Sebuah Dokumen
Sebuah Dokumen
Disusun oleh :
SMA N 1 KLATEN
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menulis makalah ini dengan baik, serta
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Teks
Prosedur Kompleks dan Penggalan Hikayat.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat..................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................29
B. Saran......................................................................................................30
2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa Indonesia
menginginkan peserta didiknya untuk lebih produktif dan kreatif.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan dengan berbasis teks. Teks yang diajarkan dalam Kurikulum
2013 terdiri dari kebahasaan dan kesusastraan.
Salah satu unsur kebahasaan adalah teks prosedural, teks
prosedural yang terdapat ialah teks prosedur kompleks. Teks prosedur
kompleks merupakan teks yang menjelaskan suatu langkah-langkah atau
cara dalam menghadapi suatu hal, teks ini bertujuan untuk memudahkan
pembaca memahami yang belum dipahaminya. Pembelajaran teks
prosedur kompleks adalah memahami struktur teks dan kaidah kebahasaan
teks prosedur kompleks kemudian membandingkan teks prosedur
kompleks.
Sedangkan dalam unsur kesusastraan terdapat hikayat. Hikayat
adalah salah satu bentuk sastra prosa, terutama dalam Bahasa Melayu yang
berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Umumnya mengisahkan
tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan
keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
B. Rumusan Masalah
● Apa yang dimaksud teks prosedur kompleks?
3
● Apa perbedaan teks prosdur kompleks dengan teks prosedur
sederhana?
● Apa saja ciri teks prosedur kompleks?
● Bagaimana stuktur teks prosedur kompleks?
● Apa saja jenis teks prosedur kompleks?
● Bagaimana cara menganalisis teks prosedur kompleks?
● Apa yang dimaksud hikayat?
● Apa saja ciri hikayat?
● Apa saja unsur hikayat?
● Bagaimana struktur hikayat?
● Apa saja jenis jenis hikayat?
● Bagaimana cara menganalisis penggalan hikayat?
4
Bagi penulis :
Bagi pembaca :
5
BAB II
PEMBAHASAN
KEBAHASAAN
Teks Prosedur Kompleks
6
1.1 Pengertian Teks Prosedur Kompleks
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prosedur
merupakan tahapan kegiatan yang digunakan untuk menyelesaikan
suatu aktivitas sesuai tujuan yang diinginkan. Teks prosedur
kompleks adalah sebuah panduan tentang bagaimana sesuatu
dikerjakan lewat langkah atau tahapan tertentu. Informasi yang
tersaji dalam teks prosedur kompleks dijabarkan secara berurut dan
logis.
Tujuan penulisan teks prosedur merupakan untuk
membantu pembaca atau pendengar untuk memahami bagaimana
cara melakukan atau membuat sesuatu dengan tepat. Teks prosedur
kompleks menjelaskan bagaimana mengerjakan sesuatu dengan
langkah-langkah yang detail secara terurut. Mudahnya, tujuan dari
teks prosedur kompleks ialah kemudahan mencapai hasil akhir.
7
dua atau tiga langkah saja. Sementara teks prosedur komplkes
terdiri dari langkah -langkah yang lebih banyak dan rumit.
Kompleks berarti rumit. Pelekatan kata “kompleks” ini
mengacu pada jumlah langkah -langkah dalam melakukan suatu
kegiatan. Artinya, langkah -langkah dalam teks prosedur kompleks
ini memang terkesa rumit.
Dalam teks prosedur kompleks, umumnya disampaikan
langkah yang berjenjang dengan sub langkah di setiap langkahnya.
Jika ada langkah - langkah yang tidak terpenuhi, maka langkah
-langkah berikutnya jadi tidak bisa dikerjakan. Artinya, tujuan
yang hendak dicapai gagal.
Umumnya, syarat -syarat dan pilihan -pilihan yang terdapat
dalam setiap sub langkah teks prosedur kompleks ini disampaikan
dengan menggunakan konjungsi. Konjungsi adalah ungkatan atau
kata penghubung antarkata, antarklausa, antarfrasa dan
antarkalimat.
1.3 Ciri – Ciri Teks Prosedur Kompleks
Ciri Umum
● Disusun secara informatif
● Berisikan langkah-langkah
● Menggunakan syarat atau pilihan
● Langkah-langkah berkelanjutan dengan penjelasan
Ciri Kebahasaan
● Bahasa yang digunakan dalam menulis sebuah petunjuk juga
mempunyai ciri-ciri khusus, meliputi jelas, logis, dan singkat.
a) Jelas, tidak membingungkan dan mudah diikuti, pilihan
kata/bahasa yang digunakan dan keruntutan uraian,
menggunakan nomor urut untuk membedakan langkah yang
8
satu dan langkah yang lain, menggunakan istilah-istilah yang
lazim, dan petunjuk dapat dilengkapi dengan unsur gambar.
b) Logis, urutan penjelasan harus logis,tidak tumpang tindih
dalam melakukan/membuat sesuatu, urutan penjelasan harus
berhubungan secara praktis dan logis sehingga tidak akan
menimbulkan salah langkah.
c) Singkat, hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja,
kata-kata/kalimat yang digunakan tidak ada yang berulang,
tetapi sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan,
dan penggunaan kata-kata yang fungsinya untuk
memperindah petunjuk tidak diperlukan.
● Konjungsi temporal (konjungsi berdasarkan urutan waktu). Pada
teks prosedur akan ada banyak sekali dijumpai konjungsi
temporal seperti kemudian, setelah itu, lalu, dan selanjutnya.
Kata-kata seperti itu hadir sebagai konsekuensi dari
langkah-langkah penggunaan sesuatu yang bersifat kronologis.
Sebuah petunjuk terkadang menggunakan bentuk saran dengan
menggunakan kata seperti, sebaiknya, dan hendaknya.
● Kata kerja imperatif (perintah), pada teks prosedur banyak
dijumpai kalimat perintah. Konsekuensi dari penggunaan
kalimat perintah, banyak pula pemakaian kata kerja imperatif,
yakni kata yang menyatakan perintah, keharusan, atau larangan.
Menggunakan kalimat perintah memiliki syarat-syarat berikut.
a. Menggunakan kata kerja tanpa imbuhan me-.
b. Menggunakan akhiran -kan.
Contoh: Gunakan lap yang bersih!
c. Menggunakan partikel -lah.
Contoh: Periksalah tangki dengan cermat!
d. Kata untuk melarang, yaitu jangan.
9
Contoh: Jangan menghidupkan mesin ketika sedang mengganti oli!
● Verba material dan tingkah laku, verba material merupakan
yang mengacu pada tindakan fisik sedangkan verba tingkah laku
adalah tindakan yang dilakukan dengan ungkapan.
● Partisipan manusia, dalam segi partisipan manusia secara umum
kita cukup memeriksa apakah pada teks prosdur kompleks yang
kita sunting terdapat partisipan manusia dan partisipan
manusianya bukan secara khusus.
● Kalimat Deklaratif
Kalimat yang berisi pernyataan, fungsinya ialah untuk memberikan informasi atau
berita tentang sesuatu.
10
Prosedur yang dapat ditempuh hanya dengan dua atau tiga langkah saja.
contoh: prosedur mengoperasikan setrika.
● Teks Prosedur Kompleks.
Prosedur yang terdiri atas banyak langkah dan langkah-langkah tersebut
berjenjang dengan sublangkah pada setiap langkahnya.
Contoh: prosedur tentang terkena tilang.
● Protokol
Prosedur yang langkah-langkahnya tidak terlalu ketat/rumit dan
mudah dipahami.
11
1.7 Contoh teks prosedur kompleks
tur mat
12
● Kertas layangan
● Satu ruas bambu berdiameter +/- 1 cm dan
panjang +/- 50 cm
● Satu ruas bambu berdiameter +/- 1 cm dan
panjang +/- 90 cm
● Pita kaset (bila perlu)
13
● Lalu gambarkan pola kerangka layangan
menggunakan spidol. Caranya letakkan
kerangka di atas kertas. Lebihkan ukuran
sekitar 2 cm di luar pola kerangka, agar
bisa dilipat.
● Gunting kertas yang telah digambar pola
dengan rapi dan lipat ke belakang bagian
yang telah dilebihkan 2 cm tadi. Lalu
rekatkan kertas dengan kerangka
menggunakan lem.
● Biarkan mengering beberapa menit dan
Anda bisa menghias layang-layang
buatan sendiri, agar tampil menarik.
Analisis
Membuat layang - layang termasuk teks prosedur kompleks, karena memenuhi
ciri teks prosedur kompleks.
1. Langkah - langkah yang ada hanya akan dapat dilaksanakan
dengan memenuhi beberapa syarat. Menurut teks tersebur
syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah menyediakan bambu.
2. Dari satu langkah ke langkah yang lain berkelanjutan dan
saling berkaitan.
3. Bahasa yang digunakan jelas logis dan singkat.
4. Terdapat konjungsi temporal ( kata hubung berdasarkan urutan
waktu ) seperti lalu, kemudian.
5. Menggunakan kata kerja imperatif seperti susunlah, siapkan,
biarkan dll.
6. Menggunakan kalimat deklaratif seperti “Layang-layang
merupakan salah satu mainan yang populer hingga saat ini.”
14
7. Menggunakan partisipasi manusia.
15
KESUSASTRAAN
Hikayat
16
2.1 Pengertian Hikayat
Kata hikayat diturunkan dari bahasa Arab, hikayat, yang
artinya cerita, kisah, dongeng-dongeng, berasal dari kata kerja
haka, yang artinya menceritakan, mengatakan sesuatu kepada
orang lain. Dalam bahasa Melayu, kata ini berarti cerita, cerita
kuno atau cerita lama, dalam bentuk prosa, riwayat, sejarah.
Dengan demikian, kata hikayat dapat disimpulkan sebagai
karangan yang kadarnya cerita, bukan peristiwa yang benar-benar
terjadi atau hasil rekaan, cerita itu merupakan cerita yang sudah
kuno atau cerita lama, bentuk cerita itu prosa, dan juga berarti
cerita yang pernah terjadi, yaitu kenang-kenangan atau sejarah dan
riwayat.
Pengertian hikayat dalam sastra Indonesia adalah bersifat
sastra lama, ditulis dalam bahasa Melayu, sebagian besar
kandungan ceritanya berkisar dalam kehidupan istana, unsur
rekaan merupakan ciri yang menonjol, dan pada lazimnya hikayat
mencakup bentuk prosa yang panjang.
Biasanya berisi cerita kehidupan seputar istana. Kisah cerita
anak-anak raja, pertempuran antarnegara, seorang pahlawan yang
memiliki senjata sakti, dan sebagainya. Hikayat sering kali disebut
sebagai dongeng istana. Tokoh dalam hikayat sudah dapat
dipastikan raja, permaisuri, putra dan putri raja, juga para kerabat
raja. Cerita terjadi di negeri Antah Berantah, dan selalu berakhir
dengan kemenangan tokoh yang selalu berpihak pada hal yang
benar.
Hikayat merupakan salah satu bentuk sastra prosa, terutama
dalam Bahasa Melayu yang berisikan cerita, undang-undang, dan
silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau
gabungan sifat-sifat itu. Pada zaman dahulu, hikayat dibaca untuk
17
meliput lara, membangkitkan semangat juang, atau sekedar
meramaikan pesta. Biasanya cerita hikayat dimulai dengan
mengisahkan nenek moyang mereka yang berasal dari dewa-dewa
di kayangan. Lukisan peristiwa-peristiwa yang digunakan untuk
membangun cerita hikayat sangat dipentingkan, termasuk berkaitan
dengan kesaktian-kesaktian sang tokoh dan
pengalaman-pengalaman yang menakjubkan sekaligus
membahayakan.
18
2.3 Unsur-unsur Hikayat
Sebagai prosa narasi, hikayat dibentuk oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik
● Alur (plot)
Merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh
hubungan sebab-akibat. Secara umum, jalan ceritanya
terdiri atas pengenalan situasi cerita (exposition),
pengungkapan peristiwa (complication), menuju pada
adanya konflik (rising action), puncak konflik (turning
point), dan penyelesaian (ending).
● Tema
Merupakan ide dasar sebuah cerita. Dan ide dasar itulah cerita
dibangun oleh pengarangnya dengan memanfaatkan
unsur-unsur intrinsik seperti plot, penokohan, dan latar.
Tema merupakan pangkal tolak pengarang dalam
menceritakan dunia rekaan yang diciptakannya.
● Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk
menggambarkan karakter seorang tokoh tersebut,
pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut.
1. Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara
langsung oleh pengarang.
2. Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan
melalui penggambaran fisik dan perilaku tokoh,
penggamabaran lingkungan kehidupan tokoh,
penggambaran tata kebahasaan tokoh,
19
pengungkapan jalan pikiran tokoh, penggambaran
oleh tokoh lain.
● Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam
membawakan cerita. Posisi pengarang ini terdiri atas dua
macam:
1. Berperan langsung sebagai orang pertama, atau
sebagai tokoh yang terlihat dalam cerita yang
bersangkutan.
2. Hanya sebagai orang ketiga yang berperan sebagai
pengamat.
● Latar (setting)
Latar (setting) adalab keadaan tempat, waktu, dan suasana
berlangsungnya suatu cerita. Latar tersebut bisa bersifat
faktual atau imajiner.
● Amanat
Amanat merupakan pesan didaktis yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Amanat
biasanya tersimpan rapat dan disembunyikan pengarangnya
dalam keseluruhan isi cerita.
Unsur ekstrinsik
20
● Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat: nilai agama,
sosial, adat istiadat.
21
hikayat terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi,
resolusi, dan koda. Namun, tidak sedikit juga teks cerita fiksi
dalam novel yang hanya berstrukturkan orientasi, komplikasi,
evaluasi, dan resolusi. Berikut penjelasan masing-masing
strukturnya.
22
6. Sejarah, ditulis berdasarkan tokoh tokoh sejarah.
Contohnya hikayat Hang Tuan dan Hikayat Raja Ali Haji
7. Biografi, ditulis berdasarkan biografi tokoh kerajaan islam
8. Cerita berbingkat
Hikayat berdasarkan asalnya :
1. Melayu Asli
Contohnya Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam), Hikayat
Si Miskin (bercampur unsur islam), Hikayat Indera
Bangsawan, Hikayat Malim Deman
2. Pengaruh Jawa
Contohnya Hikayat Panji Semirang, Hikayat Cekel Weneng Pati,
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
3. Unsur Hindu dan Islam
Jenis hikayat yang berunsur Hindu dan Islam dapat
dikenali dari isinya, yaitu adanya penggunaan istilah hindu
dan islam dalam hikayat tersebut. Perpaduan unsur Hindu
dan Islam dikarenakan unsur hindu telah populer
dikalangan masyarakat. Disatu sisi masyarakat tidak ingin
meninggalkan unsur Hindu namun disisi lain mereka
memasukkan unsur Islam.
Unsur Hindu masih kental model penceritaanya
sebagaimana lazimnya dalam hikayat Hindu sementara
unsur Islam masih terbatas pada penggantian nama tokoh
dan perwatakan
Contohnya hikayat Inderaputra dan Hikayat Gul
Bakawali
4. Hikayat bersumber Islam dan cerita lokal
Hikayat ini mendapat pengaruh Arab, Persia, India,
Turki, Urdu dan lain lain. Kebanyakan hikayat ini pada
23
awalnya berisi dakwah kepada masyarakat atau ajakan
kepada umat Islam supaya memperkuat imannya. Kata kata
dalam bahasa arab dan bahasa lain banyak digunakan.
Hikayat ini mempunyai peranan penting dalam penyebaran
Islam. Mengandung tema didaktik atau pengajaran dan
keteladanan yang menekankan ajaran moral disamping
sebagai hiburan.
Cirinya tidak ada unsur Hindu semua kejadian
dihubungkan dengan kehendak Allah atau makhluk ciptaan
Allah. Watak yang disampaikan adalah watak kebanyakan
manusia.
Contohnya Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan
Islam), Hikayat Bachtiar, Hikayat Seribu Satu Malam.
5. Hikayat bersumber India Hindu dan epik
Merupakan cerita kepahlawanan yang lahir dari epik
epik india yaitu ramayana dan mahabharata.
Contohnya Hikayat Sri Rama (dari cerita
Ramayana), Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita
Mahabarata), Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata),
Hikayat Bayan Budiman
24
2.7 Contoh hikayat
Hikayat Si Miskin
Alkisah maka tersebutlah perkataan Mara Karmah berjalan
dua bersaudara itu, maka tuan Puteri Nila Kesuma itu pun
menangis hendak minum susu, maka Mara Karmah pun menangis
seraya berkata, “Diamlah adinda jangan menangis, karena kita
orang celaka, di manakah kita boleh mendapat susu, lagi kita
sudah dibuangkan orang.” Maka diberinyalah kepada adiknya
ketupat itu sebelah, maka dimakannyalah. Maka ía pun diamlah.
Maka sampai tujuh hari tujuh malam Ia berjalan itu, maka ketupat
yang tujuh biji itu habislah dimakan oleh tuan Puteri Nila Kesuma
itu, karena diberikannya kepada adiknya pagi sebelah, dan petang
sebelah. Setelah habis ketupat itu, maka tuan Puteri Nila Kesuma
itu pun menangis pula hendak makan. Maka diambil oleh Mara
Karmah segala tarik kayu dan umbut-umbut dan buah-buahan
kayu yang di dalam hutan itu yang patut dimakannya, maka
diberikannya kepada saudaranya itu. Dan barang di mana ia
bertemu dengan air, maka dimandikannyalah akan saudaranya.
Syahdan beberapa lamanya, ía berjalan itu, maka beberapa
bertemu dengan gunung yang tinggi - tinggi dan padang-padang
yang luas-luas, dan tasik yang berombak seperti lain, tempat
segala dewa - dewa, peri mambang indera candara jin. Maka raja -
raja jin di sanalah tempat bermain lancang, berlomba - lomba. Di
sanalah ia banyak beroleh kesaktian, diberi oleh segala anak raja -
raja itu, diangkat saudara oleh mereka itu sekalian akan dia dan
beberapa ia bertemu dengan binatang yang buas - buas, seperti
ular naga buta raksasa. Sekaliannya mereka itu memberi kesaktian
kepada Mara Karmah.
25
Syahdan, beberapa ia melihat kekayaan Allah Subhanahu
wa Ta’aIa berbagai - bagai dan ajaib - ajaib. Maka bertemulah ia
dengan bukit berjentera, tempat segala raja - raja, dewa bertapa
itu di sanalah tempatnya. Adapun Mara Karmah itu apabila ia
bertemu dengan segala raja - raja itu, maka tuan Puteri Nila
Kesuma itu pun disembunyikannyalah. Dan jikalau ia bertemu
dengan segala binatang yang buas - buas, maka didukungnyalah
akan saudaranya itu, tiada diberinya lepas dari tubuhnya.
Hatta, dengan demikian, maka ia pun sampailah kepada
sepohon kayu beringin, terlalu amat besar, dan adalah air turun
dari atas gunung itu. Maka di sanalah ia berhenti dan memandikan
saudaranya. Maka tiba - tiba, melayanglah seekor burung dari atas
kepalanya, maka tuan Puteri Nila Kesuma pun menangis, minta
ditangkapkan burung yang terbang itu. Maka Mara Karmah pun
melompat, lalu disambarnya burung itu, dapat ditangkapnya, lalu
diberikannya kepada saudaranya. Maka sukalah hati saudaranya
itu sambil katanya, “Bakarlah kakanda burung ini kita makan!”
Maka kata Mara Karmah, “Sabarlah dahulu tuan!” Maka
kedengaranlah bunyi ayam berkokok sayup - sayup, karena hutan
itu dekat dengan dusun orang negeri Palinggam Cahaya. Maka
kata Mara Karmah kepada saudaranya itu, “Tinggallah tuan di
sini dahulu, biarlah kakanda pergi mencari api akan membakar
burung adinda itu” Maka sahut Puteri itu, “Baiklah kakanda pergi,
jangan lama - lama kakanda pergi itu.” Maka dipeluk dan
diciumnya akan saudaranya itu seraya katanya, “Janganlah tuan
berjalan-jalan ke sana sini sepeninggal kakanda ini, kalau-kalau
tuan sesat kelak tiada bertemu dengan kakanda lagi” Maka
sahutnya, “Tiada hamba pergi kakanda.” Mara Karmah pun
berjalan menuju bunyi ayam berkokok itu, tetapi hati Mara
26
Karmah itu tiada sedap berdebar - debar rasanya, setelah sampai
ia kepada dusun orang itu. Maka dilihatnya kebun orang dusun itu
terlalu banyak jadi tanam - tanaman, seperti ubi keladi, dan tebu,
pisang, kacang, dan jagung. Maka ia pun berjalanlah berkeliling
pagarnya itu menanti orang yang empunya kebun itu. Ia hendak
meminta api. Setelah dilihat oleh orang yang empunya kebun itu,
maka katanya, “Anak si pencuri, demikianlah sehari - hari
perbuatanmu mencuri segala tanam - tanamanku ini sehingga
habislah jagung pisangku tiada berketahuan. Engkaulah yang
mencuri. Maka sekarang hendak kemana engkau melarikan
nyawamu itu daripada tanganku sekarang, sedanglah lamanya aku
menantikan engkau tiada juga dapat, baharulah sekarang aku
bertemu dengan engkau.” Maka ia berkata-kata itu sambil berlari
menangkap tangan Mara Karmah itu. Maka kata Mara Karmah,
“Tiada aku lari, karena aku tiada berdosa kepadamu, bukan aku
orang pencuri, aku ini orang sesat, datangku ini dari negeri asing
hendak meminta api kepadamu.” Maka ditamparinyalah dan
digocohnya akan Mara Kanmah itu seraya katanya, “Bohonglah
engkau ini!” Maka kemala yang digendong oleh Mara Karmah
yang diberi oleh bundanya itu pun jatuhlah dari punggungnya.
Setelah dilihat oleh orang dusun itu, maka diambilnyalah, seraya
katanya, inilah kemalaku engkau curi.’ Maka kata Mara Karmah
itu, “Nyatalah engkau ini berbuat aniaya kepadaku” Maka ia pun
terkenanglah akan saudaranya yang ditinggal di dalam hutan
seorang dirinya itu, Maka katanya dalam hatinya, “Wahai adinda
tuan, betapa gerangan hal tuan sepeninggal kakanda ini kelak,
karena dianiaya oleh orang, matilah kakanda tiada bertemu
dengan tuan lagi. ”Maka ia pun menangis terlalu sangat, lalu
rebah pingsan tiada khabarkan dirinya. Maka kata orang dusun
27
itu, “Apa yang engkau tangiskan, sebab salahmu, itulah balasnya
engkau makan jagungku” Maka dilihatnya segala tubuh Mara
Karmah itu habis bengkak-bengkak dan berlumur dengan darah,
dan tiada ia bergerak lagi. Maka pada sangka orang dusun itu,
sudahlah mati rupanya, maka diikatnyalah dengan tali dari
bahunya sampai kepada kakinya, seperti orang mengikat lepat,
demikianlah lakunya ia mengikat Mara Karmah itu. Setelah sudah
diikatnya, maka diseretnyalah, dibawanya ke tepi laut, lalu
dibuangkannya ke dalam laut itu. Maka ia pun kembalilah ke
rumahnya.
A. Identifikasi Ciri-Ciri Hikayat Tersebut
Ciri-ciri hikayat sebagai berikut.
1.Hikayat menggunakan bahasa Melayu
2. Cerita hikayat dimulai dengan kata alkisah, sebermula,
arkian, syahdan, hatta, dan tersebutlah.
3. Hikayat mengandung unsur intrinsik dan ekstrinsik.
4. Cerita hikayat berisi kehebatan dan kepahlawanan orang
ternama.
B. Unsur-Unsur Intrinsik “Hikayat Si Miskin”
Unsur intrinsik Hikayat Si Miskin sebagai berikut.
1. Tema
Tema kutipan Hikayat Si Miskin yaitu nasib dua bersaudara
karena miskin atau penderitaan orang miskin ketika
mengatasi kebutuhan hidup. Atau, orang miskin selalu
menderita dalam mengatasi kesulitan hidup.
Bukti: “Diamlah adinda jangan menangis, karena kita orang
ceaka, di manakah kita boleh mendapat susu, lagi kita
orang sudah dibuangkan orang.”
2. Tokoh dan penokohan
28
Tokoh dalam hikayat yaitu Mara Karmah, Puteri Nila Kesuma,
dan pemilik kebun.
Penokohan:
a. Mara Karmah bersifat penyayang, tekun, dan
pemberani Bukti:
● Maka diberinyalah kepada adiknya ketupat
itu sebelah, maka dimakannyalah.
● Di sanalah ia banyak beroleh kesaktian,
diberi oleh segala anak raja-raja itu
● ”Tiada aku lari, karena aku tiada berdosa
kepadamu.
b. Puteri Nila Kesuma bersifat cengeng Bukti:. . .
maka tuan Puteri Nila Kesuma itu pun menangis
hendak minum susu. Setelah habis ketupat itu, maka
tuan Puteri Nila Kesuma itu pun menangis pula
hendak makan.
c. Pemilik kebun bersifat ceroboh dan pemarah. Bukti:
Maka ditamparinyalah dan digocohnya akan Mara
Karmah itu seraya berkata, “Bohonglah engkau
ini!”.
3. Latar
a. Latar tempat, peristiwa penggalan hikayat terjadi di
tempat-tempat yang dilalui Mara Karmah selama
perjalanan (gunung, padang luas, tasik, dusun).
