Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI KECAMATAN NEGARA

KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

Mario Thadeus, Moch. Sholichin, Linda Prasetyorini


Jurusan Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Email : mr.0512@rocketmail.com sholichin67@gmail.com linda.wre03@gmail.com

ABSTRAK

Daerah Irigasi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana dengan luas ± 25 ha
merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya hanya dari air hujan sehingga pada musim kemarau,
area sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya ketersediaan air. Untuk mengatasi hal tersebut,
Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) membuat sumur produksi dengan melakukan
pengeboran sumur-dalam di desa Kaliakah.
Tujuan dari studi ini adalah untuk merencanakan pola tata tanam dan menghitung besarnya
kebutuhan air irigasi, merencanakan jaringan irigasi air tanah (JIAT) dan menghitung rencana
anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun jaringan irigasi air tanah tersebut.
Debit optimum yang mampu dihasilkan oleh sumur PKB – 111 adalah 12 lt/dt. Pola tata tanam
yang dikembangkan adalah pola tata tanam rangkap 3 dengan jenis tanaman padi, jagung, ubi, dan
cabai. Kebutuhan air irigasi adalah 1,262 lt/dt/ha dan luas layanan irigasi 25,33 ha.
Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi adalah jaringan irigasi perpipaan dengan sistem
pipa hubungan seri. sistem pemberian air yang direncakan adalah sistem pemberian air secara rotasi
atau giliran dengan pembagian blok tersier menjadi 4 blok. Pompa yang direncanakan adalah pompa
dengan motor tenggelam (submersible pump) merk Grundfos tipe SP 30 – 4. Pompa tersebut memiliki
daya motor sebesar 5,5 kW dan maksimum head 32 m. Total anggaran biaya dari perencanaan jaringan
irigasi air tanah sumur PKB – 111 adalah Rp. 616.544.000,-

Kata Kunci : jaringan irigasi air tanah, pola tata tanam

ABSTRACT

Irrigation area in the village of Kaliakah, District of Negara, with an area of Jembrana ± 25
ha is rainfed and irrigation water only from rain water so in the dry season, rice field can’t be planted
because of the lack availability of water. There for, Balai wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali
Penida) drilling a production well in the village of Kaliakah.
The purpose of this study is to plan the pattern of planting and calculate the amount of
irrigation water requirements, ground water irrigation network planning (JIAT) and calculate the
budget plan required to build the network of groundwater irrigation.
The optimum discharge produced by wells capable PKB - 111 is 12 lt/sec. Cropping patterns
developed system is the pattern of planting 3 stacks with the type of plant rice, corn, potatoes, and
peppers. Irrigation water requirement is 1,262 lt/sec/ha and 25.33 ha of extensive irrigation services.
Designing irrigation system in the study area is irrigation piping network with series
connection pipe system. water supply system is a planned system of rotation or turn water to tertiary
block division into 4 blocks. Planned pump is a submersible pump brand Grundfos type SP 30-4. Pump
has a motor power of 5.5 kW and a maximum of 32 m head. The total budget cost of the irrigation
network planning groundwater wells PKB - 111 is Rp. 616 544 000, -

