Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai fenomena dan menguji

hipotesis dengan bentuk pengaruh setiap konstruk, yaitu sikap, norma subjektif,

persepsi kontrol perilaku, dan kecenderungan resiko terhadap minat berinvestasi

di pasar modal. Konstruk penelitian ini berdasarkan fakta riset. Selain itu,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa pengaruh konstruk dari

variabel independen dan variabel dependen.

Penelitian menggunakan riset kausal untuk menguji hipotesis. Menurut

Sekaran (2009:164) penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan sebab-

akibat antara variabel. Variabel independen penelitian ini, yaitu sikap, norma

subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan kecenderungan resiko dengan minat

beinvestasi sebagai variabel dependen.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa SI Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Pemilihan

mahasiswa SI Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya Malang sebagai populasi penelitian ini dikarenakan mahasiswa

akuntansi sudah menempuh dan memiliki dasar mengenai investasi sehingga

dianggap mahasiswa memiliki gambaran mengenai investasi dan dapat


berpartisipasi dalam melakukan investasi di masa depan. Lokasi penelitian

dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang karena

berdekatan dengan peneliti dan adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti, yaitu

keterbatasan waktu dan biaya. Total mahasiswa yang berstatus aktif pada semester

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Menurut Hartono (2016:98) purposive sampling merupakan metode

pengambilan sampel yang berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sampel penelitian

ini adalah. Alasan peneliti menggunakan metode purposive sampling, yaitu

peneliti menggunakan kriteria tertentu, dan memastikan bahwa responden telah

menempuh mata kuliah manajemen investasi dan pasar modal untuk memudahkan

peneliti dalam pengambilan sampel.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Menurut Agung (2012:59)

data kuantitatif merupakan seluruh data yang terkumpul dari lapangan yang terdiri

dari kumpulan angka.

Sumber data pada penelitian ini menggunakan data primer. Data primer

menurut Sekaran (2009:61) adalah data yang didapatkan pada langsung dari

peneliti yang berkaitan dengan variabel yang digunakan pada penelitian. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil kuesioner yang

dibagikan pada responden.

3.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner dengan metode survei yang disebarkan pada populasi. Metode survei
merupakan metode yang digunakan peneliti untuk mendapat opini responden.

Menurut Sugiyono (2011:199) kuesioner adalah sebuah cara dalam memberikan

pernyataan tertulis kepada responden sebagai pengumpulan data untuk penelitian.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala tipe interval, yaitu skala

likert. Menurut Hartono (2017:81) skala internal merupakan tipe bernilai

klasifikasi, order, dan berjarak. Skala likert menurut Sugiyono (2011:93) dapat

digunakan untuk mengukur pendapat responden mengenai sikap, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Menurut McDaniel

dan Gates (2013:315) skala likert merupakan skala yang bertujuan memberikan

petunjuk mengenai seberapa besar responden setuju atau tidak setuju terhadap

suatu pernyataan. Alasan peneliti menggunakan skala likert lima adalah agar tidak

terjadi bias dan memberikan responden kebebasan untuk memilih sesuai dengan

keinginannya dengan lebih spesifik.

Nilai atau skor untuk setiap jawaban yang dipilih mulai dari paling rendah

yaitu 1 hingga paling, yaitu 5. Adapun berikut skala likert dengan lima pilihan,

yaitu :

1. Sangat tidak setuju

2. Tidak setuju

3. Agak tidak setuju

4. Setuju

5. Sangat setuju
Poin pertanyaan dalam kuesioner merupakan pertanyaan berdasarkan

beberapa penelitian terdahulu, yaitu Philmore & Tracey (2011), Lee (2009), dan

Rochmawati (2013),

Alasan peneliti menggunakan media kuesioner dalam pengambilan data

dikarenakan mempermudah serta mengefisiensikan waktu bagi peneliti dalam

pemgambilan data. Peneliti memberikan kuesioner langsung kepada responden

hingga jumlah responden cukup untuk mewakili populasi penelitian dengan

menggunakan media google form.

3.5 Pilot Test

Pilot test dilakukan sebelum peneliti melakukan penelitian yang

digunakan untuk memastikan tingkat validitas dan relibitas dalam item pertanyaan

pada kuesioner. Menurut Sekaran (2009:). Alasan lain kenapa dilakukan pilot test

adalah untuk memastikan bahwa item-item pertanyaan kuesioner tidak memiliki

arti ganda dan responden dapat memahami arti dari item pertanyaan yang di

ajukan.

