Anda di halaman 1dari 153

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini perkembangan teknologi dan informasi (TI) khususnya internet telah

mengalami perkembangan yang sangat pesat. Internet menghubungkan individu

dengan individu lainnya, menyediakan informasi, sebagai sarana informasi, maupun

sebagai sarana komunikasi. Menurut data hasil survei pengguna internet yang

diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada

tahun 2017 di 33 Provinsi di Indonesia, penetrasi pengguna internet yaitu sebesar

54,68% atau 143,26 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebesar 262 juta

orang.

Pergeseran kebiasaan (trend) berbelanja melalui internet berkembang begitu

pesat. Berdasarkan data statistik, 98,6% atau sekitar 130,8 juta pengguna internet

mengetahui internet sebagai tempat jual beli barang dan jasa. Tetapi, hanya sekitar

63,5% pengguna internet yang mengakui bahwa pernah melakukan transaksi belanja

online (APJII, 2016).

Menurut Badan Pusat Statistik yang dikutip oleh liputan6.com menyatakan

bahwa dalam kurun waktu 10 tahun jumlah e-commerce di Indonesia saat ini

mencapai 26,2 juta (Septian, 2016). Jumlah tersebut akan terus meningkat seiring

dengan bertambahnya pengguna Internet di Indonesia. Terdapat berbagai situs

1
2

penjualan online yang menawarkan barang dan jasa. Salah satu jenis jasa yang banyak

ditawarkan di situs online adalah segala bentuk kebutuhan perjalanan untuk para

wisatawan, misalnya: pemesanan paket wisata, tiket pesawat, tiket kereta api, voucher

hotel dan lain sebagainya. Adanya pergeseran dari mass tourism menjadi individual

tourism menyebabkan kebiasaan baru yakni wisatawan melakukan pemesanan kamar

hotel, tiket pesawat, transportasi dan segala kebutuhan dalam melakukan perjalanan

wisatawan lainnya secara mandiri. Pemesanan tiket secara online memberikan

kemudahan bagi wisatawan dalam banyak hal seperti kemudahan pencarian informasi

jadwal perjalanan dan harga tiket. Selain itu, wisatawan dapat melakukan pemesanan

tiket kapan saja dan dimana saja tanpa harus datang ke biro travel agent yang

bersangkutan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh The Nielsen Global Survey of E-

Commerce mengungkapkan bahwa jasa travel adalah yang paling banyak

direncanakan konsumen untuk dibeli secara online, bersamaan dengan jasa penjualan

tiket acara seperti tiket bioskop, pertunjukan, pameran, dan pertandingan olahraga,

dimana kategori-kategori tersebut termasuk ke dalam urutan lima teratas yang ingin

dibeli konsumen secara online. Sekitar setengah dari konsumen Indonesia berencana

untuk membeli secara online tiket pesawat (55%) serta melakukan pemesanan hotel

dan biro perjalanan (46%) untuk enam bulan ke depannya (Lubis, 2014).

Salah satu layanan penjualan tiket online adalah Traveloka yang menjual

berbagai jenis tiket perjalanan seperti tiket pesawat, tiket kereta api, voucher hotel dan

sebagainya. Traveloka sebagai salah satu layanan inovatif pemesanan dan penjualan

tiket melihat pasar internet sebagai sesuatu yang menjanjikan. Karena dilakukan

secara online sehingga wisatawan dapat melakukan pemesanan kapanpun dan

dimanapun. Traveloka merupakan salah satu layanan pencarian tiket pesawat dan
3

hotel yang menarik untuk diteliti. Selain itu, seperti yang dikutip pada situs penyedia

layanan peringkat yaitu Alexa.com, Traveloka menduduki peringkat 105 di Indonesia

dibandingkan dengan saingannya yaitu Tiket.com dan PegiPegi.com yang masing-

masing berada diperingkat 254 dan 540.

Terlepas dari banyaknya pengguna internet yang pernah melakukan

transakasi belanja secara online, dan banyaknya e-commerce yang menawarkan

diskon dan promo menarik lainnya. Trust (kepercayaan) masih dianggap sebagai

kualifikasi dalam keputusan pembelian. Kepercayaan ada jika konsumen yakin bahwa

penjual atau penyedia layanan memiliki kemampuan untuk memberikan dan

mengantarkan barang dengan kualitas yang diharapkan oleh konsumen. Sehingga

dalam konteks ini, bagaimana konsumen bisa mendapatkan kepercayaan dari e-

commerce?

Pada saat menggunakan layanan atau aplikasi e-commerce akan timbul

pertanyaan-pertanyaan seperti: ”Mengapa saya bingung menggunakan e-commerce ini

?” , ”Apa yang harus saya lakukan setelah mengklik tombol ini?”, ”Dibagian mana

saya bisa mendapatkan informasi ini?”, dan ”Sedang berada dihalaman apa saya saat

ini?”, pertanyaan tersebut merupakan sebagian kecil dari pertanyaan-pertanyaan yang

mungkin muncul dari pengguna suatu situs web atau aplikasi e-commerce, jika e-

commerce yang digunakan tersebut tidak dirancang dengan user experience yang baik.

User experience (UX) merupakan salah satu aspek penting yang berkaitan

dengan ilmu sistem interaksi (Human Computer Interaction). UX berperan dalam

memastikan bahwa suatu produk atau layanan cukup responsif, sehingga dapat

memuaskan penggunanya dari sisi efektivitas dan efisiensi (Sohaib et al., 2011).

International Standarization Organization (ISO) 9241-210 tahun 2009 mendefinisikan

user experience sebagai “a person’s perceptions and responses that result from the
4

use or anticipated use of a product, system or service”, dan dapat di definisikan

sebagai “persepsi dan tanggapan seseorang yang dihasilkan dari penggunaan produk,

sistem, atau layanan”. Pengalaman yang dirasakan pengguna dalam menggunakan

suatu teknologi tertentu, termasuk internet dan layanan online disebut dengan istilah

user experience atau pengalaman pengguna (Garrett, 2011). Standar User Experience

yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang di lakukan oleh

Park, et al. (2013) dengan tiga (3) elemen utama didalamnya yaitu Usability, Affect,

dan User Value.

Dari wacana dan informasi diatas, penulis tertarik untuk melakukan analisis

faktor User Experince yaitu Usability, Affect, dan User Value dalam memengaruhi

kepercayaan dan minat beli konsumen yang merupakan pengguna internet di

Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Apakah ada pengaruh usability terhadap kepercayaan (trust) pengguna

Traveloka?

2. Apakah ada pengaruh usability terhadap minat beli (purchase intentions)

pengguna Traveloka?

3. Apakah ada pengaruh affect terhadap kepercayaan (trust) pengguna

Traveloka?

4. Apakah ada pengaruh affect terhadap minat beli (purchase intentions)

pengguna Traveloka?
5

5. Apakah ada pengaruh user value terhadap kepercayaan (trust) pengguna

Traveloka?

6. Apakah ada pengaruh user value terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka?

7. Apakah ada pengaruh kepercayaan (trust) terhadap kepercayaan (trust)

pengguna Traveloka?

8. Apakah ada pengaruh usability terhadap minat beli (purchase intentions)

pengguna Traveloka dengan kepercayaan (trust) sebagai mediator ?

9. Apakah ada pengaruh affect terhadap minat beli (purchase intentions)

pengguna Traveloka dengan kepercayaan (trust) sebagai mediator ?

10. Apakah ada pengaruh user value terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka dengan kepercayaan (trust) sebagai

mediator ?

1.3 BATASAN MASALAH

Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Penelitian ini didasarkan pada pengguna internet yang menggunakan e-

commerce layanan Traveloka.

(2) Pengguna generasi milenial yang dimaksud yaitu memiliki tahun

kelahiran 1981-2000 (Yigit, 2015; Corodeanu, 2015; Meler at al, 2010;

Naim, 2017; Levine, 2009; Ordun, 2015; Dhanapal et al, 2015; Kilber et

al, 2014) atau berusia 17-37 pada tahun 2018.

(3) Hasil yang didapat adalah signifikansi variabel yang dimiliki oleh user

experience yaitu usability, affect dan user valuse terhadap variabel

kepercayaan (trust) dan variabel minat beli (purchase intention)


6

pengguna internet generasi milenial dalam menggunakan layanan

Traveloka.

1.4 TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh usability terhadap kepercayaan (trust)

pengguna Traveloka

2. Untuk mengetahui pengaruh usability terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka

3. Untuk mengetahui pengaruh affect terhadap kepercayaan (trust) pengguna

Traveloka

4. Untuk mengetahui pengaruh affect terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka

5. Untuk mengetahui pengaruh user value terhadap kepercayaan (trust)

pengguna Traveloka

6. Untuk mengetahui pengaruh user value terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka

7. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan (trust) terhadap kepercayaan

(trust) pengguna Traveloka

8. Untuk mengetahui pengaruh usability terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka dengan kepercayaan (trust) sebagai

mediasi
7

9. Untuk mengetahui pengaruh affect terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka dengan kepercayaan (trust) sebagai

mediasi

10. Untuk mengetahui pengaruh user value terhadap minat beli (purchase

intentions) pengguna Traveloka dengan kepercayaan (trust) sebagai

mediasi

1.5 MANFAAT

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat penelitian yang positif

baik secara akademis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Akademis


Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam penelitian sistem

informasi pada umumnya, serta dalam bidang Human-Computer

Interaction (HCI) pada khususnya. Selain itu juga dapat dijadikan

sumber informasi untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan

referensi tambahan untuk melakykan penelitian dengan topik serupa.

2. Manfaat Praktis


Secara praktis, penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi

dalam perencanaan strategi pemasaran di internet bagi praktis e-

commerce dalam merancang situs atau aplikasi e-commerce yang

nantinya akan menimbulkan kepercayaan (trust) konsumen sehingga

menghasilkan minat beli (purchase intentions).

3. Manfaat bagi Peneliti


8

Penelitian ini berguna sebagai pendalaman ilmu serta sebagai praktik

dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama menjalani studi di Program

Studi Sistem Informasi di Fakultas Ilmu Komputer.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,

manfaat, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori-teori penunjang yang mendukung dalam

pembuatan penelitian ini, antara lain definisi Internet, Generasi Y (Milenial), E-

Commerce, User Experience, Kepercayaan (Trust), Minat beli (Purchase Intention),

dan PLS-SEM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian antara

lain menentukan tujuan dan metode penelitian, metode pengumpulan data, model

peneltian, variabel dan hipotesis penelitia, operasional konsep, pretest, serta evaluasi

model.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memberikan gambaran mengenai pengolahan dan analisis data primer

yang berhasil dikumpulkan, sehingga diperoleh hasil penelitian sebagai jawaban atas

tujuan penelitian. 

9

BAB V PENUTUP

Pada bab ini diuraikan mengenai rangkuman yang terbagi menjadi dua bagian

yaitu kesimpulan dan saran yang melampirkan penyelesaian dari hasil pembahasan,

serta saran-saran yang berisikan berbagai penyempurnaan yang mungkin dapat

diterapkan kedepannya. Keterbatasan penelitian juga dijelaskan dalam bab ini.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan sumber-sumber literatur yang digunakan

dalam pembuatan penelitian ini.

LAMPIRAN

Pada bagian ini berisi beberapa dokumen yang sesuai dengan fakta

dilapangan.
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas beberapa teori dasar untuk menunjang

penyelesaian penelitian ini, antara lain: Interenet, Generasi Y (Milenial), E-

Commerce, User Experience, Purchase Intention, PLS-SEM, dan beberapa tinjauan

pustaka mengenai penelitian sebelumnya yang relevan, dan beberapa review yang

mendukung penelitian.

2.1. Internet

Internet merupakan teknologi yang sangat umum digunakan saat ini. Hampir

semua jenis layanan dan aplikasi, baik di komputer desktop, komputer jinjing (laptop),

hingga perangkat mobile, terhubung ke internet. Hampir semua kegiatan, dari kerja

hingga kegiatan santai dilakukan di internet oleh masyarakat di era digital saat ini.

Internet merupakan jaringan komputer terbesar di dunia, yang menghubungkan semua

jaringan komputer (termasuk juga komputer itu sendiri) yang ada disetiap wilayah di

dunia, baik menggunakan media kabel (wired) maupun nirkabel (wireless). Internet

sendiri merupakan singkatan dari Interconnecting Networking atau jaringan yang

saling terhubung satu sama lain (Pratama, 2014).

Di Indonesia, komputer dan internet mulai digunakan masyarakat di tahun

1990. Jika diawal kemunculan, internet dan komputer hanya familiar oleh dikalangan

tertentu saja, seiring berjalannya waktu, komputer dan internet mulai menyebar luas di

masyaraktat Indonesia. Sebagai sebuah jaringan komputer terbesar di dunia, internet

memberikan banyak manfaat di dalam kehidupan manusia pada berbagai elemen,

khususnya untuk bisnis/wirausaha (Pratama, 2014).


11

Pada bukunya yang berjudul “Komputer dan Masyarakat” Pratama (2014)

menyebutkan beberapa manfaat penting internet bagi dunia bisnis. Antara lain sebagai

berikut:

1. Adanya akses internet akan mendorong produktifitas hasil industri, baik

industri besar, kecil, menengah, industri rumah tangga, agar lebih meningkat

dan lebih baik.

Internet mampu memberikan informasi mengenai upaya-upaya untuk

meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi, media untuk promosi dan

pemasaran hasil industri secara online, informasi harga, informasi saham,

perbandingan dengan kompetitor, animo masyarakat dan konsumen, dan lain-

lain.

2. Internet mampu menciptakan sebanyak mungkin wirausaha muda di berbagai

bidang.

Hal ini dimungkinkan dengan berbagai potensi yang diberikan oleh internet

itu sendiri (e-commerce dan mobile), dengan bentuk layanan produk layanan

dan jasa. Terciptalah sebanyak mungkin lapangan kerja, penyerapan tenaga

kerja yang lebih optimal, kekuatan ekonomi bangsa dan ekonomi daerah yang

makin meningkat, dan berujung kepada kesejahteraan masyarakat umum.

Industri-industri kreatif banyak dihasilkan dari internet, untuk kemudian

dijalankan baik di internet maupun di dunia nyata secara fisik.

3. Menghemat biaya periklanan cetak (biaya promosi) dan biaya penyewaan

tempat (toko).

Para industri kecil dan wirausaha kecil (pemula), dengan keterbatasan dana,

upaya bisnis yang dilakukan dapat terus berjalan dengan memangkas

sebanyak mungkin biaya lainnya yang dapat ditangani melalui internet.


12

4. Internet memudahkan transaksi dan transparansi keuangan.

Dengan adanya internet disertai dengan kemajuan teknologi serta

kemampuan manusia di dalam menggunakannya, maka memunculkan

beragam layanan online. Salah satunya adalah layanan jual beli secara online

(e-commerce), yang tentu saja akan diikuti oleh pembayaran secara online.

Baik melalui kartu kredit, online banking, dan lain-lain. Disisi lain tanpa

perlu membawa uang tunai maupun datang langsung ke toko penjual. Dari

sisi penjual akan memudahkan didalam melayani banyak transparansi

keuangan untuk bisnis.

5. Menciptakan layanan yang lebih baik kepada konsumen.

Internet secara umum menciptakan layanan yang lebih baik kepada

konsumen dari suatu binis atau usaha yang dijalankan. Misalkan pada toko

atau usaha produk dan jasa lainnya, layanan berbasis internet (termasuk juga

keluhan online / Customer Service Online), misalkan melalui e-mail atau

chatting, sangat membantu seklai untuk menjadikan konsumen semakin puas

dengan layanan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survei pengguna internet yang

diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada

tahun 2017 di 33 Provinsi di Indonesia, penetrasi pengguna internet yaitu 54,68% atau

143,26 juta dari total populasi penduduk Indonesia sebesar 262 juta. Indonesia

menduduki posisi ke lima sebagai Negara dengan pengguna internet terbanyak seduia.
13

Gambar 2.1 Penetrasi Pengguna Internet Indonesia (APJII)

2.2. Generasi Y (Milenial)

Generasi dapat diartikan sekelompok orang yang memiliki karakteristik yang

berbeda satu dengan lainnya, perbedaan utamanya adalah tahun kelahiran. Perbedaan

tahun kelahiran menjadi pembeda antar generasi dimana setiap generasi manusia

hidup pada perkembangan zaman yang berbeda begitu juga dengan perkembangan

teknologi dan informasi. Secara umum, generasi dianggap sebagai perbedaan antara

kelompok usia dan periode waktu tertentu. Generasi sangat dipengaruhi oleh peristiwa

historis yang dialami, sehingga mengakibatkan setiap generasi memiliki kepercayaan,

sikap, dan perilaku yang berbeda (Yigit, 2015).

Salah satu generasi sekarang dikenal dengan Generasi Y, yang merupakan

anak atau keturunan dari generasi sebelumnya. Ada banyak sebutan untuk Generasi Y,

yaitu Millenial, Generation Me (Generasi Me), Echo Boomers, dan Nexters (Yigit,

2015). Generasi Milenial merupakan generasi yang hidup di zaman komunikasi dan
14

internet. Pengguna pada Generasi Y atau Milenial yaitu yang lahir pada tahun 1981-

2000 (Yigit, 2015; Corodeani, 2015; Meler at al, 2010; Naim, 2017; Levine, 2009;

Ordun, 2015; Dhanapal et al, 2015; Kilber et al, 2014) dan berusia 17-37 tahun 2018,

merupakan generasi yang disebut sebagai Digital Native, generasi pertama yang

menghabiskan seluruh hidupnya di lingkungan digital; teknologi informasi sangat

memengaruhi bagaimana mereka hidup dan bekerja (Bolton et al, 2013).

Karakteristik yang menarik dan signifikan dari generasi Milenial adalah

cerdas dalam hal teknologi dan sangat bergantung pada teknologi yang kompleks.

Generasi Milenial adalah pengguna internet yang berat, bersedia menerima teknologi

baru dan memiliki kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan

dekat dengan orang lain melalui internet. Generasi ini juga memiliki daya beli yang

tinggi dibandingkan dengan generasi lainnya dan keinginan untuk berpartisipasi dalam

pembelian online. Generasi Milenial lebih mudah menerima adopsi inovasi teknologi

dan sangat nyaman dengan aktivitas online dan juga mobile (San et al, 2015). Sebagai

konsumen, generasi milenial menemukan kepercayaan diri dan kepercayaan terhadap

merek (brand) pilihannya. Salah satu sifat unik nya adalah mereka akan setia pada

suatu merek (brand) jika percaya pada merek tersebut. Kepercayaan merupakan faktor

yang memengaruhi mereka saat menggunakan layanan online (Ordun, 2015).

Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari situs web kominfo.go.id

mengenai Persentase pengguna internet untuk e-commerce berdasarkan usia pada

tahun 2016, terlihat bahwa usia 16-25 tahun memiliki persentase sebanyak 21.60%

dan usia 26-35 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu 32%.


15

Gambar 2.2 Persentase pengguna internet untuk e-commerce berdasarkan usia pada tahun 2016

(Sumber: statistik.kominfo.go.id)

2.3. E-Commerce

Kemajuan teknonogi informasi yang meliputi kemajuan perangkat lunak

(software), perangkat keras komputer (hardware), dan jaringan komputer

menyebabkan adanya perubahan didalam pola hidup dan bidang kehidupan umat

manusia. Salah satunya adalah di bidang transaksi jual beli dan bisnis dari sisi

konvensional ke arah bentuk jual beli secara online disertai dengan pembayaran

elektronik digital.

Istilah e-commerce mulai muncul di tahun 1990-an melalui adanya inisiatif

untuk mengubah paradigma transaksi jual beli dan pembayaran dari cara konvensional

ke dalam bentuk digital elektronik berbasiskan komputer dan jaringan internet.

