Anda di halaman 1dari 14

ISSN: 2301-797X

Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

PERANCANGAN TRAINER RIPPLE MILL


PEMECAH BIJI KELAPA SAWIT

Bangun Sihotang, Benny Soebagio


Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Santo Thomas Medan
sihotangbangun@yahoo.co.id

ABSTRAKSI

Sehubungan dengan berkembangnya pertanian kelapa sawit, semakin berkembang pula


pabrik pengolahan buah kelapa sawit, mulai dari yang berkapasitas besar, maupun berkapasitas
kecil. Sehingga pabrik tersebut banyak membutuhkan mesin-mesin pengolahan kelapa sawit. Salah
satunya adalah mesin pemecah biji kelapa sawit (Ripple Mill).
Mesin pemecah biji kelapa sawit (Ripple Mill) adalah merupakan salah satu mesin yang sangat
penting dalam pengolahan buah kelapa sawit. Dimana Ripple Mill berperan sebagai pemecah
cangkang kelapa sawit,sebelum inti kelapa sawit diolah menjadi minyak jadi. Perencanaan mesin
pemecah biji kelapa sawit (Ripple Mill) ini berkapasitas 1,5 ton/jam, yang digunakan pada pabrik
kelapa sawit mini.
Adapun yang di dapat dari hasil perancangan ini adalah putaran rotor dalam 1 menit yakni
135,25 putaran/menit, sehimgga di ambil putaran motor sebesar 135 rpm. Daya motor yang di
gunakan adalah 1450 rpm dengan daya 2hp serta daya yang di rancang 1,041kw, dimana daya yang
dihasilkan nantinya akan digunakan untuk memecah biji sawit sebesar 1,5 ton/jam, setelah proses
pemecahan pada mesin ini diharapkan inti sawit tetap utuh sehingga meningkatkan kuantitas dan
kualitas produksi kernel.

Kata kunci: perancangan, trainer, ripple mill, nut

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pabrik kelapa sawit dan petani untuk membangun pabrik kelapa sawit
pengolahannya sampai saat ini banyak dimiliki berkapasitas kecil dengan biaya yang murah,
oleh pemerintah melalui Badan Usaha Milik yakni pabrik kelapa sawit berkapasitas 5
Negara (BUMN) maupun swasta dengan ton/jam. dalam perencanaan pabrik kelapa
pengolahan minyak kelapa sawit. Pada pabrik sawit mini, tentunya mesin-mesin pengolah
pengolahan kelapa sawit tersebut, salah satu kelapa sawit di dalamnya juga harus memiliki
bagiannya, yakni: "Ripple mill" (Pemecah biji kapasitas mini. Berarti mesin-mesin harus
kelapa sawit), merupakan bagian yang dirancang oleh pembuat mesin, karena belum
terpenting, karena inti harus tetap utuh dan banyak perusahaan yang memproduksi
selanjutnya akan diproses untuk menghasilkan mesin pengolahan kelapa sawit berkapasitas
atau mendapatkan minyak kelapa sawit. mini.
Pabrik kelapa sawit milik pemerintah Untuk mengatasi hasil perkebunan yang
atau BUMN, rata-rata berkapasitas cukup cukup besar, untuk itu Peneliti mencoba untuk
besar, hal ini dikarenakan hasil perkebunan merancang salah satu mesin pengolahan
yang besar. Bahkan dapat membeli hasil kelapa sawit mini
perkebunan kelapa sawit yang dimiliki para Tempat mesin pengolahan buah kelapa
petani yang memiliki kebun kelapa sawit sawit. Mesin yang dirancang atau direncanakan
dilingkungan pabrik. Petani yang memiliki adalah mesin pemecah cangkang kelapa sawit
kebun sendiri tentunya tidak dapat mengolah yang disebut dengan Ripple Mill dengan
hasil kebunnya sendiri mengingat luas areal kapasitas 1,5 Nut/Jam.
yang tidak mencukupi dalam pembuatan pabrik
kelapa sawit. untuk menanggapi masalah 1.2. Batasan Masalah
diatas, pemerintah melalui Badan pusat Karena keterbatasan pengalaman dan
penelitian kelapa sawit, menawarkan kepada para pengetahuan tentang mesin tersebut maka perlu

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 108


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

adanya batasan-batasan perencanaan dalam Pada pengolahan kelapa sawit, proses


Penelitian Penelitian ini, yakni meliputi: yang dilakukan dibagi dua bagian, yaitu:
1. Perhitungan kapasitas. 1. Pengolahan minyak sawit
2. Perbitungan daya motor. 2. pengolahan inti sawit (kernel)
3. Perencanaan dari komponen-komponen
utama 2.2. Ripple Mill
Tahun 1997, Deller Technologi Australia
1.3. Perumusan Masalah ltd. Mengembangkan pemakaian Ripple Mill
Dengan berbagai masalah dalam yang pada awalnya dimulai dari pemecahan biji
indentifikasi masalah, maka mengingat bunga matahari, biji kapas dan kacang kedelai.
konstruksi Ripple Mill yang direncanakan akan Ripple Mill terdiri dari dua bagian yaitu Rotating
digunakan untuk memisahkan antara inti dan Rotor dan Stationery Plate.
kernel. Sehubungan dengan hal tersebut, Rotating rotor terdiri dari 28 batang
maka direncanakan sebuah unit mesin Ripple rotor rod yang terbuat dari lingkaran carbon
Mill sebagai alat pemecah berondolan, yang stell yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu 16 batang
disesuaikan dengan kebutuhan pengolahan, dise- dipasang dibagian luar dan 16 batang dibagian
babkan oleh banyaknya cakupan permasalahan dalam. Stationery Plate terbuat dari High
yang ada pada perencanaan ini. Carbon Stell dengan permukaan bergigi tajam.

