Anda di halaman 1dari 8

TRAINING MINE ENGINEERING APRESIASI

MODUL X

QUALITY ASSURANCE (QA)

PT INTERNATIONAL NICKEL INDONESIA


MINE TRAINING SECTION
Mining Department
FEBRUARI 2007
I. Definisi Quality Assurance (QA)

Quality Assurance (QA) adalah team yang dibentuk untuk membantu


meyakinkan bahwa ore yang ditambang di semua lokasi penambangan PT.Inco
sudah memenuhi spesifikasi pabrik pengolahan nikel yang ada sekarang di
Sorowako sehingga ore tersebut dapat diproses dengan lancer dan optimal.

Team tersebut dibentuk dengan beranggotakan perwakilan dari Mining


department (Short Term Planning, Grade control/Ore quality control, Screening
station Mine operation) serta perwakilan dari Process Plant.

Adapun spesifikasi ore yang diperlukan oleh pabrik tersebut adalah :


a. Komposisi Kimia (Fe dan rasio S/M) ore harus berada dalam batasan
kisaran tertentu, tidak boleh terlalu tinggi dan tidak boleh terlalu
rendah.
1. Spesifikasi Ore West Block,
- Kadar Fe = 20.5% sampai 24.5%
- S/M rasio = 2.40 sampai 2.70
2. Spesifikasi Ore East Block (Petea),
- Kadar Fe = 13.5% sampai 16.5%
- S/M rasio = 1.55 sampai 1.70

b. Komposisi kimia di Stockpile tidak boleh terlalu bervariasi


c. Ukuran SSP harus dibawah ukuran 6 inch
d. Kadar air yang dikandung oleh material SSP seminimal mungkin
sebelum diangkut ke pabrik.

Pada tabel 1 menunjukan problem dan dampaknya bila spesifikasi ore yang
dikirim dipabrik tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

II. Strategy Kerja

Adapun strategy yang dibuat untuk mendapat dapat memenuhi spesifikasi Pabrik
adalah sebagai berikut :
a. Memproduksi SSP dengan cara “batching” dan berusaha untuk
mendapatkan ore dengan kandungan Fe dan S/M yang selalu dalam
kisaran spesifikasi pabrik dengan mencampurkan ore dari Mining face.
b. Jika diperlukan melakukan pencampuran SSP dari 2 screening station
ke satu Stockpile atau dari 2 stockpile ke Dryer
c. Minghindari penggunaan reject +4/+6 inch di lokasi Bowlring dan
Stockpile untuk menghindari terbawanya reject +4/+6 inchi tersebut ke
Dryer.
d. Menghindari tercampurnya WB reject (kandungan kimia olivine yang
tinggi) dengan EB ore (yang kandungan kimia olivinenya rendah)
Gambar 1 : Aliran Produksi material dan spesifikasinya di Pabrik Pengolahan

PT INCO FLOWS
MINE
Watulabu Pond SLURRY
W. Block ore WOS
E. Block ore EB 17-20% Fe
WB 21-25%Fe
EB+WB 20-23%Fe

PP DUST
DOS
EB WB
19-21% H2O DRYER 28-30% H2O

19- 22% Fe
2.05-2.19 S/M
Slag 16-20% Fe
Slag 2.05-2.19 S/M
FURNACE
R. KILN Matte 25-28% Ni.
Tabel 1 :
Problem dan Dampak di Pabrik pada ore yang tidak seusai spesifikasinya

PROBLEM / MALASAH DAMPAK (IMPACT)


Fe terlalu rendah atau terlalu tinggiSlag terhambat dikeluarkan dari
furnace karena menunggu leburnya
lebih lama (titik lebur naik), sehingga
produksi nikel terhenti
S/M rasio terlalu rendah Slag terhambat dikeluarkan dari
furnace karena menunggu leburnya
lebih lama (titik lebur naik), sehingga
produksi nikel terhenti
S/M terlalu tinggi Lapisan pelindung dinding furnace
akan menjadi tipis tergerus, umur
furnace akan lebih pendek sehingga
harus dibangun ulang (rebuild) lebih
cepat. Biaya untuk satu kali bangun
ulang menghabiskan $30M (Rp 300
Milyard)
Variasi chemistry (Fe dan S/M) yang Nikel lebih banyak terbuang ke slag,
tinggi karena tindakan untuk mengontrol
material yang variasi kandungannya
yang tinggi sangat sulit dilakukan
dengan baik.
SSP terlalu basah Konsumsi minyak untuk pengeringan
ore akan tinggi, ore akan meluncur di
apron feeder, produksi DKP (ore
kering) terhambat dan biaya
pengeringan ore akan besar (ongkos
minyak untuk Dryer 40% dari total
ongkos produksi di Mining)
Ukuran SSP ada yang lebih besar dari Akan ada batu yang tersangkut di
6 inch apron feeder Dryer, produksi
terhambat, pemborosan minyak.

