Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua informasi dalam lisensi produk (Product License = PL) obat dibuat

untuk memastikan keamanan, khasiat dan kualitas. Obat yang penggunaannya

sesuai dengan indikasi penyakit, usia pasien, dosis, dan rute pemberiannya

disebut dengan On-Label Drug, sedangkan apabila indikasi penyakit, usia

pasien, dosis, atau rute pemberian tidak sesuai dengan lisensi obat disebut

dengan Off-Label Drug (Klien dan Tabarok dalam Syahrina, 2014). Menurut

(Hardianingsih, 2017) obat off-label adalah obat yang digunakan diluar ijin edar

yang diberikan badan otoritas setepat, jika di Indonesia Badan Pengawas Obat

dan Makanan (BPOM). Dengan demikian, risiko serta manfaat (risk-benefit)

penggunan obat pada situasi diatas belum teruji, tetapi penggunaan obat off-

label masih banyak digunakan.


Kehamilan, persalinan, menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu

dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman.

Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan.

Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi optimal dan

perkembangan kedua bagian unit tersebut. Selama kehamilan dan menyusui,

seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan kesehatan yang membutuhkan

obat. penggunaan obat selama kehamilan memerlukan perhatian khusus, Obat

dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama masa

kehamilan dan pada bayi yang mendapat ASI dari ibu yang menggunakan obat
2

tertentu, maka penggunaan obat pada masa kehamilan dan menyusui perlu

berhati-hati (Depkes RI, 2006).


Berdasarkan hasil penelitian Murdiana tahun 2016 tentang penggunaan

obat off-label pada pasien Obstetri dan Ginekologi menyatakan bahwa terdapat

6 macam obat off-label yang digunakan pada permasalahan kandungan meliputi

lidocain, misoprostol, ondansetron, bupivacaine, ketorolac, dan dexamethasone.

Telah dilakukan juga penelitian oleh Diyah ayu mutmainah tahun 2016 tentang

skrining obat-obat off-label pada pasien Obstetri dan Ginekologi di Rumah sakit

Wijaya Kusuma Purwekerto dengan hasil penelitian diperoleh 1278 item obat

dari total 341 resep, dengan persentase kategori off-label indikasi (0,782%), off-

label dosis (2,660%), off-label rute pemberian (0,391%), dan obat yang

mengalami kontraindikasi (1,33%).


Berdasarkan latar belakang diatas maka akan dilakukan penelitian dengan

judul “Gambaran Penggunaan Obat Off-Label Pada Pasien Obstetri dan

Ginekologi Di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diungkapkan di atas maka

dirumuskan pernyataan penelitian sebagai berikut:


1. Adakah resep yang mengandung obat off-label pada pasien rawat jalan

Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota

Cirebon?
2. Berapakah jumlah persentase resep pasien rawat jalan Obstetri dan

Ginekologi yang mengandung obat off-label di Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Kota Cirebon?


3. Golongan dan jenis obat apa yang paling banyak diresepkan off-label pada

pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Kota Cirebon?

C. Tujuan Penelitian
3

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :


1. Ada tidaknya resep yang mengandung obat off-label pada pasien rawat jalan

Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota

Cirebon.
2. Jumlah persentase resep pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi yang

mengandung obat off-label di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota

Cirebon.
3. Golongan dan jenis obat yang paling banyak diresepkan off-label pada pasien

rawat jalan Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Kota Cirebon..

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Pendidikan
Bagi pendidikan diharapkan dapat menjadi bahan referensi yang berguna

untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan penggunaan obat off-

label pada pasien Obstetri dan Ginekologi.


2. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi, masukan, pertimbangan dan evaluasi dalam

menetapkan kebijakan terkait penggunaan obat off-label pada pasien Obstetri

dan Ginekologi.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman lapangan tentang penggunaan

obat off-label khususnya pada pasien Obstetri dan Ginekologi.

E. Ruang Lingkup
Penelitian ini bersifat deskriptif observasional unttuk mengetahui

penggunaan obat off-label pada pasien Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit

Umum Muhammadiyah Kota Cirebon. Kategori off-label yang diteliti hanya

berdasarkan indikasi obat. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif.

Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin dengan populasi pasien

Obstetri dan Ginekologi dilihat dari rata-rata jumlah kunjungan pasien Obstetri

dan Ginekologi selama bulan Januari-Desember 2017. Pengambilan data


4

dilakukan secara random sampling. Data yang diperoleh dianalisis univariat

dengan SPSS. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari-Juni 2018.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Off-Label
1. Definisi
Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care

menjelaskan bahwa off-label berarti "penggunaan yang tidak disetujui”,

dengan kata lain off-label adalah penggunaan obat dengan indikasi yang

belum dilisensi oleh pihak berwenang di suatu negara. Setiap obat yang dapat

dibeli dari apotek atau toko obat di suatu negara perlu dinilai dan berlisensi

oleh otoritas regulasi. Otoritas yang bertanggung jawab di Jerman adalah

Federal Institute Obat dan Alat Kesehatan (Bundesinstitut für Arzneimittel

und Medizinprodukte, BfArM). Otoritas perizinan Eropa yang berbasis di

London disebut European Medicines Agency (EMA), di Amerika Serikat

disebut Food and Drug Administration (FDA), dan di Indonesia disebut

Badan Penelitian Obat dan Makanan (BPOM) (Nasser & Sawicki dalam

Syahrina, 2014). Adapun pengertian lain obat off-label adalah peresepan

untuk indikasi atau pemberian dosis atau bentuk sediaan yang tidak lolos

dalam proses persetujuan Food and Drug Associations (FDA) (Wittich, dkk,

2012 dalam Murdiana, 2016).

2. Klasifikasi

Menurut Prawiti et al., 2013 penggunaan obat off-label

dikelompokkan menjadi penggunaan off-label tidak tepat usia, tidak tepat


6

dosis, kontraindikasi, rute pemberian dan indikasi. Berikut adalah penjelasan

diantaranya :

a. Off-label Usia

Obat dikategorikan sebagai obat off-label usia jika digunakan diluar

rentang usia yang telah disetujui.

b. Off-label dosis

Informasi dosis merupakan hal penting dalam pengobatan karena profil

farmakokinetik dan farmakodinamik setiap rentang usia individu

berbeda-beda. Obat yang diberikan dengan dosis lain dari yang tercantum

pada izin edar atau izin penjualan dikategorikan sebagai obat off-label

dosis.

c. Off-label kontraindikasi

Obat dikatakan termasuk kategori off-label kontraindikasi jika

menimbulkan kontraindikasi saat diberikan kepada pasien yang usianya

tidak sesuai dengan peruntukan obatnya.

d. Off-label rute pemakaian

Obat dikategorikan sebagai obat off-label rute pemberian jika digunakan

diluar prosedur mengenai cara pemakaian yang seharusnya.

e. Off-label indikasi

Obat dikategorikan sebagai off-label indikasi jika obat yang digunakan

diluar indikasi yang tertera pada leaflet (Kimland dan Odlind dalam

Syahrina, 2014).
7

3. Prinsip Penggunaan Obat Off-Label

Berikut adalah prinsip-prinsip yang memandu penggunaan obat off-

label menurut American Society of Hospital Pharmacists (ASHP, 2012 dalam

Syahrina, 2014):

a. Off-label harus berdasarkan bukti ilmiah yang diterbitkan dan

keselamatan pasien menjadi pertimbangan utama.

b. Ketika penggunaan obat off-label sering terjadi dalam pemakaiannya,

harus menetapkan dasar bukti terkait obat yang digunakan sebagai

panduan untuk pengambilan keputusan.

c. Tanggung jawab utama untuk keamanan dan kemanjuran off-label

digunakan dengan resep dokter yang terkait, harus dengan bukti sebelum

mempertimbangkan penggunaan off-label, serta konsultasikan dengan

apoteker yang tepat memiliki pengetahuan lebih.

4. Alasan Dokter Meresepkan Obat Off-Label

a. Prerogratif dokter adalah hak istimewa yang dimiliki oleh dokter untuk

menangani pasien.

b. Informasi baru yang lebih cepat dari informasi FDA karena publikasi

terbaru.

c. Obat lama kurang efektif dan mahal. (Suharjono, 2017)

5. Hukum Menurut FDA Mengenai Penggunaan Obat Off-Label

Peraturan FDA saat ini mengenai penggunaan obat off-label dengan

cara membandingkan antara manfaat dan risiko yang ditimbulkan. Meskipun

FDA tidak dapat membatasi dokter memberi resep obat off-label, tapi dengan
8

tegas melarang produsen farmasi untuk mempromosikan penggunaan obat

tanpa indikasi, walau mungkin ada beberapa bukti tertulis bahwa penggunaan

off-label aman dan berkhasiat (Kesselheim dalam Syahrina, 2014).

B. Obstetric & Ginekologi


1. Definnisi Obstetric dan Ginekologi
Obstetri adalah ilmu yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan

masa nifas. Ginekologi adalah ilmu yang berkaitan dengan alat dan fungsi

reproduksi perempuan, diluar kehamilan , baik yang fisiologis maupun

patologis (Prawirohardjo, 2005).

2. Alasan Obat Off-label Sering Digunakan Pada Pasien Obstetri & Ginekologi
a. Sediaan obat yang terbatas, penggunaan obat harus lebih berhati-hati pada

masa kehamilan, karena sebagian obat dikhawatirkan memiliki efek yang

tidak dikehendaki pada janin selama kehamilan, oleh karena itu obat pada

pasien Obstetri dan Ginekologi dibatasi agar tidak menimbulkan resiko yang

tinggi pada pasien .


b. Data informasi obat pada ibu hamil terbatas dan belum cukup kuat, masih

kurangnya data informasi dan pengetahuan mengenai penggunaan obat

pada ibu hamil .


c. Etika penelitian pada ibu hamil lebih sulit, penelitian pada ibu hamil

dikhawatirkan akan beresiko membahayakan kondisi janin yang dikandung

dan pada saat penelitian pada ibu hamil proses yang dilakukan harus lebih

berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan (Suharjono, 2017).

C. Penggunaan Obat Off-label pada Pasien Obstetric & Ginekologi


Penggunaan contoh obat off-label pada pasien Ginekologi yaitu penggunaan

obat metformin yang digunakan sebagai terapi PCOS (Poly Cistic Ovary

Syndrome) dapat didefinisikan sebagai terganggunya fungsi ovarium pada wanita

yang berada di usia subur. Kondisi ini menyebabkan hormon wanita yang
9

menderita PCOS menjadi tidak seimbang. Obat metformin membuktikan bahwa

dapat memperbaiki sensitivitas insulin, menurunkan kadar serum LH (Leutenizing

Hormon) total dan free testosterone. Metformin juga dapat menyebabkan

peningkatan kadar serum FSH (Follicle Stimulating Hormon) dan SHBG (Sex

Hormon Binding Globulin) pada wanita obesitas dengan PCOS ( Hedy, 2011

dalam Mutmainah, 2016).


Terdapat banyak kasus penarikan obat karena beresiko pada masa kehamilan

jika dikonsumsi oleh ibu hamil, khususnya pada janin. Salah satu contoh obat

yang dapat beresiko apabila dikonsumsi pada masa kehamilan adalah thalidomid

yang digunakan sebagai antiemetik untuk menghindari rasa mual pada ibu hamil.

Sekitar 8000 wanita diseluruh dunia yang mengkonsumsi thalidomid melahirkan

bayi dengan gangguan perkembangan anggota badan (phocomelia) dimana

anggota gerak hilang tetapi masih terdapat jari-jari yang bersatu (Batagol, 1998

dalam Mutmainah, 2016). Suatu studi di Kanada dan Amerika Serikat melaporkan

bahwa pada tahun 1960 Bendectin merupakan obat pilihan pertama untuk

pengobatan mual dan muntah pada wanita hamil di Amerika Serikat. Namun pada

tahun 1970 pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa Bendectin

menyebabkan teratogenik pada janin sehingga pada tahun 1982, obat ini secara

resmi ditarik dari peredaran (Yulianti et al, 2009 dalam Mutmainah, 2016).
The American Academy of Pediatrics (AAP, 2001) melaporkan dalam jurnal

kedokteran The Lancet, tidak ditemukannya kontra indikasi selama menyusui

dengan pemakaian domperidon untuk meningkatkan produksi ASI, selain itu

berbeda halnya dengan metoklopramide sebagai antiemetik yang juga dapat

diindikasikan sebagai obat off label untuk peningkatan produksi ASI, dimana

metoklopramide bekerja secara sentral dan melewati brain barrier sehingga efek
10

sampingnya lebih tinggi seperti anxietas, mengantuk, agitasi, disfungsi motor

extrapyramidal dan dyskinensia.

Tabel 2.1 Daftar obat off-label yang digunakan pada pasien Obstetri dan Ginekologi
(Santoso, 2017).
No. Nama Obat Indikasi Off-label Indikasi On-label
1. Metformin Pada wanita dengan sindrom Oral anti diabet/
PCOS, dapat meningkatkan menurunkan kadar
ovulasi, memperbaiki siklus gula darah.
menstruasi.
2. Naltrexone Digunakan untuk mempengaruhi mencegah
penurunan nafsu makan dan kambuhanya pada
menurunkan kadar insulin puasa. pasien ketergantungan
opioid yang sedang
mengalami
detoksifikasi.
3. Misoprostol Menginduksi persalinan Terapi nyeri lambung
4. Metoklopramid Pelancar air susu ibu Anti mual

B. Rekam Medik
Rekam medik adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain

diberikan kepada pasien (Permenkes, 2008).

C. Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon


1. Sejarah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Cirebon
Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang berorientasi pada gerakan

Da’wah amar ma’ruf nahi munkar dan tersebar hampir diseluruh nusantara

bahkan sebagian manca negara. Selain ingin memurnikan ajaran islam (sesuai

dengan tuntunan rasullah Muhammad SAW). Muhammadiyah juga

menciptakan Baldatun Toyyiban Wa Rabbun Ghafar yakni terwujudnya suatu

masyarakat yang sejahtera lahir dan batin (sosial, ekonomi, kesehatan, dan

pendidikan).
Dengan demikian maka muhammadiyah mendirikan berbagai amal usaha

sarana pendukung terwujudnya maksud dan tujuan da’wah tersebut, salah satu
11

diantaranya adalah dalam bidang kesehatan. Muhammadiyah melalui majelis

Pembina Kesehatan Umum (MPKU) turut berpartisipasi dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat dengan berupaya menurunkan angka kematian

ibu dan bayi melalui Amal UsahaMuhammadiyah (AUM), yakni Rumah Sakit

Bersalin Muhammadiyah Cirebon. Muhammadiyah mendirikan balai

pengobatan yang menjadi cikal bakal lahirnya Rumah Sakit Bersalin

Muhammadiyah pada tahun 1954an, yang kemudian berubah status menjadi

klinik BKIA pada sekitar tahun1988an, berubah status lagi menjadi Rumah

Bersalin pada tahun 1990, dan kembali berubah menjadi Rumah Sakit Bersalin

pada tanggal 17 Agustus 2001 bertepatan dengan HUT RI yang ke 56. Dan

kemudian berubah kembali menjadi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Cirebon pada tahun 2015/2016. Perjalanan berdirinya Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Cirebon dapat digambarkan pada diagram berikut.

Transformasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah

Balai Pengobatan
(1954)

Klinik BKIA
(1988)

Rumah Bersalin
(1990)

Rumah Sakit Bersalin


(2001)
Rumah Sakit Umum
(2016)
12

2. Nama dan Lokasi Rumah Sakit

Nama :Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Cirebon

Alamat : Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No.79


Kota : Cirebon
Provinsi : Jawa Barat
Kode RS :3274111

Izin Pendirian :SK KEPALA DINKES PROVINSI JAWA BARAT

NOMOR 503/SK. 631-RS/2000

Izin Tetap :SK MENKES RI NO.YM 02.04.3.5.2256 ; 14 JUNI

2016

3. Visi dan Misi


Visi :
Menjadi rumah sakit yang mandiri, profesional, dan optimal dalam

memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat menuju berdirinya Rumah

Sakit Umum Muhammadiyah kota Cirebon.


Misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik secara islami.
2. RSU Muhammadiyah mengemban misi untuk pengembangan sumber daya

manusia yang mapan dan mandiri.


3. RSU Muhammadiyah mengemban misi memberdayakan staf dalam rangka

mensejajarkan diri dengan Rumah Sakit lain yang telah mapan, profesional,

dan modern di Indonesia.


4. RSU Muhammadiyah mengemban misi untuk mewujudkan berdirinya

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Cirebon.

