Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KEMANDIRIAN

BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA


(Survei Pada SMP Negeri di Kota Cilegon)

Tanti Kusmayanti
Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA), Jln. Nangka No. 58C Tanjung Barat
(TB. Simatupang), Jagaraksa, Jakarta Selatan
email : tantikusmayanti80@gmail.com

Abstract ​: Effect of emotional intelligent and study independent for mathematic concept
understanding. The explanatory study was aimed at describing the effect of emotional
intelligent and study independent for mathematic concept understanding. The research
uses quantitative method, a sample of 88 junior high school in Cilegon were randomly
selected. The data were collected using instrument and then analyzed statistically using
path analyze by using SPPS application proggram. The result showed that emotional
intelligent and study independent for mathematic concept understanding.

Abstrak : Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kemandirian Belajar terhadap


Pemahaman Konsep Matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kecerdasan emosional dan kemandirian belajar terhadap pemahaman konsep matematika.
Penelitian menggunakan metode kuantitatif, dengan populasi SMP Negeri di Kota
Cilegon, dan melalui tehnik sampling acak proporsional diperoleh sampel sebesar 88
orang. Data diperoleh dengan menggunakan instrument dan tehnik analisis jalur yang
digunakan untuk analisis data dengan menggunakan program aplikasi SPPS. Hasil
penelitian membuktikan bahwa kecerdasan emosional dan kemandirian belajar
berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika.

