Suhermanto Ja’far
UIN Sunan Ampel Surabaya, Jalan Ahmad Yani No. 117, Surabaya, Jawa Timur 60237
e-mail: suhermanto.jafar@gmail.com
Abstract
Personality term refer to a principal that unite biological and social aspects. Personality
defined differently by each psychological perspective. Freud with his psychoanalysis defined
personality by hierarchy that consists of id, ego, and super ego. Alfred Adler as individual
psychology theorist considered personality as medium that arranged facts and transform it into
a personal and unique personality formed by self creativity. Jung with his analytical
psychology suggested that personality or psyche is a dynamic with continually movement. Each
personalilty aspect is required to complete an optimal differentiation and development level to
achieve a healthy and integrated personality. Behaviorism considered behavior as main factor
in defining personality. The personality components that consistent is the behavior it self.
Humanistic psychology views personality as a union between body and soul which construct a
historical awareness on its existence that point on an authentic and individual behavioural
pattern.
209
Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat Suhermanto Ja’far
210
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 209 - 221
211
Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat Suhermanto Ja’far
212
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 209 - 221
naluri yang disebut “libido”, suatu naluri untuk mengadakan kontak dengan ling-
konstruktif. kungan sekitar, melaksanakan tindakan
Freud menganggap bahwa das es yang diperlukan untuk memberikan
adalah tak lain dari pada alam tak sadar kepuasan pada das es.
yang merupakan libido tak terorganisir, Dengan demikian, kata Freud, das
sehingga alam tak sadar merupakan wadah ich merupakan jembatan gantung yang
dari dorongan-dorongan dan keinginan menghubungkan antara kebutuhan, dan
atau nafsu terkekang yang ditolak oleh tindakan atau alat untuk melayani das es.
alam sadar . Tindakan das ich dalam usahanya me-
Relevan benar apa yang dikatakan layani das es yang tak sadar itu dila-
Prof. Warouw, seorang penulis Amerika kukannya dalam keadaan sadar. Das ich
Serikat yang menyebut das as dengan melaksanakan segala tindakan pada alam
istilah “id”. Menurut Warouw das es itu sadar (Gerson, 1977).
sebagai suatu gudang nafsu yang Das ich yang sadar dalam melayani
mendekatkan manusia kepada bintang. kepuasan das es yang tak sadar memegang
Dibanding Das Ich (ego) dan das uber ich peranan penting dalam menyalurkan serta
(Super ego), maka das es merupakan menyaring nafsu. Das ich sendiri terjadi,
bagian terbesar yang mempengaruhi karena adanya pertentangan antara prinsip
kehidupan manusia secara terus menerus dengan realitas yang terdapat dalam
dengan dorongan-dorongan nafsu yang susunan ruang dan waktu. Das Ich (ego)
bermukim di dalamnya (Gerson, 1977). yang bertindak secara sadar di samping
Das es sendiri merupakan lapisan menyaring nafsu yang muncul dari das es,
terbawah, oleh Freud dianggap sebagai juga bertindak menekan kembali nafsu
salah satu nafsu hewan, selain libido. yang bersifat merusak. Atau dapatlah di-
Libido atau nafsu kelamin dan nafsu katakan bahwa das ich tersebut dianggap
agresif bukanlah dalam arti dorongan semacam mediator yang ada pada nafsu-
seksual sebagaimana orang dewasa. Tetapi nafsu di dalam das es dengan dunia luar
“libido” menurut Freud dianggap sebagai yang terdiri dari kenyataan material serta
dorongan untuk menjelmakan nafsu-nafsu kemasyarakat-an. Dan das ich juga ber-
sebagai penggerak aktivitas manusia yang tindak “melakukan sublimasi” atas nafsu-
dinamakan sebagai “Prinsip Kenikmatan” nafsu itu, artinya membelokkan ke dalam
namun, bukan dalam arti biologis. saluran-saluran yang lain kedudukannya
Sedangkan das es sebagai gudang nafsu- (Kattsoff, 1989).
nafsu pada alam tak sadar akan Ketiga, das uber ich (super ego),
menyebabkan seorang berada dalam sesuai dengan namanya, merupakan suatu
kesulitan berinteraksi dengan orang lain bagian puncak tertinggi, jika disbanding
dengan aktivitas kehidupannya (Kattsoff, dengan kedua bagian lainnya. Secara
1989). struktural das es merupakan bagian ter-
Kedua, Das ich atau ego (dalam arti besar dari seluruh perawakan nafs (jiwa)
psiche) merupakan inti dari pada alam dan bagian atas dari das es terdapat das ich
sadar. Alam sadar ini selalu berkembang si pelaksana, dan pada seluruh puncaknya
sejak dilahirkan bayi mengikuti pengaruh terdapat kedudukan das uber ich. Semua
biologis atau miliu (lingkungan/environ- ini merupakan aktivitas pada alam bawah
ment). Das ich merupakan pelaksanaan sadar. Segala norma kehidupan di dunia
dari segala dorongan dan keinginan nafsu, yang mempengaruhi das ich membekas
libido yang dikehendaki oleh das es. Das dan bertahta pada das uber ich. Karena itu,
es akan bertindak melaksanakan dorongan- das uber ich berfungsi menjalankan
dorongan das ich. Desakan-desakan atau control terhadap aktivitas das ich, disam-
drives yang muncul dari das es akan ping berfungsi sebagai kekuatan moral.
mendorong alam sadar, mendorong das es
213
Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat Suhermanto Ja’far
Das uber ich sebagai alam norma maupun untuk menghadapi tekanan das
atau alam nilai dapat berfungsi moral yang Uber Ich atas das Ich, dengan tujuan
selalu mengawasi aktivitas das ich tentang kecemasan yang dialami individu dapat
boleh tidaknya suatu perbuatan. Das uber dikurangi atau diredakan (Koeswara,___).
ich juga menilai tentang apa yang boleh Freud menyatakan bahwa mekanisme
dilakukan, tentang apa yang akan dilaku- pertahanan ego itu adalah mekanisme yang
kan, tentang apa yang telah dilakukan. rumit dan banyak macamnya. Berikut ini 7
Penilaian das ich ini merupakan larangan macam mekanisme pertahanan ego yang
dan ijin untuk melakukan suatu perbuatan, menurut Freud umum dijumpai.
sehingga das uber ich bisa mencela dan 1) Represi, yaitu mekanisme yang di-
memuji atau mengoreksi apa-apa yang lakukan ego untuk meredakan ke-
dilakukan oleh das ich. cemasan dengan cara menekan
Dari hal inilah, maka das ich sering dorongan-dorongan yang menjadi
terjepit pada dua kepentingan, yaitu kepen- penyebab kecemasan tersebut ke
tingan das es dan kepentingan das uber dalam ketidak sadaran.
ich. Das uber ich selalu menegur aktivitas 2) Sublimasi, adalah mekanisme per-
das ich yang tak sesuai dengan kondisi dan tahanan ego yang ditujukan untuk
uber ich, karena mengikuti dorongan das mencegah atau meredakan kece-
es. Dengan demikian das uber ich merupa- masan dengan cara mengubah dan
kan suatu kekuatan moral yang mengontrol menyesuaikan dorongan primitif das
das ich, kalau sekiranya dipengaruhi oleh Es yang menjadi penyebab kece-
das es. Namun, semuanya dalam kondisi masan ke dalam bentuk tingkah laku
yang saling mempengaruhi dan dinamis yang bisa diterima, dan bahkan di-
satu sama lainnya (Gerson, 1977). hargai oleh masyarakat.
Selanjutnya, Freud membicarakan 3) Proyeksi, adalah pengalihan dorong-
dalam psikoanalisisnya adalah mengenai an, sikap, atau tingkah laku yang
dinamika kepribadian. Dinamika kepri- menimbulkan kecemasan kepada
badian, menurut Freud bagaimana energi orang lain.
psikis didistribusikan dan dipergunakan 4) Displacement, adalah pengungkap-
oleh das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. an dorongan yang menimbulkan
Freud menyatakan bahwa enerji yang ada kecemasan kepada objek atau indi-
pada individu berasal dari sumber yang vidu yang kurang berbahaya diban-
sama yaitu makanan yang dikonsumsi. ding individu semula.
Bahwa energi manusia dibedakan hanya 5) Rasionalisasi, menunjuk kepada
dari penggunaannya, energi untuk aktivitas upaya individu memutarbalikkan ke-
fisik disebut energi fisik, dan energi yang nyataan, dalam hal ini kenyataan
digunakan untuk aktivitas psikis disebut yang mengancam ego, melalui dalih
energi psikis. Freud menyatakan bahwa tertentu yang seakan-akan masuk
pada mulanya yang memiliki enerji akal. Rasionalisasi sering dibedakan
hanyalah das Es saja. Melalui mekanisme menjadi dua: sour grape technique
yang oleh Freud disebut identifikasi, dan sweet orange technique.
energi tersebut diberikan oleh das Es 6) Pembentukan reaksi, adalah upaya
kepada das Ich dan das Ueber Ich. mengatasi kecemasan karena indi-
Disamping itu, kata Freud dalam vidu memiliki dorongan yang berten-
dinamika kepribadian juga adanya meka- tangan dengan norma, dengan cara
nisme pertahanan ego. Menurut Freud, berbuat sebaliknya.
mekanisme pertahanan ego (ego defence 7) Regresi, adalah upaya mengatasi ke-
mechanism) sebagai strategi yang diguna- cemasan dengan bertingkah laku
kan individu untuk mencegah kemunculan yang tidak sesuai dengan tingkat
terbuka dari dorongan-dorongan das Es perkembangannya
214
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 209 - 221
Sementara itu, menurut Freud, fak- (1870-1937), yang pada mulanya bekerja
tor-faktor yang mempengaruhi perkem- sama dengan dalam mengembangkan
bangan kepribadian dipengaruhi oleh ke- psikoanalisis. Karena ada perbedaan pen-
matangan dan cara-cara individu meng- dapat yang tidak bisa diselesaikan akhir-
atasi ketegangan. Menurut Freud, ke- nya Adler keluar dari organisasi psiko-
matangan adalah pengaruh asli dari dalam analisis dan bersama pengikutnya dia me-
diri manusia. Ketegangan dapat timbul ngembangkan aliran psikologi yang dia se-
karena adanya frustrasi, konflik, dan but Psikologi Individual (Individual Psy-
ancaman. Upaya mengatasi ketegangan ini chology).
dilakukan individu dengan: identifikasi, Menurut Adler manusia itu dilahir-
sublimasi, dan mekanisme pertahanan ego. kan dalam keadaan tubuh yang lemah.
Menurut Freud, kepribadian individu Kondisi ketidakberdayaan ini menimbul-
telah terbentuk pada akhir tahun ke lima, kan perasaan inferior (merasa lemah atau
dan perkembangan selanjutnya sebagian tidak mampu) dan ketergantung kepada
besar hanya merupakan penghalusan orang lain. Manusia, menurut Adler, me-
struktur dasar itu. Selanjutnya Freud me- rupakan makhluk yang saling tergantung
nyatakan bahwa perkembangan kepri- secara sosial. Perasaan bersatu dengan
badian berlangsung melalui 5 fase, yang orang lain ada sejak manusia dilahirkan
berhubungan dengan kepekaan pada dan menjadi syarat utama kesehatan
daerah-daerah erogen atau bagian tubuh jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut
tertentu yang sensitif terhadap rangsangan. kemudian Adler mengembangkan teorinya
Kelima fase perkembangan kepribadian yang secara ringkas disajikan pada uraian
adalah sebagai berikut : berikut.
a) Fase oral (oral stage): 0 sampai Pertama, Adler menekankan pen-
kira-kira 18 bulan Bagian tubuh tingnya sifat khas (unik) kepribadian, yaitu
yang sensitif terhadap rangsangan individualitas. Menurut Adler setiap orang
adalah mulut. adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-
b) Fase anal (anal stage): kira-kira usia sifat, serta nilai-nilai yang khas, dan setiap
18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase perilakunya menunjukkan corak khas gaya
ini bagian tubuh yang sensitif adalah kehidupannya yang bersifat individual.
anus. Kedua, dalam diri setiap individu terdapat
c) Fase falis (phallic stage): kira-kira dua dorongan pokok, yang mendorong
usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh serta melatarbelakangi segala perilakunya,
yang sensitif pada fase falis adalah yaitu: 1) Dorongan kemasyarakatan, yang
alat kelamin. mendorong manusia bertindak untuk ke-
d) Fase laten (latency stage): kira-kira pentingan orang lain; 2) Dorongan kea-
usia 6 sampai pubertas Pada fase ini kuan, yang mendorong manusia bertindak
dorongan seks cenderung bersifat untuk kepentingan diri sendiri.
laten atau tertekan. Ketiga, Individu memulai hidupnya
e) Fase genital (genital stage): terjadi dengan kelemahan fisik yang menimbul-
sejak individu memasuki pubertas kan perasaan inferior. Perasaan inilah yang
dan selanjutnya. Pada masa ini kemudian menjadi pendorong agar dirinya
individu telah mengalami kematang- sukses dan tidak menyerah pada inferiori-
an pada organ reproduksi (Surya- tasnya. Keempat, menurut Adler setiap
brata, 2005). orang memiliki tujuan, merasa inferior,
berjuang menjadi superior. Namun setiap
2. Kepribadian menurut Teori Psikologi
orang berusaha mewujudkan keinginan
Individual
tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-
Tokoh yang mengembangkan teori beda. Adler menyatakan bahwa gaya hidup
psikologi individual adalah Alfred Adler adalah cara yang unik dari setiap individu
215
Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat Suhermanto Ja’far
216
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 209 - 221
terintegrasi secara kuat maka setiap aspek Pertama, tingkah laku itu mengikuti
kepribadian harus mencapai taraf diferen- hukum tertentu (behavior is lawful). Ilmu
siasi dan perkembangan yang optimal. adalah usaha untuk menbemukan ketera-
Proses untuk sampai ke arah tersebut oleh turan, menunjukkan bahwa peristiwa ter-
Jung dinamakan proses individuasi atau tentu berhubungan secara teratur dengan
proses penemuan diri. peristiwa lain. Kedua, tingkah laku dapat
diramalkan (behavior can be predicted).
4. Kepribadian Menurut Psikologi
Ilmu bukan hanya menjelaskan tetapi juga
Behavior
meramalkan. Bukan hanya menangani pe-
Behaviorisme merupakan sebuah ristiwa masa lalu tetapi juga masa yang
aliran dalam psikologi yang didirikan oleh akan datang. Teori yang berdaya guna
J.B. Watson. Sama halnya dengan psikoa- adalah yang memungkinkan dilakukannya
nalisis, behaviorisme juga merupakan alir- prediksi mengenai tingkah laku yang akan
an yang revolusioner, kuat dan berpe- dating dan menguji prediksi itu. Ketiga,
ngaruh serta memiliki akar sejarah yang tingkah laku dapat dikontrol (behavior can
cukup dalam. Selain Watson ada beberapa be controlled). Ilmu dapat melakukan
orang yang dipandang sebagai tokoh antisipasi dan menentukan/membentuk
behaviorsime, diantaranya adalah Ivan tingkah laku seseorang .
Pavlov, E.L. Thorndika, B.F. Skinner, dll. Skinner tidak tertarik dengan
Namun demikian bila orang berbicara variabel struktural dari kepribadian.
kepribadian atas dasar orientasi behevi- Menurutnya, mungkin dapat diperoleh
oristik maka nama yang senantiasa disebut illusi yang menjelaskan dan memprediksi
adalah Skinner mengingat dia adalah tokoh tingkah laku berdasarkan faktor-faktor
behaviorisme yang paling produktif dalam yang tetap dalam kepribadian, tetapi
mengemukakan gagasan dan penelitian, tingkah laku hanya dapat diubah dan
paling berpengaruh, serta paling berani dan dikendalikan dengan mengubah
tegas dalam menjawab tantangan dan lingkungan. Sedangkankan unsur
kritik-kritik atas behaviorisme. kepribadian yang dipandangnya relatif te-
Paradigma yang dipakai untuk mem- tap adalah tingkah laku itu sendiri. Menu-
bangun teori behavioristik adalah bahwa rut Skinner ada dua klasifikasi tingkah
tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, laku yaitu:
artinya determinan tingkah laku tidak 1) Tingkah laku responden (respondent
berada di dalam diri manusia tetapi behavior), adalah respon yang diha-
bearada di lingkungan. Pavlov, Skinner, silkan (elicited) organisme untuk
dan Watson dalam berbagai eksperimen menjawab stimulus yang secara spe-
mencoba menunjukkan betapa besarnya sifik berhubungan dengan respon itu.
pengaruh lingkungan terhadap tingkah 2) Tingkah laku operan (operant beha-
laku. Semua tingkah laku termasuk ting- vior), adalah respon yang dimuncul-
kah laku yang tidak dikehendaki, menurut kan (emittes) organisme tanpa ada-
mereka, diperoleh melalui belajar dari nya stimulus spesifik yang langsung
lingkungan (Alwisol, 2005). memaksa terjadinya respon itu.
Kepribadian bagi Skinner dipandang Bagi Skinner, faktor motivasional
bukan dalam strukturnya tetapi pada ting- dalam tingkah laku bukan elemen struk-
kah laku manusia. Skinner menjelaskan tural. Dalam situasi yang sama tingkah
perilaku manusia dengan tiga asumsi laku seseorang bias berbeda-beda kekuatan
dasar, dimana asumsi pertama dan kedua dan keringan munculnya. Dan itu bukan
pada padasarnya menjadi asumsi psikologi karena kekuatan dari dalam diri individu
pada umumnya, bahkan juga merupakan atau motivasi. Menurut Skinner variasi
asumsi semua pendekatan ilmiah (Alwisol, kekuatan tingkah laku tersebut disebabkan
2005). Ketiga asumsi tersebut adalah: oleh pengaruh lingkungan.
217
Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat Suhermanto Ja’far
Adapun mengenai dinamika kepri- sekelompok ahli psikologi yang pada awal
badian, Skinner beranggapan bahwa kepri- tahun 1960-an bekerja sama dibawah ke-
badian manusia akan selalu berkembangan pemimpinan Abraham Maslow dalam
sesuai dengan lingkungan social. Kepri- mencari alternatif dari dua teori yang
badian akan terbentuk dengan pendidikan sangat berpengaruh atas pemikiran inte-
melalui belajar. Kepedulian utama Skinner lektual dalam psikologi. Kedua teori yang
berkenaan dengan kepribadian adalah me- dimaksud adalah psikoanalisis dan beha-
ngenai perubahan tingkah laku. Hakikat viorisme. Maslow menyebut psikologi hu-
toeri Skinner adalah teori belajar, bagai- manistik sebagai “kekuatan ketiga” (a
mana individu memiliki tingkah laku baru, third force).
menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu, Meskipun tokoh-tokoh psikologi hu-
mampu dan lainnya. Menurut Skinner ke- manistik memiliki pandangan yang
pribadian dapat dipahami dengan memper- berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada
timbangkan perkembangan tingkah laku konsepsi fundamental yang sama menge-
dalam hubungannya yang terus-menerus nai manusia, yang berakar pada salah satu
dengan lingkungannya. Cara yang efektif aliran filsafat modern, yaitu eksisten-
untuk mengubah dan mengontrol tingkah sialisme. Manusia, menurut eksistensi-
laku adalah dengan melakukan penguatan alisme adalah hal yang mengada-dalam
(reinforcement) . dunia (being-in-the-world), dan menyadari
Dalam teori Skinner penguatan di- penuh akan keberadaannya (Koeswara,
anggap sangat penting untuk membentuk 2001). Eksistensialisme menolak paham
tingkah laku. Menurut Skinner, ada dua yang menempatkan manusia semata-mata
macam penguatan, yaitu pertama, rein- sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan.
forcement positif, yaitu efek yang Sebaliknya, para filsuf eksistensialis per-
menyebabkan tingkah laku diperkuat atau caya bahwa setiap individu memiliki kebe-
sering dilakukan. Kedua, reinforcement basan untuk memilih tindakan, me-
negatif, yaitu efek yang menyebabkan nentukan sendiri nasib atau wujud dari ke-
tingkah laku diperlemah atau tidak diu- beradaannya, serta bertanggung jawab atas
langi lagi. pilihan dan eksistensinya.
Dalam melatih suatu perilaku, Oleh karena eksistensialisme mene-
Skinner mengemukakan istilah shaping, kankan pada anggapan bahwa manusia
yaitu upaya secara bertahap untuk mem- memiliki kebebasan dan bertanggung ja-
bentuk perilaku, mulai dari bentuk yang wab bagi tindakan-tindakannya, maka
paling sederhana sampai bentuk yang pandangan-pandangan eksistensialisme
paling kompleks. Menurut Skinner menarik bagi para ahli psikologi huma-
terdapat 2 unsur dalam pengertian shaping, nistik dan selanjutnya dijadikan landasan
yaitu: pertama, adanya penguatan secara teori psikologi humanistik. Adapun pokok-
berbeda-beda (differential reinforcement), pokok teori psikologi humanistik yang
yaitu ada respon yang diberi penguatan dikembangkan oleh Maslow adalah seba-
dan ada yang tidak diberi penguatan. gai berikut:
Kedua, upaya mendekat terus-menerus
Prinsip holistik
(successive approximation) yang mengacu
pada pengertian bahwa hanya respon yang Menurut Maslow, holisme mene-
sesuai dengan harapan eksperimenter yang gaskan bahwa organisme selalu berting-
diberi penguat kah laku sebagai kesatuan yang utuh,
bukan sebagai rangkaian bagian atau kom-
5. Kepribadian menurut Psikologi ponen yang berbeda. Jiwa dan tubuh bukan
Humanistik dua unsur yang terpisah tetapi bagian dari
Istilah psikologi humanistik (Hu- suatu kesatuan, dan apa yang terjadi pada
manistic Psychology) diperkenalkan oleh bagian yang satu akan mempengaruhi
218
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 209 - 221
bagian yang lain. Pandangan holistik da- bidang tertentu. Self-fulfillment merupakan
lam kepribadian, yang terpenting adalah: tema utama dalam hidup manusia.
1). Kepribadian normal ditandai de- Menurut Maslow sebagaimana di-
ngan unitas, integrasi, konsistensi, jelaskan Boeree (1977) bahwa manusia
dan koherensi. Organisasi adalah memiliki bermacam-macam kebutuhan
keadaan normal dan disorganisasai yang secara hirarki dibedakan menjadi
adalah keadaan patologis (sakit). sebagai berikut:
2). Organisme dapat dianalisis dengan (1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis
membedakan tiap bagiannya, tetapi (the physiological needs)
tidak ada bagian yang dapat dipe- (2) Kebutuhan akan rasa aman (the
lajari dalam isolasi. safety and security needs)
3). Organisme memiliki suatu dorongan (3) Kebutuhan akan cinta dan memiliki
yang berkuasa, yaitu aktualisasi diri. (the love and belonging needs)
4). Pengaruh lingkungan eksternal pada (4) Kebutuhan akan harga diri (the
perkembangan normal bersifat mini- esteem needs)
mal. Potensi organisme jika bisa ter- (5) Kebutuhan akan aktualisasi diri
kuak di lingkungan yang tepat akan (the self-actualization needs).
menghasilkan kepribadian yang Dengan demikian, batas-batas kepri-
sehat dan integral. badian jauh lebih luas daripada tubuh
5). Penelitian yang komprehensif ter- manusia dan dunia dalam intelektualnya.
hadap satu orang lebih berguna dari Batasan ini dapat dibandingkan dengan
pada penelitian ekstensif terhadap lingkaran menyebar di atas air; lingkaran
banyak orang mengenai fungsi psi- terdekat adalah buah dari aktivitas kreatif,
kologis yang diisolasi. kemudian bergabung dengan lautan dan
Bagi Maslow, Individu adalah pe- samudra dari semua kehidupan sosial,
nentu bagi tingkah laku dan pengalaman- sejarah dan prospek.
nya sendiri. Manusia adalah agen yang
sadar, bebas memilih atau menentukan SIMPULAN DAN SARAN
setiap tindakannya. Dengan kata lain ma-
nusia adalah makhluk yang bebas dan Secara filosofis, person (pribadi)
bertanggung jawab. Manusia tidak pernah manusia menangkap sesuatu hal yang
diam, tetapi selalu dalam proses untuk membedakan dengan pribadi lainnya.
menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya Setiap pribadi manusia yang mampu mem-
(becoming). Namun demikian perubahan bedakan realitas lainnya dan membentuk
tersebut membutuhkan persyaratan, yaitu suatu pribadi yang utuh merupakan suatu
adanya lingkungan yang bersifat men- puncak kesadaran pribadi. Puncak kesa-
dukung. daran pribadi inilah yang disebut dengan
Selanjutnya, Maslow menganggap “self atau diri”. Dengan demikian, diri
individu sebagai keseluruhan yang integ- (self) adalah instansi dalam pribadi yang
ral, khas, dan terorganisasi. Manusia pada sadar dalam beraktivitas. Instansi pribadi
dasarnya memiliki pembawaan yang baik yang sadar ini merupakan bentuk penge-
atau tepatnya netral. Kekuatan jahat atau tahuan tertinggi, atau diri yang sadar di-
merusak pada diri manusia merupakan anggap sebagai kunci mengenal Tuhannya.
hasil atau pengaruh dari lingkungan yang Adanya kesadaran diri seseorang akan
buruk, dan bukan merupakan bawaan. M- mampu mengungkap tabir “jati diri”nya.
nusia memiliki potensi kreatif yang me- Kepribadian secara umum adalah
ngarahkan manusia kepada peng-ekspre- abstraksi, yang mengkonkritkan pada
sian dirinya menjadi orang yang memiliki individu riil. Kepribadian adalah makhluk
kemampuan atau keistimewaan dalam rasional individu. Dalam arti lebih luas
individu tidak hanya orang tapi sinonim
219
Struktur Kepribadian Manusia Perspektif Psikologi dan Filsafat Suhermanto Ja’far
untuk suatu makhluk tertentu yang terpi- dalam struktur kepribadian. Ini adalah
sah. Hal ini juga berlaku untuk konsep bagian yang sangat terdalam dan paling
"individualitas", yang mencakup fitur mendalam dari itu. Pada intinya itu adalah
spiritual kepribadian serta keanehan psiko-sosial. Ketika orang berbicara ten-
fisiknya. Tidak ada yang lebih individual tang "diri saya", mereka ada dalam pikiran
di dunia daripada manusia, dan tidak ada sesuatu yang tidak hanya pribadi tetapi inti
dalam ciptaan yang lebih beragam diban- pribadi di tingkat tertinggi, sesuatu yang
dingkan manusia. Pada tingkat manusia sangat berharga dan berharga dan karena-
keragaman mencapai puncak tertinggi, nya rentan. Ego adalah tahta hati nurani
dunia dihuni berbagai individu manusia. sendiri.
Hal ini sepenuhnya karena kompleksitas Istilah "Ego" atau "Diri" juga me-
organisasi manusia, dinamika yang mun- nunjukkan kepribadian seperti terlihat
cul tidak memiliki batas. dalam cahaya kesadaran diri, yaitu,
Individualitas manusia dinyatakan kepribadian seperti yang dirasakan dengan
secara berbeda, baik dalam kemampuan, sendirinya, seperti yang dikenal dan
tingkat pengetahuan, pengalaman, tingkat dirasakan oleh Diri. "Ego" adalah prinsip
kompetensi, dalam temperamen dan karak- regulatif kehidupan mental, kekuatan diri
ter. Kepribadian individu sejauh memiliki mengendalikan roh, melainkan segala
kemandirian dalam penilaian, kepercayaan sesuatu yang kita pada dasarnya baik untuk
dan pandangan dan memiliki "pola" unik. dunia dan untuk orang lain dan, di atas
Pada setiap orang, terlepas dari struktur u- semua, untuk diri kita dalam kesadaran diri
mum kepribadiannya, ada fitur khusus dari diri kita, penilaian dan pengetahuan diri.
kontemplasi, observasi, perhatian, berbagai "Ego" mengandaikan tahu birai dan hu-
jenis memori, orientasi, dan sebagainya. bungan dengan realitas obyektif dan
Tingkat berpikir individu bervariasi, misal- kesadaran konstan diri sendiri dalam ke-
nya, dari yang jenius sampai keterbela- nyataan itu. Gambar sensual dan konsep-
kangan mental. tual, negara dan tujuan adalah bagian dari
Manusia merupakan model alam Ego, tetapi mereka tidak Ego sendiri. Ego
semesta. Kepribadian menetapkan untuk naik di atas semua elemen yang mem-
mengungkapkan dirinya. Ini adalah waktu bentuk semangat dan perintah mereka, me-
kemenangan individualitas, kebangkitan ngatur kehidupan mereka.
besar dari perasaan seseorang. Menurut Dengan demikian, Ego manusia, se-
Descartes, diri berarti hal yang sama mentara secara substansial mengubah di
seperti "jiwaku", berkat yang "saya apa bawah pengaruh kondisi sosial dan ber-
yang saya". Diri berpikir hanya menge- sama-sama dengan pengetahuan berkem-
tahui satu kebenaran yang tak terbantahkan bang, emosi dibudidayakan dan pelatihan
itu berpikir, keraguan, menegaskan, kei- akan, dan juga dengan perubahan keadaan
nginan, mencintai dan membenci. Des- fisik, kesehatan, dan sebagainya, tetap
cartes menekankan prinsip rasional dalam menjaga integritas intrinsik dan relatif
struktur kepribadian. stabilitas. Berkat adanya karakteristik ter-
Dunia mental manusia, dihasilkan tentu yang berubah-ubah penting dari
oleh otak dan tergantung pada kondisi struktur dunia mental, orang "tetap sen-
biofisik dan keadaan organisme secara diri".
keseluruhan, menyajikan jenis struktur Kita bergerak dari satu tahap dalam
yang relatif independen, dengan logikanya kehidupan yang lain, membawa dengan
sendiri, mekanisme sendiri mental yang kami semua bagasi keuntungan intelektual
spesifik. Elemen-elemen ini adalah subjek kita, dan perubahan karena hal ini mening-
dari semua fenomena mental dalam keu- katkan kekayaan dan organisasi fisik kita
tuhan yang integral mereka yang mem- berkembang. Singkatnya, pada titik ketika
bentuk Ego. Ego Ini adalah inti spiritual ego datang di sana adalah identifikasi diri
220
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2015, Vol. 2, No. 2, Hal: 209 - 221
dari kepribadian. Ego adalah satu kesa- Heuken, Adolf S. J. 1989. Tantangan
tuan, suatu entitas keberadaan spiritual dan Membina Kepribadian : Pedoman
fisik. Hal ini diberikan sebagai hubungan Mengenal Diri. Jogjakarta:
terbatas baik dengan dunia sekitarnya dan Kanisius
dengan diri kita sendiri. John, W.M & Verhaar, SJ. 1989.
Identitas Manusia. Hal : 37-39.
DAFTAR PUSTAKA Jogjakarta: Kanisius
Kattsoff, Louis O. 1989. Pengantar
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Filsafat (alih bahasa Soejono
Malang: Universitas Soemarsono). Jogjakarta: Tiara
Muhammadyah Malang Wacana
Boeree, CG. 1997. Personality Koeswara, E. 2001. Teori-teori
Theories: Melacak Kepribadian Kepribadian
Anda Bersama Psikolog Dunia Kretch, David dan Crutchfield,
(Alih bahasa: Inyiak Ridwan Ricahrd S. 1969. Elements of
Muzir). Jogyakarta: Primasophie Psychology. New York: Alfred A.
Dirgagunarsa, Singgih. 1998. Knopf
Pengantar Psikologi. Jakarta: Supratiknya, A. (editor). 1995. Teori-
BPK Gunung Mulia teori Holistik : Organismik-
Gerson W. Bawengan. 1977. Fenomenologis. Yogyakarta:
Pengantar Psikologi Kriminal. Kanisius
Jakarta: Pradya Paramita Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi
Hall, CS., & Lindzey, G. 1993. Teori- Kepribadian. Jakarta : CV
teori Psikodinamik (Klinis). Ahli Rajawali
bahasa oleh Yustinus. Yogyakarta:
Kanisius
221