Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BENCANA GUNUNG MELETUS


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Manajemen Bencana
Dosen pengampu : Hj. Siti Wasliyah, S.kep, Ners, M.kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK 10

Anggitalia Angraini P27904117005


Dewi Herliana P27904117009
Gadis Intanovia A P27904117023
Maysita Luiqi A P27904117031
Ratu Ayu Dwi K P27904117038

Semester IV Tingkat II
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI D IV KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Manajemen Bencana, yang
berjudul simulasi dan diskusi bencana gunung meletus . Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan
terang bagi umatnya. Makalah ini disusun, berdasarkan hasil pencarian literatur dan
diskusi yang telah kami dapatkan. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen pembimbing
dan untuk menambah pengetahuan kami mengenai Manajemen Penanggulangan
Bencana Alam Gunung Meletus dalam Manajemen Bencana. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Hj. Siti Wasliyah, S.Kep Ners, M.Kep. Selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
2. TIM Dosen dalam Mata Kuliah Keperawatan Manajemen Bencana yang telah
mendukung kelompok, yang berkenan memberi masukan-masukan dan
bimbingan sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
3. Orangtua kami, yang telah mendukung baik moril maupun materil
4. Rekan Mahasiswa/i Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten, Jurusan
Keperawatan Tangerang, khususnya Program Studi DIV Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa banyak kekurangan, “tak
ada gading yang tak retak” maka untuk itu, penyusun memohon kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pembaca yang sangat diperlukan demi
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Kami juga
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami sebagai penyusun. Amin yaa Robal Alamin.

Tangerang, Maret 2019

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Bencana .........................................................................................3
B. Definisi Gunung Meletus ............................................................................3
C. Sebab-sebab terjadinya bencana gunung berapi .........................................5
D. Jenis-Jenis Gunung .....................................................................................5
E. Bagian-Bagian Gunung ...............................................................................6
F. Dampak Negatif Gunung Meletus ..............................................................6
G. Dampak Positif Gunung Meletus ................................................................8
H. Penyebab Terjadinya Gunung Meletus .......................................................8
I. Cara penanggulangan bencana gunung berapi ............................................9
J. Usaha Pencegahan Gunung Meletus .........................................................10
K. Mengetahui lokasi bencana dari informasi yang di dapat .........................11
L. Tugas pengendalian fasilitas dan logistic .................................................11
M. Lokasi bencana tindakan yang harus di lakukan ......................................11
N. Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana .12
O. Peran Perawat Dalam Tanggap Bencana ..................................................13
P. Diagnosa Keperawatan .............................................................................15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................16
B. Saran ..........................................................................................................16
DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam


dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan
baik factor alam maupun faktor non alam,maupun factor manusia ,sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan lingkungan
,kerugian harta benda,dan dampak psikologi. (Suratman Woro Suprojo,
Prosiding pengindraan jauh dan system informasi geografi.2012)

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam
wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di
bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan
hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai
fenomena pembentukanice volcanoes atau gunung api es dan mud
volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah
yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api
lumpur dapat kita lihat di daerah kuwu, grobogan, jawa tengah yang
populer sebagai bleduk kuwu.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh
aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati.
Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan
keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung
berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa bencana alam gunung meletus itu ?
2. Faktor–faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya bencana alam
gunung meletus?
3. Dampak apa yang ditimbulkan dari bencana alam gunung meletus?
4. Bagaimana cara penanggulangan bencana alam gunung meletus?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah dapat mengetahui tentang gunung
meletus.
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari penulisan makalah ini adalah:
a. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya gunung berapi
b. Dapat mengetahui dampak yang di akibatkan pada gunung berapi.
c. Dapat mengetahui cara penanggulangan bencana gunung berapi.
d. Dapat menentukan usaha pencegahan gunung meletus.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Bencana
Peristiwa yg terjadi secara mendadak/tidak terencana atau secara perlahan
tetapi berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan normal
atau kerusakan ekosistem, sehingga diperlukan tindakan darurat dan luar
biasa untuk menolong dan menyelamatkan korban yaitu manusia dan
lingkungannya (KEMENKES RI no : 145/MENKES/SK/I/2007)

B. Definisi Gunung Meletus


1. Gunung merupakan bentuk muka bumi yang menonjol dari rupa bumi
di sekitar. Gunung biasanya lebih tinggi dan curam dibandingkan bukit.
Gunung dan pegunungan terbentuk karena pergerakan kerak bumi yang
menjulang naik. Jika kedua kerak bumi menjulang naik, pegunungan
dihasilkan, sebaliknya jika salah satu kerak bumi terlipat bawah kerak
yang lain, gunung berapi terbentuk.
2. Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah
sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah
bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat
lokal.
3. Gunung meletus adalah peristiwa alam dimana endapan magma yang
berada di dalam perut bumi didorong keluar oleh gas yang mempunyai
tekanan tinggi. Gunung meletus merupakan gejala alam vulkanik.
4. Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat
endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni
diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam
bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat

3
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya
bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung
berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut
gunung berapi aktif.
5. Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari
dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar
panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus
biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda
bisa diminimalisir.

Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan gunung


berapi atau erupsi, karena saat terjadi erupsi gunung berapi tersebut
mengeluarkan lava panas, awan panas atau dikenal dengan wedus gembel,
gas beracun dan lahar dingin.

4
C. Sebab-sebab terjadinya bencana gunung berapi
1. Pada batas lempeng terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat
tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang
merupakan cairan pijar ( magma ).
2. Kegiatan gunung berapi menyebabkan zona kegempaan aktif di
sekitarnya.
3. Erupsi gunung berapi yang memuntahkan lava dan awan panas hingga
mencapai suhu di atas 1000oC
4. Lahar yang tertampung di kantong-kantong sekitar kawah gunung, jika
terjadi hujan akan menyebabkan banjir lahar dingin.

D. Jenis – Jenis Gunung


Pada garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi aktif dan
tidak aktif.
1. Gunung aktif,
yaitu gunung api yang masih bekerja yang kawahnya selalu
mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Misalnya Gunung Stromboli
.Gunung berapi terbentuk oleh lapisan material yang keluar dari perut
bumi. Gunung berapi yang masih hidup atau aktif gejala yang
tampak adalah timbulnya ledakan atau letusan. Kegiatan gunung berapi
diawasi oleh Jawatan Geologi. Jawatan ini memiliki alat pencatat gempa
bumi yang disebut seismograf. Beberapa bentuk gunung api, yaitu :
gunung api kerucut (strato), gunung api Landai (Maar) dan gunung api
Perisai (tameng). Bentuk ini dipengaruhi oleh letak dapur magma dan
sifat magma yang keluar dari perut bumi.
2. Gunung tidak berapi
Gunung tidak berapi merupa-kan gunung yang sudah tidak aktif lagi.
Gunung tidak berapi sangat kecil kemungkinan untuk meletus. Gunung
tidak berapi sering juga disebut gunung mati. Contoh gunung tidak
berapi adalah Gunung Muria (Jawa Tengah), Gunung Tambora (NTB),
dan Gunung Melawan (Kalimantan Tengah).

5
E. Bagian-bagian gunung
Gunung terdiri dari tiga bagian.Yaitu puncak, lereng dan kaki gunung.
1. Lereng yaitu suatu medan atau daerah yang permukaan tanahnya atau
letaknya miring. Berdasarkan derajat kemiringannya lereng dibedakan
menjadi empat macam yaitu, lereng landai,curam,terjal,tegak.
2. Puncak
3. Kaki gunung
Berdasar bentuknya dibagi menjadi :
1. Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) : seperti perisai, terjadi
karena lelehan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai.
Contoh: Gunung Mauna Loa (Hawaii).
2. Gunung berapi strato, Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan
dan lelehan (etusi) secara bergantian. Jenis ini banyak terdapat di
Indonesia. Contoh: Gunung Merapi di Indonesia.
3. Gunung berapi maar : Gunung berapi yang meletus sekali dan segala
aktivitas vulkanisme terhenti,yang tinggal hanya kawahnya saja.
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi karena letusan
(eksplosif). Contoh: Gunung Lamongan (Jawa Timur), Pegunungan
Eifel (Perancis), dan dataran tinggi di Perancis Tengah.
Menurut aktivitasnya, gunung api dibagi menjadi tiga kelompok:
1. Gunung aktif, gunung ini masih bekerja, kawahnya selalu
mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Contoh: Gunung Stromboli
2. Gunung mati. Gunung yang sudah tidak meletus lagi. Contoh: Gunung
Patuha dan Gunung Sumbing
3. Gunung istirahat. Gunung api yang sewaktu-waktu meletus kemudian
istirahat kembali. Contoh: Gunung Ciremai dan Gunung Kelud.

F. Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi


Dampak negative akibat aktifitas gunung berapi ini sering disebut
bencana gunung berapi. Wilayah bencana dapat mencapai hingga radius
jangkauan lava dan abu vulkanik yang dikenal dengan wedus gembel hingga

