Anda di halaman 1dari 10

Resume Film An Inconvenient Truth

Film An Inconvenient Truth ini bercerita tentang perubahan iklim yang disebabkan
oleh Pemanasan Global. Pemanasan Global (Global Warming) merupakan tema yang cocok
untuk mengindentikkan film ini karena mengangkat fakta-fakta lingkungan yang terjadi di
dunia. Fakta-fakta yang disampaikan oleh tokoh sendiri merupakan fakta-fakta yang belum
banyak disadari oleh seluruh masyarakat dunia secara umum.
Tokoh utama dalam film ini adalah Albert Arnold Gore Jr. atau biasa yang dikenal Al
Gore. Gore adalah salah satu politikus Amerika Serikat. Pada tahun 70-an dia menjadi
Anggota Kongres untuk membantu mengadakan dengar pendapat tentang pemanasan global.
Tahun 1984 Al Gore menjadi Senator dan menyelidiki seksama masalah yang terjadi di
lingkungan dengan ilmuwan dan sejenisnya. Beliau dan kawan-kawannya mengeluarkan UU
Pajak Karbondioksida dan aturan lainnya untuk mengatasi masalah pemanasan global. Tahun
1997 dia membuat perjanjian Kyoto yang berisi tentang kepedulian negara-negara di dunia
untuk mengatasi pemanasan global. Pada tahun 2000 dia kembali mengajukan diri menjadi
Presiden tetapi dikalah oleh Bush. Al Gore mempunyai misi untuk memperbaiki dunia dari
ancaman pemanasan global. Dalam misinya beliau selalu membagikan slide show kepada
seluruh dunia untuk memberikan pengetahuan, pengertian, dan kesadaran pada dunia.
Banyak penyebab yang memunculkan pemanasan global. Penyebab utamanya adalah
kadar emisi gas CO2 yang terlalu banyak di atmosfir bumi. Sekarang terdapat CO2 yang
melebihi angka 300 bagian/juta. Jika ada lebih banyak CO2, suhu udara meningkat karena
menahan lebih banyak udara panas dari sinar matahari di dalam. Diperkirakan lebih dari 50
tahun, CO2 akan melebihi batas. Cina juga merupakan negara yang menyumbangkan emisi
gas karbon CO2 terbanyak setelah AS. Kebakaran hutan yang terjadi di bagian negara yang
tropis juga menyumbangkan banyak gas CO2. Satu hal jarang diketahui, ternyata penggunaan
teknologi tinggi merupakan penyebab pemanasan global seperti penggunaan nuklir yang
memerlukan teknologi yang super tinggi. Tapi, dari semua itu manusialah yang merupakan
otak dari penyebab-penyebab di atas.
Banyak dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global ini. Gunung Kilimanjaro,
Taman Nasional Glasier, Columbia, Pegunungan Himalaya, Pegunungan Alpen, dan bagian
bumi yang terdapat glasier telah rusak dan mencair. Jika di seluruh dunia es akan mencair
maka permukaan laut akan meningkat menjadi 20 kaki yang dapat menyebabkan
tenggelamnya sebagian daratan di bumi. Selain daratan es yang mencair, pemanasan global
juga mengakibatkan terjadinya gelombang panas yang mempunyai suhu tertinggi hingga >
50o C dan menewaskan puluhan ribu jiwa di berbagai wilayah bumi. Pemanasan Global juga
dapat mengakibatkan badai dan angin puting beliung yang juga merugikan banyak pihak.
Satu hal yang sering tak diperhatikan dari dampak masalah ini yaitu meningkatnya curah
hujan, tetapi pemanasan global juga mengakibatkan kekeringan yang luar biasa dahsyat di
wilayah yang sangat panas. Batu karang di seluruh dunia berubah menjadi berwarna putih
yang tidak dapat dihidupi lagi oleh organisme laut yang membutuhkan tempat tinggal di sana.
Untuk mengatasi masalah ini maka Al Gore ingin menimbulkan perubahan hingga
Kongres di AS bereaksi pada masalah ini. Al Gore juga mengajak seluruh dunia khususnya
warga AS untuk peduli pada masalah-masalah yang terjadi akibat pemanasan global. Hal
yang harus dilakukan manusia adalah memisahkan kebenaran dan fiksi. Jika sudah dapat
memisahkan maka jika memang itu adalah kebenaran untuk itu semua manusia di negara
manapun harus mencari cara untuk memastikan peringatan itu didengar dan ditanggapi.
Sebagai manusia, kita jangan hanya memikirkan tentang apa yang diberikan oleh bumi ini,
tapi pikirkanlah hal terbaik apa yang telah kita lakukan pada bumi ini dan jika kita melakukan
yang terbaik untuk bumi maka dengan sendirinya akan berdampak baik dengan manusia.
Selanjutnya, menurut Al Gore yang dapat mengatasi masalah ini adalah pengefisiensian
barang elektronik dan kendaraan bermotor.
Hal yang harus saya lakukan untuk turut membantu mengatasi masalah ini adalah
memberitahu orang lain terlebih dahulu sebagai proses kesadaran manusia agar tanggap
dengan masalah ini. Kemudian, menjadi pejuang lingkungan di kampus yang memperbaiki
lingkungan di kampus dan sekitarnya, begitu pula dengan sekitar kos-kosan. Membuang
sampah pada tempatnya merupakan hal yang paling kecil untuk memperbaiki lingkungan di
dunia ini. Seperti solusi Al Gore di atas, saya akan menggunakan energi seminimal mungkin,
contohnya mematikan lampu dan televisi ketika tidak dipakai, mencabut charger laptop dan
handphone ketika tidak digunakan, dan lain hal yang dapat mengefisienkan energi.
Menggunakan kertas dengan seminimal mungkin dan kantong plastik. Menghindari dari
namanya rokok yang menambah gas rumah kaca. Sebagai Pejuang Lingkungan Diploma IPB
masih banyak hal yang harus saya lakukan untuk bumi ini khususnya di lingkungan kampus.
Dari penayangan film ini, dapat ditarik kesimpulan yaitu, pemanasan global dapat
mengakibatkan hal yang sangat-sangat ekstrim bagi bumi ini dan berdampak mengerikan
pada manusia sendiri. Kemudian, sekarang ini manusia belum banyak yang menyadari efek
dari masalah ini sehingga banyak orang yang menganggap bahwa masalah ini hanya
teori/fiksi belaka. Untuk itu, cara mengatasinya hanya perlu kesadaran semua negara untuk
saling bahu-membahu dalam menangani masalah ini dan mengikutsertakan seluruh manusia
tanpa terkecuali, karena tanpa bumi tamatlah kita

