Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR ASKEP PASIEN GANGGUAN SISTEM

MUSKULOSKELETAL AKIBAT PERADANGAN : Bursitis


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu : Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Fitri Trisnawati P27904117020


Siti Ika Fariha P27904117046
Sopiyatun P27904117048
Tifany Diena Nafisah P27904117050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN
2018-2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II tentang Pengkajian,
Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Bursitis.
Dalam proses laporan ini penyusun mendapat bimbingan serta dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada Kusniawati,
S.Kep, Ners, M.Kep selaku dosen pembimbing.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini.

Tangerang, 16 Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
1.2. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................ 1
1.3. METODE PENULISAN ....................................................................................... 2
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................... 3
2.1. PENGERTIAN BURSITIS ................................................................................... 3
2.2. KLASIFIKASI ...................................................................................................... 4
2.3. ETIOLOGI ............................................................................................................ 5
2.4. MANIFESTASI KLINIS ....................................................................................... 6
2.5. PATHWAY BURSITIS ........................................................................................ 6
2.6. FAKTOR RESIKO ................................................................................................ 7
2.7. KOMPLIKASI ...................................................................................................... 7
2.8. PENCEGAHAN .................................................................................................... 8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .............................................................................. 9
3.1. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BURSITIS ............................................. 9
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 14
4.1. KESIMPULAN ................................................................................................... 14
4.2. SARAN................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan, dan otot menyusun kurang lebih 50% (Smeltzer S.C. dan Bare B.G.,
2002). Struktur tulang memberi perlindungan terhadap organ vital, termasuk
otak, jantung, dan paru – paru. Reeves (2001) mengatakan bahwa kerangka
berfungsi untuk membentuk dan menopang tubuh, melindungi organ penting,
dan berperan sebagai penyimpan mineral tertentu seperti kalsium, magnesium,
dan fosfat.
Otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak.
Matriks tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium, dan fluor. Menurut
Rasjad (1998), komposisi tulang terdiri atas substansi organik sebesar 35%,
substansi anorganik sebesar 45% dan air sebesar 20%. Lebih dari 99% kalsium
tubuh total terdapat dalam tulang (Ganong, W,F., 2003). Tubuh manusia dewasa
muda mengandung sekitar 1.100 gr (27,5 mol) kalsium. Sumsum tulang merah
yang terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah dan putih
dalam proses yang dinamakan hematopoesis
Hormon yang mengatur homeostatis kalsium adalah parairoid dan
kalsitonin. Paratiroid mengatur konsentrasi kalsium dalam darah dan kalsitonin
meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.

1.2. TUJUAN PENULISAN


a. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini, yaitu mahasiswa dapat:
Mengetahui konsep asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
muskuloskeletal.

1
b. Tujuan khusus
Dalam penulisan makalah ini, mahasiswa dapat :
a) Dapat mengidentifikasi pengkajian pada pasien bursitis
b) Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien bursitis
c) Dapat melakukan perencanaan keperawatan pada pasien bursitis

1.3. METODE PENULISAN


Metode penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah studi literatur

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan ini terdiri dari :
a. BAB I / PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian latar belaang masalah yang mendasari pentingnya
diadakan identifikasi, tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat penulisan
dan sistematika penulisan
b. BAB II / TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang asuhan keperawatan pada pasien gangguan
sistem muskuloskeletal : Bursitis
c. BAB III / KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Bab ini berisi uraiam tentang kasus asuhan keperawatan pada pasien
gangguan sistem muskuloskeletal : Bursitis
d. BAB IV / PENUTUP
Bab ini berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran yang perlu
disampaikan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1.PENGERTIAN BURSITIS
Bursitis adalah peradangan pada bursae yang disertai rasa nyeri. Pendapat
lain mengatakan bahwa bursitis adalah peradangan bursae, sedikit cairan rongga
yang berbentuk kantong diantara dua jaringan lunak pada persendian. Bursae
adalah kantong datar yang mengandung cairan sinovial.

Peradangan pada bursae yang disertai rasa nyeri. Pendapat lain mengatakan
bahwa bursitis adalah peradangan bursae, sedikit cairan rongga yang berbentuk
kantong diantara dua jaringan lunak pada persendian. Bursa adalah kantong datar
yang mengandung cairan sinofial, yang memudahkan pergerakan normal dari
beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan. Bursa memungkinkan
pergerakan sendi dan berfungsi sebagai bantalan sendi. Persendian yang
terserang adalah bahu, siku, pinggul, panggul, lutut, jari kaki, dan tumit. Bursa
bahu adalah tempat yang paling terserang. Pada beberapa keadaan, bursitis
didahului oleh tendonitis.

Bursitis Bahu

3
2.2.KLASIFIKASI
a. Berdasarkan waktu berapa lama telah terinfeksinya bursitis di
klasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu bersitis akut dan bursitis kronis.
1. Bursitis akut :
a) Terjadi secara mendadak
b) Jika disentuh atau digerakan, akan timbul nyeri di daerah yang
meradang.
c) Kulit diatas bursa tampak kemerahan dan bengkak.
d) Bursitis akut yang disebabkan oleh suatu infeksi atau gout
menyebabkan nyeri yang luar biasa dan daerah yang terkena tampak
kemerahan dan teraba hangat
2. Bursitis kronis :
a) Merupakan akibat dari serangan bursitis akut sebelumnya atau karena
cedera yang berulang.
b) Pada akhirnya, dinding bursa akan menebal dan didalamnya
terkumpul endapan kalsium padat yang menyerupai kapur
c) Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka terhadap
peradangan tambahan

b. Berdasarkan lokasi terjadinya bursitis di klasifikasikan menjadi 6,


yaitu:
1. Bursitis Alekranon
Penyebab utama bursitis adalah cedera ringan berulang, biasanya
berhubungan dengan kegiatan kerja. Gambaran klinis gerakan sendi
sedikit terbatas pada fleksi maksimal karena nyeri, bursitis trauma
biasanya hanya nyeri ringan maupun dapat sangat bengkak. Gejala dini
berupa tanda radang akut dengan hipertemia, edema luas di sekitarnya
tetapi tidak ada tanda arthritis.
2. Bursitis Panggung / Bursitis Trokanter
Penyebab tersering nyeri panggul pada usia pertengahan dan
lanjut. Gambaran utama bursitis panggul adalah local yang meliputi

4
trokanter mayor dan nyeri saat melakukan rotasi ekstrim dan abduksi
panggul. Karena nyeri di bokong dan panggul sering berhubungan
dengan penyakit tulang belakang daerah lumbal pada penyakit intra
artikuler endorotasi maksimal akan menimbulkan nyeri tetapi pada
bursitis tidak demikian.
3. Bursitis Kaki
Antara permukaan belakang tulang kalkaneus dan tendo Achilles
biasanya terdapat bursa. Sering ditemukan juga bursa antara Achilles dan
kulit. Penyebabnya adalah pembebanan yang berlebihan atau rangsangan
alas kaki yang tidak cocok misalnya rangsangan pinggir belakang sepatu.
4. Bursitis Prepatela
Bursitis yang tidak terinfeksi bukanlah akibat tekanan tetapi akibat
friksi tetap antara kulit dan patela. Penyakit ini terjadi pada penenun
karpet dan buruh tambang. Pembengkakan terbatas akan berfluktuasi
tetapi sendi itu normal.
5. Bursitis Intrapatela
Pembengkakan berada pada tempat yang lebih dangkal daripada
ligamentum patela karena lebih ke distal. Terjadi pada orang yang berada
berlutut lebih tegak daripada orang yang mengepel.
6. Bursitis Iliopsous
Nyeri pada lipat paha dan paha anterior. Nyeri yang paling khas
adalah peningkatan nyeri yang tajam saat abduksi dan rotasi internal pada
panggul.

2.3. ETIOLOGI
Penyebab bursitis seringkali tidak diketahui, tetapi dapat disebabkan oleh
penggunaan sebagian anggota tubuh yang berlebihan selama bertahun tahun,
cedera, penyakit gout, pseudogout, artritis reumatoid, dan infeksi. Bursitis terbagi
menjadi dua yaitu, bursitis akut dan kronik yang biasanya disebabkan trauma,
terkilir, peregangan sendi yang berlebihan. Garis sinovial dari pundi bursa
meradang, akibatnya cairan sinovial diproduksi lebih banyak, sehingga bursa

5
membengkak. Kadang kadang terkumpul sisa kalsium. Pembengkakan disertai
nyeri dan terbatasnya gerakan sendi atau ekstremitas.

2.4. MANIFESTASI KLINIS


Manifestasi klinis bursitis berupa nyeri dalam pada bahu dan nyeri pada
gerakkan rotasi lengan. Bursitis menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi
pergerakan tetapi gejalanya yang khusus bergantung pada lokasi bursa yang
meradang. Jika bursa dibahu meradang, maka saat penderita mengangkat
lengannya untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
Hampir semua kasus bursitis subacromial didahului oleh tendonitis dan
tenosinovitis rotator cuff, tendon biseps, pembungkusnya atau suatu proses
inflamasi pada tulang atau sendi. Penyebaran inflamasi ke bursa merupakan
peristiwa sekunder.

