Anda di halaman 1dari 350

PELATIHAN CALON PELATIH (PCP) BERJENJANG TINGKAT DASAR

JAKARTA, 29 Juli s.d 3 Agustus 2016


 

  IGTKI_PGRI Mengadakan Pelatihan Calon Pelatih (PCP) Berjenjang Tingkat


Dasar bagi guru-guru PAUD/TK yang sudah mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Dasar,
dari dana bantuan Block Grant dari Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan DIKMAS yang
dilaksanakan pada tanggal 29 Juli s.d 3 Agustus 2016 di Gedung Sekretariat PP IGTKI –
PGRI, Jl. Makmur No.25 Ciracas Jakarta Timur, yang diikuti oleh 55 peserta dari
JABODETABEK. Acara berjalan dengan baik dan lancar sampai hari terakhir acara.

A. KURIKULUM DIKLAT
PELATIHAN CALON PELATIH (PCP) BERJENJANG TINGKAT DASAR
JAM PELAJARAN
NO MATERI
Teori Praktek Jumlah
A. MateriKebijakan
Kebijakan Direktorat Pembinaan GTK PAUD 2 - 2
1 dan Dikmas
2 Kebijakan DirektoratPembinaan PAUD 2 - 2
B. Materi Keahlian
3 Konsep Dasar PAUD 1 2 3
4 Perkembangan Anak Usia Dini 1 3 4
Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus 1 3 4
5
(ABK)
6 Cara Belajar AUD 1 3 4
7 Kesehatan dan Gizi AUD 1 3 4
8 Perencanaan Pembelajaran 1 7 8
9 Evaluasi Kegiatan Pembelajaran 1 4 5
10 Etika dan Karakter Pendidik AUD 1 1 2

11 Komunikasi dalam Pengasuhan 1 1 2

C. Materi Kepelatihan
12 Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi) 1 1 2

1 1 2
13 Etika dan Karakter Pelatih
1 1 2
14 Strategi Pelatihan

15 Komunikasi danMotivasi 1 1 2
16 Penyusunan Rencana Pelaksanaan 1 1 2
Pembelajaran dalam Pelatihan (RP3)
17 Praktek Melatih (Micro Teaching) 10 10
18 Tugas Mandiri 80
JUMLAH 18 42 140

B. RINCIAN KEGIATAN TUGAS MANDIRI


Waktu Pelaksanaan : 80 jam (@ 45 Menit ) :
No Kegiatan JPL Jumlah
Perencanaan (Pembuatan RPPH, Materi yang
A 15 15
dipilih)
Persiapan Kegiatan (Menyiapkan media
B 15 15
pembelajaran untuk 2 materi)
C Pelaksanaan Kegiatan (Praktek untuk 2 materi) 20 20
D Penilaian Kegiatan untuk masing-masing materi 15 15
E Laporan Tugas Mandiri harus 2 kegiatan 15 15
Total Jam 80

C. NARA SUMBER
PELATIHAN CALON PELATIH (PCP) BERJENJANG TINGKAT DASAR
NO MATERI NARASUMBER

Kebijakan Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan Dr. Nugaan Yulia Wardhani
1
Dikmas Siregar, M.PSi
2 Kebijakan Direktorat Pembinaan PAUD Ella Yulaelawati R.M.A,Ph.D
3 Konsep Dasar PAUD Dr.Yuliani Nurani,M.Pd
4 Perkembangan Anak Usia Dini Drs. Nasruddin
5 Pengenalan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Rini Prasetyaningsih,M.Pd
6 Cara Belajar AUD Dra.Sri Wahyuningsih,M.Pd
7 Kesehatan dan Gizi AUD dr. Reny
8 Perencanaan Pembelajaran Hj. Farida Yusuf, M.Pd
9 Evaluasi Kegiatan Pembelajaran Ali Nugraha, M.Pd
10 Etika dan Karakter Pendidik AUD
Dra. Evita Adnan, M.Psi
11 Etika dan Karakter Pelatih
12 Komunikasi dalam Pengasuhan Dr. Yuliani Nurani,M.Pd
13 Komunikasi dan Motivasi Drs. Nasrudin
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
14 Dra.Sri Wahyuningsih, M.Pd
dalam Pelatihan (RP3)
15 Strategi Pelatihan Ali Nugaha, M.Pd

16 Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi) Dr. Pujianto

Hj. Farida Yusuf, M.Pd


17 Praktek Melatih (Micro Teaching) Sri Wahyuningsih M.Pd
Maryati Nuraidah,S.Pd

 
CARA BELAJAR ANAK USIA 
DINI MELALUI BERMAIN

DIREKTORAT PEMBINAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS
DIREKTORAT JENDRAL  GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 
TAHUN 2015
TUJUAN PELATIHAN
• Menjelaskan azas‐azas pembelajaran anak usia dini
• Menjelaskan ciri ‐ciri bermain
• Menjelaskan Tiga Jenis Main
• Menjelaskan Pijakan Main 
• Pendekatan Saintifik
Pernyataan Jean Piaget (1972, p. 27)
tentang bagaimana anak belajar :

• “Anak seharusnya mampu melakukan


percobaan dan penelitian sendiri. Guru,
tentu saja, bisa menuntun anak-anak
dengan menyediakan bahan-bahan yang
tepat, tetapi yang terpenting agar anak
dapat memahami sesuatu, ia harus
membangun pengertian itu sendiri, ia
harus menemukannya sendiri”.
APA CIRI-CIRI BERMAIN ?
• Atas dasar sukarela, bukan paksaan.
• Selalu menyenangkan, mengasyikkan dan
menggairahkan.
• Lebih mementingkan proses daripada tujuan.
• Partisipasi aktif, baik secara fisik maupun
secara psikis.
• Bebas dilakukan oleh anak. Bebas membuat
aturan sendiri dan mewujudkan fantasinya.
• Makna dan kesenangan bermain sepenuhnya
ditentukan anak sebagai pelaku.
Tiga Jenis Bermain
1. Sensorimotor atau Fungsional

2. Main Peran atau Simbolik


• Makro
• Mikro

3. Main Pembangunan
• Sifat cair dan terstruktur
1. Main Sensorimotor atau Fungsional

• Main Sensorimotorik adalah: Gerakan bebas


otot besar dan kecil serta menggunakan
seluruh inderanya untuk melatih tubuh dan
fungsi‐fungsi sensorimotornya
Kegiatan Sensorimotor
• Mereka akan menggerakkan tangannya ke pasir, 
air, beras, dan lain‐lain untuk merasakan bahan‐
bahan itu.  
• Mereka dapat merobek kertas, bermain
playdough, engkle, melompat, merangkak dan
berlari. 
• Mereka akan memegang dan membawa balok 
dan bahan pembangunan terstruktur lainnya 
sampai mereka mengerti penggunaannya dan 
bagaimana cara meletakkannya. 
2.MAIN PERAN ATAU SIMBOLIK
• Melalui pengalaman main peran, 
anak diberi kesempatan untuk
menciptakan kembali kejadian
kehidupan nyata dan
memerankannya secara simbolik.
• Main peran juga disebut main 
simbolik, role play, pura‐pura, 
make‐believe, fantasi, imajinasi, 
atau main drama
Jenis Main Peran
Ada dua jenis main peran: mikro
dan makro.
Main peran mikro anak
memainkan peran melalui tokoh
yang diwakili oleh benda- benda
berukuran kecil, contoh kandang
dengan binatang-binatangan
dan orang-orangan kecil.
Main peran makro anak bermain
menjadi tokoh menggunakan
alat berukuran besar yang
digunakan anak untuk
menciptakan dan memainkan
peran-peran.
3. Main Pembangunan
• Anak bermain dengan benda untuk
mewujudkan ide/gagasan yang dibangun
dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk
nyata.
• Saat anak menghadirkan dunia mereka
melalui main pembangunan, mereka berada
di posisi tengah antara main dan kecerdasan
menampilkan kembali (merefleksikan)
Bahan Main Pembangunan
• Bahan main pembangunan sifat cair atau
bahan alam : Cat, krayon, spidol, play dough, 
air, dan pasir dianggap sebagai, 
• Bahan main pembangunan yang terstruktur: 
balok unit, LegoTM, balok berongga, Bristle 
BlockTM, dan bahan lainnya dengan bentuk
yang telah ditentukan sebelumnya
BAHAN PEMBANGUNAN SIFAT CAIR
• Anak‐anak harus memiliki pengalaman harian yang 
membolehkan mereka untuk berhubungan dengan 
bahan pembangunan sifat cair yang menyediakan 
kesempatan untuk menggambar, melukis, dan 
keterampilan awal menulis.
• Bahan‐bahan seperti kertas dengan tekstur, ukuran, 
dan warna yang berbeda, dengan spidol dan krayon, 
papan lukis dengan kertas berbagai ukuran dan kuas‐
kuas akan membantu anak sepanjang waktu untuk 
berkembang melalui tahap awal dari corat‐coret ke 
penciptaan sesuatu yang mewakili wujud nyata dan 
tahap awal dari corat‐coret ke menulis kata kemudian 
kalimat.
Anak mengeluarkan ide dengan aneka bahan
untuk menghasilkan karya, misalnya :
•Membuat kerajinan
•Membangun balok
•Menggambar, melukis, dll
LATIHAN
BUAT CONTOH KEGIATAN MAIN YANG 
MENGEMBANGKAN:
1. Sensorimotor atau Fungsional
2.   Main Peran atau Simbolik
• Makro
• Mikro
3.    Main Pembangunan
• Sifat cair dan terstruktur
INTENSITAS
• Sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk
mendapat‐kan pengalaman dalam tiga jenis
main sepanjang hari dan sepanjang tahun.
• Waktu dalam satu hari pada kegiatan inti
minimal 60 menit
DENSITAS
• Densitas adalah berbagai macam cara setiap jenis
main tersebut dihadirkan untuk pengalaman anak
• Konsep densitas menekankan pada kegiatan yang 
berbeda yang disediakan orang dewasa di lingkungan 
anak usia dini untuk anak. 
• Kegiatan‐kegiatan ini harus memperkaya kesempatan 
pengalaman anak melalui tiga jenis main dan dipilih 
sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan 
anak
PIJAKAN
• Dukungan yang berubah‐ubah selama 
kegiatan belajar, yang disesuaikan dengan 
perkembangan yang dicapai anak yang 
diberikan sebagai pijakan untuk mencapai 
perkembangan yang lebih tinggi.
• Dukungan lebih banyak diberikan ketika tugas 
lebih baru, dukungan lebih sedikit ketika 
kemampuan sudah meningkat
• Menanamkan penguasaan diri dan 
kemandirian anak
(Vigotsky, Pamela Phelps.1998;  Pedoman Pembelajaran dengan Pendekatan 
Beyond Centers and Circle Time (BCCT), Depdiknas, 2004) 
PENTINGNYA PIJAKAN BERMAIN
BAGI  PENDIDIK
 Mudah dalam merancang, dan    melaksanakan kegiatan 
main yang bermutu
 Mudah mengelola peserta didik
BAGI ANAK
 Stimulasi seluruh aspek pengembangan
 Mendapat pemahaman tentang apa yang akan yang 
akan dikerjakan
 Belajar cara berfikir teratur dan sistematis 
 Meningkatkan kemandirian dan kemampuan penguasaan 
diri
Pijakan pengalaman main
A. Pijakan lingkungan main 
B. Pijakan pengalaman sebelum main 
C. Pijakan pengalaman saat main 
D. Pijakan pengalaman setelah main
A. PENYIAPAN LINGKUNGAN MAIN
• Guru menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan
• Guru menata alat dan bahan sesuai dengan rencana harian
yang telah di buat
• Alat dan bahan sangat terkait dengan kegiatan yang akan
dikelola guru pada hari itu. 
• Alat dan bahan di tata untuk menarik minat belajar anak.
Penyambutan Kedatangan Anak
• Sikap:
Senyum
Salam
Sapa
• Mengapa perlu?
• Agar pendidik dapat membangun kedekatan
dengan anak, untuk mengetahui kondisi fisik
dan emosi anak.
Gerakan Kasar (saat lingkaran) 

• Mengucap Ikrar
• Tanya jawab tentang hal yang umum
(kejadian‐kejadian yang dialami anak)
• Bermain motorik kasar (gerak dan lagu, 
senam, melompat, permainan tradisional dll)
Toilet  Training (Transisi)

• Membiasakan anak mandiri melakukan buang


air kecil, buang air besar, dan mencuci tangan.
• Pendidik memberikan kesempatan pada anak
untuk melakukan buang air kecil, buang air  
besar, dan mencuci tangan baik secara mandiri
atau dibantu pendidik.
B. KEGIATAN PEMBUKAAN
(PIJAKAN SEBELUM MAIN)
• Kegiatan pembukaan ditujukan untuk
membantu membangun minat anak agar anak
siap bermain di kegiatan inti. 
• Kegiatan pembukaan penting untuk
mengenalkan materi pembelajaran.
• Kegiatan pembukaan dimanfaatkan guru 
untuk mengenalkan kegiatan bermain yang 
sudah disiapkan, aturan bermain, menerapkan
pembiasaan‐pembiasaan, dan sebagainya.
B. Kegiatan pembukaan
(Pijakan Sebelum Main)
• Menyapa anak
• Mengajak berdoa sebelum belajar
• Mengajak anak untuk bersama‐sama
mengabsen temannya
• Mendiskusikan tema/materi yang akan
dibangun
• Membacakan buku atau bercerita sesuai
dengan tema yang di bahas pada hari
tersebut.
• Bernyayi atau atau bermain yang sesuai
dengan tema
• Menyampaikan kegiatan main dan membuat
kesepakatan bersama dengan anak.
C. Kegiatan Inti
(Pijakan Saat Main)
• Proses belajar menerapkan PENDEKATAN 
SAINTIFIK yakni anak mengamati sesuai
dengan tema yang dibahas, menanya, 
mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan.
• Proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik diterapkan secara lebih fleksibel
dan lebih luas. Artinya bisa diterapkan di 
dalam ruangan, di luar ruangan, 
menggunakan sumber belajar yang ada, 
atau memanfaatkan sumber belajar
lingkungan.
• Kegiatan Inti memberi kesempatan anak
untuk bereksplorasi membangun
pengalaman bermain yang bermakna.
Pendekatan Saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang agar anak
secara aktif dapat mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN
PENDEKATAN SAINTIFIK

1. Anak belajar secara bertahap


KARAKTERISTIK 2. Cara berpikir anak secara khas
CARA ANAK USIA 3. Anak-anakMETODE
belajar dengan berbagai cara
DINI BELAJAR 4. Anak belajar dari sosialisasi

1. Belajar melalui bermain


2. Berorientasi pada perkembangan anak
3. berorientasi pada kebutuhan anak
4. Berpusat pada anak
5. Pembelajaran aktif
PRINSIP 6. Berorientasi pada pengembangan nilai-nilai
PEMBELAJARAN karakter
PAUD 7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan
hidup
8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan
narasumber
PROSES PENDEKATAN SAINTIFIK :

Mengamati METODE
Proses
Saintifik
Mengomuni merupakan
Menanya rangkaian
kasikan
inkuiri
(mencari tahu
dengan cara
menjelajah)
yaitu:

Menalar Mengumpulkan
informasi
1. MENGAMATI
Proses mengamati menggunakan
indera (penglihatan, pendengaran,
penghidu, peraba, dan pengecap).
Semakin banyak indera yang
digunakan dalam proses
mengamati maka semakin banyak
informasi yang diterima dan
diproses dalam otak anak. Guru
berperan sebagai
pendukung/fasilitator.
2. MENANYA
• Anak bertanya didorong oleh
rasa ingin tahu tentang suatu
benda atau kejadian dan
menemukan pengetahuan baru.
• Guru dapat membantu anak untuk
menyusun pertanyaan yang ingin
mereka ketahui.
3. MENGUMPULKAN INFORMASI
• Mengumpulkan informasi
merupakan proses mencari jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang
disampaikan anak di Tahap
Menanya.
• Mengumpulkan informasi dapat
berasal dari berbagai sumber, baik
manusia, buku, film, mengunjungi
tempat atau media.
Bentuk Mengumpulkan informasi

1. Mengeksplorasi objek amatan melalui kegiatan


bermain.
2. Coba gagal dilakukan secara berulang.
3. Guru memfasilitasi curah gagasan agar anak
dapat mendengar informasi dari pendapat
teman.
4. Guru mengajak anak mengeksplorasi buku
terkait.
5. Guru menghadirkan nara sumber terkait tema
6. Guru mengajak anak ke lokasi tertentu
4. MENALAR

Proses Menalar merupakan proses


menghubungkan pengetahuan lama dengan
pengalaman baru.

Menalar untuk memverifikasi


mencocokkan informasi) dari pengalaman
belajar anak dengan
pengetahuan/keterampilan yang telah
imiliki dan meyakinkan
pengalaman/kerampilan baru yg dimiliki
nak.
Proses Menalar dapat terlihat saat anak
mampu:

Menyebutkan persamaan
Contoh : “Telinga kelinci panjang seperti telinga kambing”

Menyebutkan perbedaan
Contoh : “Tapi telinga kelinci ujungnya ke atas, kalau telinga
kambing ujungnya ke bawah.”
Mengelompokkan:
“Kelinci itu kakinya empat, seperti kodok, kambing,
kucing, dan anjing”
5. MENGOMUNIKASIKAN
Mengomunikasikan adalah proses penguatan
pengetahuan/keterampilan baru yang didapatkan anak.
Mengomunikasikan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya bahasa lisan, gerakan, hasil karya.
Tugas guru adalah membantu anak meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dengan bahasa verbal
LANJUTAN
ada tahap mengomunikasikan ditekankan
ada anak menyampaikan gagasannya
melalui berbagai kegiatan bermain yang 
isiapkan. 
egiatan bermain disesuaikan dengan model 
embelajaran sentra /area /sudut/ 
elompok dengan kegiatan pengaman.
umlah kegiatan yang disediakan setiap
arinya minimal 4 kegiatan yang berbeda
ntuk memfasilitasi anak agar tetap fokus
ermain. 
enguatan dengan mengingat kembali
recalling) merupakan bagian dari kegiatan
main di Inti. Recalling untuk menguatkan
LATIHAN
PRAKTEK PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN 
MENGGUNAKAN ALAT/BAHAN/MEDIA YANG 
ADA DI LINGKUNGAN TERDEKAT SAAT 
PELATIHAN. 
eran pendidik pada saat 
jakan Saat Main
Memberikan waktu main (60 menit) untuk anak
Membantu anak jika ada yang kesulitan dengan
alatnya
Memperkuat dan memperluas bahasa anak
Memperluas gagasan main anak dengan
pertanyaan terbuka yang sudah disiapkan
Membantu anak untuk menemukan pengetahuan
melalui kegiatan mainnya.
Mengamati dan mendokumentasikan
perkembangan dan kemajuan main anak
. Kegiatan Penutup
Pijakan Setelah Main)
Membereskan alat main 
Menanyakan apa perasaan anak setelah main
Menanyakan kegiatan main yang telah
dilakukan anak
Menanyakan kembali pengetahuan (konsep) 
apa yang telah ditemukan anak selama main 
Menghubungkan dengan kegiatan yang akan
Kegiatan Penutup
(Pijakan Setelah Main)

Kegiatan penutup dilakukan di akhir kegiatan


hari tersebut.
Di kegiatan penutup dapat mengulang
kembali apa yang dilakukan pada saat
kegiatan pembukaan, seperti bernyanyi, 
bertepuk, bercerita, dll.
Kegiatan penutup juga dapat diisi dengan
kegiatan rutin untuk memperkuat sikap yang 
diharapkan, seperti berdoa, mengucap
salam, membereskan mainan, dll.
Kegiatan penutup dilakukan untuk menarik
minat anak belajar esok harinya.
Penutup
Penenangan, refleksi dan kesimpulan dari
kegiatan yang telah dilakukan
Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
Doa penutup
LATIHAN
MULASI:
PIJAKAN LINGKUNGAN MAIN
PIJAKAN SEBELUM MAIN
PIJAKAN SAAT MAIN
PIJAKAN SETELAH MAIN
Metode Pembelajaran
– Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita
secara lisan. Cerita harus diberikan secara menarik. Anak
diberi kesempatan untuk bertanya dan memberikan
tanggapan. Pendidik dapat menggunakan buku sebagai
alat bantu bercerita. 
– Demonstrasi digunakan untuk menunjukkan atau
memeragakan cara untuk membuat atau melakukan
sesuatu. 
– Bercakap‐cakap dapat dilakukan dalam bentuk tanya jawab
antara anak dengan pendidik atau antara anak dengan
anak yang lain. 
LANJUTAN……
– Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk
memberi pengalaman yang nyata kepada anak
baik secara individu maupun secara berkelompok. 
– Sosio‐drama/bermain peran dilakukan untuk
mengembangkan daya khayal/imajinasi, 
kemampuan berekspresi dan kreatifitas anak
terhadap tokoh‐tokoh yang diperankan atau
benda‐benda yang ada di sekitar. 
LANJUTAN……..
Karyawisata adalah kunjungan secara langsung ke objek‐objek yang 
sesuai dengan tema dan bahan kegiatan yang sedang dibahas di 
lingkungan kehidupan anak. 
Projek merupakan suatu tugas yang terdiri atas rangkaian kegiatan
yang diberikan oleh pendidik kepada anak baik secara individu
maupun secara berkelompok dengan menggunakan objek alam
sekitar maupun kegiatan sehari‐hari sebagai bahan pembahasan. 
Eksperimen merupakan pemberian pengalaman kepada anak
dengan melakukan percobaan secara langsung dan mengamati
hasilnya.
MENGENAL
AHAP PERKEMBANGAN KARYA ANAK
AHAP PERKEMBANGAN KARYA ANAK

Tahapan bermain ronce
Tahapan perkembangan menggunting
Tahapan perkembangan karya seni 
anak
Tahapan perkembangan menulis
Tahapan bermain ronce

1. Mengisi dan mengosongkan
2. Menggunakan ronce sebagai alat bermain peran
3. Merangkai ronce hingga ujung tali
4. Merangkai ronce berdasarkan warna
5. Merangkai ronce berdasarkan bentuk
6. Merangkai ronce berdasarkan warna dan bentuk yang 
sama
7. Merangkai ronce berdasarkan warna, bentuk, dan 
ukuran
8. Merangkai ronce berdasarkan pola yang dibuatnya 
sendiri
ahapan Perkembangan Menggunting

ra Menggunting:
1. Memungut atau Menjepit Banda‐benda 
Kecil
2. Merobek dan Meremas
Perkembangan Menggunting
1. Menggunting sekitar pinggiran kertas
2. Menggunting dengan sepenuh bukaan
gunting
3. Membuka dan menggunting terus menerus
sepanjang kertas
4. Menggunting diantara dua garis lurus
5. Menggunting bentuk tetapi tidak pada garis
6. Menggunting pada garis tebal dengan
terkendali
7. Menggunting bermacam‐macam bentuk
Tahapan Perkembangan Menulis
1. Coretan‐coretan acak
2. Coretan terarah
3. Garis dan bentuk khusus diulang‐ulang, atau 
menulis garis tiruan
4. Latihan huruf‐huruf acak atau nama
5. Menulis nama
6. Mencontoh kata‐kata di lingkungan
7. Menemukan ejaan
Tahapan Menulis
Etika dan Karakter GTK PAUD

DIREKTORAT PEMBINAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS


DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAAYAAN
Identitas Pelatih
Nama : ............................................................
Alamat : ........................................................................................
Kegiatan : .............................................................................................
1) Guru dapat menjelaskan konsep etika dan
etika Guru PAUD
2) Guru dapat menjelaskan pentingnya etika
Guru dalam proses pembelajaran di PAUD
3) Guru dapat menjelaskan konsep karakter
dan karakter Guru PAUD
4) Guru dapat mengaplikasikan etika dan
karakter dalam pembelajaran di PAUD.
ETIKA

“Etika”
adalah “suatu sikap dan perilaku
yang menunjukkan kesediaan dan
kesanggupan seseorang secara
sadar untuk mentaati ketentuan
dan norma kehidupan yang
berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat atau suatu organisasi”
ETIKA BERTUJUAN

 HIDUP BERMORAL BAIK

 BERKEPRIBADIAN LUHUR
(BERKARAKTER)
KEBAIKAN
ETIKA JALANNYA
PROFESI PROFESI YANG
BERSANGKUTAN
Etika hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri, melalui pengalaman
langsung (baik keluarga, tempat kerja dan lingkungan ) Hingga kita
memiliki kepekaan (etika).

misalnya:

Penerapan 4 kata ajaib (mis : cara minta sesuatu, dengan sll


menggunakan kata minta tolong..., mengatakan terima kasih setelah
menerima bantuan, dll )
membuang sampah selalu pada tempat sampah
Mengembalikan barang2 yg dipinjam dari teman guru lain
MORAL
B E R KA I T A N D E N GA N :

PANDANGAN HIDUP
AGAMA
KEPERCAYAAN ATAU ADAT
KEBIASAAN MASYARAKAT

 Pertanggungjawaban (reponsibility)
 Kepantasan (equity)
 Pengabdian (dedication)

Perilaku etika Guru

 Kesetiaan (loyalitas)
 Kepekaan (sensitivity)
ETIKA UMUM
Etika pergaulan terlihat pada prilaku melalui:

 CARA BERPAKAIAN

 TINDAK TANDUK

 CARA BERBICARA

 SIKAP DUDUK

 SIKAP BERDIRI
Lanjutan………...

 BER BERJALAN

 CARA BERPIKIR

 MENGUTARAKAN PENDAPAT

 KETEPATAN WAKTU

 KETEPATAN JANJI
ETIKA INDIVIDU
 Yaitu etika terhadap diri sendiri,
perlakuan etik yang semestinya dilakukan
oleh individu yang bersangkutan terhadap
diri sendiri, yang menguntungkan terhadap
diri sendiri.
Manfaat Etika Bagi Guru

Kesatuan tatanan Membantu


normatif dalam mempertahankan
masyarakat yang orientasi di tengah
plural/ majemuk perubahan-perubahan
yang terjadi

Bekal untuk menyikapi ideologi-ideologi


baru dengan kritis dan objektif
KODE ETIK & KODE ETIK PROFESI

Kode etik  Bagian dari perilaku dan


pengetahuan yang sangat penting untuk
diketahui, dipahami, dan diterapkan oleh
pendidik.

