DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : 2
1. DIA RISTIANI
2. SITI ZUBAIDAH
3. AL-AZI NABILLA
4. MELLY ANGGRAINI
5. ISTIQOMA
6. VERA WATI
7. AGUNG MIKO SAPUTRA
8. REZA ALFARIZI
3.4 Menghitung Titik Impas (BEP) Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama
dengan nol.
Elemen-elemen dalam perhitungan BEP meliputi :
A. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
perabotan, computer, dan lain-lain. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus
keluarkan walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak
menjual sama sekali.
B. Biaya tidak tetap yaitu biaya yang mengikuti banyakanya jumlah unit yang diproduksi
atau pun banyaknya aktivitas yang dilakukan.
C. Taksiran harga jual
1. Harga Jual Normal Aturan dalam penentuan harga jual normal adalah herga jual harus
dapat menutupi biaya penuh ditambah laba yang ingin dihasilkan. Formula Harga Jual
Normal yaitu sebagai berikut : Harga Jual = Tafsiran biaya penuh + Laba yang
diharapkan
2. Harga jual dalam cost type contrac Penentuan harga jual ini berdasarkan kontrak
pembuatan produk atau jasa yang mana pihak pembeli setuju untuk membeli produk
atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan oleh produsen dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu
dari total biaya sesungguhnya tersebut.
3. Harga jual untuk pesanan khusus Pemesan pesanan khusus biasanya memesan dalam
jumlah besar dengan harga yang diminta di bawah harga jual normal. Dalam keadaan
ini perusahaan mendapakan laba konstruksi sebab seluruh biaya tetap akan di
bebankan pada perhitungan pesanan regular perusahaan.
4. Perhitungan Titik Impas (BEP) Usaha Peralatan Sistem Teknik Dengan asumsi
pendapatan total (TR) setara dengan biaya total (TC) maka perhitungan BEP
berdasarkan unit dapat di rumus : TR = TC P × X = TFC + V × X P × X − V × X = TFC (P −
V) × X = TFC
X =TFC P − V
Keterangan : TR : Pendapatan total (total revenue) P : Harga per unit (jual) X :
Jumlah unit/produk TC : Biaya total (total cost) TFC : Biaya tetapan total (total
fix cost) V : Biaya variabel per unit (produksi)
5. Evaluasi Hasil Perhitungan Titik Impas Jika saat garis total revenue berada di atas garis
total cost maka laba mulai diperoleh, sehibgga semangkin besar selisih total revenue
dan total cost ini, semangkin besar keuntungan investasi yang akan didapat. Oleh
sebab itu, evaluasi hasil perhitungan BEP diperlukan apakah uasaha produk peralatan
sistem teknik dapat memberikan keuntungan atau kerugian.
3.5 Melakukan Promosi Produk Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau
menawarkan produk atau jasa pada konsumen dengan tujuan menarik calon konsumen
untuk membeli atau mengkonsumsinya. Untuk melakukan suatu promosi perlulah adanya
strategi promosi. Strategi promosi dapat meliputi :
A. Strategi Promosi Periklanan Yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan
berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
B. Strategi Promosi Penjualan Pribadi Yaitu bentuk promosi secara personal dengan
presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk
merangsang pembelian.
C. Strategi Promosi Hubungan Masyarakat dan Publisitas Yaitu suatu bentuk promosi non
personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas
informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
D. Strategi Promosi Penjualan Yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang
ditujukan untuk merangsang pembelian.
E. Strategi Promosi Pemasaran Langsung Yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara
langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.
Manfaat adanya kegiatan promosi adalah :
1. Mengetahui produk yang diinginkan para konsumen.
2. Mengetahui tingkat kebutuhan konsumen akan suatu produk.
3. Mengetahui cara pengenalan dan penyampaian produk hingga sampai ke konsumen.
4. Mengetahui harga yang sesuai dengan kondisi pasaran.
5. Mengetahui strategi promosi yang tepat kepada para konsumen.
6. Mengetahui kondisi persaingan pasar dan cara mengatasinya.
7. Menciptakan image sebuah produk dengan adanya produksi.
3.6 Menyusun Laporan Kegiatan Usaha Laporan kegiatan dilakukan untuk mengetahui kegiatan
usaha yang telah dilakukan. Analisis pelaksanaan kegiatan usaha perlu dibuat dan disusun
secara sistematis dan secermat mungkin serta logis. Laporan pelaksanaan kegiatan
hendaknya bersifat komunikatif, jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak. Agar menjadi
komunikatif sebaiknya laporan pelaksanaan kegiatan usaha harus disusun dalam bahasa
yang lugas, logis, dan sistematis.
Laporan dapat dibedakan menjadi : A. Laporan laba rugi Laporan yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada suatu periode akuntasi atau
satu tahun. Laporan laba rugi terdiri dari pendapatan dan beban usaha. B. Laporan
perubahan model Laporan yang menunjukkan perubahan modal pemilik atau laba yang
tidak dibagikan pada suatu periode akuntansi karena adanya transaksi usaha pada periode
tersebut. C. Neraca Daftar yang memeperlihatkan posisi sumber daya perusahaan serta
informasi tntang asal sumber daya tersebut. D. Laporan arus kas ( cash flow ) Laporan yang
menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan dalam periode akuntasi
beserta sumbernya. Pada dasarnya yang perlu dianalisis dalam pelaksanaan kegiatan usaha
adalah bidang kegiatan usaha, rugi/laba, bidang keuangan, bidang permodalan, bidang
administrasi dan pembukuan, bidang ketenagakerjaan, bidang pemasaran, dan bidang
organisasi.