Keywords: groundwater irrigation, pattern of planting


1. PENDAHULUAN √
Kondisi ketersediaan air saat ini pada Qmaks = 2π x rw x D x ( )
dasarnya sangatlah terbatas. Sementara itu, dimana:
karena adanya pertambahan penduduk yang Qmaks = debit maksimum (m3/dt)
cepat dan adanya perkembangan pendapatan rw = jari-jari konstruksi sumur (m)
penduduk serta perkembangan di luar sektor D = tebal akuifer (m)
pertanian, menyebabkan kebutuhan air K = koefisien kelulusan air (m/dt)
semakin besar, baik secara kuantitatif dan 4. Hubungkan titik kapasitas maksimum
kualitatif. Dengan demikian persaingan antar (Qmaks) dengan penurunan muka air
sektor dalam penggunaan air semakin (Swmaks) sehingga berupa garis lurus yang
kompetitif. berpotongan.
Hal ini menunjukkan bahwa air memang 5. Dari titik potong di atas didapat harga
telah menjadi sumber daya yang sangat kapasitas optimum (Qopt) dan penurunan
terbatas dan selanjutnya memerlukan muka air optimum (Swopt).
antisipasi penanganan yang tepat, agar tidak B. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
menimbulkan konflik. Perhitungan kebutuhan air irigasi pada
Pemenuhan kebutuhan air irigasi di daerah persawahan diperoleh dengan
Provinsi Bali masih kurang, sehingga upaya persamaan sebagai berikut (Anonim, 1986:5):
perbaikan prasarana dan sarana irigasi NFR = ETc + WLR + P – Re
menjadi sangat penting untuk terus dilakukan dimana:
untuk menjamin efesiensi penggunaan sumber NFR = kebutuhan air irigasi di sawah
air. (mm/hari)
Daerah Irigasi di Desa Kaliakah, ETc = kebutuhan air tanaman (mm/hari)
Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)
dengan luas ± 25 ha merupakan sawah tadah P = kehilangan air akibat perkolasi
hujan. Sawah tadah hujan adalah sawah yang (mm/hari)
air irigasinya mengandalkan dari air hujan Re = curah hujan efektif (mm/hari)
saja sehingga pada saat musim kemarau areal C. EVAPOTRANSPIRASI
sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya Besarnya evapotranspirasi potensial dapat
ketersediaan air. dihitung dengan menggunakan Metode
Karena mengandalkan air hujan, dalam Penman yang sudah dimodifikasi guna
setahun areal sawah petani hanya mampu 1 perhitungan di daerah Indonesia adalah
kali masa tanam. Dengan keadaan tersebut, sebagai berikut (Suhardjono, 1994:54):
pendapatan petani dari hasil pertanian ETo = c x Eto*
dianggap masih kurang. Eto* = W x (0,75 x Rs - Rn1) + (1 - W) x
2. TINJAUAN PUSTAKA f(u) x (ea - ed)
A. ANALISA DEBIT OPTIMUM SUMUR dimana:
Dalam menentukan kapasitas optimum c = angka koreksi Penman yang
sumur pompa dapat digunakan Metode Grafis besarnya mempertimbangkan
Sichardt. Langkah-langkah perhitungan perbedaan cuaca
adalah sebagai berikut (Nurkartika, 2001:11): W = faktor yang berhubungan dengan
1. Data pemompaan dievaluasi dengan suhu (t) dan elevasi daerah
metode uji sumur muka air bertahap (step Rs = radiasi gelombang pendek
drawdown test) untuk mendapatkan (mm/hr)
persamaan garis Sw = BQ + CQ2.
= (0,25 + 0,54 x ) x Ra
2. Gambar persamaan garis tersebut pada
kertas grafik, dengan memasukkan nilai Q Ra = radiasi gelombang pendek yang
sebagai absis (x) dan nilai Sw sebagai memenuhi batas luar
ordinat (y). atmosfir (angka angot),
3. Hitung kapasitas maksimum sumur atau tergantung letak lintang daerah
debit maksimum (Qmaks) dengan (mm/hr)
persamaan Huisman sebagai berikut: n = lama kecerahan matahari yang
nyata (tidak terhalang awan) Q = 0,278 x Chw x A x R0,63 x S0,54
dalam 1 hari (jam) V = 0,849 x Chw x R0,63 x S0,54
N = lama kecerahan matahari yang 2 2 x
mungkin dalam 1 hari (jam) HL0,54 = x
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang dengan:
(mm/hr) V = kecepatan aliran pada pipa (m/dt)
= f(t) x f(ed) x f ( ) Chw = koef. kekasaran pipa Hazen-Williams
f(t) = fungsi suhu A = luas penampang aliran (m2)
f(ed) = fungsi tekanan uap Q = debit aliran pada pipa (m3/dt)
= 0,34 – [0,044 x (ed)0,5] L = panjang pipa (m)
S = kemiringan hidraulis
f( ) = fungsi kecerahan R = jari-jari hidraulis (m)
= 0,1 + [0,9 x ( )] HL = kehilangan tekanan (m/km)
Dari persamaan Q = V x A, maka
f(u) = fungsi kecepatan angin (m/dt)
didapatkan persamaan kehilangan tinggi tekan
= 0,27 (1 + 0,864) x u
mayor menurut Hazen-Williams adalah
(ea–ed) = perbedaan tekanan uap jenuh
sebagai berikut:
dengan tekanan uap yang
hf = k x Q1,85
sebenarnya
dimana:
ed = tekanan uap jenuh x
= ea x RH k =
ea = tekanan uap sebenarnya x
RH = kelembaban udara relatif (%) dengan:
D. CURAH HUJAN EFEKTIF hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
Nilai curah hujan efektif untuk masing- k = koefisien karakteristik pipa
masing tanaman adalah sebagai berikut D = diameter pipa (m)
(Anonim, 1986:10): L = panjang pipa (m)
1. Untuk tanaman padi, curah hujan efektif Chw = koef. kekasaran pipa Hazen-Williams
ditentukan sebesar 70% dari curah hujan Q = debit aliran pada pipa (m3/dt)
15 harian yang terlampaui 80% dari waktu
dalam periode tersebut. Dirumuskan Tabel 1. Koefisien Kekasaran Pipa Hazen-
Williams (Chw)
sebagai berikut:
Re = 0,7 x R80 Nilai
No Jenis Pipa
2. Untuk tanaman palawija, curah hujan Koefisien
efektif adalah 50% dari curah hujan 1 Pipa PVC 130-150
bulanan. Dirumuskan sebagai berikut: 2 Pipa Asbes 120-150
Re = R50
dimana: 3 Pipa Berlapis Semen 100-140
Re = curah hujan efektif (mm) 4 Pipa besi digalvani 100-120
R80 = curah hujan rancangan dengan
5 Cast Iron 90-125
probabilitas 80% (mm)
R50 = curah hujan rancangan dengan Sumber: (Bentley, 2007)
probabilitas 50% (mm)
Adapun kehilangan tinggi tekan minor
E. ANALISA HIDROLIKA JARINGAN
dapat dihitung dengan persamaan berikut
PERPIPAAN
(Linsley, 1989:273):
Tegangan geser yang terjadi pada dinding 2
pipa merupakan penyebab utama menurunnya hLm = k x
garis energi pada suatu aliran (major losses)
selain bergantung juga pada jenis pipa. dimana:
Adapun besarnya kehilangan tinggi tekan hLm = kehilangan tinggi minor (m)
mayor dalam kajian ini dihitung dengan V = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/dt)
persamaan Hazen-Williams (Bentley, 2007): g = percepatan gravitasi (m/dt2)
k = koef. kehilangan tinggi tekan minor F. TOTAL HEAD POMPA
Kehilangan energi yang terjadi pada Perhitungan total head pompa dapat
belokan pipa tergantung pada sudut belokan dihitung berdasarkan persaman berikut
pipa. Rumus kehilangan energi pada belokan (Sularso, 2000:26):
adalah serupa dengan rumus pada perubahan 2
penampang, yaitu (Triatmodjo, 1993:64): H = hf + hlm + Zb +
2
2
dimana:
hb = Kb x
2 H = total head pompa (m)
dimana: hf = kehilangan tinggi tekan mayor (m)
Kb = koef. kehilangan energi pada belokan hlm = kehilangan tinggi tekan minor (m)
Zb = perbedaan tinggi antara muka air di
Tabel 2. Koefisien Kb sebagai fungsi sudut sisi keluar dan sisi isap
belokan α 2
Sudut Belokan = head kecepatan keluar (m)
20o 40o 60o 80o 90o 2
Pipa (α)
G. PROGRAM APLIKASI WATERCAD
Koefisien Kb 0,05 0,14 0,36 0,74 0,98 VER 8 XM EDITION
Sumber: (Triatmodjo, 1993:64) Program waterCAD ver 8 XM edition
memiliki tampilan yang memudahkan
pengguna untuk menyelesaikan lingkup
perencanaan dan pengoptimalisasian sistem
jaringan perpipaan, seperti:
 menganalisis jaringan perpipaan pada satu
α kondisi waktu (kondisi permanen).
 menganalisis tahapan-tahapan simulasi
pada sistem jaringan terhadap adanya
Gambar 1. Sudut Belokan Pada Pipa (α)
kebutuhan air yang berfluktuatif menurut
Sumber: (Triatmodjo, 1993:64)
waktu (kondisi tidak permanen).
Untuk sudut belokan 90o dan dengan  menganalisis kualitas air pada sistem
belokan halus (berangsur-angsur), nilai kb jaringan perpipaan.
untuk berbagai nilai R/D diberikan dalam  menghitung konstruksi biaya dari sistem
tabel di bawah ini: jaringan perpipaan yang dibuat.
 Setiap pembukaan awal program
Tabel 3. Nilai Kb Sebagai Fungsi R/D waterCAD ver 8 XM edition, akan
R/D 1 2 4 6 10 16 20 diperlihatkan sebuah dialog box yang
disebut welcome dialog. Kotak tersebut
Kb 0,35 0,19 0,17 0,22 0,32 0,38 0,42 memuat quick start leason, create new
Sumber: (Triatmodjo, 1993:64) project, open existing project serta open
from project wise.
3. METHODOLOGI PENELITIAN
Tahapan perencanaan jaringan irigasi air
tanah, sebagai berikut:
1. Data yang dibutuhkan, data curah hujan
R tahun 2003–2012, data klimatologi, dan
peta topografi.
2. Menghitung curah hujan efektif.
D 3. Menghitung evapotranspirasi potensial
menggunakan metode Penman Modifikasi.
4. Menentukan nilai perkolasi.
Gambar 2. Belokan Pipa 90o 5. Menghitung nilai penyiapan lahan.
Sumber: (Triatmodjo, 1993:64) 6. Menghitung kebutuhan air irigasi (IR)
menggunakan metode PU.
7. Menghitung neraca air.
8. Merencanakan jaringan irigasi berdasarkan
layout pada peta topografi
Tahapan perencanaan sistem perpipaan
jaringan irigasi airtanah adalah:
1. Data yang dibutuhkan adalah layout
jaringan irigasi air tanah yang berlokasi di
Desa Kaliakah dan data dari perhitungan
jaringan irigasi airtanah.
2. Perhitungan hidrolika saluran perpipaan
pada jaringan irigasi air tanah.
3. Menganalisis sistem perpipaan Gambar 3. Lokasi Sumur PKB – 111
menggunakan WaterCAD ver 8 XM A. PERHITUNGAN DEBIT OPTIMUM
Edition. SUMUR
4. Menentukam jenis pompa yang akan Perhitungan debit optimum sumur adalah
digunakan. sebagai berikut:
Tahapan rencana anggaran biaya adalah Dari data didapatkan:
sebagai berikut: Ketebalan akuifer (D) = 27 m
1. Menghitung biaya pekerjaan persiapan. Jari-jari sumur (rw) = 8 inch
2. Menghitung rancangan biaya pekerjaan = 0,1016 m
rumah pompa. K = 0,00116
3. Menghitung rancangan biaya pekerjaan B = 84,06 dt/m2
pagar rumah pompa. C = 1250 dt2/m5
4. Menghitung rancangan biaya pekerjaan Q = 0,00438 m3/dt
jaringan irigasi. BQ = 84,06 x 0,00438 = 0,368 m
4. HASIL DAN PEMBAHASAN CQ2 = 1250 x (0,00438)2
Lokasi studi ini berada di Desa Kaliakah, = 0,024 m
Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Sw = BQ + CQ2
Bali. Secara geografis sumur ini berada pada = 0,368 + 0,024
posisi 8o 9’ 2” S da o
’ ” BT = 0,392 m
serta berada pada ketinggian ± 50 mdpl. Perhitungan selanjutnya ditabelkan sebagai
berikut:

Tabel 4. Perhitungan Q/Sw dan Sw/Q


Tahap Q Q S Q/S S/Q B C BQ CQ2 Sw
Uji (lt/dt) (m3/dt) (m) (m2/dt) (dt/m2) (dt/m2) (dt /m5)
2
(m) (m) (m)

I 4.38 0.00438 0.40 0.0109 91.3242 0.37 0.03 0.39

II 7.68 0.00768 0.69 0.0111 89.8438 0.65 0.07 0.72


84.06 1250
III 10.18 0.01018 1.00 0.01018 98.2318 0.86 0.13 0.98
IV 12.93 0.01293 1.30 0.00995 100.541 1.09 0.21 1.29

Sumber: Data dan perhitungan


= 0,0219 m3/dt
Selanjutnya menghitung debit maksimum BQmaks = 84,06 x 0,0219
(Qmaks) sumur dengan persamaan Huisman = 1,84 m
sebagai berikut: CQmaks2 = 1250 x (0,0219)2
√ = 0,60 m
Qmaks = 2π x rw x D x ( ) Swmaks = BQmaks + CQmaks2
= 1,84 + 0,60

= 2 x 3,14 x 0,1016 x 29 x = 2,44 m
Padi Palawija
Bulan
I II III I II III
Mei 0.09 0.01 0.00 0.32 0.10 0.22
Juni 0.02 0.00 0.00 0.07 0.16 0.05
Juli 0.00 0.11 0.00 0.05 0.22 0.07
Agustus 0.00 0.00 0.00 0.01 0.04 0.00
September 0.00 0.00 0.00 0.03 0.09 0.07
Oktober 0.11 0.02 0.00 0.27 0.42 0.49
November 0.05 0.13 0.19 0.32 0.35 0.46
Gambar 4. Grafik Q Optimum dan Sw Desember 0.00 0.38 0.16 0.74 0.67 0.59
Optimum Sumber: Perhitungan
Dari grafik di atas didapatkan debit
optimum (Qopt) adalah 0,012 m3/dt dan C. EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL
penurunan muka air optimum (Swopt) adalah Besarnya evapotranspirasi potensial pada
1,17 m. studi ini dihitung menggunakan metode
B. PERHITUNGAN CURAH HUJAN Penman modifikasi adalah sebagai berikut:
EFEKTIF  Suhu rerata (t) = 26,2 oC
Dari hasil perhitungan didapatkan curah Untuk suhu tersebut diperoleh:
hujan efektif ditabelkan sebagai berikut: o ea = 34,02 mbar
o w = 0,75
Tabel 5. Curah Hujan Efektif Untuk Padi
o f(t) = 15,94
dan Palawija
 Kelembaban relatif (Rh) = 86 %
Bulan
Padi Palawija  Kecepatan angin (u) = 1,029 m/dt
I II III I II III  Kecerahan matahari (n/N) = 46 %
Januari 0.50 0.28 0.33 0.92 0.85 0.73  Radiasi gelombang pendek yang
Februari 0.13 0.17 0.07 0.54 0.41 0.37 memasuki batas luar atmosfir atau
angka angot (Ra) untuk kedudukan
Maret 0.30 0.15 0.17 0.50 0.47 0.50
8o 9’ 2” S diperole =
April 0.23 0.28 0.03 0.41 0.67 0.14
mm/hari.

Tabel 6. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial (Eto) Metode Penman Modifikasi


Suhu
Udara
ea-
Rata- ea w f(t) Rh ed f(ed) Ra n/N Rs f(n/N) u f(u) Rn1 Et* c Eto
Bln. ed
rata
(OC)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18]
Jan 26.20 34.0 0.7 15.9 0.86 29.26 4.76 0.10 16.10 0.46 8.02 0.5 1.03 0.51 0.84 4.50 1.1 4.95
Feb 27.00 35.7 0.8 16.1 0.83 29.60 6.06 0.10 16.08 0.51 8.45 0.6 1.54 0.63 0.91 5.05 1.1 5.55
Mar 26.90 33.9 0.8 16.9 0.84 28.52 5.43 0.10 15.47 0.59 8.79 0.6 1.54 0.63 1.07 5.02 1.0 5.02
Apr 26.50 34.6 0.8 16.0 0.87 30.12 4.50 0.09 14.33 0.55 7.84 0.6 1.54 0.63 0.94 4.43 0.9 3.98
Mei 26.40 34.4 0.7 15.9 0.85 29.26 5.16 0.10 13.02 0.75 8.53 0.8 1.54 0.63 1.26 4.67 0.9 4.20
Jun 25.90 33.4 0.7 15.9 0.83 27.74 5.68 0.11 12.43 0.82 8.61 0.8 2.06 0.75 1.44 4.83 0.9 4.35
Jul 24.50 30.7 0.7 15.5 0.84 25.83 4.92 0.12 12.55 0.80 8.56 0.8 2.06 0.75 1.48 4.61 0.9 4.15
Aug 24.40 30.6 0.7 15.5 0.82 25.07 5.50 0.12 13.45 0.83 9.39 0.8 1.03 0.51 1.57 4.76 1.0 4.76
Sept 25.50 32.6 0.7 15.7 0.83 27.09 5.55 0.11 14.64 0.79 9.90 0.8 1.54 0.63 1.42 5.37 1.1 5.90
Okt 26.60 34.8 0.8 16.0 0.82 28.56 6.27 0.10 15.60 0.77 10.4 0.8 1.03 0.51 1.33 5.66 1.1 6.23
Nov 27.00 35.7 0.8 16.1 0.86 30.67 4.99 0.09 15.93 0.63 9.40 0.7 1.54 0.63 1.04 5.33 1.1 5.86
Des 27.40 36.5 0.8 16.2 0.85 31.03 5.48 0.09 16.00 0.53 8.58 0.6 1.54 0.63 0.88 5.05 1.1 5.56
`
D. KEBUTUHAN AIR UNTUK  Jangka waktu penyiapan lahan (T) = 30
PENYIAPAN LAHAN hari
Perhitungan kebutuhan air untuk  Kebutuhan air untuk penjenuhan (S) =
penyiapan lahan pada bulan Januari adalah 250 mm
sebagai berikut: Dari data-data tersebut dapat dihitung
 Evapotranspirasi potensial (Eto) pada besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan
bulan Januari = 4,95 mm/hari yang disajikan pada tabel berikut:
 Perkolasi (P) = 2 mm/hari
Tabel 7. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Untuk Penyiapan Lahan
Eto Eo P M S T IR
Bulan k
(mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm/hari) (mm) (hari) (mm/hari)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
Januari 4.95 5.44 2.00 7.44 250 30 0.89 12.60
Februari 5.55 6.10 2.00 8.10 250 30 0.97 13.03
Maret 5.02 5.52 2.00 7.52 250 30 0.90 12.65
April 3.98 4.38 2.00 6.38 250 30 0.77 11.93
Mei 4.20 4.62 2.00 6.62 250 30 0.79 12.08
Juni 4.35 4.78 2.00 6.78 250 30 0.81 12.18
Juli 4.15 4.56 2.00 6.56 250 30 0.79 12.04
Agustus 4.76 5.24 2.00 7.24 250 30 0.87 12.47
September 5.90 6.49 2.00 8.49 250 30 1.02 13.29
Oktober 6.23 6.85 2.00 8.85 250 30 1.06 13.53
November 5.86 6.45 2.00 8.45 250 30 1.01 13.26
Desember 5.56 6.11 2.00 8.11 250 30 0.97 13.04
Sumber: Perhitungan
memiliki nilai kebutuhan air irigasi di sawah
Pada perhitungan kebutuhan air tanaman (NFR) maksimal yg pling kecil dari ketiga
dan pola tata tanam koefisien tanaman diisi alternatif.
dengan nilai koefisien jenis tanaman yang E. ANALISA NERACA AIR
ditanam dan dimasukkan nilainya sesuai Analisa neraca air dilakukan untuk melihat
dengan usia tanaman berdasarkan apakah debit optimum sumur cukup untuk
penggambaran pola tata tanam dan diambil memenuhi kebutuhan air irigasi. Dari
nilai rata-rata koefisien tanaman untuk setiap perhitungan sebelumnya diketahui debit
periode tanam. optimum sumur adalah 12,03 lt/dt dan luas
Notasi pola tanam dibuat miring-miring layanan total irigasi adalah 25,33 ha.
dimaksudkan bahwa penanaman untuk Perhitungan neraca air ditabelkan sebagai
seluruh areal persawahan tidak dilakukan berikut:
serentak tetapi bertahap, berperiode triwulan
(10 harian).
Sehingga didapatkan nilai kebutuhan air
irigasi di sawah (NFR) maksimal untuk
masing-masing alternatif adalah sebagai
berikut:
 Alternatif I = 1,629 lt/dt/ha
 Alternatif II = 1,607 lt/dt/ha
 Alternatif III = 1,262 lt/dt/ha
Sebagai dasar perencanaan jaringan irigasi air
tanah pada studi ini, digunakan analisa
kebutuhan air irigasi alternatif III karena
Tabel 8. Perhitungan Neraca Air
Kebutuhan Kebutuhan
Kebutuhan Kebutuhan Air Irigasi Air Irigasi
Kebutuhan Luas Debit
Air Irigasi di Air Irigasi di Sistem Sistem
Bulan Periode Air Irigasi Layanan Optimum
Pengambilan Pengambilan Rotasi Rotasi
(lt/dt/ha) (ha) (m3)
(lt/dt) (m3) (3 Blok) (4 Blok)
(m3) (m3)
I 1.262 25.33 31.98 27629.13 9209.71 6907.28 8661.6
Januari II 1.012 25.33 25.62 22138.44 7379.48 5534.61 8661.6
III 0.730 25.33 18.49 15973.41 5324.47 3993.35 8661.6
I 0.713 25.33 18.06 15607.91 5202.64 3901.98 8661.6
Februari II 0.761 25.33 19.29 16663.30 5554.43 4165.83 8661.6
III 0.827 25.33 20.94 18095.00 6031.67 4523.75 8661.6
I 0.717 25.33 18.16 15687.97 5229.32 3921.99 8661.6
Maret II 0.651 25.33 16.48 14241.09 4747.03 3560.27 8661.6
III 0.565 25.33 14.31 12365.92 4121.97 3091.48 8661.6
I 0.453 25.33 11.49 9923.22 3307.74 2480.80 8661.6
April II 0.532 25.33 13.46 11632.85 3877.62 2908.21 8661.6
III 0.571 25.33 14.47 12506.38 4168.79 3126.59 8661.6
I 0.615 25.33 15.59 13469.90 4489.97 3367.48 8661.6
Mei II 0.524 25.33 13.28 11472.33 3824.11 2868.08 8661.6
III 0.421 25.33 10.67 9217.76 3072.59 2304.44 8661.6
I 0.443 25.33 11.21 9689.54 3229.85 2422.38 8661.6
Juni II 0.503 25.33 12.74 11006.46 3668.82 2751.62 8661.6
III 0.561 25.33 14.22 12285.62 4095.21 3071.41 8661.6
I 0.533 25.33 13.49 11655.48 3885.16 2913.87 8661.6
Juli II 0.463 25.33 11.72 10126.84 3375.61 2531.71 8661.6
III 0.413 25.33 10.45 9031.64 3010.55 2257.91 8661.6
I 0.359 25.33 9.08 7846.62 2615.54 1961.65 8661.6
Agustus II 0.205 25.33 5.18 4475.76 1491.92 1118.94 8661.6
III 0.023 25.33 0.58 499.70 166.57 124.93 8661.6
I 0.041 25.33 1.04 900.22 300.07 225.06 8661.6
September II 0.150 25.33 3.79 3276.11 1092.04 819.03 8661.6
III 0.335 25.33 8.48 7327.09 2442.36 1831.77 8661.6
I 0.545 25.33 13.80 11921.24 3973.75 2980.31 8661.6
Oktober II 0.653 25.33 16.54 14287.09 4762.36 3571.77 8661.6
III 0.683 25.33 17.31 14956.16 4985.39 3739.04 8661.6
I 0.657 25.33 16.65 14387.57 4795.86 3596.89 8661.6
November II 0.581 25.33 14.70 12704.42 4234.81 3176.10 8661.6
III 0.489 25.33 12.37 10691.32 3563.77 2672.83 8661.6
I 0.533 25.33 13.49 11656.39 3885.46 2914.10 8661.6
Desember II 0.889 25.33 22.52 19454.66 6484.89 4863.66 8661.6