Pemanasan Global sekarang sedang melanda dunia dan sekarang sangat familier untuk kita,
kata inipulalah yang mendorong Al Gore menguak kenyataan menyedihkan tentang bumi
lewat film documenter dan bukunya Inconvenient Truth. Awal Desember 2007 ini.
Indonesiapun menyediakan diri menjadi tuan rumah konferensi Internasional perubahan iklim
yang diselenggarakan PBB ( United Nations Climate Change Conference ). Pemicu
perubahan iklim adalah pemanasan global yang menaikkan suhu bumi. Penyebab pemanasan
ini utamanya adalh meningkatnya emisi karbon akibat penggunaan energi fosil, seperti bahan
baker minyak, batu bara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbaharui. Akibat pemanasan
global, menurut temuan Intergovermental panel and Climate Change (IPCC), Sebuah
lembaga panel internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara diseluruh dunia, pada
2005 terjadi peningkatan suhu didunia sebesar 0.6 -0,7 derajat Celcius. Sedangkan asia lebih
tinggi, yaitu 10 derajat Celcius . Selanjutnya adalah ketersediaan air di negeri-negeri tropis
yang berkurang 10-30 % dan melelehkan gletser (Gunung es ) di Himalaya dan Kutub
Selatan. Yang juga dirasakan oleh selurah dunia saat ini adalah makin panjangnya musim
panas dan makin pendeknya musim hujan, serta makin maraknya badai dan banjir dikota-kota
besar ( El nino) diseluruh dunia. Suhu udara disetiap wilayah juga meningkat seperti yang
terasa dikota-kota yang dulunya dikenal sejuk

