro terus berkembang hingga saat ini. Dengan tetap
mempertahankan konsep aslinya dahulu, Malioboro jadi pusat kehidupan
masyarakat Yogya. Tempat-tempat strategis seperti Kantor Gubernur
DIY, Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo hingga Istana
Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini. Pemerintah setempat
kini terus melakukan perbaikan untuk menata Malioboro menjadi
kawasan yang nyaman untuk disinggahi.
Awal tahun 2016 ini pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir
kendaraan dari Malioboro dan tengah menata kawasan ini di sisi timur
31

untuk pedestrian. Sesampainya di Malioboro kami memilih beberapa


barang yang ada di tokotoko tersebut. Cukup lama memilih kami akhirnya
menuju kendaraan karena cuacanya yang hujan dan dingin.
Kami sampai di kendaraan kurang lebih pukul 21.30. Kami masuk
kendaraan dan segera mengemasi barang barang bawaan kami untuk
perjalanan pulang. Kami melanjutkan perjalanan menuju SMP N 1
Bumijawa. Perjalanan tak terasa hingga kami harus dibangunkan oleh
pendamping kami. Kami sampai di SMP N 1 Bumijawa kurang lebih
pukul 04.00 pagi. Sesampainya di SMP N 1 Bumijawa kami Pulang
menuju rumah kani masing masing dan ada juga yang memilih menunggu
di SM N 1 Bumijawa.
32

BAB II

PENUTUP

A. SIMPULAN
Yogyakarta adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Jawa yang
berbatsan langsung dengan provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan
berbatsan dengan samudra Hindia. Kota Yogyakarta sering disebut dengan
kota pelajar.
Yogyakarta merupakan pusat kerajaan mataram, dan sampai saat ini
masih ada keraton yang masih berfungsi dalam arti sesungguhnya. Selain itu
di Yogyakarta juga terdapat tempat-tempat objek wisata yang sangat penting,
bersejarah, dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing
masing. Tempat-tempat wisata tersebut contohnya adalah Candi Borobudur,
Taman Pintar, Pantai Parangtritis, dan Malioboro.
Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur,
kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah
satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama
Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa
Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari
kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara
di atas bukit.
Taman Pintar didirikan atas gagasan dari Walikota Yogyakarta Herry
Zudianto SE, Akt, MM. yang selanjutnya dibangun diatas tanah seluas 12.000
m2. Wisatawan yang masuk ke taman ini bisa langsung mencoba dan
menyaksikan hasil karya dari sebuah inovasi dan teknologi dan permainan
yang sangat menarik dan banyak bermuatan edukasi pagi anak-anak.
33

Terbentuknya taman pintar Yogyakarta semacam ini sebelumnya


terinspirasi dari berdirinya pusar peragaan iptek yang sudah ada sebelumnya
yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta yang selanjutnya
menjadi contoh untuk pengembangan di daerah lain.
Pantai Parangtritis adalah sebuah pantai di pesisir Samudra Hindia yang
terletak kira-kira 27 kilometer sebelah selatan kota Yogyakarta. Dalam
bahasa Jawa, karang disebut juga dengan “paran”. Sedangkan tetesan air itu
disebut dengan “tumatitis”, sehingga jadilah nama daerah itu dengan sebutan
“Parangtritis” artinya air yang menetes dari batu. Mungkin cerita itu menjadi
salah sat u asal usul Pantai Parangtritis Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai
Parangtritis diyakini menjadi bagian dari perwujudan kesatuan trimurti untuk
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Malioboro merupakan salah satu jalan paling populer di Yogya. Selain
berada di jantung kota, Malioboro menjadi cukup dikenal karena cerita
sejarah yang menyertainya. Keberadaan Malioboro sering pula dikaitkan
dengan tiga tempat sakral di Yogya yakni Gunung Merapi, Kraton dan Pantai
Selatan. Dalam bahasa sanskerta, kata Malioboro bermakna karangan bunga.
Kata Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang
bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M.
Pendirian jalan malioboro bertepatan dengan pendirian Kraton Yogyakarta.
B. SARAN

Wisata edukasi ini sangat baik dan bermanfaat untuk peserta didik,
karena peserta didik disuguhi sebuah objek wista yang dapat menambah
pengetahuan dan menenangkan pikiran. Objek wisata ini membuktikan bahwa
Kota Yogyakarta layak untuk didatangi wisatawan mancanegara maupun
wisatawan domestik. Oleh karena itu, Kegiatan seperti ini sebaiknya terus
diadakan setiap tahunnya jika tidak ada halangan suatu apapun. Kegiataan ini
34

layak diadakan karena dapat menambah pengetahuan peserta didik akan


tempat wisata di Yogyakarta.

Wisata Edukasi ini juga dapat dijadikan sebagai media belajar siswa
yaitu untuk belajar berinteraksi sosial. Kegiatan ini cocok karena dapat
melatih mental siswa dan juga membuat siswa lebih percaya diri. berinteraksi
sosial dapat dilakukan dengan wisatawan domestk yang berbeda bahasa
bahkan bisa juga dengan wisatawan mancanegara untuk melatih kemampuan
berbahasa asingnya.

Dalam wisata edukasi ini kita mendapat pelajaran bahwa menjaga


kebersihan itu sangatlah penting. Menjaga kebersihan disini bisa berarti
sebagai menjaga kebersihan diri maupun menjaga kebersihan lingkuna
sekitar. Saat berada di Tempat Wisata kita harus merawatnya seperti dengan
tidak melakukan buang sampah sembarangan dan lain lainya.
35

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org

https://tempatwisataindonesia.id.com

https://news.okezone.com
36

LAMPIRAN (FOTO OBJEK WISATA)

1. CANDI BOROBUDUR
37
38

2. TAMAN PINTAR
39

3. PANTAI PARANGTRITIS
40

NB:

Dikarenakan hujan pada saat di Malioboro, kami tidak melalukan sesi pemotretan

Anda mungkin juga menyukai