Bukti: Syahdan berapa Iamanya, ia berjalan itu,
maka beberapa bertemu dengan gunung yang
tinggi-tinggi dan padang-padang yang luas-luas, dan
tasik yang berombak seperti laut
29
b. Latar waktu, peristiwa dalam kutipan hikayat terjadi
pada keseluruhan waktu (pagi, siang, sore, malam)
dan tidak dijelaskan secara mendetail. Bukti: Mara
Karmah pun berjalan menuju bunyi ayam berkokok
itu.
c. Latar sosial, menjelaskan keadaan tokoh yang
memprihatinkan karena penderitaan yang dialami.
Bukti:
● Maka dilihatnya tubuh Mara Karmah itu
habis bengkak-bengkak dan berlumur darah,
dan tiada bergerak lagi.
● Maka diikatnyalah dengan tali dan bahunya
sampai kepada kakinya.
4. Sudut pandang, sudut pandang kutipan hikayat tersebut
yaitu sudut pandang persona ketiga “dia” karena
pengarang adalah seseorang yang berada di luar cerita
yang menampilkan tokoh cerita dengan menyebutkan
nama atau kata ganti ia, dia, dan mereka. Bukti: Mara
Karmah pun melompat, lalu disambarnya burung itu, dapat
ditangkapnya, lalu diberikan kepada saudaranya.
5. Alur, kutipan hikayat beralur maju. Kutipan hikayat
menceritakan awal penderitaan Mara Karmah. Kemudian,
cerita perjalanan Mara Karmah dengan berbagai
pengalaman. Terakhir, peristiwa pemilik kebun menyakiti
Mara Karmah karena dituduh mencuri.
6. Amanat :
● Janganlah menuduh orang dan menganiaya orang
sebelum tahu persoalannya.
30
● Tetaplah jujur dan berlaku baik meskipun dalam
keadaan tidak punya dan menderita.
● Berkasih sayanglah dengan saudara.
C. Unsur Ekstrinsik dalam Kutipan Hikayat Si Miskin
● Unsur ekstrinsik yang menonjol dalam kutipan hikayat
yaitu nilai moral.
● Kasih sayang terhadap saudara harus tercipta dalam suasana
apa pun.
● Menuduh orang dan menganiaya tanpa bukti yang jelas
sangat menyakitkan.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan mencari informasi dan menganalisis ini kita dapat
menyimpulkan beberapa hal mengenai tek prosedur kompleks dan
hikayat. Berikut beberapa hal yang dapat penulis simpulkan :
32
B. Saran
1. Dalam pembuatan teks prosedur kompleks harus memenuhi
struktur teks prosedur kompleks. Langkah - langkah yang ada harus
dilaksanakan dengan memenuhi beberapa syarat. Apabila syarat
pada salah satu langkah tidak terpenuhi, langkah-langkah
selanjutnya tidak dapat dilakukan itulah yang membuat teks
prosedur menjadi kompleks.
2. Mari kita menjaga dan melestarikan peninggalan karya sastra lama,
sehingga dengan berjalannya waktu peninggalan tersebut dapat
selalu dikenal.
33
DAFTAR PUSTAKA
http://www.materikelas.com/2015/10/teks-prosedur-kompleks-pengertian.html 4
Februari 2017 18.36
https://www.sayanda.com/teks-prosedur-kompleks/ 4 Februari 2017 18.39
http://www.gurupendidikan.com/teks-prosedur-pengertian-tujuan-macam-ciri-con
toh/ 5 Februari 2017 13.22
http://bahasapedia.com/unsur-ekstrinsik-hikayat-novel-indonesia-dan-terjemahan/
8 Februari 2017 17.39
http://www.bimbingan.org/jenis-jenis-hikayat.htm 8 Februari 2017 17.44
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2137/unsur-hindu-dan-islam 8
Februari 2017 17.00
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2138/hikayat-bersumber-islam-dan-cerita
-lokal 8 Februari 2017 17.07
http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2136/hikayat-bersumber-india-hindu-dan-
epik 8 Februari 2017 17.09
http://www.porosilmu.com/2016/10/teks-prosedur-kompleks-lengkap.html 8
Februari 2017 16.31
http://www.katapengertian.com/2016/02/menyusun-teks-prosedur-kompleks.html
8 Februari 2017 16.28
34