Kata kunci : kecerdasan emosional, kemandirian belajar, pemahaman konsep


matematika

Pendidikan merupakan hak asasi pendidikan yang diperoleh siswa di


semua manusia dalam proses kelas, karena itu potensi yang siswa
mempersiapkan dirinya menuju masa miliki selain aspek kognitif, aspek
depan yang lebih baik, sebagai sarana afektif dan psikomotorik maupun
dalam melestarikan kehidupannya. subjek belajar lainnya perlu mendapat
Pendidikan terutama disekolah bukan perhatian yang proporsional agar dapat
hanya berperan dalam memberikan berkembang secara optimal, sehingga
ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadikan manusia yang mampu
menghasilkan mutu dari hasil bersaing dalam dunia global saat ini
yang menuntut adanya sumber daya memiliki banyak manfaat dalam
manusia yang berkualitas dan dapat kehidupan sehari-hari. Melihat
menyesuaikan diri terhadap pentingnya matematika dalam
perubahan-perubahan yang ada kehidupan sehari-hari, sudah
melalui proses pembelajaran dalam seharusnya materi matematika
berbagai jenjang pendidikan. diberikan sejak dini. Jika tidak, siswa
Purwanto (2014:85) akan menghadapi banyak masalah
mengemukakan, bahwa dalam karena hampir semua bidang studi
keseluruhan proses pendidikan di memerlukan pemahaman terhadap
sekolah, kegiatan belajar merupakan konsep matematika yang sesuai dan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti menjadikan matematika sebagai mata
bahwa berhasil tidaknya pencapaian pelajaran wajib sejak pendidikan
tujuan pendidikan banyak bergantung dasar.
kepada bagaimana proses belajar yang Salah satu tujuan pembelajaran
dialami oleh siswa sebagai anak didik. matematika di sekolah sesuai dengan
Belajar merupakan suatu perubahan Peraturan Menteri Pendidikan
dalam tingkah laku, dimana perubahan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
itu dapat mengarah kepada tingkah adalah agar siswa memiliki
laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemampuan memahami konsep
kemungkinan mengarah kepada matematika, menjelaskan keterkaitan
tingkah laku yang lebih buruk. antara konsep dan mengaplikasikan
Proses pembelajaran merupakan konsep dan algoritma secara luwes,
komponen pendidikan. Kegiatan akurat, efisien, dan tepat dalam
tersebut melibatkan siswa dan guru. pemecahan masalah. Oleh karena itu,
Pada proses pembelajaran terdapat pemahaman konsep merupakan salah
interaksi antara guru dan siswa. Guru satu aspek penting dan yang paling
mempunyai peranan penting saat mendasar yang harus dimiliki siswa
berlangsungnya pembelajaran. Tugas dalam pembelajaran matematika.
guru tidak hanya mentransfer ilmu Karena pemahaman konsep
pengetahuan dan tidak menjadikan memberikan pengertian bahwa materi
siswa sebagai objek pembelajaran yang diajarkan kepada siswa bukan
melainkan sebagai subyek hanya sebagai hafalan, namun lebih
pembelajaran, sehingga siswa tidak dari itu dengan pemahaman terhadap
pasif dan dapat mengembangkan konsep matematika dan
pengetahuan sesuai dengan bidang menerapkannya dalam penyelesaian
studi yang dipelajari. Pengetahuan masalah, siswa dapat lebih mengerti
dasar yang harus dimiliki siswa adalah akan konsep materi pelajaran itu
membaca, menulis dan berhitung. sendiri.
Dalam hal ini pengetahuan dasar Arends (Kurniawan, 2006:8)
berhitung telah dikembangkan dalam mengemukakan, belajar konsep
dunia pendidikan yaitu melalui (​concept Learning)​ pada dasarnya
pelajaran matematika. adalah meletakkan berbagai hal
Matematika merupakan salah kedalam golongan-golongan dan
satu disiplin ilmu yang dipelajari di setelah itu mampu mengenali
seluruh jenjang pendidikan dan anggota-anggota golongan itu.
Konsep-konsep menyediakan dengan ide atau gagasan konsep
skema-skema terorganisir untuk tersebut. 3) Mengidentifikasi hal-hal
mengasimilasikan stimulus-stimulus yang relevan dengan suatu konsep
baru, dan untuk menentukan hubungan dengan cara-cara yang tepat. 4)
didalam dan diantara Memberikan contoh (dan bukan
kategori-kategori. Seperti yang contoh) atau ilustrasi yang berkaitan
terdapat dalam salah satu teori dengan suatu konsep guna
Ausubel bahwa faktor yang paling memperjelas konsep tersebut.
penting yang mempengaruhi Konsep merupakan dasar untuk
pembelajaran adalah apa yang telah berpikir, konsep dapat dipelajari
diketahui siswa (pengetahuan awal). dengan baik bila representasinya
Jadi, agar pembelajaran lebih dimulai dengan benda-benda kongkret
bermakna maka konsep baru harus yang beraneka ragam dengan melihat
dikaitkan dengan konsep-konsep yang berbagai contoh, siswa akan
ada dalam struktur kognitif siswa. S. memperoleh penghayatan yang lebih
Nasution (2005:164) mengemukakan, besar, dan dengan banyak contoh
siswa yang menguasai konsep dapat siswa akan lebih banyak dapat
mengidentifikasi dan mengerjakan menerapkan konsep itu dalam situasi
soal baru yang lebih bervariasi. Selain yang lain. Namun untuk mempelajari
itu, apabila siswa memahami suatu suatu konsep diharapkan secara
konsep maka ia akan dapat berkelanjutan dan berurutan, karena
menggeneralisasikan suatu obyek jika suatu konsep dipelajari secara
dalam berbagai situasi lain yang tidak terputus-putus maka proses belajar
digunakan dalam situasi belajar. matematika tidak akan lancar.
Orlich C. Donald, at al (2007:151) Yang mempengaruhi
mengemukakan, salah satu kemampuan siswa dalam pemahaman
pembelajaran konsep yang biasa konsep, diantaranya adalah
dilakukan adalah mengemukakan pengalaman awal, latar belakang
contoh/fakta yang berkaitan dengan matematika, struktur masalah dan
konsep yang akan dipelajari dan motivasi. Sebagai salah satu faktor
memberi kesempatan siswa untuk yang dapat mempengaruhi
menemukan sendiri konsep tersebut. kemampuan pemahaman konsep siswa
Seseorang dikatakan memahami suatu adalah keberadaan motivasi.
konsep matematika bila ia telah Kemampuan siswa dalam memotivasi
mampu melakukan beberapa hal dirinya sendiri merupakan salah satu
seperti berikut : 1) Menemukan aspek kecerdasan emosional. Salovey
(kembali) suatu konsep yang & Mayer dalam Saptoto (2010:3)
sebelumnya belum diketahui menggunakan istilah kecerdasan
berlandaskan pada pengetahuan dan emosi untuk menggambarkan
pengalaman yang telah diketahui dan sejumlah keterampilan yang
dipahami sebelumnya. 2) berhubungan dengan keakuratan
Mendefinisikan atau mengungkapkan penilaian tentang emosi diri sendiri
suatu konsep dengan cara dan dan orang lain, serta kemampuan
kalimatnya sendiri namun tetap mengelola perasaan untuk memotivasi,
memenuhi ketentuan berkenaan merencanakan, dan meraih tujuan
kehidupan. Sedangkan Daniel belajar, serta sulit membangkitkan
Goleman dalam Saondi dan Suherman minat untuk belajar mandiri.
(2010: 120) mengemukaka, bahwa Belajar akan berhasil secara
kecerdasan emosional merupakan optimal apabila dilakukan dengan
kemampuan untuk mengenali perasaan penuh kemandirian. Hamzah B. Uno
sendiri, perasaan orang lain, (2006:77) mengemukakan,
memotivasi diri sendiri, mengelola kemandirian sebagai kemampuan
emosi dengan baik, dan berhubungan untuk mengarahkan dan
dengan orang lain. Hal senada jg mengendalikan diri dalam berpikir dan
dikemukakan oleh Giovanni Chandra bertindak, serta tidak merasa
(2010:10) bahwa kecerdasan bergantung pada orang lain secara
emosional merupakan suatu bidang emosional. Sementara itu, Umar Tirta
yang menyelidiki dan menggali cara Rahardja dan La Sulo (2000:50)
manusia mempergunakan mengemukakan, kemandirian dalam
keterampilan subjektif dan non belajar diartikan sebagai aktivitas
kognitifnya agar dapat mengelola dan belajar yang berlangsungnya lebih
meningkatkan hubungan sosial dan didorong oleh kemauan sendiri,
kondisi kehidupan. Howes dan Herald pilihan sendiri, dan tanggung jawab
(1999:178) mengemukakan, sendiri ​dari pembelajar. Kemandirian
kecerdasaan emosional merupakan disini, berarti lebih ditekankan pada
komponen yang membuat seseorang individu ​yang belajar dan
menjadi pintar menggunakan emosi. kewajibannya dalam belajar dilakukan
Lebih lanjut dikatakannya bahwa secara sendiri dan ​sepenuhnya
emosi manusia berada diwilayah dari dikontrol sendiri. Pendapat lain,
perasaan lubuk hati, naluri yang Hamzah ​B.Uno (2011:51)
tersembunyi, dan sensasi emosi yang mengemukakan, belajar mandiri yaitu
apabila diakui dan dihormati, metode belajar dengan kecepatan
kecerdasaan emosional menyediakan sendiri, tanggung ​jawab sendiri, dan
pemahaman yang lebih mendalam dan belajar yang berhasil. Jadi, berhasil
lebih utuh tentang diri sendiri dan tidaknya dalam belajar ​semuanya
orang lain. ditentukan oleh pribadi tersebut. ​Hal
Siswa yang belum memiliki senada diungkapkan oleh Haris
kecerdasan emosional yang baik, akan Mujiman (2011:1-2) bahwa belajar
sulit menumbuhkan kesadaran pada mandiri merupakan ​kegiatan belajar
diri siswa bahwa kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk
merupakan tanggung jawab dirinya menguasai sesuatu ​kompetensi, dan
sebagai seorang pelajar, sulit dibangun dengan bekal pengetahuan
menumbuhkan rasa percaya diri untuk atau kompetensi yang​ ​telah dimiliki.
dapat menyelesaikan Sikap kemandirian dalam belajar
permasalahan-permasalahan sesuai adalah kesediaan, kesiapan, atau
dengan kemampuan yang dimiliki, kecenderungan siswa bereaksi untuk
sulit mengendalikan emosi sehingga mandiri atau berbuat sendiri dalam
sulit untuk mengatasi ​mood ​atau situasi belajar di bawah bimbingan
suasana hati yang dapat atau pengarahan guru. Sehingga
mempengaruhi keinginan siswa untuk belajar mandiri bukan berarti belajar
sendiri, melainkan suatu prinsip
belajar yang bertumpu pada kegiatan Penelitian ini merupakan
dan tanggung jawab sendiri bukan penelitian kuantitatif dan dilaksanakan
suruhan atau anjuran orang lain dan di Kota Cilegon dengan populasi
pada prakteknya tetap perlu bimbingan sebanyak 702 siswa SMP Negeri di
dari pendidik. Siswa yang memiliki Kota Cilegon sebagai subjek
kemandirian belajar tercermin dalam penelitian. Sampel diambil secara acak
sikap mampu kritis dan kreatif dalam dengan melibatkan 3 sekolah yang
belajar, tidak mudah terpengaruh berada di kecamatan yang berbeda,
orang lain, tidak lari atau menghindari yaitu Kecamatan Ciwandan,
masalah dalam belajar, mampu Kecamatan Pulomerak dan Kecamatan
memecahkan masalah sendiri tanpa Citangkil. Besar sampel adalag 88
bantuan orang lain, belajar dengan responden.
tekun dan disiplin, serta mampu Metode yang digunakan dalam
bertanggung jawab terhadap kegiatan penelitian ini adalah metode survei
belajarnya sendiri. Kemandirian dalam dengan teknik analisis jalur (​path
belajar, dapat dipengaruhi oleh dua
analysis)​ . Analisis jalur ialah suatu
faktor, yaitu faktor internal (berasal
dari dalam diri) dan faktor eksternal teknik untuk menganalisis hubungan
(berasal dari luar diri). Faktor internal sebab akibat yang terjadi pada regresi
meliputi kematangan usia, jenis berganda jika variabel bebasnya
kelamin, kekuatan iman dan takwa, mempengaruhi variabel terikat tidak
serta kecerdasan. Kemandirian belajar hanya secara langsung tetapi juga
merupakan faktor penting yang harus secara tidak langsung. Melalui metode
dimiliki oleh siswa dalam proses
ini dapat diungkapkan
pembelajaran baik itu di sekolah
ataupun di rumah dan akan masalah-masalah aktual dan
memperbaiki kualitas belajar siswa mendeskripsikannya, mempelajari
terutama dari prestasi belajarnya. hubungan dua variabel atau lebih,
Karena dalam belajar yang diikuti membandingkan kondisi-kondisi yang
kemandirian, siswa akan melakukan ada dengan kriteria yang telah
kegiatan belajarnya dengan penuh
ditentukan, atau menilai efektivitas
tanggung jawab, kemauan yang kuat
dan memiliki disiplin yang tinggi suatu program.
sehingga prestasi belajar akan dapat Alat pengumpulan data yang
dicapai dengan maksimal. digunakan adalah kuesioner (angket).
Berdasarkan latar belakang Dengan alat pengumpul data tersebut
seperti yang dikemukakan di atas, dapat diperoleh data yang sesuai
penelitian ini bertujuan menguji
dengan tema penelitian. Data
pengaruh kecerdasan emosional dan
kemandirian belajar terhadap penelitian dijaring dengan
pemahaman konsep matematika. menggunakan kuesioner yang
dikembangkan peneliti dan diberikan
kepada sampel dari populasi tersebut.
METODE
Metode ini digunakan untuk sebanyak 30 soal berbentuk pilihan
mengemukakan ada tidaknya ganda, meliputi pokok bahasan
pengaruh antar variabel yaitu “Lingkaran” pada siswa di kelas VIII
kecerdasan emosional (X​1​), SMP Negeri di Kota Cilegon tahun
kemandirian belajar (X​2​) dan pelajaran 2017/2018 semester genap.
pemahaman konsep matematika (X​3​). Dengan kompetensi dasar sebagai
Instrumen yang digunakan dalam berikut : 1) Menurunkan rumus untuk
penelitian ini adalah: (1) tes obyektif menentukan keliling dan luas daerah
pemahaman konsep matematika, (2) lingkaran yang dihubungkan dengan
angket/kuesioner kecerdasan masalah kontekstual, 2) Menjelaskan
emosional, dan (3) angket/kuesioner sudut pusat, sudut keliling, panjang
sikap kemandirian belajar. Untuk busur, dan luas juring lingkaran, serta
angket/kuesioner disusun menurut hubungannya.
model ​skala Likert​, dengan lima Variabel kecerdasan emosional
alternatif pilihan jawaban. merupakan kemampuan emosi yang
Pengembangan skala sikap dengan meliputi kemampuan untuk
pertimbangan : penentuan indikator mengendalikan diri, memiliki daya
dan kisi-kisi variabel, pembuatan tahan ketika menghadapi suatu
kumpulan pernyataan beserta taraf masalah, mampu mengendalikan
skala, dikonsultasikan kepada dosen impuls, memotivasi diri, mampu
pembimbing, kemudian diuji cobakan mengatur suasana hati, kemampuan
untuk menentukan validitas dan berempati dan membina hubungan
reliabilitas. Suharsimi Arikunto dengan orang lain. ​Kecerdasan
(2005:134) mengemukakan, instrumen emosional dalam penelitian ini
dalam pengumpulan data penelitian didefinisikan ke dalam aspek
yaitu alat bantu yang dipilih dan mengenal dan mengelola emosi diri,
digunakan oleh peneliti dalam memotivasi diri, empati, dan
kegiatannya mengumpulkan agar keterampilan sosial. kecerdasan
kegiatan tersebut menjadi sistematis emosional pada penelitian ini diukur
dan dipermudah olehnya. Sementara dengan menggunakan indikator, yaitu:
itu, Sugiyono (2009:102) 1) kemampuan seseorang untuk
mengemukakan bahwa instrumen mengenali emosi diri, 2) mengelola
penelitian adalah suatu alat yang emosi, 3) memotivasi diri sendiri, 4)
digunakan mengukur fenomena alam mengenali emosi orang lain (empati)
maupun sosial yang diamati dan 5) kemampuan untuk membina
Variabel pemahaman konsep hubungan (kerjasama) dengan orang
matematika yang diperoleh pada lain.
penelitian ini melalui tes tertulis
Variabel kemandirian belajar selanjutnya data dianalisis dengan
adalah perilaku siswa dalam tehnik analisis jalur dengan bantuan
mewujudkan kehendak atau program aplikasi SPPS. Pengujian
keinginannya untuk belajar secara pengaruh kecerdasan emosional dan
nyata dengan tidak bergantung pada kemandirian belajar terhadap
orang lain. Dalam hal ini, siswa yang pemahaman konsep matematika
mandiri tersebut mampu melakukan dilakukan dengan menguji sejumlah
belajar sendiri, dapat menentukan cara hipotesis seperti pada Tabel 1.
belajar yang efektif, mampu
melaksanakan tugas-tugas belajar Tabel 1. Pengujian Hipotesis
dengan baik dan mampu untuk No
1
Hipotesis
Terdapat pengaruh
t hitung
5,473
t tabel
1,988
Keputusan
Signifikan
langsung yang
melakukan aktivitas belajar secara signifikan
kecerdasan
mandiri. Kemandirian belajar pada emosional terhadap
pemahaman konsep
penelitian ini didefinisikan sebagai matematika
2 Terdapat pengaruh 2,566 1,988 Signifikan
skor tanggapan siswa dalam mengatur langsung
signifikan
yang

semua komponen belajar internal dan kemandirian belajar


terhadap
pemahaman konsep
eksternal. Aspek kemandirian belajar matematika

dalam penelitian ini adalah persepsi 3 Terdapat pengaruh 15,535 1,988 Signifikan
langsung yang
atau penelitian seseorang terhadap signifikan
kecerdasan
dirinya sendiri yang ditandai dengan emosional terhadap
kemandirian belajar
indikator : (1) Hasrat berkompetisi (2) 4 Terdapat pengaruh 2,813 1,988 Signifikan

Kemampuan mengambil keputusan (3) tidak langsung yang


signifikan
kecerdasan
Memiliki kemampuan inisiatif (4) emosional terhadap
pemahaman konsep
Percaya Diri (5) Bertanggung jawab matematika melalui
kemandirian belajar
pada tugas (6) Bersikap ulet dan tekun
dan (7) Kemampuan mengatasi
masalah.
Instrumen penelitian untuk
variabel kecerdasan emosional dan
kemandirian belajar adalah kuesioner
dengan lima pilihan berskala ​Likert
terdiri dan 35 pertanyaan. Sebelum
dipergunakan untuk pengumpulan
Gambar 1.
data, kuesioner diujicobakan terlebih Diagram Koefisien Korelasi dan Koefisien
dahulu untuk melihat tingkat validitasi Jalur
dan reliabilitas instrumen. Setelah
dipenuhi persyaratan uji normalitas, Hasil temuan penelitian
menunjukkan bahwa kecerdasan
uji linearitas, uji multikolinearitas,
emosional yang diukur oleh
pemahaman konsep matematika, pemahaman konsep matematika siswa.
menunjukkan adanya korelasi yang Kemampuan belajar mandiri memiliki
signifikan dan memiliki pengaruh ciri tidak tergantung pada orang lain
yang kuat terhadap pemahaman dan senang melakukan kerjasama
konsep matematika siswa SMP Negeri dalam kegiatan pembelajaran untuk
di Kota Cilegon. Kecerdasan menyelesaikan masalah yang dihadapi.
emosional adalah kemampuan Oleh karena itu, para siswa yang
seseorang untuk mengenali perasaan, memiliki kemandirian belajar yang
memotivasi dan mengatur diri sendiri baik akan terus berupaya
(kecakapan pribadi), serta mengenali meningkatkan prestasi belajarnya.
dan memahami perasaan orang lain Melalui belajar mandiri, siswa akan
orang lain (kecakapan sosial). selalu merasa mempunyai tanggung
Semakin positif kecerdasan emosional jawab akan keberprestasian belajarnya
yang dimiliki siswa maka siswa sehingga akan bersemangat untuk
tersebut akan bersikap optimis mengerti dan memahami pelajaran.
menyadari segenap potensi yang Berdasarkan data di atas
dimilikinya, serta akan berusaha diketahui bahwa kemandirian belajar
mengaktualisasikannya dan ini berarti siswa memiliki pengaruh terhadap
akan menyebabkan tingginya pemahaman konsep matematika. Maka
pemahaman konsep matematika dapat dikatakan bahwa apabila
tersebut. Berdasarkan hal tersebut pemahaman konsep matematika siswa
terlihat bahwa kecerdasan emosional ingin ditingkatkan secara optimal,
memiliki pengaruh terhadap aktivitas maka perlu peningkatan kemandirian
individu dalam sekolah tersebut. belajar siswa yang tinggi pula.
Kecerdasan emosional yang positif Peningkatan kemandirian belajar
akan membantu individu memperoleh siswa yang baik akan memberikan
rasa aman dan nyaman sehingga dorongan bagi siswa untuk prestasi
memungkinkan semua individu belajar matematikanya. ​Dalam hal ini
menjalankan aktivitasnya dengan baik dibuktikan yaitu dalam penelitian
dan efektif. Siswa yang memegang bahwa kemandirian belajar
peranan penting dalam suatu sekolah memberikan pengaruh terhadap
tentu saja membutuhkan kecerdasan pemahaman konsep matematika siswa
emosional yang positif agar dapat SMP Negeri di Kota Cilegon.
melakukan tugasnya sebaik mungkin. Hasil penelitian membuktikan
Kecerdasan emosional yang tinggi bahwa adanya pengaruh yang
akan menggairahkan siswa untuk signifikan kecerdasan emosional
melaksanakan tugas dan tanggung terhadap kemandirian belajar. Salah
jawabnya sebagai pelajar dengan satu faktor yang mempengaruhi
maksimal. Sebaliknya, jika kecerdasan tingkat kecerdasan atau intelegensi
emosional kurang maka akan dapat seseorang adalah kemandirian belajar.
berpengaruh terhadap kualitas Siswa yang mempunyai kecerdasan
belajarnya. emosional akan mampu membuat
Hasil penelitian menunjukkan skala prioritas dalam rangka
bahwa terdapat korelasi yang cukup menjalankan tugasnya sebagai pelajar.
signifikan kemandirian belajar dengan Kemandirian belajar siswa akan
muncul karena adanya kecakapan Secara spesifik, ditemukan bahwa
pribadi siswa yaitu kemampuan untuk pada kelompok siswa yang memiliki
mengenali diri sendiri. Siswa akan kemandirian belajar rendah,
mampu mengatasi berbagai pemahaman konsep matematika jauh
permasalahan belajar yang dialaminya lebih rendah, dan jika siswa
dan selalu mempunyai kreativitas mempunyai kecerdasan emosional
dalam memecahkan masalah tersebut. tinggi kemandirian belajar tinggi, dan
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat akan diperoleh pemahaman konsep
disimpulkan bahwa peningkatan yang hampir sama antara siswa yang
kecerdasan emosional siswa akan mempunyai kecerdasan emosional
diikuti oleh peningkatan kemandirian yang baik. Fenomena ini menunjukkan
belajar siswa. adanya interaksi pengaruh yang
Berdasarkan temuan ini signifikan antara kecerdasan
menunjukkan bahwa peningkatan emosional dengan kemandirian belajar
pemahaman konsep matematika dapat terhadap pemahaman konsep
dilakukan dengan melalui peningkatan matematika siswa. Oleh karena itu
kemandirian belajar. Kemandirian dalam meningkatkan kecerdasan
belajar dan kecerdasan emosional emosional siswa, guru juga harus
yang tinggi atau cukup baik ini memperhatikan kemandirian belajar
berakibat terhadap kemampuan siswa siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dalam pemahaman konsep matematika dicapai secara efektif dan pemahaman
yang baik. Hal ini menunjukkan patut konsep matematika meningkat.
diduga bahwa akan lebih efektif Berdasarkan hasil temuan dalam
meningkatakan pemahaman konsep penelitian ini, maka dalam
matematika jika dilakukan dengan kapasitasnya sebagai seorang pendidik
membangkitkan kemandirian belajar atau guru matematika harus mampu
terlebih dahulu pada mata pelajaran membuat siswa terbiasa belajar dari
matematika, sehingga siswa merasa masing-masing siswa agar dapat
tertarik dan suka tanpa ada paksaan dilakukan pemilahan dan perlakuan
terhadap pelajaran matematika. yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran, sementara dalam
kapasitasnya sebagai pengajar, guru
SIMPULAN matematika harus mampu mendesain
rancangan untuk meningkatkan
Dari hasil penelitian ditemukan kecerdasan emosional siswa yang
bahwa secara signifikan terdapat sesuai dengan kemandirian belajar.
interaksi pengaruh kecerdasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
emosional dan kemandirian belajar secara umum siswa yang memiliki
terhadap pemahaman konsep kecerdasan emosional yang baik akan
matematika. Dalam meningkatkan dapat memiliki pemahaman konsep
kecerdasan emosional dituntut matematika yang lebih cepat dari pada
kemampuan guru untuk dapat siswa yang biasa-biasa saja. Dengan
menyajikan materi secara umum demikian, dalam upaya mengasah
kemudian merinci secara khusus pemahaman konsep matematika,
sehingga semua materi saling terkait. hendaknya para guru perlu
meningkatkan kecerdasan emosional Uno, B, Hamzah. (2006). ​Profesi
siswa dalam proses kegiatan belajar Kependidikan : Problema, Solusi
matematika dengan cara banyak dan Reformasi Pendidikan di
latihan soal dengan maksud mengukur Indonesia. Oriemtasi Baru
kemampuan siswa berfikir, logis, nalar Dalam Psikologi Pembelajaran.
yang tinggi, terstruktur, terarah, dan Jakarta : PT. Bumi aksara
efisien. _____________, (2011)​. Orientasi
Baru Dalam Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Pembelajaran. J​ akarta : Bumi
Aksara
Abdullah, S.I. (2016). ​Aplikasi
Komputer dalam Penyusunan
Karya Ilmiah.​ Jakarta: Pustaka
Mandiri
Arikunto, S. (2010). ​Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik​. Jakarta : Rineka Cipta
Chandra, Giovanni. (2010). ​Panduan
Pendampingan Kecerdasan
Emosi. M​ ojokerto : Manuscript
Depdiknas. (2003). ​Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi.​ ​Jakarta : Depdiknas
Goleman, Daniel. (2009). ​Emotional
Intelligence.​ Penerjemah T.
Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Mudjiman, Haris. (2011). Manajemen
Pelatihan Berbasis Belajar
Mandiri. Y ​ ogyakarta : Pustaka
Pelajar
Orlich C. Donald, at al. (2007).
Teaching Strategies. USA :
Houghton Miffin Company
Taniredja, Tukiran. (2011). ​Penelitian
Kuantitaif (Sebuah
Pengantar).​ Bandung: Alfabeta
Sasmoko. (2004). ​Metode Penelitian.
Jakarta : UKI Press
Sugiyono. (2008). ​Cara Mudah
Menyusun Skripsi, Tesis, dan
Disertasi​.​. Bandung: Alfa Beta
Supardi. (2013). ​Aplikasi Statistik
Dalam Penelitian.​ Jakarta:
Change Publication

Anda mungkin juga menyukai