Anda di halaman 1dari 5

B.

TELKOM LEADERSHIP ARCHITECTURE


“Hal pertama yang harus dipikirkan oleh pemimpin adalah hal terakhir yang akan diwariskan kepada
penerusnya dan warisan terbaik seorang leader adalah menciptakan leader yang lebih baik dari dirinya dan
menciptakan SDM yang unggul.”
— Arief Yahya —
Telkom Leadership Architecture merupakan filosofi, prinsip, dan praktek dasar yang diterapkan
pada setiap pimpinan Telkom untuk menjadi pemimpin terbaik, pemimpin bintang, dan
pemimpin pemenang.

Telkom Leadership Architecture


***Leadership Philosophy to be the Best***
Leadership Philosophy to be The Best adalah keyakinan dasar (basic belief) yang berisi filosofi dasar
bagi setiap Pemimpin di Telkom Group untuk menjadi Pemimpin Tebaik. Keyakinan dasar ini
merupakan esensi budaya perusahaan yang melandasi nilai-nilai dan perilaku setiap
Pemimpin Telkom Group di semua level organisasi dalam mencapai yang terbaik.
Leadership Philosophy: Harmony & Synergy adalah keyakinan dasar seorang Pemimpin yang
harus selalu menciptakan Harmony antara Heart and Head (2H) dan
menciptakan Synergy antara Spirit and Strategy (2S). Seorang Pemimpin harus memiliki
keseimbangan dalam melakukan olah Rasa dan olah Rasio. Di sisi lain, seorang Pemimpin
juga harus mampu mensinergikan Spirit untuk memberikan yang terbaik dan Strategy dalam
mewujudkan visi organisasi.
Leadership Philosophy to be The Best adalah komitmen yang harus selalu tertanam dalam diri
seorang Pemimpin, sehingga dalam melakukan tindakan apapun Pemimpin akan terpacu
untuk senantiasa menjadi yang terbaik. Karena philosophy sebuah landasan, maka ia bisa
diibaratkan layaknya pondasi sebuah bangunan.
***Leadership Principles to be the Star***
Leadership Priciples To Be The Star adalah nilai-nilai inti (core values) yang berisi prinsip-prinsip
dasar untuk menjadi Pemimpin Bintang. Nilai-nilai inti merupakan panduan dasar yang
membentuk pola pikir dan perilaku Pemimpin Telkom Group di semua level organisasi
dalam membangun dan mengembangkan diri menjadi Pemimpin Bintang.
Principles to be the Star merupakan prinsip yang sudah tertanam selanjutnya harus
direfleksikan dalam Principles yang lebih rinci sebagai arah/pedoman bagi Pemimpin.
Seorang Pemimpin yang berpegang teguh pada Principles akan memiliki landasan yang kuat
dalam bertindak.
Leadership Priciples To Be The Star adalah Lead by Heart & Manage by Head, yaitu sebuah prinsip
bahwa dalam memimpin orang (people) seorang pemimpin harus menggunakan
hari/rasa (heart); sedangkan dalam mengelola pekerjaan (work) ia harus menggunakan
kepala/rasio (head).
 Lead by HEART : menitikberatkan pada memimpin orang (people), baik diri sendiri (lead self)
maupun orang lain (lead others).
 Manage by HEAD : menitikberatkan pada mengelola organisasi (manage organization) dan mengelola
bisnis (manage business).
***Leadership Practices to be the Winner***
Mega Thinking, Leadership as a Father, dan Energize People yang merupakan terjemahan
prinsip Lead by Heart.
Corporate Strategy, Business Strategy, dan Functional Strategy yang merupakan terjemahan dari
prinsip Manage by Head.
Practices to be the Winner adalah standar perilaku (standard behavior) yang berisi praktek-praktek
luhur untuk menjadi Pemimpin Pemenang. Standar perilaku ini membentuk pola sikap dan
pola tindak setiap pemimpin TELKOM Group di semua level organisasi dalam rangka
menempa diri menjadi pemenang. Dan akhirnya, Principles tersebut diterjemahkan dalam
perilaku Practices dalam mencapai goal-nya, yaitu menjadi pemenang (The Winner) dalam
persaingan bisnis TIMES.
 Mega Thinking
Mega Thinking adalah cara berpikir strategis yang berorientasi memberikan hasil (Outcomes) berupa
manfaat atau nilai (Value) bagi seluruh masyarakat (Community) baik masyarakat Indonesia maupun