Berikut merupakan beberapa definisi e-commerce pada buku yang ditulis oleh

Pratama (2014), antara lain sebagai berikut:


16

1. Kim dan Moon di tahun 1998 menyatakan bahwa e-commerce adalah proses

untuk mengantarkan informasi, produk, layanan dan proses pembayaran,

melalui kabel telepon, koneksi internet, dan akases digital lainnya.

2. Baorakis, Kourgiantakis, dan Migdalas di tahun 2002 menyatakan bahwa e-

commerce merupakan bentuk perdagangan barang dan informasi melalui

jaringan internet.

3. Quayle di tahun 2002 mendefinisikan e-commerce sebagai berbagai bentuk

pertukaran data elektronik yang melibatkan penjual dan pembeli melalui

perangkat mobile, e-mail, perangkat terhubung mobile, didalam jaringan

internet dan intranet.

4. Chaffey di tahun 2007 menyempurnakan definisi e-commerce, dengan

mempertimbangkan bahwa ditahun 2007 perkembangan teknologi komputer

telah menambah perubahan pada e-commerce, dengan munculnya beragam

teknologi keamanan, teknologi pembayaran online, perangkat-perangkat

mobile, makin banyaknya organisasi dan pengguna yang terhubung ke

internet, dan munculnya berbagai teknologi pengembangan aplikasi berbasis

web. Sehingga kemudian dibuatlah perbaikan defini dari e-commerce. E-

commerce didefiniskan sebagai semua bentuk proses pertukaran informasi

antara organisasi dan stakeholder berbasiskan media elektronik yang

terhubung ke jaringan internet.

Dalam hal pangsa pasar, generasi milenial “dikejar” oleh penjual karena

potensi mereka untuk pasar sangat tinggi. Anggota generasi milenial berada di

ambang untuk memasuki dunia kerja dan menjadi “segmen pembeli yang berharga

dengan daya beli yang tinggi”. Selain itu juga, banyak peneliti dibidang sosiologi yang

menjadikan generasi milenial sebagai segmen penelitian, dikarenakan sifat dan


17

perilaku mereka menjadi strategi dasar oleh penjual yaitu bagaimana menarik mereka

sebagai klien.

2.4. Kepercayaan (Trust)

Dalam konteks e-commerce, kepercayaan (trust) didefinisikan oleh Jarvenpaa

& Tractinsky (1999) sebagai kesediaan konsumen dalam mengandalkan penjual dan

mengambil tindakan dalam situasi di mana tindakan tersebut membuat konsumen

rentan terhadap penjual. Kim et al. (2004) mendefinisikan kepercayaan sebagai

kepercayaan bahwa pihak lain akan berperilaku dengan cara yang dapat diandalkan

dalam hubungan timbal balik.

Kimery dan McCard dalam Suryani (2013) mendefinisikan kepercayaan

sebagai kesediaan konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi

online berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakukan berbelanja online di

masa mendatang. Sedangkan menurut Simamora (2008) kepercayaan adalah suatu

pemikiran deskriptif yang dimiliki sesorang tentang sesuatu. Kepercayaan dapat

berupa pengetahuan, pendapat atau sekadar percaya.

McKnight et al (1998) membagi kepercayaan menjadi dua konstruk: (1) niat

mempercayai, yang berarti bahwa seseorang bersedia bergantung pada orang lain

dalam situasi tertentu, dan (2) yakin mempercayai, yang berarti bahwa seseorang

percaya bahwa orang lain baik hati , kompeten, jujur, atau dapat diprediksi dalam

suatu situasi.

Pada awalnya kepercayaan banyak dikaji dari disiplin ilmu psikologi, karena

berkaitan dengan sikap seseorang. Pada perkembangannya, kepercayaan menjadi

kajian dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk dalam e-commerce. Kepercayaan dalam

hal belanja online berbeda dengan kepercayaan saat belanja secara offline. Subjek
18

utama dari kepercayaan konsumen yaitu e-commerce itu sendiri, sehingga

kepercayaan memainkan peran penting selama transaksi dalam situasi yang tidak

menentu dan berisiko (Li et al, 2007).

Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adalah

kepercayaan pihak tertentu terhadap yang lain dalam melakukan hubungan transaksi

berdasarkan suatu keyakinan bahwa pihak yang dipercayai akan memenuhi segala

kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan.

2.5. User Experience

Istilah User Experience atau yang sering disingkat UX pertama kali

dipopularkan oleh Don Norman yang merupakan User Experience Architect di Apple

Computer pada tahun 1993. (Knemeyer, n/a). User experience merupakan salah satu

aspek penting yang berkaitan dengan ilmu sistem interaksi. UX berperan dalam

memastikan bahwa suatu produk cukup responsif, sehingga dapat memuaskan

penggunanya dari sisi efektivitas dan efisiensi (Sohaib et al., 2011). Suatu produk

perlu memperhatikan apakah user experience yang dimilikinya sudah baik atau belum.

User experience yang baik adalah tujuan dari sebagian besar proyek pengembangan

produk saat ini.

User experience masih sering dilihat sebagai hasil dari desain User Interface

(UI), tetapi banyak peneliti yang berpendapat bahwa UX yang baik berasal dari nilai

dan makna konsep produk itu sendiri, sedangkan UI menyediakan sarana untuk

berinteraksi dengan produk. UI dapat memberikan nilai lebih dari interaksi yang

menghibur dan menyenangkan, atau suatu hal yang dapat merusak UX dengan

menyediakan fungsi sulit pada produk, contohnya usability yang buruk. Namun,

sumber utama untuk mempertahankan UX yang baik adalah nilai yang diperoleh dari
19

pengguna saat menggunakan produk. Nilai sebenarnya dari sebuah produk ialah yang

berhubungan dengan hasil dari interaksi di akhir dan bukan interaksi itu sendiri. UX

bekerja dalam merancang kesenangan (fun) dan nilai (value). UX merupakan konsep

subjektif dan holistik yang sulit untuk di evaluasi, karena berbeda untuk setiap saat

dan setiap pengguna (Roto, 2009).

International Standarization Organization (ISO) 9241-210 tahun 2009

mendefinisikan user experience sebagai “a person’s perceptions and responses that

result from the use or anticipated use of a product, system or service”. Sehingga user

experience merupakan subyektif dan fokus dalam penggunaan.

Hassenzahl et al. (2009) menjelaskan bahwa penggunaan suatu produk di

deskripsikan dalam hal experience (pengalaman) dan dapat di definisikan sebagai

“persepsi dan tanggapan seseorang yang dihasilkan dari penggunaan produk, sistem,

atau layanan”. Tujuan UX dapat dideskripsikan sebagai membuat pengguna senang

sebelum, saat menggunakan, dan setelah menggunakan layanan (Hassenzahl et al.,

2009). UX lebih memperhatikan cara pengguna merasakan interaksi mereka dengan

layanan. (Mifsud, 2011).

Pada penelitian ini model User Experience yang digunakan mengacu pada

model yang di kembangkan oleh Park, et al. (2013). Model UX ini dikemukakan oleh

Perdana (2017) sebagai model UX yang komprehensif. Model UX yang

dikembangkan oleh Park, et al. (2013) ini terdiri dari 3 elemen UX didalamnya yaitu

usability, affect, dan user value.

Usability yang dimaksud oleh Park, et al. (2013) adalah sejauh mana produk

atau layanan dapat dan mudah digunakan. ISO 1998 mendefinisikan usability sebagai

sebagai sejauh mana suatu produk dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai

tujuan tertentu. Untuk mengembangkan situs web yang bermanfaat merupakan aspek
20

penting dalam keberhasilan dari e-commerce, dikarenakan saat ini internet

berkembang dengan sangat pesat (Perdana, 2017). Pada penelitan ini usability

mencakup yaitu, (1) cara kerja layanan yang mudah sederhana atau tidak rumit saat

digunakan, (2) antarmuka layanan yang dapat di kendalikan oleh user, (3) layanan

yang bekerja secara efisien atau tidak membuat waktu dan tenaga, (4) layanan yang

dapat memberika semua informasi yang dibutuhkan oleh pengguna secara tepat, (5)

layanan yang dapat beradaptasi dilingkungan yang berbeda, (6) layanan yang dapat

dipahami oleh pengguna dalam waktu yang cepat, (7) layanan yang dapat dengan

mudah digunakan oleh pengguna.

Terdapat tujuh indikator yang dimiliki oleh usability yang kembangkan oleh

Park, et al. (2013), yaitu simplicty, directness, directness, efficiency, informativeness,

flexibility, learnability, dan user support.

Park, et al. (2013) mendefinisikan affect sebagai sejauh mana penampilan

dari produk / layanan menarik bagi pengguna. Dalam hal ini affect berkaitan dengan

tampilan dan daya tarik estetika yang dimiliki oleh layanan terhadap pengguna.

Beberapa tinjauan penelitian yang ada mengungkapkan bahwa aspek dari daya tarik

dan desain estetika dari layanan merupakan komponen penting dalam layanan online.

Terdapat lima indikator yang dimiliki oleh affect yang kembangkan oleh Park, et al.

(2013), yaitu colour, delicacy, luxuriousness, attractiveness, dan simplicity.

User value oleh Park, et al. (2013), diartikan sebagai nilai subyektif

pengguna yang melekat pada produk atau layanan. Dabrowski et al (2014)

mengungkapkan bahwa layanan pelangan menggambarkan perhatian yang dirasakan

oleh pelanggan demi memenuhi kebutuhan mereka, menghormati hak-hak mereka dan

menjunjung tinggi keunggulan layanan yang terus menerus. Terdapat lima indikator
21

yang dimiliki oleh Usability yang kembangkan oleh Park, et al. (2013), yaitu self

satisfaction, pleasure, customer need, sociability, dan attachment.

UX yang baik diperlukan proses penelitian terhadap pengguna atau user

research. User research adalah proses penggambaran bagaimana manusia bisa

mengartikan dan menggunakan produk atau layanan (Goodman et al., 2012).

2.6. Minat Beli (Purchase Intentions)

Penting untuk memahami purchase intentions (minat beli) seorang

pelanggan, karena biasanya perilaku pelanggan dapat diprediksi berdasarkan

keinginan mereka. Mengukur intention (keminatan) dapat lebih efektif daripada

mengukur behavior (perilaku) pelanggan karena pelanggan dapat melakukan

pembelian dikarenakan kepaksaan dan bukan pilihan yang sebenarnya (Bai, 2008).

Minat beli berkaitan dengan kemungkinan untuk membeli produk secara

online. Purchase intention merupakan tahapan akhir dari sejumlah isyarat bagi

pelanggan e-commerce. Jarvenpaa dan Tractinsjy (1999) berpendapat bahwa

keinginan pelanggan untuk membeli dari toko online akan meningkat jika penjual

mampu membangkitkan kepercayaan pelanggan. Beberapa penelitian sebelumnya

telah membuktikan secara empiris bahwa peningkatan kepercayaan pelanggan pada

penjual online akan meningkatkan minat beli (Ganguly et al, 2010).

Menurut Hausman & Siekpe (2009), purchase intention (minat beli)

bersamaan dengan intention to return (minat untuk kembali), merupakan salah satu

perilaku online. Pelanggan yang memiliki perasaan positif terhadap produk lebih

cenderung untuk melakukan pembelian (Pavlou, 2003). Sebelum melakukan

pembelian, pelanggan akan mengumpulkan minat atau keinginan yang positif untuk

membeli suatu produk dengan cara mencari informasi tambahan dan merasa yakin
22

dengan produk yang akan dibeli. Leelayoutahyotin (2004) mengindikasikan bahwa

dengan adanya ketersediaan informasi yang positif akan memengaruhi pelanggan dari

minat akan membeli dan akhirnya mengarah pada pembeliaan sebenarnya. (Rozekhi et

al, 2014)

2.7. Structure Equation Model (SEM)

Structural Equation Modeling (SEM) merupakan suatu teknik statistik yang

memiliki kemampuan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel laten dan

indikatornya. Dimana metode ini merupakan pengembangan dari analisis mutilvariat

yaitu analisis faktor dan analisis regresi. SEM mempunyai kemampuan lebih dalam

menyelesaikan permasalahan yang melibatkan banyak persamaan linear pada variabel

laten. Variabel laten adalah suatu konstruk dalam model persamaan struktural yang

tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dapat diukur oleh satu atau lebih variabel

indikatornya. Terdapat dua alasan penting yang mendasari digunakannya SEM.

Pertama, SEM memiliki kemampuan mengestimasi hubungan antar variabel yang

bersifat multiple relationship. Hubungan ini dibentuk dalam model struktural yang

digambarkan melalui hubungan antara variabel laten endogen dan variabel laten

eksogen. Kedua, SEM memiliki kemampuan untuk menggambarkan pola hubungan

antara variabel laten dan variabel indikator (manifest) (Wijanto, 2008).

Ada dua hal yang dilakukan dan dihasilkan dalam SEM, yaitu (i)

mengestimasi beberapa persamaan yang saling berhubungan secara simultan dengan

output model struktural dan (ii) merepresentasikan variabel-variabel berdasarkan

variabel-variabel indikator (manifest) dengan output model pengukuran (measurement

model) (Wijanto, 2008).


23

Penggunaan SEM memiliki asumsi yang mendasari yaitu multivariat normal

dan jumlah sampel yang besar. Penggunaan sampel yang kecil dapat menghasilkan

taksiran parameter yang tidak baik bahkan tidak kovergen. Sehingga salah satu

pendekatan yang dapat digunakan adalah partial least square (PLS). PLS merupakan

metode analisis yang powerful karena tidak membutuhkan banyak asumsi (Wijanto,

2008).

2.8. Partial Least Square (PLS)-SEM

Partial Least Square (PLS) pertama kali dikembang-kan oleh Herman World

(1975). Model ini dikembangkan sebagai alternatif apabila teori yang mendasari

perancangan model lemah. PLS merupakan analisis yang powerfull karena dapat

digunakan pada setiap jenis skala data serta syarat asumsi yang lebih fleksibel. PLS

juga dapat digunakan ketika landasan teori model adalah tentative atau penggukuran

setiap variabel laten masih baru, sehingga didesain untuk tujuan prediksi (Vinzi et al ,

2010). PLS telah digunakan diberbagai bidang ilmu, seperti behavioral sciences (ilmu

perilaku), marketing (pemasaran), organisasi, sistem informasi manajemen, dan

strategi bisnis (Kim, 2016).


24

2.9. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Referensi Penelitian Terdahulu (1)

Nama peneliti R A Perdana dan A Suzianti

Analysis of usability factors affecting purchase intention in


Judul penelitian
online e-commerce sites

User Experience, Usability, Structure Equation Model

Liteteratur (SEM)

review Technologu Adoption Lifecycle (TALC), Theoritical

Framework

Responden Pengguna dari Company A yang berdomisili di DKI

penelitian Jakarta dan Jawa Barat

Menggunakan Google Form untuk membuat dan

mendistribusi secara online, Menggunakan SEM untuk


Metode penelitian
melakukan analisa hubungan dan TALC untuk

mengetahui karakter dari pengguna Company A.

Dari 11 indikator yang ada, hanya ada 3 indikator yang

secara langsung berpengaruh terhadap Purchase Intention


Hasil penelitian
Company A, yaitu, Readability,Telepresence, dan

Credibility.
25

Tabel 2.2 Referensi Penelitian Terdahulu (2)

Nama peneliti Mohd Fazli Mohd Sam dan Md Nor Hayati Tahir

Website Quality And Consumer Online Purchase Intention


Judul penelitian
Of Air Ticket

Liteteratur Purchase Intention, Website Design, Usability,

review Information Quality, Trust, Perceive Risk, Empathy

Responden 208 Responden yang merupakan pelajar dan pekerja dari

penelitian Klang Valley, Malaysia.

Hasil data dioleh dengan menggunakan Statistical


Metode penelitian
Package for the Social Sciences (SPSS)

Dari 6 indikator yang ada ( usability, website design,

information quality, trust, perceive risk, dan empathy)


Hasil penelitian
hanya website quality, trust, dan empathy yang

memengaruhi purchase intention

Tabel 2.3 Referensi Penelitian Terdahulu (3)

Boudhayan Ganguly, Satya Bhusan Dash, Dianne Cyr, &


Nama peneliti
Milena Head

The effects of website design on purchase intention in


Judul penelitian online shopping: the mediating role of trust
and the

moderating role of culture

Liteteratur Website design, Trust on the online store, Culture

review
26

Responden Terdapat 290 responden dari India dan 292 responden dari

penelitian US dan Canada

Metode penelitian Data diolah dan dianalisis dengan metode SEM CFA

Terdapat perbedaan antara India dan US & Canada dalam


Hasil penelitian hal trust dan perceived risk. Tetapi keduanya sama-sama

memiliki nilai signifikan yang tinggi terhadap trust


27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alur Penelitian

Mulai

Observasi Pendahuluan

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Studi Pustaka

Penetapan Populasi dan Sampel

Penyusunan Kuesioner

Penyebaran Kuesioner Pretest

Uji Validitas dan Realibilitas Item Kuesioner Pretest

Penyebaran dan Pengumpulan Data Kuesioner

Pengolahan Data dan Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai
28

3.2 Tujuan Penelitian

Ditinjau dari tujuan, penelitian ini adalah penelitian eksplorasi. Penelitian

eksplorasi adalah penelitian yang tujuan utamanya adalah untuk menyelidiki persoalan

atau fenomena yang sedikit sekali dipahami dan mengembangkan gagasan awal

mengenai hal tersebut dan beranjak kepada penyempurnaan pertanyaan-pertanyaan

penelitian. Penelitian dengan tujuan eksplorasi menjawab pertanyaan ”Apa” (Neuman,

2017).

Asumsi peneliti menggunakan penelitian eksplorasi dalam penelitian ini

dikarenakan peneliti ingin mengetahui dan menggali tentang pengaruh dari usabilty,

affect, dan user value terhadap minat beli (purchase intentions) dan kepercayaan

(trust) sebagai mediasi.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kuantitatif. Metode

kuantitatif mendeskripsikan suatu kumpulan teknik untuk menjawab pertanyaan

penelitian dengan menekankan pada penggunaan data kuantitatf (Recker, 2013). Jen

Recker (2013) menjelaskan bahwa penggunaan metode penelitian kuantitatif ditujukan

untuk mempelajari kejadian pada dunia nyata, mempelajari hubungannya sehingga

dapat dijelaskan dan didokumentasikan. Metode penelitian kuantitatif juga disebut

sebagai metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk

pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dengan demikian metode kuantitatif

dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,


29

analisis data bersifat kuantitatif / statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan (Sugiyono, 2017).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah salah satu hal utama dalam penelitian, berikut ini

adalah beberapa macam data yang harus diambil selama penelitian berlangsung:

3.4.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan oleh periset untuk tujuan yang

spesifik sesuai dengan permasalahan dari riset yang tengah dilakukan. Salah satu cara

mendapatkan data primer ini adalah dengan teknik survei. Survei yang akan dilakukan

penulis adalah dengan cara menyebar kuesioner atau angket. (Malhotra & Naresh,

2010).

Pada pengambilan data primer dengan kuesioner, peneliti menggunakan

close-ended question yang merupakan bentuk pertanyaan dengan berbagai alternatif

pilihan atau jawaban kepada responden untuk mengetahui karakteristik responden

tersebut. Close-ended question yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

scale-response question, yakni bentuk pernyataan yang menggunakan skala untuk

mengukur dan mengetahui respon dari responden tersebut (Malhotra & Naresh, 2010).

