Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas rahmat dan hidayah Tuhan yang Maha Kuasa kami dapat
menyelesaikan tugas Pengantar Teknologi dan Informasi dengan penuh
kelancaran. Kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Wiwin Hartanto,S.Pd.,M.Pd dan Ibu Rully Putri Nirmala
Puji,S.Pd.,M.Ed selaku dosen mata kuliat PTI.
2. Orangtua kami yang selalu mendoakan dan mendukung dalam proses belajar
kami di Universitas jember ini
3. Teman-teman yang telah membantu guna memberikan kelancaran dalam
penyelesaian tugas ini.
Makalah yang penulis susun berjudul Meningkatkan Peran Akuntan
Indonesia Era Globalisasi yang di dalamnya terdapat Definisi Teknologi
Pendidikan, Pemanfaatan Teknologi dan Pembelajaran, Hubungan antara
teknologi dengan proses belajar mengajar dan implementasi penerapan teknologi
dan pembelajaran.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, demi kesempurnaan makalah ini
kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah kami
lebih baik kedepannya.
Jember, 15 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
1.
DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1. Kondisi Tenaga Akuntan di Indonesia ................................................... 2
2.2. Hal-hal yang perlu dipersiapkan akuntan dalam meningkatkan daya
saing ........................................................................................................ 6
2.3. Kebijaksanaan dalam meningkatkan mutu pendidikan akuntansi .......... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
Kesimpulan .................................................................................................. 11
Saran ............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
DAFTAR TABEL
TABEL 1 .................................................................................................................. 3

iii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 ............................................................................................................... 5

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perdagangan barang dan jasa cenderung meningkat sekitar tahun 1980,
sebagai akibat timbulnya revolusi transportasi, telekomunikasi dan travel yang
disebut dengan Revolution Triple T. Peningkatan perdagangan tersebut terjadi
baik antar negara maju, antar negara berkembang maupun antara kedua negara
maju dan berkembang. Keter-bukaan dunia atau globalisasi yang sedang terjadi
dewasa ini, sebagai hasil Triple T, mengakibatkan semakin banyaknya kegiatan
pelaku-pelaku ekonomi disemua bidang kehidupan, yang bergerak dengan cepat
dan semakin komplek. Dengan sistem globalisasi berarti banyak peristiwa
diperbagai negara menjadi sorotan mass media internasional, yang segera dapat
dikomunikasikan dengan cepat tanpa mengenal batas waktu dan tempat.
Dorojatun (1995) menyatakan globalisasi yang berintikan keterbukaan telah
mangaburkan struktur serta batas-batas tradisional baik dari sektor-sektor
ekonomi, industri maupun antar negara. Selanjutnya dikatakan, kompetisi diantara
industri dan di antara negara yang semakin meningkat menimbulkan fenomena
yang disebut “ Mega-Competition atau Economic Earthquake “ yang dapat
disamakan dengan peristiwa revolusi industri abad 18.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Kondisi Tenaga Akuntan di Indonesia
1.2.2. Hal-hal yang perku dipersiapkan akuntan Indonesia dalam meningkatkan
daya saing
1.2.3. Kebijaksanaan dalam meningkatkan mutu pendidikan akuntansi
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui Kondisi Tenaga Akuntan di Indonesia
1.3.2. Untuk mengetahui Hal-hal yang perku dipersiapkan akuntan Indonesia
dalam meningkatkan daya saing
1.3.3. Untuk mengetahui Kebijaksanaan dalam meningkatkan mutu pendidikan
akuntansi

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Kondisi Tenaga Akuntan di Indonesia