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma


yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam hidupnya di
masyarakat
Apa yang terbayang dalam
benak/pikiran Bapak/Ibu

TENTANG

Karakter ………………..?
(3 Menit saja)
KARAKTER

“Karakter” adalah bawaan hati,


jiwa, kepribadian, budi pekerti,
perilaku, personalitas, sifat,
temperamen atau watak
PENDIDIKAN 
KARAKTER ITU APA?

Upaya terencana untuk membantu orang


untuk memahami, peduli, dan bertindak atas
nilai-nilai etika/ moral.

Mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang


membantu orang hidup dan bekerja bersama-
sama sebagai keluarga, teman, tetangga,
masyarakat, dan bangsa.
Pembentukan Karakter mengacu pada :
 sikap (attitudes),
 perilaku (behaviors),
 motivasi (motivations),
 keterampilan (skills).
FAKTA YG TERJADI
 Masih banyak kasus, narkoba, korupsi,
plagiat, mencotek,dll
 Perilaku guru yg menyimpang dalam
pembelajaran di anak usia dini
Mengapa
 Pendidikan Karakter tidak
Etika dan hanya disampaikan dan
Karakter diucapkan tetapi harus dengan
Penting? contoh, keteladanan, dan
pembiasaan

20
Perilaku yang terus diulang-ulang, makin lama makin tertanam
dalam, menjadi kebiasaan, kemudian menjadi sifat … dan menjadi
bagian dari kepribadian…
Upaya penanaman nilai, yang terus‐
menerus tanpa henti‐henti dalam 
kebersamaan … pelan‐pelan akan 
berhasil tertanam makin lama makin 
dalam, membentuk  sifat, kebiasaan dan 
kepribadian
F O K U S pada:

 OLAH HATI
OLAH PIKIR
 OLAH RAGA/KINESTIKA
 OLAH RASA DAN KARSA
KOMITMEN
TERHADAP
PROFESI

MAMPU
MENANGKAP
HAKIKAT
BERADAB PENGETAHUAN
DAN
MENGAJARKANNYA
KARAKTER
GURU

MAMPU
MENCERDAS KREATIF &
KAN ANAK INOVATIF
DIDIK
Genetis

Pengalaman
Media Massa
masa lalu

Pembentukan
Substansi Karakter di Pemodelan
Materi di
tempat tot
atau lembaga
pengaruhi,,,,? oleh Orang
Dewasa/orang
yang lebih tua
lain

Lingkungan
Pengaruh
Fisik dan
Lingkungan
Sosial
Karakter Guru PAUD
 Menanamkan Kebaikan Tanpa Pamrih
pendidik anak usia dini dalam melaksanakan tugasnya
senantiasa mengedepankan kode etik “menanam
kebaikan tanpa pamrih mencintai anak”, dengan asah,
asih, dan asuh.

 Membangun Citra Diri Positif Anak


Peran guru dalam membangun citra diri yang positif
pada anak sangat besar, namun banyak perilaku guru
yang dapat membunuh karakter anak, yaitu dengan
membuat anak merasa rendah diri.
 Guru sebagai Model/Tokoh Idola Anak
Guru PAUD tidak cukup hanya berbekal kurikulum, tetapi
juga menyangkut bagaimana guru menjadi idola bagi
muridnya.

 Mendidik dengan secara total


Seorang Guru yang berhasil adalah yang dapat sepenuh
hati, secara menyeluruh melibatkan pikiran, dan
perasaannya dalam membangun karakter murid2nya,
mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif,
mampu mengelola emosi dengan baik, mampu
menghidupkan suasana yang menarik dan menyenangkan
agar anak senang berjalan/bermain.
Kesalahan yang sering dilakukan Guru
..............................................................

 Mengambil jalan pintas dlm pembelajaran


 Membiarkan teman guru berperilaku negatif
 Mengabaikan perbedaan antara sesama guru
 Merasa paling pandai
 Tidak adil
Perilaku Guru yang kurang mendidik..................!

 Mengajar tanpa RPP


 Merasa dirinya paling pandai
 Cara mengajar monoton tanpa variasi metode dan
strategi pembelajaran
 Diskriminatif
 Memberikan penghargaan yang berlebihan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran
Etika :

 Kebutuhan Individu
 Tidak Ada Pedoman
 Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang
Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
 Lingkungan Yang Tidak Etis
 Perilaku Dari Komunitas
Ice Breaking Dulu Yuuuk..............
Teman,
Mari tebarkan biji-biji pengetahuan,
Mari tebarkan benih-benih kebaikan,
Di Muka Bumi ini,
Sehingga kelak tumbuh insan-insan
cerdas yang baik
“Guru biasa memberitahu. Guru baik
menjelaskan. Guru ulung memperagakan.
Guru hebat mengilhami”
(William Arthur Ward)
TERIMA KASIH
KESEHATAN & GIZI ANAK USIA DINI
Dr. Widya Ayu Puspita, M.Kes
Perkenalkan ...
Dr. Widya Ayu Puspita
BPPAUDNI Regional II
widya.ayu.puspita@gmail.com
HP. 087853907011
MATERI

MATERI URAIAN MATERI


KESEHATAN Pengertian anak sehat
Gangguan kesehatan anak
Pemeliharaan kesehatan anak
Perilaku hidup bersih, sehat dan aman
GIZI Pengertian gizi
Karakter makanan yang bergizi
Hubungan gizi dan kecerdasan
Penyajian menu yang bergizi
Gangguan gizi pada anak usia dini
MARI BERGERAK SEBENTAR YA.....
SEHAT.....???

• WHO
Sehat adalah keadaan sempurna, baik
fisik, mental, maupun sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit dan cacat

• Undang – Undang Kesehatan RI


Sehat adalah keadaan sejahtera badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi
Anak Sehat

Tumbuh & Berkembang


Secara Optimal
Sesuai Usia
Kesehatan Proses
Anak Pembelajaran
Ceria

BB & TB
Proporsional Aktif
Sesuai Usia

Kemampuan
Bertambah Semangat
Sesuai Usia

Ciri
Anak
Sehat
Nafsu Makan Kulit dan
Baik Rambut
Bersih

Jarang Sakit Mata


Bersinar

Mulut Tidak
Berbau
GANGGUAN KESEHATAN 
ANAK USIA DINI
Gangguan Kesehatan
Fisik

Berupa gangguan kesehatan yang secara fisik dapat


dilihat, sehingga dapat segera ditangani
Berbagai Gangguan
Kesehatan Fisik pada Anak

1. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)


2. Flu
3. Diare
4. Kecacingan
5. Demam Berdarah
6. Penyakit Mata & Telinga
7. Karies Gigi
Gangguan
Kesehatan Mental

Gangguan yang Sering Muncul


1. Stres
2. Depresi
Gangguan Kesehatan Sosial

Gangguan Kemampuan untuk penyesuaian diri


(adaptasi)
Gangguan Kemampuan komunikasi dan
interaksi
PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANAK

Penting untuk Mewujudkan


Generasi Sehat Di Masa Depan
UPAYA PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANAK USIA DINI

• Istirahat/Tidur yang Cukup


• Kebersihan Tubuh
• Perawatan & Pertumbuhan Gigi
• Imunisasi
• Pemantauan Pertumbuhan (BB, TB, LLA, Lingkar Kepala)
ISTIRAHAT & TIDUR YANG CUKUP

- Pertumbuhan tulang
- Perbaikan sel tubuh yang rusak
- Pengendalian emosi
- Pemrosesan informasi
Tidur Hendaknya Bukan Hukuman
Tempat Tidur Nyaman, Aman, Sehat, Bersih
KEBERSIHAN TUBUH

- Mandi teratur
- Memotong dan membersihkan kuku
- Mencuci rambut
- Menggosok gigi
- Membasuh muka
- Mencuci tangan
- BAB dan BAK di toilet
- Berganti pakaian
PERAWATAN & PERTUMBUHAN
GIGI

• Dimulai usia 6 bulan ketika gigi susu mulai tumbuh


• Biasakan anak :
Sikat gigi 2x/ hari, sehabis makan & sebelum tidur malam
Menggunakan sikat gigi kecil dan pasta gigi
Hindari makan >> yang manis dan lengket,
Perbanyak buah buahan
• Mengedot, mengisap jari upayakan disapih
IMUNISASI

Penting untuk pencegahan penyakit


Bawalah anak ke Puskesmas atau posyandu

Umur 1 tahun  imunisasi dasar lengkap


JADWAL IMUNISASI

USIA JENIS IMUNISASI
0 – 2 Bulan BCG Polio 1
2 Bulan Hepatitis B‐1 Polio 2 DPT 1
3 Bulan Hepatitis B‐2 Polio 3 DPT 2
4 Bulan Polio 4 DPT 3
8 Bulan Hepatitis B‐3
9 Bulan Campak
PEMANTAUAN BB/TB/LLA/LK

‐ Pemantauan dilakukan secara teratur
‐ Dapat menggunakan KKA/KMS 
‐ Bekerjasama dengan Posyandu/Puskesmas atau Institusi Layanan 
Kesehatan lainnya
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
(PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan 
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi anak dengan 
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan 
edukasiuntuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan Perilaku serta 
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari‐hari
5 PESAN DASAR PHBS

1. Mencuci tangan dan menggosok gigi dengan baik dan


benar
2. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Menjaga kebersihan lingkungan
4. Olahraga secara teratur
5. Istirahat yang Cukup
Pertolongan Pertama Pada 
Kecelakaan (P3K)

• Sediakan Kotak P3K lengkap dengan isinya


• Cek selalu kondisi obat-obatan dalam kotak P3K
• Buatlah daftar riwayat kesehatan setiap anak (profiling
anak)
• Bekerjasamalah dengan instansi pelayanan kesehatan
terdekat
Tindakan Pencegahan Pada 
Kecelakaan 

Membuat aturan.
Memberi penjelasan kepada anak tentang bahaya disekitar anak
dan bagaimana mencegahnya
Mewaspadai kecelakaan yang umum terjadi:
– Pada Bayi berusia 0-6 bulan(berguling dan menjangkau)
– Bayi yang berusia 6-12 bulan (merangkak dan berjalan)
– Anak yang berusia 1-2 tahun (berjalan dan menyelidik)
Tindakan Pencegahan Pada 
Kecelakaan 

Penyiapan lingkungan yang aman


• Memilih Mainan yang Aman bagi Anak Usia
Dini.
• Kamar Mandi yang Aman bagi Anak Usia Dini
• Kamar Tidur yang Aman bagi Anak
• Halaman yang Aman
Permasalahan Kesehatan Apa Sajakah
yang Sering Dijumpai di Lapangan?

Apa Saja Penyebab Timbulnya


Permasalahan Kesehatan Tersebut?
PEMENUHAN GIZI YANG
SEHAT-SEIMBANG

Gizi yang sehat dan seimbang diperlukan oleh tubuh 
untuk tumbuh & berkembang secara optimal
Nutrisi Tepat..? Penting !!

Sejak dalam kandungan


• ASI paling lengkap dan seimbang
• Menu seimbang : protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, mineral,
air
• Protein dan asam amino :
pertumbuhan sel, fungsi organ,
perlindungan infeksi, dll
• Karbohidrat : sumber energi, aktivitas
sel
• Lemak dan asam lemak: energi,
fungsi sel
• Vitamin & Mineral : pengatur
Makanan dengan Gizi Seimbang

• Karbohidrat
• Protein
• Lemak
• Mineral
• Vitamin
• Air
Karbohidrat
• Sumber tenaga utama
• Tepung‐tepungan  sumber : beras, kentang, 
jagung, ketela, sagu, ubi, dll
• Gula  gula merah, gula pasir, dll
Protein

 Pertumbuhan
 Mengganti jaringan 
tubuh yang rusak
 Protein nabati 
(tumbuhan)  tempe, 
tahu, kacang‐kacangan
 Protein hewani (hewan) 
 daging, telur, susu, 
ikan
Lemak

• Sumber tenaga
• Sulit dicerna
• Cadangan energi
• Lemak penting bagi anak 
Omega 3 dan Omega 6 (Tempe,
Tahu, Ikan, Telur, Daging) 
Metabolisme vitamin
• Sumber  santan, margarin,
lemak hewan
Mineral & Vitamin
• Melancarkan metabolisme (kinerja)
tubuh
• Sumber  buah-buahan, sayuran
• Konsumsi aneka sayur dan buah setiap
hari
Serat
 Membantu menurunkan
gula darah
 Membantu menurunkan
lemak darah
 Melancarkan buang air
besar
 Membuat rasa kenyang

Buah & Sayur


Air
• Cukupi kebutuhan air
• Sehari : 2,5 – 3 liter
• Fungsi air
 Metabolisme tubuh
 Melancarkan aliran darah
ke otak
 Membantu suplai oksigen
ke otak  siap belajar,
tubuh lebih siaga
• Hindari dehidrasi (kekurangan
cairan)
Gizi sangat penting dalam 
1000 HPK
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