Adapun skala yang digunakan adalah Likert dengan skala dimulai dari 1 sampai 5,

dimana 1 menunjukkan respon sangat tidak setuju dan 5 menunjukkan respon sangat

setuju.
30

3.4.2 Data Sekunder

Data Sekunder didefinisikan sebagai data yang sudah pernah diambil

sebelumnya untuk tujuan lain selain dari permasalahan riset. Data sekunder ini

biasanya murah dan dan bisa didapatkan dengan mudah. Data sekunder ini berupa

(Malhotra & Naresh, 2010):


a. Data Internal : Data ini bisa berasal dari dalam organisasi sendiri dan disajikan

dalam format yang bisa langsung dipakai dan data yang harus melalui proses

terlebih dahulu sebelum dipakai untuk riset.


b. Data Eksternal : Data yang didapatkan dari luar organisasi. Data ini berupa

laporan materi yang sudah diterbitkan seperti sensus, laporan pemerintahan,

indeks, direktori, dan data statistik. Contoh data eksternal lain adalah

computerized database yang bisa didapatkan secara online melalui internet

ataupun offline, dan yang terakhir adalah data dari sindikat survei.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

3.5.1 Target dan Jumlah Populasi

Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oelh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut

(Sugiyono, 2017).

Pada penelitian ini populasinya adalah pengguna internet. Jumlah populasi

pengguna internet berdasarkan survei diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara


31

Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017 di 33 Provinsi di Indonesia, penetrasi

pengguna internet yaitu 54,68% atau 143,26 juta dari total populasi penduduk

Indonesia sebesar 262 juta orang.

Kuesioner penelitian akan disebarkan kepada pengguna internet diseluruh

Indonesia dengan komposisi pembagian wilayah sebagai berikut, Pulau Jawa

(58,08%), Sumatera (19,0%), Kalimantan (7,97%), Sulawesi (6.73%), Bali dan Nusa

(5,63%) serta Maluku dan Papua (2.49%) (APJII, 2016).

Gambar 3.1 Pengguna Internet Indonesia Berdasar Wilayah

3.5.2 Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peniliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka digunakan

sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2017).


32

3.5.3 Ukuran Sampel

Untuk mendapatkan sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari

populasi penelitian. Populasi yang digunakan yaitu populasi pengguna internet yang

tersebar di seluruh Indonesia.

Data yang telah dimiliki adalah 143,26 Juta penduduk Indonesia yang

merupakan pengguna internet berdasarkan survei pada tahun 2017. Dalam menentukan

jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan tingkat

keyakinan yang digunakan adalah 95% dengan error sebesar 5% , yaitu : (Ellen, 2017)

𝑁
𝑛=
1 + (𝑁𝑒 2 )

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Interval Keyakinan / error 5% (0.05)

Maka :

143,260,000
𝑛=
1 + (143,260,000 × 0.052 )

143,260,000
𝑛=
358.151)

𝑛 = 399,9 ≈ 400 responden


33

3.6 Hubungan Antar Variabel

3.6.1 Hubungan Usability Terhadap Trust

ISO 1998 mendefinisikan usability sebagai sebagai sejauh mana suatu produk

dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk

mengembangkan situs web yang bermanfaat merupakan aspek penting dalam

keberhasilan dari e-business, dikarenakan saat ini internet berkembang dengan sangat

pesat (Perdana, 2017). Sementara Barnes dan Vidgen mendefinisikan usability atau

kegunaan sebagai kegunaan suatu layanan online yang dapat dengan mudah dipelajari,

dioperasikan, mudah digunakan dan dapat dengan mudah dipahami.

Usability diwakilkan dengan learnability dan efficiency pada saat

menggunakan layanan (Peiris, 2015). McLaughlin dan Skinner (2000) berpendapat

bahwa membuat suatu sistem yang dapat digunakan oleh pengguna merupakan hal

yang diperlukan demi membuat suatu sistem berguna. Dari alasan tersebut, usability

dianggap sebagai elemen inti untuk menanamkan utilitas dan kegunaan dalam situs e-

commerce. Studi yang dilakukan oleh Peiris (2015) menemukan bahwa usability dan

credibility dari situs web berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan. Sharma

dan Gupta mengungkapkan bahwa usability merupakan faktor yang menimbulkan

kepercayaan pada toko online.

H1: Usability berpengaruh terhadap Trust (kepercayaan)

3.6.2 Hubungan Usability Terhadap Purchase Intentions

Penelitian yang dilakukan oleh Childers secara empiris menemukan bahwa

kegunaan merupakan penentu utama niat untuk melakukan belanja online. Dengan

demikian diusulkan bahwa usability suatu layanan online berhubungan positif dengan

minat membeli konsumen (Hashbullah et al, 2015).


34

H2: Usability berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

3.6.3 Hubungan Affect Terhadap Trust

Park et al (2013) mendefinisikan Affect sebagai sejauh mana penampilan atau

daya tarik estetika dari produk / layanan menarik bagi pengguna. Beberapa tinjauan

penelitian yang ada mengungkapkan bahwa aspek dari daya tarik dan desain estetika

dari situs merupakan komponen penting dalam layanan online. Sejumlah web designer

(perancang situs) mengamati bahwa penggunaan background (latar belakang) yang

sesuai dan penggunaan tipografi yang konsisten merupakan faktor yang signifikan

dalam keseluruhan daya tarik dan orisinalitas atau keaslian dari situs. Beberapa peniliti

juga berpendapat bahwa penggunaan warna merupakan faktor yang penting, seperti

penggunaan warna-warna yang memiliki fungsi yang berbeda.

Pengamatan yang dilakukan Cheng dan Chang (2003) menyatakan bahwa

pengguna layanan online juga menilai dan mengamati secara reflek dan menilai secara

tinggi kepercayaan dari hiburan yang ada dalam lingkungan online. Hal ini

mengarahkan D’Angelo dan Little (1998) untuk menyimpulkan babwa karakeristik

dari tampilan situs web dapat memengaruhi pengguna dan berpendapat bahwa

organisasi dalam layanan online harus mempertimbangkan bagaimana faktor seperti

estetika memengaruhi komunikasi dan proses pertukaran informasi. Temuan-temuan

ini mendorong para ahli teori untuk bependapat bahwa kepercayaan sangat berkaitan

dengan daya tari estetika dalam lingkungan layanan online. Penelitian yang dilakukan

Loyd (2010) juga mendukung D’Angelo dan Little (1998) dengan menemukan bahwa

daya tarik estetika dari suatu layanan online memainkan peran penting dalam

menghasilkan kepercayaan konsumen. Dorman (2001) juga menemukan bahwa


35

penggunaan gambar dan warna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

dari pengguna.

H3: Affect berpengaruh terhadao Trust (kepercayaan)

3.6.4 Hubungan Affect Terhadap Purchase Intentions

Desain atau tampilan dari layanan online merupakan pintu masuk utama

untuk menarik konsumen sehingga melakukan belanja online. Alam dkk. menemukan

bahwa desain dari layanan online merupakan salah satu fitur unik dalam lingkungan

belanja online. Begitu pula pada Shergill dan Chen yang mengidentifikasikan

karakteristik desain atau tampilan dari layanan online sebagai faktor dominan yang

memengaruhi persepsi konsumen dalam melakukan pembelian online (Hashbullah,

2015).

H4: Affect berpengaruh terhadao Purchase Intentions (minat beli)

3.6.5 Hubungan User Value Terhadap Trust

User value didefiniskan oleh Park et al (2013) sebagai tingkat kepuasan

pelanggan terhadap layanan online atau dapat didefinisikan sebagai suatu nilai

subyektif pengguna yang melekat pada produk atau layanan. Dalam studi

eksperimental yang dilakukan oleh Dabrowski dkk. mengkonfirmasi bahwa

kepercayaan pengguna berada dilevel yang tinggi. Hasil penelitiannya menunjukan

bahwa yang paling penting merupakan layanan pelanggan. Layanan pelangan

menggambarkan perhatian yang dirasakan oleh pelanggan demi memenuhi kebutuhan

mereka, menghormati hak-hak mereka dan menjunjung tinggi keunggulan layanan

yang terus menerus (Dabrowski, 2014).

H5: User value berpengaruh terhadap Trust (kepercayaan)


36

3.6.6 Hubungan User Value Terhadap Purchase Intentions

Selain memiliki pengaruh yang positf terhadap kepercayaan, beberapa

penelitian menemukan bahwa kepuasan pelanggan juga berpengaruh terhadap minat

beli konsumen melalui layanan online. Penelitian yang dilakukan oleh Kuan dkk

menemukan bahwa kepuasan pengguna layanan e-commerce secara positif terkait

dengan niat pembelian. Sehingga, dengan meningkatkan kepuasaan pengguna dalam

menggunakan layanan online lebih mungkin untuk meningkatkan minat membeli

konsumen (Kuan et al, 2003)

H6: User value berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

3.6.7 Hubungan Trust Terhadap Purchase Intentions

Minat beli online adalah situasi ketika seseornag pelanggan bersedia dan

berniat untuk terlibat dalam transaksi online. Pengambilan informasi dianggap sebagai

niat untuk menggunakan situs web. Namun, pembelian produk lebih dianggap sebagai

niat untuk menggunakan situs web (Ling et al, 2010). Kepercayaan adalah bahan dasar

dalam penciptaan hubungan jangka panjang antara penjual dan pembeli. Ini

merupakan pembeda utama dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan banyak

perusahaan e-business. Dalam paradigma bisnis baru dalam pasar online, kepercayaan

sudah dianggap sebagai faktor penting untuk menjalin hungan bisnis ke konsumen

(B2C) dan untuk mengatasi berbagai tantangan dan ketatnya persaingan dengan

pesaing (Broutsu & Fitsilis, 2012).

Untuk mengembangkan e-commerce, pemiliki bisnis online harus memahami

sepenuhnya faktor penentu kepercayaan dan pengaruhnya terhadap pembelian online.

kepercayaan ditemukan secara signifikan memengaruhi minat pembelian secara online

(Isaac dan Volle, 2008; Kim et al, 2008). Kurangnya kepercayaan konsumen terhadap
37

toko online telah terbukti menjadi faktor penting yang memengaruhi belanja online.

(Chen dan Bernes , 2007). Semakin seseorang mempercayai suatu situs, maka

semakain besar niatnya untuk membeli di situs web.

Jarvenpaa dan Tractinsjy (1999) berpendapat bahwa keinginan pelanggan

untuk membeli dari toko online akan meningkat jika penjual mampu membangkitkan

kepercayaan pelanggan. Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan secara

empiris bahwa peningkatan kepercayaan pelanggan pada penjual online akan

meningkatkan minat beli (Ganguly et al, 2010). Kepercayaan berhubungan positif dan

memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli online (Sam et al, 2007; Ling et al,

2010). Begitupula dengan penelitian yang dilakukan oleh Tariq dan Eddaoudi (2009)

dan Wu dan Chang (2006) menemukan bahwa kepercayaan pengguna berhungan

dengan keinginan untuk belanja online atau membeli dari suatu layanan situs. Hong

dan Cho (2011) menyimpulkan bahwa kepercayaan berpengaruh secara signifikan

terhadap minat beli pelanggan dalam e-marketplace (Afshadost et al, 2013)

H7: Trust (kepercayaan) berpengaruh terhadap Purchase Intentions

(minat beli)

Berdasarkan penjelasan hubungan antar variabel-variabel diatas. Sehingga,

peneliti merumuskan hipotesa mengenai kepercayaan sebagai variabel mediasi, yaitu

sebagai berikut:

H8: Usability berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

dengan variabel Trust (kepercayaan) sebagai mediasi

H9: Affect berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

dengan variabel Trust (kepercayaan) sebagai mediasi


38

H10: User Value berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

dengan variabel Trust (kepercayaan) sebagai mediasi

3.7 Model Penelitian

Gambar 3.2 Model Penelitian

Berdasarkan gambar 3.1 di atas, maka variabel-variabel yang terdapat pada

penelitian ini adalah:

1. Usability

2. Affect

3. User Value

4. Trust

5. Purchase Intention
39

3.8 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Independen (Eksogenus)

Variabel independen atau biasa disebut variabel bebas adalah variabel yang

memengaruhi atau berpengaruh terhadap variabel dependen (variabel terikat)

(Sugiyono, 2017). Variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel

usability, variabel affect, dan variabel user value.

b. Variabel Mediasi (Endogenus)

Variabel mediasi atau biasa disebut variabel intervening adalah variabel yang

secara teoritis memengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen menjadi variabel yang tidak langsung dan tidak dapat

diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara variabel-

variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel independen

tidak langsung memengaruhi berubahnya variabel dependen (Sugiyono,

2017). Variabel mediasi dalam penelitian ini yaitu variabel kepercayaan

(trust).

c. Variabel dependen (Endogenus)

Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah variabel minat beli (purchase

intentions).
40

3.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan tentang fenomena (konsep) yang diobservasi dan

dibuktikan apakah hipotesis tersebut benar atau salah. Pada penelitian ini terdapat

sepuluh hipotesis yang akan diuji untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Hipotesis-

hipotesis tersebut antara lain:

H1: Usability berpengaruh terhadap Trust (kepercayaan)

H2: Usability berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

H3: Affect berpengaruh terhadao Trust (kepercayaan)

H4: Affect berpengaruh terhadao Purchase Intentions (minat beli)

H5: User value berpengaruh terhadap Trust (kepercayaan)

H6: User value berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

H7: Trust (kepercayaan) berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

H8: Usability berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli) dengan Trust

(kepercayaan) sebagai variabel mediasi

H9: Affect berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli) dengan Trust

(kepercayaan) sebagai variabel mediasi

H10: User Value berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli) dengan Trust

(kepercayaan) sebagai variabel mediasi

3.10 Operasional Konsep

Penyusunan operasionalisasi variabel-variabel penelitian dalam kuesioner ini

ditujukan agar kuesioner yang disusun dapat mencerminkan masalah dari model

penelitian yang digunakan. Tabel berikut merupakan operasionalisasi variabel

penelitian yang disertai dengan indikator yang akan ditanyakan dalam kuesioner serta

skala pengukuran yang akan digunakan.


41

3.10.1 Operasional Konsep Variabel Usability

Tabel 3.1 Tabel Operasional Konsep Variabel Usability

Kode Indikator Item Pertanyaan Keterangan

U1 Cara kerja dari suatu produk / Traveloka berkerja secara

layanan secara simple, sederhana dan tidak rumit

sederhana, dan tidak rumit

U2 Tingkat persepsi pengguna Saya dapat dengan mudah

yang secara langsung memahami antarmuka

mengendalikan antaramuka (interface) dari Traveloka

dari produk/layanan

U3 Tingkat dimana suatu Traveloka bekerja secara

produk/layanan efisien (tidak membuang

memungkinkan suatu tugas waktu)


Park et al
untuk berhasil tanpa
(2013)
membuang waktu atau energy

U4 Tingkat dimana Traveloka memberikan

produk/layanan bersifat semua informasi yang Saya

instruktif dan memberikan perlukan dengan cara yang

semua informasi yang tepat

diperlukan kepada pengguna

dnegan cara yang tepat

U5 Seberapa jauh suatu Traveloka dapat bekerja

produk/layanan dapat dengan baik di PC maupun

mengakomodasi perubahan Mobile


42

tugas dan lingkungan diluar

yang telah ditentukan pertama

U6 Waktu dan upaya yang Saya dapat memahami cara

diperlukan bagi pengguna kerja Traveloka dengan

untuk belajar bagaimana cepat

menggunakan produk/layanan

U7 Kemampuan bagi pengguna Saya dapat mengoperasikan

untuk mengoperasikan Traveloka dengan mudah

produk/layanan dengan mudah

3.10.2 Operasional Konsep Variabel Affect

Tabel 3.2 Tabel Operasional Konsep Variabel Affect

Kode Indikator Item Pertanyaan Keterangan

A1 Tingkat warna yang digunakan Traveloka menggunakan

dalam suatu produk /layanan warna yang menyenangkan

yang menyenangkan atau atau hidup

hidup

A2 Sejauh mana suatu Traveloka dibuat dengan


Park et al
produk/layanan diuraikan atau sangat bagus
(2013)
dibuat

A3 Tingkat dimana Traveloka terlihat unggul

produk/layanan terlihat mewah dalam kualitas tampilan

dan unggul dalam kualitas

A4 Persepsi pengguna bahwa Traveloka memiliki


43

suatu produk/layanan tampilan yang

menyenangkan, menyenangkan dan menarik

membangkitkan, dan menarik

A5 Cara suatu produk/layanan Traveloka memiliki

terlihat simple, sederhana dan tampilan yang sederhana

tidak rumit dan tidak rumit

3.10.3 Operasional Konsep Variabel User Value

Tabel 3.3 Tabel Operasional Konsep Variabel User Value

Kode Indikator Item Pertanyaan Keterangan

UV1 Tingkat dimana suatu Saya merasa puas

produk/layanan memberikan menggunakan Traveloka

kepuasan terhadap pengguna

UV2 Perasaan pengguna saat Saya merasa senang setelah

merasa senang setelah menggunakan Traveloka

berinteraksi dengan

produk/layanan Park et al

UV3 Tingkat dimana fungsi atau Secara keseluruhan fungsi (2013)

penampilan dari suatu dan penampilan dari

produk/layanan memenuhi Traveloka memenuhi

kebutuhan pengguna kebutuhan Saya sebagai

pengguna

UV4 Tingkat dimana suatu Saya akan

produk/layanan memenuhi mensosialisasikan


44

keinginan pengguna untuk Traveloka kepada teman,

bersosialisasi keluarga dsb

UV5 Kemampuan bagi pengguna Saya memiliki ikatan

untuk melampirkan nilai emosional yang melekat

subyektif terhadap terhadap Traveloka

produk/layanan

3.10.4 Operasional Konsep Variabel Trust

Tabel 3.4 Tabel Operasional Konsep Variabel Trust

Kode Indikator Item Pertanyaan Keterangan

T1 Keyakinan bahwa layanan Saya yakin bahwa (Ganguly,

yang digunakan terpercaya Traveloka merupakan E- 2010),

Commerece yang terpercaya (Perdana,

T2 Keyakinan bahwa transaksi Saya yakin transaksi melalui 2017)

yang dilakukan melalui Traveloka dapat dipercaya

layanan dapat dipercaya

T3 Keyakinan bahwa transaksi Saya yakin transaksi melalui

yang dilakukan melalui Traveloka aman

layanan aman

T4 Keyakinan bahwa layanan Saya yakin Traveloka akan

akan menginformasikan jika menginformasikan jika

terjadi kesalahan transakasi terjadi kesalahan pada

transaksi

T5 Keyakinan bahwa tidak akan Saya yakin tidak akan


45

terjadi kesalahan saat transaksi terjadi kesalahan saat

melalui layanan melakukan transaksi melalui

Traveloka

3.10.5 Operasional Konsep Variabel Purchase intentions

Tabel 3.5 Tabel Operasional Konsep Variabel Purchase Intentions

Kode Indikator Item Pertanyaan Keterangan

PI1 Kemungkinan melakukan Ada kemungkinan bahwa (Ganguly,

transaksi dengan layanan saya akan melakukan 2010),

dimasa yang akan datang transaksi dengan Traveloka (Perdana,

di masa depan 2017)

PI2 Keinginan melakukan Saya ingin melakukan

transaksi melalui layanan transaksi melalui Traveloka

dimasa depan di masa depan

PI3 Kepastiaan akan melakukan Saya pasti akan melakukan

transaksi melalui layanan di transaksi melalui Traveloka

masa depan di masa depan

3.11 Pretest

Sebelum menjalankan proses penyebaran kuesioner kepada responden yang

telah ditentukan, peneliti melakukan pretest terhadap rancangan kuesioner yang telah

dibuat. Pretest ini disebarkan kepada 30 orang responden. Pretest ini bertujuan untuk

menemukan pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner yang dirasakan tidak dapat


46

mendukung jalannya proses penghitungan dan analisis data. Pertanyaan-pertanyaan

yang tidak mendukung ini dapat dilihat dari pertanyaan yang tidak dimengerti oleh

responden, pertanyaan dengan bahasa yang tidak baku, atau yang tidak mengikuti

kaedah penulisan pernyataan yang benar (seperti slang, ambiguitas, double-barreled,

dll). Hasil pretest ini diolah dengan menggunakan program IBM SPSS 20 dengan

proses penghitungan Validitas dan Reliabilitas.