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/1773768-global-warming-
inconvenient-truth/#ixzz29oU25X1R

Film dokumenter An Inconvenient Truth dengan karakter mantan Wakil Presiden Amerika
Serikat Albert Arnold "Al" Gore, Jr., sungguh terlalu perkasa buat saya. Hingga, saya tidak
akan pernah tega untuk membandingkan tampilan Al Gore dengan Horrison Ford atau
bintang-bintang kelas dunia lain.
Sebagai bintang film dokumenter, Al Gore tampil sempurna. Good looking, memiliki kualitas
vokal yang di atas rata-rata, dan selalu tampil prima dalam mempresentasikan materi
kampanye. Tiga elemen itu sudah merupakan modal yang sangat besar bagi sutradara untuk
“memainkan” sang karakter dalam setiap scene. Bahkan, sutradara tidak perlu mengarahkan
blocking atau aturan pengambilan gambar baku pada pemainnya. Karena, justru filmmakerlah
yang dituntut melayani dan menafsirkan semua pergerakan dan pesan yang disampaikannya.

Memang sangat tidak mengejutkan bila dalam film itu Al Gore begitu terampil
mengampanyekan isu global warming dan pencitraan diri. Catatan profil yang mantan
wartawan, pengusaha, aktivis, dan politisi, merupakan petunjuk bahwa ia bukan orang
sembarangan yang tiba-tiba saja bernafsu menjadi presiden. Ia bukan hanya memiliki ambisi
dan strategi politik. Tapi, ia juga memiliki materi presentasi yang lebih dari memadai, untuk
ditawarkan kepada publik sebagai proposal capres. Dan ketika gong kampanye dimulai, ia
tidak serta merta “sadar kamera”. Tapi, ia memang telah menyiapkan diri sedemikian rupa,
untuk tampil meyakinkan di depan kamera dan masyarakat luas.

Lepas dari itu semua, kunci kekaguman saya terhadap film itu, karena saya memfokuskan diri
pada film statement dan pencitraan yang dibangun oleh Al Gore sebagai capres negara
adidaya saat bertarung dengan capres Partai Republik George W. Bush pada 2000. Sejak
opening scene digulirkan, sutradara Davis Guggenheim tanpa ampun menghujamkan fakta
ancaman terhadap bumi akibat pemanasan global. Setelah itu, kamera obyektif terus
menguntit kampanye capres Partai Demokrat itu di berbagai tempat. Dengan topik yang
fokus pada masalah lingkungan, tentu saja.

Di luar materi global warming, pastinya Al Gore juga melontarkan isu-isu lain seputar
kondisi negaranya dan juga perspektifnya terhadap dunia. Tapi harus diakui sejujur-jujurnya,
keberanian Al Gore memperbesar porsi masalah lingkungan dibandingkan isu lain – terlebih
lagi aib pesaingnya – jelas sangat luar biasa. Bahkan, saat seorang capres memilih isu
lingkungan sebagai materi kampanye saja sudah perlu mendapat pujian. Karena, jujur saja,
memang banyak kalangan mengasumsuikan masalah itu sangat tidak seksi, kan?

