Anda di halaman 1dari 18

 About

 Contact
 Disclaimer
 Sitemap
 Privacy Policy





 Kategori LP
o
o
o
o
o
 Daftar isi Blog
 Asuhan Keperawatan
 Contoh Skripsi

Search...

LP (Laporan Pendahuluan) Keperawatan Lengkap LP KMB LAPORAN


PENDAHULUAN FRAKTUR TERBARU

LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR TERBARU
Anggi Pratama 3/03/2017 05:25:00 AM LP KMB
LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR
A. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya di sebabkan oleh ruda paksa ( Arif Mansjoer, 2000 )
Fraktur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang ( Sandra M, 2001 )

B. ETIOLOGI ( Arif mansjoer, 1999 )


Penyebab dari fraktur adalah sebagai berikut :
1) Benturan dan cidera / trauma ( jatuh pada kecelakaan ).
2) Kelemahan tulang akibat osteoporosis ( pada orang tua ) penderita kanker atau
infeksi yang di sebut fraktur patologis.
3) Fraktur stress atau fatigue fraktur akibat peningkatan drastic latihan pada seorang
atlit atau pada permulaan aktivitas fisik baru sehingga kakuatan otot meningkat
secara lebih cepat di bandingkan kekuatan tulang.

C. KLASIFIKASI ( Arif Mansjoer, 1999 )


1) Berdasarkan komplit atau tidak komplitnya fraktur
a. Komplit adalah bila garis patah melalui seluruh penempang tulang atau melalui
kedua korteks tulang.
b. Tidak komplit adalah bila garis patah tidak melalui penampang tulang seperti :
 Buckle Fraktur : Bila terjadi lipatan dari satu kortek dengan kompresi tulang
sapongiosa di bawahnya.
 Greenstick Fraktur : Fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak – anak
,korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga periosteum.
2) Berdasarkan garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
a. Fraktur Transversal : Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap
sumbu panjang tulang.
b. Fraktur Obliq : Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
c. Fraktur Kompresi : Terjadi bila dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada di
antaranya.
d. Fraktur Elevasi : Memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon
ataupun ligament
3) Berdasarkan jumlah garis patah
a. Fraktur Kominutif : Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
b. Fraktur Segmental : Garis patah lebih dari satu tapi tidk berhubungan.
c. Fraktur Multiple : Garis patah lebih dari satu tapi pada tulang berlainan tempat.
4) Berdasarkan pergeseran tulang
a. Fraktur Undisplaced ( tidak bergeser ) : Tulang patah posisi normal.
b. Fraktur Displaced ( bergeser ) : Ujung tulang yangpatah berjauhan dari tempat patah.
5) Berdasarkan hubungan fragmen tulang dengan dunia luar
a. Fraktur Tertutup ( Closed / Simple Fraktur ) : Bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar.
b. Fraktur Terbuka ( Open / Compound Fraktur ) : Bila terdapat hubungan antara
frgamen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.
Menurut R. Gustillo, fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat yaitu :
Luka kurang dari 1 cm.
- Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk.
- Fraktur sederhana transversal, oblik / kominutif ringan
- Kontaminasi minimal.
Laserasi lebih dari 1 cm
- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas.
- Kontaminasi sedang
- Terjadi kerusakan luas di kulit, otot, neurovaskuler.
Fraktur Derajat III terbagi atas :
a. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adequate meskipun ada laserasi
b. Kehilangan bjaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar.
c. Luka pada pembuluh arteri.

D. TANDA DAN GEJALA


Adapun tanda dan gejala fraktur adalah :.
1) Rasa sakit atau nyeri.
Nyeri akan bertambah dengan gerakan dan penekanan di atas fraktur.
2) Pembengkakan di sekitar fraktur
3) Deformitas ( kelainan bentuk)
4) Gangguan fungsi, ekstremitas tak dapat di gunakan.
5) Dapat tejadi gangguan sensasi atau rasa kesemutan yang mengisyaratkan kerusakan
syaraf.
6) Krepitasi ( suara gemeretak ) dapat terdengar sewaktu tulang di gerakkan
7) Laserasi kulit.
8) Jika terdapat luka terbuka, maka terdapat perdarahan.
9) Shock karena nyeri hebat, kehilangan darah.