3.12 Metode Pengolahan Data dengan SPSS

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan IBM SPSS 20 sebagai salah satu

sarana pengolahan data. SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) adalah

sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika. Peneliti

menggunakan salah satu aplikasi dalam SPSS sebagai pengolahan data awal, yaitu

mengolah data pretest untuk mengukur reliabilitas dan validitas item-item pertanyaan

dalam kuesioner. Selain itu juga digunakan untuk melakukan analisis deskriptif

karakteristik responden.

3.13 Uji Validitas dan Realibilitas Pretest

Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap data yang diperoleh

dari hasil pretest kuesioner yang disebarkan kepada calon responden. Hasil dari

pengujian ini dapat diketahui indikator-indikator mana saja yang relevan dengan

variabel penelitian dan pertanyaan mana saja yang tidak signifikan, yang kemudian

akan dihilangkan dari pertanyaan kuesioner.


47

3.13.1 Uji Validitas Pretest

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Recker, 2013) Intrumen yang dikatakan valid berarti

menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2017). Dengan

demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk

mengukur apa yang hendak di ukur. Dengan kata lain, uji validitas ialah suatu langkah

pengujian yang dilakukan terhadap isi (konten) dari suatu instrumen, dengan tujuan

untuk mengukur ketepatan instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam suatu

penelitian. Cara untuk menguji validitas sebuah instrument dapat dilakukan dengan

menghitung dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan

skor total menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.

Kevalidan instrument diukur berdasarkan kriteria validitas menurut Arikunto

yang menyatakan jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrument dinyatakan valid, tetapi jika

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka instrument dinyatakan tidak valid. Diketahui bahwa

𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 menggunakan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan n = 30, maka diperoleh

nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0,361. Perhitungan analisis validitas instrumen menggunakan

bantuan program IBM SPSS 20 (Arikunto, 2006).

3.13.2 Uji Realibilitas Pretest

Realibilitas merupakan metode untuk mengukur kualitas instrumen

pengukuran yaitu apakah akan diperoleh hasil yang sama jika observasi dilakukan

dengan menggunakan alat ukur yang sama pada fenomena yang juga sama lebih dari

sekali atau berulang kali (Recker, 2013). Reliabilitas berkaitan dengan keterandalan
48

(dependability) dan konsistensi (consistency) suatu indikator dengan mengukur tingkat

akurasi dan presisi dari jawaban yang mungkin dari beberapa pertanyaan, di mana

angka-angka yang dihasilkan dari suatu indikator tidak bervariasi karena adanya

karakteristik dari proses pengukuran dan instrumen penelitian itu sendiri (Neuman,

2017). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi dan reliabilitas dari

pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner penelitian dengan melihat nilai Cronbach’s

Alpha (𝛼). Jika nilai Cronbach’s Alpha (𝛼) melebihi atau sama dengan 0,6, maka

pertanyaan tersebut konsisten dan relevan terhadap variabel serta reliabel atau dapat

diandalkan jika diterapkan pada sampel, tempat, dan waktu pengambilan data yang

berbeda (Malhotra & Naresh, 2010).

3.14 Evaluasi Model

Model evaluasi PLS dilakukan dengan menilai outer model dan inner model

(Ghozali & Latan, 2015). Menurut Chin (1998) pada Ghozali & Latan (2015) evaluasi

model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai validitas dan reliabilitas

model. Outer model dengan indikator refleksif dievaluasi melalui validitas convergent

(convergent validity) dan discriminant dari indikator pembentuk konstruk laten

(discriminant validity) dan composite reliability serta cronbach alpha untuk blok

indikatornya.

Evaluasi model struktural atau inner model bertujuan untuk memprediksi

hubungan antar variabel laten. Inner model dievaluasi dengan melihat besarnya

presentase variance yang dijelaskan dengan melihat R-Square untuk konstruk laten

endogen, Stone-Geisser test untuk menguji predictive relevance, dan average variance

extracted (AVE) untuk predictiveness dengan menggunakan prosedur resampling

bootstrapping (Ghozali & Latan , 2015).


49

Dalam pengujian model penelitian ini digunakan software SmartPLS 3.0.

Tahap untuk melakukan analisis model penelitian menurut Ghozali & Latan (2015)

dan juga dilakukan oleh Hadi (2016) :

1. Evaluasi Measurement Model (Outer Model)

b. Convergent Validity

Uji validitas convergent dengan SmartPLS 3.0 dapat dilihat dari nilai

loading factor untuk tiap indikator konstruk. Nilai loading factor untuk

penelitian yang bersifat exploratif lebih dari 0.5 serta nilai average

variance extracted (AVE) harus lebih besar dari 0.5 (Ghozali & Latan,

2015).

c. Discriminant Validity

Validitas discriminant berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-

pengukur (manifest variabel) konstruk yang berbeda seharusnya tidak

berkorelasi dengan tinggi. Cara untuk menguji validitas discriminant yaitu

dengan membandingkan akar kuadrat AVE untuk setiap konstruk lebih

besar dari korelasi antar konstruk dalam model yang digagas oleh Fornell

dan Larcker (1981) (Ghozali & Latan, 2015).

d. Composite Reliability

Composite reliability menguji nilai realibilitas antara blok indikator dari

konstruk yang membentuknya. Untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan

Composite Reliability yang sering disebut Dillon-Goldstein’s. Namun

demikian penggunaan Cronbach’s Alpha konstruk akan memberikan nilai

yang lebih rendah sehingga lebih disarankan untuk menggunakan

Composite Reliability dalam menguji suatu konstruk. Nilai Composite


50

Reliability harus lebih besar dari 0.7, sedangkan untuk nilai Cronbach’s

Alpha lebih dari 0.6 (Ghozali & Latan, 2015).

2. Pengujian Model Struktural (Inner Model)

a. R-Square

Melihat nilai R-Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai

kekuatan prediksi dari model struktural. Nilai R-Square 0.75 , 0.50 dan

0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate, dan lemah. Hasil

dari PLS R-Square merepresntasikan jumlah variance dari konstruk yang

dijelaskan oleh model (Ghozali & Latan, 2015).

b. Predictive Relevamce

Disamping melihat besarnya nilai R-Square, evaluasi model PLS dapat

juga dilakukan dengan Q2 predictive relevance atau sering disebut

predictive sample reuse yang dikembangkan oleh Stone (1974) dan

Geisser (1975) pada (Ghozali & Latan, 2015). Q-Square Predictive

Relevance untuk mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh

model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q2 > 0 menunjukkan bahwa

model mempunyai predictive relevance, sedangkan Q2 < 0 menunjukkan

bahwa model kurang memilki predictive relevance (Ghozali & Latan,

2015).

Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:

Q2 = 1 – [(1 – R12)*(1 – R22)... (1 – Rp2)]

Dimana R12, R22, .... Rp2 adalah R-Square variabel endogen dalam model

persamaan. Besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2< 1 dimana

semakin mendekati 1 berarti model semakin baik.


51

c. Uji Hipotesis

Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% dengan

nilai t = 1.96. Suatu hubungan variabel dapat dikatakan berpengaruh

signifikan jika nilai t statistik yang dihasilkan lebih dari 1.96 (Ghozali &

Latan, 2015).

Untuk menguji efek dari variabel mediasi antar variabel dapat dilakukan

dengan metode Hair pada Hadi (2016) dan Olalere (2013) yaitu dengan

melihat nilai VAF. Signifikansi dari efek tidak langsung ditentukan oleh

Varians Accounted for Statistic (VAF), yang menghitung pengaruh tidak

langsung pada variable dependan, atau seberapa banyak variabel

dependen dapat dijelaskan oleh efek tidak langsung melalui variabel

mediasi. Nilai VAF diatas 80% dianggap sebagai mediasi penuh (full

mediation) dan nilai VAF diantara 20% dan 80% dianggap sebagai

mediasi parsial (partial mediation), sedangkan VAF kurang dari 20%

dianggap sebagai tidak ada mediasi (Hadi, 2016 & Olalere, 2013). Rumus

mencari niali VAF yaitu:

𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡
𝑉𝐴𝐹 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡

Suatu variabel dapat disebut variabel mediasi jika variabel tersebut

memengaruhi hubungan antara variabel endogen dan variabel eksogen.

Standard deviation sama dengan standard error dalam Bootstarpping

(Hadi, 2016). Hasil nilai t dibandingkan dengan nilai dari t tabel, jika nilai

t lebih besar dari nilai t tabel (> 1,96) maka dapat disimpulkan bahwa

terjadi pengaruh mediasi secara signifikan (Rismawan, 2014).


52

BAB IV

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI DATA

4.1 Pembahasan Hasil Pretest

Pretest dilakukan untuk mengetahui instrumen-instrumen pertanyaan mana

saja yang relevan dengan variabel-variabel penelitian sebelum melakukan

pengumpulan data kepada responden dalam jumlah besar. Selain itu, pretest dilakukan

untuk melihat sejauh mana tingkat pengetahuan dan pemahaman responden mengenai

kalimat dan pertanyaan yang ada di dalam kuesioner sehingga memudahkan

responden dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner penelitian. Jumlah responden

yang diambil untuk pretest dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 responden yang

memiliki karakteristik sama dengan responden utama, yakni konsumen yang berumur

17-37 tahun, dan sudah pernah menggunakan layanan Traveloka. Peneliti melakukan

proses olah data menggunakan IBM SPSS 20 untuk mengukur validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian. Apabila didapatkan dalam pretest bahwa kata-kata

dalam kuesioner sulit dipahami (ditunjukkan dengan nilai validitas dan reliabilitas

instrumen yang rendah) maka perlu dilakukan perbaikan ataupun penghapusan pada

instrumen bersangkutan.

4.1.1 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan

dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang ditujukan ke

pada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan

untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson
53

Product Moment. Apabila nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang

diuji lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.361 maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan

tersebut merupakan konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas

kuesioner pretest untuk variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Usability

𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Indikator 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Sig Keterangan
(n= 30 𝜶 = 0,05)

U1 0.715 0.361 0.00 Valid

U2 0.827 0.361 0.00 Valid

U3 0.726 0.361 0.00 Valid

U4 0.769 0.361 0.00 Valid

U5 0.525 0.361 0.00 Valid

U6 0.784 0.361 0.00 Valid

U7 0.751 0.361 0.00 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan dengan IBM SPSS Versi 20

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Affect

𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Indikator 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Sig Keterangan
(n= 30 𝜶 = 0,05)

A1 0.723 0.361 0.00 Valid

A2 0.648 0.361 0.00 Valid

A3 0.676 0.361 0.00 Valid

A4 0.735 0.361 0.00 Valid


54

A5 0.590 0.361 0.001 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan dengan IBM SPSS Versi 20

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel User Value

𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Indikator 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Sig Keterangan
(n= 30 𝜶 = 0,05)

UV1 0.818 0.361 0.00 Valid

UV2 0.856 0.361 0.00 Valid

UV3 0.826 0.361 0.00 Valid

UV4 0.789 0.361 0.00 Valid

UV5 0.463 0.361 0.01 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan dengan IBM SPSS Versi 20

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Trust

𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Indikator 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Sig Keterangan
(n= 30 𝜶 = 0,05)

T1 0.807 0.361 0.00 Valid

T2 0.810 0.361 0.00 Valid

T3 0.757 0.361 0.00 Valid

T4 0.716 0.361 0.00 Valid

T5 0.718 0.361 0.00 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan dengan IBM SPSS Versi 20


55

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Purchase Intention

𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
Indikator 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Sig Keterangan
(n= 30 𝜶 = 0,05)

PI1 0.959 0.361 0.00 Valid

PI2 0.941 0.361 0.00 Valid

PI3 0.885 0.361 0.00 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan dengan IBM SPSS Versi 20

Pada tabel 4.1 hasil uji validitas variabel usability masing-masing indikator

(U1) , (U2), (U3), (U4), (U5), (U6), dan (U7) memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 antara 0,52

hingga 0,82 yang dikatakan valid dikarena seluruh item indikator pertanyaan memiliki

koefisien validitas yang lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.361, sehingga item-item tersebut

layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

Pada tabel 4.2 hasil uji validitas variabel affect masing-masing indikator

(A1), (A2), (A3), (A4), dan (A5) memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 antara 0,59 hingga 0,73 yang

dikatakan valid dikarena seluruh item indikator pertanyaan memiliki koefisien

validitas yang lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.361, sehingga item-item tersebut layak

digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

Pada tabel 4.3 hasil uji validitas variabel user value masing-masing indikator

(UV1), (UV2), (UV3), (UV4), dan (UV5) memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 antara 0,46 hingga

0,85 yang dikatakan valid dikarena seluruh item indikator pertanyaan memiliki

koefisien validitas yang lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.361, sehingga item-item tersebut

layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

Pada tabel 4.4 hasil uji validitas variabel trust masing-masing indikator (T1),

(T2), (T3), (T4), dan (T5) memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 antara 0,71 hingga 0,81 yang
56

dikatakan valid dikarena seluruh item indikator pertanyaan memiliki koefisien

validitas yang lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.361, sehingga item-item tersebut layak

digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

Pada tabel 4.5 hasil uji validitas variabel trust masing-masing indikator (PI1),

(PI2), dan (PI3) memiliki nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 antara 0,88 hingga 0,895 yang dikatakan valid

dikarena seluruh item indikator pertanyaan memiliki koefisien validitas yang lebih

besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0.361, sehingga item-item tersebut layak digunakan sebagai alat

ukur dalam penelitian.

4.1.2 Uji Realibilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap butir pernyataan yang termasuk

dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba

instrument sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode alpha’s

cronbach (𝛼). Kuesioner dikatakan realibel apabila alpha’s cronbach (𝛼) bernilai

lebih besar dari pada 0.6. Adapun hasil dari uji reliabilitas pretest adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Usability 0.807 Realibel

Affect 0.810 Realibel

User Value 0.757 Realibel

Trust 0.716 Realibel

Purchase Intentions 0.718 Realibel

Sumber: Hasil Pengolahan dengan IBM SPSS Versi 20


57

Nilai reliabilitas butir pernyataan kuesioner pada masing-masing variabel

yang sedang diteliti lebih besar dari alpha’s cronbach (𝛼) 0.60 hasil ini menunjukkan

bahwa butir-butir peryataan pada kuesioner andal atau reliabel untuk mengukur

variabelnya.

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Jenis Kelamin

Tabel 4.7 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

Laki-laki 171 42.8

Perempuan 229 57.2

400 100

Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.7 menunjukkan komposisi jenis kelamin untuk keseluruhan

responden. Dari 400 yang pernah menggunakan layanan Traveloka, responden dengan

jenis kelamin perempuan berjumlah 229 orang (57%). Sedangkan yang berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 171 orang (42,8%).

4.2.2 Usia

Tabel 4.8 Usia Responden

Usia (tahun) Jumlah Presentase (%)

17 2 0.5
58

18 7 1.75

19 14 3.5

20 39 9.75

21 81 20.25

22 66 16.5

23 26 6.5

24 23 5.75

25 24 6

26 16 4

27 15 3.75

28 15 3.75

29 14 3.5

30 6 1.5

31 9 2.25

32 4 1

33 11 2.75

34 8 2

35 12 3

36 1 0.25

37 7 1.75

400 100

Sumber: Data Primer, 2018


59

Dari tabel 4.8 terlihat bahwa mayoritas responden berusia 20 hingga 25 tahun

dengan total presentase sebanyak 64,75 % atau 259 orang responden. Untuk

responden yang berusia 26 hingga 30 tahun berjumlah 66 orang (16,5%).

4.2.3 Domisili

Tabel 4.9 Domisili Responden

Domisili Jumlah Presentase (%)

Jawa 219 54.8

Sumatera 70 17.5

Kalimantan 56 14

Bali & Nusa 24 6

Sulawesi 20 5

Maluku & Papua 11 2.8

400 100

Sumber: Data Primer, 2018

Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa 219 orang atau 54,8% dari 400 orang

responden berasal dari Jawa. Sebanyak 70 orang responden atau 17,5% berasal dari

Sumatera. 14% responden atau sebanyak 56 orang berasal dari Kalimantan. 6%

responden berasal dari daerah Bali dan Nusa, 5% dar Sulawesi dan 2,8% responden

berasal dari daerah Maluku & Papua.


60

4.2.4 Pendidikan Terakhir

Tabel 4.10 Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Jumlah Presentase (%)

SMP 1 0.3

SLTA/Sederajat 216 54

Diploma 50 12.5

S1 123 30.8

S2 10 2.5

400 100

Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.10 menunjukkan jumlah dan presentase mengenai sebaran tingkat

pendidikan responden. Dari tabel tersebut terlihat bahwa responden mayoritas

menempuh pendidikan SLTA/Sederajat sebanyak 216 orang (54%), S1 sebanyak 123

orang (30,8), Diploma sebanyak 50 orang (12,5%), S2 sebanyak 10 orang (2,5%) dan

untuk SMP sebanyak 1 orang (0,3%).

4.2.5 Pekerjaan Saat Ini

Tabel 4.11 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Jumlah Presentase (%)

Mahasiswa 185 46.3

Guru/Dosen 6 1.5

PNS 14 4
61

Karyawan Swasta 96 24

Wiraswasta 17 4.3

Ibu Rumah Tangga 24 6

Lainnya 56 14

400 100

Sumber: Data Primer, 2018

Dari tabel 4.11 terlihat bahwa mayoritas responden merupakan mahasiswa

dengan jumlah sebanyak 185 orang (46,3%). 24% responden atau 96 orang

merupakan karyawan swasta. 24 orang (6%) dari 400 responden adalah ibu

rumah tangga. Wiraswasta dan PNS masing-masing sebanyak 17 orang

(4,3%) dan 14 orang (4%). Dan sebanyak 56 orang (14%) menjawab lainnya.

4.2.6 Rata-rata Pengeluaran per Bulan

Tabel 4.12 Rata-rata Pengeluaran per Bulan Responden

Pengeluaran per Bulan Jumlah Presentase (%)

< Rp 750.000,- 66 16.5

Rp 750.001 - Rp 1.250.000,- 62 15.5

Rp 1.250.001 - Rp 1.750.000,- 62 15.5

Rp 1.750.001 - Rp 2.250.000,- 76 19

> Rp 2.250.000,- 134 33.4

400 100

Sumber: Data Primer, 2018


62

Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata pengeluaran mayoritas

responden selama satu bulan yaitu lebih dari Rp 2.250.000, sebanyak 134 orang

(33,4%). 76 orang responden (19%) memiliki rata-rata pengeluaran Rp 1.750.001 - Rp

2.250.000, dan 66 orang (16,5%) memiliki rata-rata pengeluaran kurang dari Rp

750.000. 62 orang (15,5%) memiliki rata-rata pengeluaran Rp 750.001 - Rp 1.250.000,

dan dengan jumlah responden yang memiliki rata-rata pengeluaran Rp 1.250.001 - Rp

1.750.000.

4.3 Analisis Statistik Deskriptif Variabel

Analisis statistik deskriptif variabel digunakan untuk mengetahui

kecenderungan jawaban pada kuesioner. Pada kuesioner yang disebarkan kepada

responden, terdapat lima kategori pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS) yang

berskala 5, Setuju (S) yang bersakala 4, Netral (N) yang berskala 3, Tidak Setuju (TS)

yang berskala 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) yang berskala 1. Data yang

dikumpulkan kemudian ditabulasi untuk mengetahui jawaban responden dari masing-

masing indikator pada setiap variabel.