270 hari (9 bulan)


dalam kandungan
+
730 hari (2 tahun pertama)
setelah lahir
1000 HPK
• 8 minggu pertama kehamilan  terjadi 
pertumbuhan organ penting (otak, hati, 
jantung, ginjal, tulang, dll)
• 9 minggu kehamilan sampai lahir  terjadi 
pertumbuhan dan perkembangan lebih 
lanjut dari organ tubuh  siap hidup di luar
• 2 tahun pertama setelah lahir  masih 
berlanjut perkembangan beberapa organ 
penting
GIZI SEHAT SEIMBANG

PENTING UNTUK :

1. Pertumbuhan
2. Perkembangan
3. Kecerdasan
4. Pemeliharaan Kesehatan
5. Aktivitas biologis tubuh
Usia Anak Jenis Makanan
ASI Makanan  Makanan  Makanan 
Lumat Lembek Keluarga
0 – 6 Bulan
6 – 9 Bulan Asi Diteruskan
9 – 12 Bulan Asi Diteruskan
1 – 2 Tahun ASI Diteruskan
> 2 Tahun
ANJURAN KONSUMSI SEHARI
ANAK USIA DINI

Bahan  Anak Usia  1 – 3 Tahun Anak Usia 4 – 6 Tahun


Makanan
Nasi 3 porsi 4 porsi
Daging 1 porsi 2 porsi
Tempe 1 porsi 2 porsi
Sayuran 1,5 porsi 2 porsi
Buah 1 porsi 3 porsi
ASI Usia 0 – 6 Bulan, dilanjutkan 
hingga Usia 2 Tahun
Susu 1 porsi 1 porsi
Minyak 3 porsi 4 porsi
Gula 2 porsi 2 porsi
1. Makanlah Aneka Ragam Makanan
2. Makanlah Makanan untuk Mencukupi Energi
3. Makanan Sumber Karbohidrat Separuh dari Energi
4. Batasi Minyak dan Lemak sampai seperempat dari
Energi
5. Gunakan Garam Beryodium
6. Makanan makanan sumber zat besi
7. Berikan hanya ASI bada Bayi sampai umur 6 Bulan
8. Biasakan makan pagi
9. Minum air bersih dengan cukup
10. Lakukan Aktivitas Fisik
11. Hindari Minuman Beralkohol
12. Makan makanan yang Aman bagi Kesehatan
13. Bacalah Label dalam Kemasan Makanan
Prof.Soekirman PGS PuslitGizi
Bogor 47
Tanda Balita  Gizi Kurang
 Berat badan tidak naik selama 3
bulan berturut – turut
 Tampak lesu, lemah
 Mudah menangis dan rewel
 Mudah sakit
Kurang Gizi

Functional Isolationism
(Isolasi Diri)

Bertahan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak (conserve


energy)  Mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku
eksploratori, perhatian, & motivasi
Gizi Kurang Balita

Profil foto Anak‐anak Usia Dini yang Kekurangan Gizi
Kekurangan Gizi sejak dari Kandungan
Berat badan di bawah standar, kulit bayi kisut
SANGAT KURUS
TELUK KENARI, ALOR, NTT
SANGAT KURUS
DESA BOLA, MUNA, SULTRA

MARASMUS, PONDIDAHA,
KENDARI
Daya tahan rendah
Umur
Mudah sakit
Harapan
Kematian Hidup
rendah

Daya tahan rendah


Absensi meningkat
Gizi Produktivitas rendah
Belajar tidak
bergairah
Kurang Pendapatan rendah

Masa depan
Pertumbuhan otak suram dan
terhambat terganggu
Gangguan kecerdasan kesehatan
Potensi pendidikan
Dampak Gizi dan Kesehatan terhadap
Kualitas Manusia

Gizi kurang & infeksi Gizi cukup & sehat

“Otak tumbuh kembang


Anak cerdas
tidak optimal”
bersifat permanen dan produktif
Tak terpulihkan

MUTU SDM RENDAH MUTU SDM TINGGI

BEBAN ASET
Gizi Buruk Balita
• Kwashiokor
• Marasmus
• Marasmus – Kwashiokor
KWASHIORKOR 

Disebabkan oleh Defisiensi (Kekurangan)


Protein
Tanda-Tanda Gizi Buruk
pada Kwashiorkor

1. Edema/Bengkak seluruh tubuh (terutama


pada punggung kaki)
2. Wajah bulat dan sembab
3. Cengeng / Rewel / Apatis
4. Perut buncit
5. Rambut kusam dan mudah dicabut
6. Bercak kulit yang luas dan kehitaman /
bintik merah
PENYEBAB KWASHIORKOR 

Pola Makan
Faktor Sosial Ekonomi
Infeksi
MARASMUS 

Malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang 
berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan 
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. 

Marasmus adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kekurangan 
kalori protein.
 Tampak sangat kurus
 Wajah seperti orang tua
 Cengeng / rewel / apatis
 Perut cekung
 Otot pantat mengendur
 Keriput otot lengan dan tungkai
PENYEBAB MARASMUS 

Asupan makanan kurang


Infeksi
Kelainan organ vital bawaan
Penyapihan yang terlalu cepat
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa MP-ASI yang tepat
Kelainan Metabolisme Tubuh tanpa Penanganan
Kwashiokor Marasmus
MARASMIC ‐
KWASHIORKOR

Gabungan antara Marasmus dan 
Kwashiorkor
GIZI   LEBIH
• Kegemukan
• Obesitas
• Berpengaruh  Fungsi Organ 
Tubuh
• Penyebab :
 Keturunan
 Hormon (Mis. Basal Metabolisme Rate)
 Gaya hidup (Ngemil yang tidak sehat)
Kewaspadaan Dini

Penggunaan bahan aditif (penambah) makanan yang berbahaya 
(pengawet, perasa, pewarna)
Pengolahan bahan/makanan yang tidak tepat
Penyiapan bahan/makanan yang tidak tepat
Jajanan yang tidak sehat
Hindarkan dari asap rokok
Penting Dilakukan 

Meningkatkan Keterlibatan Orangtua dalam


Penyediaan Makanan dg. Gizi Seimbang
Parent Class, Parent Day, Paguyuban Orangtua, Penyediaan Bekal,
Kantin Sehat
Apa yang Bisa Kita Lakukan di Lembaga
PAUD untuk Memelihara Kesehatan &
Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak?

Buatlah Rencana Tindak Lanjut


Mari Bergerak Lagi.....
Terima Kasih

Salam Sehat
untuk
Anak Indonesia
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS
DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
 TUJUAN UMUM
Memahami dan mengembangkan komunikasi dalam pengasuhan
anak usia dini

 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami Komunikasi dan Bahasa Anak
2. Mengetahui dan memahami Hakikat Komunikasi Efektif
3. Mengetahui dan memahami Upaya Peningkatan Komunikasi
4. Mengetahui dan memahami Pola Asuh
5. Mengetahui dan memahami Macam-Macam Pola Asuh
6. Mengetahui dan Memahami Komunikasi Dalam Pengasuhan
7. Mengetahui dan Memahami Teknik Berkomunikasi Dengan
Anak sesuai tahapan usia, dan dengan teman sejawat
 Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan
penyampaian pesan.
 Proses tersebut melibatkan dua pihak yang
berkomunikasi yang masing-masing bertujuan
membangun suatu makna agar keduanya memahami
atas apa yang sedang dikomunikasikan.
 Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang
dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan
tertentu
 Pada komunikasi lisan, terdapat istilah yang
menjadi prasyarat utama, yaitu interaksi.
 Interaksi bertujuan mendapatkan makna yang
sama-sama dimengerti oleh pihak-pihak yang
berkomunikasi. Gambaran ini diberikan oleh
Brown (1994) dan Burns & Joyce (1997)
MENDENGAR BERBICARA

KATA
KUNCI

MENULIS DAN
MEMBACA MENGGAMBAR
 Bahasa sebagai alat komunikasi dan berfikir
 Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang
melambangkan pikiran, perasaan dan sikap
manusia
 Bagi anak, bahasa adalah alat komunikasi
untuk menyampaikan keinginan, pikiran,
harapan, permintaan,dll.
1. Perlu penguatan atau koreksi terhadap
bahasa anak yang muncul karena adanya
stimulus
2. Pemberian contoh yang baik dalam
berbahasa untuk ditiru anak.
3. Latihan yang diberikan kepada anak dapat
berbentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban
(respon).
4. Pada setiap respon positif (benar) dari anak
perlu segera diberikan penguatan oleh pendidik
baik dengan pujian atau hadiah.
 Perkembangan bahasa anak tidak ditentukan
oleh lingkungan semata. Faktor genetik sangat
menentukan perkembangan bahasa anak
 Bahasa sudah ada di dalarn diri anak
 Keterampilan bahasa juga dipengaruhi oleh
kematangan fisik anak, misalnya kematangan
organ-organ bicara.
 Perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk
dari interaksi dengan orang lain
 Anak akan dapat belajar dengan optimal jika
diberikan kegiatan, Sementara anak
melakukan kegiatan, anak perlu didorong
untuk sering berkomunikasi.
PRINSIP
(INTERAKSI AKTIF)

ANAK ORANG
DEWASA

Dirangsang untuk Memberikan pengalaman


dapat bercakap-cakap pada anak dalam
satu dengan yang lain menggunakan bahasa
yang tepat
 Tingkatmembabel (0,0 – 1,0)
 Masa ucapan dua kata (2 – 2,5 tahun)
 Masa permulaan tata bahasa (2,5-3 tahun)
 Masa menjelang tata bahasa dewasa (3-4
tahun)
 Masa kecakapan penuh (4 – 6 tahun)
 Pengasuhan : proses ”interaksi” antara ayah,
ibu dan anak-anak mereka serta lingkungan
masyarakatnya.
 Dilakukan sejak anak dalam kandungan
sampai anak tersebut siap menjadi orang
dewasa.
 Dipengaruhi oleh 3 hal:
(1) Latar belakang sejarah dan psikologi
orang tua
(2) Konteks sosial yang mendukung
(3) Karakteristik anak
 Polaasuh orang tua :
suatu bentuk yang diberikan orang tua atau
orang dewasa kepada anak dalam hal
membimbing serta mendidik anak sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak

3 Jenis Pola Asuh:


* Autoritarian/demokratik
* Otoriter
* Permisif
 Pola Asuh Otoriter
Identik dengan hukuman
 Pola Asuh Permisif
Anak-anak tumbuh dengan
kebebasan (serba boleh)
 Pola asuh Demokratis
Menyeimbangkan kebebasan dan
keteraturan
 Tidak berbicara tergesa-gesa
 Membaca bahasa tubuh anak
 Mendengarkan perasaan anak
 Hindari 12 Gaya Populer
 Mendengarkan aktif
 Tentukan masalah siapa
 Gunakan “pesan saya”
Karena:
- Kemampuan anak menangkap pesan masih
terbatas
- Dapat memberi kesempatan pada anak untuk
menganalisa pesan

Bila hal tersebut dilakukan, maka:


Anak tidak memahami pesan, akhirnya orang
dewasa menjadi emosi.
Karena:
- Bahasa tubuh tidak pernah berbohong
- Bahasa tubuh lebih nyata dibanding bahasa lisan

Bila hal tersebut tidak dilakukan, maka:


- Tidak akan memahami anak
- Anak lebih mudah emosi
1. Memerintah 7. Menyalahkan
2. Meremehkan 8. Menasehati
3. Membandingkan 9. Membohongi
4. Mencap/Label 10. Menghibur
5. Mengancam 11. Mengeritik
6. Menyindir 12. Menganalisa

Bila dilakukan:
- Anak tidak percaya pada perasaannya sendiri
- Anak tidak percaya diri
Untuk:
- Membangun hubungan sosial
- Membangun percaya diri anak

Caranya:
- Menjadi cermin yang memantulkan perasaan anak
- Menghadap langsung ke anak
Karena:
Tidak semua bantuan kita diperlukan anak

Akibatnya jika diabaikan:


- Anak tidak terbiasa mengatasi masalahnya sendiri
- Anak ketergantungan
- Anak tidak memiliki ketahanmalangan
- Anak tidak terlatih untuk mengambil keputusan
Untuk:
Melatih memahami perasaan orang lain

Caranya:
Ibu …………(perasaan kita) kalau …….. (“kode” perilaku
anak), karena ……………. (konsekuensi yang ditanggung
anak).
dipresentasikan oleh;
TIM PELATIH
 SLAMAT PAGI, SIAP-SIAP
SLAMAT SIANG BERSEMANGAT
SLAMAT PAGI SIAP-SIAP
SLAMAT SIANG BERSEMANGAT,
SLAMAT SORE ISTIRAHAT,
SLAMAT MALAM TIDUR NYENYAK.

GURU PAUD INDONESIA


SLALU SIAP DAN SEDIA
MENCERDASKAN ANAK BANGSA
MEMBERIKAN BAHAGIA
GURU PAUD, LUAR BIASA
GURU PAUD CERAH CERIA
 TUJUAN UMUM
Memahami dan mengembangkan komunikasi dalam pengasuhan
anak usia dini

 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami Komunikasi dan Bahasa Anak
2. Mengetahui dan memahami Hakikat Komunikasi Efektif
3. Mengetahui dan memahami Upaya Peningkatan Komunikasi
4. Mengetahui dan memahami Pola Asuh
5. Mengetahui dan memahami Macam-Macam Pola Asuh
6. Mengetahui dan Memahami Komunikasi Dalam Pengasuhan
7. Mengetahui dan Memahami Teknik Berkomunikasi Dengan
Anak sesuai tahapan usia, dan dengan teman sejawat
 Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan
penyampaian pesan.
 Proses tersebut melibatkan dua pihak yang
berkomunikasi , bertujuan membangun suatu makna
agar keduanya memahami hal yang sedang
dikomunikasikan.
 Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang
dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan
tertentu
 Pada komunikasi lisan, terdapat istilah yang
menjadi prasyarat utama, yaitu interaksi.

