Anda di halaman 1dari 14

NAMA : LIEM SEBASTIAN M.

NIM : B.133.20.0088

“ACTUATING”

Pengarahan / Actuating 
Pengarahan(Actuating) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, karena sebagai
upaya agar semua anggota dalam organisasai bekerja dengan baik dan benar untuk
mencapai tujuan.

Pengarahan atau Actuating adalah sebuah kegiatan memberikan sejumlah instruksi,


perintah maupun petunjuk dari seorang manajer kepada bawahannya dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.

Pengarahan sering disebut sebagai fungsi actuating (menggerakkan) atau juga fungsi


directing (mengarahkan).  Yang artinya adalah kegiatan mengarahkan semua anggota
agar mau bekerja sama secara efektif dan efisien untuk mewujudkan tujuan dari
organisasi dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan pengorganisasian
(organizing).

Fungsi actuating adalah fungsi pokok dalam manajemen yang dilaksanakan setelah
fungsi perencaan dan pengorganisasian. Dapat dikatakan pengarahan adalah bagian
yang cukup kritis dari tugas seorang manajer.

Agar fungsi pengarahan ini terlaksana dengan baik dan tepat, maka diperlukan
kepemimpinan (leadership) yang baik. Jiwa kepemimpinan yang baik akan mampu
mengarahkan anggotanya dengan baik.
Tujuan Fungsi Pengarahan (Actuating) dalam Manajemen

Pada dasarnya, tujuan utama dari fungsi pengarahan atau Actuating adalah untuk
mencapai target dan tujuan dari sistem manajemen yang sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan dan dilaksanakan  dengan cara yang benar dan tepat.

Namun secara luas, ada banyak sekali manfaat dan tujuan yang diperoleh dari
penerapan fungsi actuating dalam manajemen, antara lain

1. Memprakarsai Aksi (Initiation Action)


2. Sebagai Alat Motivasi (Means of Motivation)
3. Mengintegrasikan Upaya (Integrates Effort)
4. Menyediakan Stability (Provides Stability)
5. Efisiensi Sumber Daya

Untuk lebih jelas dan detail, berikut adalah penjelasan tujuan pengarahan :

1. Memprakarsai Aksi (Initiation Action)


Pengarahan dari seorang manajer sangat dibutuhkan, karena bawahan tidak akan
melaksanakan pekerjaan jika tidak ada instruksi dari atasan.  Tanpa ada tuntunan
yang jelas dari atasan, bawahan juga takut salah dan tidak sesuai.

Untuk itu dengan pengarahan, seorang manajer dapat mengkomunikasikan dan


menjelaskan beberapa hal, seperti :

 Apa yang harus bawahan kerjakan ?


 Kapan harus dikerjakan ?
 Dan bagaimana cara melakukannya ?

Sehingga fungsi pengarahan dapat membuat seorang karyawan mampu memahami


dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perintah dan  harapan manajer.

2. Sebagai Alat Motivasi (Means of Motivation)


Seorang manajer harus mampu menciptakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja anggota atau bawahan.  Membuat
bawahan memiliki motivasi berlebih dalam menjalankan intruksi yang telah
direncanakan, bahkan bisa dengan cara memberikan reward bagi bawahan.

Secara umum motivasi seorang pekerja adalah uang.  Mereka menjalankan sejumlah
pekerjaan hanya karena tugasnya dan untuk mendapatkan uang. Hal ini membuat
para pekerja tidak memiliki rasa kepedulian terhadap perusahaan, yang mana hasil
pekerjaannya pasti belum tentu maksimal.

Fungsi pengarahan mampu menjadi alat yang memotivasi setiap anggotanya. Disini
seorang manajer dalam pengarahan harus bisa memberikan berbagai hal maupun
inspirasi untuk meningkatkan motivasi berlebih.

Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan setiap bawahan. Sehingga


semua anggota atau bawahan akan menjalankan tugasnya secara maksimal dan baik.

3. Mengintegrasikan Upaya (Integrates Effort)


Manfaat dan tujuan ketiga dari pengarahan adalah dapat mengintegrasikan berbagai
departeman atau unik kerja dalam organisasi agar mampu berjalan beriringan, saling
bekerja sama dan saling mendukung.

Pada umumnya, disetiap organisasi maupun perusahaan terdiri dari beberapa


departemen dan unit kerja. Dimana masing-masing dari departeman dan unit kerja
ini memiliki peran dan tugas yang berbeda-beda.

Integrasi dari berbagai departemen sangatlah penting guna mengefektifkan


pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam
mencapai tujuan dan sasaran perusahaan atau organisasi.

