Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN DESAIN

 Menurut Etimologinya dari bahasa Inggris “Design” yang artinya rancangan, rencana
atau reka rupa
 Mencipta, memikir atau merancang
 Proses merencanakan bentuk agar benda yang dirancang, memiliki fungsi atau
berguna dan juga memiliki nilai keindahan.

TUJUAN DESAIN

 Untuk menyesuaikan dan memprediksi kelebihan, keterbatasan dan juga kemampuan


yang dimiliki.
 Padu padan dengan unsur-unsur seni dan teknologi untuk meraih keamanan,
kenyamanan dan keindahan.
 Dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas hidup manusia.

JENIS DESAIN

 Desain struktur suatu wujud dari sebuah benda yang terdiri dari unsurunsur desain
antara susunana garis, bentuk, ukuran, warna tekstur dan nilai gelap terangnya
 Desain hiasan yang memiliki tujuan untuk menghias desain struktur sebuah benda
atau busana.

METODE DESAIN

 Explosing: Adalah mencari inspirasi dengan berpikir dengan kritis untuk


mendapatkan sebuah desain yang belum pernah dibuat.
 Redefining: Adalah mengolah kembali sebuah desain supaya menjadi bentuk yang
lebih baik dan berbeda
 Managing: Adalah menciptakan desain dengan berkelanjutan dan terus menerus
 Phototyping: Adalah memperbaiki dan atau memodifikasi desain warisan nenek
moyang
 Trendspotting: Adalah membuat sebuah desain menurut tren yang sedang
berkembang

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


SEJARAH

Konsep artistik seni rupa Indonesia perwujudan dari nilai-nilai integral perpaduan dari
dualisme yang saling melengkapi “konsep dwitunggal”

 Dekoratif (Simbolik)
 Dinamis (Keseragaman)
 Artistik

PENGERTIAN

Terbentuk dari suatu susunan yang terdiri atas berbagai corak serta pembagian bidang yang
beraturan

• (InsiklopediNasionalIndonesia jilid6. 1991: 409)

Ragam artinya banyak atau bermacam, Hias artinya memperindah→ilmu yang mempelajari
bermacam hiasan

• KamusBesarBahasa Indonesia

Ragam Hias

Motif di tata teratur secara berulang

Pola atau corak

Desain yang dibuat dari bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen kuat
dipengaruhi oleh bentuk situasi alam benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri Motif/Corak

Ornamen

Elemen hias di dalam motif

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


KAIDAH KHUSUS MEMBUAT MOTIF

 Proporsi yaitu kesesuaian antara ukuran ruang gambar dengan ukuran bentuk gambar,
berkaitan dengan jarak, ukuran, jumlah, dan bidang suatu model sehingga serasi.
 Komposisi yaitu kesesuaian ukuran, macam, dan bentuk dasar sehingga tercipta
bentuk gambar yang serasi, indah, dan berseni.
 Nilai seni (Estetika) yaitu nilai-nilai yang mengutamakan keindahan dengan aspek
proporsi dan komposisi yang terlihat dari sebuah karya seni dan ditata sedemikian
rupa → ada wujud, bobot dan penyajian.

JENIS RAGAM HIAS (SUMBER IDE)

 Flora
 Fauna
 Geometris
 Bebas

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


PENGERTIAN

Deformasi adalah :

 Perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu objek.


 Kegiatan penggayaan atau perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu objek
dengan cara penambahan beberapa unsur visual tertentu sehingga tercipta karya baru
yang lebih menarik.

Stilasi adalah :

 Penggayaan bentuk atau penggambaran dari bentuk alami menjadi bentuk ornamental
(hiasan) dengan cara pengurangan atau penyederhanaan objek sebagai bangun hias
yang menggambarkan sesuatu dan akan disusun pada bidang hias.

TUJUAN DARI DEFORMASI DAN STILASI

Untuk menciptakan suatu karya yang lebih menarik dari pada objek aslinya. Adapun objek
yang digunakan biasanya adalah tentang flora, fauna, dan manusia.

PERBEDAAN ANTARA KARYA ATAU GAMBAR DEFORMASI DAN GAMBAR


STILASI ADALAH SIFATNYA

 Karya atau gambar deformasi lebih bersifat murni


 Karyanya dibuat murni sebagai hiasan.
 Contohnya : objek lukisan yang dipakai sebagai hiasan dinding.
 Karya stilasi lebih bersifat terapan
 Karya lebih fokus pada nilai fungsi.
 Contohnya : motif batik yang objeknya dibuat lebih sederhana dari objek aslinya
supaya mudah diterapkan dalam pembuatan batiknya.

