Anda di halaman 1dari 26

ANGGARAN DASAR

DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA

F.SP

SPSI

FEDERASI SERIKAT PEKERJA


NIAGA, BANK, JASA DAN ASURANSI
(FEDERASI SP NIBA)
KONFEDERASI SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
ANGGARAN DASAR
FEDERASI SERIKAT PEKERJA NIAGA, BANK, JASA DAN ASURANSI

PEMBUKAAN

Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang di Proklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945, tidak berhenti hanya dengan mencapai kemerdekaan, karena sebagai suatu bangsa
merdeka dan berdaulat telah bertekad untuk terus berjuang membangun masyarakat,
bangsa dan negara yang adil makmur berdasarkan Pancasila dan Undang–Undang Dasar
1945.

Sesungguhnya Kemerdekaan berkumpul dan berserikat, hak mengeluarkan pikiran secara


lisan maupun tulisan, hak berunding dan memperoleh pekerjaan, penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan serta mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum, merupakan hak–
hak dasar setiap masyarakat pekerja.

Bahwa Deklarasi Persatuan Buruh Indonesia 20 Februari 1973, merupakan tonggak sejarah
bersatunya masyarakat pekerja Indonesia, yang lahir dari sebuah kesadaran bersama akan
tanggung jawabnya sebagai salah satu kekuatan yang mampu menggerakan pembangunan
bangsa dan Negaranya.

Pekerja Indonesia sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat Bangsa Indonesia yang
senantiasa dijiwai oleh rasa senasib dan sepenanggungan serta kesetiakawanan,
berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air, memiliki tekad dan cita–cita bersama untuk
mencapai masa depan yang lebih baik, demi harkat dan martabat kemanusiaan para pekerja
dan keluarganya telah diwujudkan melalui sarana organisasi Serikat Pekerja.

Bahwa komponen pekerja berdasarkan jenis lapangan pekerjaan dan sektor usaha Niaga,
Bank, Jasa dan Asuransi yang terdiri dalam kemajemukan suku, agama, budaya, pendidikan
dan bidang pekerjaan yang telah berhimpun didalam organisasi-organisasi Serikat Pekerja
Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi, bertekad menyatukan visi, misi, dan langkah perjuangan
bersama guna mewujudkan peran sertanya dalam proses pembangunan bangsa yang
didasari oleh nilai–nilai kemanusiaan, kemandirian, keadilan dan kesetaraan.

Sadar sepenuhnya akan panggilan sejarah, cita-cita, dan rasa tanggungjawab terhadap
peranan, fungsi dan hak sebagai pekerja Indonesia dalam memperjuangkan, melindungi dan
membela kepentingan pekerja pada umumnya serta meningkatkan kesejahteraan diri
pekerja dan keluarganya. Maka atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para pekerja dan
organisasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi, menyatakan diri bergabung
membentuk dan berhimpun dalam satu organisasi Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank,
Jasa dan Asuransi, dengan Anggaran Dasar sebagai berikut :

BAB I
NAMA, BENTUK DAN SIFAT

Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama: Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi disingkat:
Federasi SP NIBA
Pasal 2
Bentuk

Organisasi ini berbentuk: Federasi

Pasal 3
Si fat

Federasi SP NIBA bersifat: Terbuka, Bebas, Independen, Demokratis dan Bertanggung–


jawab

BAB II
WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 4
Waktu

Federasi SP NIBA dideklarasikan pada tanggal 21 Juli 2001 dan merupakan kelanjutan
organisasi SB NIBA yang didirikan pada tanggal 2 Mei 1973 di Jakarta untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan

Pasal 5
Kedudukan

Federasi SP NIBA tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia

BAB III
ASAS DAN KEDAULATAN

Pasal 6
Asas

Federasi SP NIBA berasaskan Pancasila

Pasal 7
Kedaulatan

Kedaulatan tertinggi organisasi berada ditangan Anggota Federasi SP NIBA dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Musyawarah Nasional Federasi SP NIBA

BAB IV
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 8
Fungsi

Federasi SP NIBA berfungsi:


1. Sebagai wadah berhimpun dan bergabungnya organisasi Serikat Pekerja dari sektor
usaha Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi
2. Sebagai wadah perjuangan pekerja dan organisasi pekerja dalam kehidupan
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan
3. Sebagai wadah komunikasi, koordinasi, dan penyalur aspirasi Serikat Pekerja dan
pekerja, dalam mengembangkan hak–hak dan kewajiban pekerja
4. Sebagai wadah perjuangan kepentingan Serikat Pekerja dan pekerja dalam
meningkatkan derajat, taraf hidup yang berkeadilan serta kesejahteraan sosial
5. Mewakili kepentingan seluruh Serikat Pekerja dan pekerja dalam pelaksanaan
Hubungan Industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan
6. Mewakili kepentingan seluruh Serikat Pekerja dan pekerja dalam lembaga-lembaga
ketenagakerjaan dilingkup Nasional dan Internasional
7. Sebagai perekat kemajemukan Serikat Pekerja untuk mewujudkan persatuan dan
solidaritas antar pekerja
8. Sebagai perencana, pelaksana dan penanggungjawab pemogokan serikat pekerja,
sesuai dengan peraturan–peraturan yang berlaku

Pasal 9
Tujuan

Federasi SP NIBA bertujuan:


1. Memperjuangkan dan mewujudkan keadilan serta kesejahteraan sosial ekonomi bagi
pekerja dan keluarganya
2. Memberikan perlindungan dan pembelaan atas hak–hak kepentingan Serikat Pekerja
dan pekerja, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja dan
keluarganya
3. Mewujudkan persatuan dan solidaritas antar Serikat Pekerja dan pekerja
4. Mewujudkan Serikat Pekerja dan pekerja yang sadar akan hak dan kewajiban dalam
hubungan industrial
5. Meningkatkan kemitraan dan kesetaraan antara Serikat Pekerja dengan pihak
Pengusaha
6. Meningkatkan kesejahteraan pekerja serta memperjuangkan perbaikan nasib, syarat–
syarat kerja dan kondisi kerja serta penghidupan yang layak sesuai dengan
kemanusiaan yang adil dan beradab

Pasal 10
Usaha

Untuk mencapai fungsi dan tujuan sebagaimana dimaksud pada pasal 8 dan 9 bab ini,
Federasi SP NIBA melakukan usaha sebagai berikut:
1. Pemantapan dan peningkatan kualitas komunikasi secara vertikal dan horizontal antara
Serikat Pekerja, pekerja dan pengusaha
2. Memantapkan peran konsolidasi organisasi secara vertikal dan horizontal dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan peran Serikat Pekerja
3. Mengadakan pendidikan dan pelatihan serta kaderisasi disetiap jenjang organisasi
Federasi SP NIBA
4. Mengusahakan peningkatan kualitas sumber daya manusia baik bagi Serikat Pekerja
maupun pekerja
5. Mengadakan kerjasama dengan badan dan atau lembaga-lembaga pemerintah/swasta,
baik dalam maupun luar negeri
6. Peningkatan kesejahteraan pekerja dengan mendirikan koperasi, yayasan atau bentuk
usaha lainnya
7. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan sosial ekonomi pekerja
8. Menyelenggarakan advokasi, pembelaan bagi Serikat Pekerja dan pekerja
9. Mengembangkan hubungan kemitraan dan kesetaraan kepada semua pihak untuk
kepentingan Serikat Pekerja dan pekerja
BAB V
ATRIBUT

Pasal 11

Federasi SP NIBA memiliki Atribut yang terdiri dari lambang, bendera, lagu dan atribut–
atribut lain yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VI
KEANGGOTAAN

Pasal 12

Anggota Federasi SP NIBA adalah:


1. Organisasi Serikat Pekerja yang dibentuk berdasarkan sektor usaha, jenis pekerjaan,
dan bentuk lain dari lapangan pekerjaan; Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi, selanjutnya
disebut Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi atau disingkat dengan SP NIBA
2. SP NIBA di suatu perusahaan dan atau badan usaha disebut Serikat Pekerja Anggota
3. Pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, ditetapkan dalam
Anggaran Rumah Tangga

BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN SERTA WEWENANG ANGGOTA

Pasal 13
Hak-Hak Anggota

1. Setiap anggota Federasi SP NIBA mempunyai hak:


a. Bicara dan memberikan suara
b. Memilih dan dipilih
c. Membela diri
d. Mendapatkan perlindungan dan pembelaan
e. Mendapatkan pembinaan dan pendidikan
2. Penggunaan hak anggota sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga

Pasal 14
Kewajiban anggota

Setiap anggota Federasi SP NIBA berkewajiban untuk:


1. Mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
keputusan–keputusan Federasi SP NIBA
2. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan Federasi SP NIBA
3. Melaksanakan program-program Federasi SP NIBA
4. Membayar uang pangkal dan iuran anggota
5. Melakukan koordinasi dengan Federasi SP NIBA, terhadap segala bentuk
perkembangan organisasi SP NIBA sesuai mekanisme organisasi
6. Menghadiri musyawarah dan rapat–rapat serta kegiatan yang diselenggarakan oleh
organisasi

Pasal 15
Wewenang Anggota

Setiap anggota Federasi SP NIBA memiliki wewenang:


1. Menangani fungsi hubungan industrial dalam arti yang luas sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SP NIBA dan perundang—undangan
yang berlaku
2. Menindak-lanjuti keputusan-keputusan Federasi SP NIBA

BAB VIII
RUANG LINGKUP KEANGGOTAAN

Pasal 16

Anggota Federasi SP NIBA adalah Serikat Pekerja NIBA yang dibentuk berdasarkan sektor
usaha, jenis pekerjaan dan bentuk lain, diatur lebih lanjut didalam Anggaran Rumah Tangga

BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEWENANGAN
SERTA KEWAJIBAN DEWAN PIMPINAN FEDERASI SP NIBA

Pasal 17
Struktur Organisasi

Struktur organisasi Federasi SP NIBA terdiri:


1. Tingkat Nasional berkedudukan di Ibu Kota Negara dan dipimpin oleh Dewan
Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi disingkat: DPP
Federasi SP NIBA
2. Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibu Kota Propinsi dan dipimpin oleh Dewan Pimpinan
Daerah Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi disingkat: DPD
Federasi SP NIBA
3. Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibu kota Kabupaten dan dipimpin oleh
Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Niaga, Bank, Jasa dan Asuransi
disingkat: DPC Federasi SP NIBA

Pasal 18
Wewenang dan Kewajiban Dewan Pimpinan Pusat

1. Dewan Pimpinan Pusat Federasi SP NIBA adalah badan pelaksana tertinggi organisasi,
merupakan suatu kesatuan yang bersifat kolektif
2. Dewan Pimpinan Pusat berwenang:
a) Menentukan kebijakan organisasi tingkat nasional sesuai Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah dan rapat–rapat tingkat
Nasional serta keputusan-keputusan lain dari Federasi SP NIBA
b) Mengesahkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP
NIBA
c) Mengesahkan komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP
NIBA, disebabkan oleh belum terbentuknya Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP
NIBA
d) Mengesahkan komposisi dan personalia Pimpinan SP NIBA anggota, disebabkan
belum terbentuknya Dewan Pimpinan Daerah maupun Dewan Pimpinan Cabang
Federasi SP NIBA
3. Dewan Pimpinan Pusat berkewajiban:
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan sesuai Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah dan rapat–rapat tingkat
Nasional serta keputusan-keputusan lain dari Federasi SP NIBA
b. Melaksanakan dan memberikan pertanggung-jawaban pada Musyawarah
Nasional
c. Menyelesaikan perbedaan pendapat didalam tubuh Serikat Pekerja Anggota dan
atau perselisihan antar Serikat Pekerja dan pekerja
d. Memperjuangkan, membela kepentingan dan hak-hak anggota dalam forum
Nasional dan Internasional
e. Mengkoordinir dan membina Serikat Pekerja Anggota secara nasional
f. Memberikan nomor keanggotaan terhadap SP NIBA sebagai Serikat Pekerja
Anggota yang telah memenuhi ketentuan Federasi SP NIBA

Pasal 19
Wewenang dan Kewajiban Dewan Pimpinan Daerah

1. Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP NIBA adalah badan pelaksana organisasi yang
bersifat kolektif didaerah Propinsi
2. Dewan Pimpinan Daerah berwenang:
a. Menentukan kebijakan organisasi di wilayah daerah Propinsi sesuai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah dan rapat-rapat,
baik ditingkat Nasional maupun daerah Propinsi serta peraturan lain dari Federasi
SP NIBA
b. Bertindak untuk dan atas nama DPP Federasi SP NIBA mengesahkan komposisi
dan personalia Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA
c. Bertindak untuk dan atas nama DPP Federasi SP NIBA mengesahkan komposisi
dan personalia Pimpinan SP NIBA, disebabkan oleh belum terbentuknya Dewan
Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA
3. Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban :
a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah dan rapat-rapat, baik
ditingkat Nasional maupun Daerah Propinsi serta peraturan lain dari Federasi SP
NIBA
b. Melaksanakan dan memberi Pertanggungjawaban pada Musyawarah Daerah
Federasi SP NIBA
c. Menyelesaikan perbedaan pendapat didalam tubuh Serikat Pekerja Anggota dan
atau perselisihan antar Serikat Pekerja
d. Memperjuangkan, membela kepentingan dan hak-hak anggota dalam forum
Daerah
e. Mengkoordinir dan membina SP NIBA dan anggotanya di wilayah Propinsi

Pasal 20
Wewenang dan Kewajiban Dewan Pimpinan Cabang

1. Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA adalah badan pelaksana organisasi yang
bersifat kolektif di wilayah Kabupaten/Kota
2. Dewan Pimpinan Cabang berwenang:
a) Menentukan kebijakan organisasi di wilayah Kabupaten/Kota sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan musyawarah dan
rapat-rapat, baik di tingkat Nasional, Daerah maupun Cabang serta peraturan
lain dari Federasi SP NIBA
b) Bertindak untuk dan atas nama DPP Federasi SP NIBA mengesahkan komposisi
dan personalia Pimpinan SP NIBA
3. Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten/Kota, berkewajiban:
a) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan musyawarah dan rapat-rapat, baik di
tingkat Nasional, Daerah maupun Cabang serta peraturan lain dari Federasi SP
NIBA
b) Melaksanakan dan memberikan pertanggung-jawaban pada Musyawarah Cabang
Federasi SP NIBA
c) Menyelesaikan perbedaan pendapat didalam tubuh Serikat Pekerja Anggota dan
atau perselisihan antar serikat pekerja
d) Memperjuangkan, membela kepentingan dan hak-hak anggota dalam forum
Kabupaten/Kota
e) Mengkoordinir dan membina SP NIBA dan anggotanya diwilayah kabupaten/kota

BAB X
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI KONFEDERASI SPSI
DAN ORGANISASI LAINNYA

Pasal 21

1. Federasi SP NIBA berhak membentuk dan atau menjadi anggota Konfederasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) yang berfungsi sebagai wadah berhimpun dan
forum komunikasi serta kerjasama antar Federasi Serikat Pekerja
2. Federasi SP NIBA dapat berafiliasi secara langsung dan atau bekerjasama dengan
organisasi Pekerja, Badan dan Lembaga Nasional maupun Internasional lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Federasi SP NIBA dapat melaksanakan hubungan kerjasama dengan organisasi Serikat
Pekerja lainnya sesuai jenjang vertikal Federasi SP NIBA

BAB XI
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 22

2. Musyawarah terdiri dari:


a) Musyawarah Nasional
b) Musyawarah Nasional Luar Biasa
c) Musyawarah Daerah
d) Musyawarah Cabang
e) Musyawarah Daerah/Cabang Luar Biasa
3. Rapat-rapat terdiri dari:
a) Rapat Pimpinan Nasional
b) Rapat Kerja Nasional
c) Rapat Koordinasi Nasional
d) Rapat Kerja Daerah
e) Rapat Kerja Cabang
3. Rapat–rapat lain:
a) Rapat Pengurus Harian
b) Rapat Pleno
c) Rapat Pleno diperluas

Pasal 23
Musyawarah Nasional

1. Musyawarah Nasional merupakan pemegang kekuasaan dan kedaulatan tertinggi


organisasi
2. Musyawarah Nasional diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun
3. Musyawarah Nasional berwenang untuk:
a) Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Federasi SP NIBA
b) Menetapkan Pedoman Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga SP NIBA
c) Menyusun dan menetapkan program umum Federasi SP NIBA
d) Meminta dan menilai pertanggungjawaban DPP Federasi SP NIBA
e) Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Pusat Federasi SP NIBA
f) Menetapkan keputusan-keputusan lainnya

Pasal 24
Musyawarah Nasional Luar Biasa

Musyawarah Nasional Luar Biasa mempunyai wewenang dan kekuasaaan yang sama dengan
Musyawarah Nasional yang hanya dapat dilaksanakan dengan ketentuan:
1. a. Apabila organisasi dalam keadaan terancam atau menghadapi ikhwal
kegentingan yang membahayakan kelangsungan hidup organisasi
b. DPP Federasi SP NIBA melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga atau
tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Nasional
c. Diadakan oleh DPP Federasi SP NIBA atas permintaan atau persetujuan
sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah Dewan Pimpinan Daerah,
Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA dan Serikat Pekerja Anggota
Federasi SP NIBA
d. Adanya suatu kondisi yang dihadapi oleh dan mengharuskan perlunya perubahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. DPP Federasi SP NIBA wajib memberikan pertanggungjawaban atas diadakannya
Musyawarah Nasional Luar Biasa

Pasal 25
Musyawarah Daerah

1. Musyawarah Daerah diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun


2. Musyawarah Daerah berwenang untuk:
a) Menyusun dan menetapkan Program Kerja Organisasi tingkat Daerah
b) Meminta dan menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP
NIBA
c) Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP NIBA
d) Menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas wewenangnya

Pasal 26
Musyawarah Cabang

1. Musyawarah Cabang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun


2. Musyawarah Cabang berwenang untuk :
a) Menyusun dan menetapkan Program Kerja Organisasi tingkat Cabang
b) Meminta dan menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP
NIBA
c) Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA
d) Menetapkan keputusan-keputusan lainnya dalam batas wewenangnya

Pasal 27
Musyawarah Daerah dan atau Cabang Luar Biasa

Musyawarah Daerah Luar Biasa untuk Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP NIBA dan atau
Musyawarah Cabang Luar Biasa untuk Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA, dapat
dilaksanakan dengan ketentuan:
1. Musyawarah Daerah Luar Biasa dilaksanakan atas permintaan atau persetujuan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA dan
Serikat Pekerja Anggota Federasi SP NIBA dilingkup daerah Propinsi
2. Musyawarah Cabang Luar Biasa dilaksanakan atas permintaan atau persetujuan
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Serikat Pekerja Anggota Federasi SP NIBA
dilingkup Kabupaten/Kota

Pasal 28
Rapat Pimpinan Nasional

1. Rapat Pimpinan Nasional diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam satu periode
kepemimpinan DPP Federasi SP NIBA
2. Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan dan dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat
Federasi SP NIBA
3. Rapat Pimpinan Nasional menetapkan keputusan-keputusan, kecuali yang menjadi
wewenang MUNAS sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (3) huruf a,b,dan e

Pasal 29
Rapat Kerja Nasional

1. Rapat Kerja Nasional adalah forum evaluasi dan konsultasi yang diadakan sedikitnya 1
(satu) kali dalam satu periode kepemimpinan DPP Federasi SP NIBA
2. Rapat Kerja Nasional berwenang untuk mengadakan evaluasi dan penilaian terhadap
pelaksanaan Program Umum serta menetapkan pelaksanan program selanjutnya

Pasal 30
Rapat Koordinasi Nasional

Rapat Koordinasi Nasional diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam satu periode
kepemimpinan DPP Federasi SP NIBA dan berwenang mengadakan koordinasi terhadap
pelaksanaan program kerja dalam satu atau lebih bidang koordinasi

Pasal 31
Rapat Kerja Daerah

1. Rapat Kerja Daerah adalah forum evaluasi dan konsultasi yang diadakan sedikitnya 1
(satu) kali dalam satu periode kepemimpinan Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP
NIBA
2. Rapat Kerja Daerah berwenang untuk mengadakan evaluasi dan penilaian terhadap
pelaksanaan Program Kerja serta menetapkan pelaksanan Program Kerja selanjutnya

Pasal 32
Rapat Kerja Cabang

1. Rapat Kerja Cabang adalah forum evaluasi dan konsultasi yang diadakan sedikitnya 1
(satu) kali dalam satu periode kepemimpinan Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP
NIBA
2. Rapat Kerja Cabang berwenang untuk mengadakan evaluasi dan penilaian terhadap
pelaksanaan Program Kerja serta menetapkan pelaksanan Program Kerja selanjutnya
Pasal 33
Rapat-Rapat Lain

Tugas dan fungsi Rapat Harian dan Rapat Pleno serta Rapat pleno diperluas Dewan
Pimpinan Federasi SP NIBA disemua tingkatan organisasi diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Organisasi Federasi SP NIBA

Pasal 34

Peserta musyawarah dan rapat-rapat Organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 22


ayat (1), (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB XII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 35

1. Pengambilan keputusan dilaksanakan dengan Musyawarah untuk mencapai mufakat,


dan apabila hal ini tidak tercapai, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak
(voting)
2. Musyawarah dan rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 sampai dengan
pasal 33 Anggaran Dasar ini, adalah sah apabila hal ini dihadiri oleh lebih dari ½
(setengah) jumlah peserta
3. Dalam hal Musyawarah untuk mengambil keputusan tentang pemilihan Pimpinan,
sekurang-kurangnya disetujui oleh 2/3 (duapertiga) dari jumlah peserta yang hadir
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
4. Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar:
a. Sekurang-kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah peserta harus hadir
b. Keputusan adalah sah, apabila diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya
2/3 (duapertiga) dari jumlah peserta yang hadir

BAB XIII
KEUANGAN

Pasal 36

1. Keuangan dan atau pendanaan organisasi diperoleh dari:


a. Uang pangkal dan Iuran anggota Federasi SP NIBA
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha lain yang sah
2. Pengaturan ketentuan dalam ayat (1) pasal ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga

BAB XIV
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 37

1. Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional yang


khusus diadakan untuk itu dengan ketentuan quorum sebagaimana dimaksud dalam
pasal 35 Anggaran Rumah Tangga ini
2. Dinyatakan bubar dengan keputusan pengadilan, sesuai ketentuan undang-undang
nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh
3. Dalam hal organisasi dibubarkan maka kekayaannya diserahkan kepada Badan-
Badan/Lembaga-Lembaga sosial di Indonesia

BAB XV
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 38

1. Pada MUNAS I Federasi SP NIBA ini ditetapkan Pedoman Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Serikat Pekerja Anggota Federasi SP NIBA
2. Pedoman Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat Pekerja Anggota
Federasi SP NIBA merupakan pedoman bagi anggota Federasi SP NIBA dalam
membentuk dan atau menjalankan roda organisasi SP NIBA
3. Perubahaan terhadap Pedoman Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Serikat
Pekerja Anggota Federasi SP NIBA dilaksanakan dalam MUNAS Federasi SP NIBA
berikutnya
4. Peraturan-peraturan dan atau kebijakan yang ada tetap berlaku, selama tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar Federasi SP NIBA ini

BAB XVI
PENUTUP

Pasal 39

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, ditetapkan pada Anggaran
Rumah Tangga
2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Ciloto, Jawa Barat


Pada Tanggal : 15 September 2004
======================
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI SERIKAT PEKERJA NIAGA, BANK, JASA DAN ASURANSI

BAB I
ATRIBUT

Pasal 1
Lambang

1. Lambang organisasi Federasi SP NIBA adalah seperti terdapat dalam lampiran


Anggaran Rumah Tangga ini, yang selanjutnya diatur dalam keputusan organisasi
2. Lambang seperti tersebut pada ayat (1) pasal ini dipergunakan untuk: Bendera, Jaket,
Badge, Vandel dan identitas organisasi Federasi SP NIBA
3. Lagu dan/atau Hymne ditetapkan kemudian
4. Bentuk, warna dan penjelasan serta cara penggunaan lambang seperti tersebut pada
ayat (2) pasal ini diatur dalam keputusan organisasi

Pasal 2
Makna Lambang

Lambang Organisasi merupakan pencerminan dari:


1. Persatuan dan kesetiakawanan serta konsolidasi organisasi dan serikat pekerja.
2. Perjuangan untuk kesejahteraan dan keadilan bagi pekerja dan keluarganya.
3. Berpijak pada landasan Pancasila dalam menghadapi kemajemukan pekerja dalam
kemitraan dan kesetaraan hubungan industrial.

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 3
Kriteria Anggota

Anggota organisasi Federasi SP NIBA adalah:


1. Organisasi pekerja dan atau Serikat Pekerja yang dibentuk berdasarkan sektor usaha,
jenis pekerjaan dan bentuk lain dari lapangan pekerjaan Niaga, Bank, Jasa dan
Asuransi dari suatu perusahaan dan atau badan usaha
2. Pembentukan organisasi Serikat Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
dapat dilakukan atas inisiatif/prakarsa Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA dan atau dari
pihak pekerja dengan berkoordinasi pada Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA
3. Organisasi Serikat Pekerja disetiap perusahaan dan atau badan usaha sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini disebut SP NIBA
4. Selain organisasi Serikat Pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3)
pasal ini, organisasi Serikat Pekerja yang telah dibentuk dari sektor usaha Niaga, Bank,
Jasa dan Asuransi dapat bergabung menjadi anggota Federasi SP NIBA

Pasal 4
Syarat–syarat Keanggotaan

Serikat pekerja dapat diterima menjadi anggota organisasi Federasi SP NIBA dengan syarat
sebagai berikut:
1. Menerima dan mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi SP
NIBA, Program Umum Organisasi dan semua keputusan–keputusan organisasi
2. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh Federasi SP NIBA
3. Memiliki komitmen untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan pekerja
4. Tidak menjadi/merangkap sebagai anggota dari organisasi Serikat Pekerja lainnya

Pasal 5
Tata Cara Menjadi Anggota

1. Setiap Serikat Pekerja, untuk menjadi anggota dengan cara sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Federasi SP
NIBA
b. Permohonan menjadi anggota Federasi SP NIBA dialamatkan kepada Dewan
Pimpinan Cabang, Daerah dan atau Dewan Pimpinan Pusat Federasi SP NIBA
2. Khusus Perorangan pekerja:
a. Dapat mengajukan permohonan menjadi anggota secara tertulis
b. Permohonan menjadi anggota SP NIBA dialamatkan kepada Dewan Pimpinan
Cabang dan atau Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP NIBA
3. Ketentuan sebagaimana tercantum pada ayat (2) pasal ini hanya berlaku apabila pada
tempat bekerja belum terbentuk SP NIBA diperusahaan dan atau badan usaha tempat
kerjanya
4. Ketentuan dan pengaturan penerimaan anggota diatur dalam keputusan organisasi
5. Tata cara menjadi anggota Federasi SP NIBA untuk organisasi Serikat Pekerja
sebagaimana pasal 3 ayat (4), diatur lebih lanjut dengan peraturan organisasi Federasi
SP NIBA

Pasal 6
Penerimaan dan Pengesahan Anggota

1. Penerimaan Anggota Federasi SP NIBA dilakukan setelah memenuhi persyaratan


keanggotaan yang diatur pasal 4 dan 5 Anggaran Rumah Tangga ini
2. Pengesahan keanggotaan Federasi SP NIBA dilakukan sesuai dengan ketentuan BAB IX
Pasal 18, 19 dan pasal 20 Anggaran Dasar Federasi SP NIBA
3. Serikat Pekerja Anggota yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat
(2) memperoleh Nomor Keanggotaan Serikat Pekerja Anggota Federasi SP NIBA
4. Penetapan tentang nomor keanggotaan Serikat Pekerja Anggota sebagaimana
ketentuan pada ayat (3) pasal ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi
Federasi SP NIBA

BAB III
RUANG LINGKUP KEANGGOTAAN

Pasal 7

Federasi SP NIBA beranggotakan Serikat Pekerja yang dibentuk berdasarkan sektor usaha,
jenis pekerjaan dan bentuk lain, sebagai berikut:
1. Sektor Niaga dan atau Perniagaan adalah dari para pekerja di sub sektor atau lapangan
pekerjaan:
a. Pertokoan
b. Departemen Store, Toko Serba Ada/Toserba, Plaza dan Mall
c. Pasar Swalayan/Super Market
d. Koperasi Primer, Pusat Koperasi dan Induk Koperasi
e. Dealer (Agen penjualan )/Supplier (toko,grosir dan eceran) dan distributor
f. Usaha keagenan perdagangan (Agen penjualan & grosir)
g. Pergudangan (gudang penyimpanan, perlengkapan)
h. Usaha bongkar–muat barang: di pasar, pusat perdagangan, pabrik dan
pergudangan
i. Ekspor Impor
2. Sektor Bank dan atau Perbankan dan Lembaga Keuangan, adalah dari para pekerja di
sub sektor atau lapangan pekerjaan:
a. Bank Umum: Swasta, Pemerintah (Persero), Asing
b. Bank Perwakilan (Bank Representative)
c. Bank Perkreditan Rakyat
d. Lembaga keuangan bukan Bank, Leasing, Perusahaan Pialang
e. Koperasi Simpan-pinjam
f. Pasar Modal; Pedagang valuta asing (money changer)
g. Bank Syariah
h. Credit Union
i. Dana Pensiun
j. Bursa Efek/Saham (stock Exchanges)
k. Saham Obligasi-pialang (stock & brokers)
3. Sektor Asuransi dan atau Perasuransian, adalah dari para pekerja di sub sektor atau
lapangan pekerjaan:
a. Asuransi Jiwa
b. Asuransi Umum
c. Asuransi Pialang (Insurance Broker)
d. Asuransi Penaksir Tuntutan Kerugian (Insurance loss Adjustens)
e. Asuransi kredit
4. Sektor Jasa–Jasa dan atau Pelayan Publik, adalah dari para pekerja di sub sektor atau
lapangan pekerjaan:
a. Jasa Penjualan Rumah (Real Estate Agent)
b. Jasa Pelayanan Umum dan Perumahan
c. Jasa Keamanan (Security service)
d. Jasa Kurir dan Pos serta Pengiriman (Courier Service)
e. Jasa Informasi dan Tehnologi; Internet Service Provider, Radio Panggil, Telepon
Seluler, Premium Call dan Jasa Warung Telekomunikasi
f. Yayasan
g. Perusahaan Konsultan (Bussines Counsultans)
h. Jasa Penyewaan Gedung (Office Building)
i. Jasa Layanan Pembersihan dan Pemeliharaan (Cleaning Maintenance and
Service)
j. Jasa Perparkiran
k. Konsultasi pajak
l. Pemasaran bertingkat (Multi Level Marketing)
m. Pengepakan (Packing)
n. Layanan Penyewaan (Rental Service)
o. Lembaga Pendidikan/pelatihan
p. Pekerja Kantor Pengacara/Advokat
q. Pekerja Kantor Notaris dan atau PPAT
r. Artis/jasa hiburan

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 8
Hak Anggota

Setiap anggota Federasi SP NIBA berhak:


1. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul, saran serta pertanyaan, baik secara
lisan atau tulisan
2. Memperoleh perlakuan yang sama dari Federasi SP NIBA
3. Memilih dan dipilih menjadi Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA pada semua tingkatan
Federasi SP NIBA
4. Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan serta bimbingan dari
Federasi SP NIBA
5. Mewakili Federasi SP NIBA untuk mengikuti kegiatan diluar organisasi sesuai
keputusan dan petunjuk organisasi
6. Membela diri
7. Lain–lain yang ditentukan dalam Peraturan Organisasi Federasi SP NIBA

Pasal 9
Kewajiban Anggota

Setiap anggota Federasi berkewajiban:


1. Mentaati dan melaksanakan seluruh ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Federasi SP NIBA, Keputusan MUNAS dan Keputusan-keputusan lain dari
Federasi SP NIBA
2. Membayar uang pangkal dan iuran anggota
3. Ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan mendukung eksistensi Federasi SP NIBA
sebagai wahana pemersatu organisasi serikat pekerja
4. Membela dan menjaga nama baik dan kehormatan Federasi SP NIBA
5. Mengembangkan, mempererat Persatuan dan Solidaritas antar Serikat Pekerja
6. Menentang setiap usaha dan tindakan yang merugikan kepentingan Federasi SP NIBA
7. Menghadiri musyawarah dan atau rapat–rapat yang diselenggarakan oleh Federasi SP
NIBA
8. Memberikan laporan aktifitas organisasi secara berkala

BAB V
PEMBERHENTIAN ANGGOTA DAN SANKSI ORGANISASI

Pasal 10
Berhenti dari Anggota Federasi SP NIBA

Setiap anggota berhenti sebagai Anggota Federasi SP NIBA karena:


1. Berhenti atas permintaan sendiri
2. Diberhentikan; karena tidak melaksanakan kewajiban anggota

Pasal 11
Sanksi Organisasi

1. Penetapan sanksi organisasi dikenakan terhadap anggota dapat berupa:


a. Peringatan lisan dan atau tertulis
b. Skorsing
c. Diberhentikan
2. Peringatan lisan dan atau tertulis merupakan sanksi organisasi yang diberikan kepada
anggota disebabkan:
a. Terdapat kecenderungan–kecenderungan melanggar ketentuan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga, peraturan dan kebijakan Federasi SP NIBA
b. Patut diduga tidak lagi sejalan dengan keputusan dan kebijakan Federasi SP
NIBA
c. Telah dengan sengaja tidak melaksanakan kewajibannya sebagai anggota
3. Peringatan lisan dan atau tertulis yang diberikan kepada anggota berlaku untuk jangka
waktu 1 (satu) bulan dan wajib memberikan jawaban atas peringatan tersebut
4. Apabila peringatan lisan dan atau tertulis sebagaimana ayat (3) pasal ini tidak
mendapatkan jawaban/tanggapan dari anggota yang menerimanya, maka segera
diberikan peringatan tertulis ke-2 (dua). Peringatan tertulis ke-2 (dua) berlaku untuk
jangka waktu 1 (satu) bulan dan wajib untuk dijawab
5. Apabila peringatan tertulis ke-2 (dua) sebagaimana ayat (4) pasal ini tidak
mendapatkan jawaban/tanggapan dari anggota yang menerimanya, maka segera
diberikan peringatan tertulis ke-3 (tiga)/terakhir. Peringatan tertulis ke-3 (tiga)/terakhir
berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) bulan dan wajib untuk dijawab
6. Sanksi organisasi berupa Skorsing langsung diberikan, apabila ketentuan pada ayat (5)
pasal ini tidak terpenuhi

Pasal 12
Skorsing

1. Penetapan sanksi organisasi berupa skorsing merupakan sanksi organisasi yang


diberikan kepada anggota akibat dari tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana
diatur dalam pasal 11 ayat (5) bab ini
2. Skorsing yang diterima oleh anggota berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) bulan, dan:
a. Selama skorsing itu diterima oleh anggota, maka untuk sementara hak–haknya
sebagai anggota terputus, terutama hak untuk memilih dan dipilih
b. Selama menjalani masa skorsing, anggota diberikan kesempatan untuk membela
diri, membuktikan diri bahwa anggota tersebut tidak patut untuk dikenakan
skorsing
3. Sanksi organisasi berupa pemberhentian sebagai Anggota Federasi SP NIBA diberikan
kepada Anggota apabila hak membela diri selama masa skorsing tidak dipenuhi dan
atau pembelaan diri tidak diterima

Pasal 13
Berakhirnya Keanggotaan

Berakhirnya keanggotaan Serikat Pekerja pada Federasi SP NIBA karena:


1. Mengundurkan diri dari keanggotaan atas permintaan sendiri
2. Peningkatan sanksi organisasi dari skorsing menjadi diberhentikan
3. Diberhentikan karena nyata–nyata tidak lagi sejalan dengan keputusan–keputusan dan
kebijakan Federasi SP NIBA

Pasal 14
Pembelaan diri

1. Terhadap anggota yang menerima sanksi organisasi berupa skorsing dan atau
diberhentikan, apabila perlu yang bersangkutan dapat melakukan pembelaan diri
2. Hak Pembelaan diri dapat dilakukan dalam forum musyawarah dan rapat–rapat
Federasi SP NIBA sesuai tingkatan organisasi

BAB VI
SUSUNAN DEWAN PIMPINAN FEDERASI SP NIBA

Pasal 15
Dewan Pimpinan Pusat Federasi SP NIBA

Susunan DPP Federasi SP NIBA terdiri dari Pimpinan Harian dan Pimpinan Pleno:
1. Pimpinan Harian terdiri dari:
a. Ketua Umum
b. Ketua-Ketua
c. Sekretaris Jenderal
d. Wakil–wakil Sekretaris Jenderal
e. Bendahara Umum
f. Wakil–wakil Bendahara
2. Setiap Ketua-ketua bertindak selaku ketua koordinasi departemen
3. Pimpinan Harian DPP Federasi SP NIBA terdiri dari Ketua Umum sampai dengan Wakil-
wakil Bendahara
4. Pimpinan Pleno DPP Federasi SP NIBA terdiri dari semua personalia Pimpinan Harian
DPP Federasi SP NIBA dan Departemen-departemen
5. Jumlah personalia DPP Federasi SP NIBA maksimal 25 (duapuluh lima) orang
6. DPP Federasi SP NIBA dapat membentuk dan menetapkan fungsionaris Departemen-
departemen sesuai kebutuhan
7. Masa bakti Dewan Pimpinan Pusat Federasi SP NIBA adalah 5 (lima) tahun
8. Tata kerja dan pembidangan tugas diantara personalia DPP Federasi SP NIBA diatur
dalam Peraturan Organisasi

Pasal 16
Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP NIBA

Susunan DPD Federasi SP NIBA terdiri dari Pimpinan Harian dan Pimpinan Pleno:
1. Pimpinan Harian terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil–wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil–wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil–wakil Bendahara
2. Setiap Wakil-wakil Ketua bertindak selaku ketua koordinasi Biro
3. Pimpinan Harian DPD Federasi SP NIBA terdiri dari Ketua sampai dengan wakil-wakil
Bendahara
4. Pimpinan Pleno DPD Federasi SP NIBA terdiri dari semua personalia Pimpinan Harian
DPD Federasi SP NIBA dan Biro-biro
5. Jumlah personalia DPD Federasi SP NIBA maksimal 19 (sembilanbelas) orang
6. DPD Federasi SP NIBA dapat membentuk dan menetapkan fungsionaris biro-biro
sesuai dengan kebutuhan
7. Masa bakti Dewan Pimpinan Daerah Federasi SP NIBA adalah 5 (lima) tahun
8. Tata Kerja dan pembidangan tugas diantara personalia DPD Federasi SP NIBA diatur
dalam Keputusan DPD Federasi SP NIBA

Pasal 17
Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA

Susunan DPC Federasi SP NIBA terdiri dari Pimpinan Harian dan Pimpinan Pleno:
1. Pimpinan Harian terdiri dari:
a. Ketua
b. Wakil–wakil Ketua
c. Sekretaris
d. Wakil–wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil–wakil Bendahara
2. Setiap Wakil-wakil Ketua bertindak selaku ketua koordinasi Bidang
3. Pimpinan Harian DPD Federasi SP NIBA terdiri dari Ketua sampai dengan wakil-wakil
Bendahara
4. Pimpinan Pleno DPC Federasi SP NIBA terdiri dari semua personalia Pimpinan Harian
DPC Federasi SP NIBA dan Bidang-bidang
5. Jumlah personalia DPC Federasi SP NIBA maksimal 13 (tigabelas) orang
6. DPC Federasi SP NIBA dapat membentuk dan menetapkan fungsionaris bidang-bidang
sesuai dengan kebutuhan
7. Masa bakti Dewan Pimpinan Cabang Federasi SP NIBA adalah 5 (lima) tahun
8. Tata Kerja dan pembidangan tugas diantara personalia DPC Federasi SP NIBA diatur
dalam Keputusan DPC Federasi SP NIBA

Pasal 18

Dalam menjalankan kebijakan organisasi secara operasional, Departemen ditingkat DPP


Federasi SP NIBA dapat berhubungan dengan Biro ditingkat DPD Federasi SP NIBA dan
Bagian di Tingkat DPC Federasi SP NIBA, secara timbal balik

Pasal 19
Persyaratan Pimpinan Federasi SP NIBA

1. Syarat menjadi Pimpinan Federasi SP NIBA di semua tingkatan adalah:


a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Anggota SP NIBA, mempunyai prestasi, dedikasi, disiplin dan loyalitas tinggi
terhadap organisasi
c. Menerima dan tunduk pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
keputusan lain dari Federasi SP NIBA
d. Sanggup bekerja aktif dalam tugas organisasi dan mampu bekerjasama secara
kolektif
e. Pernah menjadi Pimpinan Federasi SP NIBA di tingkat Pusat, Daerah, Cabang dan
atau SP NIBA, minimal 1 (satu) periode
f. Tidak merangkap jabatan/Pengurus secara vertikal pada SP NIBA dan atau pada
Serikat Pekerja sektor lain, kecuali dalam lingkup organisasi pekerja yang
menjalin kerjasama
g. Tidak merangkap sebagai anggota pada organisasi pekerja atau Serikat Pekerja
lainnya
h. Sehat, dapat berkonsentrasi penuh untuk mendukung kelancaran tugas
organisasi
i. Bersedia dicalonkan
2. Syarat–syarat lain diatur dalam Keputusan Organisasi

BAB VII
PEMBERHENTIAN PIMPINAN DAN SANKSI ORGANISASI

Pasal 20
Berhenti dari Pimpinan

1. Personalia Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA tidak dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya, kecuali karena yang bersangkutan:
a. Meninggal dunia
b. Berhenti atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan, mengundurkan diri, melakukan tindakan pidana dan berhalangan
tetap
2. Berhenti atas permintaan sendiri dan atau mengunduran diri sebagaimana dimaksud
tersebut pada ayat (1) huruf c pasal ini adalah diajukan secara sukarela oleh yang
bersangkutan
3. Diberhentikan karena melakukan tindak pidana adalah setelah terbukti serta
mempunyai kekuatan hukum tetap
4. Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah:
a. Karena kesehatan tidak mungkin melakukan tugasnya sehari–hari
b. Tidak dapat aktif karena penugasan lain lebih dari 6 (enam) bulan
c. Bertempat tinggal diluar Wilayah Negara RI

Pasal 21
Sanksi Organisasi

1. Penetapan sanksi organisasi dikenakan kepada Personalia Dewan Pimpinan Federasi


SP NIBA berupa:
a. Peringatan lisan dan atau tertulis
b. Skorsing
c. Pemberhentian
2. Peringatan lisan dan atau tertulis diberikan kepada personalia Dewan Pimpinan
Federasi SP NIBA akibat dari perbuatannya:
a. Dengan sengaja melalaikan tugasnya sebagai Pimpinan organisasi
b. Dengan sengaja menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi
c. Dengan sengaja melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Federasi SP NIBA
3. Peringatan lisan dan atau tertulis berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) bulan
4. Apabila ketentuan pada ayat (3) pasal ini tidak mendapat jawaban dari yang
bersangkutan maka segera diberi peringatan yang ke-2 (dua)
5. Peringatan lisan dan atau tertulis yang ke-2 (dua) berlaku untuk jangka waktu 1 (satu)
bulan
6. Sanksi organisasi berupa skorsing terhadap personalia Pimpinan tersebut segera
diberikan apabila ketentuan pada ayat 5 (lima) pasal ini tidak dipenuhi oleh yang
bersangkutan

Pasal 22
Skorsing

1. Penetapan sanksi organisasi berupa skorsing dikenakan kepada personalia Pimpinan


yang telah menerima peringatan lisan dan atau tertulis sebagaimana ketentuan pada
pasal 21 ayat (5) dan (6) Bab ini
2. Tindakan skorsing terhadap personalia Pimpinan langsung dapat dijatuhkan karena:
a. Sebagaimana memenuhi ketentuan ayat (1) pasal ini
b. Melakukan tindakan dan atau pelanggaran berat, sesuai kriteria yang ditetapkan
dalam rapat Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA
3. Penetapan tindakan sanksi organisasi dan atau skorsing dilakukan oleh Dewan
Pimpinan Federasi SP NIBA sesuai tingkat masing-masing atas dasar putusan rapat
pleno Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA yang diadakan khusus untuk itu

Pasal 23
Pembelaan Diri

1. Pembelaan diri akibat skorsing dan atau akibat pemberhentian dapat dilakukan dalam
rapat pleno Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA yang diadakan khusus untuk itu
2. Apabila ternyata di dalam pembelaan diri tidak terbukti kesalahannya, maka terhadap
yang bersangkutan wajib diadakan rehabilitasi

Pasal 24
Pemberhentian

1. Tindakan pemberhentian terhadap personalia Pimpinan diambil karena:


a. Peningkatan tindakan skorsing karena yang bersangkutan tidak memperbaiki diri
b. Melanggar Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Federasi SP NIBA
c. Pembelaan diri tidak dilakukan
d. Pembelaan diri tidak diterima
2. Tindakan pemberhentian dilakukan oleh Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA setingkat
lebih tinggi, atas permintaan tertulis dari Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA yang
bersangkutan setelah diadakan rapat khusus untuk itu

BAB VIII
PENGGANTIAN PIMPINAN ANTAR WAKTU

Pasal 25
Penggantian Pimpinan Antar Waktu

1. Penggantian personalia Pimpinan Federasi SP NIBA Antar Waktu adalah pergantian


seorang personalia Pimpinan atau lebih yang disebabkan, karena:
a. Meninggal dunia
b. Berhenti; atas permintaan sendiri
c. Berhalangan tetap
d. Merangkap jabatan
e. Diberhentikan
2. Kewenangan pergantian personalia Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA sebagaimana
akibat dari ketentuan pada ayat (1) huruf b, c, d dan e pasal ini diatur pelaksanaannya
sebagai berikut:
a. Untuk personalia DPP Federasi SP NIBA dilakukan oleh Rapat Pleno DPP Federasi
SP NIBA dan wajib dilaporkan dalam Rapimnas, Rakernas dan atau Rakornas
b. Untuk personalia DPD Federasi SP NIBA dilakukan oleh Rapat Pleno DPD Federasi
SP NIBA dan wajib diusulkan kepada DPP Federasi SP NIBA untuk disahkan
c. Untuk personalia DPC Federasi SP NIBA dilakukan oleh Rapat Pleno DPC Federasi
SP NIBA dan diusulkan kepada DPD dan atau DPP Federasi SP NIBA untuk
disahkan

Pasal 26

1. Dalam pelaksanaan sebagaimana ketentuan pasal 25 ayat (1) terjadi dan atau terkena
penggantian kepada: Ketua Umum DPP Federasi SP NIBA, Ketua DPD Federasi SP
NIBA dan atau Ketua DPC Federasi SP NIBA, maka proses pergantiannya dilakukan
melalui rapat pleno Federasi SP NIBA yang khusus dilakukan untuk itu
2. Yang terpilih sebagai pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini maka
personalia tersebut berstatus sebagai Pejabat Sementara (PJS) sampai
dilaksanakannya Munas, Musda, dan atau Muscab Federasi SP NIBA

BAB IX
PESERTA MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 27
Musyawarah Nasional

1. Musyawarah Nasional Federasi SP NIBA dihadiri oleh:


a) Peserta
b) Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a) DPP Federasi SP NIBA
b) Utusan Pimpinan Serikat Pekerja NIBA
c) Utusan DPD Federasi SP NIBA
d) Utusan DPC Federasi SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari:
a) Utusan DPP Konfederasi SPSI
b) Unsur-unsur lain yang ditetapkan oleh DPP Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan diatur dalam peraturan tersendiri oleh DPP
Federasi SP NIBA
5. Pimpinan Musyawarah Nasional dipilih oleh dan dari peserta
6. Sebelum Pimpinan Musyawarah Nasional dipilih, DPP Federasi SP NIBA bertindak
sebagai Pimpinan Munas Sementara
7. Pimpinan SP NIBA adalah unsur organisasi SP NIBA sebagai anggota Federasi SP NIBA
yang telah memiliki nomor keanggotaan Federasi SP NIBA
8. Musyawarah Nasional Luar Biasa Federasi SP NIBA diselenggarakan sama berdasarkan
ayat (1) sampai dengan ayat (7) pasal ini
9. Musyawarah Nasional diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali

Pasal 28
Musyawarah Daerah

1. Musyawarah Daerah Federasi SP NIBA dihadiri oleh:


a. Peserta
b. Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a. DPD Federasi SP NIBA
b. Utusan Pimpinan Serikat Pekerja NIBA
c. Utusan DPC Federasi SP NIBA
d. Utusan DPP Federasi SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari:
a. Utusan DPD Konfederasi SPSI
b. Unsur-unsur lain yang ditetapkan oleh DPD Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan diatur dalam peraturan tersendiri oleh DPD
Federasi SP NIBA
5. Pimpinan Musyawarah Daerah dipilih oleh dan dari peserta
6. Sebelum Pimpinan Musyawarah Daerah dipilih, DPD Federasi SP NIBA bertindak
sebagai Pimpinan Musda Sementara
7. Pimpinan SP NIBA adalah unsur organisasi SP NIBA sebagai anggota Federasi SP NIBA
yang telah memiliki nomor keanggotaan Federasi SP NIBA
8. Musyawarah Daerah Luar Biasa Federasi SP NIBA diselenggarakan sama berdasarkan
ayat (1) sampai dengan ayat (7) pasal ini
9. Musyawarah Daerah diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali

Pasal 29
Musyawarah Cabang

1. Musyawarah Cabang Federasi SP NIBA dihadiri oleh:


a. Peserta
b. Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a. DPC Federasi SP NIBA
b. Utusan Pimpinan Serikat Pekerja NIBA
c. Utusan DPD Federasi SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari:
a. Utusan DPC Konfederasi SPSI
b. Unsur-unsur lain yang ditetapkan oleh DPC Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan diatur dalam peraturan tersendiri oleh DPC
Federasi SP NIBA
5. Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih oleh dan dari peserta
6. Sebelum Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih, DPC Federasi SP NIBA bertindak
sebagai Pimpinan Muscab Sementara
7. Pimpinan SP NIBA adalah unsur organisasi SP NIBA sebagai anggota Federasi SP NIBA
yang telah memiliki nomor keanggotaan Federasi SP NIBA
8. Musyawarah Cabang Luar Biasa Federasi SP NIBA diselenggarakan sama berdasarkan
ayat (1) sampai dengan ayat (7) pasal ini
9. Musyawarah Cabang diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali

Pasal 30
Rapat Pimpinan Nasional

1. Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh:


a. Peserta
b. Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a. DPP Federasi SP NIBA
b. DPD Federasi SP NIBA
c. DPC Federasi SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari unsur lain yang dianggap perlu oleh DPP Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan Rapimnas diatur dalam Peraturan tersendiri
oleh DPP Federasi SP NIBA
5. Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan dan dipimpin oleh DPP Federasi SP NIBA

Pasal 31
Rapat Kerja Nasional

1. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh:


a. Peserta
b. Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a. DPP Federasi SP NIBA
b. DPD Federasi SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari:
a. DPC Federasi SP NIBA
b. Pimpinan SP NIBA
c. Unsur lain yang dianggap perlu oleh DPP Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan Rakernas diatur dalam Peraturan tersendiri
oleh DPP Federasi SP NIBA
5. Rapat Kerja Nasional diselenggarakan dan dipimpin oleh DPP Federasi SP NIBA

Pasal 32
Rapat Koordinasi Nasional

1. Rapat Koordinasi Nasional dihadiri oleh:


a. Peserta
b. Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a. DPP Federasi SP NIBA
b. DPD Federasi SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari:
a. DPC Federasi SP NIBA
b. Pimpinan SP NIBA
c. Unsur lain yang dianggap perlu oleh DPP Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan Rakornas diatur dalam Peraturan tersendiri
oleh DPP Federasi SP NIBA
5. Rapat Koordinasi Nasional diselenggarakan dan dipimpin oleh DPP Federasi SP NIBA

Pasal 33
Rapat Kerja Daerah

1. Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh:


a. Peserta
b. Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a. DPD Federasi SP NIBA
b. DPC Federasi SP NIBA
c. Pimpinan SP NIBA
d. DPP Federasi SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari unsur lain yang dianggap perlu oleh DPD Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan Rakerda diatur dalam Peraturan tersendiri
oleh DPD Federasi SP NIBA
5. Rapat Kerja Daerah diselenggarakan dan dipimpin oleh DPD Federasi SP NIBA

Pasal 34
Rapat Kerja Cabang

1. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh:


a. Peserta
b. Peninjau
2. Peserta terdiri dari:
a. DPC Federasi SP NIBA
b. DPD Federasi SP NIBA
c. Pimpinan SP NIBA
3. Peninjau terdiri dari unsur lain yang dianggap perlu oleh DPC Federasi SP NIBA
4. Jumlah peserta, peninjau dan undangan Rakercab diatur dalam Peraturan tersendiri
oleh DPC Federasi SP NIBA
5. Rapat Kerja Cabang diselenggarakan dan dipimpin oleh DPC Federasi SP NIBA

BAB X
HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 35

Hak bicara dan hak suara dalam musyawarah dan Rapat-rapat diatur sebagai berikut:
1. Peserta mempunyai hak bicara dan hak suara
2. Peninjau hanya memiliki hak bicara
3. Hak bicara dan hak suara yang dipergunakan dalam musyawarah dan rapat–rapat
diatur/ditetapkan tersendiri oleh forum musyawarah yang bersangkutan
4. Hak suara peserta dalam hal pemilihan pimpinan musyawarah dan pimpinan
organisasi, diatur dalam peraturan tersendiri yang disahkan oleh Forum Musyawarah,
sebagaimana dimaksud pada BAB IX Anggaran Rumah Tangga ini
BAB XI
PEMILIHAN PIMPINAN FEDERASI SP NIBA

Pasal 36

Pemilihan Dewan Pimpinan Federasi SP NIBA dilakukan melalui sistem sebagai berikut:
1. Pemilihan Ketua Umum DPP Federasi SP NIBA, Ketua DPD Federasi SP NIBA dan atau
DPC Federasi SP NIBA dilaksanakan melalui pemungutan suara secara langsung
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Tahapan pencalonan
b. Penyampaian Visi dan Misi
c. Tahapan pemilihan
2. Susunan komposisi dan personalia lengkap dari DPP Federasi SP NIBA, DPD Federasi
SP NIBA dan atau DPC Federasi SP NIBA disusun oleh suatu tim Formatur

Pasal 37
Tata Cara Pemilihan

Tata cara pemilihan sebagaimana pada pasal 36 Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan
lebih lanjut dalam peraturan tata tertib Munas Federasi SP NIBA dan untuk Musda-Musda
diatur dalam petunjuk pelaksanaan DPP Federasi SP NIBA

BAB XII
KEUANGAN

Pasal 38

Sumber keuangan dan atau pendanaan organisasi yang utama bersumber dari uang pangkal
dan uang iuran organisasi, ditetapkan sebagai berikut:
1. Uang pangkal dan uang iuran bagi setiap pekerja sebagai anggota organisasi SP NIBA
disetiap perusahaan dan atau badan usaha, merupakan suatu kewajiban yang harus
dipenuhi oleh setiap anggota
2. Uang pangkal dan uang iuran bagi pekerja/karyawan sebagai anggota SP NIBA
disetiap perusahaan dan atau badan usaha, jumlah nominal ditentukan melalui forum
Munas, Rapimnas dan atau Rakernas Federasi SP NIBA
3. Besarnya uang pangkal dan uang iuran ditetapkan sebesar 1% (Satu persen) dari
Upah Minimum Propinsi, kecuali untuk pekerja Bank, akan ditetapkan tersendiri oleh
Dewan Pimpinan Pusat Federasi SP NIBA dalam Peraturan Organisasi
4. Proses administrasi dari pemungutan uang pangkal dan uang iuran kepada pekerja
sebagaimana ketentuan ayat (1) pasal ini dilakukan oleh masing–masing SP NIBA
5. Perolehan dana dari uang pangkal dan uang iuran pekerja ditetapkan pembagiannya
sebagai berikut:
a. Serikat Pekerja Anggota Federasi SP NIBA, sebesar 50% (Lima puluh persen)
b. DPC Federasi SP NIBA, sebesar 20% (Dua puluh persen)
c. DPD Federasi SP NIBA, sebesar 15% (Lima belas persen)
d. DPP Federasi SP NIBA, sebesar 15% (Lima belas persen)
6. Dana sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini wajib disetor secara langsung ke
rekening masing–masing perangkat organisasi oleh Serikat Pekerja Anggota Federasi
SP NIBA
7. Hal-hal yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran keuangan dari dan untuk
organisasi, wajib dipertanggungjawabkan dalam forum yang akan ditetapkan dalam
aturan organisasi
8. Pengelolaan keuangan organisasi diupayakan melalui rekening Bank

BAB XIII
PENYEMPURNAAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 39

1. Perubahan terhadap Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga Federasi SP
NIBA dapat dilakukan apabila atas permintaan 2/3 (duapertiga) dari jumlah DPD
Federasi SP NIBA, DPC Federasi SP NIBA dan Serikat Pekerja Anggota Federasi SP
NIBA dalam forum Musyawarah Nasional Federasi SP NIBA
2. Dalam situasi amat sangat mendesak, jika diperlukan suatu penyesuaian dan atau
penyempurnaan terhadap Anggaran Dasar dan atau Anggaran Rumah Tangga Federasi
SP NIBA dapat dilakukan melalui Forum Rapat Pimpinan Nasional Federasi SP NIBA
yang selanjutnya dipertanggung-jawabkan dalam Forum Musyawarah Nasional
Federasi SP NIBA

BAB XIV
PENUTUP

Pasal 40

1. Hal–hal yang belum diatur dalam Anggara Rumah Tangga ini ditetapkan dalam
peraturan organisasi
2. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Ciloto, Jawa Barat


Pada tanggal : 15 September 2004
======================

Anda mungkin juga menyukai