4.3.1 Frekuensi Jawaban Variabel Usability

Frekuensi jawaban responden pada variabel usability disajikan pada tabel

4.13. Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi variabel usability terdiri

tujuh indikator, dimana terdapat responden yang memilih jawaban sangat tidak setuju

pada indikator U1,U4, dan U7. Jika dilihat dari nilai modus pada tabel 4.14, pilihan

jawaban terbanyak pada indikator U1, U2, U3, U4, U5, U6, dan U7 adalah setuju, hal

ini menunjukkan bahwa responden merasa bahwa Traveloka bekerja secara sederhana

(tidak rumit), dapat dengan mudah memahami antarmuka dari Traveloka. Setuju
63

bahwa Traveloka memberika semua informasi yang diperlukan dengan cara yang

tepat, Traveloka bekerja dengan baik di PC maupun mobile, dapat memahami cara

kerja serta dapat mengoperasikan Traveloka dengan mudah.

Tabel 4.13 Frekuensi Jawaban Variabel Usability

Skala Pengukuran

1 2 3 4 5
Indikator
(STS) (TS) (N) (S) (SS)

Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %

U1 1 0.3 3 0.8 24 6 266 66.5 106 26.5

U2 0 0 2 0.5 40 10 257 64.3 101 25.3

U3 0 0 4 1 28 7 258 64.5 110 27.5

U4 1 0.3 7 1.8 36 9 248 62 108 27

U5 0 0 6 1.5 69 17.5 216 54 109 27.3

U6 0 0 5 1.3 26 6.5 262 65.5 107 26.8

U7 1 0.3 2 0.5 16 4 251 62.5 130 31.5

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

Tabel 4.14 Statistik Jawaban Variabel Usability

Indikator Minimum Maximum Mean Modus

U1 1 5 4.1825 4

U2 2 5 4.1425 4

U3 2 5 4.1850 4
64

U4 1 5 4.1375 4

U5 2 5 4.0700 4

U6 2 5 4.1775 4

U7 1 5 4.2675 4

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

4.3.2 Frekuensi Jawaban Variabel Affect

Frekuensi jawaban responden pada variabel affect disajikan pada tabel 4.15.

Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi variabel affect terdiri lima

indikator, dimana responden tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju. Jika

dilihat dari nilai modus pada tabel 4.16, pilihan terbanyak pada indikator A1, A2, A3,

A4, dan A5 adalah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa responden setuju Traveloka

menggunakan warna yang hidup, dibuat dengan sangat bagus, memiliki tampilan yang

menarik serta memiliki tampilan yang simple. Selain itu responden juga setuju bahwa

dibandingkan dengan layanan e-ticket lainnya Traveloka terlihat unggul dalam

kualitas tampilan.

Tabel 4.15 Frekuensi Jawaban Variabel Affect

Skala Pengukuran

1 2 3 4 5
Indikator
(STS) (TS) (N) (S) (SS)

Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %

A1 0 0 3 0.8 112 28 219 54 66 16.5

A2 0 0 5 1.3 114 28.5 226 56.5 55 13.8


65

A3 0 0 5 1.3 123 30.8 209 52.3 63 15.8

A4 0 0 4 1 105 26.3 242 60.5 49 12.3

A5 0 0 5 1.3 65 16.3 260 65 70 17.5

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

Tabel 4.16 Statistik Jawaban Variabel Affect

Indikator Minimum Maximum Mean Modus

A1 2 5 3.8700 4

A2 2 5 3.8275 4

A3 2 5 3.8250 4

A4 2 5 3.8400 4

A5 2 5 3.9875 4

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

4.3.3 Frekuensi Jawaban Variabel User Value

Frekuensi jawaban responden pada variabel user value disajikan pada tabel

4.17. Jika dilihat dari nilai modus pada tabel 4.18, pilihan terbanyak pada indikator

UV1, UV2, UV3, UV4, dan UV5 adalah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa

responden merasa puas menggunakan dan merasa senang setelah menggunakan

Traveloka. Responden setuju bahwa secara keseluruhan fungsi dan penampilan dari

Traveloka memenuhi kebutuhan pengguna, memnuhi keinginan pengguna untuk

bersosialisasi. Selain itu juga setuju Traveloka menyediakan layanan untuk berbagi

pengalaman kepada pengguna lain.


66

Tabel 4.17 Frekuensi Jawaban Variabel User Value

Skala Pengukuran

1 2 3 4 5
Indikator
(STS) (TS) (N) (S) (SS)

Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %

UV1 1 0.3 1 0.3 47 11.8 240 60 111 27.8

UV2 1 0.3 3 0.8 67 16.8 231 57.8 98 24.5

UV3 1 0.3 2 0.5 47 11.8 263 65.8 87 21.8

UV4 1 0.3 22 5.5 117 29.3 201 50.2 59 14.8

UV4 1 0.3 9 2.3 95 23.8 211 52.8 84 21

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

Tabel 4.18 Statistik Jawaban Variabel User Value

Indikator Minimum Maximum Mean Modus

UV1 1 5 4.1475 4

UV2 1 5 4.0550 4

UV3 1 5 4.0825 4

UV4 1 5 3.7375 4

UV4 1 5 3.9200 4

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018


67

4.3.4 Frekuensi Jawaban Variabel Trust

Frekuensi jawaban responden pada variabel trust disajikan pada tabel 4.19.

Jika dilihat dari nilai modus pada tabel 4.20, pilihan terbanyak pada indikator T1, T2,

T3, T4, dan T5 adalah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa responden setuju Traveloka

merupakan e-commerce yang terpecaya, transaksi melalui Traveloka dapat dipercaya

dan aman. Selain itu responden setuju bahwa Traveloka akan menginformasikan jika

terjadi kesalahan pada transaksi dan yakin tidak akan terjadi kesalahan saat melakukan

transaksi.

Tabel 4.19 Frekuensi Jawaban Variabel Trust

Skala Pengukuran

1 2 3 4 5
Indikator
(STS) (TS) (N) (S) (SS)

Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %

T1 0 0 4 1 33 8.3 244 61 119 29.8

T2 0 0 2 0.5 25 6.3 250 62.5 123 30.8

T3 0 0 3 0.8 26 6.5 249 62.3 122 30.5

T4 1 0.3 4 1 74 18.5 243 60.8 78 19.6

T5 1 0.3 27 6.8 126 31.5 182 45.5 64 16

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

Tabel 4.20 Statistik Jawaban Variabel Trust

Indikator Minimum Maximum Mean Modus

T1 2 5 4.1950 4
68

T2 2 5 4.2350 4

T3 2 5 4.2250 4

T4 1 5 3.9825 4

T5 1 5 3.7025 4

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

4.3.5 Frekuensi Jawaban Variabel Purchase Intentions

Frekuensi jawaban responden pada variabel trust disajikan pada tabel 4.21.

Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi variabel purchase intentions

terdiri tiga indikator, dimana responden tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak

setuju. Jika dilihat dari nilai modus pada tabel 4.22, pilihan terbanyak pada indikator

PI1, PI2, dan PI3 adalah setuju. Hal ini menunjukkan bahwa responden berencana

melakukan transaksi melakukan, ingin melakukan transaksi melakukan melalui

Traveloka dan setuju pasti akan melakukan transaksi melalui Traveloka di masa

depan.

Tabel 4.21 Frekuensi Jawaban Variabel Purchase Intentions

Skala Pengukuran

1 2 3 4 5
Indikator
(STS) (TS) (N) (S) (SS)

Frek % Frek % Frek % Frek % Frek %

PI1 0 0 4 1 70 17.5 246 61.5 80 20

PI2 0 0 3 0.8 73 18.3 239 59.8 85 21.3

PI3 0 0 5 1.3 95 23.8 220 55 80 20

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018


69

Tabel 4.22 Statistik Jawaban Variabel Purchase Intentions

Indikator Minimum Maximum Mean Modus

PI1 2 5 4.0050 4

PI2 2 5 4.0150 4

PI3 2 5 3.9375 4

Sumber: Hasil Olah SPSS, 2018

4.4 Evaluasi Measurement Model (Outer Model)

4.4.1 Convergent Validity

Uji validitas convergent dengan SmartPLS 3.0 dapat dilihat dari nilai loading

factor untuk tiap indikator konstruk. Nilai loading factor untuk penelitian yang

bersifat exploratory lebih dari 0.6 serta nilai average variance extracted (AVE) harus

lebih besar dari 0.5 (Ghozali & Latan, 2015).

Berikut adalah gambar measurement model:

Gambar 4.1 Measurement Outer Model

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)


70

Berdasarkan Gambar 4. di atas, maka nilai loading factor dari masing-masing

indikator variabel laten Usability (U), Affect (A), User Value (UV), Trust (T) dan

Purchase Intention (PI) telah memenuhi persyaratan, atau dapat dikatakan

indikatornya mewakili atau membentuk variabel laten tersebut, karena convergent

validity (loading factor) diatas 0.5. Dan berdasarkan Gambar 4.2 di atas, maka nilai

loading factor dari masing-masing item dapat dilihat pada Tabel 4. Outer Loadings

berikut:

Tabel 4.23 Outer Loading

Affect Purchase Intentions Trust Usability User Value

A1 0.850

A2 0.853

A3 0.770

A4 0.837

A5 0.738

PI1 0.942

PI2 0.945

PI3 0.871

T1 0.843

T2 0.890

T3 0.886

T4 0.717

T5 0.682

U1 0.790

U2 0.725
71

U3 0.790

U4 0.746

U5 0.599

U6 0.805

U7 0.807

UV1 0.853

UV2 0.883

UV3 0.814

UV4 0.675

UV5 0.614

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa nilai outer loadings

dari 7 Usability (U) yang terdiri dari U1, U2, U3, U4, U5, U6, dan U7 merupakan

pembentuk variabel Usability (U) lebih besar dari 0.50, berarti indikator-indikator dari

variabel Usability (U) mempunyai convergent validity yang baik.

Affect (A) dibentuk dari 5 indikator (A1, A2, A3, A4, dan A5) yang masing-

masing memiliki nilai outer loadings lebih besar dari 0.50, berarti indikator-indikator

dari variabel Affect (A) mempunyai convergent validity yang baik.

User Value (UV) dibentuk dari 5 indikator (UV1, UV2, UV3, UV4, dan

UV5) yang masing-masing memiliki nilai outer loadings lebih besar dari 0.50, berarti

indikator-indikator dari variabel User Value (UV) mempunyai convergent validity

yang baik.
72

Trust (T) dibentuk dari 5 indikator (A1, A2, A3, A4, dan A5) yang masing-

masing memiliki nilai outer loadings lebih besar dari 0.50, berarti indikator-indikator

dari variabel Trust (T) mempunyai convergent validity yang baik.

Purchase Intention (PI) dibentuk dari 3 indikator (PI1, PI2, PI3) yang

masing-masing memiliki nilai outer loadings lebih besar dari 0.5 0, berarti indikator-

indikator dari variabel Purchase Intention (PI) mempunyai convergent validity yang

baik.

Tabel 4.24 Hasil Average Variance Extracted (AVE)

Variabel AVE

Usability (U) 0.570

Affect (A) 0.658

User Value (UV) 0.600

Trust (T) 0.654

Purchase Intention (PI) 0.847

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)

Pada Tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa nilai AVE untuk masing-

masing variabel memiliki nilai yang lebih besar dari 0.50. Sehingga dapat dinyatakan

bahwa keseluruhan variabel telah memenuhi persyaratan validitas konvergen.

4.4.2 Discriminant Validity

Validitas discriminant berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-

pengukur (manifest variabel) konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi

dengan tinggi. Cara untuk menguji validitas discriminant yaitu dengan

membandingkan akar kuadrat AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari korelasi
73

antar konstruk dalam model yang digagas oleh Fornell dan Larcker (1981) (Ghozali &

Latan, 2015).

Tabel 4.25 Hasil Fornell–Larcker Criterion

Purchase User
Affect Trust Usability
Intentions Value

Affect 0.811

Purchase
0.515 0.920
Intentions

Trust 0.501 0.539 0.808

Usability 0.608 0.589 0.656 0.755

User Value 0.655 0.588 0.635 0.758 0.775

Sumber: output SmartPLS 3.0 (2018)

Dari hasil tabel 4.15 diatas dapat dilihat bahwa nilai kuadrat AVE setiap

konstruk lebih besar dari korelasi antar konstruk dalam model. Sehingga dapat

dikatakan telah memenuhi kriteria validitas discriminant.

4.4.3 Composite Realibility

Composite reliability menguji nilai realibilitas antara blok indikator dari

konstruk yang membentuknya. Untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability

yang sering disebut Dillon-Goldstein’s. Berikut adalah hasil output composite

reliability dari PLS :


74

Tabel 4.26 Hasil Composite Reliability

Variabel Cronbach’s Alpha Composite Reliability

Usability (U) 0.872 0.902

Affect (A) 0.869 0.906

User Value (UV) 0.830 0.881

Trust (T) 0.864 0.903

Purchase Intention (PI) 0.909 0.943

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)

Variabel Usability (U), Affect (A), User Value (UV), Trust (T) dan Purchase

Intention (PI) dinyatakan reliable jika nilai composite reliability di atas 0,70 dan

Cronbach’s Alpha lebih besar 0.6. Berdasarkan tabel 4.16 di atas terlihat nilai

composite reliability untuk semua variabel lebih besar dari 0.70 dan nilai Cronbach’s

Alpha lebih besar 0.6. Dengan demikian model variabel tersebut telah memenuhi uji

reliablitas.

4.5 Pengujian Model Struktural (Inner Model)

4.5.1 Analisis R-Square

Berdasarkan pengolahan data dengan PLS, dihasilkan nilai koefisien

determinasi (R-Square) sebagai berikut :

Tabel 4.27 Hasil R-Square

R Square

Purchase Intention 0.429


75

Trust 0.478

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)

Pada Tabel 4.17 di atas, model pengaruh Usability (U), Affect (A), User

Value (UV) terhadap Trust (T) memberikan nilai R-Square sebesar 0.478 yang dapat

diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk Trust (T) yang dapat dijelaskan oleh

variabilitas konstruk Usability (U), Affect (A), User Value (UV) sebesar 47.8%.

Sedangkan 52.2% dijelaskan oleh variabel lain di luar model tersebut.

Selanjutnya model pengaruh Usability (U), Affect (A), User Value (UV) dan

Trust (T) terhadap Purchase Intention (PI) memberikan nilai R-Square sebesar 0.429

yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk Purchase Intention pengguna

layanan Traveloka yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk Usability (U),

Affect (A), User Value (UV) dan Trust (T) sebesar 42.9% sedangkan 57.1% dijelaskan

oleh variabel lain di luar model tersebut.

4.5.2 Predictive Relevance

Selain melihat nilai R-Square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-

Square Predictive Relevance untuk model konstruk. Kesesuaian model struktural

dapat dilihat dari Q2, sebagai berikut:

Q2 = 1 – [(1 – R12)*(1 – R22)]

= 1 – [(1 – 0.429)*(1 – 0.478)]

= 1 – [(0.571)*(0.522)]

= 1 – [(0.298)]

= 0.702
76

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Q-square predictive relevance

sebesar 0.702, dimana nilai tersebut lebih besar dari nol. Hal tersebut menunjukkan

bahwa model memiliki predictive relevance yang dapat menjelaskan model sebesar

70.2%.

Gambar 4.2 Measurement Bootstraping (Inner Model)

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)

4.5.3 Uji Hipotesis

Tabel 4.28 Hasil Path Coefficients

Original Standard T Statistics


P Values Keterangan
Sample (O) Deviations (|O/STDEV|)
77

(STDEV)

A -> PI 0.156 0.053 2.955 0.003 Signifikan


A -> T 0.072 0.060 1.208 0.228 Tidak Signifikan

T -> PI 0.192 0.065 2.948 0.003 Signifikan

U -> PI 0.216 0.077 2.806 0.005 Signifikan

U -> T 0.391 0.079 4.949 0.000 Signifikan


UV -> PI 0.201 0.076 2.642 0.009 Signifikan

UV -> T 0.292 0.082 3.570 0.000 Signifikan

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)

Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh usability terhadap kepercayaan (trust)

H1 : Usability berpengaruh terhadap Trust (kepercayaan)

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 menunjukkan bahwa

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.391 dengan nilai T statistik

sebesar 4.949 pada tingkat keyakinan 95% yang berarti lebih besar dari 1.96

dengan nilai p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima, yang berarti

usability memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan

(trust).

2. Pengaruh usability terhadap minat beli (purchase intentions)

H2 : Usability berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 menunjukkan bahwa

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.216 dengan nilai T statistik

sebesar 2.806 pada tingkat keyakinan 95% yang berarti lebih besar dari 1.96

dengan nilai p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima, yang berarti
78

usability memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

(purchase intentions).

3. Pengaruh affect terhadap kepercayaan (trust)

H3 : Affect berpengaruh terhadap Trust (kepercayaan)

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 menunjukkan bahwa

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.072 dengan nilai T statistik

sebesar 1.280 pada tingkat keyakinan 95% yang berarti kurang dari 1.96

dengan nilai p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H3 ditolak, yang berarti

affect tidak memiliki pengaruh terhadap kepercayaan (trust).

4. Pengaruh affect terhadap minat beli (purchase intentions)

H4 : Affect berpengaruh terhadap minat beli (purchase intentions)

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 menunjukkan bahwa

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.160 dengan nilai T statistik

sebesar 2.955 pada tingkat keyakinan 95% yang berarti lebih besar dari 1.96

dengan nilai p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H4 diterima, yang berarti

affect memiliki pengaruh terhadap minat beli (purchase intentions).

5. Pengaruh user value terhadap kepercayaan (trust)

H5 : User value berpengaruh terhadap Trust (kepercayaan)

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 menunjukkan bahwa

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.292 dengan nilai T statistik

sebesar 3.570 pada tingkat keyakinan 95% yang berarti lebih besar dari 1.96

dengan nilai p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H5 diterima, yang berarti

user value memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepercayaan

(trust).
79

6. Pengaruh user value terhadap minat beli (purchase intentions)

H6 : User value berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 menunjukkan bahwa

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.201 dengan nilai T statistik

sebesar 2.642 pada tingkat keyakinan 95% yang berarti lebih besar dari 1.96

dengan nilai p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H6 diterima, yang berarti

user value memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

(purchase intentions).

7. Pengaruh kepercayaan (trust) terhadap minat beli (purchase intentions)

H7 : Trust (kepercayaan) berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat

beli)

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 menunjukkan bahwa

koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.192 dengan nilai T statistik

sebesar 2.948 pada tingkat keyakinan 95% yang berarti lebih besar dari 1.96

dengan nilai p < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H7 diterima, yang berarti

kepercayaan (trust) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat

beli (purchase intentions).

Tabel 4.29 Hasil Indirect Effects

T Statistics P Values Keterangan

U -> T -> PI 2.596 0.010 Signifikan


A -> T -> PI 1.053 0.293 Tidak Signifikan

UV -> T -> PI 2.157 0.032 Signifikan

Sumber : Output SmartPLS 3.0 (2018)


80

Selanjutnya, penting untuk mencari kekuatan efek dari mediasi. Untuk

menguji efek dari variabel mediasi antar variabel dapat dilakukan dengan metode Hair

pada Hadi (2016) dan Olalere (2013) yaitu dengan melihat nilai VAF. Nilai VAF

diatas 80% dianggap sebagai mediasi penuh (full mediation) dan nilai VAF diantara

20% dan 80% dianggap sebagai mediasi parsial (partial mediation), sedangkan VAF

kurang dari 20% dianggap sebagai tidak ada mediasi (Hadi, 2016 & Olalere, 2013).

