TINJAUAN UMUM
II-1
2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah
II-2
2.3. Iklim dan Cuaca
Januari 245 19
Februari 484 28
Maret 321 24
April 521 19
Mei 394 19
Juni 115 17
Juli 121 12
Agustus 153 10
September 236 17
Oktober 341 24
November 352 21
Desember 207 24
Rata - Rata 290.83 19.5
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Barito Utara
2.4. Keadaan Geologi
Keadaan geologi Muara Teweh Kabupaten Barito Utara memiliki
struktur yang berupa sesar, perliptan serta kelurusan yang secara umum
tersebar ke arah barat daya – timur laut dan barat lau – tenggara. Sesar terdiri
dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik yang melibatkan batuan
sedimen yang berumur Tersier dan pra-Tersier. Kelurusan – kelurusan ini
diduga merupakan jejak atau petunjuk sesar dan kekar yang berarah sejajar
dengan struktur umum lainnya. Lipatan yang terdapat merupakan sinklin dan
antklin yang berarah sejajar dengan struktur regional, timur laut – barat daya,
mengingat litologi daerah ini didominasi oleh batuan yang berumur Tersier,
diduga kehadiran sesar, kelurusan dan lipatan berhubungan erat dengan
kegiatn tektonik yang terjadi pada Zaman Tersier.
II-3
Pada Kala Eosen akhir di Cekungan Barito dan Hulu Mahakam
terbentuk Formasi Haloq, Formasi batuayau dan Tnajung. Formasi ini ditutui
selaras oleh Formasi Ujohbilang sejak Oligosen dan pada waktu yang sama
terbentuk juga Formasi Tuyu di Cekungan Kutai. Pada Kala Oligose akhir
hingga Miosen awal terbentuk Formasi Berai, Montlat, Jangkan, Keramuan,
Purukahu yang diikuti oleh kegiatan gunungapi Malasan. Pada kala Miosen
Tengah di Cekungan Barito terbentuk Formasi Wahau dan Formasi Kelinjau
yang menindih tidak selaras Formasi Berai, Montalat, Jangkan, Keramuan
dan Purukcahu. Pada Miosen akhir sampai kuarter terjadi kegiatan gunungapi
Mentulang dan Bandang di Cekungan Barito sedangkan di Cekungan Kutai
terbentuk Formasi Kampung baru.
II-4
Lemo menunjukkan pola aliran Reactinglar yang mencirikan pola aliran
yang terbentuk oleh cabang – cabang sungai dengan sudut yang tajam.
2. Stratigrafi
Adapun Stratigrafi pada wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT KTC
Coal Mining & Energy Site lemo terdiri dari beberapa formasi yaitu:
a. Formasi Berai (Tomb)
Formasi ini menunjukkan adanya Batugamping berlapis dengan
Batulempung, napal dan batubara yang sebagian besar tersilikakan
dan mengandung limolit, formasi ini juga memiliki Batugamping yang
berfosil foram besar yang memiliki umur sekitar Oligose Tengah –
Oligosen akhir.
b. Formasi Tanjung (Tet)
Formasi ini menunjukkan bagian bawah yang memiliki perselingan
antara batupasir, serpih, batulanau dan konglomerat dengan anekan
bahan serta memiliki sifat gampingan. Komponen pada konglomerat
yang terdapart pada formasi ini adalah kuarsa, feldspar, granit,
sekis,gabbro dan basal. Didalam batupasir kuarsa dapat dijumpai
komponen glaukonit. Bagian atas, perselingan antara batupasir kuarsa
bermika, batulanau, batugamping, dan batubara, adapun dari fosil yang
ditemukan dapat diketahui bahwa umur dari formasi ini berada diantara
Eosen – Oligosen dengan kemiringan lapisan 200 di utara selatan serta
ketebalan skitar 1300 m yang tersebar di daerah perbukitan.
c. Formasi Montalat (Tomm)
Pada formasi ini dapat ditemukan Batupasir kuarsa putih yang
berstruktur silang siur, sebagian gampingan yang bersisipan batulanau
atau serpih dan batubara, melalui fosil yang ditemukan dapat diketahui
bahwa umur lapisan ini adalah Oligosen dengan ketebalan sekitar 1400
m. Formasi ini menjemari dengan Formasi Berai dan selaras di atas
Formasi Tanjung dengan arah sebaran yang menempati Morfologi
perbukitan.
d. Forasi Warukin (TMW)
Pada formasi ini dapat ditemukan Batupasir kasar hingga sedang,
sebagian besar konglomerat yang bersisipan batulanau dan serpih
setengah padat, memiliki lapisan dan berstruktur perarian silang siur
dan lapisan bersusun. Struktur lipatan terbuka dengan kemiringan
II-5
lapisan sekitar 100 dan berumur sekitar Miosen Tengah – Miosen Atas
dengan ketebalan sekitar 500 m yang terendapkan di daerah transisi,
formasi ini selaras di atas Formasi Berai dan Montalat serta menempati
derah morfologi dataran menggelombang landai.
e. Formasi Karamuan (Tomk)
Pada formasi ini dapat ditemukan Batulumpur abu-abu sebagan
gampingan dan berfosil, batupasir kuarsa dengan lapisan yang baik,
batulanau abu – abu, batulanau tufan abu – abu kehijauan, bersisipan
dengan batigamping berfosil, batulanau srpihan dan batulanau
karbonan.
f. Formasi Batuan Gunungapi Kalase (Kvh)
Pada formasi ini dapat ditemukan Basal piroksen, kelabu hijau,
porifiritik hingga piroklastik yang sebagian besar terubah menjadi
lempung, klorit dan kalsit yang dikorelasikan dengan Batuan
Gunungapi Haruyan yang berumur Kapur Akhir dan kelompok
Selangkai.
II-6