Akuntansi sebagai suatu alat yang sangat berpengaruh terhadap
perhitungan-perhitungan ekonomi, baik tehnik maupun melakukan penetrasi
melampaui batas-batas negara bergerak sepanjang jalur, yang dibangun oleh
operasi perdagangan dan pola politik dan tidak pernah akuntansi itu merupakan
suatu fenomena murni (Hadori Yunus, 1998). Pernyataan diatas berarti bahwa
informasi akuntansi dengan segala perangkatnya, punya pengaruh terhadap
negara-negara tertentu tanpa mengakibatkan adanya konflik dibidang ekonomi
maupun politik. Di Indonesia perkembangan akuntansi dipengaruhi oleh beberapa
kondisi antara lain kondisi politik, sosial, ekonomi dan hukum. Dibidang politik
dan sosial dengan meningkatkan kesadaran warga negara untuk berpolitik, yang
ditandai dengan tuntutan semakin transparannya regulator dibidang politik dan
sosial mendorong berkembangnya profesi akuntan. Dibidang ekonomi dengan
dengan berbagai upaya pemerintah mengan-tisipasi proses globalisasi sektor
ekonomu yang ditandai dengan berdirinya GATS, WTO,APEC,NAFTA,AFTA,
merupakan fenomena liberalisai ekonomi dan bisnis. Kebijaksanaan dibidang
ekonomi tersebut merupakan tantangan dan peluang yang cukup besar bagi
profesi akuntan di Indonesia untuk tumbah dan berkembang Dibidang hukum
dengan diberlakukannya Undang Undang tentang Perseroan Terbatas (UU No.1
tahun 1995), Undang Undang tentang Pasar modal (UU No.8 Tahun 1995) serta
sedang di prosesnya Rancangan Undang Undang Usaha Kecil menjadi Undang
Undang memberi tantangan dan peluang bagi akuntan dalam melaksanakan
profesinya. Semua kebijaksanaan pemerintah dibidang politik,sosial,ekonomi dan
hukum seperti diuraikan diatas mendorong akuntan Indonesia untuk bertindak
secara fair,efisien,likuid dan transparan dalam arti adanya perlakuan non
deskriminatip terhadap semua pihak. Pendidikan tinggi dibidang akuntansi, harus
bersudut pandang pada perkembangan perusahaan multinasional. Akuntan publi
domestik harus dapat bekerja lebih profesional dan mandiri, bila tidak laporan
keuangan perusahaan multinasional di Indonesia nantinya akan dikuasasi olh

2
Akuntan Publik asing yang dapat membuka perwakilannya di Indonesia tanpa
harus berkorespondensi dengan Akuntan publik domestik.
Perkembangan penyebaran, Jumlah KAP dan Akuntan Publik sampai bulan
Januari 1998 seperti tampak pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1

No. Kota Propinsi Bentuk Usaha Jumlah Jumlah Jumlah

Sendiri Kerja KAP Kantor Akuntan

sama Cabang Publik

1 Banda Aceh D,I.Aceh 5 2 7 - 9


2 Medan Sumut 27 5 32 2 59
3 Pakan Baru Riau 1 0 1 4 1
4 Batam Riau 0 0 0 2 0
5 Padang Sumbar 2 1 3 3 6
6 Bengkulu Bengkulu 1 1 1 0 0
7 Palembang Sumsel 7 1 8 1 12
8 Pangkal Pinang Sumsel 0 0 1 0 0
9 Bandar Lampung Lampung 3 0 3 0 3
10 DKI Jaya DKI Jaya 169 88 12 3 438
11 Bandung Jabar 17 10 27 4 51

12 Semarang Jateng 6 3 9 3 17

13 Surarakarta Jateng 0 1 5 1 10

14 Yogyakarta DI.Yogya 7 0 7 1 7

15 Surabaya Jatim 31 15 46 13 78

16 Malang Jatim 0 2 6 2 11

17 Jember Jatim 0 0 1 0 1

18 Denpasar Bali 7 1 8 1 15

19 Samarinda Kaltim 2 0 2 0 2

20 Banjarmasin Kalsel 2 0 2 1 2

21 Pontianak Kalbar 5 0 5 0 5

22 Ujung Pandang Sulsel 4 1 5 1 8

23 Menado Sulut 1 1 2 0 4

TOTAL 297 132 193 42 740

3
Akuntan Manajemen yang bekerja pada perusahaan nasional maupun
internasional perkembangan profesionalismenya belum seperti yang diharapkan.
Profesi akuntan manajemen sebagai suatu asosiasi belum nampak berperan,
mereka lebih banyak mangatas namakan individu daripada kelompok, keberadaan
akuntans manajemen belum measyarakat. Upaya meningkatkan mutu anggota
juga belum nampak, hal ini terbukti dengan jarangnya mereka menyelenggarakan
pelatihan manajerial, seminar seminar, lokakarya serta bentuk-bentuk peningkatan
mutu profesi akuntan manajemen lainnya.
Akuntan Pemerintah yang bekerja pada instansi pemerintah pengembangan
profesinya juga perlu ditingkatkan. Koordinasi dengan bidang riset dan
pengembangan pendidikan, dan latihan kurang menonjol. Pengembangan
organisasi, hubungan antar lembaga, dalam upaya menyusun standar profesi
akuntan pemerintah belum nampak, Demikian pula hubungan dengan profesi
akuntan lainnya juga belum terasa manfaatnya.
Akuntan pendidik yang bekerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi
belum dapat menampilkan profesi akuntan mandiri. Hubungan kerja dengan
lembaga-lembaga strategis yang relevant seperti konsorsium Ilmu Ekonomi,
Lembaga Kerja Sama Perguruan Tinggi Akuntansi Swasta, dan BUMS, BUMN
serta koperasi untuk memajukan pendidikan Akuntansi di Indonesia relatif kurang
dilakukan. Up Grading Dosen Akuntansi dalam bidang Informatika, akuntan
manajemen serta audit manajemen, dalam upaya mempertahankan dan
meningkatkan daya saing, dan rasa percaya diri terhadap profesinya belum
dilakukan secara optimal.
Dengan berkembangnya perusahaan jasa, dagang dan industri, serta
dibutuhkannya dana untuk pengembangan perusahaan, keberadaan pasar modal
sangat diperlukan. Kebutuhan Akuntan Publik untuk memberikan jasanya juga
semakin meningkat dari 740 akuntan publik aktif dan 433 akuntan publik
terdaftar, sebagian besar berada di Jakarta, dan selebihnya tersebar pada 23 kota.
Perbedaan yang ekstrim ini pada gilirannya akan menghambat perkembangan
perusahaan pada kota-kota di luar Jakarta.