8. Pembuktian variabel mediasi: Pengaruh antara usability terhadap minat beli

(purchase intention) melalui kepercayaan (trust)

H8 : Usability berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli) dengan

Trust (kepercayaan) sebagai variabel mediasi

Indirect Effect = (U->T) * (T->PI)

= (0.391) * (0.192)

= 0.075

Total Effect = ((U->T) * (T->PI)) + (U->PI)

= 0.075 + 0.216

= 0.291

𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡
𝑉𝐴𝐹 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡

0.075
𝑉𝐴𝐹 =
0.291

𝑉𝐴𝐹 = 0.257
81

Pengaruh antara usability terhadap minat beli (purchase intention) melalui

kepercayaan (trust) (U -> T -> PI) memiliki nilai t sebesar 2.596 yang lebih

dari 1.96 dan nilai p < 0.05 yang berarti signifikan. Maka pengaruh antara

usability terhadap minat beli (purchase intention) melalui kepercayaan (trust)

sebagai variabel mediasi (H8) dapat diterima. Dari nilai VAF diperoleh

kekuatan efek mediasi kepercayaan terhadap usability dan minat beli

(purchase intention) sebesar 0.257 atau 25.7%. Hal ini menunjukkan bahwa

kepercayaan (trust) memediasi usability dan minat beli (purchase intentions)

secara parsial.

9. Pembuktian variabel mediasi: Pengaruh antara affect terhadap minat beli

(purchase intention) melalui kepercayaan (trust)

H9 : Affect berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli) dengan

Trust (kepercayaan) sebagai variabel mediasi

Indirect Effect = (A->T) * (T->PI)

= (0.072) * (0.192)

= 0.013

Total Effect = ((A->T) * (T->PI)) + (A->PI)

= 0.013 + 0.156

= 0.169

𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡
𝑉𝐴𝐹 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡

0.013
𝑉𝐴𝐹 =
0.169

𝑉𝐴𝐹 = 0.077
82

Pengaruh antara affect terhadap minat beli (purchase intention) melalui

kepercayaan (trust) (A -> T -> PI) memiliki nilai t sebesar 1.053 yang lebih

besar dari 1.96 dan nilai p < 0.05 yang berarti tidak signifikan. Maka

pengaruh antara affect terhadap minat beli (purchase intention) melalui

kepercayaan (trust) sebagai variabel mediasi (H9) dapat ditolak. Dari nilai

VAF diperoleh kekuatan efek mediasi kepercayaan terhadap affect dan minat

beli (purchase intention) sebesar 0.077 atau 7.7%. Hal ini menunjukkan

bahwa kepercayaan (trust) tidak memediasi affect dan minat beli (purchase

intentions).

10. Pembuktian variabel mediasi: Pengaruh antara user value terhadap minat beli

(purchase intention) melalui kepercayaan (trust)

H7 : User Value berpengaruh terhadap Purchase Intentions (minat beli)

dengan Trust (kepercayaan) sebagai variabel mediasi

Indirect Effect = (UV->T) * (T->PI)

= (0.292) * (0.192)

= 0.056

Total Effect = ((UV->T) * (T->PI)) + (UV->PI)

= 0.056 + 0.201

= 0.257

𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡
𝑉𝐴𝐹 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡

0.056
𝑉𝐴𝐹 =
0.257

𝑉𝐴𝐹 = 0.217
83

Pengaruh antara user ualue terhadap minat beli (purchase intention) melalui

kepercayaan (trust) (UV -> T -> PI) memiliki nilai t sebesar 2.157 yang lebih

besar dari 1.96 dan nilai p < 0.05 yang berarti signifikan. Maka pengaruh

antara user value terhadap minat beli (purchase intention) melalui

kepercayaan (trust) sebagai variabel mediasi (H10) dapat diterima. Dari nilai

VAF diperoleh kekuatan efek mediasi kepercayaan terhadap user value dan

minat beli (purchase intention) sebesar 0.217 atau 21.7%. Hal ini

menunjukkan bahwa kepercayaan (trust) memediasi user value dan minat

beli (purchase intentions) secara parsial.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap

rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan SmartPLS 3.0

diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hubungan usability terhadap kepercayaan (trust) dan minat beli

(purchase intentions)

Berdasarkan hasil evaluasi model strutural (inner model) menunjukkan

bahwa ada pengaruh usability terhadap kepercayaan (trust) dan minat beli

(purchase intentions) dengan hasil yang signifikan. Penelitian yang

dilakukan oleh Peiris (2015) juga membuktikan bahwa faktor usability

memengaruhi kepercayaan secara positif dan signifikan. Sehingga

menghasilkan rekomendasi kepada praktisi bahwa guna meningkatkan

kepercayaan dan minat beli konsumen terhadap layanan e-commerce


84

dapat meningkatkan kualitas usability pada layanan. Yang pertama ialah

suatu layanan e-commerce diharapkan dapat bekerja secara sederhana

yang tidak membuat pengguna merasa kebingunan saat menggunakan

layanan, hal ini terlihat dari pemilihan jawaban responden sebanyak

66.5% menjawab Setuju dan 26.5% menjawab Sangat Setuju. Kedua,

suatu layanan e-commerce diharapkan memiiki antarmuka atau tampilan

yang dapat digunakan dengan mudah oleh penggunanya. Ketiga, suatu

layanan diharapkan dapat bekerja secara efisien sehingga tidak

menghabiskan waktu pengguna saat menggunakan layanan. Hal ini dapat

dilakukan dengan meningkan efisiensi waktu saat pengguna melakukan

pencarian, contohnya ketika pengguna melakukan pencarian tiket pesawat

di layanan Traveloka. Pada bukunya yang berjudul ”Interaksi Manusia

dan Komputer” Santoso pada tahun 2004 mengungkapkan bahwa secara

umum, pengguna menginginkan suatu layanan dapat memberikan waktu

tanggap yang sependek-pendeknya. Waktu tanggap yang lama, lebih dari

14 detik, akan menyebabkan perhatian pengguna terpecah keaktifitas lain.

Pada layanan yang memerlukan aktifitas interaktif, misalnya pemilihan

menu, pengisian borang, dan pemberian perintah, waktu tanggap yang

kurang dari 2 detik dianggap cukup memadai (Santoso, 2004). Pada

layanan Traveloka telah terbukti bahwa pengguna merasa layanan sudah

bekerja secara efisien atau tidak membuang-buang waktu.

Suatu layanan diharapkan memilki prosedur cara kerja atau penggunaan

yang dapat dipahami oleh pengguna dengan cepat, sehingga pengguna

layanan dapat mengoperasikan layanan e-commerce dengan mudah.

Praktisi layanan e-commerce juga diharapkan dapat mempertimbangkan


85

fleksibiltas atau responsiveness dari layanan sehingga dapat diakses dan

bekerja dengan baik pada saat digunakan di PC (personal computer)

maupun pada Mobile. Selain itu juga menyediakan layanan yang dapat di

download melalui Smartphone pengguna, dalam hal ini layanan

Traveloka sudah menyediakan aplikasi versi Android yang dapat di

unggah melalui Play Store dan versi iOS yang dapat diunggah secara

gratis melalui App Store.

Hal ini juga didukung dari hasil analisis deskriptif variabel yang

menempatkan indikator U7 sebagai indikator yang memiliki rata-rata

terbesar dibandingkan dengan indikator lainnya pada variabel usability.

Sehingga, hal ini menunjukkan bahwa indikator U7 yaitu indikator yang

menyatakan bahwa pengguna dapat megoperasikan layanan dengan

mudah, merupakan indikator yang paling berpengaruh pada variabel

usability. Hal tersebut didukung oleh penelitian Perdana (2015), yang

menyatakan bahwa layanan yang dapat dengan mudah digunakan oleh

pengguna berpengaruh secara positif terhadap minat beli. Pada usability

pemilihan indikator terendah yaitu pada indikator U5, yang menyatakan

bahwa layanan Traveloka dapat bekerja dengan baik di PC maupun

Mobile. Meskipun demikian, layanan Traveloka sudah dapat diunggah di

masing-masing Play Store dan App Store dan memiliki responsiveness

saat diakses menggunakan web browser pada Mobile.

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa praktisi layanan e-commerce

pada umumnya dapat meningkatkan usability dari layanan sehingga dapat

memengaruhi kepercayaan dan juga minta beli dari pengguna generasi

milenial saat mengakses layanan.


86

Hubungan usability terhadap minat beli dengan kepercayaan sebagai

mediasi menunjukkan bahwa kepercayaan (trust) memediasi usability

terhadap minat beli (purchase intentions). Berdasarkan hasil tersebut

diperoleh bahwa dengan semakin baiknya usability layanan maka akan

semakin tinggi kepercayaan dari pengguna, sehingga semakin besar pula

minat pengguna untuk melakukan pembelian.

2. Hubungan affect terhadap kepercayaan (trust) dan minat beli (purchase

intentions)

Berdasarkan hasil evaluasi model struktural (inner model) menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh affect terhadap kepercayaan (trust).

Kemungkinan besar pengguna generasi milenial tidak memperdulikan

tampilan dari layanan Traveloka. Karena berdasarkan data deskriptif

jawaban responden rata-rata memberikan nilai diatas 4 atas tampilan dari

layanan Traveloka. Dari hasil penilaian pengguna dapat diambil

kesimpulan bahwa layanan traveloka sudah memiliki tampilan yang

dirasa baik oleh pengguna generasi milenial. Sehingga tampilan dari

layanan Traveloka tidak mempengaruhi kepercayaan dari pengguna. Hal

ini juga dapat disebabkan karena pengguna tidak memperdulikan

tampilan tetapi bagaimana layanan bekerja dengan baik dan mudah

digunakan oleh pengguna. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya

pengaruh yang signifikan antara faktor usability terhadap kepercayaan

dan minat beli pengguna. Selain itu, kemungkinan dari tidak ada

kontribusi pengaruh tampilan terhadap kepercayaan dikarenakan layanan


87

Traveloka sudah memiliki branding yang dapat dipercayai oleh

pengguna.

Meskipun tidak ada kontribusi tampilan layanan terhadap kepercayaan,

tetapi hasil analisis affect terhadap minat beli ditemukan terdapat

pengaruh yang signifikan. Hal ini berarti tampilan atau daya tarik estetika

yang dimiliki oleh layanan Traveloka dapat meningkatkan minat beli

pengguna sehingga menghasilkan transaksi pembelian. Maka semakin

baik tampilan atau daya tarik dari layanan akan semakin tinggi

kemungkinan muncul minat pengguna untuk melakukan pembelian.

Hal ini juga didukung dari hasil analisis deskriptif variabel yang

menempatkan indikator A5 sebagai indikator yang memiliki rata-rata

terbesar dibandingkan dengan indikator lainnya pada variabel affect.

Sehingga, hal ini menunjukkan bahwa indikator A5 yaitu indikator yang

menyatakan bahwa layanan Traveloka memiliki tampilan yang simple.

Hal tersebut didukung oleh penelitian Hausman (2008), yang menyatakan

bahwa tampilan layanan yang jelas dan simple berpengaruh secara positif

terhadap minat beli. Pada affect pemilihan indikator terendah yaitu pada

indikator A3, yang menyatakan bahwa layanan Traveloka terlihat unggul

dalam kualitas tampilan. Hal tersebut dapat dimungkinkan karena ada

layanan lain selain layanan Traveloka memiliki tampilan yang terlihat

unggul.

Temuan ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Loyd (2010) dan

D’Angelo dan Little (1998) dengan menemukan bahwa daya tarik estetika

dari suatu layanan online memainkan peran penting dalam menghasilkan

kepercayaan konsumen.
88

Untuk hubungan antara affect dan minat beli dengan kepercayaan sebagai

mediasi menunjukkan bahwa tampilan atau daya tarik estetika tidak

menjadikan kepercayaan sebagai pemediasi yang signifikan terhadap

minat beli. Berdasarkan penjelasan sebelumnya hal ini dimungkinkan

karena tampilan dari layanan Traveloka yang sudah dianggap baik oleh

pengguna generasi milenial. Meskipun tidak memberikan kontribusi

untuk meningkatkan kepercayaan pengguna tetapi tampilan dari layanan

dapat berkontribusi dalam memunculkan minat beli pengguna.

3. Hubungan user value terhadap kepercayaan (trust) dan minat beli

(purchase intentions)

Berdasarkan hasil evaluasi model strutural (inner model) menunjukkan

bahwa ada pengaruh user value terhadap kepercayaan (trust) dengan hasil

yang signifikan. Sehingga peneliti dapat memberikan rekomendasi

kepada praktisi bahwa guna meningkatkan kepercayaan pengguna

diharapkan dapat meningkatkan user value atau nilai yang melekat pada

pengguna saat menggunakan layanan. Hal yang dapat lakukan praktisi

yaitu pertama diharapkan dapat memberikan kepuasan dan membuat

pengguna merasa senang setelah menggunakan layanan, contoh dalam

kasus ini adalah Traveloka tidak memberikan biaya tambahan pada

penjualan tiket pesawat. Kedua, yang diharapkan dapat dilakukan oleh

praktisi yaitu dengan menyediakan layanan untuk berbagi pengalaman

saat kepada pengguna, dalam hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan fitur review dan rating, sehingga hal ini dapat memenuhi

keinginan pengguna untuk bersosialisasi. Selain itu, adanya layanan


89

konsumen yang dapat memenuhi segala kebutuhan maupun keluhan

pengguna melalui customer service yang cepat dan tanggap. Meskipun

terdapat 0.3% responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju, tetapi dari

hasil statistik deskriptif dapat dilihat bahwa 60% responden menjawab

Setuju dan 27.8% menjawab Sangat Setuju. Sehingga telah terbukti

secara empiris bahwa pengguna generasi milenial merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan oleh layanan Traveloka. Pelayanan yang

diberikan Traveloka kepada pengguna memengaruhi kepercayaan yang

dimiliki oleh generasi milenial. Selain itu juga dapat memengaruhi minat

beli pengguna untuk melakukan transakasi pembelian kepada layanan

Traveloka.

Hasil analisis deskriptif variabel menempatkan indikator UV1 dan UV2

sebagai indikator dengan nilai rata-rata terbesar dibandingkan dengan

indikator lainnya pada variabel user value. Sehingga, hal ini

menunjukkan bahwa indikator UV1 dan UV2 merupakan indikator yang

paling berpengaruh pada variabel user value.

Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Dabrowski et al (2014) yang menunjukkan bahwa layanan pelanggan

merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan kepercayaan

(trust). Dikarenakan layanan pelangan menggambarkan perhatian yang

dirasakan oleh pelanggan demi memenuhi kebutuhan mereka,

menghormati hak-hak mereka dan menjunjung tinggi keunggulan layanan

yang terus menerus.

Sehingga dalam penelitian ini didapatkan bahwa user value layanan

Traveloka memengaruhi kepercayaan dan minat beli pengguna generasi


90

milenial. Hal tersebut dilihat dari layanan Traveloka yang tidak

membebankan biaya tambahan kepada pelanggan yang melakukan

transaksi dan layanan customer service yang cepat dan tanggap.

Hubungan user value terhadap minat beli dengan kepercayaan sebagai

mediasi menunjukkan bahwa kepercayaan (trust) memediasi user value

terhadap minat beli (purchase intentions). Berdasarkan hasil tersebut

diperoleh bahwa dengan semakin dengan baiknya user value yang

diberikan layanan dalam hal ini contohnya pelayanan customer service,

promo-promo yang menguntungkan pengguna maka akan semakin tinggi

pula kepercayaan yang dimiliki pengguna, sehingga kemungkinan

semakin besar minat pengguna untuk melakukan pembelian.

4. Hubungan kepercayaan (trust) terhadap minat beli (purchase intentions)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepercayaan

(trust) terhadap minat beli (purchase intentions) secara signifikan.

Berdasarkan hasil tersebut peneliti dapat memberikan rekomendasi

kepada praktisi bahwa memunculkan minat beli pengguna dapat

dilakukan dengan meningkatkan kepercayaan pengguna saat

menggunakan layanan. Hal yang dapat dilakukan oleh praktisi yaitu

dengan menggunakan sistem transaksi yang aman dan dapat dipercaya

oleh pengguna. Dalam kasus Traveloka, layanan Traveloka menyediakan

berbagai metode pembayaran yang aman, yaitu dengan metode transfer

yang hanya tersedia pada pukul 02:00 WIB hingga pukul 20:00 WIB

setiap harinya, pembayaran dengan kartu kredit, internet banking dan

mobile banking. Selain menyediakan sistem pembayaran yang aman,


91

praktisi diharapkan dapat meyakinkan pengguna bahwa tidak akan terjadi

kesalahan saat melakukan transaksi dan menginformasikan kepada

pengguna jika terjadi kesalahan. Hal-hal tersebut diharapkan dapat

meningkatkan kepercayaan yang dimiliki oleh pengguna sehingga dapat

menimbulkan minat membeli.

Semakin tingginya kepercayaan pengguna menunjukkan bahwa toko

online dapat melindungi privasi pengguna, layanan Traveloka bisa

dipercaya, pelayanan baik yang diberikan layanan Traveloka seperti

respon dari layanan dalam menanggapi pertanyaan dan komplain dari

pengguna, hal tersebut memberikan pengaruh pada minat beli pengguna

layanan Traveloka.

Kepercayaan sangat berperan penting dalam hal melakukan pembelian

secara online. Tanpa kepercayaan tidak mungkin konsumen akan

membeli produk-produk online. Karena membeli produk melalui online

sangat berbeda dengan membeli secara langsung atau konvensional.

Maka dari itu layanan jual beli online atau e-commerce khususnya dalam

hal ini layanan Traveloka perlu mengembangkan strategi secara terus

menerus agar dapat membangun dan mempertahankan kepercayaan

pengguna. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian, kepercayaan pengguna

dapat dimunculkan atau ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-

faktor dari user experience dalam penelitian ini, yaitu usability, affect,

dan user value. Namun dari hasil analisis diatas ditemukan bahwa hanya

usability dan user value yang memberikan kontribusi terhadap munculnya

kepercayaan pengguna.
92

Hal tersebut juga didukung dari hasil analisis deskriptif variabel juga

menempatkan indikator T2 dan T3 sebagai variabel yang memilki nilai

rata-rata tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa indikator T2 dan T3

merupakan indikator yang paling berpengaruh pada variabel trust.

Temuan ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Kepercayaan

berhubungan positif dan memiliki pengaruh signifikan terhadap minat

beli online (Sam et al, 2007; Ling et al, 2010). Begitupula dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tariq dan Eddaoudi (2009) dan Wu dan

Chang (2006) menemukan bahwa kepercayaan pengguna berhungan

dengan keinginan untuk belanja online atau membeli dari suatu layanan

situs. Hong dan Cho (2011) menyimpulkan bahwa kepercayaan

memberikan kontribusi terhadap minat beli pelanggan dalam e-

marketplace (Afshadost et al, 2013)


93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat di tarik beberapa kesimpulan untuk

menjawab pertanyaan penelitian.

1. Faktor usability yang dimiliki oleh layanan Traveloka memiliki

kontribusi dalam memunculkan kepercayaa (trust) penguna generasi

milenial.

2. Faktor usability yang dimiliki oleh layanan Traveloka memiliki

kontribusi untuk memunculkan minat beli pengguna generasi milenial.

3. Faktor affect pada layanan Traveloka ditemukan tidak memiliki

kontribusi untuk memunculkan rasa kepercayaan pengguna generasi

milenial.

4. Faktor affect yang dimiliki pada layanan Traveloka berkontribusi dalam

menimbulkan minat beli pengguna generasi milenial.

5. Faktor user value yang dimiliki oleh layanan Traveloka memiliki

kontribusi terhadap kepercayaan pengguna generasi milenial.

6. Faktor user value yang dimiliki oleh layanan Traveloka berkontribusi

untuk memunculkan minat beli pengguna generasi milenial.

7. Kepercayaan memiliki kontribusi terhadap minat beli pengguna generasi

milenial.

8. Hubungan usability terhadap minat beli dengan kepercayaan sebagai

mediator menunjukkan bahwa semakin tingginya kepercayaan pengguna


94

atas faktor usability akan menimbulkan minat beli pengguna generasi

milenial.

9. Hubungan affect terhadap minat beli dengan kepercayaan sebagai

mediator menunjukan bahwa ada atau tidak adanya kepercayaan

pengguna atas faktor affect tidak berkontribusi terhadap minat beli

pengguna generasi milenial.