Sumber: http://id.shvoong.com/entertainment/movies/1987646-inconvenient-
truth/#ixzz29oVFbWVP

Film “An Inconvenient Truth” merupakan film global yang dibintangi oleh Al Gore dan disutradarai
oleh Davis Guggenheim. Film ini juga menceritakan sisi lain dari Al Gore (mantan wakil presiden
Amerika Serikat pada era Bill Clinton). Dalam film ini diceritakan global warming menyebabkan
berbagai permasalahan dunia. Permukaan air laut perlahan naik sampai menelan pantai timur
Amerika. Gedung pencakar langit World Trade Center (yang sempat dibom 11 September 2001)
bahkan ikut tenggelam. Di sini dapat dijelaskan bahwa pemanasan global sedang terjadi dan hal
tersebut berbahaya bagi masa depan umat manusia. Contoh dalam hal ini, misalnya volume gletser
yang menurun di berbagai tempat di dunia, badai Katrina, rata-rata suhu yang panas di berbagai
kota di dunia, bencana kekeringan, penipisan es di Artik, serta luas daratan yang berkurang jika es di
Antartika atau Greenland mencair.
Kehidupan pribadi Al Gore membuatnya menjadi pejuang lingkungan yang terkait dengan
pemanasan global. Ada kaitan bahwa pemicu dari pemanasan global adalah dari dari Negara-negara
yang sedang berkembang karena mereka mempunyai penduduk miskin, sehingga mereka lebih
mengandalkan kekayaan SDA dengan melakukan penebangan hutan, eksplorasi migas, pembukaan
lahan baru, industrialisasi untuk meningkatkan kondisi ekonomi. Mereka juga belum siap untuk
menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam membangun infrastruktur seperi listrik dan
bengunan industri. Ada berbagai hal yang menyebabkan munculnya pemanasan global menurut Al
Gore diantaranya yaitu teknologi baru untuk oksploitasi bahan fosil dan hutan, Industrialisasi yang
mulai dikembangkan tanpa ada pembatasan dan pengolahan ambang batas limbah maupun polutan.
Jika mayoritas ilmuwan di dunia ini benar, maka manusia hanya mempunyai waktu sepuluh tahun
untuk menghindari bencana luar biasa yang membawa planet bumi kepada pengrusakan termasuk
iklim cuaca, banjir, masa kekeringan, wabah dan gelombang panas mematikan melebihi apa pun
yang pernah kita alami Global warming akan dirasakan seluruh dunia tanpa terkecuali: Afrika akan
mengalami kekeringan, Asia akan mengalami banjir, Amerika akan mengalami badai dan tornado,
serta seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya air laut. Penelitian dari para ahli yang
dilakukan di wilayah Greenland memperlihatkan bahwa siklus bumi terjadi perubahan tiap tahunnya
dari ribuan tahu yang lalu. Namun perubahan yang mencolok pada iklim bumi terjadi dalam sepuluh
tahun terakhir yang terus meningkat tanpa adanya penurunan. Laporan dari IPCC tekait dengan
perubahan iklim adalah mengenai semakin meningkatnya panas atmosfir yang meningkat dari 1,4
derajat celcius menjadi 5,8 derajat celcius di akhir abad 21 .
Anacaman lain yang lebih besar adalah mulai mencairnya es di wilayah Alaska, Greenland, Kutub
Utara dan daearah Antartika. Padahal fungsi es ini sangat penting bagi keseimbangan iklim dan
cuaca bumi yang menentukan kesehatan lingkungan kita dan juga sebagi pemantul dari radiasi
matahari serta tempat tinggal bagi satwa seperti beruang, anjing laut dan penguin. Semua ini akan
menghancurkan Bumi dan diperkirakan 100 juta orang lebih bisa terancam. Hal ini tidak terasa oleh
manusia karena manusia semakin terbiasa dengan keadaan yang ternyata dapat menghancurkan
kehidupan makhluk hidup. Ada analogi menarik yang dipaparkan dalam film ini. Seekor kodok
dimasukkan dalam air mendidih, ia akan segera melompat kembali keluar karena tiba-tiba
merasakan kondisi berbeda. Namun, bila kodok dimasukkan dalam air yang normal kemudian
perlahan-lahan air itu dipanaskan, kodok itu tak akan melompat keluar. Ini sama dengan manusia
yang tidak merasa khawatir akan pemanasan Bumi, padahal Bumi terancam.
Pemanasan Global adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (GRK) terutama karbon
dioksida CO2, gas metan CH4 dan nitrous oksida N2O yang diakibatkan oleh pembakaran bahan
bakar dari fosil, penggundulan hutan dan praktek pertanian sedangkan perubahan ini ditandai
dengan melimpahnya hujan di atas rata-rata saat musim hujan dan kemarau yang berkepanjangan
pada musim panas . Pemanasan merupakan keadaan di mana suhu atmosfer bumi meningkat,
sehingga es di kutub mencair. Suhu atmosfer bumi bisa meningkat karena efek rumah kaca
(greenhouse effect). Karena jumlah gas-gas rumah kaca (misalnya karbondioksida, metana, dll) di
atmosfer melebihi batas, mereka menahan panas matahari yang masuk sehingga suhu di bumi
semakin lama semakin meningkat.
Gore memperkirakan perubahan yang besar yang terjadi ini setelah jumlah kondisi emisi karbon di
bumi semakin banyak. Hal ini terjadi setelah banyak Negara melakukan revolusi industri, kegiatan
pertambangan pada bahan energi dan mineral serta perambahan hutan guna kepentingan ekonomi.
Kegiatan ini terjadi berlangsung dalam waktu lama tanpa ada upaya penyeimbangan yang
berkelanjutan dari Negara-negara yang melakukan kegiatan tersebut.
Gore kemudian membahas mengenai dampak dari global warming yaitu ancaman kepunahan
berbagai macam hewan-hewan besar, aves, amphibi maupun biota laut. Fluktuasi temperatur yang
terjadi saat ini mengakibatkan perubahan iklim dan membawa dampak pada kemampuan satu
spesies untuk hidup dihabitat asli mereka dan semakin terancaman kepunahan bagi banyak spesies.
Kemudian film tersebut memberikan penjelasan bahwa masih ada harapan dan kemungkinan untuk
hidup terus di Bumi, yaitu dengan melakukan perubahan kecil yang dimulai dari diri sendiri sampai
dengan langkah global. Kepentingan dari penghentian efek global warming telah menjadi hal yang
sangat penting sebagai tanggung jawab dan kepentingan bersama sebagai langkah untuk mencegah
dan mengurangi efek dari pemanasan global yang tidak lain telah disebabkan oleh perilaku manusia.