3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diukur yang

terdiri dari variabel dependen dan independen. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan

kecenderungan resiko. sedangkan untuk variabel dependen adalah minat

berinvestasi. Berikut ini adalah penjelasan dari variabel-variabel yang akan diukur

sebagai berikut :
3.6.1 Sikap (Attitude)

Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah sikap.

Menurut Ajzen (2006) sikap ditentukan oleh kepercayaan individu terhadap

konsekuensi positif atau negatif dari perilaku yang disebabkan adanya nilai

subjektif seseorang mengenai konsekuensi berperilaku. Penelitian ini

menggunakan konstruk yang diadaptasi dari Davis (1989) dalam Lee (2009) dan

Rochmawati (2013) yaitu sebagai berikut :

1. Ide yang baik (a good idea)

2. Ide yang bijaksana (a wise idea)

3. Memiliki keinginan menggunakan (like the idea)

4. Memberikan kenyamana (pleasant)

5. Ide yang tidak baik.

Berdasarkan indikator-indikator diatas, maka peneliti mengaplikasikan lima

item penyataan variabel sikap dari penelitian Lee (2009) dan menguraikan

menjadi pernyataan dalam kuesioner sebagai berikut :

Tabel 3.1

Variabel Sikap (X1)

No Pernyataan STS TS ATS S SS

A. Ide yang baik (a good idea)

1. Saya berpikir bahwa berinvestasi di


pasar modal merupakan ide yang baik
B. Ide yang bijaksana (a wise idea)

2. Saya berpikir bahwa berinvestasi di


pasar modal merupakan ide yang
bijaksana
C. Memiliki keinginan menggunakan
(like the idea)
3. Menurut pendapat saya, berinvestasi di
pasar modal merupakan hal yang
sangat saya inginkan
D. Memberikan kenyamanan

4. Saya berpikir berinvestasi di pasar


modal memberikan kenyamanan
E. Ide yang tidak baik

5. Saya berpikir bahwa berinvestasi


merupakan ide yang tidak baik.

3.6.2 Norma Subjektif (Subjective Norm)

Variabel independen yang kedua dalam penelitian ini adalah variabel

norma sujektif. Norma subjektif merupakan pandangan orang lain yang memiliki

pengaruh terhadap diri kita akan menjadi pertimbangan bagi individu untuk

menentukan minat dan perilaku. Penelitian ini menggunakan indikator yang

diadaptasi dari Taylor dan Tod (1995) dalam Rochmawati (2013) yaitu sebagai

berikut :

1. Pendapat orang lain yang berpengaruh

2. Pendapat orang lain investasi ide yang baik

3. Pendapat orang lain investasi ide yang bijaksana

Berdasarkan indikator-indikator diatas, maka peneliti mengaplikasikan

tiga pernyataan norma subjektif dari penelitian Philmore & Tracey (2011) dan

menguraikan menjadi pernyataan sebagai berikut :


Tabel 3.2

Variabel Norma Subjektif (X2)

No Pernyataan STS TS ATS S SS

A. Pendapat orang lain yang


berpengaruh
1. Kebanyakan orang penting dalam
hidup saya berpikir bahwa saya harus
berinvestasi di pasar modal.
B. Pendapat orang lain yang penting

2. Orang yang penting bagi saya berpikir


bahwa berinvestasi di pasar modal
merupakan ide yang baik
C. Ide yang bijaksana

3. Orang yang penting bagi saya berpikir


bahwa berinvestasi di pasar modal
merupakan ide yang bijaksana.

3.6.3 Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control)

Variabel independen yang ketiga dalam penelitian ini adalah variabel

persepsi kontrol perilaku. Menurut Ajzen (1991) persepsi kontrol perilaku

merupakan kemudahan atau kesulitas untuk melakukan suatu perilaku dan

diasumsikan sebagai pengalaman masa lalu untuk mengantisipasi hambatan.

Penelitian ini menggunakan indikator dari East (1993) dalam Philmore & Tracey

(2011) yaitu sebagai berikut :

1. Kemudahan dalam melakukan (would be able to do)

2. Memiliki kesempatan (have an opportunity)

3. Memiliki pengetahuan (have a knowledge)

Berdasarkan indikator-indikator diatas, maka peneliti mengaplikasikan dua

item penyataan variabel persepsi kontrol perilaku dari penelitian Philmore &
Tracey (2011) dan menguraikan menjadi pernyataan dalam kuesioner sebagai

berikut :

Tabel 3.3

Variabel Persepsi Kontrol Perilaku (X3)

No Pernyataan STS TS ATS S SS

A. Kemudahan dalam melakukan


(would be able to do)
1. Jika saya ingin berinvestasi di pasar
modal saya dapat dengan mudah
melakukannya.
B. Memiliki pengetahuan (have a
knowledge)
2. Saya memiliki pengetahuan untuk
berinvestasi di pasar modal.
C. Memiliki kesempatan (have an
opportunity)
3. Ada kesempatan bagi saya untuk
berinvestasi di pasar modal.

3.6.4 Kecenderungan Resiko (Risk Propensity)

Variabel independen ke empat dalam penelitian ini adalah kecenderungan

resiko. Menurut Cho dan Lee (2006) kecenderungan resiko merupakan seuah

tendensi seseorang dalam dalam pengambilan keputusan apakah mau mengambil

atau menghindari resiko. Penelitian ini menggunakan indikator dari Sitkin &

Weingart (1995) dalam Philmore & Tracey (2011) yaitu sebagai berikut :

1. Memilih resiko berdasarkan penilaian orang lain.

2. Memilih resiko berdasarkan kerumitan teknik analisis.

3. Memilih resiko yang berdampak terhadap strategi organisasi

4. Melakukan cara strategis yang berpotensi membalikkan keadaan.


5. Mendukung keputusan ketika analisis yang dilakukan kehilangan beberapa

informasi.

Berdasarkan indikator diatas, maka peneliti mengaplikasikan lima item

penyataan variabel kecenderungan resiko dari penelitian Philmore & Tracey

(2011) dan menguraikan menjadi pernyataan dalam kuesioner sebagai berikut :

Table 3.4

Variabel Kecenderungan Resiko (X4)

No Pernyataan STS TS ATS S SS

A. Memilih resiko berdasarkan


penilaian orang lain
1. Kemungkinan anda memilih resiko
yang lebih besar atau tidak
berdasarkan penilaian orang lain yang
berpengaruh.
B. Memilih resiko berdasarkan
kerumitan teknik analisis.
2. Kemungkinan anda memilih resiko
yang lebih besar atau tidak tergantung
pada kerumitan teknik analisis.
C. Memilih resiko yang berdampak
terhadap strategi organisasi.

3. Kemungkinan anda memilih resiko


yang lebih besar atau tidak
berdasarkan penilaian pada masa
depan.
D. Melakukan cara strategis yang
berpotensi membalikkan keadaan
4 Kemungkinan anda melakukan startegi
keuangan yang berpotensi
membalikkan keadaan.
E. Mendukung keputusan ketika
analisis yang dilakukan kehilangan
beberapa informasi
5. Kemungkinan anda mendukung suatu
keputusan ketika anda menyadari
bahwa analisis yang dibuat kehilangan
beberapa informasi.

3.6.5 Minat Berinvestasi (Y)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat

berinvestasi. Menurut Firdaus NH (2005) dalam Khourinnisa (2017) minat

investasi adalah ketertariakan, keinginan, dan kemauan seseorang untuk

menanamkan modal atau aset baik berupa harta maupun dana pada suatu investasi

yang diharapkan dapat memberikan hasil return atau sesuatu yang akan

menguntungkan dimasa depan. Penelitian ini menggunakan indikator dari East

(1993) dan Bunchan (2005) dalam Philmore & Tracey (2011) yaitu sebagai

berikut :

1. Rencana akan melakukan perilaku

2. Minat terhadap perilaku

3. Rekomendasi untuk melakukan perilaku

Berdasarkan indikator-indikator diatas, maka peneliti mengaplikasikan tiga

item penyataan variabel minat berinvestasi dari penelitian Philmore & Tracey

(2011) dan menguraikan menjadi pernyataan dalam kuesioner sebagai berikut :

Table 3.5

Variabel Minat Berinvestasi (Y)

No Pernyataan STS TS ATS S SS

A. Rencana akan melakukan perilaku


1. Saya berencana untuk berivestasi di
pasar modal.
B. Minat terhadap perilaku
2. Saya bermaksud untuk berinvestasi di
pasar modal di waktu yang akan
datang
C. Rekomendasi untuk melakukan
perilaku
3. Saya akan merekomendasikan untuk
berinvestasi di pasar modal kepada
orang lain.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini meliputi statistif deskriptif, uji

kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Penjelasan dari masing-masing

metode analisis akan dijelaskan pada poin berikut:

3.7.1 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan

karakteristik suatu fenomena atau data. Ukuran yang digunakan dalam statistik

deskriptif adalah nilai frekuensi, pengukuran tendensi pusat (measure of central

tendency), disperse, dan pengukur-pengukur bentuk (measures of shape) menurut

Jogiyanto, 2016:195).

3.7.2 Uji Kualitas Data

Sebelum melakukan analisis data, kuesioner terlebih dahulu harus

dilakukan pengujian apakah kuesioner tersebut layak untuk digunakan. Pengujian

ini bertujuan untuk menilai keandalan dari alat pengumpulan data. Pengujian

kuesioner ini harus dilakukan dengan dua pengujian, yaitu pengujian validitas dan

reliabitas.
Validitas merupakan seberapa jauh dapat mengukur suatu tes yang

seharusnya diukur menurut Ghiselli et al, (1981:266) dalam Jogiyanto,

(2016:146). .Pengujian validitas digunakan untuk mengukur seberapa aktualnya

kuesioner untuk dapat dikatakan valid. Sebuah kuesioner harus diyakini seberapa

akuratnya instrument yang dibuat. Pengujian validitas penelitian ini menggunakan

rumus korelasi bivariate pearson dengan program SPSS. Penggunaan korelasi

bivariate pearson dalam pengujian validitas bertujuan untuk melihat hubungan

dari masing-masing indikator terhadap total konstruk. Indikator pertanyaan

kuesioner dapat dinyatakan valid apabila korelasi antara nilai masing-masing

instrument pertanyaan dengan total memiliki tingkat signifikansi < 0,05, dan

apabila tingkat korelasi antara nilai masing-masing indikator pertanyaan > 0,05

maka dapat dinyatakan bahwa indikator pertanyaan tersebut tidak valid Menurut

Ghozali (2013:53) dalam Munnawaroh (2017:43).

Uji realibilitas digunakan untuk menguji kestabilan dan ketapatan suatu

alat ukur (Jogiyanto, 2016:146). Indikator pertanyaan kuesioner dinyatakan

realiabel apabila jawaban responden yang diberikan konsisten dari waktu ke

waktu. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

Cronbach Alpha (α). Menghitung koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing

instrument dalam suatu variabel merupakan pengujian yang harus dilakukan

dalam uji reliabilitas. Instrument dapat dikatakan reliable apabila instrument

tersebut koefisien Cronbach Alpha > 0,6 menurut Ghozali (2013:47) dalam

Munnawaroh (2017:43). Hasil pengujian ini tergantung terhadap jawaban

responden dalam menjawab pertanyaan kuesioner secara sungguh-sungguh.


3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Penelitian yang menggunakan analisis regresi berganda sebagai alat yang

digunakan untuk mengukur pengaruh variabelnya diharuskan melakukan uji

asumsi klasik terlebih dahulu untuk memastikan bahwa data yang di uji tidak

terjadi multikolinieritas, hetereokesdatisitas, dan berdistribusi normal.

Menurut Ghozali dalam Waskita (2009) uji asumsi klasik dilakukan

untuk memprediksikan suatu persamaan atau garis regresi apakah terjadi

penyimpangan terhadap variabel dalam model regresi dan untuk mengambil

kesimpulan statistik yang dapat di pertanggungjawabkan.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda

untuk menguji pengaruh variabel sikap, norma subjektif, kontrol perilaku

persepsian, dan risk propensity terhadap minat berinvestasi di pasar modal.

Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda perlu dilakukan uji asumsi

klasik, kriteria uji asumsi klasik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data dari masing-

masing variabel memiliki distribus normal atau sebaliknya menurut Ghozali

(2013:160) dalam Munnawaroh (2017). Model yang digunakan untuk

melakuan uji normalitas adalah Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test.

Hasil data yang dapat dikatakan normal adalah apabila signifikansi lebih

besar dari α = 0,05 (taraf kesalahan 5%).


2. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi

apakah memiliki korelasi antar variabel independen atau tidak menurut

Ghozali (2013:105) dalam Munnawaroh (2017). Dasar pengambilan

keputusan ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas dalat dilihat dari

nilai VIF (Variance Inflation Factor). Apabila VIF > 10 maka dapat

dinyatakan bahwa ada multikolinieritas antara variabel independen.

Sebaliknya apabila VIF <10 maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas.

3. Uji Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastistas bertujuan untuk menguji dalam model

regresi apakah terdapat ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2013:139) dalam (Munnawaroh, 2017).

Heterokedastisitas terjadi apabila terdapat varian error yang tidak sama dan

tidak konstan, sebaliknya homokedastisitas merupakan varian error dari

pengamatan satu ke pengamatan lainnya tetap. Model regresi yang disebut

baik merupakan model yang tidak terjadi heterodastisitas.

Menurut Astuti (2011) dalam Gotama (2017) dalam suatu

penelitian untuk menguji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan

pengujian scatterplot. Pengujian scatterplot menjadi dasar pengambilan

keputusan hal ini dikarenakan tampilan scatterplot yang menyebar dan tidak

membentuk suatu pola hal ini dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi gejala

heterokedastisitas.
3.7.4 Uji Hipotesis

Peneltian ini menggunakan metode penelitian analisis regresi

berganda. Menurut Abdurahman (2011) analisis regresi digunakan untuk

melihat bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk melihat

bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam

suatu fenomena. Penggunaan uji analisis regresi berganda bertujuan untuk

menguji hubungan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

dan untuk menunjukkan arah hubungan antar variabel tersebut.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk

melihat hubungan variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah variabel

sikap, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan kecenderungan resiko.

Sedangkan variabel dependen adalah minat berinvestasi di pasar modal.

Berikut ini adalah model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Keterangan :

Y : Minat Berinvestasi di Pasar Modal

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

X1 : Sikap

X2 : Norma Subjektif

X3 : Persepsi Kontrol Perilaku


X4 : Kecenderungan Resiko

ε : Error

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis regresi

linier berganda adalah sebagai berikut :

1. Koefisien Determinasi (Adjective R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar

kontribusi variabel independen (X) yaitu sikap, norma subjektif, persepsi

kontrol perilaku, dan kecenderungan resiko terhadap minat berinvestasi di

pasar modal sebagai variabel dependen (Y). Menurut Sugiyono (2016:185)

dalam Gotama (2017) koefisien determinasi secara sederhana dapat dihitung

dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi (R2). Nilai R2 selalu berada

di antara angka 0 sampai dengan 1. Nilai R Square yang mendekati 0

memiliki arti bahwa variabel independen memiliki keterbatasan dalam

menjelaskan variabel dependen atau variabel dependen memiliki variabel-

variabel yang terbatas. Sedangkan apabila nilai R square mendekati 1

memiliki arti bahwa variabel independen dapat menjelaskan dan dapat

memprediksikan variabel dependen dengan memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan.

Menurut Ghazali (2013:97) dalam Munnawaroh (2017) koefisien

determinasi R2 memiliki kelemahan, yaitu jumlah variabel dependen yang

dimasukkan dalam model memiliki bias. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan adjusted R2 untuk melihat seberapa besar model dapat


menjelaskan variabel dependen dan karena nilai adjusted R2 tidak berubah

meski terdapat penambahan variabel independen.

2. Uji F

Pada dasarkan uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikansi

dari variabel independen tehadap variabel dependen. Tingkat signifikansi

pengujian ini adalah sebesar 5% dan untuk mengetahui hipotesis diterima

atau tidak, dapat dilihat melalu kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. Jika F > 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika F < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3. Uji T

Uji T dilakukan untuk menujukkan apakah ada pengaruh atau tidak dari

variabel independen terhadap variabel dependen yang terdapa di dalam model

regresi Menurut Sugiyono (2016:193) menurut Gotama (2017). Pengujian ini

menjadi dasar pengambilan keputusan untuk uji t parsial adalah nilai T hitung

dengan T table dengan nilai signifikan sebesar 5% (0.05) yang ditentukan

dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika T > 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika T < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen

Anda mungkin juga menyukai