Anda di halaman 1dari 15

MODUL

STAAD Pro
(Level: Basic & Medium)

Disusun oleh :
Wahyu Nursamhuda, ST

Tahun 2016
Modul STAADPro - NEC

Sekapur sirih

S
TAAD adalah singkatan dari STructural Analysis And Design,
yang dirilis oleh Research Engineering di Amerika. STAAD
merupakan salah satu program analisa struktur yang cukup
populer di dunia dan banyak dipakai oleh konsultan-konsultan
struktur kelas dunia.

STAAD menggunakan teknologi yang paling mutakhir dalam metode


finite-element, dengan metode input yang sangat interaktif dan
mudah. Oleh karena itu, program ini layak dipelajari dan dipahami
oleh para praktisi perencana struktur.

Kelebihan dari STAAD dibandingkan program yang sejenis adalah


kemudahan dalam penggunaannya. GUI (Graphical User Interface)
dari software ini dibuat sedemikian rupa sehingga pengguna gampang
menggunakannya.

Modul StaadPro ini membahas berbagai hal yang berhubungan


dengan konsep dan teknik menghitung serta variasi bentuk
pemodelan disertai beberapa contoh kasus.

Modul ini disusun sebagai pengenalan terhadap software tersebut.


Karena disusun sebagai pengenalan, diharapkan pembaca tidak
hanya membaca atau membuat modul ini sebagai satu-satunya
sumber dalam memperlajari software tersebut karena begitu banyak
yang dipelajari dan digali dari software ini, banyaknya referensi buku
dan intensifnya latihan serta pengembangan ide imajinatif akan
mempercepat menguasai program ini.

Penyusun.

1 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

STAAD Pro

A. PEMBEBANAN

Sebelum melangkah lebih jauh dalam menghitung atau mendesain


suatu konstruksi. Anda diharuskan lebih mengenal masing-masing jenis
beban yang bekerja diatas konstruksi Anda.

1. Beban Mati (Dead)


Adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang
bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin serta
peralatan tetap (fixed equipment) yang merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari bangunan itu (perlengkapan/ peralatan
bangunan).
Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983,
berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel. Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung


MATERIAL
Bahan Bangunan
Baja 7850 kg/m3
Batu Alam 2600 kg/m3
Batu Belah/ Bulat/ Gunung 1500 kg/m3
Batu Karang 700 kg/m3
Batu Pecah (Split) 1450 kg/m3
Besi Tuang 7250 kg/m3
Beton (untuk struktur) 2200 kg/m3
Beton bertulang 2400 kg/m3
Kayu (Kelas I) 1000 kg/m3
Kerikil, koral, (kering udara sampai lembab) 1650 kg/m3
Pasangan batu merah 1750 kg/m3
Pasangan batu belah/ bulat/ gunung 2200 kg/m3
Pasangan batu batu cetak 2200 kg/m3
Pasangan batu karang 1450 kg/m3
Pasir (kering udara sampai lembab) 1600 kg/m3
Pasir (jenuh air) 1800 kg/m3
Pasir kerikil, koral (kering udara – lembab) 1850 kg/m3
Tanah, lempung & lanau (kering – lembab) 1700 kg/m3
Tanah, lempung & lanau (basah) 2000 kg/m3

2 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

Tanah hitam (Timbel) 11400 kg/m3


Komponen Gedung
Adukan, per cm tebal :
 Dari semen 21 kg/m3
 Dari kapur, semen merah atau tras 17 kg/m3
Aspal, per cm tebal 14 kg/m3
Dinding pasangan bata merah
 Satu batu 450 kg/m3
 Setengah batu 250 kg/m3
Dinding batako berlubang
 Tebal dinding 20 cm 250 kg/m2
 Tebal dinding 10 cm 120 kg/m2
Dinding batako tanpa lubang :
 Tebal dinding 15 cm 300 kg/m2
 Tebal dinding 10 cm 200 kg/m2
Langit-langit:
 Serat semen, tebal maksimum 4 mm 11 kg/m2
10 kg/m2
 Kaca, dengan tebal 3-4 mm
40 kg/m2
Lantai kayu dengan balok (rumah tinggal)
7 kg/m2
Penggantung plafon (bentang maks. 5 m)
Penutup atap:
50 kg/m2
 Genteng/kaso/reng per m2 luas atap
24 kg/m2
 Sirap/kaso/reng per m2 luas atap
11 kg/m2
 Serat semen gelombang (tebal maks. 5 mm)
5 kg/m2
 Aluminium gelombang 24 kg/m2
Penutup lantai (teraso, keramik & beton)

