Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Simposium II – UNIID 2017

e-ISBN: 978-979-587-734-9

ANALISIS KEKUATAN TALI BAJA (WIRE ROPE) PADA ALAT


ANGKAT GANTRY CRANE PADA PROYEK PEMBANGUNAN
LRT (LIGHT RAIL TRANSIT) ZONA 5 PALEMBANG
Yogi Saputra1, dan Hendri Chandra1
1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang
E-mail: yogisaputra078@gmail.com
E-mail: hendrichandra09@gmail.com

Abstrak. Jalur perlintasan LRT (Light rail transit) dibangun dengan menggunakan erection
girder. Pengangkatan erection girder tersebut menggunakan pesawat angkat gantry crane.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan dari tali baja (wire rope) yang digunakan
pada alat angkat tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara observasi,
survei, tinjauan pustaka, serta perhitungan secara analitis dan evaluasi. Sistem pengangkatan ini
menggunakan tali baja (wire rope) dengan konstruksi 6 X 36 WS + IWRC berdiameter 51 mm.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa untuk tegangan tarik yang bekerja pada tali baja untuk
berat girder 30 ton dan 60 ton masih dalam kondisi aman dikarenakan tegangan yang bekerja
σt< σijin, yaitu 18.571 kg/mm2 < 33.3 kg/mm2 dan 23.1313 kg/mm2 < 33.3 kg/mm2.

Kata kunci : Erection Girder, Gantry Crane, LRT (Light Rail Transit), Tali baja (Wire - Rope)

I. PENDAHULUAN
Dalam bidang konstruksi tali baja (Wire Rope)
Palembang merupakan ibu kota Provinsi Sumatera harus dipilih yang sangat sesuai dengan kebutuhan
Selatan. Letak yang strategis membuat Palembang sehingga dapat menghemat biaya. Menurut Chandra
diharuskan memiliki infrastruktur transportasi yang dan Yogi (2016) tegangan tarik yang bekerja pada tali
memadai untuk mendukung pergerakan di sektor lalu baja untuk berat girder 30 ton dan 60 ton masih dalam
lintas. Untuk mensukseskan Asian Games 2018 di kondisi aman dikarenakan tegangan yang bekerja σ t <
Palembang Pemerintah membangun LRT (Light Rail σijin, yaitu 18.571 kg/mm2 < 33.3 kg/mm2 dan 23.1313
Transit) yang dianggap sangat efektif (Kementrian kg/mm2 < 33.3 kg/mm2. Sehingga menurut penulis
perhubungan, 2016). Dalam proses pembangunannya, masih bisa diganti dengan menggunakan tali baja yang
kebutuhan alat berat membawa dampak positif karena lebih efisien.
digunakan sebagai sarana untuk mempermudah dan Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
menjadikan proses tersebut menjadi lebih efisien. kekuatan dari tali baja (wire rope) tersebut.
Jalur perlintasan kereta itu sendiri dibangun dengan Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis
menggunakan girder yang diangkat dengan tertarik untuk meneliti tentang ”Analisis kekuatan tali
menggunakan alat berat gantry crane yang dianggap baja (wire rope) pada alat angkat gantry crane pada
sangat membantu dikarenakan tidak harus proyek pembangunan LRT (Light Rail Transit) zona 5
menggunakan area yang luas dan sistem pengangkatan Palembang”.
ini menggunakan tali baja (Wire rope) dikarenakan
salah satu elem yang sangat pentig dalam mengangkat
II. METODOLOGI PENELITIAN
dan memindahkan beban yang mampu menahan gaya
tarik. Menurut SNI.0076 (2008) Tali baja memiliki Metodologi merupakan tahapan yang dilakukan
pintalan dari 6 atau lebih pilinan kawat baja (Strandi), dalam melakukan penelitian dan bermanfaat untuk
baik yang di lapisi seng maupun yang tanpa dilapisi mendukung pembuatan laporan berdasarkan data yang
seng. Tali baja (Wire rope) dipilih karena memiliki diperoleh selama melakukan penelitian tersebut.
keunggulan dibandingkan dengan rantai antara lain: Penelitian ini dilakukan di Proyek Pembangunan LRT
lebih ringan, tahan terhadap sentakan, operasi yang (Light Rail Transit) dan dilakukan selama 2 bulan.
tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi, Metode yang dipakai disini adalah dengan cara
lebih flexsible sehingga dapat dilengkungkan ke segala observasi, Survey, tinjauan pustaka serta perhitungan
arah. secara analitis dan evaluasi.