1.4. Tujuan Penelitian 2.3. Ripple Mill Pada Pabrik Kelapa Sawit.
Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah Mesin Ripple Rill adalah merupakan
membuat suatu rancangan Mesin Ripple Mill sebuah unit permesinan pada pabrik pengolahan
dan mengetahui cara kerja mesin pemecah biji kelapa sawit yang digunakan untuk memecah
kelapa sawit (Ripple Mill), dimana Ripple Mill kelapa sawit hingga terjadi perubahan fisik
ini berfungsi untuk menjaga inti sawit agar tetap sedemikian rupa setelah dilakukan proses
utuh. fermentasi. Alat utama penggerak mesin ini
adalah sebuah motor listrik yang menggerakkan
1.5. Manfaat Ripple Mill yang berisi biji sawit.
Adapun manfaat dari Penelitian ini ialah Motor listrik dihidupkan, puli 1 yang
untuk referensi bagi pembaca dalam terdapat pada motor penggerak akan meneruskan
merencanakan sebuah Ripple Mill putaran ke puli 2 dengan perantaraan sabuk.
Dari puli 2 putaran ke puli 3 melalui poros
2. KAJIAN PUSTAKA transmisi. Dari puli 3 putaran diteruskan ke puli
2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit 4 melalui perantara sabuk. Selanjutnya putaran
Diagram pengolahan kelapa sawit sampai diteruskan ke Ripple Mill melalui rotor as yang
proses pemecah biji kelapa sawit: terhubung diantara Ripple Mill dengan puli 4.
2.4. Fungsi Ripple Mill
Memecah cangkang biji dengan cara
menggilas biji didalam plat besi yang berputar
secara sentripugal,oleh karena adanya gaya
sentripuggal yang ditimbulkan oleh putaran
rotor yang sangat tinggi, maka biji-biji yang
masuk kelubang rotor akan terbawa oleh
lempengan siku-siku tersebut kemudian
terlempar kesamping membentur dinding,
akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan
intinya akan terpisah dari cangkang

Komponen Utama Pada Ripple Mill.


Adapun komponen utama Ripple Mill
yang direncanakan terdiri dari beberapa
bagian yaitu:
1. Rotor.
Rotor adalah bagian mesin yang berputar
Sumber: PT. Swastisiddhi Amagra
yang terdiri dari bebarapa komponen yaitu:

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 109


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

As Ripple Mill d. Pasak


As Ripple Mill adalah poros yang Pasak terdapat antara Rotor As dan
digunakan sebagai penumpu beban komponen Spacer Ring. Pasak digunakan untuk penerus
lain pada rotor. Akibat putaran as maka rotor daya motor ke rotor.
akan berputar. Putaran as adalah akibat motor
yang mentransmisikan putaran as melalui puli 3. Riplle Plate
dan sabuk. Riplle plate disebut dengan dinding
pemecah biji. Biji yang dibawa berputar oleh
rotor akan terlempar mengalami tekanan
kedinding sehingga mengakibatkan biji
Gambar 1. As Ripple Mill terpecah. Ripple Plate dibuat begerigi pada
dinding untuk menciptakan tekanan yang terjadi
2. Piringan pada biji.
Piringan adalah salah satu komponen
rotor yang digunakan sebagai kedudukan dari 4. Bantalan
Rotor Bar. Piringan digunakan sebagai pengapit Bantalan pada Ripple Mill digunakan
Rotor Bar agar tetap pada posisinya. untuk menumpu As Ripple Rill berbeban, gaya
yang diakibatkan oleh as hanya bantalan radial
berjumlah dua buah pada dua sisi penumpu As.

5. Ripple Side
Ripple Side adalah penutup Ripple Mill
agar biji yang masuk kedalam Ripple Mill tidak
Gambar 2. Piringan dapat keluar sebelum terjadi pemecahan.

a. Bar Ripple Mill


Bar Ripple Mill adalah poros pejal
yang berbentuk disekeliling rotor yang
digunakan tempat biji sawit yang masuk ke
Ripple Mill. Selanjutnya Bar Ripple Mill akan
membawa biji berputar bersama putaran rotor Gambar 5. Ripple Side
untuk dipecah, Jumlah Bar Ripple Mill secara
keseluruhan adalah 16. 3. METODE PERHITUNGAN
3.1. Perhitungan Kapasitas
Pada tugas ini, Ripple Mill yang
direncanakan berkapasitas 1,5 Nut/jam, untuk
Gambar 3. Bar Ripple Mill pengolahan kelapa sawit,maksudnya adalah
Rippel mill dapat memecah 1,5 ton biji sawit
b. Spacer Ring dalam waktu l jam.Maka pada perencanaan
Spacer Ring digunakan sebagai kopling ini,data yang diperoleh dari hasil pengujian
antara as dengan piringan sehingga piringan pada biji kelapa sawit hasil percobaan di pabrik
berputar bersama dengan putaran as. kelapa sawit (Lampiran 1) adalah sbb;
1. Diameter terkecil pada biji kelapa sawit
yakni : 23,24 mm
2. Diameter terbesar pada biji kelapa sawit
yakni : 34,36 mm
3. Massa biji kelapa sawit yakni : 15,4
Gambar 4. Spacer Ring gram.

c. Baut dan Mur


Baut dan mur merupakan alat pengikat
yang sangat penting pada bagian rotor. Baut dan
mur memiliki fungsi sebagai pengikat antara
Space Ring dengan piringan. Gambar 6. Diameter Biji Kelapa Sawit