III. Peranan Grade Control (Ore Quality Control)

Ore Quality Control (OQC) adalah bagian dari Mine Ore Quality Assurance
(MOQA) section dibawah Departemen Mining

Peranan Grade control crew di lapangan didalam pengawasannya melakukan


proses penambangan adalah mengawasi proses penambangan
(stripping/mining) untuk menghasilkan ore dengan kadar nikel setinggi-tingginya
yang bisa diolah oleh pabrik dengan lancer dan optimal (kadar Fe dan S/M nya
sesuai spesifikasi pabrik).
Adapun proses pengawasan control di lapangan dilakukan dengan cara
mengarahkan operator dozer dan Back hoe/Front shovel agar :
- Saat stripping,
Ore cepat expose, tidak terjadi over stripping, dimana material ore
tidak terbawa ke disposal pada saat stripping sudah memasuki zona
top ore. Dan material OB tidak terbawa ke Screening station
- Saat Mining ore,
Tidak terjadi over cut, dimana bedrock/blue zone material ikut
tertambang (dilusi dari material blue zone), tidak terjadi dilusi dari
Silica, serpentin, atau slag/ballast dari landasan loading point, material
OB tidak terbawa ke Screening station dan material ore tidak terbawa
ke disposal.

Cara pengawasan lain yang dilakukan dengan mengambil sample terhadap


material yang ditambang (sampling)
- Saat Stripping,
Sample ex stripping dan sample material top ore
- Saat Mining,
Sample persiapan mining, sample control mining (sample produksi),
sample material top bedrock/bluezone.
- Sample untuk tujuan tertentu, yakni sample cek special yang
menggunakan patok/bendera atau tidak. Sample ini untuk mengetahui
kadar Ni dan fe pada lokasi tertentu di face yang sedang aktif untuk
menyiapkan alternative lokasi mining jika diperlukan.

Untuk mengenali bendera sample di lokasi tambang:

- Bendera Putih = Lokasi tersebut belum keluar hasil analisa samplenya


- Bendera Merah = Lokasi tersebut adalah daerah OB (Ni kurang dari 1.35%)
- Bendera Kuning = Lokasi tersebut adalah daerah MGL ( Ni 1.35 – 1.50%)
- Bendera Hijau = Lokasi tersebut adalah daerah ore (Ni diatas 1.50%)
- Bendera biru = Lokasi tersebut adalah daerah Bluezone (Ni kurang dari
1.50% atau Cut of Grade (COG) dan Fe kurang dari 10%)

Kode-kode manual yang menjadi sarana komunikasi dilapangan, adalah :

- Acungan jari Jempol = Aktifitas yang berlangsung adalah mining ore


- Acungan jari kelingking = Aktifitas yang berlangsung adalah stripping
- Acungan jari Jempol dan Kelingking bergantian = Aktifitas yang berlangsung
adalah stripping dan mining secara bergantian.
IV. Proses di Screening Station dan Rompile

1. Proses di Screening Station

Setelah ore ditambang dan diangkut ke Screening station, untuk mengetahui


kualitas ore stelah diproses di screening station dilakukan pengambilan sample
yang diambil di setiap Screening station yang aktif pada setiap kelipatan ton
tertentu untuk mengetahui kadar kimia ore nya, terutama kandungan Ni dan Fe

Pengambilan sample di Screening station ini sangat penting karena akan dipakai
sebagai panduan bagi crew Ore Quality Control yang mengawasi proses
penambangan di lapangan, sehingga dapat dilakukan antisipasi yang tepat untuk
mengatasi masalah bila ada.
Adapun contoh tindakan antisipasi yang dilakukan bila kandungan ore hasil
sample Screening station tidak sesuai dengan harapan :
a. Dialihkan ke stripping pada lokasi yang terdekat
b. Membersihkan material yang menyebabkan dilusi (slag, Silica, material
ballast dan serpentin).
c. Menggeser posisi alat yang mining untuk mining pada lokasi lain atau jika
perlu aktifitas stripping/mining tersebut dihentikan.
d. Untuk memulihkan Ni grade yang masuk ke Screening station dapat
dilakukan dengan memasukan material dari aktifitas bottom ore
(penggalian ore yang ada di dekat lapisan bawah ore) atau
mencampurkan (blending) dengan ore yang ditambang dari face yang
memiliki kadar Ni yang tinggi pada waktu yang sama.

2. Rompile

Rompile adalah tempat penyimpanan sementara ROM (Run of Mine) sebelum


dimasukkan ke Screening station. Lokasi ROM pile umunya dekat dari Screening
station, untuk memudahkan pengangkutan apabila akan disaring di Screening
station.

Kegunaan dengan ada ROM yang tersedia di ROM pile ini adalah untuk
memudahkan proses percampuran (blending) dari ROM yang disaring di
Screening station bila material yang sedang disaring tersebut memiliki
spesifikasi chemistry yang kurang baik. Sedangkan kekurangan dari sistim ROM
pile ini akan bertambahnya biaya operasional yang disebabkan adanya
pengulangan pekerjaan untuk memuat dan mengangkut material tersebut.
V. iIustrasi (perumpamaan – perumpamaan).

Dibawah ini beberapa perumpamaan (ilustrasi) dari aktifitas penambangan:

a. Dilusi yang menyebabkan turunnya kadar nikel (%Ni).


Produksi tambang per minggu di West Block sebesar 100,000 ton dengan
kadar nikel 2.0% dan DKP recovery 25% dan Process Plant recovery 90%
maka hilang produksi nikel bila kadar turun 0.1% menjadi 1.90% adalah :

- DKP yang dihasilkan per minggu = 100,000 x 25/100 = 25,000 ton


Besarnya Lbs Ni yang dihasilkan sebelum dilusi terjadi :

25,000 (DKP) x 2.0/100 (%Ni) x 90/100 (P.Plant rec) x 2204.6


(konversi) = 992,070 Lbs Ni

Besarnya Lbs Ni yang dihasilkan setelah dilusi terjadi

25,000 (DKP) x 1.90/100 (%Ni) x 90/100 (P.Plant rec) x 2204.6


(konversi) = 942,466 Lbs Ni

Jadi Jumlah Lbs Ni yang berkurang dalam 1 minggu dengan produksi


100,000 ton adalah sebesar =(992,070) – (942,466) = 49,603 Lbs Ni

Bila harga Nikel sebesar US$10 (LME price atau sama dengan US
$7.5, real price) dan besarnya biaya mining (US $0.55) serta biaya
process Plant (US $2.00) maka kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan, besarnya :

49,603 x ($7.5 - $2.55) = $245,537


= Rp 2,21 Milyar (US$1 = Rp 9000)

b. Harga Ore yang diangkut setiap truck sekelas CAT 777D

- West Block Ore


Bila sebuah truck mengangkut ore WB seberat 90 ton dengan grade
1.90% Ni (parameter lain sama seperti contoh ilustrasi a), maka harga ore
yang diangkutnya sebesar :

DKP yang dihasilkan = 90 x 25/100 ton = 22.5 ton


Nikel yang dihasilkan =
22.5 (DKP) x 1.90/100 (%Ni) x 90/100 (P.Plant rec) x 2204.6 (konversi)
= 848 Lbs Ni

Setara dengan harga jual nikel = 848 x $7.5 =$ 6,362


= Rp 57,25 juta
Atau kehilangan keuntungan sebesar,
= 848 x ($7.5 -$2.55) = $ 4,199
=Rp 37,8 juta

- East Block (Petea Ore)


Bila sebuah truck mengangkut ore EB (Petea) seberat 90 ton dengan
grade 1.70% Ni, maka harga ore yang diangkutnya sebesar :

Untuk Ore Petea (EB), DKP recoverynya sebesar 46%

DKP yang dihasilkan = 90 x 46/100 ton = 41.4 ton


Nikel yang dihasilkan =
41.4 (DKP) x 1.70/100 (%Ni) x 90/100 (P.Plant rec) x 2204.6 (konversi)
= 1,396 Lbs Ni

Setara dengan harga jual nikel = 1,396 x $7.5 =$ 10,473


= Rp 94,3 juta
Atau kehilangan keuntungan sebesar,
= 1,396 x ($7.5 -$2.55) = $ 6,912
=Rp 62,2 juta

Anda mungkin juga menyukai