Palembang, 19-20 September 2017 417


Prosiding Simposium II – UNIID 2017
e-ISBN: 978-979-587-734-9

d. Kecepatan angkut : 0.04 m/Menit


e. Tinggi angkut :1.20 m
Berikut Merupakan Langkah-langkah Metodologi Tabel 1. Spesifikasi tali baja 6 X 36 WS + IWRC
penelitian: Nominal Minimum breaking
a. Observasi Weight 100 m
diameter load 1,960 N/mm2
Observasi dilakukan melalui kunjungan langsung (mm) (Kg) (kN) (Kg)
terhadap proses pembangunan LRT (Light Rail 42 721.00 1230.00 12500
Transit) dan mengamati proses pengangkatan dari 44 792.00 1350.00 138000
girder. 48 942.00 1610.00 164000
b. Survey 51 1064.00 1815.00 185000
Survey dilakukan untuk mengumpulkan data-data 52 1110.00 1890.00 193000
yang dibutuhkan selama proses penelitian. Data- 56 1280.00 2190.00 223000
data didapat yaitu data teknis dari material/ wire
rope Dari tabel yang didapat diatas, maka nilai breaking
c. Tinjauan pustaka strenght: 200 kg/mm2 dan nilai breaking load : 185.000
Tinjauan pustaka dilakukan untuk memperoleh kg.
imformasi tambahan yang dibutuhkan untuk
melanjutkan penelitian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Analisis Dalam hal ini berat muatan yang diangkat adalah 30
Tahap perhitungan dimulai dari pemilihan jenis ton dan 60 ton.
tali baja seperti diameter tali, breaking strenght,
braking load. Dari tahap ini penulis selanjutnya A. Beban 30 ton
meganalisis hasil perhitngan tersebut.
Menurut (Pulungan, 2009) Beban pengangkatan
menjadi 10% dari beban semula sehingga berat muatan
yang diangkat menjadi:

(1)
= 33000 kg

Kapasitas angkat total:

(2)
= 38000 kg

Diagram lengkung tali baja pada mekanisme ini


Gambar 1. Penampang tali baja jenis 6 X 36 WS+IWRC
dapat dilihat pada Gambar 3.
Berikut data Wire Rope yang digunakan:
a. Jenis wire rope : Ungalvanized Steel Wire
Rope
b. Grade : EIPS Grade
c. Konstruksi wire rope : 6 x 36 WS + IWRC
d. Diameter wire rope : 2 Inch

Gambar 3. Diagram lengkung tali baja

Q = S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 + S7 + S8 + S9 +
S10 + S11 + S12

Maka tarikan tali maksimum:


Gambar 2. Jenis Gantry yang di pakai
(3)
Berikut Data Pesawat angkat yang digunakan:
= 3714. 13 kg
a. Jenis pesawat angkat : Gantry crane
b. Model : Hoist crane Kekuatan putus tali sebenarnya:
c. Kapasitas angkut : 120 Ton

Palembang, 19-20 September 2017 418


Prosiding Simposium II – UNIID 2017
e-ISBN: 978-979-587-734-9

P = S.K (4)
= 22284.8 kg
Tarikan maksimum tali yang diijinkan: Ditinjau dari kriteria kegagalan menurut Chandra
(2007), kegagalan lelah dimulai dengan retak (biasanya
(5) terdapat pada permukaan bebas) yang terjadi pada
tarikan. Kegagalan lelah adalah hal yang sangat
= 30833 kg membahayakan, karena terjadi tanpa petunjuk awal.
Tegagan tarik yang diijinkan: Tegangan geser yang bekerja < Tegangan geser
maksimum
(6) τw < τmaks
= 33.3 kg/mm 2 ½ σw < σy/2
½ σt < σb/2
Luas penampang tali baja: 9.286 kg/mm2 < 50 kg/mm2

(7) B. Beban 60 ton


Sama hal nya dengan pengangkatan beban ada 30
Atau: ton menurut (Pulungan, 2009) penambahan beban
pengangkatan menjadi 10% dari beban semula
sehingga berat muatan yang diangkat menjadi:

(10)
= 66000 kg
i = 6 x 36 = 216 (jumlah wire)
Kapasitas angkat total:
: perbandingan diameter drum dan diameter tali
(11)
baja dengan jumlah lengkungan 12
= 71000 kg
Dimana nilai E’ = 800000 kg/cm2
Diagram lengkung tali baja dapat dilihat pada
Gambar 4.
Maka:

(8)

= 2 cm2

Tegangan tarik yang terjadi adalah:

(9)
= 18.571 kg/mm2

Terlihat bahwa wire rope atau tali baja masih sangat Gambar 4. Diagram lengkung tali baja
aman untuk digunakan karena S < Sijin yaitu : 3714.13
kg < 30833 kg dan < yaitu : 18.571 kg/mm2 < Q = S1 + S2 + S3 + S4 + S5 + S6 + S7 + S8 + S9 +
2 S10 + S11 + S12
33.3 kg/mm .
Maka tarikan tali maksimum:
Ditinjau dari ketahan fatigue:

σt < σE (12)
= 0,34 x σb = 6940 kg
= 0.34 x 200
= 68 kg/mm2 Kekuatan putus tali sebenarnya:

Nilai tegangan tarik yang terjadi < nilai ketahanan P = S.K (13)
fatigue pada beban 30 ton = 41640 kg

= σt < σE Tarikan maksimum tali yang diijinkan:


= 18.571 kg/mm2 < 68 kg/mm2

Palembang, 19-20 September 2017 419


Prosiding Simposium II – UNIID 2017
e-ISBN: 978-979-587-734-9

(14)
= 30833 kg Pada Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukkan
Tegangan tarik yang diijinkan: perbandingan antara beban 30 ton dan beban 60 ton.