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 110


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

Maka untuk dapat memenuhi kapasitas Panjang efektif rotor


sebasar 1,5 Nut/Jam yang direncanakan ada = jumlah biji dalam satu ruang x diameter
beberapa hal yang harus direncanakan, yakni besar biji
sebagai berikut: = 4 x 34,36 mm
a. Perencanaan Rotor = 137,44 mm
Direncanakan bahan rotor mampu b. Perencanaan Putaran Rotor
menampung biji sepanjang keliling rotor Direncankan bahwa biji yang terpecah
sebanyak 36 (biji) dengan rincian sebagai dalam satu putaran rotor adalah sebesar 1/3 dari
berikut: seluruh kapasitas rotor, ini direncanakan
1) Jumlah ruang biji pada keliling rotor = 9 dinding pemecah (Ripple Plate) tidak menutupi
ruang seluruh keliling rotor, dengan mengetahui
Ruang biji pada rotor akan dibatasi oleh banyaknya biji yang terpecah dalam satu
rotor bar, Berarti rotor bar adalah sebanyak putaran.
16 rotor bar. Jika rotor bar yang Putaran yang dibutuhkan untuk
direncanakan mempunyai diameter 15 mm memenuhi kapasitas Ripple Mill sebesar 1,5
dan lebar ruang biji adalah sebesar Nut/Jam adalah sebagai berikut:(Pel-
diameter rata-rata pada diameter kecilbiji, Tec,1998;1-2)
maka dapat dihitung diameter rotor sebagai
berikut:

Gambar 8. Rotor Dan Ripple Plate

Gambar 7. Diameter Rotor Biji keluar yang sudah dipecahkan


Keterangan: = 1/3 x kapasitas rotor
d = diameter rotor bar 1/3 x 36 biji
b = lebar ruang biji = 12 biji
r = jarak antara rotor bar Jumlah biji dalam 1,5 ton biji
D = diameter rotor 1,5 ton
= 1500 kg
= 1.500.000 gram
Jarak antara rotor Jumlah biji dalam 1,5 ton
= diameter rotor bar + lebar ruang biji =
= 15 mm + 23,24 mm
= 348,6 mm =
Keliling rotor = 97402,597 biji
= Jumlah rotor bar x jarak antara bar
= 16 x 348,6mm = 5577,6 mm Maka putaran untuk memecahkan 1,5 ton biji:
Diameter rotor =
= =
= = 8116,8831 putaran
= 1776,3057mm ≈ 178 mm
Waktu yang diinginkan untuk memecah
2) Jumlah biji pada ruang = 4 biji
1,5 ton biji adalah 1 jam sehingga dapat
Untuk memaksimalkan kapasitas rotor,
diketahui putaran biji dalam satu menit.
maka dipilih diameter rata-rata biji pada
diameter biji. Pada diameter besar sebagai
Dimana:
acuan ukuran untuk mengisi ruang biji,
Putaran untuk memecah 1,5 ton biji dalam 1
sehingga didapatkan panjang efektif rotor
jam = 8116,8831 putaran/menit
adalah sebagai berikut:

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 111


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

Putaran dalam 1 menit = = 7065 mm3.


= 135,28139 putaran/menit
Untuk memaksimalkan kapasitas, maka diambil Volume piringan
putaran rotor 135,3 rpm. = 314000 - (31792,5 + 6531,2+ 7065)
= 2,6. 10-4 m3
3.2. Pemilihan dan Perhitungan Motor Massa piringan
Penggerak = 2 (7850 . 2,6 . 10-4)
a. Pemilihan Motor Penggerak = 4,08 kg
Dari hasil perhitungan kapasitas, bahwa
untuk memaksimalkan kapasitas 1,5 ton/jam,
dimana putaran rotor dalam 1 menit yakni :
135,3 putaran /menit, sehingga diambil putaran
motor sebesar: 135,3 rpm direncanakan.

b. Perhitungan Motor Penggerak


Untuk dapat mengetahui daya dari
Gambar 9. Rencana Piringan
motor penggerak yang dibutuhkan pada Ripple
Mill, maka dihitung torsi yang terjadi akibat
Massa Space Ring Dapat Diketahui:
massa yang berputar pada as ripple mill atau
 piringan = 7850 kg/mm3(massa
poros Ripple mill (torsi tanpa beban).
jenis bahan: lampiran 9)
1. Torsi Tanpa Beban.
Jumlah piringan = 1
Torsi tanpa beban adalah torsi yang terjadi
massa space ring
akibat massa yang berputar pada poros.
= . V.......(Sularso,1987. Hal:27)
Perhitungan torsi akibat massa yang
Volume space ring = V1 + V2 – V3
berputar dapat dihitung, yakni sebagai
berikut: V1 = l/4 .  . (D12 - Do2) . I
Rotor (IR) = 85408 mm3.
V2 = 2 (1/4 .  (D12 – Do2) . t)
Massa rotor : dapat diketahui dengan
= 7284800 mm3.
menghitung massa pada tiap komponen
yang telah direncanakan. Rotor pada ripple V3 = 4 (1/4.  . (D2) . t)
mill terdiri dari beberapa komponen rotor = 3140 mm3
yakni: Volume space ring
1. Piringan = 85408 + 7284800 – 3140
2. Space ring = 7,3. 10-4 m3
3. Bar ripple mill Massa space ring
4. Baut dan Mur = 7850 (7,3 . 10- 4)
Perhitungan massa tiap komponen rotor = 5,73 kg
dijelaskan sebagai berikut:
Massa Piringan Dapat Diketahui:
 piringan = 7850 kg/mm3(massa jenis
bahan: lampiran 9)
Jumlah piringan = 2
Untuk menghitung massa digunakan
persamaan menurut: Sularso,1987. Hal:27
Gambar 10. Rencana Space Ring
Volume piringan
= V1 - (V2 + V3 + V4)
Massa Rotor Bar Dapat Diketahui:
V1 = 1/4.  . do2 . t
 bar ripple mill = 7850 kg/mm3(massa
= 314000 mm3
jenis bahan: lampiran 9)
Dimana :
Jumlah bar = 16
V2 = 18 (1/4 .  . d12.t)
Massa rotor bar = 16 ( . V)
= 31792,5 mm3.
Volume rotor bar
V3 = 4 (1/4.  . d22 . t) = V 1 + V2
= 6531,2 mm3. V1 = l/4 .  . (D12) . I
V4 = (l/4 .  . d32 . t)

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 112


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

= 35325 mm3. Inersia Puli (Ip) Dapat Diketahui:


V2= 2 (1/4 .  (D22) . t) Ip = ½ . m. r2.(Suryanto,1995. Hal:110)
= 7598,8 mm3. = 0,355 kg . m2
Maka: As/Poros (Ipr)
Volume Bar ripple mill Massa poros
= 35325 + 7598,8  poros = 7850 kg/mm3
= 4,2. 10- 5 m3 Massa =.V
massa Bar ripple mill Volume = V 1 + V2 + V 3
= 16 (7850 . 3,7. 10-5) V1 = l/4.  . (d2) . l
= 4,64 kg = 50534,3 mm3.
Dengan demikian massa rotor bar yang V2 = l/4.  . (d2) . l
didapat adalah sebagai berikut: = 26595,2 mm3.
m = massa piringan + massa space ring + V3 =1/4.π.(d2). L
massa rotor bar =50240 mm3
= 4,08 + 5,73 + 4,64 Volume poros = V1 + V2 + V3
= 14,45 kg = 1,387. 10-4 m3
Massa poros
=  . V .....(Sularso,1987.hal:27)
= 1,08 kg
Jari-jari poros
Gambar 11. Ukuran Rencana Bar Ripple Mill R = D/2
= 12,5 mm
Jari-Jari Rotor Dapat Diketahui:
Jari-jari rotor adalah sebesar jari-jari
piringan, yakni:
r = 77 mm

Inersia Rotor (IR) Dapat Diketahui: Gambar 12. Ukuran Rencana As/Poros
Diasumsikan rotor adalah silinder pejal
Ir = 1/2 m . r2….(Suryanto,1995. Hal:110) Inersia Poros Dapat Diketahui:
Dimana : Persamaan yang digunakan
Ir = Inersia rotor ( kg. mm2) menurut:Suryanto,1995. Hal:110
m = Massa rotor (kg) Ipr = 1/2 . m . r2
r = Jari-jari (mm) = 19,49. 10-5kg.m2
Ir = 1/2 . 9,87. (77)2 Inersia Total Dapat Diketahui:
= 29259,615kg. mm3 Ipr = Ir + Ip + Ipr
= 2,92. 10-3 kg.m3 = 0,3590043 kg. m2
Puli (Ip)
Massa puli Percepatan Sudut (α)
Diameter puli (D) = 390 mm Persamaan yang digunakan menurut :
Tebal puli (t) = 20 mm Holiday & Hasnick,1982. Hal 11
 puli = 7850 kg/mm3  =
Jumlah puli =1
Massa puli Dimana :
Wf = kecepatan sudut (rad/s)
=  . V……..(Sularso,1987. Hal:27)
Wo = kecepatan sudut awal (rad/s)
V = l/4.  . (D2) t
t = waktu yang ditempuh (s)
= 2,38. 10-3 m3
Jika pada awal antara putaran poros
Massa puli =  . V normal dalam waktu 5 detik, maka percepatan
= 18,68 kg sudut adalah:
Jari-Jari Puli Dapat Diketahui: WF = = 14,3 rad/s
R =1/2.D W0 =0
= 195 mm maka:  = = 0,23 rad/s2
- Torsi tanpa beban/torsi inersia (Tl)

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 113


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

Persamaan yang digunakan menurut: Holiday = 62 mm


& Hasnick,1982. Hal:11-4 T = 1749N. 62mm
Tl = I .  = 108,44 Nm
Dimana:
Ti = Torsi (Nm) Torsi Total (Tt)
I = Inersia (kg. m2) Tt = Torsi dgn beban + Torsi tnp beban
Α = percepatan sudut (rad/s2) = 108,44+ 0,08
Ti = 0,36. 0,23 = 0,10 Nm
= 0,08 Nm
Daya Motor (P)
2. Torsi Dengan Beban Persamaan yang digunakan menurut:
Akibat putaran rotor membawa biji untuk Suryanto,1995. Hal:108
dipecah pada dinding pemecah (Ripple Plate) P =
maka dihasilkan gaya pemecah biji dan gaya Dimana:
tangensial yang searah dengan putaran rotor. P = daya motor (Kw)
Fe N = putaran rotor (rpm)
T = torsi (Nm)
Maka :
P =
= 1,431 kw
Ba F
Daya Rencana (Pd)
Persamaan yang digunakan menurut:
Biji Sularso & Suga,1997. Hal: 7
Pd = Fc x P
Gambar 13. Gaya Pemecah (F) Dimana :
Pd = daya rencana (Kw)
Gaya tangensial pada 1 biji (F) P = daya motor (Kw)
Persamaan yang digunakan menurut: Gere Fc = Faktor koreksi (diambil 1,2)
& Timoshenko,1982. Hal:118 Maka:
F = Ftl Pd = 1,2 x 1,4Kw
Dimana: = 1,68 Kw
F = gaya gesek pada 1 biji (N) = 2,28Hp  3 Hp
Ftl = gaya tekan memecah biji (N) Sehingga demikian daya motor yang
F = Ftl diambil adaJah 3 Hp dengan putaran motor
Ftl = F 1450 rpm, dimana Ripple Mill hanya
= 145,8 N membutuhkan 135 rpm,.
Gaya tangensial (Ft)
Dalam satu kali putaran biji yang terpecah 3. Gaya Pemecah Biji
sebanyak 12 biji, maka gaya tangensial Dari data hasil pengujian biji kelapa
yang terjadi adalah: sawit (pada perhitungan kapasitas), maka
Ft = Ftl . 12 diketahui bahwa untuk memecahkan biji kelapa
= 145,8. 12 sawit sehingga mendapatkan inti sawit
= 1749N dibutuhkan gaya rata-rata sebesar 1800 N, pada
Torsi dengan beban pemecah (T) pengujian tersebut yang dilakukan adalah
Persamaan yang digunakan menurut: dengan memberikan gaya tekan pada luas
Suryanto,1995. Hal:108 penampang biji, sehingga dapat dihitun tekanan
T = Ft . r bidang yang diberikan untuk memeeah biji,
Dimana : yakni sebagai berikut:
T = Torsi (Nm)
Ft = Gaya tangensial (N)
r = Jari-jari rotor
= 1/2 diameter rotor