6
mencapai jarak 18 km. Akibat negative lainnya dari letusan gunung berapi
adalah gempa vulkanik. Gempa vulkanik yang ditimbulkan gunung berapi
di dasar laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.
Tapi dibalik peristiwa letusan gunung berapi terdapat dampak
positipnya yaitu:
1. Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang
Aliran Lava menghasilkan banyak material isi perut bumi yang keluar
saat terjadinya letusan gunung. Material itu bisa berbentuk pasir, silika,
lava, kristal dan lain sebagainya yang dimuntahkan dari dalam perut
bumi dalam jumlah besar. Kristal bisa dimanfaatkan untuk membuat
perhiasan dan pajangan rumah tangga,Silika bisa dimanfaatkan untuk
membuat kaca dan material lainnya bisa dikembangkan untuk
menggerakkan ekonomi.
2. Cuaca berubah
Para ilmuwan telah lama menyelidiki bahwa ledakan besar gunung
berapi bisa mempengaruhi cuaca global dengan cara memuntahkan
partikel-partikel ke udara bebas yang dapat menghalangi energy panas
matahari dan dapat mendinginkan suhu udara. Ini tentu sebuah kabar
yang baik, mengingat akhir-akhir ini suhu udara terasa panas yang
diperkirakan akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada
tahun 2012.
Para peneliti juga meyakini bahwa letusan gunung berapi juga akan
berpengaruh terhadap curah hujan di kawasan Asia. Para peneliti dari
Columbia University's Lamont-Doherty Earth Observatory menyatakan
bahwa letusan besar akan cenderung menyebabkan beberapa kawasan
di Asia tengah mengalami kekeringan, namun akan menyebabkan
banyak hujan di negara-negara Asia Tenggara dan termasuk Vietnam,
Laos, Cambodia, Thailand dan Myanmar .
Sebuah letusan besar akan memuntahkan unsur-unsur belerang yang
akan berubah menjadi partikel kecil di dalam atmosfer yang akan
menghalangi radiasi matahari. Dan akibatnya hal itu akan menurunkan

7
suhu pada permukaan bumi selama berbulan-bulan, dan bahkan hingga
bertahun-tahun.
Seperti yang sudah terjadi adalah letusan Gunung Tambora di Pulau
Sumbawa pada 1815, yang berdampak atas membekunya tanaman-
tanaman pertanian di wilayah hingga sejauh New England. Juga letusan
Gunung Pinatubo pada tahun 1991, di Filipina yang mampu
menurunkan suhu gobal sebesar 0,7 oFahrenheit, sehingga mampu
untuk menutupi efek gas rumah kaca selama sekitar setahun.
3. Obyek Wisata yang indah
Sisa-sisa letusan gunung dapat berubah menjadi obyek wisata yang
indah dan mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.

G. Dampak Positive Akibat Gunung Merapi


Selain itu, gunung meletus juga menyebabkan dampak positif. Meskipun
untuk letusan Merapi ini dampak tersebut belum terlihat secara signifikan
tapi ada hal yang dapat dijadikan dampak positive dalam bencana ini yaitu
1. Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk
mendapat
2. pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
3. Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan
tanah, namun dampak ini hanya dirasakan oleh penduduk sekitar
gunung.
4. Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan
sebagaibahan material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan
lain-lain.

H. Penyebab Terjadinya Gunung Meletus


Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan
seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan
batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang

8
lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi
bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan
kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi
ini. Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
1. Gas vulkanik
2. Lava dan aliran pasir serta batu panas
3. Lahar
4. Tanah longsor
5. Gempa bumi
6. Abuletusan
7. Awan panas (Piroklastik)

I. Cara penanggulangan bencana gunung berapi


1. Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan
daerah aliran lahar.
b. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
c. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan
panjang atau jaket, celana panjang, topi dan lainnya.
d. Jangan memakai lensa kontak.
e. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
f. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.

2. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi


a. Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar
dingin dan batu-batu besar.
b. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
c. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak
atau meruntuhkan atap bangunan.

9
d. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab
bisa merusak mesin.

J. Usaha Pencegahan Gunung Meletus


Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat
letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :
1. Pemantuan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan
ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di
Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos
pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda
setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan
aktivitas gunung berapi. Tindakan tersebut antara lain :
a. Mengevaluasi laporan dan data
b. Membentuk Tim Tanggap Darurat
c. Mengirimkan Tim ke lokasi
d. Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis
dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah
penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penggulangan bencana
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika,
dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta
dan dokumen lainnya
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta
masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk

10
sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan
penyuluhan langsung kepada masyarakat.

K. Mengetahui lokasi bencana dari informasi yang di dapat, dan harus


memperhatikan hal-hal berikut.
1. Lengkapi semua informasi. Dan klasifikasi kebenaran ber
2. Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur pelapor
3. Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja
terkait(persiapan tim)
4. Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/ organisasi
tugas yang sudah ditetapkan saat preparednees)
5. Sistem Komunikasi memegang peran penting

L. Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :


1. Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja (
fasilitas Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan)
2. Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan
kebutuhan korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air
bersih, transportasi tim dan korban)
3. Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi atau
bantuan.