 Interaksi bertujuan mendapatkan makna yang


sama-sama dimengerti oleh pihak-pihak yang
berkomunikasi. Brown (1994) dan Burns & Joyce
(1997)
MENDENGAR BERBICARA

KETERAM
PILAN
BERBAHA
SA

MENULIS DAN
MEMBACA MENGGAMBAR
 Bahasa sebagai alat komunikasi dan berfikir
 Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang
melambangkan pikiran, perasaan dan sikap
manusia
 Bagi anak, bahasa adalah alat komunikasi
untuk menyampaikan keinginan, pikiran,
harapan, permintaan,dll.
1. Perlu penguatan atau koreksi terhadap
bahasa anak yang muncul karena adanya
stimulus
2. Pemberian contoh yang baik dalam
berbahasa untuk ditiru anak.
3. Latihan yang diberikan kepada anak dapat
berbentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban
(respon).
4. Pada setiap respon positif (benar) dari anak
perlu segera diberikan penguatan oleh pendidik
baik dengan pujian atau hadiah.
 Perkembangan bahasa anak tidak ditentukan
oleh lingkungan semata. Faktor genetik sangat
menentukan perkembangan bahasa anak
 Bahasa sudah ada di dalarn diri anak
 Keterampilan bahasa juga dipengaruhi oleh
kematangan fisik anak, misalnya kematangan
organ-organ bicara.
 Perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk
dari interaksi dengan orang lain
 Anak akan dapat belajar dengan optimal jika
diberikan kegiatan, Sementara anak
melakukan kegiatan, anak perlu didorong
untuk sering berkomunikasi.
PRINSIP
(INTERAKSI AKTIF)

ANAK ORANG
DEWASA

Dirangsang untuk Memberikan pengalaman


dapat bercakap-cakap pada anak dalam
satu dengan yang lain menggunakan bahasa
yang tepat
 Tingkatmembabel (0,0 – 1,0)
 Masa ucapan dua kata (2 – 2,5 tahun)
 Masa permulaan tata bahasa (2,5-3 tahun)
 Masa menjelang tata bahasa dewasa (3-4
tahun)
 Masa kecakapan penuh (4 – 6 tahun)
 Pengasuhan : proses ”interaksi” antara ayah,
ibu dan anak-anak mereka serta lingkungan
masyarakatnya.
 Dilakukan sejak anak dalam kandungan
sampai anak tersebut siap menjadi orang
dewasa.
 Dipengaruhi oleh 3 hal:
(1) Latar belakang sejarah dan psikologi
orang tua
(2) Konteks sosial yang mendukung
(3) Karakteristik anak
 Polaasuh orang tua :
suatu bentuk yang diberikan orang tua atau
orang dewasa kepada anak dalam hal
membimbing serta mendidik anak sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak

3 Jenis Pola Asuh:


* Autoritarian/demokratik
* Otoriter
* Permisif
 Pola Asuh Otoriter
Identik dengan hukuman
 Pola Asuh Permisif
Anak-anak tumbuh dengan
kebebasan (serba boleh)
 Pola asuh Demokratis
Menyeimbangkan kebebasan dan
keteraturan
 Tidak berbicara tergesa-gesa
 Membaca bahasa tubuh anak
 Mendengarkan perasaan anak
 Hindari 12 Gaya Populer
 Mendengarkan aktif
 Tentukan masalah siapa
 Gunakan “pesan saya”
Karena:
- Kemampuan anak menangkap pesan masih
terbatas
- Dapat memberi kesempatan pada anak untuk
menganalisa pesan

Bila hal tersebut dilakukan, maka:


Anak tidak memahami pesan, akhirnya orang
dewasa menjadi emosi.
Karena:
- Bahasa tubuh tidak pernah berbohong
- Bahasa tubuh lebih nyata dibanding bahasa lisan

Bila hal tersebut tidak dilakukan, maka:


- Tidak akan memahami anak
- Anak lebih mudah emosi
1. Memerintah 7. Menyalahkan
2. Meremehkan 8. Menasehati
3. Membandingkan 9. Membohongi
4. Mencap/Label 10. Menghibur
5. Mengancam 11. Mengeritik
6. Menyindir 12. Menganalisa

Bila dilakukan:
- Anak tidak percaya pada perasaannya sendiri
- Anak tidak percaya diri
Untuk:
- Membangun hubungan sosial
- Membangun percaya diri anak

Caranya:
- Menjadi cermin yang memantulkan perasaan anak
- Menghadap langsung ke anak
Karena:
Tidak semua bantuan kita diperlukan anak

Akibatnya jika diabaikan:


- Anak tidak terbiasa mengatasi masalahnya sendiri
- Anak ketergantungan
- Anak tidak memiliki ketahanmalangan
- Anak tidak terlatih untuk mengambil keputusan
Untuk:
Melatih memahami perasaan orang lain

Caranya:
Ibu/Bapak ………(perasaan kita)
kalau …….. (“kode” perilaku anak),
karena ……………. (konsekuensi
yang ditanggung anak).
 Jadilah pendidik yang ramah dan “friendly”
 Sampaikan informasi dan fakta bukan hasil
penilaian subyektif
 Mau mendengar dan mengambil tindakan
 Jaga nada suara dalam berbicara, upayakan nada
suara lembut dan profesional  utamanya untuk
meningkatkan kepercayaan orangtua
 Ceritakan cara yang telah dilakukan pendidik untuk
menangai masalah yang berkenaan dengan peserta
didik (anak)
 Hindari mengabarkan orangtua jika hanya
membicarakan mengenai nilai yang kurang atau
Progrest  materi Komunikasi dalam Pengasuhan anak usia Dini. 

Bogor, 2 sampai 4 Desember 2015. 
perilaku yang negatif
1. Bahan ajar tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Jika ada penambahan pada bahan ajar,  
  sebaiknya berkenaan dengan materi Komunikasi dengan Teman Sejawat. Saat ini tidak dapat 
 Batasi waktu dan menjaga pembicaraan tetap
dilakukan dengan optimal, berkenaan dengan referensi yang harus dipersiapkan. 

fokus2. Bahan tayang mengalami beberapa perubahan untuk mengakomodir bahan materi yang 
disesuaikan dengan waktu yang tersedia. 

 Manfaatkan teknologi dalam berkomunikasi


3. Penambahan bahan tayang sebagai ilustrasi pada kegiatan praktek, ditambahkan di slide ahir. 

4. . 10 soal beserta kunci jawaban disiapkan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan varian pretest  
dengan orangtua maupun rekan sejawat
dan  postest. 

(telpon, sms, email, bbm, whatsapp, dll) 


 

menunjukkan rasa peduli dan empati


Terima Kasih ...........
Tolong ...........
Maaf ............
Permisi .............
dipresentasikan oleh;
TIM PELATIH
 SLAMAT PAGI, SIAP-SIAP
SLAMAT SIANG BERSEMANGAT
SLAMAT PAGI SIAP-SIAP
SLAMAT SIANG BERSEMANGAT,
SLAMAT SORE ISTIRAHAT,
SLAMAT MALAM TIDUR NYENYAK.

GURU PAUD INDONESIA


SLALU SIAP DAN SEDIA
MENCERDASKAN ANAK BANGSA
MEMBERIKAN BAHAGIA
GURU PAUD, LUAR BIASA
GURU PAUD CERAH CERIA
 TUJUAN UMUM
Memahami dan mengembangkan komunikasi dalam pengasuhan
anak usia dini

 TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami Komunikasi dan Bahasa Anak
2. Mengetahui dan memahami Hakikat Komunikasi Efektif
3. Mengetahui dan memahami Upaya Peningkatan Komunikasi
4. Mengetahui dan memahami Pola Asuh
5. Mengetahui dan memahami Macam-Macam Pola Asuh
6. Mengetahui dan Memahami Komunikasi Dalam Pengasuhan
7. Mengetahui dan Memahami Teknik Berkomunikasi Dengan
Anak sesuai tahapan usia, dan dengan teman sejawat
 Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan
penyampaian pesan.
 Proses tersebut melibatkan dua pihak yang
berkomunikasi , bertujuan membangun suatu makna
agar keduanya memahami hal yang sedang
dikomunikasikan.
 Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang
dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan
tertentu
 Pada komunikasi lisan, terdapat istilah yang
menjadi prasyarat utama, yaitu interaksi.

 Interaksi bertujuan mendapatkan makna yang


sama-sama dimengerti oleh pihak-pihak yang
berkomunikasi. Brown (1994) dan Burns & Joyce
(1997)
MENDENGAR BERBICARA

KETERAM
PILAN
BERBAHA
SA

MENULIS DAN
MEMBACA MENGGAMBAR
 Bahasa sebagai alat komunikasi dan berfikir
 Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang
melambangkan pikiran, perasaan dan sikap
manusia
 Bagi anak, bahasa adalah alat komunikasi
untuk menyampaikan keinginan, pikiran,
harapan, permintaan,dll.
1. Perlu penguatan atau koreksi terhadap
bahasa anak yang muncul karena adanya
stimulus
2. Pemberian contoh yang baik dalam
berbahasa untuk ditiru anak.
3. Latihan yang diberikan kepada anak dapat
berbentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban
(respon).
4. Pada setiap respon positif (benar) dari anak
perlu segera diberikan penguatan oleh pendidik
baik dengan pujian atau hadiah.
 Perkembangan bahasa anak tidak ditentukan
oleh lingkungan semata. Faktor genetik sangat
menentukan perkembangan bahasa anak
 Bahasa sudah ada di dalarn diri anak
 Keterampilan bahasa juga dipengaruhi oleh
kematangan fisik anak, misalnya kematangan
organ-organ bicara.
 Perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk
dari interaksi dengan orang lain
 Anak akan dapat belajar dengan optimal jika
diberikan kegiatan, Sementara anak
melakukan kegiatan, anak perlu didorong
untuk sering berkomunikasi.
PRINSIP
(INTERAKSI AKTIF)

ANAK ORANG
DEWASA

Dirangsang untuk Memberikan pengalaman


dapat bercakap-cakap pada anak dalam
satu dengan yang lain menggunakan bahasa
yang tepat
 Tingkatmembabel (0,0 – 1,0)
 Masa ucapan dua kata (2 – 2,5 tahun)
 Masa permulaan tata bahasa (2,5-3 tahun)
 Masa menjelang tata bahasa dewasa (3-4
tahun)
 Masa kecakapan penuh (4 – 6 tahun)
 Pengasuhan : proses ”interaksi” antara ayah,
ibu dan anak-anak mereka serta lingkungan
masyarakatnya.
 Dilakukan sejak anak dalam kandungan
sampai anak tersebut siap menjadi orang
dewasa.
 Dipengaruhi oleh 3 hal:
(1) Latar belakang sejarah dan psikologi
orang tua
(2) Konteks sosial yang mendukung
(3) Karakteristik anak
 Polaasuh orang tua :
suatu bentuk yang diberikan orang tua atau
orang dewasa kepada anak dalam hal
membimbing serta mendidik anak sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak

3 Jenis Pola Asuh:


* Autoritarian/demokratik
* Otoriter
* Permisif
 Pola Asuh Otoriter
Identik dengan hukuman
 Pola Asuh Permisif
Anak-anak tumbuh dengan
kebebasan (serba boleh)
 Pola asuh Demokratis
Menyeimbangkan kebebasan dan
keteraturan
 Tidak berbicara tergesa-gesa
 Membaca bahasa tubuh anak
 Mendengarkan perasaan anak
 Hindari 12 Gaya Populer
 Mendengarkan aktif
 Tentukan masalah siapa
 Gunakan “pesan saya”
Karena:
- Kemampuan anak menangkap pesan masih
terbatas
- Dapat memberi kesempatan pada anak untuk
menganalisa pesan

Bila hal tersebut dilakukan, maka:


Anak tidak memahami pesan, akhirnya orang
dewasa menjadi emosi.
Karena:
- Bahasa tubuh tidak pernah berbohong
- Bahasa tubuh lebih nyata dibanding bahasa lisan

Bila hal tersebut tidak dilakukan, maka:


- Tidak akan memahami anak
- Anak lebih mudah emosi
1. Memerintah 7. Menyalahkan
2. Meremehkan 8. Menasehati
3. Membandingkan 9. Membohongi
4. Mencap/Label 10. Menghibur
5. Mengancam 11. Mengeritik
6. Menyindir 12. Menganalisa

Bila dilakukan:
- Anak tidak percaya pada perasaannya sendiri
- Anak tidak percaya diri
Untuk:
- Membangun hubungan sosial
- Membangun percaya diri anak

Caranya:
- Menjadi cermin yang memantulkan perasaan anak
- Menghadap langsung ke anak
Karena:
Tidak semua bantuan kita diperlukan anak

Akibatnya jika diabaikan:


- Anak tidak terbiasa mengatasi masalahnya sendiri
- Anak ketergantungan
- Anak tidak memiliki ketahanmalangan
- Anak tidak terlatih untuk mengambil keputusan
Untuk:
Melatih memahami perasaan orang lain

Caranya:
Ibu/Bapak ………(perasaan kita)
kalau …….. (“kode” perilaku anak),
karena ……………. (konsekuensi
yang ditanggung anak).
 Jadilah pendidik yang ramah dan “friendly”
 Sampaikan informasi dan fakta bukan hasil
penilaian subyektif
 Mau mendengar dan mengambil tindakan
 Jaga nada suara dalam berbicara, upayakan nada
suara lembut dan profesional  utamanya untuk
meningkatkan kepercayaan orangtua
 Ceritakan cara yang telah dilakukan pendidik untuk
menangai masalah yang berkenaan dengan peserta
didik (anak)
 Hindari mengabarkan orangtua jika hanya
membicarakan mengenai nilai yang kurang atau
Progrest  materi Komunikasi dalam Pengasuhan anak usia Dini. 

Bogor, 2 sampai 4 Desember 2015. 
perilaku yang negatif
1. Bahan ajar tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Jika ada penambahan pada bahan ajar,  
  sebaiknya berkenaan dengan materi Komunikasi dengan Teman Sejawat. Saat ini tidak dapat 
 Batasi waktu dan menjaga pembicaraan tetap
dilakukan dengan optimal, berkenaan dengan referensi yang harus dipersiapkan. 

fokus2. Bahan tayang mengalami beberapa perubahan untuk mengakomodir bahan materi yang 
disesuaikan dengan waktu yang tersedia. 

 Manfaatkan teknologi dalam berkomunikasi


3. Penambahan bahan tayang sebagai ilustrasi pada kegiatan praktek, ditambahkan di slide ahir. 

4. . 10 soal beserta kunci jawaban disiapkan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan varian pretest  
dengan orangtua maupun rekan sejawat
dan  postest. 

(telpon, sms, email, bbm, whatsapp, dll) 


 

menunjukkan rasa peduli dan empati


Terima Kasih ...........
Tolong ...........
Maaf ............
Permisi .............
Mengenali
Anak Berkebutuhan Khusus

DIREKTORAT PEMBINAAN GURUDAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS


DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Free Powerpoint Templates
Page 1
TUJUAN DIKLAT

1. Peserta mengetahui Konsep dan Filosofi


Inklusi
2. Peserta mengetahui Jenis2 tentang anak
berkebutuhan khusus
3.Peserta dapat mengenai Ciri/karakteristik
Asyik Senam Otak.mp3

anak berkebutuhan khusus


4.Identifikasi anak berkebutuhan khusus
5. Membangun kesadaran inklusif di
lingkungan lembaga PAUD
Free Powerpoint Templates
Page 2
Mengapa perlu dikenali?

Identifikasi
karakteristik, Optimalkan
kebutuhan, intervensi
cara belajar, dan proses
dan minat pembelajaran
anak

Melakukan
penyesuaian-
penyesuain agar
dapat memenuhi
haknya
Free Powerpoint Templates
Page 3
Mengapa perlu di-Inklusikan?

Sekolah Di
Lingkungan
Terdekat

Belajar
Berpartisipasi
Bersama

HAK
ANAK
Free Powerpoint Templates
Page 4
BAGAIMANA?
6.Spektrum
autistik

1.Keberbakat 5.Masalah
-an perkemba-
ngan fisik
PAHAM
konsep Mampu
ABK dan Mengidentifi-
kasi
Penanga- ABK dalam
nannya Kategori:

4.Keterbela-
2.Kesulitan
kangan
belajar
mental

3.Gangguan
emosional
dan perilaku

Free Powerpoint Templates


Page 5
SIAPAkah Anak
Berkebutuhan Khusus?

Pada dasarnya, SEMUA anak punya

kebutuhan khusus, sebab TIDAK ADA

manusia didunia ini yang SEMPURNA,

tidak ada anak yang dilahirkan sama

persis secara fisik maupun non fisik,

sekalipun ANAK KEMBAR.

Free Powerpoint Templates


Page 6
JENIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
(UU Sisdiknas Pasal 32 Ayat 1)

A. Tunanetra (low vision, kurang penglihatan)


B. Tunarungu, Tunawicara (hearning impairment, speech
delay)
C. Tunagrahita : Ringan (IQ = 50-70), Sedang (IQ = 25-50),
(a.l. Down Syndrome)
D. Tunadaksa : Ringan, Sedang (celebral palsy)
E. Tunalaras (Dysruptive) & HIV AIDS & Narkoba
F. Spektrum Autis, Sindroma Asperger
G. Tuna ganda (multiple disablity)
H. KesulitanBelajar/LambatBelajar
(a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD, Dysgraphia/Tulis,
Dyslexia/Baca, Dysphasia/Bicara, Dyscalculia/Hitung,
Dyspraxia/Motorik)

J. - GIFTED : Potensi Kecerdasan Istimewa (IQ > 125)


- TALENTED : Potensi Bakat Istimewa (Multiple Intelligences :
Language, Logico-mathematic, Visual-spatial, Bodily-
kinesthetic, Musical, Interpersonal, Natural, Intrapersonal,
Spiritual),
Free Powerpoint
- INDIGO: Memiliki Templates
indra keenam. Page 7
Telapak kaki
rata
Bawaan
Anggota tubuh
tidak lengkap

Poliomyelitis
Penyakit

TBC Tulang

Cerebral Palsy

Neurologis
Spina Bifida

Amputasi
Lingkungan
Terbakar

Free Powerpoint Templates


Page 8
• Fungsi kognitif
dari rentang
kognitif
rendah ke
tinggi

• hambatan
dalam bergerak
perilaku
untuk
berinteraksi

• Konsep diri
emosi
rendah

• kurang
KARAKTERISTIK: Sosial percaya
diri

Fisik •Tidak
dan
medis
normal
Free Powerpoint Templates •Terkadang Page 9
bergantung
Free Powerpoint Templates
Page 10
Cerebral Palsy

• Ketidak-seimbangan pertumbuhan fisik yang


ditandai :
Tidak stabilnya gerak tubuh,
Ketidak seimbangan pertumbuhan fisik,
Postur tubuh tidak sesuai dgn usia.
• “brain paralysis” (kelumpuhan otak) =>
cidera otak (Glenn Doman).

• Ketidak selarasan otot2 motorik yang


berkaitan dengan rendahnya kemampuan
mengontrol syaraf sensori, kognisi, persepsi,
komunikasi dan tingkah laku.
Free Powerpoint Templates
Page 11
Karakteristik Cerebral Palsy
Memiliki intelegensi normal atau diatas rata-rata.
Kemampuan mengekspresikanpotensi intelektualnya
terbatasi karena kesulitannya berkomunikasi.
Mampu meningkatkan kemampuannya baik fisik,
motorik, sensori, kognitif, dan bahasa, secara
substansi dengan intervensi yang sepatut nya mereka
terima.
Memerlukan pengobatan secara signifikan dan
perawatan fisik, termasuk terapi okupasi dan terapi
bicara
Free Powerpoint Templates
Page 12
Tipe-tipe Cerebral Palsy

Spasticity
Ataxia
Athetosis
Mixed

Free Powerpoint Templates


Page 13
LEARNING DISABILITY
(kesulitan belajar)

(1) gangguan di satu atau lebih proses dasar


psikologi termasuk, memahami dan
menggunakan bahasa (verbal dan tulisan).

(2) kesulitan dalam menyimak, berfikir,


berbicara, membaca, menulis, mengeja dan
kalkulasi matematika

(3) gangguan persepsi, disleksia (gangguan


dalam identifikasi huruf), dan aphasia .

Free Powerpoint Templates


Page 14
Tipe-Tipe Kesulitan Belajar

Dyslexia : kesulitan dalam belajar


membaca.

Dysgraphia: kesulitan dalam


belajar menulis.

Dyscalculia: kesulitan dalam


belajar menerapkan/memahami
konsep matematika dan komputer.

Free Powerpoint Templates


Page 15
Dari Sudut Pandang Orang Yang Disleksia....
• “syaraf-syaraf otak saya tersambung dengan jalinan
yang berbeda”
• “seperti komputer yang rusak karena terlalu banyak
menyimpan informasi!”
• “Saya tahu apa yang akan saya katakan, tapi sulit
sekali saya menemukan kata-kata yang sesuai”.
• “Saya melihat sesuatu dari yang berbeda”.
• “Saya punya sangat banyak ide, tetapi sulit untuk
menuliskannya diatas kertas.”
• “Saya sulit melakukan beberapa perintah sekaligus!”

Free Powerpoint Templates


Page 16
Rendahnya Perhatian dan Gangguan Hiperaktif
(ADHD)

ADHD adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan kesulitan-


kesulitan karena hambatan yang terjadi pada bagian-bagian
yang berbeda dalam otak, sehingga berpengaruh terhadap
masalah pendidikan, tingkah laku dan kesulitan lainnya.
ADHD pada khususnya adalah kesulitan-kesulitan dalam:
•konsentrasi
•kontrol syaraf2 impulsif,
•hiperaktif,
•Mengikuti aturan-aturan (pembiasaan),
•Motivasi dan penjadualan

Free Powerpoint Templates


Page 17
Gejala- Gejala Pokok

Tidak ada perhatian terhadap


sesuatupun disekitarnya

Aktivitas Berlebihan
(hiperaktif)

Impulsif

Free Powerpoint Templates


Page 18
Free Powerpoint Templates
Page 19
Free Powerpoint Templates
Page 20
Autism adalahsekelompokmasalahdalamperkembangan yang
cukupserius, yang biasanyamunculdiusiadini (biasanyasebelumusia
3 tahun). Meskipungejala-gejaladantanda-
tandakesulitannyaberagam, semuamasalah autism
berpengaruhterhadapkemampuananakdalamberkomunikasidanberi
nteraksidenganorang lain.
Free Powerpoint Templates
Page 21
Defisit dalam
Berkomunikasi

Defisit dalam Terbatasnya


Kemampuan Perhatian terhadap
Sosial hal-hal tertentu

Free Powerpoint Templates


Page 22
Autism: Tanda-Tanda dan Gejalanya
 KemampuanSosial
 Sulit merespon ketika dipanggi namanya
 Sangat sedikit kontak mata
 Terlihat tidak mendengar pada kita setiap waktu.
 Menolak untuk dipeluk dan dicium.
 Terlihat tidak peduli pada perasaan orang lain.
 Merasa ‘nyaman’ dengan bermain sendiri, biasanya memiliki
‘teman main khayalan’.
 Bahasa
 Mulai bicara lebih lambat dari usia 2 tahun dan mengalami
keterlambatan pada aspek lain selama 30 bulan.
 Hilangnya kesinambungan kemampuan dalam mengucapkan
kata-kata dan kalimat.
 Tidak melakukan kontak mata saat meminta sesuatu.
 Bercakap-cakap dengan irama dan intonasi yang tidak biasa,
umumnya meniru suara seperti robot, atau lagu.
 Tidak dapat memula percakapan atau melanjutkannya.
 Mungkin mampu menggunakan kata-kata prasa, tetapi tidak
memahami apa maksudnya dan maknanya bagi dirinya.
Free Powerpoint Templates
Page 23
• TingkahLaku
 Melakukan gerakan-gerakan yang berulang, seperti
bergoyang, berputar, atau bertepuktangan.
 Mengembangkan kegiatan rutin atau ritual yang sulit
diubah.
 Merasa terganggu dengan
 Bergerak secara konstan
 Mungkin akan terpesona oleh bagian-bagian dari sebuah
objek, seperti roda berputar mobil mainan
 Mungkin sangat sensitif terhadap cahaya, suara dan
sentuh dan belum tidak menyadari rasa sakit
 Sensoris
 Sangat sensitif terhadap sentuhan, suara keras, cahaya
terang,
 Tidak sensitif terhadap bahaya, dan rasa sakit.

Free Powerpoint Templates


Page 24
Kartu
Tanda-
Tanda
Gejala
Autism

Free Powerpoint Templates


Page 25
Saran untuk Intervensi
Rencana pengobatan ideal adalah adanya
kordinasi antara terapi dan intervensi .
keduanya memiliki target pada gejala inti
autism, yakni: gangguan interaksi sosial,
masalah dengan komunikasi verbal dan
nonverbal, dan rutinitas obsesif atau
berulang-ulang dan ketertarikan.