III 1.257 25.33 31.84 27507.24 9169.08 6876.81 8661.6

Sumber: Perhitungan
30000 0.80

0.70

Curah Hujan Efektif (mm/hari)


25000

0.60
Keb. Air Irigasi (m3) 20000
0.50

15000 0.40

0.30
10000

0.20

5000
0.10

0 0.00
PL
PL WLR PL WLR BERO PL

CABAICABAI
(30%)
JAGUNG I (50%)
JAGUNG I UBI (40%)
UBI

PL PADI I (100%) WLR


PADI I PL PADI II (50%) WLR
PADI II JAGUNG II (30%)
JAGUNG II PL
I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Musim Hujan Musim Kemarau I Musim Kemarau II
Periode dan Pola Tanam

Curah Hujan Efektif Keb. Air Irigasi di Pengambilan Keb. Air Irigasi Sitem Rotasi (4 Blok) Debit Optimum Sumur Keb. Air Irigasi Sistem Rotasi (3 Blok)

Gambar 5. Grafik Analisa Neraca Air

Berdasarkan peta topografi didapatkan


letak sumur pompa berada pada elevasi
+50,00. Kedudukan sawah tertinggi terletak
pada elevasi +51,80 dan sawah terendah
terletak pada elevasi +46,00. Perencanaan
jaringan irigasi air tanah pada studi ini
menggunakan sistem pemberian air secara
rotasi dengan pembagian 4 blok tersier. Luas
daearh layanan sumur untuk tiap blok tersier
dan elevasi titik outlet ditabelkan sebagai
berikut:

Tabel 9. Luas Daerah Layanan Sumur dan


Elevasi Titik Outlet
Luas
Luas Elevasi
Nama Total
(ha) Outlet
(ha)

Blok 1 A 1.45 +50.00


Blok Blok 1 B 1.61 +50.00
7.05
1
Blok 1 C 1.32 +50.00
Blok 1 D 2.67 +47.50
Blok 2 A 2.06 +49.70
Blok
Blok 2 B 1.98 6.28 +46.00
2
Blok 2 C 2.24 +47.80 Gambar 6. Pembagian Blok Tersier Pada
Blok 3 A 1.02 +51.80 Daerah Layanan Irigasi
Blok Blok 3 B 1.19 +49.00
5.78
3 Blok 3 C 1.54 +47.30
Blok 3 D 2.03 +47.70
Blok 4 A 1.42 +45.00
Blok Blok 4 B 1.98 +45.00
6.22
4 Blok 4 C 1.37 +46.00
Blok 4 D 1.45 +46.00
Luas Total Daerah
25.33
Layanan
Sumber: Analisa Data
Gambar 7. Skema Jaringan Irigasi Yang Direncanakan
F. PERHITUNGAN TOTAL HEAD
POMPA
Elevasi muka tanah pada sumur adalah +
50,00 dan elevasi muka air di sisi keluar pada
sawah tertinggi adalah +52,80. Muka air
tanah berada pada kedalaman 20 m atau pada
elevasi +30,00 sedangkan penurunan Muka
air tanah maksimum (Swmaks) adalah 2,44 m
atau pada elevasi +27,56. Direncanakan
menggunakan pompa celup (supmersible
pump) diletakkan pada kedalaman 29 m atau
berada pada elevasi +21,00.
Perhitungan total head pompa adalah
sebagai berikut:
hf = 1,4942 m
hlm = 0,3491 m Gambar 8. Pompa Supmersible
V = 0,67 m/dt GRUNDFOS MS Motor
Zb = el. m.a. sisi keluar – el. m.a. tanah Sumber: GRUNDFOS Data Booklet
= 52,80 – 30,00
= 22,80 m Jenis generator yang akan digunakan pada
2 perencanaan jaringan irigasi air tanah studi ini
H = hf + hlm + Zb + adalah generator merk IWATA tipe IW10WS
2x dengan data teknis berikut:
2 Tipe = IW10WS
= 1,4942 + 0,3491 + 22,80 + Frekuensi = 50 Hz
2x9
= 1,4942 + 0,3491 + 22,80 + 0,023 Daya = 10 kW
= 24,67 m Kapasitas bahan bakar = 45 lt
Berdasarkan data tersebut, jenis pompa Konsumsi bahan bakar = 2,5 lt/jam
yang akan digunakan pada perencanaan Bahan Bakar = Solar
jaringan irigasi air tanah studi ini adalah Dimensi (p x l x t) = 1,6x0,8x0,9 m
pompa celup (submersible pump) merk Berat = 650 kg
GRUNDFOS tipe SP 30 - 4 dengan data Kebisingan = 66 dBA/7 m
teknis berikut:
Tipe pompa = SP 30 - 4
Tipe motor = MS 4000
Daya motor = 5,5 kW
Berat = 36 kg
Diameter pompa = 95 mm
Panjang = 673 mm
Head maksimum = 32 m

Gambar 9. Generator IWATA i-series


Sumber: Catalog IWATA Diesel Generator
G. SIMULASI JARINGAN PERPIPAAN Tabel 11. Hasil Simulasi Pompa Blok 2
Simulasi jaringan perpipaan mengunakan Elevation Flow Pump
program waterCAD ver 8 XM edition. Label Status
(m) (lt/sec) Head (m)
Komponen perpipaan yang digunakan dalam
perencanaan ini meliputi sumber air (sumur PMP-1 21 On 7.93 33.36
pompa), pompa, pipa dan junction. Pengaliran Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition
air dari sumber dengan menggunakan pompa
ke daerah layanan (junction) dilakukan secara Tabel 12. Hasil Simulasi Pompa Blok 3
gravitasi. Besarnya kebutuhan air tiap Elevation Flow Pump
Label Status
junction tergantung dari besarnya kebutuhan (m) (lt/sec) Head (m)
air tiap blok tersier yang telah dijelaskan di
PMP-1 21 On 7.29 33.49
atas. Skenario yang digunakan adalah pompa
beroperasi pada 4 blok tersier dimana ketika 1 Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition
blok tersier dialiri, 3 blok tersier lainnya
Tabel 13. Hasil Simulasi Pompa Blok 4
ditutup (tidak dialiri).
Elevation Flow Pump
Label Status
(m) (lt/sec) Head (m)

PMP-1 21 On 7.85 33.38


Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition

H. ANALISA RENCANA ANGGARAN


BIAYA
Analisa yang digunakan berdasarkan dari
data kebutuhan untuk perbaikan serta analisa
kebutuhan untuk pekerjaan yang bersifat
rekomendasi.

Tabel 14. Rekapitulasi Rencana Anggaran


Biaya (RAB)
Gambar 10. Proses Running (Calculate) Harga
Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM No. Pekerjaan Pekerjaan
Edition (Rp.)
I. Pekerjaan Persiapan 35,195,400
Pompa yang digunakan dengan motor
tenggelam dengan kondisi berikut: II. Pekerjaan Rumah Pompa 100,380,166
 Pompa diletakkan (direncanakan) pada Pekerjaan Pagar Rumah
III. 46,040,492
Pompa
elevasi +21
IV. Pekerjaan Jaringan Irigasi 378,878,524
 Head design 32 m
 Debit operasional (design flow) 12 lt/dt Jumlah Harga Pekerjaan (Rp.) 560,494,581
 Debit maksimum (maximum operating PPn 10 % 56,049,458
flow) 21 lt/dt Jumlah Harga Konstruksi 616,544,040
Berikut merupakan hasil running pompa: Dibulatkan 616,544,000
Tabel 10. Hasil Simulasi Pompa Blok 1 Terbilang : Enam Ratus Enam Belas Juta Lima
Ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah
Elevation Flow Pump
Label Status
(m) (lt/sec) Head (m)
Dari perhitungan di atas dapat diketahui
PMP-1 21 On 8.9 33.12 bahwa rencana anggaran biaya untuk
Sumber: Program WaterCAD ver 8 XM Edition pembangunan jaringan irigasi perpipaan
sumur PKB – 111 adalah sebesar Rp.
616.544.000,-
5. KESIMPULAN 6. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil Anonim, 1986. Buku Petunjuk Perencanaan
kajian dari pembahasan (BAB IV), maka Irigasi, Bagian Penunjang Untuk
didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Standar Perencanaan Irigasi. Bandung:
1. Debit optimum yang dihasilkan sumur C.V. Galang Persada.
PKB – 111 adalah 0,012 m3/dt dengan
penurunan muka air tanah optimum 1,17 m Anonim. 1986. Standar Perencanaan Irigasi,
dan penurunan muka air tanah maksimum Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan
2,44 m. Irigasi KP-01. Bandung: C.V. Galang
2. Perhitungan besarnya kebutuhan air irigasi Persada.
menggunakan 3 alternatif. Alternatif I
adalah masa tanam dimulai pada bulan Bentley. 2007. User Guide WaterCAD ver 8
November, alternatif II adalah masa tanam XM Edition. Watertown CT, USA.
dimulai pada bulan Desember, dan
alternatif III adalah masa tanam dimulai Bisri, Mohammad. 1991. Aliran Air Tanah.
pada bulan Januari. Dari ketiga alternatif Malang: Bagian Penerbitan Fakultas
tersebut, sebagai dasar perencanaan Teknik Universitas Brawijaya.
jaringan irigasi air tanah pada studi ini,
digunakan analisa kebutuhan air irigasi Linsley, Ray K. Max A. Kohler dan Joseph L.
alternatif III karena memiliki nilai H. Paulhus. 1996. Hidrologi Untuk
kebutuhan air irigasi di sawah (NFR) Insinyur. Edisi ketiga, terjemahan Ir.
maksimal yg pling kecil dari ketiga Yandi Hermawan. Jakarta: Erlangga.
alternatif yaitu 1,262 lt/dt/ha
3. Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi Linsley, Ray K. dan Joseph B. Franzini. 1989.
studi adalah jaringan irigasi perpipaan Teknik Sumber Daya Air. Jilid 1, Edisi
dengan sistem pipa hubungan seri. ketiga. Jakarta: Erlangga.
Berdasarkan analisa neraca air dengan luas
layanan sumur 25,33 ha, debit optimum Nurkartika, Alima Sofia. 2001. Studi
sumur tidak mampu memenuhi kebutuhan Perencanaan Jaringan Irigasi Air
air irigasi dengan sistem pemberian air Tanah Dengan Sistem Pipa Putaran
secara menerus, sehingga sistem Paralel (Looping) di Sangen Madiun.
pemberian air yang direncakan adalah Skripsi tidak dipublikasikan. Malang:
sistem pemberian air secara rotasi atau Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
giliran dengan pembagian blok tersier
menjadi 4 blok. Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik.
4. Pompa yang direncanakan adalah pompa Surabaya: Usaha Nasional.
dengan motor tenggelam atau pompa celup
(submersible pump) merk GRUNDFOS Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda.
tipe SP 30-4 dengan daya 5,5 kW dan head 1983. Hidrologi Untuk Pengairan.
maksimum 32 m. Jakarta: Pradyna Paramita.
5. Rencana anggaran biaya dalam
pembangunan jaringan irigasi air tanah Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek Irigasi.
sumur PKB – 111 adalah sebesar Rp. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
616.544.000,-
Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air Tanaman.
Malang: Institut Teknologi Nasional.

Triadmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika II.


Yogyakarta: Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai