1
Master Program of Epidemiology, Faculty of Public Health Universitas
Airlangga, Surabaya, Postal Code :60286, Indonesia, email:
sitirohmatul_laily@yahoo.co.id
2
Department of Epidemiology, Faculty of Public Health Universitas Airlangga,
Surabaya, Postal Code: 60286, Indonesia, email: santi-m@fkm.unair.ac.id
ABSTRAK
Latar Belakang : Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular
disebabkan oleh virus yang dapat dicegah dengan imunisasi dan dapat ditularkan
melalui batuk dan bersin. Campak merupakan salah satu dari lima penyakit anak
terbanyak di dunia. Tujuan analisis ini untuk menggambarkan karakteristik kasus
campak di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. Metode: penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan desain case report, data
diperoleh dari laporan kasus campak dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur bulan
Januari-Desember Tahun 2018. Sampel pada studi ini adalah seluruh data kasus
curiga campak yang dilaporkan di form C1. Uji analisis data yang akan digunakan
adalah menggunakan uji deskriptif dan uji chi-square. Hasil : berdasarakan uji
analisis deskriptif didapatkan bahwa kasus campak paling banyak pada
perempuan (57,4%) dan umur < 15 tahun (80,6%). Hasil uji Chi-Square
didapatkan hubungan yang bermakna antara pemberian imunisasi dengan kejadian
kasus campak di Dina Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dengan p-value 0.000,
OR. 360.500; 95% CI=56.700-2292.057. Simpulan : Terdapat hubungan status
imunisasi dengan kejadian campak.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Campak dan rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran nafas yang
disebabkan oleh virus campak dan rubella. Campak dan rubella merupakan
penyakit yang sangat menular, anak-anak dan orang dewasa yang belum pernah
diimunisasi campak dan rubella atau belum pernah mengalami penyakit campak
dan rubella memiliki risiko tinggi tertular penyakit ini. Campak merupakan salah
satu dari lima penyakit anak terbanyak di dunia. Masa inkubasi penyakit campak
antara 7-18 hari. Gejala campak adalah demam ≥38 0C selama 3-5 hari, becak
kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau
konjungtivitis tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi
pneumonia, diare, meningitis dan bahkan menyebabkan kematian. Rubella
merupakan penyakit ringan pada anak, akan tetapi (1).
Salah satu strategi yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah untuk melaksanakan
program surveilans campak adalah Case Based Measles Surveilance di seluruh
puskesmas dan Rumah Sakit dengan menggunakan format C1 (Kemenkes, 2012).
Tetapi, pelaksanaan program surveilans campak adalah Case Based Measles
Surveilance di seluruh puskesmas dan Rumah Sakit belum dilaksanakan secara
optimal, kasus campak yang dilaporkan masih sangat rendah begitu juga jumlah
kasus yang di periksa spesimen (4).
METODE
Pada penelitian yang dilakukan adalah studi deskriptif dengan metode case report.
Data diperoleh dari laporan bulanan surveilans campak yang dikirim
menggunakan form C1, pengambilan data dimulai dari bulan januari sampai bulan
desember tahun 2018. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh data curiga
kasus yang dilaporkan menggunakan form C1 oleh pelaksana surveilans campak
di 38 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Sampel dalam
penelitian ini adalah semua data kasus curiga campak yang berada di form C1.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian adalah total sampling. Data yang
telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis statistic deskriptif dengan
menggunakan uji deskriptif untuk menggambarkan karakteristik kasus dan uji chi-
square digunakan untuk mengetahui hubungan antara status imunisasi dengan
kejadian kasus campak.
HASIL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Kasus Campak di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur Tahun 2018.
Karakteristik Frekuensi Persentasi
Jenis Kelamin
Laki-laki 55 42,6%
Perempuan 74 57,4%
Total 129 100%
Umur
< 15 tahun 104 80,6%
15-25 tahun 18 14,0%
26-36 tahun 3 2,3%
>36 tahun 4 3,1%
Total 129 100%
Status Imunisasi
Imunisasi 105 81,4%
Tidak Imunisasi 24 18,6%
Total 129 100%
Hasil Labolatorium
Positif 106 82,2%
Negatif 23 17,8%
Total 129 100%
Berdasarkan Tabel 1, dari hasil analisis kasus curiga campak yang dilaporkan
sebanyak 129 kasus didapatkan bahwa paling banyak kasus yang dilaporkan
terjadi pada perempuan sebanyak 74 kasus (57,4%) daripada laki-laki sebanyak 55
kasus (42,6%), sedangkan berdasarkan usia yang diklasifikasikan menjadi 4
kategori didapatkan bahwa usia terbanyak adalah pada usia <15 tahun sebanyak
104 orang (80,6%).
Jika dilihat dari segi status imunisasi didapatkan bahwa dari 129 kasus yang
dilaporkan menunjukkan bahwa kasus yang dilaporkan lebih banyak yang telah
mendapatkan imunisasi sebanyak 105 kasus (81,4%) daripada yang tidak
imunisasi sebanyak 24 kasus (18,6%), setelah dilakukan konfirmasi labolatorium
dari data yang dilaporkan yang mempunyai hasil labolatorium negatif lebih
banyak sebanyak 106 orang (82,2%) daripada hasil labolatorium negatif sebanyak
23 kasus (17,8%).
Campak merupakan salah satu penyakit yang mudah menular dan dapat dicegah
dengan pemberian imunisasi. Salah satu indicator keberhasilan pelaksanaan
surveilans campak adalah setiap kabupaten harus melaporkan kasus bukan
campak bukan campak ≥2/100.000 populasi. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
berdasarkan kasus yang dilaporkan sebanyak 129 kasus paling banyak memiliki
hasil labolatorium negatif sebanyak 106 kasus (82,2%). Berdasarkan hasil
analisis menunjukkan bahwa dari kasus campak yang dilaporkan paling banyak
terjadi dengan jenis kelamin perempuan. Hasil analisis ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila & Hanna (2016) menunjukkan bahwa
60% penderita campak lebih banyak terjadi pada perempuan (5).
DAFTAR PUSTAKA
6. Vika Gress Vio Dilita. Peta Distribusi Kejadian Campak Menurut Cakupan
Imunisasi Campak dan Cakupan Pemberian Vitamin A. J Berk Epidemiol.
2019;7(1):51–9.