Pendekatan lain dalam menghitung Beban Mati dapat dilakukan


dengan memperhatikan struktur bangunan yang digunakan,
sebagaimana tertera dalam Tabel di bawah ini.

Jenis Struktur Beban Mati


(kg/m2)
Beton Bertulang :
 Portal 0,30 x 2400 = 720
 Portal & Inti/ Dinding Geser 0,35 x 2400 = 840
 Tabung dalam Tabung 0,40 x 2400 = 960
 Kotak/ Panil 0,20 x 2400 = 480
Baja:
 Ketinggian < 30 lantai 100
 Ketinggian ≥ 30 lantai 150
 Balok anak 20
 Balok induk 35
 Deck plate 15
 Kolom 30

3 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

Komposit
 Ketinggian < 30 lantai 100 + 480 = 580
 Ketinggian ≥ 30 lantai 150 + 480 = 630
Partisi 100
Elemen Arsitektural (finishing) 100

2. Beban Hidup (Live)


Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu bangunan, dan di dalamnya termasuk beban-
beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat
berpindah (moveable equipment), mesin-mesin serta peralatan
yang tidak merupakan bagian yang terpisahkan dari bangunan
dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu, sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap
bangunan tersebut. Khusus untuk atap yang dianggap beban
hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat
genangan maupun akibat tekanan jatuh (energy kinetic) butiran
air. Beban hidup tidak termasuk Beban Angin dan Beban Gempa.

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983,


beban hidup pada lantai bangunan dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Uraian Beban
Hidup
(kg/m2)
Lantai dan tangga rumah tinggal 200
Lantai dan rumah tinggal sederhana 125
Lantai sekolah, kantor, toko, restoran, hotel, asrama & rumah sakit 250
Lantai ruang olah raga 400
Lantai ruang dansa 500
Lantai dan balkon ruang pertemuan, bioskop, ibadah 400
Panggung penonton dengan penonton berdiri 500
Tangga, bordes tangga, dan gang bangunan umum 300
Tangga, bordes tangga, dan gang gedung umum 500
Lantai ruang perlengkapan gedung pertemuan 250
Lantai pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang mesin 400
Lantai gedung parkir bertingkat:
Untuk lantai bawah (basement) 800
Untuk lantai tingkat lainnya 400
Balkon yang menjorok bebas ke luar 300

4 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

3. Beban Angin (Wind)


Adalah semua beban yang bekerja pada bangunan, atau bagian
bangunan, yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Tekanan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, dan di tepi laut atau
dekat pegunungan sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil
minimum 40 kg/m2.
Jika ada kemungkinan kecepatan angin mengakibatkan tekanan
tiup yang lebih besar, maka tekanan tiup harus dihitung menurut
rumus :

=
16
Keterangan: v adalah kecepatan angin (m/det).

4. Beban Gempa (Seismic)


Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada bangunan
atau bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari gerakan
tanah akibat gempa itu. Ketika pengaruh gempa pada struktur
bangunan ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka
yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya-gaya
didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat
gempa itu.
Setiap struktur bangunan, menurut Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002),
harus direncanakan untuk menahan suatu beban geser dasar
akibat gempa (V) dalam arah-arah yang ditentukan menurut rumus
berikut :
× ×
=
Keterangan:
C adalah koefisien gempa dasar
I adalah faktor keutamaan
R adalah faktor reduksi gempa
Wt adalah kombinasi beban mati dan beban hidup
= 1,05 × ( + 0,3 )

5. Beban Kombinasi

5 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

B. JENIS PERLETAKAN
Beberapa jenis perletakan/ tumpuan yang sering digunakan
diantaranya, sebagai berikut:
1. Sendi
Sendi merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi
vertikal dan gaya reaksi horizontal.

