Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DIET


PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MOYUDAN SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
PUPUT NOVITASARI
1610201249

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DIET
PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MOYUDAN SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat


Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
PUPUT NOVITASARI
1610201249

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2018
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
HIPERTENSI TERHADAP KEPATUHAN DIET
PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MOYUDAN SLEMAN
YOGYAKARTA1
Puput Novitasari2 , Yuli Isnaeni3

INTISARI
Latar Belakang: Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena biasanya
muncul beragam pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lainnya.
Hipertensi menjadi faktor resiko dari penyakit-penyakit kardiovaskular yang
menyebabkan tingginya angka kematian di Indonesia.
Tujuan Penelitian: Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan tentang hipertensi
terhadap kepatuhan diet pada pasien dengan hipertensi.
Metode: Desain menggunakan Non Equivalent Control Group dengan 30 responden,
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Sampling yang
digunakan adalah non probability sampling yaitu purpose sampling. Uji analisis data
menggunakan Uji Chi-Square untuk mengetahui kebermaknaan dari hasil pengujian
tersebut.
Hasil Penelitian: Pada kelompok eksperimen dari 15 responden sebelum dilakukan
pendidikan kesehatan pada responden sebanyak 4 orang (13,3%), tidak patuh 11
orang (36,7%) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada responden menjadi
patuh 10 orang (33,3%), tidak patuh 5 orang (16,7%). Hasil uji Chi-Square
didapatkan nilai signifikannya menunjukkan nilai 0,028 (ρ<0,05)
Simpulan: Pendidikan kesehatan tentang hipertensi berpengaruh terhadap kepatuhan
diet pada pasien dengan hipertensi dengan hasil nilai signifikannya menunjukkan
nilai 0,028 (ρ<0,05) jadi terdapat hubungan yang bermakna.
Saran: Bagi Institusi Puskemas diharapkan sebaiknya mengadakan jadwal agenda
penyuluhan kesehatan sehingga akan dengan lebih mudah untuk memberikan
intervensi keperawatan dan dengan mudah untuk mengevaluasi.

Kata Kunci : Kepatuhan Diet, Hipertensi, Pendidikan Kesehatan.


Kepustakaan : 23 buku (2007-2016), 2 tesis, 11 jurnal, 8 website
Jumlah Halaman : xi, 61 halaman, 4 tabel, 2 gambar, 17 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT
HYPERTENSION TO WARDS DIET COMPLIANCEIN
PATIENTS WITH HYPERTENSION IN
WORKING AREA OF MOYUDAN
PRIMARY HEALTH CENTER
SLEMAN YOGYAKARTA1
Puput Novitasari2, Yuli Isnaeni3

ABSTRACT

Background: Hypertension is often referred to as a silent killer because it usually


appears differently in every individual and almost the same as other diseases.
Hypertension becomes a risk factor for cardiovascular diseases that leads to high
mortality in Indonesia.
Objective: The objective of the study was to determine the effects of health
education about hypertension towards diet compliance in patients with hypertension.
Method: The research was Non-Equivalent Control Group design with 30
respondents. The data collection used questionnaires and interviews. The sampling
was non-probability sampling is purpose sampling. The data analysis used Chi-
Square Test to determine the significance of the test results.
Result: In the experimental group of 15 respondents before the health education on
the respondents was given, there were 4 people (13.3%) who were obedient and 11
people (36.7%) who were not. After the health education was given to the
respondents, there were 10 people (33.3 %) who were obedient and 5 people (16.7%)
who were not. The result of Chi-Square test was the significant value indicates 0.028
(ρ <0.05)
Conclusion: Health education about hypertension effect on diet compliance in
patients with hypertension with result of significant value show value 0,028 (ρ
<0,05) so there is significant correlation.
Suggestion: For Primary Health Center, it is expected that the schedule of health
education agenda is planned so it will be easier to give nursing intervention and easy
to evaluate.

Keywords : Diet Compliance, Hypertension, Health Education.


Literature : 23 books (2007-2016), 2 theses, 11 journals, 8 websites
Pages : xi, 60 pages, 4 tables, 2 figures, 17 appendices

1
Title of the Thesis
2
Student of PSIK, Faculty of Health Sciences, 'Aisyiyah University of Yogyakarta
3
Lecturer of PSIK, Faculty of Health Sciences,‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN kondisi yang sering dijumpai pada
pelayanan kesehatan dengan
Hipertensi atau tekanan darah prevalensi yang tinggi, yaitu sebanyak
tinggi adalah suatu keadaan dimana 25,8% (Depkes, 2014). Sementara itu
terjadinya peningkatan tekanan darah data surveilans Riset Kesehatan Dasar
diatas normal yang ditunjukkan oleh (Riskesdas) Daerah Istimewa
angka systolic (bagian atas) dan Yogyakarta tahun 2014 menyatakan
diastolic (angka bawah). Pemeriksaan bahwa prevalensi hipertensi tertinggi
tekanan darah menggunakan alat berada pada usia produktif yaitu pada
pengukur tekanan darah baik berupa usia ≥ 18 tahun mengalami
cuff air raksa (sphygmomanometer) peningkatan dari 7,6% di tahun 2007
ataupun alat pemeriksaan tekanan menjadi 9,5% di tahun 2013 sehingga
darah digital lainnya (Pudiastuti, menempatkan hipertensi sebagai
2013). penyakit tidak menular dengan angka
kejadian tertinggi (Kemenkes RI,
Hipertensi merupakan
2015).
penyakit yang banyak ditemui di
masyarakat karena berubahnya pola Hipertensi menjadi faktor
penyakit dari penyakit menular ke resiko dari penyakit-penyakit
penyakit tidak menular. Hal ini dapat kardiovaskular yang menyebabkan
terjadi karena adanya perubahan pada tingginya angka kematian di
sosial ekonomi, gaya hidup dan Indonesia. Saat ini hipertensi dan
perubahan struktur penduduk. penyakit kardiovaskular masih cukup
Hipertensi saat ini masih merupakan tinggi bahkan meningkat karena
permasalahan bukan hanya di berubahnya gaya hidup yang jauh dari
Indonesia melainkan seluruh dunia perilaku hidup sehat dan mahalnya
(Pratama, 2015). biaya pengobatan. Banyak penderita
hipertensi yang tidak patuh
Menurut American Hearth
menjalankan diet yang telah diberikan
Association (AHA), penduduk
karena kurangnya pengetahuan
Amerika berusia diatas 20 tahun yang
tentang diet hipertensi (Shadine,
menderita hipertensi telah mencapai
2010).
angka sebanyak 74,5 juta jiwa, tetapi
sekitar 90-95% kasus tidak diketahui Pemerintah Indonesia telah
penyebabnya. Hipertensi sering membuat kebijakan kesehatan untuk
disebut sebagai silent killer karena mencegah dan mengendalikan NCD
biasanya muncul beragam pada setiap (Non Comminicable Disease) dengan
individu dan hampir sama dengan Permenkes No 30 tahun 2013 tentang
penyakit lainnya. Hipertensi jika pencantuman informasi kandungan
dibiarkan dapat berkembang menjadi gula garam dan lemak serta pesan
gagal jantung kronik, stroke, serta kesehatan untuk pangan olahan dan
pengecilan volume otak, sehingga pangan siap saji. Program NCD yang
kemampuan fungsi kognitif dan dilakukan seperti promosi kesehatan
intelektual seorang penderita melalui pos pembinaan terpadu pada
hipertensi akan berkurang (Kemeskes masyarakat yaitu menjelaskan
RI, 2014). perilaku hidup sehat, pengendalian
terpadu pada faktor risiko NCD
Di Indonesia sendiri kasus
melalui dokter keluarga dan
hipertensi masih merupakan sebuah
puskesmas , rehabilitasi pada kasus
tantangan besar karena merupakan
NCD melalui home cere, monitoring dan peningkatan kesehatan
dan controlling. (Notoatmodjo, 2007).
Pandangan masyarakat Pendidikan kesehatan pada
tentang hipertensi justru dianggap dasarnya merupakan alat yang
suatu penyakit biasa. Anggapan digunakan untuk memberi penerangan
tersebut yang pada akhirnya membuat yang baik mengenai suatu masalah
penyakit hipertensi sering diabaikan kepada masyarakat, sehingga
dan tidak memerlukan penangan masyarakat mampu mengenal
serius untuk diobati. Banyak pendapat kebutuhan kesehatan dirinya,
yang salah tentang hipertensi yaitu: keluarga dan kelompok dalam
penyakit hipertensi identik dengan meningkatkan kesehatannya.
pemarah, penyakit hipertensi tidak Pendidikan kesehatan dapat pula
perlu ditangani dengan serius, diartikan penambahan pengetahuan
penyakit hipertensi mudah sembuh, dan kemampuan seseorang melalui
seringnya mengkonsumsi obat teknik praktik belajar atau instruksi
antihipertensi dapat mengakibatkan (Pusphandani, 2012).
sakit ginjal, tidak perlu melakukan
diet dan semakin bertambah usia Tujuan penelitian ini adalah
maka semakin tinggi batas tekanan diketahuinya pengaruh pendidikan
darah normalnya (Hermawan, 2014). kesehatan tentang hipertensi terhadap
kepatuhan diet pada pasien dengan
Pengontrolan tekanan darah hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
dan pencegahan komplikasi hipertensi Moyudan Sleman Yogyakarta.
dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain pengetahuan pasien METODE PENELITIAN
tentang hipertensi dan pola makan
penderita hipertensi (Alexander Jenis penelitian ini adalah
Gordon, 2014). Pengetahuan sangat Quasi eksperiment atau eksperimen
mempengaruhi pasien hipertensi semu dengan pendekatan Non
dalam manajemen hipertensi. Namun Equivalent Control Group. Jumlah
banyak pasien yang belum responden pada penelitian ini adalah 30
mengetahui tentang hipertensi. responden dengan teknik purposive
Menurut penelitian Hastuti dan sampling yang terbagi menjadi 15
Lestari (2007) pengetahuan pasien responden pada kelompok eksperimen
tentang diet hipertensi dalam kategori dan 15 responden pada kelompok
kurang patuh (61,6%), selain itu kontrol. Alat ukur dalam penelitian ini
pengaturan kepatuhan diet hipertensi menggunakan kuesioner dan uji
sangat membantu dalam manajemen analisis yang digunakan adalah Uji
hipertensi. Chi-Square untuk mengetahui
kebermaknaan dari hasil pengujian
Salah satu upaya untuk tersebut.
meningkatkan kepatuhan pasien
tentang diet hipertensi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan perilaku diet hipertensi
Pengambilan data penelitian
yaitu dengan pemberian pendidikan
ini dilakukan pada bulan Maret
kesehatan. Pendidikan kesehatan
sampai Oktober 2017 dengan 30
merupakan upaya yang dilakukan
responden yang dibagi menjadi 2
agar perilaku individu, kelompok atau
kelompok yaitu 15 responden
masyarakat mempunyai pengaruh
kelompok eksperimen dan 15
yang positif terhadap pemeliharaan
responden kelompok kontrol sesuai
dengan kriteria iklusi yang memenuhi maka semakin besar resiko terserang
didalam penelitian. hipertensi. Menurut Sugiharto (2007)
umur lebih dari 40 tahun mempunyai
Tabel 1 Karakteristik Responden resiko terkena hipertensi..
No Karakteristik (f) %
Tabel 2 Distribusi Kepatuhan Diet
Responden n=30
Pasien Hipertensi Kelompok
1 Umur
Responden Eksperimen
a. 40-50 6 20,0 Pretest Posttest
tahun Eksperimen Eksperimen
b. 51-60 10 33,3
N % n %
tahun
c. >60 14 46,7 Patuh 4 13,4 10 33,3
tahun Tidak 11 36,7 5 16,7
2 Jenis Kelamin 15 50,0 15 50,0
Responden
a. Laki- 20 66,7 Tabel 3 Distribusi Kepatuhan Diet
laki Pasien Hipertensi Kelompok Kontrol
b. Perem 10 33,3
puan Pretest Posttest
3 Pendidikan Kontrol Kontrol
Responden N % n %
a. SD 13 43,3
Patuh 3 10,0 4 13,3
b. SMP 6 20,0
c. SMA 5 16,7 Tidak 12 40,0 11 36,7
d. PT 6 20,0 15 50,0 15 50,0

Responden pada penelitian ini Pendidikan kesehatan hipertensi


adalah penderita hipertensi, umur pada pasien dengan hipertensi hanya
responden didominasi pada rentang 40 diberikan pada kelompok eksperimen
– 60 tahun yaitu 16 orang sebesar yang berjumlah 15 responden,
53,3% sedangkan rentang umur >60 sedangkan kelompok kontrol yang juga
tahun yaitu 14 orang sebesar 46,7% berjumlah 15 responden hanya
dan karakteristik jenis kelamin laki-laki diberikan leaflet. Hasil dari penelitian
sebanyak 20 orang atau 66.7%, kepatuhan diet pasien hipertensi
pendidikan paling banyak SD atau sebelum diberikan pendidikan
sederajat sebanyak 10 orang atau kesehatan pada kelompok eksperimen
33.3%. tidak patuh sebanyak 11 responden
atau (36,7%), sedangkan untuk
Dari hasil analisis yang kelompok kontrol sebanyak 12
didapatkan peneliti berdasarkan umur responden atau (40,0%).
diketahui bahwa frekuensi tertinggi
berdasarkan umur mayoritas berada Tabel 4 Hasil Uji Chi-Square pada
dikisaran umur 40 tahun sampai Kelompok Eksperimen dan Kontrol
dengan 60 tahun. World Health
Patuh Tidak Patuh
Organization (WHO) tahun 2012
n % n % ρ
menyebutkan bahwa hipertensi Eksp 0,0
mempengaruhi lebih dari satu dari tiga 10 71,4 5 31,3
28
orang dewasa berusia 25 tahun ke atas, Kon
atau sekitar satu miliar orang di 4 28,6 11 68,7
Troll
Indonesia. Hipertensi erat kaitannya 14 100 16 100
dengan umur, semakin tua seseorang
kepatuhan sehingga tidak ada pengaruh
yang lebih kuat dari faktor lainnya.
Hipertensi dapat dihindari
dengan menghindari faktor risiko dan Menurut Putri (2016) berbagai
mencegahnya dengan berbagai upaya strategi telah dicoba untuk
yaitu menerapkan pola hidup sehat meningkatakan kepatuhan adalah
dengan melakukan aktivitas fisik secara dukungan profesional kesehatan.
teratur, kebutuhan tidur yang cukup, Dukungan profesional kesehatan sangat
pikiran rileks dan santai, menghindari diperlukan untuk meningkatkan
kafein, rokok, alkohol dan stres kepatuhan, contoh yang paling
kemudian menerapkan pola makan sederhana adalah dengan adanya teknik
yang sehat dengan menghindari komunikasi. Komunikasi memegang
mengurangi makanan yang peranan penting karena komunikasi
mengandung lemak tinggi, tinggi yang baik diberikan oleh profesional
kalori, berminyak, kolesterol, santan kesehatan baik dokter atau perawat
garam berlebihan (Fajar, 2013). dapat menanamkan ketaatan bagi
pasien. Dukungan sosial dukungan
Menurut Stanley dan Beare sosial yang dimaksud adalah keluarga.
(2007) kepatuhan adalah tingkat Para profesional kesehatan yang dapat
perilaku pasien yang menjalankan meyakinkan keluarga pasien untuk
instruksi atau petunjuk yang diberikan menunjang peningkatan kesehatan
dalam dan telah ditentukan, baik itu pasien maka ketidakpatuhan dapat
diet, latihan, pengobatan, atau menepati dikurangi.
janji dengan dokter. Dalam (Novian,
2013) kepatuhan adalah derajat dimana Pada penilaian kepatuhan diet
pasien mengikuti anjuran klinis dari sebelum dilakukan pendidikan
dokter yang mengobatinya. Kepatuhan kesehatan pada pasien hipertensi baik
secara sederhana sebagai perluasan pada kelompok kontrol maupun
perilaku individu yang berhubungan kelompok eksperimen didapatkan hasil,
dengan pengobatan seperti diet, 23 orang (76.7%) tidak patuh, 7 orang
mengubah gaya hidup dan ketepatan (23,3%) patuh, dari 23 orang yang
minum obat. tidak patuh, 13 orang berpendidikan
SD. Tingkat pendidikan berpengaruh
Patuh merupakan istilah yang terhadap kepatuhan seseorang, semakin
mengarah atau mengacu pada rendah tingkat pendidikan maka
partisipasi dalam memecahkan masalah semakin tidak patuh karena semakin
dan pengambilan keputusan tentang rendah tingkat pendidikan akan
perubahan perilaku, perubahan tersebut mempengaruhi daya serap seseorang
merupakan suatu tindakan yang dalam menerima informasi, hal ini
dilakukan dengan sukarela yang sesuai dengan penelitian Sumantri
dikenal dengan istilah adherence (2014) yang meneliti faktor-faktor yang
(Pettalolo dalam Ridianti, 2010). Harus mempengaruhi kepatuhan diet rendah
diingat bahwa kepatuhan merupakan garam lansia hipertensi. Hasilnya
fenomena multidimensi yang adalah terdapat hubungan yang
ditentukan oleh lima dimensi yang signifikan antara tingkat pendidikan
saling terkait, yaitu faktor pasien, dengan kepatuhan diet dengan nilai ρ =
faktor terapi, faktor sistem kesehatan, 0,016.
faktor lingkungan dan faktor sosial
ekonomi. Semua faktor adalah faktor Salah satu faktor yang
penting dalam mempengaruhi mempengaruhi kepatuhan menurut
Suparyanto (2010) adalah tingkat
pendidikan, tingkat pendidikan tersebut Pada penilaian kepatuhan diet
merupakan pendidikan yang aktif dan sebelum dilakukan pendidikan
diperoleh secara mandiri, melalui kesehatan pada pasien hipertensi baik
tahap-tahap tertentu. Selain tingkat pada kelompok kontrol maupun
pendidikan usia juga mempengaruhi kelompok eksperimen didapatkan hasil,
kepatuhan seseorang, dalam penelitian 23 orang (76.7%) tidak patuh, 7 orang
ini didapatkan hasil usia didominasi (23,3%) patuh, dari 23 orang yang
lebih dari 60 tahun sebanyak 14 orang tidak patuh, 13 orang berpendidikan
(46,7%). Menurut Suparyanto (2010) SD.
semakin bertambahnya usia seseorang
maka proses perkembangan mentalnya Pada penelitan ini didukung
bertambah baik, tetapi pada umur-umur dari hasil penelitian Widyasari &
tertentu, bertambahnya proses Candrasari 2012 dengan judul
perkembangan mental ini tidak secepat pengaruh pendidikan tentang hipertensi
ketika berusia belasan tahun, dengan terhadap perubahan pengetahuan dan
demikian dapat disimpulkan faktor sikap lansia di Desa Makamhaji
umur akan mempengaruhi tingkat Kartasura Sukoharjo. Berdasarkan hasil
pengetahuan seseorang yang akan penelitian dapat disimpulkan bahwa
mengalami puncaknya pada umur- terdapat peningkatan nilai rata-rata
umur tertentu dan akan menurun pengetahuan tentang hipertensi setelah
kemampuan penerimaan atau pengingat pemberian pendidikan kesehatan dari
sesuatu seiring dengan usia semakin 4,46 menjadi 13,97 dapat disimpulkan
lanjut. Hal ini menunjang dengan bahwa pendidikan responden sangat
adanya tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan rata-
rendah. Lanjut usia sebagai kelompok rata sikap tentang hipertensi dari 3,49
yang mengalami kemunduran daya menjadi 9,90. Terdapat pengaruh
ingat, sehingga tidak dapat memahami pendidikan terhadap pengetahuan dan
kepatuhan diet dengan sempurna, sikap lansia tentang hipertensi di desa
namun hanya berkeinginan untuk makamhaji.
menuruti keinginannya yaitu makan
makanan yang diinginkan. Pada penelitian ini juga
didukung dari hasil penelitin Ayu
Dari hasil analisis yang Rosiana 2014 dengan judul pengaruh
didapatkan oleh peneliti berdasarkan pendampingan perilaku diet hipertensi
pendidikan responden diketahui bahwa terhadap kepatuhan diet pada penderita
sebagian besar responden hipertensi di Kampung Sanggrahan.
berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Dari hasil uji analisis diketahui bahwa
Riskesdas (2013) menyebutkan bahwa bahwa analisis dari distribusi
prevalensi cenderung lebih tinggi pada kepatuhan diet pre test dan post test
kelompok pendidikan lebih rendah pada kelompok pendampingan
akibat ketidaktahuan tentang pola didapatkan nilai ρ value = 0,003 maka
makan yang baik. Sedangkan menurut ρ value <0,05 sehingga dapat dikatakan
Anggara (2013) tingginya resiko bahwa variabel pendampingan perilaku
terkena hipertensi pada pendidikan diet hipertensi memiliki pengaruh
yang rendah, kemungkinan disebabkan terhadap kepatuhan diet pada penderita
karena kurangnya pengetahuan pada hipertensi.
pasien yang berpendidikan rendah
terhadap kesehatan dan sulit atau Hasil analis berdasarkan uji
lambat menerima informasi. Chi-Square menunjukkan hubungan
yang bermakna antara kepatuhan pada
kelompok eksperimen yang
mendapatkan pendidikan kesehatan dengan nilai signifikan 0,028
dengan kelompok kontrol yang hanya (ρ<0,05).
diberikan leaflet yang menunjukkan
nilai signifikannya 0,028 (ρ<0,05) jadi
terdapat hubungan yang bermakna. B. Saran
Pendidikan kesehatan terbukti dapat
1. Bagi Institusi Puskesmas
merubah pengetahuan, sikap, maupun
Bagi Institusi Puskemas
perilaku sehat, selain itu pendidikan
diharapkan agar mengadakan
kesehatan merupakan upaya persuasi
jadwal agenda penyuluhan
atau pembelajaran masyarakat agar
kesehatan sehingga akan dengan
mau melakukan tindakan untuk
lebih mudah untuk memberikan
memelihara dan meningkatkan
intervensi keperawatan dan
kesehatan (Achjar, 2011).
dengan mudah untuk
SIMPULAN DAN SARAN mengevaluasi.

A. Simpulan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Berdasarkan hasil penelitian Diharapkan bagi peneliti
dan pembahasan pengaruh selanjutnya sebelum melakukan
pendidikan kesehatan tentang penelitian sebaiknya
hipertensi terhadap kepatuhan diet mempersiapkan tempat yang
pada pasien dengan hipertensi di dilengkapi dengan fasilitas
Wilayah Kerja Puskesmas seperti adanya kursi, meja dan
Moyudan Sleman Yogyakarta lainnya agar responden merasa
disimpulkan sebagai berikut: nyaman saat dilakukan
1. Pengaruh pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan dan saat
pada kelompok eksperimen pendidikan kesehatan diberikan
saat pre test didapatkan hasil waktu untuk istirahat agar
kategori patuh sejumlah 4 responden tidak merasa bosan.
orang (13,3%), sedangkan saat Kemudian sebelum melakukan
post test kategori patuh penelitian, pastikan kuesioner
menjadi 10 orang (33,3%). yang peneliti buat simple dan
2. Pada kelompok kontrol yang mudah dipahami oleh responden
hanya diberi leaflet saat pre sehingga dalam pengisian
test didapatkan hasil kategori kuesioner responden tidak
patuh sejumlah 3 orang mengalami kesulitan dan
(10,0%), sedangkan saat post pastikan responden benar-benar
test sejumlah 4 orang (13,3%). menyetujui dan menandatangani
3. Pendidikan kesehatan tentang surat bersedianya menjadi
hipertensi berpengaruh responden.
terhadap kepatuhan diet pada 3. Bagi Responden (pasien dan
pasien hipertensi dengan hasil keluarga)
analis berdasarkan uji Chi Keluarga diharapkan
Square menunjukkan memberikan dukungan dalam
hubungan yang bermakna menyediakan makanan yang
antara kepatuhan pada sesuai dengan diet hipertensi
kelompok eksperimen yang untuk pasien agar lebih
mendapatkan pendidikan mematuhi program terapi yang
kesehatan dengan kelompok dianjurkan oleh tenaga
kontrol yang hanya diberi kesehatan.
leaflet yang ditunjukkan
DAFTAR PUSTAKA Lestari, T. (2007). Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan
Achjar, K. (2012). Teori dan Kepatuhan Diet Pada Pasien
Praktikum : Asuhan Hipertensi Di Wilayah
Keperawatan Komunitas. Puskesmas 1 Galur
Jakarta: EGC. Kulonprogo. Jurnal Skripsi.
Alexander, (2014). Patien Knowledge Notoatmodjo, S. (2007). Promosi
and Awareness of Hypertension Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
is Suboptimal Results From a Jakarta: Rineka Cipta.
Large Health Maintanance
Organization. The Journal of Novian, A. (2013). Faktor Yang
Clinical Hypertension. Berhubungan Dengan
Kepatuhan Diit Pasien
Hipertensi. Tesis.
Anggara, (2013). Faktor-Faktor Yang Noviyanti, (2015). Hipertensi Kenali,
Berhubungan Dengan Tekanan Cegah & Obati. Yogyakarta:
Darah di Puskesmas Telaga Notebook.
Murni Cikarang Barat. Jurnal
Skripsi. Pratama, G. W. (2015). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi
Fajar, (2013). Faktor-Faktor Yang Kepatuhan Pengobatan
Berhubungan Dengan Kejadiam Hipertensi Pada Lansia Binaan
Hipertensi pada Usia Lanjut di Puskesmas Klungkung 1.
Wilayah Kerja Puskesmas Jurnal Skripsi
Kebun Sikolos Kecamatan
Padang Panjang Barat. Jurnal Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-
Skripsi. Penyakit Mematikan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Hermawan, F. (2014). Hubungan
Tingkat Stress Dengan Tekanan Ridianti, D. (2010). Gambaran Faktor-
Darah Pada Lansia Hipertensi di Faktor Kepatuhan Diet
Gamping Sleman Yogyakarta. Penderita Diabetes Mellitus
Jurnal Skripsi. Tipe 2 Di Puskesmas Panjangan
Bantul Yogyakarta. Jurnal
KEMENKES, (2014). Dipetik Maret 7, Skripsi.
2017, dari
www.depkes.go.id/download.ph Riskesdas RI. (2013). Diakses Maret
p?file=download/pusdatin/info 23 2017, dari
datin/infodatin.pdf.
www.depkes.go.id/resources/do
. (2015). Dipetik Maret 7, wnload/general/Hasil%20Riske
2017, dari sdas%2013. pdf.
http://www.depkes.go.id/resour
ces/download/laporan/kinerja/l Putri, A. (2016). Tetap Sehat di Usia
akip-kemenkes-2015.pdf. Lanjut. Yogyakarta: Genius
Printika.
Rosiana, A. (2014). Pengaruh
Pendampingan Perilaku Diet
Hipertensi Terhadap Kepatuhan
Diet Pada Penderita Hipertensi
di Kampung Sanggrahan.
Jurnal Skripsi.

Shadine, M. (2010). Mengenal


Penyakit Hipertensi, Diabetes,
Stroke, dan Serangan Jantung.
Jakarta: Keenbooks.

Stanley., Beare. (2007). Buku Ajar


Keperawatan Gerontik. Jakarta:
EGC.
Sugiharto, (2007). Faktor-faktor Resiko
Hipertensi Grade II Pada
Masyarakat.Tesis. Semarang:
Universitas Diponegoro.

Sumantri, A. (2015). Pengaruh


Pendidikan Kesehatan
Hipertensi Pada Keluarga
Terhadap Kepatuhan Diet
Rendah Garam Lansia
Hipertensi Di Kecamatan
Sukolilo Kabupaten Pati. Jurnal
Skripsi.

Vitahealth, (2007). Hipertensi. Jakarta:


Erlangga.

World Health Organization, (2003).


International Society of
Hypertension Guideline for
Management of Hypertension.
Journal Hypertension.

Anda mungkin juga menyukai