Prolematika
Dampak Pemanasan Global:
1. Iklim mulai tidak stabil. Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga
dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca
yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma.
2. Peningkatan permukaan laut.
3. Suhu global cenderung meningkat. Beberapa Negara mungkin akan mendapat keuntungan dari
lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Namun, di lain pihak, lahan pertanian
tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun
yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum
puncak bulan-bulan masa tanam.
4. Gangguan ekologis. Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies
yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian
mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.
5. Dampak sosial. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke
tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi
mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain. Contoh lain yaitu kekeringan dan
kebakaran. Kekeringan yang berkepanjangan akan memperbesar kemungkinan kebakaran dalam
suatu tempat.

Solusi Problematika
Tindakan yang bisa kita lakukan dalam mengendalikan global warming dimulai dari langkah-langkah
sederhana yang bisa kita lakukan, seperti:
1. Membeli produk-produk yang bisa didaur ulang karena dapat mengurangi pencemaran.
2. Berjalan kaki saat bepergian jika jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh.
3. Membawa tas sendiri untuk barang belanjaan sehingga mengurangi penggunaan kantong plastik.
4. Membuang sampah pada tempatnya.
5. Mematikan lampu jika tidak diperlukan.
6. dll
Kemudian langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk kepentingan agregat dalam mengendalikan
pemanasan global, diantaranya:
1. Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan
cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui
fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya.
2. Menerapkan pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya bagaimana melestarikan
lingkungan dan pencegaham global warming.
3. Penggunaan sistem AMDAL bagi kegiatan pembangunan yang terkait dengan kelestarian
lingkungan.
4. Pembatasan emisi buang kendaraan di jalanan.
5. Reboisasi hutan.
6. Menjaga dan melindungi kelestarian ekosistem hutan.
7. Menjaga dan melindungi ekosistem laut dan terumbu karang.
8. Pencegahan pergantian penggunan lahan hutan lindung untuk kegiatan manusia yang bersifat
ekonomis.
9. Pencegahan pestisida dan bahan-bahan kimia bagi produk pertanian.
10. Pengelolaan limbah secara baik dan benar.
11. Melaksanakan pelestarian lingkungan antara Negara industri dengan Negara berkembang
terutama untuk merawat lingkungan dalam kaitannya mencegah global warming.
12. Komitmen bersama melaksanakan Protol Kyoto secara mengglobal. Protol Kyoto merupakan
salah satu kerjasama untuk pengurangan karbondioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar.
Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun
1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah
gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang
mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang
dikenal dengan Protokol Kyoto.
Jan
3

An Inconvenient Truth
Planet Bumi dihuni oleh jutaan manusia memiliki lapisan tipis yang disebut dengan atmosper.
Lapisan ini melindungi bumi dari sinar langsung matahari ke permukaan bumi. Atmosper
memiliki komposisi yang sangat mudah untuk berubah dengan bertambahnya beberapa zat
dari bumi seperti CO2 yang juga merupakan salah satu gas rumah kaca. Perubahan komposisi
pada atmosper ini menyebabkan berubahnya fungsi yang dijalankan oleh atmosper tersebut.

Sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi, sebagian besar dipantulkan kembali dan
sebagian lagi diserap bumi sehingga suhu bumi menjadi hangat. Hal ini yang menyebabkan
bumi dapat didiami oleh manusia. Fungsi atmosper menahan sebagian sinar matahari tersebut
agar bumi tetap hangat dalam skala yang normal. Namun dengan adanya perubahan
komposisi dari atmosper, sinar matahari yang tertahan menjadi lebih banyak sehingga suhu
bumi akan semakin hangat bahkan menjadi lebih panas. Proses ini juga disebut dengan efek
rumah kaca dimana seperti diketahui bahwa rumah kaca yang dibangun dalam kegiatan
persemaian diperuntukkan agar suhu ruangan dalam persemaian tersebut dapat dikontrol.

Perubahan komposisi atmosper ini banyak disebabkan oleh meningkatnya beberapa gas di
atmosper. Gas-gas ini sering disebut dengan gas rumah kaca. Selain karbondioksida (yang
merupakan unsur paling banyak mempengaruhi komposisi atmosper) juga ada gas-gas
lainnya seperti metana, nitrous oxide, sulfur hexafluorida, HFCs. Peningkatan kadar gas-gas
ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batu bara, minyak bumi) yang terjadi
di muka bumi. Penggunaan energi dari bahan bakar tersebut untuk mobil, kulkas, industri;
kebakaran dan penebangan hutan merupakan penyumbang utama peningkatan gas-gas rumah
kaca pada atmosper.

Berdasarkan data pengukuran tingkat CO2 di permukaan bumi yang dilakukan oleh Prof.
Revelle, menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat peningkatan dan penurunan kadar CO2.
Hal ini dapat dijelaskan dengan menghubungkan beberapa musim di beberapa bagian bumi.
Musim ini mempengaruhi tumbuhan dalam menyerap dan mengeluarkan gas CO2. seperti
diketahui bahwa dalam proses fotosintesinya, tumbuhan menyerap CO2 untuk memproduksi
makanannya dan mengeluarkan O2.
Namun pengukuran kadar CO2 ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebelum masa
industri tercatat kadar CO2 adalah 280 ppm. Namun pada tahun 2005, kadar CO2 ini
meningkat menjadi 381 ppm.