Agar pelaksanaan pengarahan berhasil dalam mengintegrasikan berbagai


departemen, seorang manajer harus melakukan sebuah “persuasive leadership”. 
Pendekatan persuasive yang dilakukan kepada semua pihak bawahan dalam
menjalankan pekerjaannya. Dan komunikasi secara efektif antara departemen dan
unit kerja di perusahaan / organisasi.

4. Menyediakan Stability (Provides Stability)


Fungsi actuating dapat menciptakan stabilitas perusahaan atau organisasi. Kondisi
internal perusahaan yang stabil harus selalu terjaga dalam manajemen. Agar semua
departemen dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan rencana.

Sebuah konfllik dan gejolah tidak dapat dipungkiri dapat terjadi kapan saja dalam
perusahaan. Hal ini tentu akan menyebabkan perubahan dan memerlukan banyak
penyesuaian. Untuk itu fungsi pengarahan sangat berperan penting dalam kondisi ini.
Perusahaan atau organisasi harus selalu terkendali dengan kondisi yang lebih stabil.
Dalam hal ini peran manajer harus tepat dalam menjalankan fungsi pengarahan. 
Manajer harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, persuasive, supervisi
yang tegas dan motivasi.

Sehingga jika terjadi konflik atau perubahan, dapat teratasi dengan cepat dan tepat.
Dan semua bagian dapat menyesuaikan serta menjalankan fungsinya masing-masing
dapat terkendala untuk mencapai tujuan.

5. Efisiensi Sumber Daya


Fungsi actuating dapat mengefisiensikan penggunaan berbagai sumber daya yang
dimiliki perusahaan. Baik sumber daya manusia, sumber daya modal, peralatan,
waktu dan sebagainya.

Penggunaan berbagai sumber daya perusahaan secara maksimal dan efektif akan
mampu meminimalkan pengeluaran biaya dan memberikan keuntungan yang
sebesar-besarnya.

Dengan fungsi pengarahan yang tepat, akan menyeleksi hal – hal yang tidak jelas.
Yang tidak jelas dan tidak efisien harus ditinggalkan dan tidak perlu dijalankan.

Sehingga setiap orang dalam departemen maupun unit kerja akan jelas dan paham.
Apa yang harus dia lakukan , dimana melakukannya, kapan waktunya, bagaimana
caranya dan berapa anggarannya.

Hal – Hal yang Diperhatikan Manajer dalam Pengarahan :

Beberapa hal yang wajib dimiliki oleh seorang manajer dalam menjalankan fungsi
pengarahan untuk mencapai tujuan di organisasi maupun perusahaan antara lain :

1. Seorang manajer wajib bekerja lebih produktif.


2. Manager atau atasan wajib menguasai beberapa ilmu seperti ilmu psikologi, ilmu
komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi.
3. Seorang manager harus memiliki tekat yang kuat untuk mencapai tujuan dan peka
terhadap lingkungan.
4. Manager atau atasan harus bersikap objektif.
Faktor Pendukung Fungsi Pengarahan dalam Manajemen

Beberapa faktor yang dibutuhkan dalam fungsi actuating adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan yang ada dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi atau memandu sejumlah orang lain agar berusaha dengan ikhlas
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pelaksanaan fungsi pengarahan, jiwa
kepemimpinan  yang baik wajib dimiliki seorang manager agar tidak mendapatkan
kegagalan.

2. Sikap dan Moril (Attitude and Morale)

Sikap adalah suatu cara seseorang dalam memandang hidup, suatu cara berpikir,
berperasaan serta bertindak.  Sikap dan moril yang baik dan tepat harus dimiliki
seorang manager dalam pengambilan suatu keputusan di dalam pelaksanaan fungsi
pengarahan.

3. Komunikasi (Communication)

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi oleh seorang pengirim
pesan kepada penerima pesan atau sasaran secara langsung melalui lisan maupun
secara tidak langsung menggunakan media, yang bertujuan untuk mempengaruhi
pemikiran orang lain, mengubah sikap, dan mempengaruhi orang lain untuk
melakukan sesuatu.

Komunikasi merupakan komponen penting dalam organisasi, baik antara atasan


dengan bawahan, atasan dengan atasan, maupun bawahan dengan bawahan.
Terciptanya komunikasi yang baik di antara mereka dalam organisasi maka akan
mensukseskan fungsi pengarahan untuk mencapai tujuan.

Ada 4 fungsi komunikasi di dalam sebuah perusahaan atau organisasi :

 Instructive : memberikan perintah kepada bawahan


 Evaluative : memberikan laporan bawahan kepada atasan
 Informative : menyampaikan pesan dan berita sebagai informasi pendukung
 Influencing : memberikan saran atau nasehat

4. Perangsang (Incentive)

Insentif adalah daya perangsang yang mampu menimbulkan seseorang bertindak


untuk melakukan sesuatu. Untuk mewujudkan fungsi pengarahan yang berjalan
sesuai dengan rencana, insentif cukup diperlukan agar setiap karyawan termotivasi
dan bekerja dengan maksimal.