KARAKTERISTIK GAMBAR STILASI

 Memberikan bentuk yang tegas


 Memiliki kesan datar
 Bentuk oranamental (hiasan) yang indah
 Tidak meninggalkan karakteristik objek asli

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN GAMBAR STILASI ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:

1. Menentukan pilihan motif yang akan diwujudkan menjadi stilasi


2. Penggambaran Bangun Luar
Fungsi stilasi sebagai unsur yang diisikan pada bidang hias maka penggambaran
bangun luarnya kemungkinan pertama dapat berbentuk bebas dan kemungkinan lain
dapat mangacu pada bentuk bidang hiasnya, baik berbentuk geometris maupun
nongeometris
3. Menyempurnakan dan melengkapi bagian-bagian bangun luar
Hal ini dilakukan dengan cara membagi-bagi atau merajang bangun luar sesuai
dengan bentuk-bentuk bagian motifnya.
4. Pemberian Isen
Agar lebih indah dan menarik, gambar stilasi perlu dilengkapi dengan isen-isen
berupa variasi titik, garis, blok, dan warna dengan memperhatikan ciri serta sifat khas
sumbernya.
5. Finishing
Dengan membersihkan bagian yang tidak diperlukan dan menyempurnakan
bagianbagian bentuk, garis, blok dan warna sehingga penampilannya menjadi rapi,
bersih dan menarik.
Demikian proses dan tahapan menggambar stilasi seperti tersebut di atas tidak bersifat
mengikat, maka berbagai kemungkinan lain dapat dilakukan untuk mencapai
kesempurnaan hasil sesuai dengan gagasan dan kreativitas masing-masing.

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


POLA SERAK ATAU POLA TABUR

Bentuk pola hias yang diperoleh dengan cara mengulang-ulang suatu motif hias yang
ditempatkan secara teratur pada jarak–jarak tertentu. Pola serak biasanya motifnya kecil,
penempatan motif dapat menghadap ke satu arah, dua arah atau ke semua arah.

POLA BERANGKAI

Pola berangkai bentuknya hampir sama seperti pola serak, hanya pada pola berangkai motif
hiasnya antara motif satu motif dengan motif lainnya saling berhubungan (ada garis
penghubung). Garis yang menghubungkan motifnya dapat berupa garis vertikal, garis
horizontal atau garis diagonal. Motif pada pola berangkai dapat diulang ke bagian atas,
bagian bawah, bagian kiri atau kanan.

POLA PINGGIRAN

Pola pinggiran adalah bentuk pola hias yang diperoleh dengan cara menjajarkan motif hias
yang dibuat secara berulang-ulang. Pengulangan motif hias dapat dilakukan mengarah ke
sebelah kiri, ke kanan, ke atas atau bawah.

Ada enam macam pola pinggiran, yaitu:

 Pinggiran simetris
Pinggiran simetris, motif pinggiran simetris, jika dibelah tengah, akan terdapat dua
bagian yang sama. Motif bentuk simetris dapat diulang ke bagian atas, ke bawah, ke
kanan atau ke kiri dengan motif yang sama.
 Berjalan
Pinggiran berjalan, motif hiasnya disusun agak condong ke kiri atau ke kanan
sehingga motifnya tampak berjalan atau saling berkejaran. Bentuk motif dapat diulang
ke sebelah kanan atau ke kiri.
 Tegak
Pinggiran tegak, penyusunan motif hias untuk pinggiran tegak, motifnya pada bagian
bawah lebih berat (besar) dan bagian atas lebih ringan. Motif dibuat tegak dan dapat
diulang ke bagian kiri atau ke bagian kanan.
 Bergantung
Pinggiran bergantung, kebalikan dari motif tegak, yaitu motif bagian atas berat (besar)
dan motif bagian bawahnya ringan. Motif ini tampak seperti menggantung.

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


 Memanjat
Pinggiran memanjat, motif dari bentuk pinggiran ini tersusun seperti memanjat ke
atas. Motif pada bagian bawah lebih berat dari motif pada bagian puncak lebih ringan.
Pinggiran menurun, merupakan kebalikan dari pinggiran memanjat, bentuk motif
seperti meluncur ke bawah. Motif bagian atas lebih berat dan makin bawah makin
ringan.
 Menurun

POLA BENTUK BEBAS

Pola bentuk bebas disusun menurut kebutuhan atau bidang yang akan dihias. Pola bentuk
bebas rangkaian motifnya dapat dibentuk dan diletakkan sesuai dengan bentuk bidang yang
akan dihias.

POLA HIASAN BIDANG

Untuk mendapatkan hiasan yang serasi, dalam arti sesuai dengan bidang atau bentuk
bendanya, maka pola hias yang didesain perlu memperhatikan bentuk bidang maupun
penempatannya

Penempatan hiasan untuk bidang segi empat berbeda dengan penempatan untuk bidang
berbentuk bundar atau oval. Di samping itu ukuran suatu motif hias harus disesuaikan pula
dengan bidang yang akan dihias.

MACAM POLA HIASAN

 Hiasan Batas
Merupakan pola hiasan yang membentuk batas pada suatu bidang.Hiasan batas pada
umumnya ditempatkan pada sekeliling tepi bidang, baik bidang berbentuk bundar,
oval, segi empat dan sebagainya
 Hiasan Sudut
Merupakan motif hias yang ditempatkan pada sudut suatu bidang. Bentuk motif
hiasan sudut hendaknya serasi dengan bentuk sudut bidang tersebut.
 Hiasan Pusat
Merupakan pola hiasan yang ditempatkan pada tengah–tengah suatu bidang. Motif
hias hendaknya menyebar atau menutup semua latar belakang bidangnya.
 Hiasan Tengah Sisi

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


Dapat ditempatkan pada kedua sisi bagian tengah suatu bidang atau ke empat sisinya.
Motif pada kedua sisi yang berhadapan sebaiknya sama.
 Hubungan Pusat Dengan Tengah Sisi
Merupakan bentuk pola hias yang ditempatkan di bagian pusat dan tengah sisi. Motif
tidak harus sama, tetapi merupakan satu kesatuan yang serasi.
 Hubungan Pusat Dengan Sudut
Merupakan kombinasi bentuk motif hias yang ditempatkan pada bagian pusat dan
sudut suatu bidang. Motif ini misalnya dirancang untuk hiasan bantal kursi. Kedua
rangkaian motif tentunya masih satu bentuk rangkaian motif yang saling terkait.
 Hubungan Sudut Dengan Batas
Merupakan pola hias yang ditempatkan bersama– sama dan saling mengisi pada
bidang suatu sudut. Motif ini merupakan satu rangkaian motif yang terdiri dari motif
untuk hiasan batas dan satu rangkaian motif untuk ditempatkan di bagian sudut
berdekatan dengan hiasan batas.
 Hiasan Kitiran
Merupakan motif hias yang membentuk putaran (seperti kincir), motifnya seperti
berkejaran.
 Hiasan Arah Istimewa
Pola hiasan yang dirancang sesuai dengan bentuk atau bidang yang akan dihias,
misalnya motif hias mengikuti bentuk kerah.

Sumber : Power Point by Vera Dachlan_M.Ds.


SULAMAN PUTIH

Sulaman putih dikerjakan pada kain polos dengan benang hias sewarna, lebih tua atau lebih
muda. Pada zaman dahulu sulaman putih dikerjakan pada tenunan yang putih dengan benang
hias putih. Keindahan dari sulaman ini terletak pada serat timbul dan berlubang dari ragam
hias.

Macam-macam motif Sulaman Putih:

a. Sulaman Inggris
Sulaman Inggris dikenal pada bentuk motif hias yang terdiri dari lubang-lubang
bundar, lonjong atau berbentuk tetes air yang diselesaikan dengan tusuk feston atau
tusuk cordon,dirangkai dengan tusuk pipih dan tusuk tangkai. Tepi sulaman diberi
pinggiran yang berbentuk lengkungan yang disebut bentuk ringgitan. Untuk membuat
lubang, digunakan alat pelubang yang disebut priem. Untuk membuat lubang yang
besar dan bentuk yang lonjong, keliling lubang dijelujur dua kali kemudian lubang
dibuat dengan menggunakan gunting kecil.
b. Sulaman Perancis
Sulaman Perancis merupakan sulaman yang timbul, karena motifnya diisi dengan
tusuk rantai hingga bentuknya cembung. Sulaman ini banyak dipergunakan untuk
monogram ataupun simbol, dengan demikian bentuk dari sulaman Perancis tidaklah
terlalu besar, secukupnya saja karena hanya merupakan simbol.
c. Sulaman Richelieu
Sulaman ini disebut juga dengan sulaman terbuka karena efeknya terbuka (seperti
renda). Motif dari sulaman ini berlubang-lubang. Lubang tersebut diberi beberapa
rentangan benang yang difeston (brides).
d. Sulaman Bayangan
Disebut sulaman bayangan karena yang berfungsi sebagai hiasan adalah bayangannya
saja, karena bayangannya yang kita manfaatkan maka kain yang kita gunakan adalah
kain yang tembus terang seperti paris dan sifon.
SULAMAN BERWARNA

a. Sulaman Bebas
Adalah sulaman yang digunakan untuk menghias dinding atau vigura, menggunakan
berbagai macam teknik menghias kain, dengan bahan dan tusuk hias yang disesuaikan
dengan teknik menghias kain tersebut serta mempunyai ragam hias bebas dan
mem[unyai cerita atau tema.
b. Sulaman Fantasi
Sulaman fantasi adalah sulaman yang menerapkan bermacam-macam tusuk hias
dengan aneka warna benang. Motif hias yang akan dibuat dikerjakan dengan
bermacam-macam tusuk hias paling sedikit tiga macam tusuk hias. Pemakaian tusuk
hias harus sesuai dengan bentuk ragam hias. Motif hias dapat berbentuk bunga,
pemandangan atau geometris.
c. Sulamana Melekatkan
Melekatkan benang adalah teknik menghias kain yang menggunakan benang tebal
untuk membuat hiasan berbentuk garis yang bersambung. Untuk menjahitkan benang
tebal digunakan tusuk balut.
d. Merubah dan Menghias Corak
Merubah Corak : yaitu corak yang sudah ada dirubah dengan tusuk silang tertentu,
sehingga corak atau motifnya berubah. Warna benang tidak boleh berbeda dari salah
satu warna.
Menghias Corak : yaitu corak geometris tersebut dihias dengan menambahkan tusuk
hias pada motifnya menggunakan tusuk hias boleh saja, dan warna benang boleh
berbeda.
e. Lekapan (Aplikasi dan Inkrustasi)
Inkrustasi : Adalah meletakkan secamping kain lain pada bagian buruk kain yang
akan dihias dengan menggunakan tusuk hias. Untuk kain pelekatnya pada inkrustasi
ini cukup satu warna saja atau menggunakan kain tula. Jadi yang dipotong (digunting)
untuk motif adalah kain yang di hias. Pada bagian yang sama dengan kain yang akan
dihias yaitu dengan menggunakan bahan yang tembus pandang.
Aplikasi : Adalah meletakkan secamping kain pada kain yang lain bagian baiknya
dengan menggunakan tusuk hias. Bahan yang dapat di hias dengan teknik aplikasi
adalah sesuai jenis bahan, baik polos, berbunga, kotak-kotak dan sebagainya.
Begitupun untuk kain pelekatnya, benang hias yang di gunakkan hendaknya yang kuat
dan lentur aplikasi dikerjakan pada bagian baik benda.

SULAMAN PADA KAIN BAGI

a. Tusuk Silang Biasa


Tusuk silang biasa adalah ragam hias langsung diisi dengan tusuk silang.
b. Tusuk Silang Asisi
Tusuk silang asisi adalah ragam hiasnya dibiarkan kosong dan backgruondya diisi
satu warna dasar tusuk silang dang dipinggirannya dengan tisu holbein.
c. Tusuk Silang Tapiseri
Tusuk silang tapiser adalah ragam hias diisi gengantusuk yang penuh menutupi
backgruond.
d. Tusuk Silang Holbein
Holbein dikenal pada sulaman yang menggunakan tusuk jelujur/lurus membentuk
segi-segi dan biku-biku. Bentuk tersebut diperoleh dengan dua kali jalan. Teknik ini
dikerjakan pada kain yang dapat dihitung benangnya. Pada bagian baik dan buruk
garis motif sama.
DAFTAR PUSTAKA

https://reezeva.wordpress.com/sulaman-putih/

http://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/08/sulaman-perancis.html

https://likaya2.wordpress.com/tugas-xi/

http://sen1budaya.blogspot.com/2012/07/sulaman.html
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Pencipta Semesta
Alam, karena atas rahmat, karunia dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan kumpulan
tugas ini yang merupakan tugas mata kuliah Desain Hiasan.

Penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah
Desain Hiasan, Ibu Vera Utami Gede Putri, S.Pd, M.Ds.

Penulis menyadari, tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian, semoga tugas ini dapat memberikan manfaat, umumnya kepada para pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.

Jakarta, 6 Januari 2019


Penyusun

(Dini Amalia Prameswari)

NIM. 1515617028

Anda mungkin juga menyukai