Peningkatan suhu permukaan bumi menyebabkan banyak perubahan pada beberapa lokasi di
dunia. Hilangnya lapisan es (glasier) pada puncak gunung Kilimanjaro, taman nasional
Glasier, Columbia Glasier di Alaska dan masih banyak lagi lokasi yang dulunya terdapat
lapisan es, kini semakin berkurang bahkan hilang. Bahkan di Himalayan Glasier yang
merupakan sumber air bagi 40% penduduk dunia menjadi berkurang setiap tahunnya.

Tahun 2005 merupakan tahun terpanas yang tercatat dalam pengukuran temperatur bumi.
Pada tahun ini pula tercatat banyak peningkatan suhu antara 98 0F – 117 0F yang terjadi pada
beberapa kota di Amerika.

Selain pada permukaan bumi, suhu pada permukaan laut juga mengalami peningkatan. Hal
ini menyebabkan meningkatnya kekuatan angin sehingga menabahnya kekuatan badai yang
terjadi. Adanya badai dengan kekuatan yang sangat besar ini menyebabkan terjadi berbagai
kerusakan, jatuhnya korban luka dan meninggal, kerugian ekonomi dan lainnya. Juga
menyebabkan banjir besar di beberapa tempat.

Peningkatan suhu permukaan laut ini disebabkan oleh penyerapan panas sinar matahari oleh
laut itu sendiri. Hal ini juga menyebabkan mencairnya es yang ada di permukaan laut. Ini
terjadi di Arctic dan Antatika. Dengan mencairnya pemukaan es ini menyebabkan
meningkatnya ketinggian permukaan air laut. Yang membawa dampak lebih jauh pada
lokasi-lokasi sepanjang garis pantai. Di beberapa bagian dunia, terutama kota yang terletak di
tepi pantai akan tenggelam. Sehingga peta dunia harus digambar ulang.

Penduduk dunia yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan akan energi dan
pemanfaatan sumber daya alam juga meningkat. Kebutuhan akan lahan sebagai tempat hidup
menjadi alasan utama dalam pembukaan dan perubahan lahan dan hutan. Pembukaan hutan
dengan membakar semakin menambah kontribusi karbon di atmosper. Ini merupakan
kebiasaan manusia yang didukung oleh tehnologi yang telah usang. Sehingga bisa ditebak
konsekuensi dari tindakan tersebut. Namun dengan adanya tehnologi baru yang ramah
lingkungan diharapkan dapat mengurangi konsekuensi pada perubahan kondisi lingkungan.

Kegiatan manusia selama ini telah banyak memperngaruhi kondisi alam, terutama perubahan
komposisi gas di atmosper. Banyak negara di dunia yang menjadi kontributor karbon utama
seperti Amerika Serikat (30,3%); Eropa (27,7%); Rusia (13,7%); Jepang (3,7%); Kanada
(2,3%); Timur Tengah (2,6%); Africa (2,5%); Asia (12,2%); Amerika Tengah dan Selatan
(3,8%); Australia (1,1%).

Keinginan masyarakat dunia untuk berupaya mengurangi terjadinya pemanasan global


dilakukan dengan menekan negara-negara kontributor utama gas rumah kaca untuk segera
mengurangi produksi gas rumah kacanya. Hal ini dituangkan dalam Kyoto Protocol. Sudah
132 negara merafikasi protokol ini. Dan tinggal 2 negara yang belum merafikasinya yaitu
Amerika Serikat dan Australia. Menurunkan emisi karbon yang dihasilkan oleh Amerika
Serikat harus segera dilakukan karena merupakan kontributor utama dalam penghasil karbon
di dunia (30,3%).