4
4 3
1 Ket. : 1. KAP. Prasetia Utomo & Co = 50 %

2 2. Hans Tuanakotta & Mustofa = 28,26 %


3. Hanadi Sujendro & Co= 10,87 %
4. KAP – KAP lain = 10 %
Gambar 1

Perusahaan yang go publik memberikan penugasan jasa akuntansi


sebagian besar kepada 3 KAP-KAP diatas karena kurang mantapnya KAP kecil 3
KAP. Sumber ketidak percayaan dunia usaha, dengan Kantor Akuntan Publik
yang oleh Wahyudi Prakarsa (1996) disebut sumber kemerosotan citra akuntan,
timbul karena empat kesenjangan perseptual yaitu :
1. Kesenjangan Harapan.
2. Kesenjangan Ragam Jasa.
3. Kesenjangan Persaingan Intraprofesional.
4. Kesenjangan Ambiguitas.
Kesenjangan harapan timbul karena adanya perbedaan persepsi antara
profesi akuntan publik dan masyarakat tentang peran dan tugas serta tanggung
jawab auditor. Kesenjang-an dalam ragam jasa yang ditawarkan timbul karena
adanya konflik antara jasa atestasi yang diberikan auditor independen dengan
jasa-jasa lain yang ditawarkan Kantor Akuntan Publik. Dengan adanya perubahan
lingkungan pasar memaksa kantor-kantor Akuntan Publik melakukan diversifikasi
usaha, seperti perpajakan, manajemen, sumber daya manusia, appraisal service,
yang aktivitasnya akteritasnya makin menyimpang dari usaha pokok akuntan
publik.

5
2.2. Hal-hal yang perlu dipersiapkan akuntan dalam meningkatkan daya
saing
Pemberlakuan kawasan perdagangan bebas AFTA dan APEC diawali
dengan rangkaian perdagangan antar negara anggota baik di Asia, Eropa maupun
Amerika termasuk Indonesia. Pada saat AFTA dan APEC diperlukan, Indonesia
sudah harus siap untuk berkompetisi dengan negara negara maju disektor
perdagangan barang dan jasa dimana perdagangan jasa salah satunya disediakan
oleh profesi akuntansi. Untuk mengantisipasi hal hal diatas profesionalisma
akuntan Indonesia dituntut semakin tinggi ,untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat baik masyarakat domestik maupun masyarakat internasional.
a. Akuntan Publik
Untuk dapat berakses dalam globalisasi, Akuntan Publik Indonesia perlu
menyiapkan dan meningkatkan kemampuannya agar sebanding dengan Akuntan
Publik Asing. Akuntan Publik Indonesia harus mempunyai kesempatan yang
cukup dibidang audit meliputi pemahaman Standar Profesional Akuntan Akuntan
Publik (SPAP), pemahaman atas audit dalam lingkungan proses data elektronik,
pemehaman atas aturan aturan disclosure dari Bapepam,pemahaman atas berbagai
transaksi keuangan yang relatip masih baru di Indonesia seperti merger, akuisisi,
franchise, leasing dan sebagainya. Keahlian minimum yang harus dimiliki
Askuntan Publik atau stafnya dalam melaksanakan audit dilingkungan PDE
adalah :
1. Pengetahuan dasar dasar komputer dan fungsu komputer secara umum.
2. Pengetahuan dasar tentang sistem operasi dan perangkat lunak.
3. Pemahaman tentang tehnik pengolahan file dan struktur data.
4. Kemampuan bekerja dengan perangkat lunak audit.
5. Kemampuan mereview sistem dokumentasi.
6. Pengetahuan dasar tentang pengendalian PDE untuk mengidentifikasikan
dan mengevaluasi dampak penggunaan PDE terhadap satuan usaha.
7. Pengetahuan yang memadai dalam pengembangan danm perancangan audit
serta supervisi pelaksanaan audit dalam lingkungan PDE.