Terapi dan intervensi yang biasanya


dilakukan antara lain:
– ABA (Applied Behaviour Analysis) Terapi
Modifikasi Tingkah Laku
– Speech Therapy (terapi bicara dan komunikasi)
– Sensory Integration (terapi sensori)
– Social Skill Program (pembinaan kemampuan
sosial)
Free Powerpoint Templates
Page 26
Free Powerpoint Templates
Page 27
Keterbelakangan Mental atau
GangguanIntelektual

• Ganguan Intelektual (biasa disebut


retadasi mental) ditandai dengan sub
fungsi intelektual secara signifikan rata-
rata (sering dinyatakan sebagai
intelligence quotient <70 sampai 75)
dikombinasikan dengan keterbatasan
berikut:
– komunikasi,
– Pengarahan diri sendiri,
– Keterampilan sosial,
– Perawatan diri.
Free Powerpoint Templates
Page 28
Gejala-Gejala:
• Tidak terpenuhinya tingkat pencapaian perkembangan
intelektual
• Tidak terpenuhinya tonggak perkembangan seperti duduk,
merangkak, berjalan, atau berbicara, dalam waktu yang
tepat
• Memperlihatkan perilaku kekanak-kanakan, mungkin
ditunjukkan dalam gaya berbicara, atau oleh kegagalan
untuk memahami aturan-aturan sosial atau konsekuensi
dari perilaku
• Kurang rasa ingin tahu dan kesulitan pemecahan masalah
• Berkurangnya kemampuan belajar dan kemampuan untuk
berpikir logis
• Memiliki masalah dalam mengingat banyal hal
• Ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan
yang dibutuhkan oleh sekolah

Free Powerpoint Templates


Page 29
Down Syndrome

Free Powerpoint Templates


Page 30
• Down Syndrom (juga disebut trisomi 21)
adalah kelainan genetik yang terjadi disekitar
1 dari 800 kelahiran hidup.
• Penyebab utamanya adalah kerusakan
kognitif.
• Down Syndrom terkait dengan ketidak
mampuan belajar dengan standar ukuran
ringan sampai sedang.
• Gejala Down syndrom berkisar dari ringan
hingga yang parah.
• Banyak individu dengan Down Syndrom juga
memiliki cacat jantung, leukemia, penyakit
Alzheimer awal-awal, masalah gastro-usus,
dan masalah kesehatan lainnya.

Free Powerpoint Templates


Page 31
• Down Syndrom biasanya menghambat
perkembanganfisik, terlihat dari fitur wajah yang
khas dan otot yang rendah, serta suara bernada
awal masa kanak-kanak, dan ciri-ciri lain,
seperti:
– Wajah dan hidung rata,
– Leher pendek,
– kadang-kadang dengan mulut kecil menonjolkan lidah
yang besar,
– Telinga kecil,
– mata yang miring keatas, mungkin memiliki lipatankulit,
bintik-bintik kecil disudut bagian dalam putih mata,
mungkin ada juga pada bagian mata yang berwarna (
iris),
– tangan yang pendek dan lebar dengan jari-jaripendek,
dan dengan lipatan tunggal ditelapaktangan,
– Sering ketinggian rata-rata dan tahap perkembangan
tidak tercapai.
Free Powerpoint Templates
Page 32
Gifted Children
(anak dengan keberbakatan)

• Einstein mampu bicara usia > 4 thn, dan membaca


usia 7 thn.

• Isaac Newton, rangking terendah disekolah.

• Thomas Edison, gurunya menyatakan ia terlalu


bodoh untuk belajar segala sesuatu.

• Walt Disney dipecat editor majalah tempatnya


bekerja, karena dianggap tidak punya ide yang bagus.

• Leo Tolstoy, drop out dari bangku kuliahnya.

• Winston Churchill, gagal dikelas enam.

Free Powerpoint Templates


Page 33
Karakteristik anak berbakat:
• Secara kognitif
 memiliki kemampuan dlm memanipulasi dan memahami simbol abstrak,
 konsentrasi dan ingatan yang baik,
 perkembangan bahasa yang lebih awal dari pada anak-anak seusianya,
 rasa ingin tahu yang tinggi, minat yang beragam,
 lebih suka belajar dan bekerja secara mandiri, serta memunculkan ide-
ide yang original.
• Secara akademis
sangat termotivasi belajar yg diminati atau sebaliknya
• Secara sosial emosional
 Terlihat anak yang idealis,
 Perfeksionis dan peka terhadap rasa keadilan.
 Selalu bersemangat,
 memiliki komitmen yang tinggi,
 peka terhadap seni.

Free Powerpoint Templates


Page 34
Free Powerpoint Templates
Page 35
Apa Yang HARUS Dilakukan
LEMBAGA PENDIDIKAN?

Free Powerpoint Templates


Page 36
Mengakomodasi Kebutuhan Belajar
SEMUA Anak di PAUD secara INKLUSIF

 Terapkan Pendekatan BERMAIN dalam setting INKLUSI.


 Siapkan Ragam APE dengan berbagai tingkat kesulitan.
 Tata lingkungan main, mudah dijangkau anak ( diakses
anak berkursi roda), dan mebeleir yang fleksibel.
 Pastikan kebutuhan ABK terpenuhi saat beraktivitas. (low
vision, atau hearing duduk posisi dekat guru.
 Saat guru menulis dipapan tulis, pastikan anak low vision
bisa melihat dengan jelas (ucapkan dgn jelas yg ditulis)

Free Powerpoint Templates


Page 37
 Kondisikan lingkungan sekolah yang hangat, ramah,
menerima keaneka ragaman, menghargai perbedaan dan
bisa diakses oleh semua anak.
 Kelola perencanaan kegiatan yang heterogen dengan
menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat
individual.
 Terapkan pembelajaran yang interaktif, mengaktifkan
semua anak, termasuk akomodasi bagianak
cerdasistimewa, indigo, danberbakat.
 Lakukan kolaborasi dengan profesi atau sumberdaya lain
dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
 Libatkan orangtua ABK secara bermakna dalam proses
pendidikan. Jadikan mereka “Shadow Teacher” bagi anak-
anak mereka yang spesial.

Free Powerpoint Templates


Page 38
Free Powerpoint Templates
Page 39
Free Powerpoint Templates
Page 40
PENILAIAN
PERKEMBANGAN dan PERTUMBUHAN
ANAK USIA DINI

TIM PELATIH
PENILAIAN

4
PENGUMPULAN  ANALISIS 
DATA PELAPORAN
DATA
K
I
Pengumpulan Data
• Memperoleh, melengkapi dan memastikan
(memvalidkan) data sesuai indikator KD yang 
dinilai
• Menggunakan metode atau teknik penilaian –
Observasi/pengamatan
• Menggunakan instrumen penilaian yang 
variatif (beberapa) – di antaranya:
– Catatan anekdot
– Daftar cek
Analisis Data
• Amati semua data yang diperoleh – untuk
memperoleh kejelasan
• Bandingkan semua data yang ada dan lihat
mana yang saling melengkapi dan rumuskan
sebagai kesimpulan – ini bukan untuk
menentukan kualitas, misalnya baik, kurang
baik, lengkap, sesuai atau yang sejenisnya –
tapi untuk membuat naratif atau deskripsi
Pelaporan
• Tentukan teknik pelaporan – tulisan, langsung
atau dua‐duanya
• Tentukan bentuknya – buku atau kartu
• Tulis simpulan yang sudah ditentukan dalam
bentu naratif atau deskriptif – gunakan bahasa
yang mudah dipahami pembaca khususnya
orangtua – bisa dipertanggungjawabkan
(akuntabilitas guru)
• Sampaikan laporan kepada yang berkepentingan
– orang tua atau lainnya
• Terukur
• Menyeluruh
• Berkelanjutan
• Sistematis
• Transparan
• Obyektif
• Bermakna
PROSES PENILAIAN
Catatan Menganalisa
PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DATA

PELAPORAN
Anekdot data
Tertulis
Menyimpulkan
Hasil Karya
Membuat Lisan
keputusan
Ceklis

Dll
BAGI
ANAK

MANFAAT
PENILAIAN

BAGI BAGI
GURU ORANGTUA

KLIK 8
RUANG LINGKUP
Perkemb.
Moral & Agama

Perkemb. Perkemb.
Seni Sosial Emosi

AUD

Perkemb. Perkemb. Fisik
Bahasa Motorik

Perkemb.
Kognitif
LIHAT VIDEO PENJELASAN
“PENILAIAN AUTHENTICS”
• Penilaian berdasarkan
P fakta yang sesungguhnya
E O
N T • Dilakukan pada saat anak
I E terlibat dalam
L N pembelajaran (kegiatan)
A T
I I • Dilakukan secara alami
A K (tetapi) dalam kondisi yang
N direncanakan oleh guru
real
NOT:
PENYUSUNAN RENCANA
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

DISAMPAIKAN OLEH:
TIM PELATIH PAUD
TUJUAN PELATIHAN

PERENCANAAN  PROSEM RPPM RPPH

• PENGERTIAN • LANGKAH • LANGKAH • LANGKAH


• FUNGSI • PENYUSUNAN • PENYUSUNAN • PENYUSUNAN
FASILITASI
RANCANGAN PEMBELAJARAN
ANAK

Disusun sebelum pembelajaran


Pencapaian KD dan KI

Keberhasilan pengelolaan
pembelajaran bermakna

Penyiapan alat dan bahan

Membangun Sikap, pengetahuan


dan keterampilan
RAMBU-RAMBU MENYUSUN
PERENCANAAN

Memahami STPPA sebagai hasil akhir


program PAUD (KI)

Memahami KD sebagai capaian hasil


pembelajaran

Menetapkan Materi pembelajaran


sebagai muatan untuk memperkaya
pengalaman anak
JENIS PERENCANAAN
Berdasarkan PERMENDIKBUD 146/2014
TENTANG KURIKULUM 2013 PAUD

DOKUMEN
KTSP

Dokumen 1 : Dokumen II
Visi, Misi, Tujuan Satuan Perencanaan Program Semester
Pendidikan, Program (Prosem), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM), Dan
Pengembangan dan Materi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran, Pengaturan Harian (RPPH) yang dilengkapi
Beban Belajar, Kalender dengan Rencana Penilaian
Pendidikan dan Program Perkembangan Anak.
Tahunan, dan SOP.
JENIS PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
J

PROSEM

RPPM

RPPH
HARUS MENGACU PADA MUATAN PEMBELAJARAN
YANG ADA DI DOKUMEN 1 (KTSP)
PENETAPAN KD SETIAP TEMA*

TEMA DAN SUB TEMA SATU 
SEMESTER

ALOKASI WAKTU SETIAP TEMA, 
SUB TEMA 
Contoh Program Semester
Kompetensi Dasar (KD) TEMA SUB TEMA ALOKASI
WAKTU

- 1.1, 1.2, 3.1-4.1 (NAM), Diriku Tubuhku 1 minggu


- 2.1, 3.3-4.3, 3.4-4.4 (Motor)
Indentitasku 1 minggu
- 2.5, 2.6, 2.7, 2.8, 3.13-4.13 (Sosem),
Kesukaanku 2 minggu
- 2.2, 3.6-4.6, 3.7-4.7-,3.8-4.8 (Kognitif),
- 2.14, 3.10-4.10, 3.11-4.11, 3.12-4.12 (Bahs), Keluargaku 3 minggu
- 3.15- 4.15 (Seni)
Puncak Tema diriku

- 1.1, 1.2, 3.1-4.1 (NAM), Binatang Ayam 1 minggu


- 2.1, 3.3-4.3, 3.4-4.4 (Motr)
Ikan 2 minggu
- 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 3.13-4.13 (Sosem),
Kupu-kupu 3 minggu
- 2.3, 3.5-4.5, 3.6-4.6, 3.7-4.7, 3.9-4.9 (Kognitif),
- 2.14, 3.10-4.10, 3.11-4.11, 3.12-4.12 (Bahs), Belalang 1 minggu
- 3.15- 4.15 (Seni)
Harimau 1 minggu

Puncak tema binatang

Dst....................
LATIHAN

BUATLAH PROGRAM SEMESTER
Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Mingguan (RPPM)

Identitas Program Layanan

KD yang dipilih

Materi Pembelajaran

Rencana Kegiatan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
Contoh 1 RPPM dengan TAMAN KANAK-KANAK KENCANA

Model Format Kolom Semester/Bulan/Minggu : I/Juli/Minggu ke 4


Tema : Diriku
Sub Tema : Tubuhku
Sub-sub tema : -
Kelompok : B (usia 5-6 Tahun)

KD Materi Pembelajaran Rencana Kegiatan


1.1  Tubuhku ciptaan Tuhan, 1. Membuat bingkai foto diri warna ungu, hijau dan jingga
2. Membuat boneka diri dari tanah liat
3.4,-4.4  Nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara 3. Membuat boneka diri dari shuttlecock bulu tangkis dengan
merawat tempelan kertas ungu, hijau dan jingga
2.5  Aku senang memberi salam 4. Menggunting dan menempel gambar anggota tubuh
3.13-4.13  Perasaan senang dan sedih 5. Melukis dengan cat air
6. Menggambar dengan krayon atau spidol
3.6-4.6  Pengelompokan berdasarkan warna (ungu, hijau, dan 7. Mencetak bentuk tubuh dari pasir
jingga), bentuk tiga dimensi (silinder, kubus,), dan 8. Membuat kolase bentuk dan bagian muka dari daun kering
jumlah bilangan (5 - 10)* 9. Menghitung anggota tubuh
10. Menggambar jari tangan dengan krayon atau spidol
3.10- 4.10  Aku suka mendengar cerita 11. Mengukur tinggi badan dengan tali rapia
3.15-4.15  Lagu “ Tuhan Ciptakan Aku” 12. Menyusun huruf anggota tubuh berdasarkan contoh dari kartu
kata bergambar
13. Main peran pergi ke dokter gigi
14. Membuat roti berbentuk muka
15. Membangun rumah dari balok
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
TAMAN KANAK-KANAK KENCANA
Contoh 2 RPPM dengan Model
Semester/Bulan/Minggu: 1/Juli/4 Webbing
Tema/Sub Tema/Sub-subTema : : Diriku/Tubuhku/-
Kelompok : B (5-6 thn)
KD : 1.1, 3.4- 4.4, 2.5, 3.13-4.13, 3.6-4.6; 3.10-4.10, 3.15- 4.15
MATER I : Tubuhku ciptaan Tuhan, nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat, aku senang
memberi salam, perasaan senang dan sedih, pengelompokan warna (ungu, hijau dan jingga), bentuk dua dimensi (silinder, kubus),
bilangan (5 - 10), aku suka mendengar cerita, lagu “ Tuhan Ciptakan Aku”

