Referat Ergonomi Revisi Fiks Baaayy
Referat Ergonomi Revisi Fiks Baaayy
PENDAHULUAN
Pengertian Ergonomi
a. Anatomi dan fisiologi ; cabang ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
tubuh pada manusia.
b. Antropometri : ilmu yang mempelajari tentang ukuran-ukuran/dimensi
tubuh manusia.
c. Fisiologi psikologi : ilmu yang mempelajari sistem syaraf dan otak.
d. Psikologi eksperimen : ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan
tingkah laku manusia.
Dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga mempunyai peranan yang cukup
besar. Semua bidang pekerjaan selalu menggunakan ergonomi. Ergonomi ini
diterapkan pada dunia kerja supaya pekerja merasa nyaman dalam melakukan
pekerjaannya. Dengan adanya rasa nyaman tersebut maka produktivitas kerja
diharapkan menjadi meningkat. Secara garis besar ergonomi dalam dunia kerja
akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Tujuan Ergonomi
Secara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan. berikut ini
tujuan dalam penerapan ergonomi:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif.
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).
Definisi dan Ruang Lingkup Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan
elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan
teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem yang optimal, dilihat
dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi memberikan sumbangan untuk
rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan sistem kerja,
agar dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan
keterbatasan manusia (International Ergonomic Assosiation, 2002) Spesialisasi
bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi sosial,
ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai.
Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam
suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang
terbaik.
a. Repetitive Motion
Repetitive Motion atau melakukan gerakan yang sama berulang-ulang.
Resiko yang timbul bergantung dari berapa kali aktivitas tersebut dilakukan,
kecepatan dalam pergerakan/perpindahan, dan banyaknya otot yang terlibat
dalam kerja tersebut. Gerakan yang berulang-ulang ini akan menimbulkan
ketegangan pada syaraf dan otot yang berakumulatif. Dampak resiko ini akan
semakin meningkat apabila dilakukan dengan postur/posisi yang kaku dan
penggunaan usaha yang terlalu besar.
b. Awkward Postures
Sikap tubuh sangat menentukan sekali pada tekanan yang diterima otot
pada saat aktivitas dilakukan. Awkward postures meliputi reaching, twisting,
bending, kneeling, squatting, working overhead dengan tangan mauoun lengan,
dan menahan benda dengan posisi yang tetap. Sebagi contoh terdapat
tekanan/ketengan yang berlebih pada bagian low back seperti aktivitas
mengangkat benda yang dilakukan pada gambar.
c. Contact stresses
Tekanan pada bagian tubuh yang diakibatkan karena sisi tepi atau ujung
dari benda yang berkontak langsung. Hal ini dapat menghambat fungsi kerja
syaraf maupun aliran darah. Sebagai contoh kontak yang berulang-ulang
dengan sisi yang keras/tajam pada meja secara kontinu.
d. Vibration
Getaran ini terjadi ketika spesifik bagian dari tubuh atau seluruh tubuh
kontak dengan benda yang bergetar seperti menggunakan power handtool dan
pengoperasian forklift mengangkat beban.
e. Forceful exertions (termasuk lifting, pushing, pulling)
Force adalah jumlah usaha fisik yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan seperti mengangkat benda berat. Jumlah tenaga bergantung pada tipe
pegangan yang digunakan, berat obyek, durasi aktivitas, postur tubuh dan jenis
dari aktivitasnya.
f. Duration
Durasi menunjukkan jumlah waktu yang digunakan dalam melakukan
suatu pekerjaan. Semakin lama durasinya dalam melakukan pekerjaan yang
sama akan semakin tinggi resiko yang diterima dan semakin lama juga waktu
yang diperlukan untuk pemulihan tenaganya.
g. Static Posture
Pada waktu diam, dimana pergerakan yang tak berguna terlihat,
pengerutan supplai darah, darah tidak mengalir baik ke otot. Berbeda halnya,
dengan kondisi yang dinamis, suplai darah segar terus tersedia untuk
menghilangkan hasil buangan melalui kontraksi dan relaksasi otot.
Pekerjaan kondisi diam yang lama mengharuskan otot untuk menyuplai
oksigen dan nutrisi sendiri, dan hasil buangan tidak dihilangkan. Penumpukan
Local hypoxia dan asam latic meningkatkan kekusutan otot, dengan dampak
sakit dan letih (grandjean, 1980)
Contoh dari ganguan statik termasuk didalamnya: meningkatkan bahu
untuk periode yang lama, menggenggam benda dengan lengan mendorong dan
memutar benda berat, berdiri di tempat yang sama dalam waktu yang lama dan
memiringkan kepala kedepan dalam waktu yang lama.
Diperkirakan semua pekerjaan itu dapat di atur dalam beberapa jam per
hari tanpa gejala keletihan dalam jika menggunakan gaya yang besar tidak
boleh melebihi 8 % dari maksimum gaya otot (Graendjean, 1980)
h. Physical Environment; Temperature & Lighting
Pajanan pada udara dingin, aliran udara, peralatan sirkulasi udara dan alat-
alat pendingin dapat mengurangi keterampilan tangan dan merusak daya
sentuh. penggunaan otot yang berlebihan untuk memegang alat kerja dapat
menurunkan resiko ergonomik. tekanan udara panas dari panas, lingkungan
yang lembab dapat menurunkan seluruh tegangan fisik tubuh dan akibat di
dalam panas kelelahan dan heat stroke. Begitu juga dengan pencahayaan yang
inadekuat dapat merusak salah satu fungsi organ tubuh, seperti halnya
pekerjaan menjahit yang didukung oleh pencahayaan yang lemah
mengakibatkan suatu tekanan pada mata yang lama-lama membuat keruasakan
yang bisa fatal.
i. Other Conditio
Kekurangan kebebasan dalam bergerak adalah dipertimbangkan sebagai
faktor resiko, ketika pekerjaan operator dengan sepenuhnya telah di perintah
oleh orang lain. kandungan kerja dan pengetahuan dipertimbangkan faktor
resiko yang lain, ketiha operator hanya melakukan satu tugas dan tidak
memeliki kesempatan untuk belajar satu macam kemampuan ataun tugas.
Faktor tambahan dimasukkan organisasi asfek sosial, tidak dikontrol
gangguan, ruang kerja, beratnya bagian kerja, dan sift kerja.
Resiko Karena Kesalahan Ergonomi
Antropometri
Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos yang artinya manusiadan metri
yang berarti ukuran. Jadi antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara
khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk
menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya.
Antropometri menurut Stevenson ( 1989 ) dan Nurmianto ( 1991 ) adalah
suatu kumpulan data secara numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik
tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut
untuk penanganan masalah desain. Penerapan data antropometri ini akan dapat
dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-rata) dan standar deviasinya dari satu
distribusi normal.
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20
tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi
pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi pertumbuhan
menurun ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan. Manusia
dapat digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu :
a. Balita Anak-anak
b. Remaja
c. Dewasa, dan
d. Lanjut usia.
2. Jenis kelamin (sex)
Pada umumnya dimensi pria dan wanita ada perbedaan yang
signifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan
begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya
daripada wanita. Oleh karenanya data antropometri sangat diperlukan
dalam perancangan sebuah alat atau produk. Secara umum pria memiliki
dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
3. Suku bangsa (etnik), Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik tertentu
akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
4. Sosio ekonomi, Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi
tubuh manusia. Pada negara-negara maju dengan tingkat sosio ekonomi
tinggi, penduduknya mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan
dengan negara-negara berkembang.
5. Posisi tubuh (posture), Sikap ataupun posisi tubuh akan berpengaruh
terhadap ukuran tubuh.
oleh karena itu harus posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei
pengukuran.
Dimensi tubuh manusia untuk perancangan produk terdiri dari dua jenis,
yaitu struktural dan fungsional. Dimensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh
manusia dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan dimensi tubuh fungsional
adalah pengukuran tubuh manusia dalam keadaan bergerak. Secara umum data
antropometri yang sering digunakan untuk merancang produk dan stasiun kerja
adalah :
Antropometri Struktural
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh.
Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Disebut
juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana tubuh diukur dalam berbagai
posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang
diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam
posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat
berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya. Antropometri struktural ini
diantaranya: tinggi selangkang, tinggi siku, tinggi mata, rentang bahu, tinggi
pertengahan pundak pada posisi duduk, jarak pantat-ibu jari kaki, dan tinggi mata
pada posisi duduk
Antropometri Fungsional
Persentil
Sebelum membahas lebih jauh mengenai penggunaan data ini maka ada
baiknya kita bahas istilah “The fallacy of the average man or average woman”.
5. Produktivitas membaik.
1. Tehnik
2. Fisik
3. Pengalaman psikis
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan
otot dan persendian
5. Anthropometri
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up
take, pols, dan aktivitas otot.
8. Desain
Antropometri dapat dibagi atas dua berdasarkan posisi tubuh pada saat
pengukuran
bagian yaitu :
a. Antropometri Statis
Antropometri statis adalah pengukuran tubuh manusia pada posisi diam.
Contohnya pengukuran tinggi duduk tegak, tinggi duduk normal, tebal
paha, tinggi sandaran punggung, tinggi pinggang, tinggi popliteal dan lain-
lain.
b. Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah pengukuran yang dilakukan terhadap posisi
tubuh pada saat melakukan gerakan-gerakan yang berkaitan dengan
pekerjaan yang dilakukannya. Tujuannya adalah mendapatkan ukuran
tubuh yang nantinya berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata dalam
melakukan suatu pekerjaan. Contohnya pengukuran putaran lengan,
putaran telapak tangan, dan sudut telapak kaki
Ada beberapa faktor yang membedakan antara populasi satu dengan yang lainnya,
yaitu (Nurmianto, 1996) :
a. Jenis Kelamin
Terdapat perbedaan yang signifikan antara tubuh pria dan wanita. Antara
pria dan wanita terdapat perbedaan dimensi tubuh, umumnya dimensi
tubuh pria lebih besar kecuali pada bagian dada dan pinggul. Ini
menyebabkan data antropometri untuk kedua jenis kelamin terpisah.
b. Umur
Dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok yaitu :
Balita
Anak-anak
Remaja
Dewasa
Lanjut usia
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir hingga sekitar usia
20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang
setelah 60 tahun.
c. Suku Bangsa
Suku bangsa juga mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Orang Eropa
dan Amerika memiliki dimensi tubuh yang lebih besar bila dibandingkan
dengan dimensi tubuh orang Jepang dan Asia Tenggara.
d. Pakaian
Hal ini merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh bervariasinya
iklim/ musim yang berbeda dari satu tempat ketempat lain terutama untuk
daerah dengan empat musim. Misalnya pada waktu dingin, manusia akan
memakai pakaian yang relatif tebal dan ukuran yang relatif besar.
e. Pekerjaan (aktivitas sehari-hari)
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menuntut adanya persyaratan dalam
seleksi karyawan ataupun stafnya. Contoh : orang yang rutin bermain
basket cenderung lebih tinggi.
f. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti
dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama dalam analisis
perancangan produk dan analisis perancangan kerja.
g. Cacat Tubuh secara fisik
Cacat tubuh mempengaruhi suatu data antropometri, tubuh yang cacat
dapat mempengaruhi dimensi tubuh tersebut.
h. Keacakan / Random
Perbedaan distribusi secara statistik dari dimensi kelompok anggota
masyarakat dapat dipresentasikan dengan dengan distibusi normal, dan
menggunakan persentil yang dapat diduga jika rata-rata dan standar
deviasi diketahui.
Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan maka ada
beberapa rekomendasi yang diberikan untuk tahapan-tahapan dalam penggunaan
data tersebut (Wickens, 1997) :
Agar data yang didapat bisa digunakan dalam perancangan nantinya, maka
terdapat 3 prinsip umum dalam menggunakan data Antropometri dalam proses
perancangan, yaitu (Wignjosoebroto, 2000) :
a. Umur
b. Jenis kelamin
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh mana yang
nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rencana tersebut
5. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti 90th, 95th, 99th ataukah nilai
persentil yang lain yang dikehendaki
1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala)
2 = Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3 = Tinggi bahu posisi berdiri tegak
4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5 = Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam dalam posisi berdiri
6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari atas tempat duduk/pantat
sampai dengan kepala
7 = Tinggi mata dalam posisi duduk
8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk
9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus)
10 = Tebal atau lebar paha
11 = Panjang paha yang diukur dari ujung pantat sampai dengan ujung lutut
12 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai dengan bagian belakang
dari lutut/betis
13 = Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantaisampai dengan
paha
15 = Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)
16 = Lebar pinggang/pantat
17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung
18 = Lebar perut
19 = Panjang siku yang diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari-
jari dalam posisi tegak
20 = Lebar kepala
21 = Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari-jari
dalam posisi tegak
22 = Lebar telapak tangan
23 = Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping
24 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak,
25 = Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, tetapi posisi duduk
26 = Jarak tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari
Tangan
b. Kelembaban (Humidity)
Yang dimaksud kelembaban di sini adalah banyaknya air yang terkandung
dalam udara (dinyatakan dalam %). Kelembaban ini dipengaruhi oleh temperatur
udara. Suatu keadaan dimana temperatur udara sangat panas dan kelembabannya
tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran,
karena sistim penguapan, dan pengaruh lain ialah makin cepatnya denyut jantung
karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas
tubuhnya dengan suhu disekitarnya.
c. Sirkulasi Udara (Ventilation)
Seperti kita ketahui udara di sekitar kita mengandung sekitar 21% Oksigen,
0,03% Karbondioksida dan 0,9% gas lainnya (campuran). Oksigen
terutama merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama untuk
menjaga kelangsungan hidupnya (proses metabolisme). Udara di sekitar kita
dikatakan kotor bila kadar oksigen di udara telah berkurang dan bercampur
dengan gas-gas lain yang berbahaya bagi kesehatan. Jika kita menghirup udara
kotor kita akan marasa sesak dan akan lebih cepat merasa lelah. Sirkulasi udara
dengan memberikan ventilasi yang cukup akan menggantikan udara yang kotor
dengan udara yang bersih. Demikian juga dengan menaruh tanaman akan mampu
membantu memberi kebutuhan akan oksigen yang cukup.
d. Pencahayaan (Lighting)
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
obyek secara jelas dan cepat tanpa melakukan kesalahan. Pencahayaan yang
kurang mengakibatkan pekerja mudah lelah karena mata akan berusaha melihat
dengan cara membuka lebar-lebar. Lelahnya mata akan mengakibatkan pula
kelelahan mental dan lebih jauh bisa merusak mata. Kemampuan mata untuk
melihat objek dengan jelas akan ditentukan oleh ukuran objek, derajat kontras
antara objek dengan sekelilingnya, luminensi (brightness) serta lamanya waktu
untuk melihat objek tersebut.