10. Hubungan user value terhadap minat beli dengan kepercayaan sebagai

mediator menunjukkan bahwa semakin tingginya kepercayaan pengguna

atas faktor user value akan menimbulkan minat beli pengguna generasi

milenial.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah

sebagai berikut:

1. Akademisi

Berdasarkan hasil diatas, peneliti selanjutnya dapat menambahkan

variable baru dan/atau indikator untuk memperkaya model penelitian.

Dikarenakan pada penelitian ini target penelitiannya merupakan generasi

milenial, pada penelitian serupa selanjutnya dapat menarget generasi yang

lebih tua atau yang lebih muda dari generasi milenial. Selain itu,

berdasarkan nilai goodness of fit model diperoleh nilai Q-Square sebesar

0.702, hal ini mengindikasikan bahwa struktur model sudah cukup baik,

karena variabel yang terlibat dalam struktur model telah mampu

menjelaskan variabel yang memengaruhi minat beli (purchase intentions)

pada pengguna internet generasi milenial sebesar 70.2%. sisanya 29.8%


95

merupakan faktor lain yang turut memengaruhi minat beli (purchase

intentions). Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam

faktor lain yang berkontribusi terhadap minat beli.

2. Praktisi

Kepada pihak-pihak yang mengembangkan dibidang layanan online

khususnya e-commerce harus lebih memperhatikan faktor-faktor yang

memengaruhi munculnya kepercayaan dan minat beli pengguna.


96

DAFTAR PUSTAKA

Afshadost, M., Farahmandian, S., dan Eshaghi, S.M.S, (2013), Linking trust,

perceived website quality, privacy protection, gender and online purchase

intentions, IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM), e-ISSN:

2278-487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 13, Issue 4 (Sep. - Oct. 2013), PP 63-

72

Alrubaiee, L., Alshaibi, H., Al-bayati, Y. 2012. Relationship between B2B E-

Commerce Benefits, E-Marketplace Usage and Supply Chain Management.

Global Journal Of Management and Business Research Vol. 12 Issue 9 Version

1.0 June 2012. (Online) Tersedia pada:

https://www.researchgate.net/profile/Laith_Alrubaiee/publication/270890639_R

elationship_between_B2B_E-Commerce_Benefits_E-Market-

_place_Usage_and_Supply_Chain_Management_Relationship_between_B2B_E

-Commerce_Benefits_E-

Marketplace_Usage_and_Supply_Chain_Management/links/54b7f0720cf269d8

cbf5a2aa/Relationship-between-B2B-E-Commerce-Benefits-E-Market-place-

Usage-and-Supply-Chain-Management-Relationship-between-B2B-E-

Commerce-Benefits-E-Marketplace-Usage-and-Supply-Chain-Management.pdf.

(Diakses: 13 November 2017)

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

PT.Rineka Cipta.

Azwar, S., (1997), Reliabilitas dan Validitas, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama,

Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.


97

Bai, B., Law, R., Wen, I. (2008). The impact of website quality on customer

satisfaction and purchase intentions: Evidence from Chinese online visitors.

International Journal of Hospitality Management 27 (2008) 391–402. (Online).

Tersedia pada:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0278431907001028.

(Diakses: 28 November 2017)

Bollen, K., (1989), Structural Equations With Latent Variables, John Wiley & Sons,

Inc, New York.

Bolton, R.N., et al. 2013. Understanding Generation Y and their use of social media: a

review and research agenda. Jurnal of Service Management Vo.24 No.3, 2013.

(Online). Tersedia pada:

http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/09564231311326987.

(Diakses: 13 November 2017)

Broutsou, A., dan Fitsilis, P., (2012), Online Trust: The Influence of Perceived

Company’s Reputation on Consumers’ Trust and the Effects of Trust on

Intention for Online Transactions, Journal of Service Science and Management,

2012, 5, 365-372

Cathy, B., & Vincent, W. M. (2006). Male versus female consumer decision making

styles. Journal of Business Research, 59, 1297-1300. (Online). Tersedia pada:

http://dx.doi.org/10.1016/j.jbusres.2006.09.008 (Diakses 9 Januari 2018)

Chen, Y. H., and Barnes, S. (2007), “Initial trust and online buyer behaviour”, Journal

of Industrial Data and System, 107/1, 21-36.

Constantinides, E., (2004), Influencing the online consumers behaviour: the web

experience. Journal of Internet Research, 14(2), 111-126


98

Corodeanu, D.TA. (2015). Consumer’s protection from the generation Y’s

perspective. A research based on scenarios. Procedia Economics and Finance 20

(2015) 8 – 1. (Online). Tersedia pada:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212567115000416 (Diakses

10 Januari 2018)

Dabrowski, D., Basinska, B. A., Sikorski, M., (2014) Impact of Usability Website

Attributes on Users’ Trust, Satisfaction and Loyalty, Society And Organizations

In The Knowledge Economy – Practical Issues, Issn 1392–0758 Social Sciences.

2014 Nr. 3 (85)

Daryanto. 2004. Memahami Kerja Internet. Bandung. Yrama Widya

De Angeli, A., J. Hartmann, & A. Sutcliffe. (2009). The Effect of Brand on the

Evaluation of Websites. Interact 2009, Part II, LNCS 5727: 638–651.(Online).

Tersedia pada: https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-642-03658-3_69

(Diakses 8 Januari 2018)

Dhanapal, S., Vashu, D., & Subramaniam, T. (2015) Perceptions on the challenges of

online purchasing: a study from “baby boomers”, generation “X” and generation

“Y” point of views. Contaduría y Administración 60 (S1) 107-132. (Online).

Tersedia pada: www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0186104215000492

(Diakses 10 Januari 2018)

Dormann, C. 2001. Seducing consumers, evaluating emotions, In People and

Computers XV, Joint Proceedings of IHM-HCI, Lille, BC.

Ellen, S. (2017). Slovin's Formula Sampling Techniques. 24 April 2017. (Online).

Tersedia pada: https://sciencing.com/slovins-formula-sampling-techniques-

5475547.html (Diakses 20 Januari 2018)


99

Ganguly, B., Bhusan, S., Cyr, D.D., & Head, M. (2010) The effects of website design

on purchase intention in online shopping: the mediating role of trust and the

moderating role of culture. Int. J. Electronic Business, Vol. 8, Nos. 4/5, 2010.

(Online). Tersedia pada:

https://www.researchgate.net/publication/220300397_The_effects_of_website_d

esign_on_purchase_intention_in_online_shopping_The_mediating_role_of_trust

_and_the_moderating_role_of_culture. (Diakses: 30 November 2017)

Ghozali, I., Latan, H., (2015), Partial Least Squares, Konsep, Teknik, dan Aplikasi

menggunakan program SmartPLS 3.0, Semarang: Badan Penerbit Undip

Hadi, N.U., Abdullah, N., Sentosa, I., (2016), Making Sense of Mediating Analysis: A

Marketing Perspective, Review of Integrative Business and Economics

Research, Vol. 5, no. 2, pp.62-76, April 2016

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, J.B., Anderson, R.E., (2010), Multivariate Data

Analysis: 7th edition

Hashbullah, et al., (2015), The Relationship of Attitude, Subjective Norm and Website

Usability on Consumer Intention to Purchase Online: An Evidence of Malaysian

Youth, 7th International Economics & Business Management Conference, 5th &

6th October 2015

Hassenzahl, M., Kort, J., Law, E., Roto, V. & Vermeeren, A. (2009). Understanding,

Scoping and defining User Experience: A survey approach. In proceeding of

Human Factors in Computing Systems CHI ‘09. Boston, MA, USA April 4-9

2009. (Online). Tersedia pada:

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary?doi=10.1.1.150.180 . (Diakses: 1

Januari 2018)
100

Irmawati, D. (2011). Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah

Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375 Edisi Ke-VI, November 2011

Kilber, J., Barclay, A., & Ohmer, D. (2014). Seven Tips for Managing Generation Y.

Journal of Management Policy and Practice vol. 15(4) 2014. (Online). Tersedia

pada: www.m.www.na-businesspress.com/JMPP/BarclayA_Web15_4_.pdf

(Diakses 10 Januari 2018)

Kim, D. J., Ferrin, D. L., and Rao, H. R. (2008), “ A trust-based consumer decision-

making model in electronic commerce: The role of trust, perceived risk, and

their antecedents”, Decission Support System, 44/2, 544-564.

Knemeyer, D., Svoboda, E. The Glossary of Human Computer Interaction: 39. User

Experience – UX. URL: https://www.interaction-design.org/literature/book/the-

glossary-of-human-computer-interaction/user-experience-ux#chapter_start

(Diakses: 27 November 2017)

Levine, Deborah S. (2009). Leading in a Gen Y World - A Corporate Essa. Journal of

Executive Education: Vol. 8: Iss. 1, Article 6. (Online). Tersedia pada:

http://digitalcommons.kennesaw.edu/jee/vol8/iss1/6 (Diakses 10 Januari 2018)

Ling, K.C., Chai, L.T., dan Piew, T.H., (2010), The Effects of Shopping Orientations,

Online Trust and Prior Online Purchase Experience toward Customers’ Online

Purchase Intention, International Business Research, Vol. 3, No. 3; July 2010.

Lloyd C. Harris Mark M.H. Goode, (2010),"Online servicescapes, trust, and purchase

intentions", Journal of Services Marketing, Vol. 24 Iss 3 pp. 230 – 243

Lubis, M. (2014). Konsumen Indonesia Mulai Menyukai Belanja Online. 09-03-2014.

(Online). Tersedia pada: http://www.nielsen.com/id/en/press-

room/2014/konsumen-indonesia-mulai-menyukai-belanja-online.html. (Diakses

25 Desember 2017)
101

Madahi, A., & Sukati, I. (2012). The Effect of External Factors on Purchase Intention

amongst Young Generation in Malaysia. International Business Research; Vol.

5, No. 8; 2012. (Online). Tersedia pada:

www.ccsenet.org/journal/index.php/ibr/article/download/19039/12578 (Diakses

9 Januari 2018)

Malhotra, Naresh K. (2010). Marketing research an applied orientation. 6th ed.

Prentice Pp.l. New York.

Marcus, A. (2011). On the Edge: Branding the User Experience. User Experience

Magazine, 10(3). Tersedia pada:

http://uxpamagazine.org/branding_the_user_experience/ (Diakses 10 Januari

2018)

Meler, J., Austin, S.F., & Crocker, M. (2010). Generation Y in the Workforce:

Managerial Challenges. The Journal of Human Resource and Adult Learning

Vol. 6, Num. 1, June 2010. (Online). Tersedia pada:

www.hraljournal.com/Page/8%20Justin%20Meier.pdf (Diakses 10 Januari

2018)

Mertens, W., Pugliese, A., Recker, J., (2017), Quantitative Data Analysis: A

Companion for Accounting and Information Systems Research, Springer

International Publishing Switzerland

Mifsud, J. (2011). The Difference (and Relationship) Between Usability and User

Experience. (Online). Tersedia pada: http://usabilitygeek.com/the-difference-

between-usability-and-user-experience/#difference- usability-user-experience-3.

(Diakses 6 Januari 2018)

Morville, P. (2004). User Experience Honeycomb. (Online). Tersedia pada:

http://semanticstudios.com/user_experience_design/. (Diakses: 1 Januar 2018)


102

MyApjii (noreply@apjii.or.id). 13 November 2017. Link Download Survei APJII. E-

mail kepada Nadia Diah Safitri (nadisaf@yahoo.com).

Naim, M.F., & Lenka, U. (2017). How Does Mentoring Contribute to Gen Y

Employees’ Intention to Stay? An Indian Perspective. Europe's Journal of

Psychology, 2017, Vol. 13(2), 314–335. (Online). Tersedia pada:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5450987/ (Diakses 10 Januari

2018)

Nathania, Y., 2017. Pertumbuhan E-Commerce Indonesia Meningkat Tajam, Siapa di

Posisi Teratas?. (Online) Tersedia pada:

https://business.idntimes.com/economy/yoshi/pertumbuhan-e-commerce-

indonesia-1/full. (Diakses : 13 November 2017)

Neuman, W.L., (2017), Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitaif, Jakarta: PT Indeks

Oetomo, B.S.D. 2002. E-Ducation : Konsep Teknologi dan Aplikasi Internet

Pendidikan. Jakarta

Olalere, A, (2013), The Mediating Effect Of Contextual Characteristics On

Collectivist Dynamics And Entity Based Creativity Among Faculty In Higher

Education, All Dissertations.

Ordun. G. (2015). Millennial (Gen Y) Consumer Behavior, Their Shopping

Preferences and Perceptual Maps Associated With Brand Loyalty. Canadian

Social Science, 11(4), 40-55. (Online). Tersedia pada:

http://www.cscanada.net/index.php/css/article/view/6697 (Diakses 10 Januari

2018)
103

Park, J., Han, S.H., Kim, H.K., Oh, S., Moon, H., (2013), Modeling user experience a

case study on a mobile device, International Journal of Industrial Ergonomics 43

(2013) 187e196

Peiris, P.M., Kulkarni, D., dan Mawatha, C., (2015), Implications of Trust and

Usability on E-Commerce Adoption, International Journal of Business and

Information, Volume 10, Number 4, December 2015

Perdana, R. A., dan Suzianti, A., (2017), Analysis of usability factors affecting

purchase intention in online e-commerce sites, IOP Conference Series: Materials

Science and Engineering

Persentase pengguna internet untuk e-commerce berdasarkan umur pada tahun 2016

https://statistik.kominfo.go.id/site/data?idtree=430&iddoc=1525

Pradana, M., (2015), Klasifikasi Jenis-Jenis Bisnis E-commerce di Indonesia, Jurnal

Neo-bis, Volume 9 No.2 Des 2015

Prasetyo, B., Jannah,L.M., (2005) Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Pratama, I.P.A.E, (2014), Komputer dan Masyarakat, Bandung: Penerbit Informatika

Rao S., Truong D., Senecal S. & Le T. (2007). How buyers' expected benefits,

perceived risks, and e- business readiness influence their e-marketplace usage.

Industrial Marketing Management Vol. (36) Iss. (8) PP (1035-1045). (Online)

Tersedia pada: http://isiarticles.com/bundles/Article/pre/pdf/3748.pdf. (Diakses:

13 November 2017)

Recker, Jen., (2013), Scientific Research in Information Systems: a Beginner’s Guide,

Springer-Verlag Berlin Heidelberg

Riduwan dan Sunarto. (2013). Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta


104

Rismawan, P.A.E., Supartha, W.G., Yasa, N.N.K., (2014), Peran Mediasi Komitmen

Organisasional Pada Pengaruh Stress Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap

Intensi Keluar Karyawan, ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Udayana 3.8 (2014) :424-441

Roto, V.,Rantavuo, H.,Väänänen-Vainio-Mattila, K.2009. Evaluating User Experience

Of Early Product Concepts. International Conference on Designing Pleasurable

Products and Interfaces, DPPI09 13- 16 October 2009, Compiegne University

Of Technology, Compiegne, France. (Online). Tersedia pada:

https://pdfs.semanticscholar.org/9f3c/2864547a08afb65959397ced52968595f16

7.pdf . (Diakses: 5 Desember 2017)

Rozekhi, N.A., Hussin, S., & Noor, A.M. (2014). Attributable E-commerce toward

Purchase Intention: Online Search of Food Product. The SIJ Transactions on

Industrial, Financial & Business Management (IFBM), Vol. 2, No. 3, May 2014.

(Online). Tersedia pada: www.thesij.com/papers/IFBM/2014/May/IFBM-

0203410401.pdf . (Diakses 8 Januari 2018)

Rubinoff, R. (2004). How To Quantify The User Experience. 21 April 2004. Tersedia

pada: https://www.sitepoint.com/quantify-user-experience/ (Diakses 10 Januari

2018)

San, Lim Y., Omar, A., Thurasamy, R. 2015. Online Purchase: A Study of Generation

Y in Malaysia. International Journal of Business and Management: Vol. 10 No.

6, 2015. (Online). Tersedia pada:

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.942.6764&rep=rep1&

type=pdf. (Diakses: 13 November 2017)

Santosa, Insap., (2004), Interaksi Manusia dan Komputer: Teori dan Praktek,

Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta.


105

Septian, D., (2016), BPS: Jumlah e-Commerce di Indonesia Capai 26,2 Juta,

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2602680/bps-jumlah-e-commerce-di-

indonesia-capai-262-juta (Diakses: 02 Januari 2018)

Shanmugam, V., & Marsh, J.E. (2014). Application of Structural Equation Modeling

to the Social Sciences: A Brief Guide for Researchers. Application of Structural

Equation Modeling to the Social Sciences. (Online). Tersedia pada:

https://www.researchgate.net/publication/266114941_Application_of_Structural

_Equation_Modeling_to_the_Social_Sciences_A_Brief_Guide_for_Researchers

(Diakses 12 Januari 2018)

Shidarta, L.1996. Internet Informasi Bebas Hambatan. Jakarta. PT. Elex Media

Komputindo

Simamora, Bilson, (2008), Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Sohaib, O., Hussain, W., & Badini, M.K., (2011). User Experience And The Web

Accessibility Standards. International Journal of Computer Science. (Online).

Tersedia pada:

https://www.researchgate.net/profile/Walayat_Hussain2/publication/267679841

_User_Experience_UX_and_the_Web_Accessibility_Standards/links/54b8503b

0cf2c27adc48af05/User-Experience-UX-and-the-Web-Accessibility-

Standards.pdf (Diakses: 1 Januari 2018)

Sugiyono, (2017), Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Penerbit

Alfabeta

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryani, Tatik. (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet. Yogyakarta: Graha Ilmu.
106

Tariq, A.N., dan Eddaoudi, B., (2009), Assessing the Effect of Trust and Security

Factors on Consumers’ Willingness for Online Shopping among the Urban

Moroccans, International Journal of Business and Management Science, 2(1):

17-32, 2009, ISSN 1985-692X.

Tenenhaus, M., Vinzi, Chatelin, dan Lauro., (2005), PLS Path- Modeling.

Computational Statistics & Data Analysis 48.

Top Sites in Indonesia. (n.d). (Online). Diambil dari:

https://www.alexa.com/topsites/countries/ID (Diakses: 13 November 2017)

Vinzi,V.E., Chin, W.W., Henseler. J., dan Wang, H., (2010), Handbook of Partial

Least Square : Concepts, Methods, and Applications, Springer-Verlag Berlin

Heidelberg

Wardhani, S., & Nastiti, C.A.D. 2017. Perkembangan E-commerce di Indonesia (1).

12 September 2017. (Online). Tersedia pada:

http://validnews.co/Perkembangan-E-commerce-di-Indonesia--1--YXAiJ

(Diakses 15 Januari 2018)

Wijanto, Setyo Hari. 2008. Structural Equation Modelling dengan LISREL 8.8. 1st ed.

Graha Ilmu.Yogyakarta.

Wu, J. J., and Chang, Y. S., 2006. Effect of transaction trust on e-commerce

relationships between travel agencies. Tourism Management, 27 (6), 1253-1261.