M. Lokasi bencana tindakan yang harus di lakukan


1. Lakukan seleksi korban
2. Untuk memberikan prioritas pelayanan
3. Gunakan Label / Tag
4. Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda
5. Memenuhi kebutuhan dasar
6. Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana
7. Perlindungan
8. Pengurusan pengungsi

11
Yang sebaiknya dilakukan oleh setiap orang jika terjadi letusan gunung api
antara lain :
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran
sungai kering dan daerah aliran lahar;
2. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan;
3. Masuk ruang lindung darurat;
4. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;
5. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan
panjang, celana panjang, topi dan lainnya;
6. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti
kacamata renang atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke
dalam mata;
7. Jangan memakai lensa kontak;
8. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;
9. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan
kedua belah tangan.
10. Penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus

N. Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca


bencana yaitu:
1. Rehabilitasi
a. Perbaikan lingkungan daerah bencana.
b. Perbaikan prasarana dan sarana umum.
c. Pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat.
d. Pemulihan social psikologis.
e. Pelayanan kesehatan
f. Rekonsiliasi dan resolusi konflik
g. Pemulihan social ekonomi budaya
h. Pemulihan keamanan dan ketertiban
i. Pemulihan fungsi pemerintahan, dan
j. Pemulihan fungsi pelayanan public.

12
2. Rekonstruksi
a. Pembangunan kembali prasarana dan sarana
b. Pembangunan kembali sarana social masyarakat
c. Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat
d. Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan
yang lebih baik
e. Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan
dunia usaha dan masyarakat.
f. Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya
g. Peningkatan fungsi pelayanan public, dan
h. Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat.

O. Peran Perawat Dalam Tanggap Bencana


Peran perawat pada pra-bencana:
1. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan
dalam penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.
2. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi
lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan
menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.
3. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang
meliputi hal-hal berikut.
4. Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)
5. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong
anggota keluarga yang lain
6. Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan
membawa persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.
7. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon
darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans.

13
8. Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau
posko-posko bencana.
9. Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa
seperti pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya dan
lainnya.
10. Bersama tim dokter, menyiapkan kebutuhan rumah sakit lapangan dan
tim ambulans
11. Berdiskusi bersama tim dokter tentang penyakit yang timbul akibat
bencana sehingga dapat mempersiapkan obat-obatan/alat kesehatan
yang sesuai.
Peran Perawat dalam intra bencana
1. Bertindak cepat
2. Melakukan pertolongan pertama
3. Menentukan status korban berdasarkan triase
4. Merujuk pasien segera yang memerlukan fasilitas kesehatan yang lebih
lengkap.
5. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan
pasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para
korban selamat.
6. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.
7. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create
leadership).
Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat
mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk
jangka waktu 30 bulan pertama.
Peran perawat pada pasca bencana menurut Feri dan Makhfudli (2009)
adalah perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
bantuan kesehatan kepada korban seperti pemeriksaan fisik, wound care secara
menyeluruh dan merata pada daerah terjadi bencana. Saat terjadi stres
psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post-traumatic
stress disorder (PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama

14
yaitu trauma pasti dapat dikenali, individu mengalami gejala ulang traumanya
melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacunya dan
individu akan menunjukkan gangguan fisik, perawat dapat berperan sebagai
konseling. Tidak hanya itu perawat bersama masyarakat dan profesi lain yang
terkait bekerja sama dengan unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan
masyarakat pasca-gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan menuju
keadaan sehat dan aman. Selain itu Perawat dapat melakukan pelatihan-
pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi
ataupun LSM yang bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan
masyarakat di sekitar daerah bencana akan mampu membangun kehidupannya
kedepan lewat kemampuan yang dimilikinya.

P. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar
2. Nyeri akut berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan luka, dan
penanganan luka bakar
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan pada penampilan
tubuh (trauma)
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(evaporasi akibat luka bakar)
5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
6. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa faring
dan laring.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma
di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia)
dan dua benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terlatak diatas
pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia
dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng bumi diatas menyebabkan
terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang menyebabkan mengapa
di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Dibumi ini terdapat dua jalur
gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum
mediterania yang kedanya melewati Indonesia.

B. Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus
mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana
dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Saran-saran, penulis sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi
dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar.
1. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat
yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang
terjadi.
2. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan
pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan
oleh kerusakan lingkungan.
3. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar
tidak terjadi korban dan kerugian yang besar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Menjaga Kelestarian Fungsi Gunung Sebagai Menara Air (Water Tower) | Perum
Jasa Tirta I
Bencana gunung meletus | Feri dan Makhfudli, jateng : 2009
Caraka Tani – Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014
Posted: Oktober 3, 2013 in Uncategorized Tags: gunung api, pengertian gunung api
Nurarif Huda Amin & Kusuma Hardhi. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic Noc Jilid 2. Yogyakarta : Media
Action

17

Anda mungkin juga menyukai