6
8. Pemahaman dinamika perkembangan dan perubahan sistem serta program
dalam suatu satuan usaha.
Akuntan publik disamping penguasaaan bahasa asing merupakan syarat
mutlak ma penguasaaan tahnologi informasi (TI) juga merupakan kebutuhan yang
utama, karena dengan menguasai TI Akluntan Publik akan dapat bertahan dalam
kancah persaingan global. Akuntan Publik baik secara mandiri maupun secara
bersama sama melalui organisasi harus selalu meningkatkan profesionalitasnya
sehingga masyarakat pengguna jasa akuntan publik merasa puas.

b. Akuntan Manajemen
Dalam era globalisasi ekonomi akan terjadi arus dana, barang dan jasa
dapatb secara luas melintasi batas negara WTO. Akuntan Indonesia termasuk
akuntan manajemen dapat berperan bersama pengusaha nasional dalam
persaingan global. Pemahaman terhadap Standar akuntansi keuangan, standar
audit serta standar laporan keuangan secara internasional sangat diperlukan sekali.
Akuntan manajemen perlu mamperhatikan, memperhitungkan, dan menganalisis
adanya fluktuasi kurs valuta asing, perkembangan tingkat inflasi, dan tingkay
bunga, peraturan perundan undangan yang berlaku di pasar uang, pasar modal dan
laklu lintas devisa ,sistem perpajakan dan bea cukai yang berlaku di manca
negara.

c. Akuntan Pemerintah
Dengan berkembangnya tuntutan jaman badan usaha sektor swasta maupun
sektor publik dituntut menyajikan informasi keuangan untuk pertanggung jawaban
manajemen. Pada sektor publik agar kegiatan kegiatan unit pemerintahan dapat
dipertanggung jawabkan kepada rakyatnya maka akuntan pemerintah
berkewajiban menilai pertanggung jawaban sektor publik. Akuntan pemerintah
harus menguasai akuntansi dan audit pemerintahan serta audit perusahaan karena
lingkup keuangan neraca juga meliputi BUMN dan BUMD. Akuntan pemerintah
harus mempunyai kemnampuan menilai apakah ketaatan terhadap hukum,

7
peraturan dan keputusan yang berhubungan dengan keuangan telah dilaksanakan
sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

d. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik harus mampu melakukan transfer of knowledge kepada
mahasiswanya, karena tenaga dan otak para lulusan pendidikan akuntansi
merupakan produk yang digunakan dalm proses produksi lebih lanjut.
Sebagai pendidik ,akuntan pendidik mengemban misi selain yang
diperolehnya ,juga misi pada pendekatan pemasaran yaitu keputusan para pemakai
lulusan serta misi pendekatan masyarakat yaitu kepuasan dan kebanggaan bangsa
dan negara karena hasil pendidikan dapat dijual secara global. Untuk mencapai
ketiga misi seperti disebuitkan diatas akuntan pendidik, harus berpengalaman
dalam bidang pendidikan dan pengajaran, mengahsilkan riset akademik dan
pengabdian pada masyarakat yang berbobot (tri dharma perguruan tinggi).
Kapabilitas pengetahuan dalam era globalisasi yang semakin pendek ,bagi
akuntan pendidik merupakan dorongan untuk mengadakan perubahan strategi
proses pendidikan dan pengajaran akuntansi dari knowledgw acquition ke
learning to learn. Perubahan strategi tersebut menurut Wahyudi (1996) akan
memiliki holisontik yang kokoh sebagai rujukan dalam proses belajar mengajar,
agar dapat mentransformasikan peserta didik menjadi lulusan yang lebih utuh
sebagai manusia dan memiliki kapabilitas untuk belajar secara berkelanjutan.
Pendidikan bekelanjutan dimaksud diantaranya pendidikan akademik strata satu
(S1) STRATA dua (S2) dan strata tiga (S3) yang didasari oleh tiga komponen
pendidikan yaitu komponen ketrampilan, keahlian, pengetahuan dan orientasi
profesional.