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 114


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

1. Luas Penampang Dinding Pemecah


(Ripple Mill)
Alat penekan A = b.l
Dimana:
Luas penampang
A = luas penampang (mm2)
B = lebar (mm)
Gambar 14. Pemecahan Biji pada l = panjang (mm)
Percobaan Jika: b = 1 mm
= 34,36 mm2
Tekanan bidang untuk memecah biji (b): Maka:
b= ...........(Suryanto,1995. Hal:116) A = 1 mm . 34.36 mm
= 34,36 mm2
Dimana;
2. Gaya Tekan Yang Dibutuhkan Oleh
b : tekanan bidang (N/mm2) Dinding Pemecah (Ripple Mil)
F : gaya yang diberikan (N)
A : luas penampang penerima gaya b = ………..(Suryanto,1995. Hal:21)
Jika F = 1800 N Maka:
A = ¼ .  . d2  d = diambil dari diameter F = b . A
rata-rata pada diameter kecil biji kelapa sawit F = 145,8 N
Jadi : A = ¼ .  . (23,24)2 mm Dengan demikian gaya tekan yang
= 424,19 mm2 dibutuhkan Ripple Mill untuk memecah sebuah
Maka : b = biji adalah sebesar : 145.8 N

= 4,24 N/ D. Perencanaan Komponen Utama


1. Perencanaan Sabuk Dan Puli
Disini direncanakan bahwa dinding Direncanakan sabuk dan puli digunakan
pemecah biji pada ripple mill, yakni Ripple untuk meneruskan daya dari motor dan
plate mempunyai penampang yang berbentuk diteruskan ke ripple mill, sehingga ripple mill
gerigi sehingga gaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan putaran yang dibutuhkan pada
memecahkan biji untuk menghasilkan tekanan waktu proses pemecah biji sawit.
yang sama untuk memecahkan biji menjadi Putaran yang dibutuhkan Ripple mill
lebih kecil. Ini dikarenakan luas penampang lebih kecil dari putaran motor, dimana Ripple
dinding pemecah yang menekan biji lebih kecil mill membutuhkan putaran 135 rpm untuk
dari luas penampang ketika melakukan memecah biji. Untuk itu putaran yang
pengujian dalam memecahkan biji kelapa direncanakan menggunakan sabuk dan puli dua
sawit. tingkat.

F i. Sabuk Dan Puli 1


Penempatan sabuk dan puli I terlihat pada
gambar.
Bar Putaran dan diameter puli yang direncanakan
adalah sebagai berikut:
Biji d1 = 65 mm (lampiran 5)
n1 = 1450 rpm (putaran motor)
Gambar 15. Kondisi Pemecah Ripple Mill I =2
I = = ..(Sularso & Suga,1997. Hal:116)
Pada Ripple Mill pemecah biji dilakukan
dengan luas penampang dinding pemecah yang Kesimpulan: n1 = 1450 rpm
lebih kecil dari luas penampang pemecah. Pada n1 = n3 = 1450 rpm
pengujian luas penampang dinding pemecah n2 = n4 = 720 rpm
yang tajam dianggap persegi dengan d1 = 65 mm
menganggap lebarnya sebesar 1 mm dan d2 = 130 mm
panjangnya sebesar diameter besar biji, d3 = d1
sehingga didapatkan gaya yang dibutuhkan d4 =130 mm
dinding pemecah untuk memecah biji.

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 115


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

Penampang sabuk 2 =
Berdasarkan daya yang direncanakan 1,7
Kw, yang diteruskan oleh sabuk dan puli, maka
dipilih sabuk-V tipe A(lampiran 2) bahan karet
dengan tegagan tarik sebesar 4-5 N/mm2
dengan ukuran sebagai berikut: (Sularso & = 3,39 rad
Suga,1997. Hal: 164)
Luas penampang sabuk V tipe A Kecepatan linier sabuk I (V)
Sin 200 =X/9
V= ..(Sularso & Suga,1997. Hal:166)
X = Sin 200 . 9
Dimana:
= 2,78 mm V= kecepatan linier sabuk (m/s)
b = 12,5 – 2 X d= diameter puli yang digerakkan (m)
= 6,94 mm n= putaran puli yang digerakkan (rpm)
A = .9 V=
= 9,73 mm2 = 4,9 m/s

Analisa perhitungan panjang sabuk diperoleh Torsi yang dialami puli yang digerakkan (T)
dengan persamaan (Khurmi, 1980 : 661) T=9,74 x 105 Pd/n..(Sularso &
Suga,1997. Hal:7)
L=
= 1677,9 kg. mm
Maka: Tegangan sabuk (T)
L= T = (F1 - F2) r
Dimana :
T= torsi (kg.mm)
F1= tegangan sabuk sisi kencang (N)
F2= tegangan sabuk sisi longgar (N)
r= jari-jari puli yang digerakkan (mm)
= 826,32 mm
Fi = T/r +F2(Persamaan 1)
Sudut apit sabuk terdapat puli Fkecil/puli
1/F2 = e/(sin /2)
penggerak (1) F1 =F2. e/(sin /2)(Peraamaan 2)
Persamaan yang digunakan menurut: Substitusi persamaan (1) dan (2)
Sularso & Suga,1997. Hal:173 F2. e/(sin /2) = T/r + F2
1= F2=
= 129,03 N
F1= T/r + F2 = 381,09 N

Tegangan tarik sabuk


1 = T = F1 / A
= 4,50 N/mm2  4,5 N/mm2
Karena bahan sabuk adalah kulit
dengan kekuatan tarik 4-5 N/mm2 maka dengan
demikian sabuk layak untuk digunakan.
= 2,89 rad
2. Pemilihan Sabuk
Sudut apit sabuk terhadap puli besar Berdasarkan daya rencana 1,2439 kW,
digerakkan (2) yang akan diteruskan oleh sabuk dan puli maka
2 = dipilih sabuk- V tipe A. Bahan sabuk extra
multus dengan kekuatan tarik 20 N/mm2,
koefisien gesek 0,5 (lampiran 2)

uas penampang sabu v tipe A


A = 9

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 116


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

= 84,6 mm2 Tegangan tarik sabuk (τ)