2.5.PATHWAY BURSITIS

6
2.6.FAKTOR RESIKO
Faktor resiko yang dapat terjadi pada bursitis adalah:
1. Stres cedera (berlebihan) berulang-ulang. Hal ini dapat terjadi ketika
berjalan, memanjat tangga, bersepeda, atau berdiri untuk jangka waktu yang
panjang.
2. Hip cedera. Cedera ke titik pinggul dapat terjadi ketika jatuh ke pinggul,
pinggul bertemu di tepi meja, atau berbaring pada satu sisi tubuh untuk jangka
waktu yang lama.
3. Spine penyakit. Ini termasuk skoliosis, arthritis tulang belakang (bawah)
lumbal, dan masalah tulang lainnya.
4. Kaki panjang ketidaksetaraan. Ketika satu kaki lebih pendek dari yang lain
oleh lebih dari satu inci atau lebih, hal itu mempengaruhi cara Anda berjalan
dan dapat menyebabkan iritasi bursa pinggul.
5. Rheumatoid arthritis. Hal ini membuat bursa semakin besar kemungkinan
untuk menjadi meradang.
6. Bedah Sebelumnya operasi. Sekitar panggul atau implan prostetik di pinggul
dapat mengiritasi bursae dan menyebabkan radang kandung lendir.
7. Tulang taji atau deposito kalsium. Ini dapat berkembang dalam tendon yang
melekat pada trokanter mayor itu. Mereka dapat mengiritasi bursa dan
menyebabkan peradangan.

2.7.KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada bursitis adalah:
1. Terjadinya Bursitis kronis
2. Terlalu banyak suntikan steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan
cedera pada tendon sekitarnya.
3. Osteomielitis dari tibia, fibula atau tulang paha.
4. Hygroma. Selama proses yang berkepanjangan, rongga kistik yang terisolasi
diisi dengan cairan dapat terbentuk.
5. Sepsis Dengan kekebalan yang berkurang, isi bernanah dengan aliran darah
menyebar ke seluruh tubuh, menyebabkan reaksi keseluruhan yang parah.

7
6. Nekrosis. Kematian jaringan dari dinding kantong terjadi dalam beberapa
kasus dan merupakan indikasi mutlak untuk intervensi bedah.

2.8.PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk bursitis yaitu:
1. Hindari aktivitas berulang yang menempatkan tekanan pada pinggul.
2. Menurunkan berat badan jika perlu.
3. Dapatkan sepatu memasukkan benar pas untuk kaki panjang perbedaan.
4. Mempertahankan kekuatan dan fleksibilitas dari otot-otot pinggul.

2.9.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:
1. MRI
2. Ultrasonografi
3. Aspirasi cairan bursa

2.10. PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan untuk penyakit bursitis dibagi menjadi dua, yaitu:
Medis :
1. Memberikan suntikan obat kortikosteroid
2. Melakukan aspirasi
3. Operasi pengangkatan bursae
Keperawatan :
1. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi
2. Menjelaskan kepada klien tentang pencegahan penyakit

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1.ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN BURSITIS


A. PENGKAJIAN
1. Biodata
2. Keluhan utama
(Nyeri, pembengkakan, panas, merah.)
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu.
(Apakah klien pernah menderita artitis rematoid, gout, apakah pernah
cedera atau koma.)
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Pemeriksaan fisik
7. Pola mobilitas fisik
8. Pola perawatan diri.
(Klien dalam pemenuhan perawatan diri (mandi, gosok gigi, mencuci
rambut) mengalami keterbatasan karena nyeri tersebut.)
9. Konsep diri
(Klien dengan penyakit bursitis akut maupun kronis sering mengalami
nyeri sehingga gambaran dirinya terganggu.)

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis yang sering muncul menurut buku Asuhan Keperawatan Pada
Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal (2009) :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan agen injury fisik.
2. Intoleransi berhubungan dengan kelemahan atau keletihan.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan
keperawatan berhubungan dengan kurangnya informasi

9
C. INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan agen injury
fisik.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 3 x 24 jam nyeri
berkurang atau hilang.
Kriteria hasil:
b. Klien mengatakan nyeri berkurang.
c. Klien tampak dan mampu tidur atau istirahat dengan tepat.

NO INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji lokasi, intensitas dan Membantu dalam menentukan kebutuhan
derajat nyeri manajemen nyeri dan ke efektifan program.

2. Berikan klien posisi yang Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring
nyaman. mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri.

3. Berikan kasur busa atau bantal Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan
air pada bagian yang nyeri. mempertahankan posisi netral.

4. Ajarkan teknik relaksasi dan Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan


distraksi. otot.