Selain itu terdapat pula upaya lain yang juga bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca. Melalui Chicago Carbon Exchange (CCE), upaya pengurangan emisi karbon
diupayakan bukan hanya sesuatu yang diimpikan saja tetapi lebih kepada implementasi dan
untuk lebih menguntungkan. Artinya nilai emisi carbon yang ada dapat diperdagangkan
secara lebih mudah. CCE ini tidak hanya bisa diikuti oleh negara-negara penghasil carbon
saja tetapi juga perusahaan besar yang berpotensi dalam menghasilkan carbon.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menekan terjadinya pemanasan global, seperti
penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan, seperti tenaga matahari (solar panel),
tenaga angin, tenaga panas bumi; penggunaan mobil berbahan bakar hidrogen; penggunaan
lampu fluorescent; menghemat energi; mendaur ulang bahan-bahan yang masih bisa dipakai;
menanam banyak tanaman di lingkungan sekitar dan masih banyak lagi usaha yang bisa
dilakukan.
(tulisan ini merupakan resume film An Inconvenient Truth karya Al Gore)
Posted 3rd January 2008
An Inconvenient Truth adalah sebuah film dokumenter tentang pemanasan global. Film ini
juga menceritakan sisi laind dari Al Gore, mantan wakil presiden Amerika Serikat pada era
Bill Clinton. Film ini mencetak rekor pendapatan pada hari pertama untuk sebuah film
documenter. Dan merupakan film dokumenter terlaris ketiga di Amerika Serikat setelah
Fahrenheit 9/11 dan March of the Penguins.

Topik ilmiah pemanasan global sudah tidak membosankan bagi kebanyakan orang. Al Gore
mampu menyajikan topik baik dan mudah dicerna orang awam.

Dalam urusan pemanasan global, Amerika Serikat adalah negara yang 'kontribusi'-nya paling
banyak, tak kurang dari 25% produksi karbondioksida dunia berasal dari Amerika Serikat.
Salah satu penyebabnya adalah di sana isu pemanasan global masih saja menjadi polemik,
antara lain akibat pemberitaan yang tidak berimbang di media massa serta lobi politis dari
pihak-pihak yang tidak pro lingkungan. Al Gore yang juga merangkap sebagai salah satu
direktur Apple Corporation dan penasihat Google ini dapat menjelaskan dengan baik bahwa
pemanasan global sedang terjadi dan hal tersebut berbahaya bagi masa depan umat manusia.

Gore memberi contoh misalnya volume gletser yang menurun di berbagai tempat di dunia,
badai Katrina, rata-rata suhu yang panas di berbagai kota di dunia, bencana kekeringan,
penipisan es di Artik, serta luas daratan yang berkurang jika es di Antartika atau Greenland
mencair.

Dalam beberapa kesempatan, Gore juga menceritakan kehidupan pribadinya, bagaimana hal-
hal yang terjadi pada kehidupannya membuat beliau menjadi seorang pejuang lingkungan.
Pertama kali Gore mengetahui pemanasan global adalah dari Roger Revelle, pengajarnya
sewaktu kuliah dan salah satu orang yang pertama kali mempelajari pemanasan global.

Gore juga menceritakan rasa frustasinya ketika menghadapi senat Amerika Serikat,
sebelumnya dia yakin jika kongres akan sama-sama terkejut jika mengetahui fakta
pemanasan global, tetapi kenyataannya tidak sama sekali. Dan setelah kekalahan tipisnya dari
George W. Bush pada pemilu Amerika Serikat, Gore memilih untuk pergi dari kota ke kota
untuk membicarakan isu lingkungan.

Umat manusia hidup dalam bom waktu. Jika mayoritas ilmuwan di dunia ini benar, maka
manusia hanya mempunyai waktu sepuluh tahun untuk menghindari bencana luar biasa yang
membawa planet bumi kepada pengrusakan termasuk iklim cuaca, banjir, masa kekeringan,
wabah dan gelombang panas mematikan melebihi apa pun yang pernah kita alami

Jika itu nampak seperti ramuan masa suram dan malapetaka – pikirkan kembali. Inconvenient
Truth menuangkan argumen persuasif dan mempesona Al Gore yang tidak dapat lagi kita
berikan untuk menggambarkan situasi global sebagai persoalan politik - nampaknya,
merupakan tantangan moril terbesar terhadap peradaban global manusia

Anda mungkin juga menyukai