2.3. Kebijaksanaan dalam meningkatkan mutu pendidikan akuntansi


Untuk lebih meningkatkan peran akuntan Indonesia kiranya perlu
memperbaiki pendi-dikan akuntansi,melalui kerjasama pemerintah ,swasta dan

8
asosiasi profesi akuntansi. Pendidikan akuntansi dapat melalui pendidikan formal
dan dendidikan luar sekolah (non formal).
Program S1 adalah dasar untuk pendidikan strata 2 dan starta tiga sebagai
jenjang akade-mik. Untuk memperoleh gelar akademik mahasiswa tiudak perlu
mengikuti pendidikan profesi. Tetapi bagi mahasiswa yang ingin memasuki
profesi akuntan publik setelah lulus S1 akuntansi harus menempuh pendidikan
profesi akuntan publik. Dengan dipisahkannya pendidikan akuntansi untuk jalur
akademik dan jalur profesi tanpa harus dibebani pelajaran – pelajaran lain yang
hanya perlu bagi profesi akuntan publik atau profesi lainnya seperti akuntan
manajemen,akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan profesi profesi lain yang
mungkin akan timbul. Untuk itu lembaga pendidikan akuntansi perlu memiliki
staf pengajar yang memenuhi persyaratan sebagai pendidik. Perlu kiranya
dilakukan rekruitmen secara periodik sehingga diperoleh staf pengajar yang
memiliki latar belakang yang tepat untuk mengantisipasi perkembangan
pendidikan akuntansi.
Dengan pengembangan pendidikan yang diperoleh selain staf pengajar
mampu melak-sanakan proses belajar mengajar dengan baik, staf pengajar juga
dituntut memiliki kua-lifikasi penelitian yang tinggi sehingga mampu
mengembangkan ilmu akuntansi serta memiliki pengalaman aplikasi akuntansi
yang luas. Lembaga pendidikan perlu menyiap-kan gedung pendidikan tempat
proses belajar dan mengajar yang mampu menampung kegiatan perkuliahan yang
baik, yang dilengkapi fasilitas pengajaran seperti white board, over head
projektor, ruang seminar dan ruang diskusi. Untuk melatih ketrampilan
mahasiswa agar mampu menerapkan teori-teori yang dipelajari, dan meningkatkan
skill-nya, lembaga pendidikan perlu menyediakan laboratorium, baik laboratorium
bahasa, laboratorium praktikum akuntansi, auditing dan perpajakan serta
laboratorium tehnologi informasi. Fasilitas ini memungkinkan mahasiswa untuk
latihan perancangan sistem informasi. Perencanaan data base, accounting dan
auditing proses data elektronik.
Demikian pula laboratorium tehnologi informasi dapat dipakai untuk
pekerjaan-pekerjaan pemecahan masalah dibidang statistik, operation research,

9
word processing dan spread sheet. Dalam rangka menghadapi globalisasi,
lembaga pendidikan akuntansi perlu juga kiranya menyesuaikan kurikulum
pendidikan akuntansi menjadi kurikulum sarjana strata satu, dua dan strata tiga
serta kurikulum pendidikan profesi.
Kurikulum pendidikan akuntansi disamping menyesuaikan mata kuliah
tentang akuntansi, harus berkaitan dengan bidang-bidang ilmu yang terkait seperti
ekonomi manajemen, tehnologi informasi yang dapat meningkatkan intellectual,
communication dan interpersonal skill bagi lulusan. Dalam era globalisasi
mendatang agar keberadaan akuntansi Indonesia diakui International ; selain
perubahan sistem dan kurikulum pendidikan akuntansi sedang dan akan
dilaksanakan, profesionalisme akuntan Indonesia harus dapat ditumbuh
kembangkan.

10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA
Dorodjatun Kuntjoro Jakti ; Perencanaan Ekonomi Indonesia Menghadapi Tantangan
Globalisasi , Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar FE UI , Jakarta , Juli
1995.
Fees & Warren ; Accounting Principles ,15 th Edition South Western Publishing
Company, 1989
Hadori Yunus ; Persiapan Profesi Akuntan Dalam menghadapi Liberalisasi
ASEAN , APEC , dan GATT , Paper , Seminar , IAI Denpasar , Bali 1995.
Hilton Ronald . W ; Managerial Accounting , Mc. Graw – Hill , 2 nd Edition ,
1994.
Kartomo Wiryobroto ; Peningkatan dan Pemantapan Peran dan Posisi Profesi
Akuntansi Dalam Lingkungan Yang Berubah , Paper , Konas III , IAI,
Semarang 1996.
-------------------------- ; Ujian Sertifikasi Akuntan Publik Di Indonesia , Paper ,
Seminar IAI SAP KOMDA Jawa Timur , Surabaya 1997.

12

Anda mungkin juga menyukai