5. Jenis Pelayanan Medik dan Fasilitas Yang Diberikan Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Cirebon :
a. UGD 24 JAM
b. Poly Dokter Spesialis Kandungan Dan Kebidanan
c. Poly Dokter Spesialis Anak
d. Poly Dokter Umum
e. Poly Obstetri
f. Instalasi Farmasi
g. Laboratorium 24 Jam
h. Rawat Inap
13

i. Menerima Pasien BPJS, KIS, SKTM, Untuk Kasus Kandungan Dan

Kebidanan.
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara non eksperimental (observasional), dengan

rancangan analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif. Jenis data

dilakukan secara retrospektif, yaitu melakukan penelusuran data yang diperoleh

dari rekam medik pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit

Umum Muhammadiyah Kota Cirebon periode Juli - Desember 2017.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit

Umum Muhammadiyah Kota Cirebon pada bulan April – Mei 2018. Waktu

penelitian pada bulan Januari – Juni 2018.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi di Rumah

Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon yang berobat pada periode Juli –

Desember 2018. Sampel yang digunakan adalah rekam medik pasien rawat jalan

Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel

dilakukan secara random sampling dengan jumlah sampel berdasarkan

perhitungan rumus slovin. Diketahui jumlah populasi yaitu 1677 pasien rawat

jalan. Besar sampel (n) dapat ditentukan dengan rumus slovin.

Rumus Slovin : n =

Keterangan :
N = Besar populasi
n = besar Sampel
d = tingkat kepercayaa/ketepatan yang diinginkan (0,25)
Berdasarkan rumus diatas maka sampel yang akan diambil adalah :

Jika, N= 100
15

d=(0,05)

n= = 333 pasien

sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 333 pasien.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi


1. Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang

didiagnosa memiliki keluhan Obstetri dan Ginekologi yang berobat di Rumah

Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon pada periode Juli - Desember

2017.
2. Kriteria Eksklusi sampel pada penelitian ini adalah :
a. Pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum

Muhammadiyah Kota Cirebon yang memiliki penyakit lain.


b. Rekam medik pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi yang tidak

lengkap.

E. Definisi operasional
1. Pasien adalah pasien rawat jalan yang menerima pengobatan penyakit

Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota

Cirebon periode Juli – Desember 2017.


2. Off-label adalah penggunaan obat dengan indikasi yang belum dilisensi oleh

pihak berwenang (BPOM) khususnya untuk pengobatan Obstetri dan

Ginekologi.
3. Rekam medik adalah dokumen yang berisikan tentang identitas pasien,

anamnesis dan diagnosis dokter dan obat yang diberikan pasien Obstetri dan

Ginekologi di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon.

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer
16

Data primer pada penelitian ini diperoleh dari data catatan pengobatan pasien

rawat jalan Obstetri dan Ginekologi yang mencakup profil gambaran

penggunaan obat off-label di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota

Cirebon. Data tersebut meliputi karakteristik pasien, diagnosa dan jenis obat

yang diresepkan.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil telaah/kajian literatur pustaka berupa buku

dan jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan penelitian penggunaan obat

off-label pada pasien Obstetri dan Ginekologi.

G. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar pengambilan data yang

akan diisikan informasi dari Instalasi Rekam Medik pasien rawat jalan Obstetri

dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon berupa

karakteristik pasien (nama, usia, jenis kelamin), diagnosa dan obat yang

diberikan.

H. Prosedur Penelitian
1. Membuat surat izin penelitian dan mengajukan proposal penelitian untuk

proses pengambilan data di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota

Cirebon dengan tujuan untuk melakukan penelitian mengenai gambaran

penggunaan obat off-label pada pasien rawat jalan Obstetri dan Ginekologi di

Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota Cirebon.


2. Setelah disetujui oleh pihak rumah sakit dilakukan analisis dan pengambilan

data di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Kota

Cirebon.
3. Data yang akan diambil adalah data yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi yang sudah ditentukan. Data yang akan diambil meliputi


17

karakteristik pasien Obstetri dan Ginekologi, diagnosis dan obat yang

diberikan.
4. Data yang didapat kemudian dianalisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel

dan diagram untuk dilakukan pembahasan secara deskriptif.

I. Analisis Hasil
Data yang diperoleh dianalisis univariat dengan SPSS untuk mengetahui

distribusi frekuensi penggunnaan obat off-label pada pasien rawat jalan Obstetri

dan Ginekologi. Data yang sudah dianalisis ditampilkan dalam bentuk tabel dan

diagram untuk dilakukan pembahasan secara deskriptif.

Anda mungkin juga menyukai