5. Supervisi (Supervision)

Supervisi adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang yang memiliki
jabatan tinggi ke orang yang memiliki jabatan lebih rendah.  Supervisi sangat
dibutuhkan dalam fungsi pengarahan, agar semua anggota senantiasa melaksanakan
fungsinya dengan benar dan sesuai dengan rencana.

6. Disiplin (Discipline)

Disiplin adalah rasa taat dan patuh terhadap nilai yang telah dipercaya dan menjadi
tanggung jawabnya. Kedisiplinan semua pihak baik dari atasan maupun bawahan ini
sangat penting dalam organisasi. Setiap pihak yang disiplin maka atas maupun
bawahan akan melaksanakan fungsinya dengan baik dan benar sesuai dengan
rencana.

6 Karakteristik Pengarahan

Ada beberapa karakteristik dalam penerapan fungsi pengarahan atau Actuating,


adalah sebagai berikut :

1. Pervasive Function

Pervasive function adalah sebuah bentuk pengarahan yang diterima pada setiap


tingkatan dalam organisasi atau perusahaan. Setiap manager atau atasan
memberikan instruksi kepada masing-masing bawahannya.

2. Continous Activity

Fungsi pengarahan yang dijalankan secara terus-menerus berulang kali selama


organisasi atau perusahaan beroperasi. Fungsi pengarahan ini dilakukan dengan
konsisten dan dengan kualitas dan cara yang berkembang.
3. Human Factor

Human factor adalah suatu perilaku manusia. Yang mana perilaku disini tidak mudah
diprediksi, kompleks dan antara satu sama lain perilaku tidak sama. Sementara
instruksi yang diberikan sama.

Fungsi pengarahan sangat berkaitan erat dengan human factor. Untuk itu harus selau
diperhatikan, pada setiap organisasi dan bisnis perusahaan.

4. Creative Activity

Ini merupakan salah satu fungsi pengarahan yang dimaksudkan untuk mengubah
sebuah rencana menjadi tindakan. Jika tanpa arahan yang jelas, maka seorang
bawahan menjadi kurang aktif. Hal ini menyebabkan tenaga, pikiran dan ide idenya
tidak berkontribusi dengan maksimal.

5. Executive Function

Fungsi pengarahan hanya dijalankan oleh semua executive atau semua level


manager. Disemua tingkatan manajemen pada organisasi.  Dan seorang bawahan
hanya menerima dan menjalankan sejumlah instruksi hanya dari atasannya saja.

6. Delegated Function

Fungsi pengarahan ini memudahkan atasan dalam mendelegasikan kewenangannya


kepada orang lain, yang memiliki kemampuan dan keahlian yang baik dan
berkualitas. Dalam memimpin tentu seorang manajer memiliki keterbatasan, untuk
itu dia membutuhkan seseorang yang mampu membantunya dalam menjalankan
pekerjaan yang kompleks.
Fungsi dan peranan Actuating (pengarahan) dalam organisasi
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggihnya atau handalnya,
baru dapat dilakukan jika karyawan ikut berperan aktif melaksanakannya.Fungsi pengarahan ini
adalah ibarat kunci stater mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika kunci staternya telah
melaksanakan fungsinya.Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah fungsi
pengarahan diterapkan.

Definisi fungsi pengarahan ini dikemukan para penulis sebagai berikut :

  George R Terry

Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekrjasama dan bekerja
secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha
pengorganisasian.

  Koonz dan O’Donnel

Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya
peraturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif
untuk tujuan perusahaan yang nyata.

Fungsi Actuating merupakan usaha untuk menciptakan kerjasama diantara staf pelaksana
program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.Fungsi actuating
haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk
mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya.Ia harus memiliki kemampuan kerjasama,
harus bersikap obyektif.

Berikut ini adalah beberapa elemen pengarahan dalam manajemen :

1.      COORDINATING

Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu
komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan  perbedaan kepentingan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai .

2.      MOTIVATING

Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen
perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para
karyawan dalam perusahaan pun akan optimal.

3.      COMMUNICATION

Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang
kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan kerjasama (teamwork) yang baik dalam berbagai
kegiatan perusahaan.
4.      COMMANDING

Dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya, tetapi harus
memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil
karena setiap keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan.

Penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi


kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 

Dengan pengarahan yang baik dari para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari suatu
manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain
team work yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang bagus. Karena decision maker
dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai
goal atau tujuan perusahaan seefektif dan seefisien mungkin.