Sentra seni/area seni/kegiatan sudut seni/kelompok Sentra/area/sudut bahan alam/


kegiatan seni /kelompok kebudayaan:

-Membuat bingkai fota diri warna ungu, hijau, jingga - Melukis dengan cat air
-Membuat boneka foto diri dari tanah liat -Menggambar tubuh dengan krayon atau spidol
-Membuat boneka diri dari shuttlecock bulu tangkis dengan -Mencetak bentuk tubuh dari pasir
tempelan kertas ungu, hijau, dan jingga -Membuat kolase bentuk dan bagian muka dari
-Menggunting dan menempel gambar anggota tubuh daun kering

Sentra persiapan/area persiapan/


kegiatan/kelompok sudut kebudayaan: -Sentra peran/area
drama/kegiatan Pergi ke
Menggambar jari tangan dengan krayon atau spidol Dokter Gigi
Mengukur tinggi badan dengan tali rapia Seting toilet dengan alat gosok gigi
Menyusun huruf anggota tubuh berdasarkan TUBUH KU Setting tempat pendaftaran
contoh dari kartu kata bergambar Seting tempat pemeriksaan dokter
Menghitung anggota tubuh dengan menggunakan Seting toko obat/ apotek
jari alat main yang ada

Sentra/area/sudut/ kegiatan memasak Sentra/area/sudut kegiatan balok

Membuat roti bentuk wajah -Membaca buku bergambar yang memuat


bermacam-macam bentuk bangunan
Mengamati (melihat, memegang, mencium, mencicipi) -Membuat bangunan “rumah ku” dari balok
bahan-bahan makanan yang akan digunakan -Menggunakan bangunan “rumahku” untuk
Menghias roti tawar menjadi bentuk wajah sendiri digunakan main peran mikro
dengan menggunakan mentega dan meisis warna merah -Balok asesories bentuk orang untuk main peran
dan kuning mikro
LEMBAR KERJA 2
Buatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
(RPPM) sesuai dengan pendekatan/model
pembelajaran yang digunakan dilembaga masing-
masing
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH):

• Acuan untuk mengelola kegiatan bermain


dalam satu hari.
• Disusun dan dilaksanakan oleh pendidik.
• Format tidak harus baku tetapi memuat
komponen-komponen yang ditetapkan.
Buatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) sesuai dengan pendekatan/model
pembelajaran yang digunakan dilembaga masing-
masing
KOMPONEN RPPH
Identitas program
Materi

Alat Dan Bahan

Kegiatan Pembukaan

Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup

Rencana Penilaian
Contoh 1. Model Sentra Seni

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)


Taman Kanak-Kanak Kenanga

Semester / bulan/Minggu ke : 1/Juli/2


Hari / Tanggal : Senin /14 Juli 2014
Kelompok / Usia : B/5 – 6 Tahun
Tema / Sub Tema : Diriku/Tubuhku

Materi dalam kegiatan:


1. doa sebelum dan sesudah belajar,
2. nama anggota tubuh, fungsi anggota tubuh, cara merawat,
3. pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru, kuning), (Catatan: materi pengelompokkan
berdasarkan bentuk dan jumlah bilangan disampaikan hari berikutinya),
4. lagu “ Tuhan Ciptakan Aku”

Materi yang masuk dalam pembiasaan:


1. Bersyukur sebagai ciptaan Tuhan
2. Mengucapkan salam masuk dalam SOP penyambutan dan penjemputan
3. Doa sebelum belajar dan mengenal aturan masuk ke dalam SOP pembukaan
4. Mencuci tangan dan menggosok gigi masuk dalam SOP sebelum dan sesudah makan.

Alat dan Bahan


1. Lidi/irisan bambu/stik es krim, kertas, lem, kertas warna warni untuk kegiatan membuat
bingkai fota diri warna merah, biru, kuning:.
2. Kertas Koran untuk alas, tanah liat, celemak untuk menutup baju anak untuk kegiatan
Membuat boneka foto diri dari tanah liat.
3. Kok bekas, kertas warna warni, lem, asesoris mata untuk kegiatan membuat boneka diri
4. Gambar anggota tubuh, lem, kerta untuk menempel, gunting untuk kegiatan menggunting
dan menempel gambar anggota tubuh.

A. Pembukaan (30 menit)


1. Bernyanyi “ AKU CIPTAAN TUHAN”
2. Tepuk “AKU CIPTAAN TUHAN”
3. Doa sebelum belajar
4. Mengenalkan aturan bermain
5. Berdiskusi bagian-bagian tubuh, fungsi, dan cara merawat tubuh
6. Diskusi yang harus dilakukan sebagai rasa terimakasih terhadap Tuhan atas tubuhnya
A. Inti (60 menit)
1. Anak mengamati:
a. Anggota tubuhnya
b. Ciri-ciri anggota tubuhnya dan cirri-ciri anggota tubuh temannya
c. Anak menghitung jumlah bagian anggota tubuhnya
2. Anak bertanya:
a. Diskusi tentang cara merawat tubuh
3. Anak mengumpulkan informasi:
 Guru memberi dukungan dengan cara membacakan buku
4. Anak menalar
 Anak menggunakan cerita dalam buku untuk melihat cirri-ciri tubuhnya
5. Anak Mengkomunikasikan:
Kegiatan sentra seni: Membuat bingkai foto diri.

Recalling
1. Menanyakan kegiatan apa saja yang dimainkan anak
2. Menguatkan konsep tentang bagian tubuh, fungsi, dan cara merawatnya
3. Menguatkan konsep pengelompokan berdasarkan warna (merah, biru, kuning).

B. Penutup (15 menit)


1. Menanyakan perasaan selama hari ini
2. Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang paling disukai
3. Pemberian tugas kepada anak untuk dilakukan di rumah yakni menanyakan bertanya kepada
orang tuanya tentang tempat lahir, tanggal lahir, siapa yang menolong kelahiran, dst.
4. Bercerita pendek yang berisi pesan-pesan
5. Menginformasikan kegiatan untuk esok hari
6. Berdoa setelah belajar.

 
RENCANA PENILAIAN
1.
Rencana Penilaian
Indikator Penilaian:
Program KD INDIKATOR
Pengemb

Nilai - 1.1 - Anak terbiasa bersyukur dirinya sebagai ciptaan Tuhan


Agama - 3.1, 41 - Anak dapat berdoa sebelum dan sesudah belajar,
dan
Moral

Motorik - 2.1 - Anak terbiasa mencuci tangan dan menggosok gigi


- 3.4, 4,4 - Anak dapat menyebutkan nama anggota tubuh, fungsi
anggota tubuh, cara merawat

Sosem - 2.5, - Anak terbiasa memberi salam


- 2.6 - Anak terbiasa mengikuti aturan

Kognitif - 3.6, 4.6, - Anak mengelompokkan berdasarkan warna (merah,


biru, kuning),

Bahasa - 1.13, - Anak terbiasa berlaku ramah,


- 3,10, 4.10 - Anak memahami cerita yang dibacakan cerita

Seni - 3.15, 4.15 - Anak menyanyikan lagu Aku Ciptaan Tuhan

 
LEMBARKERJA 3

BUATLAH RPPH SESUAI


DENGAN KONDISI
LEMBAGA MASING -MASING
PERKEMBANGAN
ANAK USIA DINI

DIREKTORAT PEMBINAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS


DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2015
TUJUAN PELATIHAN

• Memahami hakikat perkembangan anak usia


dini
• Mengetahui teori-teori perkembangan anak
usia dini
• Memahami fase perkembangan anak usia
dini
• Memahami aspek perkembangan anak
• Memahami hubungan kompetensi dasar dan
perkembangan anak
Siapakah anak itu ?

3
Siapa anak itu ?

ANAK IBARAT BENIH


pada usia 0 – 5 tahun
merupakan MASA
KEEMASAN (GOLDEN AGE) MASA TUMBUH
- pertumbuhan dan DAN BERKEMBANG
perkembangan yang terjadi ANAK
akan menjadi fondasi bagi
anak tersebut kelak di
kemudian hari

Setiap anak adalah unik.


Anak akan tumbuh,
berkembang dan belajar
dengan kecepatannya
yang berbeda dengan
anak yang seusianya.
5
Pertumbuhan merupakan suatu proses
perubahan secara kuantitatif pada anggota tubuh
yang terkait dengan besar, jumlah dan ukuran,
yang sebagian besar dapat diamati secara fisik
Perkembangan menunjukkan bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.
PERKEMBANGAN SEPERTI APA YANG
DIHARAPKAN PADA ANAK-ANAK ANDA?
FAKTOR‐FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN 
ANAK:

INTERNAL EKSTERNAL

Faktor bawaan Proses Kehamilan


(gen) yang normal  (nutrisi, penyakit,  PENYAKIT  KUALITAS 
dan patologik obat, polusi dll)  Asupan gizi YANG  PENGASUH
DIDERITA AN

KONDISI 
LINGKUNGAN

9
KEBUTUHAN DASAR UNTUK
TUMBUH KEMBANG OPTIMAL
Fisik‐biologis : 
nutrisi, imunisasi, kebersihan diri 
dan lingkungan, kesempatan 
bermain dan beristirahat, 
pelayanan kesehatan

Kasih sayang:
Menciptakan rasa 
Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh  aman+nyaman, dilindungi, 
Kembang Optimal diperhatikan, diberi contoh, 
didorong, dihargai (melalui
pola asuh yang demokratik)
Stimulasi: 
Kesempatan untuk
mengeksplorasi
lingkungannya melalui
berbagai aktivitas yang 
melibatkan panca inderanya
10
KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI

Kesesuaian usia

Kesesuaian secara
individual

Kesesuaian secara
sosial dan budaya
DIMENSI PENERAPAN DAP

• Menciptakan komunitas belajar yang kondusif


• Menciptakan cara pengajaran yang dapat
meningkatkan dan memperbaiki
perkembangan dan proses belajar
• Membangun kurikulum yang sesuai
• Memberikan penilaian terhadap
perkembangan dan proses belajar anak
• Membangun hubungan yang saling
menguntung dengan keluarga
Perkembangan Anak Berdasarkan
Kelompok Usia
• Bayi/infant, usia dari lahir – 12 bulan
• Batita/toodler, usia 12 bulan – 36 bulan
• Prasekolah/preschool, usia 3 – 6 tahun
Tonggak Perkembangan 1 Tahun

• Tumbuhnya rasa PERCAYA dan


IKATAN dengan orang lain
• Sudah muncul senyum social
kepada orang-orang yang
dikenalnya
• Mulai membuat suara-suara dan
menjawab pertanyaan dengan
bahasa bayi
• Memperlihatkan rasa takut pada
orang yang tidak dikenalnya
Lanjutan

• Mampu mengetahui letak


benda yang disembunyikan
dari pandangannya
• Mengulang kembali gerakan
untuk kesenangan
• Menjelajah lingkungan untuk
peningkatan pengendalian
badan
Tonggak Perkembangan 12-36 Bln

• Anak mulai mencobakan


kemampuan-kemampuan baru
yang dimilikinya (berjalan, berlari,
memegang sendok/bola dll)
• Memiliki “kebiasaan” baru seperti
mengamuk, sebagai perwujudan
dari pemahaman dirinya yang
berbeda dengan orang lain
• Munculnya bahasa
Lanjutan
• Perkembangan lanjutan baik
keterampilan gerakan kasar maupun
halus
• Mulai dapat untuk bermain peran
(membawa tas dan memakai sepatu
ibunya)
• Mulai main sosial dengan anak
lainnya
• Mulai latihan buang air kecil dan besar
di kamar kecil
• Senang pada kebiasaan dan rutinitas
Tonggak Perkembangan 36-72 Bln
• Kemampuan pengendalian diri pada gerakan
kasar dan halus semakin berkembang dan
kompleks
• Peningkatan perkembangan bahasa
• Menggunakan bahasa untuk memecahkan
masalah
• Menggunakan bahasa untuk memperkuat main
dengan teman sebaya dan orang dewasa
• Munculnya hubungan sosial bekerjasama dengan
anak lainnya
Lanjutan

• Mampu menggunakan berbagai jenis bahan


mainan
• Kemajuan dari main sensorimotor atau main
proses ke kemampuan untuk mewakili dunia
nyata dalam balok, papan lukis, dan
bermacam-macam bahan main
pembangunan lainnya
PROGRAM PERKEMBANGAN
DISKUSIKAN

• PETAKAN KOMPETENSI DASAR


KEDALAM SETIAP PROGRAM
PENGEMBANGAN
NO PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI DASAR

1 NILAI AGAMA DAN MORAL

2 FISIK MOTORIK

3 BAHASA

4 KOGNITIF

5 SOSIAL EMOSIONAL

6 SENI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai