Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN HUKUM TENTANG FUNGSI DAN TUJUAN SITA JAMINAN

DALAM PERKARA PERDATA


Fadli Akbar/D. 101 13 035
DOSEN PEMBIMBING I : Muh. Djafar, S.H., MH
DOSEN PEMBIMBING II : Abdul Karim Uddin, S.H., M.H

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis beberapa hal.


Pertama bagaimanakah tujuan dan fungsi daripada sita jaminan dalam perkara perda.
Kedua, Hambatan-hambatan apa yang sering dihadapi oleh Pengadilan dalam
melaksanakan sita jaminan dalam perkara perdata.
penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, yaitu secara
yuridis ditelaah peraturan perihal pertimbangan hakim dalam penetapan sita jaminan.
Dan penelitian ini menggunakan jenis diskriptif, yaitu suatu penelitian yang
dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang keadaan subyek dan atau obyek
penelitian sebagaimana adanya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan pertama, Bahwa
Conservatoir Beslag (sita jaminan ) adalah suatu tindakan persiapan untuk
menjamin dapat dilaksanakannya putusan perdata. Pelaksanaan Conservatoir Beslag
diatur dalam pasal 197 HIR, j o 227 HIR dan pasal 261 jo pasal 206 RBG.
Pelaksanaan Conservatoir Beslag diawali dengan adanya penetapan Conservatoir
Beslag dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri dan surat perintah kepada panitera atau
juru sita Pengadilan Negeri untuk melakukan penyitaan terhadap obyek sengketa.
Panitera maupun juru sita dibantu oleh dua orang saksi yang telah dewasa pasal 197
(6). Tahap terakhir dalam pelaksanaan sita jaminan adalah pembuatan berita acara sita
jaminan sesuai dengan ketentuan pasal pasal 197 (5) HIR, tanpa adanya berita acara
sita jaminan, penyitaan tersebut dianggap tidak sah. Kedua, Hambatan dalam
pelaksanaan Conservatoir Beslag serta pemecahan masalahnya antara lain sebagai
berikut : Pertama, belum tentu surat - surat yang tercantum pada barang atas nama
tergugat. Kedua, barang atau obyek sengketa menjadi agunan dalam hak
tanggungan. Ketiga, barang atau obyek sengketa merupakan harta warisan yang
belum terbagi.

Kata Kunci: Sita Jaminan,Perkara Perda, Majelis Hakim, Pengadilan Negeri


BAB I: PENDAHULUAN tahap awal, sebelum dimulai proses
A. Latar Belakang pemeriksaan pokok perkara.
Penyitaan dalam bahasa Belanda Kemudian untuk barang yang
berasal dari kata “sita” atau “beslag”. telah dijatuhkan sita, maka pihak
Sita (beslag) adalah suatu tindakan Tergugat tidak boleh melakukan
hukum pengadilan atas benda bergerak perbuatan hukum, seperti
ataupun tidak bergerak milik Tergugat mengalihkannya. Ada dua macam
atas permohonan Penggugat untuk akibat hukum yang timbul bila hal
diawasi atau diambil untuk menjamin tersebut dilakukan, pertama dalam
agar tuntutan Penggugat terpenuhi agar aspek pidana, maka hal tersebut akan
keinginan Penggugat tidak menjadi dianggap telah melakukan perbuatan
hampa. 1Selain itu, sita dapat diartikan pidana penggelapan dengan hukuman
sebagai penyitaan atas harta minimal empat tahun.
kekayaan seseorang yang biasanya Kemudian pendapat Sudikno
untuk menjamin hak-hak atau Mertokusumo3 menyebutkan bahwa
piutang-piutang seseorang.2 Consevatoir Beslag adalah suatu
Penyitaan dalam Hukum Acara Perdata tindakan persiapan untuk menjamin
pada dasarnya adalah tindakan dapat dilaksanakannya putusan perdata.
persiapan untuk menjamin dapat Barang-barang yang disita untuk
dilaksanakannya putusan pengadilan kepentingan kreditur (penggugat)
atas suatu sengketa Perdata. dibekukan, ini berarti bahwa barang-
Kemudian, sesuai dengan ketentuan barang itu disimpan (diconserveer)
Pasal 227 HIR maupun Pasal 270 Rv, untuk jaminan tidak boleh .dialihkan
Penggugat dapat meminta agar atau dijual (pasal 197 ayat 9, pasal 199
diletakkan sita terhadap harta kekayaan HIR, pasal 214 Rbg Berdasarkan
Tergugat. Atas permintaan itu, Hakim pernyataan Sudikno Mertokusumo 4
diberi wewenang mengabulkan pada tentang pengertian Conservatoir
Beslag, bahwa salah satu dari tujuan
1
. Wildan Suyuti, Sita dan Eksekusi : Praktek
Kejurusitaan Pengadilan, PT Tata Nusa, 3
Jakarta, 2004, hlm 20. . Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara
2
.Izaac S Leihitu dan Fatimah Ahmad, Inti Perdata Indonesia, Liberty. Yogyakarta, 2002,
Dari Hukum Acara Perdata, Ghalia hlm 83.
4
Indoenesia, Jakarta, 1985, hlm 39 . Ibid
Beslag khususnya Cosevatoir Beslag Dengan demikian, bagi pihak
adalah tindakan persiapan untuk tersita sebelumnya harus sudah
menjamin dapat dilaksanakannya dipanggil ke persidangan untuk
putusan perdata. Barang-barang yang didengar keterangannya mengenai
dibelaag untuk kepentingan kreditur kekhawatiran dari pihak penggugat atas
atau penggugat dibekukan, ini berarti dugaan pihak tergugat akan
bahwa barang-barang obyek sengketa mengasingkan barang-barang yang
yang bersangkutan disimpan dijadikan sebagai objek sengketa,
(disconserveer) untuk jaminan dan sebelum sita jaminan dikabulkan.
tidak boleh dialihkan atau dijual. Oleh Syarat tersebut ditetapkan sebagai
karena itu, dalam hokum acara perdata salah satu usaha untuk mencegah
khususnya dalam undang – undang penyalah gunaan kewenangan hakim di
menyediakan upaya hukum yang dapat dalam persidangan agar tidak
ditempuh oleh penggugat adalah dilaksanakan sita jaminan secara
Consevatoir Beslag (sita jaminan). serampangan, yang akhirnya hanya
Apabila dengan putusan hakim merupakan tindakan yang sia-sia dan
penggugat dimenangkan dan gugatan tidak mengenai sasaran (vexatoir).
dikabulkan, maka sita jaminan tersebut Pengajuan permohonan sita
secara otomatis dinyatakan sah dan jaminan memiliki beberapa hal yang
berharga, serta berubah menjadi harus diperhatikan, sita revindicatoir
eksekutorial beslag atau sita eksekusi, tidak memerlukan suatu dugaan yang
kecuali jika dilakukan secara salah dan beralasan, bahwa seseorang yang
dalam hal pihak penggugat yang berhutang selama belum dijatuhkan
dikalahkan maka sita jaminan yang putusan, mencari akal akan
telah diletakkan akan diperintahkan menggelapkan atau melarikan barang
untuk diangkat. Dalam hal telah yang bersangkutan (pasal 227 ayat (1)
dilakukan sita revindicatoir, maka HIR, 261 ayat (1) Rbg). Sita
apabila sita tersebut dinyatakan sah dan cosevatoir, mengajukan sita jaminan
berharga, barang yang disita akan ini merupakan tindakan persiapan dari
diperintahkan agar diserahkan kepada pihak penggugat dalam bentuk
penggugat. permohonan kepada Ketua Pengadilan
Negeri untuk menjamin dapat terhadap barang milik penggugat
dilaksanakannya putusan perdata maupun peletakan sita jaminan
dengan menguangkan atau menjual terhadap barang milik penggugat
barang debitur yang disita guna maupun peletakan sita jaminan
memenuhi tuntutan penggugat. Sita terhadap milik tergugat; Oleh karena
consevatoir harus memiliki dugaan tidak mustahil terjadi penyimpangan
yang berlasan, bahwa seseorang yang peletakan sita jaminan dalam praktek,
berhutang selama belum dijatuhkan seperti procedure sita jaminan
putusan oleh hakim atau selama bertentangan dengan ketentuan
putusan belum dijalankan mencari akal Perundang-undangan yang berlaku,
untuk menggelapkan atau melarikan yaitu bagi tanah yang menjadi obyek
barangnya. Sita jaminan tidak sengketa tidak didaftar dibagian
dilakukan apabila penggugat tidak kadaster Badan Pertahanan Nasional,
mempunyai bukti kuat bahwa ada sementara diketahui behwa tanah
kekhawatiran bahwa tergugat akan obyek sengketa dan tanah milik
menggelapkan atau melarikan barang- tergugat tersebut telah bersertifikat,
barangnya. Syarat adanya dugaan tidak dilakukan pengumuman terhadap
tergugat akan menggelapkan atau sita jaminan yang telah diletakkan .
melarikan barang-barangnya tidak Wewenang hakim untuk memeriksa
hanya sekedar dicantumkan begitu debitur atau tersita boleh dikatakan
saja, tetapi merupakan suatu usaha tidak pernah digunakan Hakim bebas
untuk mencegah kecerobohan dalam untuk menerima atau tidak terhadap
mengadakan penyitaan, yang akhirnya permohonan sita jaminan, maka tersita
hanya merupakan tindakan yang sia-sia harus sudah dipanggil menghadap ke
saja yang tidak mengenai sasaran persidangan untuk didengar
(vexatoir). keterangannya berkaitan dengan
Namun demikian, bahwa dalam pelaksanaan sita jaminan yang tidak
peletakan sita jaminan harus diteliti mengenai sasaran, misalnya : ternyata
secermat mungkin tentang keberadaan obyeknya bukan barang milik debitur
obyek yang hendak disita, baik atau tersita. Bila terjadi hal demikian,
pelaksanaan peletakan sita jaminan maka jelaslah bahwa sita jaminan telah
diletakkan secara salah sehingga selama ini dia perjuangkan. Untuk
haruslah diangkat dan tentunya hal ini mengantisipasi hal ini, hukum acara
tidak hanya merugikan pemohon sita perdata mengenal adanya lembaga
jaminan akibat hukum dari penyitaan sita.6
tersebut.. Bahkan pihak ketiga pemilik Maka hendaknya hakim harus
barang yang disita juga dirugikan dapat menentukan perlu tidaknya atas
karena akibat hukum dari penyitaan penyitaan barang-barang apa saja serta
tersebut. memperhatikan benar kepentingan
Penggugat meiiki harapan yang kedua belah pihak dan bukan
besar pada putusan pengadilan agar kepentingan pemohon atau termohon
hak yang di sengketakan memiliki saja, dan selalu berpegang teguh pada
kepastian Hukum dan pada akhirnya ketentuan-ketentuan yang diatur di
menjadi miliknya. Harapan penggugat dalam pasal 227 ayat (2) HIR
yang paling penting adalah bagaimana sebagai dasar hukum untuk dapat
agar putusan tersebut dapat diletakkannya sita jaminan.
dilaksanakan atau di eksekusi. Namun Diharapkan sekali bahwa
dalam pelaksanaannya, eksekusi tidak pelaksanaan sita jaminan dapat berjalan
semudah yang dibayangkan. Kadang dengan relevan dan berpedoman pada
kala setelah penggugat bersusah payah dasar hukum formilnya yang diatur
mengikuti tahap demi tahap dalam dalam HIR. Tentunya peraturan-
Persidangan, hak yang disengketakan peraturan yang terdapat dalam HIR
sudah tidak ada sehingga pelaksanaan telah mengandung makna yang
eksekusi tidak dapat dilaksanakan. 5 menjamin rasa keadilan dan kepastian
Hal ini berarti perjuangan hukum. Hakim dalam mengambil
penggugat menjadi sia-sia karena tidak keputusan diharapkan pula
dapat memperoleh apa yang dituntut, mempertimbangkan hal-hal yang tidak
dengan kata lain, penggugat hanya merugikan kedua belah pihak.
menang di atas kertas putusan dan Disamping itu pula, dalam praktek
tidak dapat memperoleh hak yang sering dijumpai peletakan sita jaminan
5 terhadap harta milik tergugat, tetapi
. Badriyah Harun, Tata Cara Menghadapi
Gugatan, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2000,
6
hlm 67 . . Ibid
penguasaan yuridis terhadap harta BAB II: PEMBHASAN
milik tergugat dimaksud telah dikuasai A. Tujuan Dan Fungsi Sita
sepenuhnya oleh pihak ketiga (blank) Jaminan Dalam Perkara
dalam suatu perjanjian hipotik Perdata
(tanggungan) dan telah didaftarkan Tujuan sita jaminan utamanya adalah
pada bagian kadaster Badan Pertahanan
agar tergugat tidak memindahkan atau
Nasional Kesemuanya itu dapat
membebankan harta kekayaan kepada
berakibat kerugian bagi pihak penguasa
maupun pihak ketiga yang dikarenakan pihak ketiga, inilah yang menjadi
peletakan sita jaminan yang tidak
salah satu tujuan sita jaminan yaitu
berdasar pada ketentuan hukum yang
untuk menjaga keutuhan keberadaan
berlaku, disamping kemungkinannya
dapat muncul suatu pandangan dari harta kekayaan tergugat selama
masyarakat khususnya pencari keadilan
proses pemeriksaan perkara
tentang ketidak telitian pelaksanaan
berlangsung sampai perkara
sita jaminan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH memperoleh putusan yang
Berdasarkan latar belakang masalah
berkekuatan hukum tetap.
diatas, maka dapat dirumuskan
Agar terdapat suatu barang
beberapa permasalahan sebagai
berikut: tertentu yang nantinya dapat dieksekusi
1. Bagaimanakah tujuan dan fungsi
sebagai pelunasan utang tergugat, sta
daripada sita jaminan dalam
conservatoir merupakan sita jaminan
perkara perdata.
2. Hambatan-hambatan apa yang tehadap barang milik debitur atau
sering dihadapi oleh Pengadilan
tergugat. Sita conservatoir merupakan
dalam melaksana kan sita
tindakan persiapan dari pihak
jaminan dalam perkara perdata.
penggugat dalam bentuk permohonan

kepada pengadilan, yaitu berupa


penjaminan agar dilaksanakannya mengalihkan barang tersebut. Dengan

putusan perdata dengan cara adanya sita conservatoir, tergugat

membekukan barang milik tergugat. sebagai “pemilik barang” kehilangan

Barang yang dibekukan tersebut kewenangannya atas barang miliknya

nantinya dapat digunakan untuk itu. Selain terhadap barang bergerak,

melaksanakan putusan pengadilan. sita conservatoir juga dapat diajukan

Contoh : Dengan menjual barang atas barang tidak bergerak milik

yang disita dan uangnya digunakan tergugat. Penyitaan atas barang tidak

untuk membayar kewajiban tergugat bergerak milik tergugat dilakukan

kepada penggugat sesuai putusan dengan mengumumkan penyitaan

hakim. Terhadap sita conservatoir, barang tidak bergerak tersebut oleh

tergugat juga dapat mengajukan kepala desa setempat di tempat barang

permohonan kepada hakim agar sita itu disita. Sita conservatoir, juga dapat

atas barangnya tersebut dicabut. dilakukan terhadap barang bergerak

Permohonan pencabutan itu dapat milik tergugat yang berada di tangan

dikabulkan oleh hakim asalkan pihak ketiga. Hal ini misalnya terjadi

tergugat dapat menyediakan karena tergugat memiliki piutang

tanggungan yang mencukupi. terhadap seorang pihak ketiga. Untuk

Barang bergerak yang disita menjamin haknya atas pelaksanaan

harus dibiarkan tetap berada di tangan putusan, penggugat dapat melakukan

tergugat untuk disimpannya dan sita conservatoir atas barang bergerak

dijaganya, atau dapat juga disimpan di milik debitur yang di tangan pihak

tempat lain, dan tergugat dilarang ketiga itu. Sita conservatoir atas barang
bergerak milik tergugat yang berada di dapat diserahkan dengan sempurna
kepada Penggugat.7
tangan pihak ketiga disebut
b. Agar gugatan tidak hampa
juga derdenbeslag. Mengingat bahwa
Selain untuk menjaga keutuhan
penyitaan merupakan tindakan yang barang, salah satu tujuan dari sita
jaminan adalah agar gugatan
eksepsional, oleh karena itu dibalik hal
Penggugat tidak illusoir atau tidak
tersebut pasti memiliki tujuan tertentu,
hampa pada saat putusan
sehingga pada akhirnya pun dapat dilaksanakan. Maksudnya disini
adalah apabila perkara yang
dilakukan tindakan yang eksepsional.
disengketakan mengenai tuntutan
Adapun tujuan dari penyitaan itu
pembayaran sejumlah uang, harta yang
sendiri diantaranya adalah sebagai disita tetap utuh sampai putusan
berkekuatan hukum tetap sehingga
berikut:
apabila Tergugat tidak melaksanakan
a. Menjaga barang yang
pemenuhan pembayaran secara
disengketakan
sukarela, pemenuhan dapat diambil
Tujuan utama penyitaan adalah
dari barang harta kekayaan Tergugat
agar barang harta kekayaan Tergugat
dengan jalan menjual lelang barang
tidak dipindahkan kepada orang lain
yang disita tersebut.8
melalui jual-beli atau penghibahan dan
a. Objek Eksekusi Sudah Pasti
sebagainya, dan juga agar tidak
Pada saat permohonan
dibebani dengan sewa- menyewa atau
sita diajukan, Penggugat harus
diagunkan kepada pihak ketiga.
menjelaskan dan menujukkan
Maksudnya disini untuk menjaga
identitas barang yang hendak
keutuhan dan keberadaan harta
disita. Menjelaskan letak, jenis,
kekayaan Tergugat tetap utuh seperti
ukuran dan batas-batasnya. Atas
semula, selama proses penyelesaian
permohonan itu, pengadilan
perkara berlangsung agar pada saat
putusan memperoleh kekuatan hukum 7
. Wildan Suyuthi, Sita dan Eksekusi:
Praktek Kejurusitaan Pengadilan, Jakarta:
yang tetap, barang yang disengketakan PT Tatanusa, 2004, hlm. 20
8
. M. Yahya Harahap, Op.Cit.,hlm.285..
melalui juru sita memeriksa dan menyita obyek sengketa tidak dapat
meneliti kebenaran identitas dilaksanakan. Dalil – dalil yang
barang pada saat penyitaan dikemukakan oleh penggugat maupun
dilakukan. Bertitik tolak dari tergugat kepada Majelis Hakim
permohonan dan pelaksanaan Pengadilan Negeri harus secara teliti
sita, sejak semula sudah diperiksa kebenarannya. Dalam
diketahui dan pasti objek barang sengketa tanah, bahwa untuk meneliti
yang disita. Lebih lanjut, hal ini tanah tersebut terdaftar atas nama
langsung memberi kepastian atas siapa serta luas dan batas – batasnya
objek eksekusi, apabila putusan dapat di lihat kantor Pertanahan, ini
telah berkekuatan hukum tetap.9 digunakan untuk menghindari salah
Kepastian objek eksekusi atas sita.
barang sitaan semakin sempurna Barang atau obyek sengketa
sesuai dengan penegasan tersebut telah ditanggungkan oleh
Mahkamah Agung yang tergugat jadi barang tersebut tidak
menyatakan kalau putusan telah dapat disita karena hak tanggungan
berkekuatan hukum tetap maka tidak dapat disita rangkap. Barang atau
barang yang disita, demi hukum obyek sengketa yang telah
10
langsung menjadi sita eksekusi. ditangguhkan dalan hak tanggungan
tidak bisa disita rangkap, pengugat
B. Hambatan Dalam harus mengajukan kembali
permohonan sita jaminan kepada
P elaksanaan Sita Jaminan Dalam
Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Perkara Perdata
atas benda atau obyek sengketa yang
Sertifikat tanah bukan atas lain yang masih dimiliki oleh tergugat.
namanya sendiri tidak dapat disita Obyek sengketa, biasanya harta
karena tanah tersebut bukan hak warisan masih menjadi milik bersama (
miliknya jadi hak penggugat untuk milik anggota keluarga ) belum dibagi
– bagi atau dipecah, jadi masih berada
9
. Ibid atas nama satu orang ( orang tua )
10
. Mahkamah Agung Republik Indonesia (b)
Himpunan Tanya Jawab Rakerda MARI 1987- sehingga tidak dapat disita karena
1993, Jakrta, 1997, hlm 177
semua anggota keluarga mempunyai pengganti.
hak atas harta warisan tersebut, bukan Besarnya biaya pelaksanaan
hanya milik pribadi orang yang eksekusi tersebut mengakibatkan pihak
bersengketa. Obyek sengketa ( harta yang menang tidak bisa melaksanakan
warisan ) yang bukti kepemilikannya suatu eksekusi karena tidak adanya
masih atas nama satu orang atau biaya atau dana guna memenuhi
belum dipecah tidak bisa disita untuk bunyi putusan Pengadilan Negeri
kepentingan satu orang tersebut. tentang eksekusi. Karena besarnya
Penyitaan terhadap harta warisan harus biaya eksekusi penggugat tidak
ada kesepakatan antara ahli – ahli sanggup melaksanakan eksekusi, dalam
warisnya, maka diperlukan terlebih hal ini pemecahannya adalah pihak
dahulu pendekatan –pendekatan yang menang mencari penyandang
kepada ahli – ahli warisnya agar dana terlebih dahulu guna
obyek sengketa tersebut dapat dipecah melaksanakan eksekusi dengan
atas beberapa sertifikat kemudian dapat perjanjian penyandang dana tersebut
disita. diberi berapa persen atas obyek
Perkara perdata di Pengadilan sengketa.
baik dari tingkat pertama sampai Pihak yang kalah yaitu tergugat
pada tingkat kasasi, pada azasnya tidak mau menandatangani berita acara
dikenakan biaya perkara. Biaya pekara sita eksekusi juga merupakan faktor
yang dipungut oleh Pengadilan sesuai penghambat sita eksekusi karena berita
dengan Pasal 182 HIR, adalah untuk acara merupakan bukti autentik satu –
keperluan :Biaya kantor ke satunya dalam pelaksanaan sita
paniteraan dan meterai yang perlu di eksekusi dan harus ditanda tangani oleh
pakai untuk perkara itu. Biaya saksi, pihak pelaksana sita eksekusi dan
ahli dan juru bahasa termasuk biaya tereksekusi, tanpa adanya berita acara
juru sumpah.Biaya pemeriksaan bisa dianggap sita eksekusi sita
setempat. Biaya sita jaminan, sita eksekusi tidak pernah dilakukan.
revindikatoir, sita eksekusi dan Tereksekusi tidak mau tanda
eksekusi. Biaya pemanggilan yang tangan berita acara dapat dilakukan
dilakukan oleh jurusita atau jurusita suatu pemaksaan oleh pihak Pengadilan
Negeri dibantu dengan aparat dari sita jaminan ) yaitu adanya
kepolisian agar pihak tereksekusi mau persangkaan yang beralasan, bahwa
menandatangani berita acara eksekusi yang digugat itu ada niat untuk
Tergugat diperbolehkan menggelapkan atau melarikan barang
mengajukan permohonan kepada Ketua – barang itu, supaya nantinya tidak
Pengadilan Negeri untuk dapat dimiliki oleh penggugat.
menangguhkan eksekusi dengan alasan Tergugat akan menggelapkan barang –
– alasan tertentu, semua itu tergantung barangnya, hal ini tampak dalam posita
pada Ketua Pengadilan Negeri dengan dari surat gugatan penggugat adanya
kekuasaannya mengabulkan atau maksud akan menjauhkan barang –
menolak permohonan tergugat apabila barang itu dari kepentingan penggugat
mengabulkan eksekusi terhadap suatu sebelum putusan yang berkekuatan
obyek sengketa ditangguhkan untuk hukum tetap dijatuhkan.
beberapa saat akan tetapi apabila Penggantian obyek yang di
mengabulkan maka eksekusi tidak Conservatoir Beslag biasanya diajukan
ditangguhkan harus segera oleh penggugat karena penggugat
dilaksanakan. memandang bahwa tergugat
Permohonan penangguhan sita mempunyai harta lain yang nilainya
eksekusi dapat menghambat jalannya lebih seimbang dengan nilai
suatu eksekusi tapi hal ini hanya kerugian yang diderita penggugat,
bersifat sementara saja, seandainya disamping itu penggantian juga dapat
permohonan penangguhan eksekusi diajukan oleh tergugat dengan alasan
dikabulkan oleh Ketua Pengadilan bahwa ada barang bergerak lain milik
Negeri maka eksekusi dapat ditunda tergugat sebagai pengganti dari barang
dengan suatu alasan – alasan tertentu tetap dengan ketentuan nilai barang
dan apabila permohonan sama atau mendekati sama atau
tersebuditolak maka eksekusi jalan seimbang.
terus karena sudah mempunyai Penggantian obyek sengketa tersebut
kekuatan hukum yang tetap. harus ada kesepakatan antara kedua
Prinsip Hakim dalam belah pihak, apabila keduanya sepakat
pengabulan Conservatoir Beslag ( kemudian penggugat atau tergugat
mengajukan permohonan kepada hakim jaminan lain.
Pengadilan Negeri yang menangani BAB III: PENUTUP
perkara tersebut untuk mengganti sita A. KESIMPULAN
jaminan yang telah diletakkan setelah Berdasarkan perumusan masalah
hakim menerima permohonan dan yang penulis kemukakan serta
mengijinkan untuk diganti, maka hakim pembahasannya, maka penulis
mengeluarkan penetapan untuk menyimpulkan beberapa hal sebagai
mengangkat sita jaminan yang telah berikut :
diletakkan sebelumnya dan kemudian 1. Bahwa Conservatoir Beslag (
mengeluarkan penetapan kembali sita jaminan ) adalah suatu
melakukan penyitaan kembali. Untuk tindakan persiapan untuk
barang yang sitanya sudah diangkat menjamin dapat dilaksanakannya
menjadi milik tergugat kembali putusan perdata. Pelaksanaan
sedangkan barang pengganti sita Conservatoir Beslag diatur dalam
jaminan dijaga oleh Pengadilan pasal 197 HIR, j o 227 HIR
maupun pihak kepolisian agar tidak dan pasal 261 jo pasal 206 RBG.
dijual atau dialihkan kepada orang lain. Pelaksanaan Conservatoir Beslag
Tanpa adanya penetapan dari diawali dengan adanya penetapan
Pengadilan Negeri penggantian sita Conservatoir Beslag dari Majelis
jaminan tersebut tidak sah. Berdasarkan Hakim Pengadilan Negeri dan
penetapan Pengadilan Negeri juru sita surat perintah kepada panitera atau
atau panitera yang ditunjuk melalui juru sita Pengadilan Negeri untuk
surat perintah, melaksanakan melakukan penyitaan terhadap
pengangkatan sita atas barang yang obyek sengketa. Panitera maupun
telah disita dulu kemudian meletakkan juru sita dibantu oleh dua orang
sita jaminan kembali sesuai dengan saksi yang telah dewasa pasal 197
kesepakatan dan penetapan hakim ( 6 ). Tahap terakhir dalam
Pengadilan Negeri, setelah itu juru sita pelaksanaan sita jaminan adalah
atau panitera membuat berita acara pembuatan berita acara sita
kembali sebagai bukti bahwa sita telah jaminan sesuai dengan ketentuan
diangkat dan diganti dengan sita pasal pasal 197 ( 5 ) HIR, tanpa
adanya berita acara sita jaminan, 2. Untuk saksi – saksi dalam
penyitaan tersebut dianggap tidak pelaksanaan Conservatoir Beslag
sah. maupun Eksekutorial Beslag
2. Hambatan dalam pelaksanaan diharapkan saksi –saksi yang
Conservatoir Beslag serta mengetahui hukum karena dapat
pemecahan masalahnya antara lain memperlancar jalannya sita dan
sebagai berikut: tidak menutup kemungkinan saksi
a. Belum tentu surat - surat yang dari luar, asalkan para saksi tidak
tercantum pada barang atas menghambat jalannya sita.
nama tergugat. 3. Sebaiknya kepada masyarakat
b. Barang atau obyek apabila menjalani suatu proses
sengketa menjadi agunan perkara perdata yang menyangkut
dalam hak tanggungan. benda hendaknya meletakkan
c. Barang atau obyek sengketa sita terlebih dahulu agar
merupakan harta warisan gugatannya tidak menang diatas
yang belum terbagi. kertas saja
B. Saran
1. Dalam pelaksanaan Conservatoir
Beslag hendaknya selalu
disertakan aparat kepolisian untuk
menghindari hal - hal yang tidak
diinginkan.
Daftar Pustaka

Badriyah Harun, 2000. Tata Cara Menghadapi Gugatan, , Yogyakarta: Pustaka

Yustisia

Izaac S Leihitu dan Fatimah Ahmad, 1985. Inti Dari Hukum Acara Perdata,

Jakarta: Ghalia Indoenesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia ,1993.Himpunan Tanya Jawab Rakerda MARI

1987- 1993, Jakarta

Sudikno Mertokusumo, 2002. Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta:

Liberty

Wildan Suyuti, Sita dan Eksekusi, 2004. Praktek Kejurusitaan Pengadilan, J

akarta: PT Tata Nusa


BIODATA PENULIS

Nama : Fadli Akbar

No. Stambuk : D101 13 035


Fakultas/Universitas : Hukum, Universitas Tadulako
Jurusan :Perdata
Tempat Tanggal Lahir : Palu, 11 Mei 1995
Alamat : Jl. Pamusu No. 7
Email : Fadliakbar11@Gmail.Com

Nomor Telepon/Hp :082197239110

Anda mungkin juga menyukai