2. Roll
Rol merupakan tumpuan yang hanyadapat menerima gaya reaksi
vertikal.

3. Jepit
Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi
vertical, gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua
penampang.

C. JENIS PEMBEBANAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada
batang adalah jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun
jenis pembeban :
1. Beban terpusat
Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas
kontaknya kecil.

6 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

2. Beban Terbagi Merata


Disebut beban terbagi merata karena beban yang bekerja diatas
balok terjadi secara merata sepanjang batang dan biasanya
dinyatakan dalam satuan kg/m atau KN/m.

3. Beban Segitiga
Disebut beban segitiga karena beban yang bekerja diatas balok
terjadi secara tidak merata sepanjang batang dengan variasi
beban yang terlihat seperti bentuk segitiga. Dan biasanya beban
ini dinyatakan dalam satuan kg/m atau KN/m.

4. Beban Trapesium
Disebut beban trapesium karena beban yang bekerja diatas balok
terjadi secara tidak merata sepanjang batang dengan variasi
beban yang terlihat seperti bentuk trapesium. Dan biasanya beban
ini dinyatakan dalam satuan kg/m atau KN/m.

7 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

LATIHAN-1

Property:

YD = 0.6

ZD = 0.4

Loading:
Uniform Force W1 = 50 kg/m
Concentrated Force P = 100 kg

8 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

LATIHAN-2

Property:

YD = 0.6

ZD = 0.4

Loading:
Linear Varying W1 = 0 kg/m W2 = 30 kg/m
Trapezoidal W1 = 10 kg/m W2 = 20 kg/m

9 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

LATIHAN-3

Property:
Balok Kolom

YD = 0.3 YD = 0.4

ZD = 0.3 ZD = 0.6

Loading:
Beban Mati (Dead)
Selfweight
Beban Hidup (Live)
Uniform Force W1 = 1000 kg/m
Nodal Fy = 500 kg

10 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

LATIHAN-4

Property:
Balok Kolom

YD = 0.3 YD = 0.4

ZD = 0.3 ZD = 0.6

Loading:
Beban Mati (Dead)
Selfweight
Beban Hidup (Live)
Uniform Force W1 = 1000 kg/m
Nodal Fy = 500 kg

11 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

LATIHAN-5

Property:
(Profil Japanese) H 100.100

Loading :
Beban Mati (Dead)
Selfweight

Beban Hidup (Live)


Nodal Fy = 150 kg

12 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

LATIHAN-6

Property:
(Profil Japanese) H 100.100

Loading :
Beban Mati (Dead)
Selfweight

Beban Hidup (Live)


Nodal Fy = 150 kg

Data Desain Baja:


Fyld = 1600 kg/cm2 (BJ 37)
Ky = 1
Kz = 1
Nsf = 0,85 (untuk sumbu utama)
Nsf = 0,85 (untuk bracing)

=

13 Wahyu Nursamhuda, ST
Modul STAADPro - NEC

LATIHAN-7

4m

5m

5m

3m
3m
5m
5m
3m

3m
Property :
Kolom 0.5m x 0.5m
Balok 0.3m x 0.3m

Loading :
Beban Mati (Dead)
Portal beton

Beban Hidup (Live)


Lantai 1 = Parkir
Lantai 2 = Ruang Kaprodi
Lantai 3 = Laboratorium dan Perpustakaan

Beban Angin (Wind)


Lokasi didaerah Malang
Berdasarkan data BMKG daerah setempat didapatkan nilai
kecepatan angin sebesar 35 m/det

Beban Gempa (Seismic)


Lokasi didaerah Malang

14 Wahyu Nursamhuda, ST

Anda mungkin juga menyukai