Persamaan yang digunakan menurut:
Panjang sabuk Stolk,Elemen Mesin,1994. Hal:478
L= T = (F3-F4) r
Dimana:
r3 = d 3 / 2 = 47,5 mm T = torsi (kg.mm)
r4 = d 4 / 2 = 285 mm F2 = tegangan sabuk sisi kencang (N)
x = 2 . d4 = 1140 mm F4 = tegangan sabuk sisi longgar (N)
r = jari-jari puli yang digerakkan
Maka: (mm)
L= F3 = T/r F2 (Persamaan 1)
F3/F4 = e/sin /2)
F3 = F4 . e/sin /2) …. (Persamaan2)
Substitusi persamaan (1) dan (2)
F4 =
= 3324,62 mm
Sudut apit sabuk terhadap puli kecil / = 227,6 N
F3 = T/r + F4 = 1261 N
penggerak I (1)
1 =
Tegangan tarik sabuk ( T)
T = F3 / A
= 14,9 N/mm2
= 2,72 rad Karena bahan sabuk adalah extra
multus dengan kekuatan tarik 20 N/mm maka
Sudut apit sabuk terhadap puli besar / puli yang dengan demikian sabuk layak untuk digunakan.
digerakkan (2)
2 = G. Perencanaan Spacer Ring

2 =

= 3,56 rad Gambar 16. Specer Ring pada Motor


Kecepatan linier sabuk II (V) Sepecer ring yang direncanakan
Persamaan yang digunakan menurut: mempunyai ukuran sebagai berikut:
Sularso & Suga,1997. Hal:166 1. Diameter dalam =25 mm
V = 2. Diameter naf =35 mm
3. Diameter luar = 78 mm
= 3,61 m/s
4. Diameter lubang baut = 10 mm
5. Diameter baut =10 mm
Torsi yang dialami puli yang digerakkan (T)
6. Tebal (flange) =15 mm
Persamaan yang digunakan
menurut:Sularso & Suga,1997. Hal:7
T = 9,74 x l05 Pd/n
Dimana:
T = Torsi (kg. mm)
Pd = daya rencana (Kw)
n = putaran puli yang digerakkan (rpm)
T = 9,74 x l05 1,249/121 Gambar 17. Ukuran Rencana Specer Ring
= 10053,93 kg . mm2

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 117


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

Dari data specer ring dapat kita analisa Direncanakan diameter minimum rotor
tegangan yang dialami specer ring dan baut bar adalah sebesar 15 mm dengan demikian
sehingga kita dapat menentukan bahan yang tegangan geser yang terjadi adalah sebagai
aman diguanakn pada specer ring dan baut. berikut;
a = ..(Suryanto,1995.Hal:30)
Tegangan geser ditinjau dari ukuran naf
Persamaan yang digunakan menurut =
Sularso & Suga,1997. Hal:7 = 3,46 kg/mm2
T= (1 – k4)  k =
Tegangan geser akibat gaya tekan
K= Direncanakan diameter minimum rotor bar
adalah sebesar 15 mm dengan demikian
K= = 0,7 tegangan gaya geser yang terjadi adalah
τ= sebagai berikut;
- Massa Rotor bar
=
a = .....(Suryanto,1995. Hal:30)
= 0,131 kg/mm2
=
Tegangan geser ditinjau dari tebal flange = 34 N / mm2
= ....(Sularso & Suga,1997. = 3,46 kg / mm2
Hal:34) 2. Bahan Rotor Bar
= Direncanakan bahan rotor bar bagian
= 0,29 kg / mm2 luar dan dalam adalah sama pemilihan bahan
rotor bar berdasarkan tegangan geser terbesar
Tegangan geser bahan specer ring pada rotor bar yaitu rotor bar yang mengalami.
Dipilih bahan spacer ring adalah FC Dipilih bahan rotor adalah S 20 C dengan
20 (JIS G 3501 ) dengan kekuatan tarik sebesar kekuatan tarikya 48 kg / mm2 (Dari tabel baja
20 kg / mm2.(Sularso & Suga,hal 335) karbon : Sularso & Suga,1997. Hal 3)
a= ...(Sularso & Suga,1997. Hal:8)
Kekuatan geser bahan
a= a = ..(Sularso & Suga,1997.Hal:7,8)
= 9,5 kg/mm2 = = 4,8 kg / mm2
a > 0,029 kg/mm2
Dengan demikian bahan yang dipilih untuk
Dengan demikian rotor bar layak untuk
spacer ring layak diguanakan.
digunakan.
H. Perencanaan Rotor Bar
I. Perencanaan Piringan
1. Rotor Bar Dengan Gaya Tangensial
Seperti telah diketahui pada perencanaan
(Bagian Luar)
rotor bar, reaksi yang terjadi pada piringan
Gaya tangensial terjadi pada masing-
adalah sebagai berikut:
masing biji sebesar 87,48 N tersebar merata
1. Reaksi pada piringan yang menumpu rotor
pada poros. Jika jarak pembersih gaya adalah
bar bagian luar
diameter biji, maka gaya tangensial sebagai
RA = RB = 218,51 N
beban merata pada rotor bar adalah sebagi
2. Reaksi pada piringan yang menumpu rotor
berikut;
bar bagian luar
Fta = q/r
RA = RA = 218,51 N
= 145,8 / 34,36
Dipilih berdasarkan reaksi yang terbesar
= 4,243 N
pada piringan 218,51 N dalam 1 putaran rotor
Ft = 4,243x103
bar bagian dalam yang mengalami gaya tekan
= 437,029 N
sebagai 3 buah sehingga gaya yang dialami
piringan yakni;
Tegangan geser yang terjadi akibat gaya
tangensial

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 118


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

Gaya yang dialami piringan Dengan demikian rotor bar layak untuk
F = RA . n...........(Suryanto,1995.Hal:116) digunakan.
Dimana:
F = Gaya(N) K. Perencanaan Bantalan
RA= reaksi piringan terhadap gaya tekan 1. Bantalan Pada Poros Transmisi Dan
pada rotor bar ( N ) Rotor As.
n = Jumlah rotor bar
Maka: Beban ekivalen dinamis
F = 218,5.3 Pr = X . V . Fr + Y . Fa..Sularso & Suga,1997.
= 665,5 N Hal:135)
Dimana :
Tekanan bidang pada piringan X = faktor radial = 0,56 diambil
0 = F/A, A = d . tp..(Suryanto,1995. V = faktor rotasi = 1 diambil
Hal:105) Y = faktor axial = 0
Maka ; Fr = gaya radial
0 = 655,55/15,15 Fa = gaya axial
= 2,91 N/mm2
= 0,29 kg/mm2 Gaya radial (Fr)
Dipilih bahan rotor adalah S 30 C dengan Fr = ..(Sularso & Suga,1997. Hal:136)
kekuatan tariknya 48 kg/mm2 (Dari tabel baja
Maka : Fr =
karbon: Sularso & Suga,1997. Hal 3
Fr = 134,45 kg
Kekuatan Geser Bahan Piring
a = ...(Sularso & Suga,1997. Gaya axial (Fa)
Fa = ...(Sularso & Suga,1997. Hal:136)
Hal:25,28)
Maka:
=
Fa = = 42,12
= 4,8 kg / mm2
a > 0,29 kg/mm2
Dengan demikian bahan piringan layak untuk Perbandingan beban axial dengan beban radial
digunakan.

J. Perencanaan Dinding Pemecah (Ripple Maka:


Plate) = 031
Pada perencanaan Ripple mill ini, Ripple
plate yang direncanakan adalah sebagai
berikut;
Maka untuk beban ekivalen dinamis
1. Jumlah gigi (z ) = 15
Pr = 0,56 . 1. 134,45 + 0,26 , 28
2. Tebal akar gigi (b) = 15 mm
= 75,292 kg.
3. Panjang efektip ripple plate (l) =104 mm
Faktor kecepatan (Fn)
Tegangan geser pada gigi (Ft)
= F/A,A = d . l.(Suryanto,1995.Hal:105) Fn = = = 0,32
maka :
= Untuk umur bantalan yang digunakan pada
= 0,280 N/mm2 = 0,28 kg/mm2 poros transmisi maka dipilih umur bantalan
selama 25000 jam (lh)
Kekuatan geser bahan piringan Lh = 500 .
a = ..(Sularso & Suga,1997. = = 50
Hal:25,28) fh = = 3,684 tahun
= = 4,8 kg / mm2 Sehingga beban nominal spesifik (C) adalah:
 > 0,028 kg/mm2 C = .n

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 119


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

= . 75,292 Pemeriksaan dapat dilakukan dengan


pemeriksaan yang secara teratur seperti:
= 866 kg
1) Pemeriksaan harian
Dari hasil perhitungan bantalan yang Hal ini dilakukan secara rutin untuk
digunakan, maka dipilih bantalan dengan memeriksa apakah ada kelainan atau kerusakan
nomor bantalan 6302 dengan C = 895, karena
pada mesin, kekendoran baut-baut pengikat dan
hasil perhitungan nominal spesiflk (C), lebih
elemen-elemen mesin lainnya, diperiksa agar
kecil dari C yang diizinkan yakni 895 > 866,
tidak mengakibatkan dampak fatal terhadap
maka bantalan layak digunakan.
mesin.
2) Pemeriksaan mingguan
1. PERAWATAN RIPPLE MILL Untuk memeriksa mingguan, hal yang
1.1. Pengertian dan Perawatan dilakukan adalah pelumasan, Pelumasan
Perawatan merupakan suatu kegiatan
mempakan tindakan perawatan utama karena
untuk memperlancar proses produksi dan
mencegah terjadinya gesekan langsung,
memperpanjang umur mesin. Perawatan dapat memperlancar putaran dan untuk mencegah
diartikan sebagai kegiatan yang dilaksanakan terjadinya korosi.
untuk memelihara/menjaga peralatan atau unit
3) Pemeriksaan tahunan
permesinan agar berada pada tingkat optimal
Kondisi mesin dan elemen-elemen mesin
sesuai dengan standarisasi yang telah
harus diperiksa secara teratur. Pemeriksaan
ditetapkan. tahunan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan yang ditentukan. Misalnya penggantian minyak
maka kemampuan/efisiensi dari peralatan
pelumas pada gear box yang dilakukan pada
tersebut dapat dijaga efektif secara kontiniu
setiap l000 jam operasi mesin.
sehingga dapat digunakan sesuai dengan tujuan
dan rencana yang dinginkan.
b. Perbaikan (Revisi) Mesin
Adapun tujuan utama dilakukan perawatan Kerusakan yang terjadi pada mesin-
pada mesin yang direncanakan ini adalah mesin dan peralatan jarang terjadi, umumnya
sebagai berikut :
yang sering terjadi hanya kerusakan-kerusakan
1. Agar mesin dalam keadaan siap pakai (stand
kecil. Perbaikan yang dilakukan secepat
by) secara kontinu, sehingga proses
mungkin setelah diketahui mesin tersebut
pengolahan dapat berjalan lancar dan mengalami kerusakan. Hal ini dilakukan agar
optimal. kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar
2. Memperpanjang umur dari penggunaan
dan tidak menghambat produksi terlalu lama,
mesin.
Perbaikan mesin dan perawatan mesin
3. Menjamin keselamatan dalam bekerja.
dilaksanakan pada saat berhenti beroperasi,
4. Mengetahui apabila ada komponen mesin
agar tidak mengganggu kegiatan produksi.
yang harus diganti, sehingga
dapat dihindari kerusakan unit mesin yang
5.1. SIMPULAN
fatal.
Simpulan yang didapat dari perencanaan
Ripple mill ini adalah sebagai berikut:
4.2. Sistem Pemeriksaan dan Perawatan 1. Konstruksi ripple mill:
Mesin a. Kapasitas Ripple mill adalah sebesar
Kegiatan perawatan secara umum dibedakan 1,5 nut/jam
atas dua macam yaitu :
b. Putaran rotor pada Ripple mill = 135
1. Pencegahan terhadap kerusakan (Preventive
rpm
maintenance).
c. Dari hasil data pengujian biji kelapa
2. Perbaikan terhadap kerusakan (Corrective
sawit, bahan:
maintenance). • Diameter rata-rata pada diameter
Pada mesin ini kedua system ini digunakan. kecil biji = 23,24 mm
a. Pencegahan Kerusakan Mesin.
• Diameter rata-rata pada diameter
Dalam prakteknya preventive yang dilakukan
besar biji = 34,36 mm
oleh suatu perusahaan atau pabrik dibedakan
• Massa rata-rata biji =15,4gr
atas:
d. Tekanan bidang ( b) untuk memecah
- Routine maintenance (perawatan rutin)
biji = 4,24 N/mm2
- Periodic maintenance (perawatan berkala)