5. Kolaborasi pemberian aspirin. Aspirin bekerja sebagai anti dan efek analgetik
ringan dalam mengurangi kekakuan dan
meningkatkan mobilitas.

10
2. Intoleransi berhubungan dengan kelemahan atau keletihan.
Tujuan:
Klien dapat melakukan aktifitasnya setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x 24 jam.
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat
kemampuan
b. Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan
toleriansi aktifitas

NO. INTERVENSI RASIONAL


1. Evaluasi laporan kelemahan, Klien menunjukkan
perhatikan ketidak mampuan kelemahannya berkurang dan
untuk berpartisipasi dalam dapat melakukan aktifitasnya
aktifitas sehari-hari
2. Berikan lingkungan tenang Menghemat energi untuk
dan periode istirahat tanpa aktifitas
gangguan
3. Pertahankan istirahat tirah Istirahat sistemik dianjurkan
baring / duduk jika diperlukan selama eksaserbasi dan
seluruh fase penyakit yang
penting mencegah kelemhan
4. Berikan lingkungan yang Menghindari cedera akibat
aman kecelakaan

11
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan
keperawatan berhubungan dengan kurangnya informasi,
kemungkinan dibuktikan oleh:
a. Pertanyaan/meminta informasi,
b. Mengungkapkan masalah, terjadinya komplikasi yang dapat
dicegah.

NO. INTERVENSI RASIONAL


1. Kaji pengetahuan tentang Mengidentifikasi area kekurangan
proses tindakan terhadap pengetahuan / salah informasi dan
penyakit memberikan kesempatan untuk
memberikan informasi tambahan
sesuai keperluan.

2. Berikan penjelasan Proses penyakit dapat memakan


kepada klien bahwa waktu berbulan-bulan untuk
penyakitnya memerlukan membaik. Bila gejala ada lebih
tindakan dan pengobatan lama dari 6 bulan. Sehingga
khusus. memerlukan tindakan dan
pengobatan khusus.

3. Berikan penjelasan Mencegah terjadinya penyakit


kepada klien tentang yang sama atau berulang jika klien
pencegahan penyakit telah sembuh.
bursitis

12
D. IMPLEMENTASI
Tindakan yang dapat dilakukan, untuk menangani penyakit adalah:
1. Pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
2. Langkah - langkah persiapan tindakan keperawatan adalah sebagai
berikut :
a. Memahami rencana perawatan yang telah ditentukan.
b. Menyiapkan tenaga atau alat yang diperlukan.
c. Menyiapkan lingkungan yang sesuai dengan tindakan yang
dilakukan antara lain : langkah pelaksanaan, sikap yang meyakinkan,
sistematika kerja yang tepat, pertimbangan hukum dan etika,
bertanggung jawab dan bertanggung gugat, mencatat semua
tindakan keperawatan yang telah ditentukan
3. Implementasi / pelaksanaan pada diagnosa keperawatan
penyakit Bursitis mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat.
4. Prinsip pelaksanaan implementasi pada bursitis terlebih dahulu lakukan
peregangan pada bagian yang sakit untuk mengetahui kekuatan derajat
melakukan aktivitasnya, setelah itu di aspirasi dan lakukan kompres pada
bagian yang sakit. Jika ingin melakukan aktivitas sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu streatching.

E. EVALUASI
Tahap evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang yang telah ditentukan.
Tujuannya adalah menentukan kemampuan pasien dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1.KESIMPULAN
Bursitis adalah peradangan bursae, sedikit cairan rongga yang
berbentuk kantong diantara dua jaringan lunak pada persendian. Bursa adalah
kantong datar yang mengandung cairan sinofial, yang memudahkan
pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi gesekan.
Bursa memungkinkan pergerakan sendi dan berfungsi sebagai bantalan sendi.
Persendian yang terserang adalah bahu, siku, pinggul, panggul, lutut, jari
kaki, dan tumit. Bursa bahu adalah tempat yang paling terserang. Pada
beberapa keadaan, bursitis didahului oleh tendonitis.
Penyebab bursitis seringkali tidak diketahui, tetapi dapat disebabkan oleh
penggunaan sebagian anggota tubuh yang berlebihan selama bertahun tahun,
cedera, penyakit gout, pseudogout, artritis reumatoid, dan infeksi.

4.2.SARAN
Sebagai seorang perawat harus melaksanakan asuhan keperawatan
kepada klien sesuai dengan indikasi penyakit dengan baik dan benar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan &


Manajemen. Jakarta: EGC
Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung: Alfabeta

Lukman dan Nuna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis, edisi revisi
jilid 2. Yogyakarta : Mediaction

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta: EGC

https://ind.adultcarehomeconsultants.com/bruksit-chto-jeto.php

15

Anda mungkin juga menyukai