Anda di halaman 1dari 5

4 Senjata Tradisional Jawa Timur | Celurit

Yang Melegenda
23/12/2016

Senjata Tradisional Jawa Timur – Halo sahabat disiniaja, dalam kesempatan kali ini kita
akan membahas mengenai senjata tradisional dari Jawa Timur. Sebelumnya kita telah
membahas senjata tradisional dari daerah sumatera, kalimantan dan yang lainnya.

Senjata tradisional yaitu sebuah alat budaya yang ada hubungannya dengan masyarakat.
Selain dipakai untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, senjata tradisional juga
dipakai dalam kegiatan pertanian atau berladang ataupun berburu. Senjata tradisional juga
bisa menjadi sebuah identitas dan benda pusaka suatu bangsa yang turut memperkaya budaya
nusantara.

Dirangkum dari beberapa sumber, beberapa senjata tradisional dari Jawa Timur yang sudah
dikenal yaotu Keris, Clurit, Buding dan Bonet. Berikut penjelasan lengkapnya.

Daftar Isi [tampilkan]

1. Senjata Tradisional Jawa Timur- Keris

Sumber : www.pusakasakti.com
Sejarah munculnya keris memang tidak diketahui secara pasti. Tapi pada zaman kerajaan
Padjajaran dan Majapahit, senjata keris sudah dikenal dikalangan masyarakat luas. Terkhusus
di Pulau Jawa dan Madura. Menurut sumber dari buku Babad disebutkan bahwa pada zaman
dulu sudah ada beberapa orang Empu di Pulau Jawa dan Madura.
Nama Empu yang dipopulerkan dari Pulau Madura; Empu Keleng, Empu Pandhewu, Empu
Luwih dan Empu Sanung. Senjata keris ini digunakan sebagai alat pertahanan diri dan untuk
menyerang musuh.

Keris yang merupakan senjata tikam yang memiliki ujung runcing ini pada kedua sisinya
bermata tajam. Keris ini salah satu senjata tradisional dari Desa Lenteng Barat, Kec. Lenteng,
Kab. Sumenep, Jawa Timur. Untuk sejarah kemunculannya belum diketahui secara pasti,
akan tetapi senjata keris ini kategorikan merupakan senjata untuk menyerang dan membela
diri.

Dalam pembuatannya, terdapat beberapa aturan dan persiapan khusus. Seperti hari yang
dipilih yakni hari Jumat Pon, Sabtu Wage atau Minggu Kliwon. Pantangannya yaitu tiga hari
setelah kelahiran orang yang membuat senjata tersebut merupakan hari naas.

Bulan Muharam dan bulan Maulud juga dipercaya sebagai pantangan. Dalam pembuatan
keris juga dilengkapi dengan sesaji. Keris mempunyai fungsi sosial sebagai alat bertahan,
menyerang, membela hingga berburu.

2. Senjata Tradisional Jawa Timur – Clurit

Sumber : 3.bp.blogspot.com

Bagi masyarakat Madura, clurit merupakan senjata yang tidak dapat dipisahkan dari tradisi
dan budaya mereka sampai saat ini. Senjata clurit ini mempunyai bilah yang berbentuk
melengkung dan bentuk inilah yang menjadi ciri khasnya. Senjat clurit ini dijadikan sebagai
senjata khas dari suku Madura yang biasa dipakai sebagai senjata carok.
Senjata merupakan senjata yang melegenda karena pada zaman dulu biasa digunakan oleh
seorang tokoh yang bernama Sakera. Masyarakat Madura biasanya memasukan makhluk gaib
atau khadam untuk menempati suatu benda, ke dalam clurit dengan dirapalkan do’a-do’a
sebelum carok. Kalaupun begitu, fungsi utama clurit ini adalah salah satu senjata pertanian.

Sejarah dan Mitos Senjata Tradisional Clurit

Clurit diyakini masyarakat berasal dari legenda Sakera, yaitu seorang tokoh atau mandor tebu
pada saat itu dari Pasuruan yang menjadi salah satu tokoh perlawanan terhadap penjajah
Belanda pada abad 18 M.

Ia dikenal sebagai orang yang tidak pernah meninggalkan celurit, bahkan selalu
membawanya dan mengenakannya dalam setiap aktivitas sehari-hari seperti bertani dan
berkebun. Ia berasal dari kalangan para santri dan seorang muslim yang taat menjalankan
ajaran agama islam.

Sakera melakukan perlawanan terhadapa para penjajah pada saat itu, kemudian ditangkap dan
dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur. Kemudian ia dimakamkan di Kota Bangil atau
tepatnya di wilayah Bekacak, kelurahan Kolursari, daerah selatan kota Bangil.

Tindakan penjajah atas hukuman gantung tersebut membuat kemaraha orang-orang sehingga
timbul keberanian untuk melakukan perlawanan kepada para penjajah dengan senjata
andalannya yaitu celurit. Oleh sebab itu, celurit mulah berfungsi sebagai simbol perlawanan,
dan simbol harga diri juga strata sosial.

Jenis dan Ukuran Senjata Tradisional Celurit

Menurut bentuk bilahnya, celurit ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis;

 Celurit Kembang Turi


 Celurit Wulu Pitik/Bulu Ayam

Struktrur Senjata Celurit

Pada umumnya celurit mempunyai gagang/pegangan atau hulu yang terbuat dari kayu.
Adapun kayu yang dipakai cukup beraneka ragam. Diantaranya kayu kembang, kayu stingi,
kayu jambu klutuk, kayu temoho dan kayu jenis lainnya.

Pada ujung gagang tersebut terdapat sebuah tali sepanjang 10-15 cm yang berfungsi sebagai
pengikat celurit. Pada bagian ujung gagangnya, biasanya terdapat ulir/cerukan atau cangkilan
sedalam 1-2 cm.

Celurit juga menggunakan sarung, biasanya sarung tersebut terbuat dari kulit kebo yang tebal
atau bisa dengan kulit sapi. Sarung celurit dibuat sesuai dengan bentuk bilahnya yang
melengkung, dan mempunyai ikatan pada ujung sarung yang dekat dengan gagang sebagai
pengaman.

Sarug celurit hanya dijahit sekitar ¾ dari ujung celurit, supaya celurit bisa dengan mudahj
dan cepat saat ditarik dari sarungnya. Umumnya, sarung celurit dihiasi dengan ukiran yang
sederhana. Bilah celurit menggunakan dari berbagai jenis besi. Biasanya besi yang
berkualitas bagus yaitu besi stainless atau besi bekas rel kereta api, jembatan, ataupun besi
bekas mobil.

Bilah celurit mempunyai ikatan yang melekata pada gagang kayu dan menembut hingga
ujung gagang. Sebagian dari celurit dibuat dari ulir setengah lingkaran yang mengikuti
bentuk bilahnya. Tapi terkadang pada bilahnya terdapat sebuah ornamen lingkaran sederhana.

3. Senjata Tradisional Jawa Timur – Buding

Sumber : 1.bp.blogspot.com

Buding yang merupakan senjata tradisional dari Jawa Timur ini berfungsi sebagai alat untuk
membantu aktivitas sehari-hari untuk suku Using di Banyiwangi. Selain itu buding ini juga
digunakan untuk menjaga diri dari musuh dan berbagai ancaman lainnya. senjata buding ini
juga dilengkapi dengan sarung pelindung.

Ukuran Buding

Lengkap dengan sarung pelindungnya yaitu 46,5 cm


Pegangan 18 cm
Sarung 29 cm
Hiasan sarung 10 cm

4. Senjata Tradisional Jawa Timur – Bionet

Bionet merupakan senjata tradisional yang juga berasal dari Jawa Timur, Indonesia. Senjata
ini mempunyai bentuk yang lurus. Kedua sisinya tidak terlalu tajam dan panjangnya bisa
menyerupai pedang. Akan tetapi bionet ini mempunyai ujung yang sangat runcing dibanding
senjata lainnya.

Sejarah awalnya, bionet digunakan sebagai senjata tradisional untuk berperang, menusuk,
membabat dan yang paling utama yaitu untuk menjaga diri dari berbagai serangan musuh.
Akan tetapi dalam perkembangannya, bionet ini juga mempunyai fungsi sosial oleh
masyarakat Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai