Latar Belakang: Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium.
Malaria telah menjadi masalah global maupun nasional khususnya masalah di Kabupaten
Malaka, API tertinggi di Kecamatan Wewiku dengan prevalensi kasus pada anak (55%) tahun
2019 lebih tinggi dibandingkan pada usia lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
distribusi dan karakteristik klinis malaria pada anak di Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka
Tahun 2019.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Besar sampel penelitian
adalah seluruh anak yang didiagnosis malaria dari 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2019 di
Puskesmas Weoe dan Puskesmas Alkani, yang berada di Kecamatan Wewiku berjumlah 307
orang.
Hasil: Karakteristik pasien malaria lebih banyak pada kategori usia 6-12 tahun (45,6%) dan
berjenis kelamin laki-laki (61%), penderita ditemukan paling banyak pada Bulan Februari. Jenis
plasmodium terbanyak yaitu p. falciparum (75%) dengan cara pemeriksaan hapusan darah
(95,7%). Pada pemeriksaan suhu tubuh didapatkan 53% pasien mengalami febris dan keluhan
utama semua pasien adalah demam (100%). Semua pasien diberikan pengobatan DHP
(Dihydroartemisinin Piperakuin) ditambah Primakuin (100%), 95% mendapatkan perawatan
rawat jalan, dan 99,67% dinyatakan sembuh.
Kesimpulan: Distribusi dan karakteristik klinis malaria pada anak di Kecamatan Wewiku
Kabupaten Malaka Tahun 2019 bervariasi berdasarkan bulan terjadinya, kategori usia, jenis
kelamin, keluhan utama, namun kurang bervariasi dalam suhu tubuh, penemuan jenis
plasmodium, cara pemeriksaan darah, pengobatan, perawatan yang diberikan, dan hasil
pengobatan.
pemeriksaan hapusan darah dan RDT, alat malaria yang berjenis kelamin laki-laki
(61%) lebih banyak dibandingkan Tabel 4. Distribusi Jenis Plasmodium
perempuan (39%). Distribusi jenis kelamin Kategori N Proporsi
Plasmodium (%)
pasien dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin P. falciparum 230 75
Kategori N Proporsi P. vivax 77 25
Jenis Kelamin (%) P. ovale 0 0
P. malariae 0 0
Laki-laki 187 61 Total 307 100
Perempuan 120 39 Cara pemeriksaan darah yang dilakukan
Total 307 100
untuk menemukan jenis plasmodium dalam
Berdasarkan data yang diperoleh, penderita
darah sebagian besar dengan hapusan darah
malaria paling banyak pada Bulan Februari
(95,7%) dan hanya 4,3% yang menggunakan
(27,4%) lalu diikuti oleh Bulan Agustus
Rapid Diagnostic Test (RDT) Malaria.
(21,8%) dan paling sedikit pada Bulan April
Tabel 5. Distribusi Cara Pemeriksaan Darah
dan Desember (1,6%), namun sepanjang
Kategori N Proporsi
tahun tetap terdapat penderita malaria.
Pemeriksaan darah (%)
Tabel 3. Distribusi Bulan Terjadinya
Hapusan darah 294 95,7
Kategori N Proporsi
Rapid Diagnostic 13 4,3
(Bulan) (%)
Test (RDT) Malaria
Januari 13 4,3
Total 307 100
Februari 84 27,4
Distribusi proporsi suhu tubuh pasien dapat
Maret 24 7,8
April 5 1,6 dilihat pada Tabel 6. suhu tubuh terbanyak
Mei 7 2,3 ditemukan pada suhu febris (37,50C-400C)
Juni 6 1,9
Juli 37 12 sebanyak 53% dan pada suhu normal
Agustus 67 21,8 (36,50C-37,50C) sebanyak 47%, tidak ada
September 32 10,4
Oktober 14 4,6 yang ditemukan pada suhu hipotermi
November 13 4,3 (<360C) dan hipertermi (>400C).
Desember 5 1,6
Total 307 100 Tabel 6. Distribusi Suhu Tubuh
Pada penelitian ini diperoleh jenis Kategori N Proporsi
plasmodium yang ditemukan saat Suhu (%)
Hipotermi 0 0
pemeriksaan darah yaitu sebagian besar P. (<360C)
falciparum (75%), P. vivax dengan proporsi 144 47
Normal
25%, tidak ditemukan P. malariae dan P. (36,50C-37,50C)
ovale.
163 53 Tetrasiklin 0 0
Febris Total 307 100
(37,50C-400C)
Hipertermi 0 0
(>40 C)
0 Dari 307 pasien, 95% mendapat perawatan
Total 307 100 rawat jalan dan 5% yang dirawat inap.
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam
Tabel 9. Perawatan yang Diberikan
medis, pasien yang datang ke Puskesmas
Kategori N Proporsi
Weoe dan Puskesmas Alkani antara lain Perawatan (%)
demam, mual muntah, sakit kepala, batuk Rawat Jalan 293 95
Rawat Inap 14 5
pilek, menggigil, lemas, pucat/ kekuningan, Total 307 100
dan pegal.
Kategori N Proporsi Hasil pengobatan yang diberikan 99,67%
Keluhan Utama (%) pasien sembuh dan hanya 0,33% yang di
Demam 307 100
rujuk ke Rumah Sakit, tidak ada pasien yang
Sakit kepala 71 23
meninggal.
Mual muntah 150 49
Tabel 10. Distribusi Hasil Pengobatan
Diare 0 0
Kategori N Proporsi
Menggigil 55 18 Hasil Pengobatan (%)
Sembuh 306 99,67
Pegal 4 1,4
Rujuk 1 0,33
Lemas 13 4,3
Meninggal 0 0
Pucat/ kekuningan 11 3,6 Total 307 100
Batuk Pilek 58 19
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam
Pada penelitian ini 6-12 tahun merupakan
medis, pengobatan seluruhnya menggunakan
kategori usia dengan jumlah terbanyak
DHP yang dikombinasikan dengan
(45,6%) anak yang menderita malaria
Primakuin.
dengan rerata usia 11 tahun, pada penelitian
Tabel 8. Distribusi Obat Anti Malaria
Dalima Salima Putri di Kabupaten
Kategori N Proporsi
Obat Anti (%) Mandailing Natal tahun 2015, kategori usia
Malaria
tertinggi yang menderita malaria adalah 5-
DHP 307 100 14 tahun (27,9%), namun tidak dijelaskan
Primakuin 307 100
rerata usia penderita, pada penelitian yang
Kina 0 0
Doksisiklin 0 0 dilaksanakan oleh Harijanto pada tahun
2009 anak usia <15 tahun merupakan 13-18 tahun yang memiliki aktivitas lebih
kelompok terbanyak yang menderita aktif di luar rumah dibandingkan kategori
malaria. Hasil penelitian ini tidak sejalan usia lebih muda.
dengan hasil penelitian Robertus Brian Berdasarkan data yang diperoleh,
Junarli tahun 2014, dengan hasil umur 0-10 penderita malaria terbanyak di Bulan
tahun merupakan kelompok usia terbanyak Februari (27,4%), hasil ini sejalan dengan
yang menderita malaria sebesar 52,1%. Pada penelitian Josephine Debora tahun 2017,
penelitian yang dilaksanakan oleh Ira dengan kasus terbanyak di Bulan Februari
Indriaty, menjelaskan bahwa anak-anak sebanyak 1450 penderita. Peningkatan
yang terkena malaria belum memiliki kejadian malaria dapat berhubungan dengan
kekebalan terhadap malaria dalam tubuhnya lingkungan fisik yang memengaruhi antara
seperti halnya orang dewasa sehingga lain adalah suhu, kelembaban, kerapatan
mudah terserang malaria. dinding rumah, pengunaan kawat kassa pada
Pada penelitian ini anak laki-laki ventilasi rumah, adanya parit atau kolam di
(59,2%) lebih banyak menderita malaria, hal sekitar rumah dan curah hujan.
ini sejalan dengan hasil penelitian Dalima Pada penelitian ini plasmodium yang
Salima Putri tahun 2015 yaitu laki-laki lebih paling banyak ditemukan adalah P.
banyak menderita malaria (52,2%) dan falciparum (75%) dan P. vivax (25%), hasil
penelitian Fitria Ramanda tahun 2015 yaitu ini sejalan dengan penelitian Delima Saima
persentase positif malaria lebih tinggi pada Putri tahun 2015, paling banyak ditemukan
murid laki-laki (78%), namun penelitian ini P. falciparum (96,4%) dan berdasarkan
tidak sejalan dengan penelitian Sudirman Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Manumpa Tahun 2017 dengan hasil Tata Laksana Malaria Tahun 2019 disebutkan
perempuan (57,1%) lebih banyak yang bahwa jenis plasmodium yang banyak
malaria karena laki-laki lebih sering berada Hasil penelitian ini, cara
di luar rumah saat malam hari, hal ini jika pemeriksaan darah yang dilakukan untuk
kategori umur terbanyak pada penelitian ini, yaitu sebagian besar dengan hapusan darah
kategori umur 6-12 tahun dan kategori umur (95,7%) dan hanya 4,3% yang menggunakan
Rapid Diagnostic Test (RDT) Malaria. Pada demam, mual muntah, sakit kepala, batuk
penelitian Stephanie Darda Susilowati pilek, menggigil, lemas, pucat/ kekuningan,
tahun 2016, dibandingkan hasil pemeriksaan dan pegal. Penelitian Robertus Brian Junarli
hapusan darah dengan hasil pemeriksaan tahun 2014 keluhan utama pasien antara lain
menggunakan RDT malaria. Dari hasil sakit kepala, mual dan muntah, diare,
penelitian, tidak didapatkan adanya menggigil, pegal-pegal, lemah,
perbedaan yang bermakna antara RDT pucat/kekuningan, kejang dan adanya
malaria dengan hapusan darah. Pada perdarahan. Gejala klinis malaria yang
pemeriksaan hapusan darah atau bervariasi ini juga ditemukan pada berbagai
mikroskopis, dibutuhkan pelatihan dan cara penelitian yang dilakukan di berbagai
mempertahankan keahlian pemeriksa, teknik tempat. Penelitian yang dilakukan Yingyuen
persiapan sediaan, beban kerja, kondisi dkk. pada tahun 2004 di Thailand
mikroskop, kualitas bahan dan suplai menunjukkan bahwa gejala klinis penderita
laboratorium. Pada pemeriksaan RDT, perlu malaria adalah demam (42,3%), pusing
diperhatikan temperatur ruangan atau tempat (98,3%), badan pegal (96,6%), menggigil
penyimpanan, juga kelembapan ruangan (88,4%) dan gangguan pencernaan (29,3%).
untuk penyimpanan dan pendistribusiannya. Pada daerah endemis, Malaria memiliki
Hasil penelitian ini, pasien gejala yang bervariasi dan tidak spesifik.
ditemukan pada suhu febris (37,50C-400C) Pada penelitian ini pengobatan
sebanyak 53%, hasil ini sejalan dengan seluruhnya menggunakan DHP yang
penelitian Robertus Brian Junarli Tahun ditambah dengan Primakuin. Berdasarkan
2014 pasien ditemukan 64,8% pada suhu Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
febris (37,50C-400C). Suhu tubuh febris Tata Laksana Malaria Tahun 2019, lini
ditemukan sesuai dengan gejala klasik pertama pengobatan malaria falciparum dan
malaria berupa demam. Namun pada malaria vivax di Indonesia menggunakan
penelitian Olutola tahun 2006 di Nigeria derivat berbasis artemisin baik tunggal
pada anak menunjukan adanya variasi suhu maupun kombinasi ditambah Primakuin.
tubuh 44,1% dengan suhu tubuh normal Pengobatan kombinasi malaria adalah
(36,5-37,5) dan 35,5% febris (37,50C-400C). penggunaan 2 atau lebih obat anti malaria
Pada penelitian ini, pasien malaria yang farmakodinamik dan
anak yang datang mengeluh antara lain farmakokinetiknya sesuai, bersinergi dan
memiliki mekanisme resistensi yang sebagian besar menggunakan hapusan darah
berbeda. Tujuan terapi kombinasi ini adalah sehingga ditemukan p. falciparum lebih
untuk pengobatan yang lebih baik dan banyak dibandingkan p.vivax. Penderita
mencegah terjadinya resistensi plasmodium malaria ditemukan lebih banyak dalam
terhadap obat anti malaria. Saat ini yang keadaan febris dengan keluhan utama yang
digunakan program nasional adalah derivat bervariasi. Pengobatan yang diberikan
artemisinin dengan golongan aminokuinolin, seluruhnya adalah lini pertama pengobatan
yaitu fixed dose combination (FDC) yang malaria falciparum dan malaria vivax berupa
terdiri atas dihydroartemisinin dan DHP ditambah Primakuin. Sebagian besar
piperakuin, dikenal dengan DHP. Satu tablet pasien mendapatkan perawatan rawat jalan
FDC mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan seluruhnya dinyatakan sembuh.
dan 320 mg piperakuin.
Dari 307 pasien, 95% mendapat KONFLIK KEPENTINGAN
perawatan rawat jalan dengan hasil Tidak terdapat konflik kepentingan dalam
pengobatan yang diberikan 99,67% pasien pembuatan laporan hasil penelitian.
sembuh. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Biemba Tahun 2000 melakukan PERSETUJUAN ETIK
penelitian terhadap 590 orang anak dengan Penelitian ini telah memperoleh persetujuan
pemeriksaan laboratorium positif malaria dari komisi etik sebelum dijalankan.
tropika dan mendapatkan 15,9% mengalami
anemia berat sehingga harus dilakukan PENDANAAN
rujukan lanjutan. Penulis bertanggung jawab terhadap
pendanaan penelitian ini tanpa melibatkan
KESIMPULAN pihak sponsor.
Kesimpulan penelitian distribusi dan
KONTRIBUSI PENULIS
karakteristik klinis malaria pada anak di
Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka Para penulis berkontribusi secara sama
dalam pembuatan laporan hasil penelitian.
Tahun 2019 adalah kejadian malaria
ditemukan terbanyak pada Bulan Februari
dengan kategori usia 6-12 tahun dan berjenis
kelamin laki-laki, pemeriksaan darah
Perawat Nasional Indonesia Kota
DAFTAR PUSTAKA Manado. 2014; 1(1):1-9.
6. Notobroto H, Hidajah A. Faktor
1. Kementerian Kesehatan Republik
Risiko Penularan Malaria di Daerah
Indonesia. Pedoman Nasional
Berbatasan. J. Penelit. Med. Eksakta.
Pelayanan Kedokteran Tata laksana
2009; 8 (2): 143-151.
Malaria, Jakarta: 2019: 5-26
7. Sopi I, Patanduk Y. Malaria pada
2. Junarli R, Somia I. Karakteristik
Anak di Bawah Umur Lima Tahun.
Klinis Malaria Tropika pada Pasien
Jurnal Vektor Penyakit. 2015; 9(2):
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
65–72.
Daerah Mgr. Gabriel Manek, SVD
8. Abdussalam R, dkk. Profil Infeksi
Atambua Periode September 2013 -
Plasmodium, Anemia dan Status
Februari 2014. E-Jurnal Medika.
Nutrisi pada Malaria Anak di RSUD
2017; 6(7): 1-9.
Scholoo Keyen, Kabupaten Sorong
3. Surjana J. Karakteristik Penderita
Selatan. Sari Pediatri. 2016; 17(6):
Malaria di Kabupaten Kepulauan
446-449.
Mentawai selama Januari-Desember
9. Manumpa, sudirman. Pengaruh
2012, Bandung. 2014: 1.
Faktor Demografi dan Riwayat
4. Susilowati S. Insiden Malaria,
Malaria terhadap Kejadian Malaria.
Penunjang Diagnostik, dan
Jurnal Berkala Epidemiologi. 2016;
Hubungannya dengan Curah Hujan
4(3): 338–348.
di Kecamatan Golewa Selatan,
10. Putri D, Hiswani, Lubis S.
Ngada, NTT periode Oktober 2014 –
Gambaran Tersangka Penderita
April 2016. Intisari Sains Medis.
Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas
2018; 9(1): 172-176.
Panyabungan Jae Kecamatan
5. Mirontoneng A, Ismanto A, Malara
Panyabungan Kabupaten Mandailing
R. Analisis Faktor-Faktor yang
Natal Tahun 2015. Universitas
Berhubungan dengan Kejadian
Sumatera Utara. 2015; 1(1): 1-11.
Malaria pada Anak di Wilayah Kerja
11. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa
Puskesmas Tona Kecamatan Tahuna
Tenggara Timur (NTT). Renstra
Kabupaten Sangihe. Jurnal Persatuan
Dinas Kesehatan NTT 2013-2015,
Kupang. 2013: 92-95.
12. Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka.
Profil Kesehatan Kabupaten Malaka
Tahun 2017, Betun. 2017: 20-23.
13. Debora J, dkk. Prevalensi Malaria di
Asmat, Papua: Gambaran Situasi
Terkini di Daerah Endemik Tinggi.
Journal of Community
Empowerment for Health. 2018;
1(1): 11-19.