KONSEP VARIOGRAM
2.1 Pendahuluan
Istilah variogram dapat disamakan dengan varians dalam ilmu statistik. Istilah ini
diperkenalkan oleh Prof. Matheron, seorang ahli tambang dari Afrika Selatan pada tahun
1960-an dalam bukunya berjudul “theory of regionalized variable”. Dalam modul ini akan
bahas mengenai konsep variogram dan model-model variogram.
Dalam geostatistik, nilai variabel yang berkorelasi secara spasial pada lokasi titik X
dianggap sebagai suatu realisasi fungsi acak Z (X). Apabila fungsi acak stasioner, maka
∑[Z(X)] konstan untuk semua nilai X dan korelasi spasial ini disebut variogram
(Marchant and Lark, 2007). Variogram dapat didefenisikan sebagai rata-rata perbedaan
kuadrat dari dua nilai yang dihitung sebagai fungsi jarak (Wellmer, 1998 ; Wackernagel,
1998). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
1 n
γ(h) = -------- ∑ [( Z(x) – Z (x + h))2 ]...................................................................(1)
2n(h) i=1
Modul 2- Geostatistik - 1
konsentrasi geokimia unsur-unsur jejak dalam contoh tanah dan sedimen sungai,
konsentrasi polutan dalam tanah, air dan atmosfer dan sebagainya. Suatu variogram dapat
disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 2.1 berikut.
γ(h) sill
σ2
a h
range
Variabel teregional umumnya khas pada fenomena tertentu, misalnya kadar logam
khas pada suatu mineralisasi (Journel & Huijbregts, 1978 . Fenomena dari variabel
teregional dapat digunakan untuk menyajikan beberapa kasus seperti :
1. Harga logam di pasaran yang dapat dipandang sebagai distribusi harga terhadap
waktu (satu dimensi).
2. Fenomena geologi seperti ketebalan lapisan yang relatif horizontal dan dianggap
sebagai ruang dua dimensi.
3. Fenomena mineralisasi yang dicirikan oleh distribusi variabel dalam ruang tiga
dimensi seperti kadar, densitas, perolehan, dsb.
Beberapa sifat variogram akan dijelaskan sebagai berikut:
Modul 2- Geostatistik - 2
γ(h) = 0.5 Var [ Z(x+h) – Z(x) ] atau σ2 = 0.5 [Var (Z(x+h)) + Var (Z(x))]............(2)
Perilaku suatu nilai di dekat titik awal dapat menggambarkan karakter suatu
endapan mineral. Hal ini berkaitan dengan kesinambungan dan keteraturan spasial dari
suatu variabel. Menurut Armstrong, 1998, terdapat empat kemungkinan jenis perilaku
suatu variabel di dekat titik awal yaitu :
1. Kuadratik : Jenis ini memperlihatkan variabel teregional yang sangat kontinyu.
Bentuk kuadrat ini juga dapat berasosiasi dengan hadirnya ”drift”.
2. Linier : Variabel teregional bersifat kontinyu namun kurang teratur dibanding
dengan jenis kuadratik.
3. Tidak sinambung di dekat titik awal : bila γ(h) cenderung tidak nol ketika h
mendekati nol. Hal ini berarti bahwa varibel sangat tidak teratur pada jarak yang
dekat.
4. Datar : Variabel teregional Z(x+h) dan Z(x) tidak berkorelasi dengan semua
nilai h, tanpa melihat seberapa dekat posisi variabel tersebut. Perilaku dari
variogram di dekat titik awal dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Variogram pada kebanyakan variabel geologi seperti kadar logam termasuk kategori
diskontinyu. Distribusi kadar sangat heterogen meski pada jarak dekat sekalipun.
Heterogenitas kadar emas bersifat ”erratic” atau disebut ”nugget gold”. Istilah ”nugget
effect” pertama kali digunakan pada endapan emas di Afrika Selatan.
Anisotropi
Bila variogram dihitung pada arah yang berbeda dan menghasilkan ”range” berbeda
pula, maka fenomena tersebut dinamakan anisotropi. Sebaliknya jika bentuk variogram
untuk segala arah sama, maka disebut isotropi. Ada dua tipe anisotropi yang dikenal yakni
: anisotropi geometri dan anisotropi zonal. Anisotropi geometri dapat terjadi bila
variogram memiliki ”sill” yang sama untuk segala arah, namun ”range” berbeda (Gambar
2.3a) atau dapat juga ”sill” dan ”range” sama, namun slopenya berbeda (Gambar 2. 3a).
Modul 2- Geostatistik - 3
γ(h) γ(h)
γ(h) ~ A | h |2 γ(h) ~ A | h |2
|h|0 |h|0
1 2
h h
γ(h) γ(h)
3 4
Co Co
Nugget effect Nugget effect
h h
Gambar 2.2. Perilaku variogram di dekat titik awal. 1= bentuk kuadratik, 2= bentuk
linier, 3= bentuk diskontinyu, dan 4 = bentuk datar (dikutif dari
Armstrong, 1998).
γ(h) γ(h)
Arah 2 :
γ2(h) = C2 |h|
1 2 Arah 2 :
γ1(h) = C2 |h|
a1 a2
Gambar 2.3. a). Bentuk variogam anisotropi geometri dengan range berbeda.
b). Bentuk variogram anisotropi geometri dengan slope
berbeda.
Modul 2- Geostatistik - 4
Kurva pada Gambar 2. 3 di atas pada prinsipnya dapat digambarkan dalam bentuk
lingkaran atau elips seperti Gamabar 2.4.
Arah 2
a2
Arah 1
a1
a1 a2
A B
Gambar 2.4. Bentuk elips yang menunjukkan sumbu utama dan kedua
dalam kasus anisotropi geometri.
Anisotropi zonal merupakan ciri khas dari suatu sequen endapan berlapis. Pada jenis
anisotropi ini, semua arah pada bidang perlapisan dicirikan baik oleh isotrop ataupun
anisotrop. Sebaliknya, arah yang memotong bidang perlapisan menunjukkan variabilitas
yang lebih tinggi dengan kontinuitas lebih pendek dibandingkan dengan arah-arah yang
sejajar dengan perlapisan.
γh
h
Range pendek Range panjang
Modul 2- Geostatistik - 5
Efek Proporsional
Suatu variogram disebut ”proportional effect” jika nilainya (terutama sill) sebanding
dengan kuadrat dari kadar rata-rata lokal. Munculnya proporsional effect dapat
ditunjukkan dengan melakukan plot nilai rata-rata terhadap deviasi standar dari suatu
populasi.
Armstrong, M., 1998., Basic Linear Geostatistics., Springer –Verlag., New York, 220 pp.
Marchant B.P. and Lark, R.M., 2007., Optimized Sample Schemes for Geostatistical
Surveys., Mathematical Geology, Vol. 39, No. 1, pp. 113 – 134.
Wackeragel, H., 1998., Multivatiate Geostatistic., 2nd Edition., Springer- Verlag., Berlin.
Wellmer, F.W., 1998., Statististical Evaluations in Exploration for Mineral Deposits.,
Springer- Verlag., Berlin.
Modul 2- Geostatistik - 6