(15)
= 33.3 kg

Luas penampang tali baja dihitung dengan rumus:

(16)

Atau:

(17)

i = 6 x 36 = 216 (jumlah wire)

: perbandingan diameter drum dan diameter tali


baja dengan jumlah lengkungan 12 Gambar 5. Grafik beban 30 ton

Dimana niali E’ = 800000 kg/cm 2

Maka:

(4)

= 3 cm2

Tegangan tarik yang terjadi adalah:

(4)
= 23.1313 kg/mm2

Terlihat bahwa wire rope atau tali baja masih sangat


aman untuk digunakan karena S < Sijin yaitu : 6940 kg
< 30833 kg dan < yaitu : 23.1313 kg/mm2 <
2
33.3 kg/mm .
Gambar 6. Grafik beban 60 ton
Ditinjau dari ketahan fatigue:

= σt < σE
IV. PENUTUP
= 0,34 x σb Karakteristik wire rope:
= 0.34 x 200 Jenis wire rope : Ungalvanized steel wire rope
= 68 kg/mm2 Konstruksi : 6 x 36 WS + IWRC (EIPS grade)
Beban patah : 185000 kg
Nilai tegangan tarik yang terjadi < nilai ketahanan Tegangan patah/ kuat tarik : 200 kg/mm2
fatigue pada beban 60 ton Diameter tali baja : 51 mm

= σt < σE Dari data atau spesifikasi dari gantry crane dan tali
= 23.1313 kg/mm2 < 68 kg/mm2 baja (wire rope) yang digunakan, Setelah di hitung
Secara analisis maka didapatlah nilai tegangan Pada
Ditinjau dari kriteria kegagalan atau kerusakan: beban 30 Ton S < Sijin yaitu : 3714.13 kg < 30833 kg
dan < yaitu : 18.571 kg/mm2 < 33.3 kg/mm2
τw < τmaks dan pada Beban 60 ton bernilai S < Sijin yaitu : 6940 kg
½ σw < σy/2 < 30833 kg dan < yaitu : 23.1313 kg/mm2 <
½ σt < σb/2 33.3 kg/mm , 2
Sehingga dari perhitungan Dan
11.566 kg/mm2 < 50 kg/mm2 membandingkan diagram grafik disetiap beban dapat

Palembang, 19-20 September 2017 420


Prosiding Simposium II – UNIID 2017
e-ISBN: 978-979-587-734-9

disimpulkan bahwa wire rope masih sangat aman air”, skripsi tidak dii publikasikan, Medan: Universitas
Sumatera Utara.

Pulungan, muhammad anhar., 2009, “Perancangan


DAFTAR PUSTAKA mekanisme spreader ganry crane dengan kapasitas 40
Chandra, Hendri., 2007, ”Analisis fatigue poros pompa ton dengan tinggi angkat maksimum 41 meter yang
vakum”, Palembang : Universitas Sriwijaya. dipakai di pelabuhan laut”, Skripsi tidak dipubliskan,
Kementrian perhubungan, 2016, “Dokumen Perkualifikasi: Medan : UniversItas Sumatera Utara.
Perkualifikasi pengadaan badan usaha proyek
kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) SNI 0076, 2008, “Tali Kawat Baja”, hlm: 1, Jakarta: Badan
pengelola prasarana kereta api ringan (Light Rail Standar Nasional Indonesia (BSNI)
Transit) di Provinsi Sumatera Selatan”, hlm: 9, Jakarta:
Kementrian perhubungan. Veder, hendrik., 2016. Product catalogue, Netherlands:
Rotterdam office.
Kholil, ahmad., 2012, “Alat berat”, Bandung: PT. Remaja
rosdakarya. http://www.hendrikvedergroup.com/_asset/_public/Hendrik-
Veder-Group/Downloads/Product-catalogue-HVG-
Manurung, Fernando., 2009, “Perancangan overhead Norway-AS.pdf (diakses 4 maret 2017)
travellimg crane dengan kapasitas angkat 120 TON, dan
perhitungan bahan crane pada pembangkit listrik tenaga

Palembang, 19-20 September 2017 421

Anda mungkin juga menyukai