Fungsi pundamental ketiga dari fungsi manajerial adalah menggerakan orang untuk
melaksanakan aktifitas organisasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Menggerakan jelas
membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia yang
memiliki kecenderungan berbeda dan dinamis, sehingga membutuhkan adanya sinkronisasi.
Sehingga bisa dikatakan fungsi actuating jauh lebih rumit oleh karena harus berhadapan langsung
sehingga fungsi leadershif begitu kentara sekali dibutuhkan sekalipun semuanya melalui proses
planning dan pengorganisasian terlebih dulu.

Premis yang begitu fenomenal diungkapkan Doghlas Mc Gregor bahwa seorang karyawan
selalu diasumsikan negatif dan positif :

1.      Teori X yang menganggap :

Kebanyakan karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan bekerja sesedikit mungkin dan mereka
umumnya menentang perubahan, Kebanyakan karyawan harus dibujuk.dipersuasi, diberikan
penghargaan, diuhkum dan diawasi untuk mengubah kelakuan mereka agar sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan organisasi. Kebanyakan karyawan ingin diberikan pengarahan oleh seorang
menejer formal dan dimana ada kesempatan mereka berusaha untuk menghindari tanggungjawab
2.      Teori Y menyatakan :

Kebanyakan karyawan memiliki kapasitas untuk menerima tanggungjawab dan potensi untuk
pengembangan tetapi manajemen melalui tindakan-tindakannya harus membuat mereka sadar
tentang sifat-sifat tersebut. Kebanyakan karyawan ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial,
kebutuhan akan penggerakan dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sendiri.
Cara mengaplikasikan actuating (pengarahan)

Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar
mereka bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-
prinsip di muka. Adapun cara-ara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:

1.      Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan
tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah yang
dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau paham
tentang masalah-masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-
sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu
diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya. Informasi
yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :

a.       Tugas itu sendiri

b.      Tugas lain yang ada hubungannya

c.       Ruang lingkup tugas

d.      Tujuan dari tugas

e.       Delegasi wewenang

f.       Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja

g.      Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst.

h.      Perintah

Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada dibawahnya
untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.Jadi, perintah itu
berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah
ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki
kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang dapat berupa :

1. Perintah umum dan khusus


Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer, kemampuan untuk
meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan.Perintah umum memiliki sifat
yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
2. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah
harus diberikan secara tertulis atau lisan saja.Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang
lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya
perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
3. Perintah formal dan informal
    Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai dengan
tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi.Sedangkan perintah informal lebih banyak
mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
Contoh perintah informal antara lain dapat berupa kata-kata:

“apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara lain”.

“marilah kita mulai mengerjakan pekerjaan ini lebih dulu”, dan sebagainya.

Perintah formal yang banyak dipakai dibidang militer bersifat kurang fleksibel dibandingkan
dengan perintah informal.

Faktor yang dapat mempengaruhi actuating (pengarahan)


1.      Faktor – faktor penghambat fungsi penggerakan

Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer
kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia
yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan
fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol
adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan
produktifitas kerja.

2.      Faktor – faktor pendukung fungsi penggerakan

Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :

a.       Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan


ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak
akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian
akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai
berikut :

(a). Memiliki  kecerdasan orang-orang yang dipimpin

(b). Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh

(c). Memiliki kelancaran dalam berbicara

(d). Matang dalam berpikir dan emosi

(e). Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin

(f). Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.


b.      Sikap dan Moril (Attitude and Morale)

Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak.
Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Beberpa sikap
manajer diantaranya yaitu :

(a). Sikap feudal (feudal attitude)

Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-
pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan
selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana
sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan
demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.

(b). Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude).

Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai
dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi sasaran
daripada kekuasaannya.

c.       Tatahubungan (Communication)

Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,


pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan
efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif.

Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :

a)      Komunikasi intern

yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan
atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya.

b)      Komunikasi Ekstern

yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.

c)      Komunikasi Horizontal

yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.

d)     Komunikasi Vertikal

yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya
dalam suasana formil.

d.      Perangsang (Incentive)

insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.

e.       Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul
kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry
Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan
bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.Dengan demkian tugas supervisor
cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta
memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada
pegawai yang mengalami kesulitan.

f.       Disiplin (Discipline)

Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan
ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :

1.      Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).

2.      Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).

Kesimpulan

Actuating adalah suatu usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait dalam suatu organisasi,
untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing
dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating yakni pertama, melakukan
pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication); kedua, upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian.Pengaplikasian actuating dalam organisasi adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh
personil pada setiap kegiatan organisasi di wilayah kerjanya untuk selalu dapat meningkatkan kualitas
kinerjanya.

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-
orang dalam organisasi.Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. 

Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi) merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja
sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien.

  Tujuan fungsi aktuasi, adalah:

1.       Menciptakan kerja sama yang lebih efisien

2.        Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf

3.       Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan

4.       Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf

5.        Membuat organisasi berkembang secara dinamis

Anda mungkin juga menyukai