terbagi dalam 2 (dua) jenis teknik insisi yaitu 18 menggunakan teknik insisi
Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
- Laki-laki 21 58,3
- Perempuan 15 41,7
Kelompok umur
- 41-50 tahun 2 5,6
- 51-60 tahun 2 5,6
- 61-70 tahun 12 33,3
- 71-80 tahun 19 52,8
- ≥ 81 tahun 1 2,8
Derajat katarak
- I 4 11,1
- II 21 58,3
- III 11 30,6
Teknik insisi
- Limbus 18 50,0
- Korneal 18 50,0
kelompok umur, katarak lebih banyak ditemukan pada pasien umur 71-80
tahun (52,8%), dan derajat katarak yang paling banyak adalah katarak derajat
katarak yang terlibat dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut:
dengan derajat katarak, yang ditunjukkan dari nilai p dari uji Kruskal Wallis
dan III (p<0,05) (Lampiran 3), sedangkan derajat astigmatisma pada katarak
antara teknik insisi limbus dan insisi korneal (p>0,05), dengan demikian
4.2 Pembahasan
menjalani operasi dalam penelitian ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki
Erman dkk (2014) yang dilakukan di instalasi rawat jalan (Poli Mata) Rumah
Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas juga melaporkan bahwa katarak
laki-laki lebih banyak bekerja di luar rumah dan berpeluang lebih banyak
penelitian ini tidak terkait dengan besar astigmatisma 1 minggu pasca operasi
Umur pasien katarak dalam penelitian ini berkisar antara 41-85 tahun
dan penderita katarak yang menjalani operasi lebih banyak ditemukan pada
usia 71-80 tahun (52,8%), sedangkan yang dioperasi pada usia 41-60 tahun
katarak untuk menjalani operasi terkait dengan berbagai faktor meskipun saat
untuk melakukan operasi katarak (Fitria, 2015). Umur dalam penelitian ini
juga tidak terkait dengan besar astigmatisma 1 minggu pasca operasi katarak
visual tidak akan meningkat jika pasien memiliki fungsi retinal dan makular
yang buruk sebelum dilakukan operasi (An, dkk., 2015). Derajat katarak
korneal adalah sebesar -0,26 ± 0,46 D sedangkan pada teknik insisi limbus
skleral dengan flap sklera lebih rendah dibandingkan dengan insisi limbal
skleral dibanding dengan kelompok insisi limbal, yaitu pada minggu ke-8.
Teknik insisi korneal dan limbal dalam penelitian ini tidak mempengaruhi
dibuat pada bagian kornea sebelah perifer, sehingga insisi ini sama sekali
yang lebih cepat (Henderson, 2014). Teknik insisi limbus memiliki beberapa
korneal dengan panjang sayatan yang sama dan grade katarak yang berbeda
insisi sklera (Steinert, 2010). Penelitian ini dilakukan pada pasien dengan
diketahui, karena data tersebut tidak tersedia pada catatan medis pasien
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Tidak ada perbedaan derajat astigmatisma pada penderita pasca operasi
insisi limbus.
5.2. Saran
katarak yang sama berdasarkan insisi korneal dan limbus pada metode
fakoemulsifikasi.
Frequencies
Statistics
Jenis Kelamin kel.usia Derajat Katarak Jenis Insisi
N Valid 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 21 58.3 58.3 58.3
Perempuan 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
kel.usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 41-50 thn 2 5.6 5.6 5.6
51-60 thn 2 5.6 5.6 11.1
61-70 thn 12 33.3 33.3 44.4
71-80 thn 19 52.8 52.8 97.2
>= 81 thn 1 2.8 2.8 100.0
Total 36 100.0 100.0
Derajat Katarak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid I 4 11.1 11.1 11.1
II 21 58.3 58.3 69.4
III 11 30.6 30.6 100.0
Total 36 100.0 100.0
Jenis Insisi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid limbal 18 50.0 50.0 50.0
korneal 18 50.0 50.0 100.0
Total 36 100.0 100.0
Lampiran 3. Besar Astigmatisma berdasarkan karakteristik pasien katarak dan
jenis insisi
Means
Tests of Normality
Jenis Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelamin Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Besar Laki-laki .464 21 .000 .468 21 .000
Astigmatisma Perempuan .446 15 .000 .603 15 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normalityb,c
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kel.usia Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Besar 41-50 thn .260 2 .
Astigmatisma
61-70 thn .494 12 .000 .487 12 .000
71-80 thn .446 19 .000 .479 19 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. Besar Astigmatisma is constant when kel.usia = 51-60 thn. It has been omitted.
c. Besar Astigmatisma is constant when kel.usia = >= 81 thn. It has been omitted.
Tests of Normalityb
Derajat Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Katarak Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Besar I .306 4 . .782 4 .074
Astigmatisma II .451 21 .000 .547 21 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. Besar Astigmatisma is constant when Derajat Katarak = III. It has been omitted.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Jenis Insisi Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Besar limbal .523 18 .000 .373 18 .000
Astigmatisma korneal .385 18 .000 .627 18 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Mann-Whitney Test
Ranks
Jenis Kelamin N Mean Rank Sum of Ranks
Besar Astigmatisma Laki-laki 21 19.45 408.50
Perempuan 15 17.17 257.50
Total 36
Test Statisticsa
Besar
Astigmatisma
Mann-Whitney U 137.500
Wilcoxon W 257.500
Z -.882
Asymp. Sig. (2-tailed) .378
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .526b
a. Grouping Variable: Jenis Kelamin
b. Not corrected for ties.
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
kel.usia N Mean Rank
Besar Astigmatisma 41-50 thn 2 3.25
51-60 thn 2 22.50
61-70 thn 12 19.17
71-80 thn 19 19.05
>= 81 thn 1 22.50
Total 36
Test Statisticsa,b
Besar
Astigmatisma
Chi-Square 8.923
df 4
Asymp. Sig. .063
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: kel.usia
3. Berdasarkan derajat katarak
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Derajat Katarak N Mean Rank
Besar Astigmatisma I 4 8.25
II 21 18.36
III 11 22.50
Total 36
Test Statisticsa,b
Besar
Astigmatisma
Chi-Square 10.155
df 2
Asymp. Sig. .006
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Derajat
Katarak
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Derajat Katarak N Mean Rank Sum of Ranks
Besar Astigmatisma I 4 6.88 27.50
II 21 14.17 297.50
Total 25
Test Statisticsa
Besar
Astigmatisma
Mann-Whitney U 17.500
Wilcoxon W 27.500
Z -2.194
Asymp. Sig. (2-tailed) .028
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .068b
a. Grouping Variable: Derajat Katarak
b. Not corrected for ties.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Derajat Katarak N Mean Rank Sum of Ranks
Besar Astigmatisma I 4 3.88 15.50
III 11 9.50 104.50
Total 15
Test Statisticsa
Besar
Astigmatisma
Mann-Whitney U 5.500
Wilcoxon W 15.500
Z -3.085
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .026b
a. Grouping Variable: Derajat Katarak
b. Not corrected for ties.
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Derajat Katarak N Mean Rank Sum of Ranks
Besar Astigmatisma II 21 15.19 319.00
III 11 19.00 209.00
Total 32
Test Statisticsa
Besar
Astigmatisma
Mann-Whitney U 88.000
Wilcoxon W 319.000
Z -1.727
Asymp. Sig. (2-tailed) .084
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .289b
a. Grouping Variable: Derajat Katarak
b. Not corrected for ties.
4. Berdasarkan jenis insisi
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Jenis Insisi N Mean Rank Sum of Ranks
Besar Astigmatisma limbal 18 20.17 363.00
korneal 18 16.83 303.00
Total 36
Test Statisticsa
Besar
Astigmatisma
Mann-Whitney U 132.000
Wilcoxon W 303.000
Z -1.305
Asymp. Sig. (2-tailed) .192
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .355b
a. Grouping Variable: Jenis Insisi
b. Not corrected for ties.