Untuk menghindari silau (glare) karena letak dari sumber cahaya yang
kurang tepat, maka sebaiknya mata tidak secara langsung menerima cahaya dari
sumbernya akan tetapi cahaya tersebut harus mengenai objek yang akan dilihat
yang kemudian dipantulkan oleh objek tersebut ke mata kita.
e. Kebisingan (Noise)
Kebisingan adalah bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita,
karena dalam waktu panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu
ketenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan kesalahan
komunikasi. Ada 3 aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan
kualitas bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yaitu:
a. Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
b. Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang
menunjukan besarnya arus energi per satuan luas.
c. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang-
gelombang suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan
dalam jumlah getaran per detik (Hz).
f. Getaran Mekanis (Mechanical Vibration)
Gerakan mekanis dapat diartiakn sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan
oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh dan dapat
menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik untuk tubuh kita. Besarnya
getaran ini ditentukan oleh intensitas, frekuensi, getaran dan lamanya getaran itu
berlangsung. Sedangkan anggota tubuh manusia juga memiliki frekuensi
alami dimana apabila frekuensi ini beresonansi dengan frekuensi getaran akan
menimbulkan gangguan-gangguan antara lain :
a. Mempengaruhi konsentrasi kerja
b. Mempercepat datangnya kelelahan
c. Gangguan-gangguan pada anggota tubuh seperti : mata, syaraf, oto-otot.
g. Bau Bauan
Adanya bau-bauan yang dalam hal ini juga dipertimbangkan sebagai polusi
akan dapat mengganggu konsentrasi orang bekerja. Temperatur dan kelembaban
merupakan dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan
penciuman. Oleh karena itu pemakaian Air Conditioning yang tepat merupakan
salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang
mengganggu sekitar tempat kerja.
h. Warna
Yang dimaksud disini adalah warna tembok ruangan dan interior yang ada
disekitar tempat kerja. Warna ini selain berpengaruh terhadap kemampuan
mata untuk melihat objek, juga memberikan pengaruh yang lain seperti :
a. Warna merah bersifat merangsang.
b. Warna kuning memberikan kesan luas, terang dan leluasa.
c. Warna hijau atau biru memberikan sejuk, aman dan menyegarkan.
d. Warna gelap memberikan kesan sempit.
e. Warna terang memberikan kesan leluasa.
Dengan adanya sifat-sifat itu maka pengaturan warna ruangan tempat kerja
perlu diperhatikan dalam arti harus disesuaikan dengan kegiatan kerjanya. Dalam
keadaan dimana ruangan terasa sempit maka pemilihan warna yang sesuai dapat
menghilangkan kesan tersebut. Hal ini secara psikologis akan menguntungkan
karena kesan sempit cenderung menimbulkan stres.
Faktor Individu
a. Umur
Umur dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Semakin tua umur seseorang
semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat berubah karena
faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja seseorang.
(Suma’mur, 1999)
b. Masa Kerja
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. akan
memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka akan
berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan
pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan
dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak
dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.
Secara garis besar masa kerja dapat dikategorikan menjadi 3 (Budiono, 2003),
yaitu:
Penyakit ini sebagian besar tidak jelas dan datang di bawah judul dari
gangguan psikosomatik. Istilah ini diterapkan untuk gangguan fungsional dari
organ internal atau sirkulasi yang dinilai menjadi manifestasi eksternal dari
konflik psikologis dan kesulitan. Beberapa gejala yang lebih umum adalah:
1. sakit kepala
2. Kepeningan
3. hilangnya tidur
4. denyut jantung tidak teratur
5. berkeringat mendadak cocok
6. kehilangan nafsu makan
7. pencernaan masalah (sakit perut, diare, sembelit).
8. Penyakit lebih berarti absen lebih dari pekerjaan, terutama absen singkat,
menunjukkan bahwa penyebab ketidakhadiran adalah kebutuhan untuk
lebih banyak istirahat.
Orang-orang yang memiliki masalah psikologis dan kesulitan dengan
mudah jatuh ke dalam keadaan kelelahan kronis dan seringkali sulit untuk
memisahkan mental mereka dari masalah fisik mereka. Dalam prakteknya, sebab
dan akibat sulit untuk membedakan dalam kasus-kasus klinis
kelelahan. Penyebabnya mungkin suka pendudukan, tugas langsung atau tempat
kerja, atau sebaliknya ini mungkin menjadi penyebab ketidakmampuan untuk
bekerja atau lingkungan.
1. Antropometri
Antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran dimensi
tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan
perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia.Antropometri
dibagi atas dua bagian utama, yaitu:
a. Antropometri Statis (struktural). Pengukuran manusia pada posisi diam,
dan linier permukaan tubuh.
b. Antropometri Dinamis (fungsional). Yang dimaksud dengan antropometri
dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam
keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin
terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa adalah aplikasi
dari kedua bagian utama di atas untuk merancang workspace dan
peralatan.Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi
faktor dalam menghasilkan rancangan sistem kerja yang “fit” untuk
pengguna. Dimensi tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan
sampel data yang akan diambil. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Umur. Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir
sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
2. Jenis kelamin. Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang
lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
3. Rumpun dan Suku Bangsa
4. Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.
5. Kondisi waktu pengukuran.
3. Fisiologi
Pengukuran Konsumsi Energi
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat
digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak).
Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapat
hubungan yang erat antara satu dengan lainnya. Apabila dilihat dari
energi yang dikeluarkan, kerja mental murni relatif lebih sedikit
mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik. Kerja fisik akan
mengakibatkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, yang dapat
dideteksi melalui perubahan :
a) Konsumsi oksigen.
b) Denyut jantung.
c) Pengeluaran Energi.
d) Peredaran udara
e) Temperatur tubuh.
f) Konsentrasi asam laktat
Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan
erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja
biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan
pengukuran :
a) Kecepatan denyut jantung
b) Konsumsi oksigen
Bilangan nadi atau denyut jantung merupakan peubah yang
penting dan pokok, baik dalam penelitian lapangan maupun dalam
penelitian laboratorium. Dalam hal penentuan konsumsi energi, biasa
digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut
jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut
jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung
pada saat istirahat. (Widyasmara, 2007).
Pengukuran Beban Psikologis
Aspek psikologi dalam suatu pekerjaan dapat berubah setiap
saat. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan psikologi
tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri pekerja
(internal) atau dari luar diri pekerja/lingkungan (eksternal). Baik
factor internal maupun eksternal sulit untuk dilihat secara kasat mata,
sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil pekerjaan atau
faktor yang dapat diukur secara objektif, atau pun dari tingkah laku
dan penuturan pekerja sendiri yang dapat diidentifikasikan.
Pengukuran beban psikologi dapat dilakukan dengan :
Pengukuran beban psikologi secara objektif
a. Pengukuran denyut jantung.
Secara umum, peningkatan denyut jantung berkaitan dengan
meningkatnya level pembebanan kerja.
b. Pengukuran waktu kedipan mata.
Secara umum, pekerjaan yang membutuhkan atensi visual
berasosiasi dengan kedipan mata yang lebih sedikit, dan durasi
kedipan lebih pendek.
c. Pengukuran dengan metoda lain.
Pengukuran dilakukan dengan alat flicker, berupa alat yang
memiliki sumber cahaya yang berkedip makin lama makin cepat
hingga pada suatu saat sulit untuk diikuti oleh mata biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Ashfal, Ray C. (1999). Industrial Safety and Health Management 4th Edition.
New Jersey : Prentice Hall
David, G., Woods,V., Guangyan Li, Bukle, P. (2007). The Development of The
Quick Exposure Checklist (QEC) for Assesing Exposure to Risk Factors
for WorkRelated Musculoskeletal Disorders. UK: Applied Ergonomics
Vol 39 : 57-69
Dewayana, T., Hetharia, D., Lanni (2007). Perbaikan Kondisi Lingkungan Kerja
untuk Menigkatkan Produktivitas. Prosiding Seminar Nasional
Ergonomi dan K3 2007; Semarang, 15-16 November 2007