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 120


ISSN: 2301-797X
Volume: 3 No. 2 - Desember 2014

e. Luas penampang dinding pemecah = 11. Perhitungan dinding pemecah (dinding


34,36 mm2 pemecah)
f. Gaya tekan yang dibutuhkan dinding a. Tegangan geser roda gigi = 0,018
pemecah = 145,8 N kg/mm2
2. Pemilihan motor penggerak b. Kekuatan geser bahan = 2 kg/mm2
a. Daya motor = 1,4 kw 10. Perhitungan bantalan
b. Putaran = 1450 rpm a. Jenis bantalan = Bantalan radial
c. Torsi tanpa beban (i) = 0,08 N b. Beban ekivalen dinamis = 75,292 kg
d. Torsi degan beban (i) = 108,44 Nm c. Gaya radial = 134,45 kg
e. Torsi total (t) = 0,10 Nm d. Gaya aksial =42,12
f. Daya motor (P) = 1,041 kW e. Umur bantalan = 3,684 tahun
g. Daya rencana (Pd) = 2,28 Hp~3 Hp f. Nilai nominal spesiflk = 540 kg
3. Pemilihan sabuk 11. Perhitungan Pasak
a. Sabuk yang digunakan sabuk V tipe A a. Pasak yang terletak diantara spacer ring
(bahan karet) dengan tegangan tarik 4- dan rotor as
5 n/mm2 b. Gaya tangensial = 67,118 kg
b. Luas penampang = 9,73 mm2 c. Tegangan geser = 0,33 kg/mm2
c. Analisa perhitungan tegangan sabuk = d. Tegangan geser yang dizinkan = 4,8
826,32 mm kg/mm2
d. Kecepatan linier sabuk = 4,9 m/2 e. Bahan pasak = S 30 C, B = 48 kg/mm
e. Tegangan sabuk = 381,09 N f. Tekanan permukaan (Pa) = 0,67
f. Tegangan tarik sabuk = 4,50 N/mm2 12. Pasak yang terletak diantara puli dan rotor
4. Perhitungan poros transmisi as
a. Torsi () = 338,983 kg,mm a. Gaya tangensial = 23,305 kg
b. Tegangan geser (a) = 6,6 kg/mm b. Tegangan geser = 0,07 kg/mm
c. Diameter poros = 20 mm c. Tegangan geser yang diizinkan = 7,2
d. Bahan poros transmisi = S 55 C kg/mm
e. Kekuatan tarik = 66 kg/mm2 d. Bahan pasak = S 55 C, B=72 kg/mm2
5. Perhitungan rotor/poros 13. Poros yang terletak diantara
a. Torsi = 838,983 kg.mm a. Gaya tangensial = 98,703 kg
b. Tegangan geser (a) = 9,5 kg/mm2 b. Tegangan geser = 0,29 kg/mm2
c. Diameter poros = 18 mm c. Tegangan geser yang diizinkan = 4,8
d. Bahan yang dipilih untuk poros kg/mm2= SNC 3 (JIS G 4102) kekuatan tarik 95 kg/mm2
6. Tegangan geser (a) = 95 d. Bahan pasak = S 30 C, B
7. Perhitungan Spacer ring
a. Tegangan geser dari ukuran Naf = DAFTAR PUSTAKA
0,131 kg/mm2 Gere, James. M Stephen. S. Timoshenko, 2000
b. Tegangan geser dari ukuran Flange = ‘Mekanika Kekuatan Bahan’, Jakarta
0,029 kg/mm2 Erlangga.
c. Tegangan geser bahan spacer ring = 2 Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell, 1994
kg/mm2 ‘Perencanaan Teknik Mesin,’ Jakarta
8. Bahan yang dipilih untuk spacer ri Erlangga.
9. Perhitungan Rotor bar Khurmi, R. S & Gupta. J. K, 2005 ‘A Tex boox
a. Diameter minimum rotor bar = 10 mm Of Machine Design’ Eurasia publishing
b. Tegangan geser (a) = 3,46 kg/mm House (Pvt) LTD.
c. Bahan rotor bar = S30 C, dengan Naibaho, P.M. 1998 ‘Teknologi Pengolahan
d. kekuatan tarik sebesar 48 kg/mm2 Kelapa Sawit’ Medan
e. Kekuatan geser bahan Suryanto, Elemen Mesin I, 1995 ‘Pusat
f. = 4,8 kg/mm2 Pengembangan Pendidikan politeknik
10. Perhitungan Piringan Bandung’.
a. Gaya yang terjadi pada piringan Sularso & Suga.= K, 1997
665,5 N ‘Dasar Perancangan
b. Tekanan bidang dan Pemilihan= 0,29
Elemen Mesin’,Jakarta,
kg/mm 2 PT.
c. Kekuatan geser bahan Pradya Paramita.
d. = 2 kg/mm2

Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi 121

Anda mungkin juga menyukai