OLEH :
TAHUN 2017
1. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak
usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat
menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang
tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum
kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan
pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang
layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan
membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi
menarik. Sebab itu, beliau disebut Bapak Personal Manajemen Modem. Owen lebih banyak
memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah
sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur
untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara
terbuka.
3. Hemy L. Gantt (1861 - 1919). Seperti Taylor, Hemy L. Gantt mengemukakan gagasan-
gagasan (1) kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen, (2)
seleksi ilmiah tenaga kerja, (3) sistem insentif (bonus) untuk merangsang produktivitas,
dan (4) penggunaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci. Kontribusinya yang terbesar
adalah penggunaan metoda grafik, yang dikenal sebagai "bagan Gantt" ( Gantt Chart ),
untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi. Teknik-teknik scheduling modern
dikembangkan atas dasar metoda scheduling produksi dari Grant.
4. Harrington Emerson (1853 - 1931). Pemborosan dan ketidak-efisienan adalah masalah-
masalah yang dilihat Emerson sebagai penyakit sistem industri. Oleh sebab itu Emerson
mengemukakan 12 (dua belas) prinsip-prinsip efisiensi yang sangat terkenal, yang secara
ringkas adalah sebagai berikut :
1. Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang dilakukan masuk akal
3. Adanya staf yang cakap.
4. Disiplin.
5. Balas jasa yang adil.
6. Laporan-laporan yang terpercaya, segera, akurat, sistem informasi dan akuntansi.
7. Pemberian perintah - perencanaan dan pengurutan kerja.
8. Adanya standar-standar, skedul-skedul, metoda dan waktu setiap kegiatan.
9. Kondisi yang distandardisasi.
10. Operasi yang distandardisasi.
11. Instruksi-instruksi praktis tertulis yang standar.
12. Balas jasa efisiensi - rencana insentif.
PERILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang
perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :
1. Abraham Maslow yang mengemukakan adanya "hirarki kebutuhan" dalam
penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
2. Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y nya.
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan kisi-
kisi manajerial (managerial grid).
5. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara ekstensif
mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1: exploitif-otoritatif sampai sistem 4 :
partisipatif kelompok.
6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepefnimpinan.
7. Chris A. yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan
budaya.
8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-
lainnya.
9. Hampir semua gagasan yang dikemukakan tokoh-tokoh di atas akan dibahas lebih
terperinci dalam bab-bab selanjutnya di belakang.
2. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur, prinsip).
3. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan
secara hati-hati.
4. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan
harus sesuai dengan situasi.
Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah :
1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan
organisasi.
2. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-
konsep manajemen.
3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan
untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai
kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.
6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian
positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.
ALIRAN KUANTITATIF
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi (operations
research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses team-team riset
operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer
elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya, teknik-teknik riset operasi menjadi
semakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan. Prosedur-prosedur riset
operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science.
Teknik Manajemene science digunakan dalam kegiatan penganggaran moal, manajemen aliran kas,
scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber
daya manusia, penjagaan tingkat persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan teknik-
teknik untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu
manajer dalam kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
7. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.