Yigit, S. & Aksay, K. (2015). A Comparison between Generation X and Generation Y

in Terms of Individual Innovativeness Behavior: The Case of Turkish Health

Professionals. International Journal of Business Administration Vol. 6, No. 2;

2015. (Online). Tersedia pada:

http://www.sciedu.ca/journal/index.php/ijba/article/view/6625 (Diakses 10

Januari 2018)
107

Younus, S., Rasheed, F., & Zia, A.. (2015). Identifying the Factors Affecting

Customer Purchase Intention. Global Journal of Management and Business

Research: A Administration and Management Volume 15 Issue 2 Version 1.0

Year 2015 . (Online). Tersedia pada:

https://globaljournals.org/GJMBR_Volume15/2-Identifying-the-Factors-

Affecting.pdf. (Diakses 8 Januari 2018)


108

Lampiran 1

Model Acuan Penelitian

Judul Penelitian: Implications of Trust and Usability on E-Commerce Adoption

Penulis: Padmali Manesha Peiris, Dhananjau Kulkarni, dan Colvin R. de Silva

Mawatha
109

Judul Penelitian: Online servicescapes, trust, and purchase intentions

Penulis: Lloyd C. Harris, Mark M.H. Goode

Judul Penelitian: Customer Satisfaction, Trust and Loyalty as Predictors of Customer

Intention to Re-Purchase South African Retailing Industry

Penulis: Richard Chinomona, Maxwell Sandada


110

Judul Penelitian: The effects of website design on purchase intention in online

shopping- the mediating role of trust and the moderating role of culture

Penulis: Boudhayan Ganguly, Satya Bhisan Dash. Dianne Cyr, Milena Head
111

Lampiran 2

Referensi Pertanyaan Kuesioner

Judul Penelitian: Modeling user experience: A case study on a mobile device

Penulis: Park Jaehyun, Sung H. Han, Hyun K. Kim, Seunghwan Oh, Haekyung Moon

Judul Penelitian: Analysis of usability factors affecting purchase intention in online e-

commerce sites

Penulis: R. A. Perdanan dan A. Suzianti


112

Judul Penelitian: The effects of website design on purchase intention in online

shopping- the mediating role of trust and the moderating role of culture

Penulis: Boudhayan Ganguly, Satya Bhisan Dash. Dianne Cyr, Milena Head
113
114

Lampiran 4

Uji Validitas dan Realibilitas Pretest

Uji Validitas variabel Usability

Correlations

U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 sumU

Pearson
1 .479** .487** .363* .230 .471** .611** .715**
Correlation
U1
Sig. (2-tailed) .007 .006 .049 .222 .009 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
.479** 1 .430* .629** .286 .780** .622** .827**
Correlation
U2
Sig. (2-tailed) .007 .018 .000 .125 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
.487** .430* 1 .558** .296 .427* .385* .726**
Correlation
U3
Sig. (2-tailed) .006 .018 .001 .113 .019 .036 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
.363* .629** .558** 1 .272 .433* .577** .769**
Correlation
U4
Sig. (2-tailed) .049 .000 .001 .146 .017 .001 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
U5 .230 .286 .296 .272 1 .489** .222 .525**
Correlation
115

Sig. (2-tailed) .222 .125 .113 .146 .006 .238 .003

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
.471** .780** .427* .433* .489** 1 .470** .784**
Correlation
U6
Sig. (2-tailed) .009 .000 .019 .017 .006 .009 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
.611** .622** .385* .577** .222 .470** 1 .751**
Correlation
U7
Sig. (2-tailed) .000 .000 .036 .001 .238 .009 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Pearson
.715** .827** .726** .769** .525** .784** .751** 1
Correlation
sumU
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30
116

Uji Validitas variabel Affect

Correlations

A1 A2 A3 A4 A5 sumA

Pearson
1 .527** .374* .359 .155 .723**
Correlation
A1
Sig. (2-tailed) .003 .042 .051 .413 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.527** 1 .242 .332 .080 .648**
Correlation
A2
Sig. (2-tailed) .003 .198 .073 .674 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.374* .242 1 .324 .302 .676**
Correlation
A3
Sig. (2-tailed) .042 .198 .080 .105 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.359 .332 .324 1 .497** .735**
Correlation
A4
Sig. (2-tailed) .051 .073 .080 .005 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.155 .080 .302 .497** 1 .590**
Correlation
A5
Sig. (2-tailed) .413 .674 .105 .005 .001

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
sumA .723** .648** .676** .735** .590** 1
Correlation
117

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001

N 30 30 30 30 30 30

Uji Validitas variabel User Value

Correlations

UV1 UV2 UV3 UV4 UV5 sumUV

Pearson
1 .744** .712** .518** .148 .818**
Correlation
UV1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .436 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.744** 1 .673** .576** .222 .856**
Correlation
UV2
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .238 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.712** .673** 1 .615** .159 .826**
Correlation
UV3
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .402 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.518** .576** .615** 1 .187 .789**
Correlation
UV4
Sig. (2-tailed) .003 .001 .000 .323 .000

N 30 30 30 30 30 30
118

Pearson
.148 .222 .159 .187 1 .463**
Correlation
UV5
Sig. (2-tailed) .436 .238 .402 .323 .010

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.818** .856** .826** .789** .463** 1
Correlation
sumUV
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .010

N 30 30 30 30 30 30
119
Uji Validitas variabel Trust

Correlations

T1 T2 T3 T4 T5 sumT

Pearson
1 .691** .648** .367* .351 .807**
Correlation
T1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .046 .057 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.691** 1 .543** .447* .398* .810**
Correlation
T2
Sig. (2-tailed) .000 .002 .013 .029 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.648** .543** 1 .321 .440* .757**
Correlation
T3
Sig. (2-tailed) .000 .002 .084 .015 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.367* .447* .321 1 .549** .716**
Correlation
T4
Sig. (2-tailed) .046 .013 .084 .002 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
.351 .398* .440* .549** 1 .718**
Correlation
T5
Sig. (2-tailed) .057 .029 .015 .002 .000

N 30 30 30 30 30 30

Pearson
sumT .807** .810** .757** .716** .718** 1
Correlation
120

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

Uji Validitas variabel Purchase Intentions

Correlations

PI1 PI2 PI3 sumPI

Pearson Correlation 1 .903** .762** .959**

PI1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

Pearson Correlation .903** 1 .712** .941**

PI2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

Pearson Correlation .762** .712** 1 .885**

PI3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

Pearson Correlation .959** .941** .885** 1

sumPI Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30
121

Uji Realibilitas variabel Usability

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.851 7

Uji Realibilitas variabel Affect

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.701 5

Uji Realibilitas variabel User Value

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.800 5
122

Uji Realibilitas variabel Trust

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.816 5

Uji Realibilitas variabel Purchase Intention

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items

Alpha

.920 3
123

Lampiran 5

Kuesioner Online
124
125
126
127
128
129
130
131

Lampiran 6

Analisis Statistik Deskriptif Karakteristik Responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

17.00 2 .5 .5 .5

18.00 7 1.8 1.8 2.3

19.00 14 3.5 3.5 5.8

20.00 39 9.8 9.8 15.5

21.00 81 20.3 20.3 35.8

22.00 66 16.5 16.5 52.3

23.00 26 6.5 6.5 58.8

24.00 23 5.8 5.8 64.5

Valid 25.00 24 6.0 6.0 70.5

26.00 16 4.0 4.0 74.5

27.00 15 3.8 3.8 78.3

28.00 15 3.8 3.8 82.0

29.00 14 3.5 3.5 85.5

30.00 6 1.5 1.5 87.0

31.00 9 2.3 2.3 89.3

32.00 4 1.0 1.0 90.3

33.00 11 2.8 2.8 93.0


132

34.00 8 2.0 2.0 95.0

35.00 12 3.0 3.0 98.0

36.00 1 .3 .3 98.3

37.00 7 1.8 1.8 100.0

Total 400 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Perempuan 229 57.3 57.3 57.3

Valid Laki - Laki 171 42.8 42.8 100.0

Total 400 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

SMP 1 .3 .3 .3

SLTA/Sederajat 216 54.0 54.0 54.3

Diploma 50 12.5 12.5 66.8


Valid
S1 123 30.8 30.8 97.5

S2 10 2.5 2.5 100.0

Total 400 100.0 100.0


133

Domisili

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Bali dan Nusa 24 6.0 6.0 6.0

Jawa 219 54.8 54.8 60.8

Kalimantan 56 14.0 14.0 74.8

Valid Maluku dan Papua 11 2.8 2.8 77.5

Sulawesi 20 5.0 5.0 82.5

Sumatera 70 17.5 17.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

Pekerjaan Saat Ini

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Mahasiswa 185 46.3 46.3 46.3

Ibu Rumah Tangga 24 6.0 6.0 52.3

Wiraswasta 17 4.3 4.3 56.5

Guru/Dosen 6 1.5 1.5 58.0


Valid
PNS 16 4.0 4.0 62.0

Karyawan Swasta 96 24.0 24.0 86.0

Lainnya 56 14.0 14.0 100.0

Total 400 100.0 100.0


134

Pengeluaran Perbulan

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

< Rp 750.000,- 66 16.5 16.5 16.5

Rp 750.001 - Rp
62 15.5 15.5 32.0
1.250.000,-

Rp 1.250.001 - Rp
62 15.5 15.5 47.5
Valid 1.750.000,-

Rp 1.750.001 - Rp
76 19.0 19.0 66.5
2.250.000,-

> Rp 2.250.000,- 134 33.5 33.5 100.0

Total 400 100.0 100.0


135

Lampiran 7

Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Statistics

U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7

Valid 400 400 400 400 400 400 400


N
Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 4.1825 4.1425 4.1850 4.1375 4.0700 4.1775 4.2675

Std. Error of
.02937 .02971 .02965 .03297 .03540 .02966 .02902
Mean

Median 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000

Mode 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation .58742 .59420 .59300 .65930 .70806 .59319 .58033

Variance .345 .353 .352 .435 .501 .352 .337

Range 4.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 4.00

Minimum 1.00 2.00 2.00 1.00 2.00 2.00 1.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 1673.00 1657.00 1674.00 1655.00 1628.00 1671.00 1707.00

U1

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3


Valid
Tidak Setuju 3 .8 .8 1.0
136

Netral 24 6.0 6.0 7.0

Setuju 266 66.5 66.5 73.5

Sangat Seutuju 106 26.5 26.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

U2

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Setuju 2 .5 .5 .5

Netral 40 10.0 10.0 10.5

Valid Setuju 257 64.3 64.3 74.8

Sangat Seutuju 101 25.3 25.3 100.0

Total 400 100.0 100.0

U3

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Setuju 4 1.0 1.0 1.0

Netral 28 7.0 7.0 8.0

Valid Setuju 258 64.5 64.5 72.5

Sangat Seutuju 110 27.5 27.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

U4
137

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 7 1.8 1.8 2.0

Netral 36 9.0 9.0 11.0


Valid
Setuju 248 62.0 62.0 73.0

Sangat Seutuju 108 27.0 27.0 100.0

Total 400 100.0 100.0

U5

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Setuju 6 1.5 1.5 1.5

Netral 69 17.3 17.3 18.8

Valid Setuju 216 54.0 54.0 72.8

Sangat Seutuju 109 27.3 27.3 100.0

Total 400 100.0 100.0

U6

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Setuju 5 1.3 1.3 1.3


Valid
Netral 26 6.5 6.5 7.8
138

Setuju 262 65.5 65.5 73.3

Sangat Seutuju 107 26.8 26.8 100.0

Total 400 100.0 100.0

U7

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 2 .5 .5 .8

Netral 16 4.0 4.0 4.8


Valid
Setuju 251 62.7 62.7 67.5

Sangat Seutuju 130 32.5 32.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

Statistics

A1 A2 A3 A4 A5

Valid 400 400 400 400 400


N
Missing 0 0 0 0 0

Mean 3.8700 3.8275 3.8250 3.8400 3.9875

Std. Error of Mean .03388 .03331 .03484 .03164 .03116

Median 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000

Mode 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation .67768 .66622 .69684 .63277 .62315


139

Variance .459 .444 .486 .400 .388

Range 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 1548.00 1531.00 1530.00 1536.00 1595.00

A1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 3 .8 .8 .8

Netral 112 28.0 28.0 28.7

Valid Setuju 219 54.8 54.8 83.5

Sangat Seutuju 66 16.5 16.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

A2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 5 1.3 1.3 1.3

Netral 114 28.5 28.5 29.8

Valid Setuju 226 56.5 56.5 86.3

Sangat Seutuju 55 13.8 13.8 100.0

Total 400 100.0 100.0


140

A3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 5 1.3 1.3 1.3

Netral 123 30.8 30.8 32.0

Valid Setuju 209 52.3 52.3 84.3

Sangat Seutuju 63 15.8 15.8 100.0

Total 400 100.0 100.0

A4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 4 1.0 1.0 1.0

Netral 105 26.3 26.3 27.3

Valid Setuju 242 60.5 60.5 87.8

Sangat Seutuju 49 12.3 12.3 100.0

Total 400 100.0 100.0

A5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 5 1.3 1.3 1.3


Valid
Netral 65 16.3 16.3 17.5
141

Setuju 260 65.0 65.0 82.5

Sangat Seutuju 70 17.5 17.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

Statistics

UV1 UV2 UV3 UV4 UV5

Valid 400 400 400 400 400


N
Missing 0 0 0 0 0

Mean 4.1475 4.0550 4.0825 3.7375 3.9200

Std. Error of Mean .03189 .03403 .03048 .03922 .03725

Median 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000

Mode 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation .63778 .68054 .60961 .78430 .74497

Variance .407 .463 .372 .615 .555

Range 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 1659.00 1622.00 1633.00 1495.00 1568.00


142

UV1

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 1 .3 .3 .5

Netral 47 11.8 11.8 12.3


Valid
Setuju 240 60.0 60.0 72.3

Sangat Seutuju 111 27.8 27.8 100.0

Total 400 100.0 100.0

UV2

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 3 .8 .8 1.0

Netral 67 16.8 16.8 17.8


Valid
Setuju 231 57.8 57.8 75.5

Sangat Seutuju 98 24.5 24.5 100.0

Total 400 100.0 100.0


143

UV3

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 2 .5 .5 .8

Netral 47 11.8 11.8 12.5


Valid
Setuju 263 65.8 65.8 78.3

Sangat Seutuju 87 21.8 21.8 100.0

Total 400 100.0 100.0

UV4

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 22 5.5 5.5 5.8

Netral 117 29.3 29.3 35.0


Valid
Setuju 201 50.2 50.2 85.3

Sangat Seutuju 59 14.8 14.8 100.0

Total 400 100.0 100.0


144

UV5

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 9 2.3 2.3 2.5

Netral 95 23.8 23.8 26.3


Valid
Setuju 211 52.8 52.8 79.0

Sangat Seutuju 84 21.0 21.0 100.0

Total 400 100.0 100.0

Statistics

T1 T2 T3 T4 T5

Valid 400 400 400 400 400


N
Missing 0 0 0 0 0

Mean 4.1950 4.2350 4.2250 3.9825 3.7025

Std. Error of Mean .03094 .02897 .02959 .03329 .04125

Median 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000

Mode 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation .61882 .57932 .59182 .66581 .82504

Variance .383 .336 .350 .443 .681

Range 3.00 3.00 3.00 4.00 4.00

Minimum 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 1678.00 1694.00 1690.00 1593.00 1481.00


145

T1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 4 1.0 1.0 1.0

Netral 33 8.3 8.3 9.3

Valid Setuju 244 61.0 61.0 70.3

Sangat Seutuju 119 29.8 29.8 100.0

Total 400 100.0 100.0

T2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 2 .5 .5 .5

Netral 25 6.3 6.3 6.8

Valid Setuju 250 62.5 62.5 69.3

Sangat Seutuju 123 30.8 30.8 100.0

Total 400 100.0 100.0


146

T3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Tidak Setuju 3 .8 .8 .8

Netral 26 6.5 6.5 7.2

Valid Setuju 249 62.3 62.3 69.5

Sangat Seutuju 122 30.5 30.5 100.0

Total 400 100.0 100.0

T4

Frequency Percent Valid Percent Cumulati

ve

Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 4 1.0 1.0 1.3

Netral 74 18.5 18.5 19.8


Valid
Setuju 243 60.8 60.8 80.5

Sangat Seutuju 78 19.5 19.5 100.0

Total 400 100.0 100.0


147
T5

Frequency Percent Valid Percent Cumulati

ve

Percent

Sangat Tidak Setuju 1 .3 .3 .3

Tidak Setuju 27 6.8 6.8 7.0

Netral 126 31.5 31.5 38.5


Valid
Setuju 182 45.5 45.5 84.0

Sangat Seutuju 64 16.0 16.0 100.0

Total 400 100.0 100.0

Statistics

PI1 PI2 PI3

Valid 400 400 400


N
Missing 0 0 0

Mean 4.0050 4.0150 3.9375

Std. Error of Mean .03225 .03263 .03481

Median 4.0000 4.0000 4.0000

Mode 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation .64499 .65256 .69628

Variance .416 .426 .485

Range 3.00 3.00 3.00

Minimum 2.00 2.00 2.00

Maximum 5.00 5.00 5.00

Sum 1602.00 1606.00 1575.00


148

PI1

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Setuju 4 1.0 1.0 1.0

Netral 70 17.5 17.5 18.5

Valid Setuju 246 61.5 61.5 80.0

Sangat Seutuju 80 20.0 20.0 100.0

Total 400 100.0 100.0

PI2

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Setuju 3 .8 .8 .8

Netral 73 18.3 18.3 19.0

Valid Setuju 239 59.8 59.8 78.8

Sangat Seutuju 85 21.3 21.3 100.0

Total 400 100.0 100.0


149

PI3

Frequency Percent Valid Cumulative

Percent Percent

Tidak Setuju 5 1.3 1.3 1.3

Netral 95 23.8 23.8 25.0

Valid Setuju 220 55.0 55.0 80.0

Sangat Seutuju 80 20.0 20.0 100.0

Total 400 100.0 100.0


150

Lampiran 8

Analisis PLS
151

Affect Purchase Trust Usability User Value


Intentions
Affect 0.156 0.072
Purchase Intentions
Trust 0.192
Usability 0.216 0.391
User Value 0.201 0.292

Affect Purchase Intentions Trust Usability User Value


A1 0.850
A2 0.853
A3 0.770
A4 0.837
A5 0.738
PI1 0.942
PI2 0.945
PI3 0.871
T1 0.843
T2 0.890
T3 0.886
T4 0.717
T5 0.682
U1 0.790
U2 0.725
U3 0.790
U4 0.746
U5 0.599
U6 0.805
U7 0.807
UV1 0.853
UV2 0.883
UV3 0.814
UV4 0.675
UV5 0.614

R Square
Purchase Intentions 0.429
Trust 0.478
152

Construct Reliability and Validity

Cronbach's rho_A Composite Average Variance


Alpha Reliability Extracted (AVE)
Affect 0.869 0.876 0.906 0.658
Purchase Intentions 0.909 0.910 0.943 0.847
Trust 0.864 0.877 0.903 0.654
Usability 0.872 0.879 0.902 0.570
User Value 0.830 0.858 0.881 0.600

Fornell-Larcker Criterion

Affect Purchase Trust Usability User


Intentions Value
Affect 0.811
Purchase Intentions 0.515 0.920
Trust 0.501 0.539 0.808
Usability 0.608 0.589 0.656 0.755
User Value 0.655 0.588 0.635 0.758 0.775

Path Coefficients

Original Sample Standard T Statistics P Values


Sample (O) Mean (M) Deviation (|O/STDEV|)
(STDEV)
Affect -> Purchase 0.156 0.160 0.053 2.955 0.003
Intentions
Affect -> Trust 0.072 0.072 0.060 1.208 0.228
Trust -> Purchase 0.192 0.187 0.065 2.948 0.003
Intentions
Usability -> Purchase 0.216 0.217 0.077 2.806 0.005
Intentions
Usability -> Trust 0.391 0.391 0.079 4.949 0.000

User Value -> 0.201 0.200 0.076 2.642 0.009

Purchase Intentions

User Value -> Trust 0.292 0.294 0.082 3.570 0.000


S
153

Specific Indirect Effects

Original Sample Standard T Statistics P Values


Sample Mean Deviation (|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
Affect -> Trust -> 0.014 0.014 0.013 1.053 0.293
Purchase Intentions
Usability -> Trust - 0.075 0.073 0.029 2.596 0.010
> Purchase
Intentions
User Value -> 0.056 0.055 0.026 2.157 0.032
Trust -> Purchase
Intentions

Anda mungkin juga menyukai