umat manusia secara keseluruhan (rahmatan lil alamin). Jadi berpikir mega adalah berpikir untuk level
kebutuhan masyarakat (societal needs) yang membawa manfaat bagi seluruh umat manusia.
Jika seseorang pemimpin berpikir Mega, maka dengan sendirinya ia akan berpikir makro yaitu berpikir
untuk level Industrial Needs (Customer) yang mendapatkan keluaran (Outputs), dan sekaligus berpikir
mikro yaitu berpikir untuk level Professional Needs (Company) yang akan menghasilkan
produk (Product). Dalam berpikir, seorang pemimpin harus memulai berpikir dari level mega,
kemudian makro, dan terkahir mikro (disingkat 3M: Mega, Makro, Mikro). Sebaliknya dalam
bertindak ia harus memulai dari level Company, kemudian Customer dan
terakhir Community (disingkat 3C: Company, Customer, Community).
Untuk dapat berpikir mega seorang pemimpin harus sudah berada di level spiritual dengan memiliki
jiwa memberi (spirit of giving) yang menganggap bahwa apa yang kita lakukan akan memberikan
rahmat bagi alam semesta. Ketika seorang pemimpin berada di level itu, maka akan berlaku prinsip,
semakin banyak kita memberi, maka akan semakin banyak mendapatkan (The more you give, the more
you get).
 Leader as a Father
Ketika seorang pemimpin melakukan pengembangan SDM-nya, maka sejatinya ia pun telah melakukan
kaderisasi, salah satu bagian yang penting dalam kepemimpinan. Pemimpin yang cerdas akan
melakukan upaya kaderisasi tersebut dan berarti telah mengidentifikasi pemimpin masa depan. Leader
as a Father adalah Pemimpin yang menjalankan peran sebagai seorang ayah akan memiliki ketulusan
hati untuk selalu menyayangi, melindungi dan membela anak-anaknya: Spirit of loving. Pemimpin
yang hebat akan mewariskan pemimpin dan SDM yang lebih hebat dari pada dirinya.
 Energize People
Energize People adalah praktek kepemimpinan yang mengharuskan seorang pemimpin untuk menjadi
penggerak dan penyemangat team-nya dalam mencapai hasil-hasil yang luar biasa (extraordinary
results). Seorang pemimpin harus berpikir mega melalui visi yang menjangkau jauh ke depan.
Untuk mewujudkan visi tersebut pemimpin tak bisa bergerak sendiri, ia harus didukung team-nya.
Karena itu seorang pemimpin haruslah memiliki semangat yang tinggi dan ia harus bisa mendorong
dan menyemangati team-nya agar bisa mewujudkan visi yang sudah digariskan. Pemimpin tidak pernah
merasakan lelah, sebelum berhasil mencapai mimpinya. Hanya energi yang besar dari seorang
pemimpin yang dapat memberikan asupan energi luar biasa bagi seluruh team-nya.
 Corporate Strategy
Corporate Strategy adalah pengelolaan stategi di tingkat korporat (group) yang mencakup pemberian
arahan (directional strategy), penataan, dan harmonisasi unit-unit bisnis di dalam grup (parenting
strategy).
 Business Strategy
Business Strategy adalah pengelolaan strategi di tingkat bisnis (subsidiary/divisi) yang mencakup
pengembangan keunggulan komparatif (comparative strategy), pengembangan keunggulan kompetitif
(competitive strategy), dan pengembangan kerja sama dan kemitraan (cooperative strategy) untuk
mendongkrak (leverage), kemampuan sumber daya perusahaan.
 Functional Strategy
Functional Strategy adalah pengelolaan strategi di tingkat fungsional untuk mengatur tugas dan
aktivitas berbagai fungsi yang ada di dalam organisasi, yang mencakup manajemen pemasaran
(marketing strategy), manajemen keuangan (financial strategy), manajemen Sumber Daya Manusia
(human capital strategy), manajemen operasi (operational strategy), dan manajemen inovasi
(innovation strategy).
C. THE TELKOM WAY
“Strong corporate cultures are associated with strong financial result“.
— John Kotter —
The Telkom Way merupakan filosofi, prinsip, dan praktek dasar yang diterapkan pada setiap
karyawan Telkom Group untuk menjadi insan terbaik, insan bintang, dan insan pemenang.

The Telkom Way


***Philosophy To Be The Best***
Keyakinan dasar (basic belief) yang berisi filosofi dasar bagi setiap karyawan Telkom Group
untuk menjadi insan terbaik. Keyakinan dasar ini merupakan esensi budaya perusahaan
yang melandasi nilai-nilai dan perilaku setiap karyawan Telkom Group dalam mencapai yang
terbaik.
1. Integrity
2. Enthusiasm
3. Totality
4. Working Spirit Always The Best
***Always The Best***
Kunci sukses di dalam sebuah pekerjaan adalah memiliki keyakinan yang mendasar untuk
memberikan yang terbaik dan selalu menjadi yang terbaik.

Telkom Corporate Philosophy : Always The Best adalah sebuah basic belief untuk selalu memberikan
yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Always The Best adalah sebuah
keyakinan dasar untuk selalu menjadi yang terbaik atau selalu memberikan yang
terbaik. Always The Best memiliki esensi “Ihsan” yang dalam pengertian ini
diterjemahkan “Terbaik”.
Orang yang memiliki spirit Ihsan akan senantiasa memperbaiki hal-hal yang biasa menjadi
sebuah kondisi yang lebih baik, dan apabila perbaikan itu dilakukan secara terus-menerus,
maka pada akhirnya akan membawanya menjadi yang terbaik. Karyawan yang memiliki spirit
Ihsan akan selalu memberikan hasil kerja yang lebuh baik dari yang seharusnya, sehingga
sikap Ihsan secara otomatis akan dilandasi oleh hati yang ikhlas. Ketika setiap aktivitas yang
kita lakukan adalah bentuk dari ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka Always The
Best dalam spirit Ihsan merupakan perwujudan dari persembahan ibadah terbaik kita kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
***Principles To Be The Star***
Principles to be The Star adalah nilai-nilai inti (core values) yang berisi prinsip-prinsip dasar
untuk menjadi Insan Bintang. Nilai-nilai inti ini merupakan panduan dasar yang membentuk
pola pikir dan pola perilaku karyawan Telkom Group dalam membangun dan
mengembangkan diri menjadi Insan Bintang.
Principles to be the Star dari The Telkom Way adalah 3S yakni Solid, Speed, Smart yang sekaligus
menjadi Core Values atau Great Spirit.
1. Solid
Solid adalah terwujudnya 1 Hati (Rasa), 1 Pikiran (Rasio), dan 1 Tindakan (Raga). Adanya soliditas
akan melahirkan sahabat sejati dan itu berarti saling menyayangi, saling melindungi, saling membela.
Untuk meningkatkan soliditas, terdapat tiga hal yang diperlukan sehingga terbangun kohesivitas dan
rasa saling percaya antar insan Telkom, yakni the shared vision (semua memiliki tujuan yang sama – 1
Rasa), the shared values (selalu mengacu pada nilai sebagai panduan dalam pengambilan keputusan – 1
Rasio), dan the culture of trust (empowering / mempercepat proses pengambilan keputusan dan
kemudahan untuk segera beradaptasi terhadap perubahan – 1 Raga).
2. Speed
Speed adalah sikap mental untuk bertindak sebagai pionir/pelopor (Awal), sesuai dengan Arah yang
sudah ditentukan dalam bentuk tindakan (Aksi) untuk mewujudkan kecepatan dalam merespon peluang
bisnis, ketepatan penyampaian produk, dan kecepatan dalam memberikan layanan ke pelanggan atau
disebut QCD (quality, cost, delivery).
3. Smart
Smart adalah sikap untuk berpikir dan bertindak secara cerdas dalam pekerjaan yang kita lakukan.
Smart terwujud melalui Olah Rasa melalui Intuisi yang tajam, Olah Rasio melalui kreativitas
dan Inovasi yang menghasilkan terobosan (breaktrough), dan Olah Raga melalui aksi-aksi yang
Impresif.
***Practices To Be The Winner***
Practices to be The Winner adalah standar perilaku (standard behaviors) yang berisi praktek-
praktek luhur untuk menjadi Insan Pemenang. Standar perilaku ini membentuk pola sikap dan
pola tindak karyawan Telkom Group dalam rangka menempa diri menjadi pemenang.
Practices to be the Winner dari The Telkom Way adalah IFA, yakni Imagine, Focus, Action sekaligus
sebagai Key Behaviors.
Always The Best (ATB) merupakan interseksi antara Imagine, Focus, dan Action.
1. Imagine
Imagine adalah praktek berperilaku yang selalu berawal dari akhir (starting from the end) dalam
merencanakan dan menjalankan aktivitasnya. Sebuah kerja besar harus dimulai dari mimpi dan cita-cita
besar yang hendak dicapai. Praktek ini identik dengan Visi atau Mimpi seorang pemimpin. Ia
menggambarkan Desireability (keinginan) bukan Feasibility (kebiasaan).
2. Focus
Focus adalah praktek berperilaku yang selalu mengutamakan yang utama. Kalau digambarkan bahwa
aktivitas yang kita lakukan sebagai sebuah peperangan, maka kita harus memiliki prioritas dalam
memenangkan peperangan.
Kita harus menetapkan bukit-bukit pertempuran mana saja yang harus dimenangkan untuk
memenangkan seluruh peperangan. Fokuskan kekuatan utama dengan mengalokasikan sumber daya
sesuai prioritas untuk merebut bukit-bukit utama.
3. Action
Action adalah perilaku yang selalu menekankan tindakan konkrit dalam mencapai sebuah hasil.
Imagine dan Focus hanya bisa bermuara pada hasil yang nyata jika dikerjakan (Action) atau
diimplementasikan dan sekaligus dikontrol. Visi tanpa aksi itu Fantasi, Aksi tanpa Visi itu sensasi
(sesaat). Dalam menjalankan praktek ini kita dituntut untuk selalu belajar dari orang
lain (Benchmark) dan meraih kemenangan-kemenangan kecil (Quick Wins) untuk membangun
kepercayaan diri dalam membangun kemenangan.

Anda mungkin juga menyukai