E. PATOFISIOLOGI
Fraktur terjadi bila ada interupsi dari kontinuitas tulang. Biasanya, fraktur di sertai
cidera jaringan di sekitar yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan
persarafan.Fraktur bisa juga di sebabkan karena trauma ataupun karena suatu
penyakit, missal osteoporosis. Trauma yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan
fraktur dan akan mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan gerak,
ketidakseimbangan dan nyeri pergerakan jaringan lunak yang terdapat di sekitar
fraktur, missal pembuluh darah, saraf, dan otot serta organ lainnya yang berdekatan
dapat di rusak. Pada waktu trauma ataupun karena mencuatnya tulang yang patah,
apabila kulit sampai robek akan mengakibatkan luka terbuka dan akan
mengakibatkan seseorang beresiko terkena infeksi.
Tulang memiliki banyak pembuluh darah ked lam jaringan lunak atau luka yang
terbuka. Luka dan keluarnya darah dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
Pada osteoporosis secara tidak langsung mengalami penurunan kadar kalsium dalam
tulang. Dengan berkurangnya kadar kalsium dalam tulang lama – kelamaan tulang
menjadi rapuh sehingga hanya trauma minimal saja atau tanpa trauma sedikitpun
akan mengakibatkan terputusnya kontinuitas tulang yang di sebut fraktur.
Tingkatan pertumbuhan tulang :
1) Hematoma Formation ( Pembentukan Hematoma )
Karena pembulih darah cedera maka terjadi pada daerah fraktur dan kedalam jaringan
di sekitar tulang tersebut. Reaksi peradangan hebat timbul setelah fraktur. Sel – sel
darah putih dan sel most terakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke
tempat tersebut. Darah menumpuk dan mengeratkna ujung – ujung tulang yang patah
dan fagositosis dan pembersihan sisa –sisa sel mati dimulai.
2) Fibrin Mesk Work ( Pembentukan Fibrin )
Hematom menjadi terorganisasi karena fibrablast masuk lokasi cidera, membentuk
mesk work (gumpalan fibrin) dan berfungsi sebagai jala untuk melekatkan sel-sel
baru.
3) Invasi Osteoblast
Osteoblast masuk ke daerah fibrosis untuk mempertahnkan penyambungan tulang
dan merangsang pembentukan tulang baru imatur ( callus ). Pembuluh darah
berkembang mengalirkan nutrisi untuk membentuk collagen. Untaian collagen terus
di satukan dengan kalsium.
4) Callus Formation ( Pembentukan Callus )
a. Osteoblast terus membuat jalan untuk membangun tulang.
b. Osteoblast merusakkan tulang mati dan membantu mensintesa tulang baru.
c. Collagen menjadi kuat dan terus menyatu dengan deposit kalsium.
5) Remodelling
Bekuan fibrin di reabsorpsi dan sel – sel tulang baru secara perlahan mengalami
tulang sejati. Tulang sejati menggantikan callus dan secara perlahan mengalami
kalsifikasi. Penyembuhan memerlikan waktu beberapa minggu sampai beberapa
bulan. Penyembuhan dapat terganggu atau terlambat apabila hematom fraktur atau
callua rusak sebelum tulng sejati terbentuk atau apabila sel – sel tulang baru rusak
selam proses kalsifikasi dan pengerasan.

F. PATHWAY
(Terlampir)

G. PROSEDUR DIAGNOSTIK
1) Pemeriksaan Laboratorium
 Hb, Hct sedikit rendah, di sebabkan perdarahan.
ila kerusakan jaringan emak sangat luas.
 Peningkatan jumlah leukosit adalah respon stress norma; setelah trauma.
2) Pemeriksaan Penunjang
lihat gambaan fraktur deformitas
 CT – Scan untuk mmperlihatkan fraktur atau mendeteksi struktur fraktur
 Venogram untuk menggambarkan arus vaskularisasi
 Radiograf, untuk menentukan integritas tulang
 Antroskopi, untuk mendeteksi keterlibatan sendi
 Angiografi, bila dikaitkan dengan cedera pembuluh darah
 Konduksi saraf dan elektromiogram, untuk mendeteksi cedera saraf
H. KOMPLIKASI
1) Sindrom Kompartemen
Komplikasi inin terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruangan tertutup di
otot yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga menyebabkan
hambatan aliran darah yang berat sehingga menyebabkan keusakan otot.
2) Trombo Embolic Complication
Terjadi pada individu yang mobil dalam waktu yang lama.
3) Infeksi
Paling sering menyertai fraktur terbuka dan dapat di sebabakan melalui logam bidai.
4) Mal Union
Suatu keadaan di mana tulang yang patah telah embuh dalam posisi yang tidak
seharusnya.
5) Osteomyelitis
Infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum atau korteks tulang dapat
terbuka, luka tembus atau selama operasi.
6) Cedera Vaskuler atau Saraf
Kedua organ ini dapat cedera akibat ujung patahan tulang yang tajam.
7) Delayed Union – Non Union
Sambungan tulang yang terlambat dan tulang patah yang tidak menyambung kembali.

I. PENATALAKSANAAN
Fraktur biasanya menyertai trauma, untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas ( airway ), proses pernapasan ( breathing ) dan
sirkulasi apakah terjadi syok atau tidak.
a. Intervensi Terapeutik
Penatalaksanaan kadaruratan meliputi :
 Pembebatan fraktur di atas dan di bawah sisi cenderung sebelum memindahkan
pasien. Pembebatan / pembidaian mencegah luka dan nyeri yang lebih jauh dan
mengurangi komplikasi.
 Memberikan kompres dingin, untuk menekan perdarahan, edema dan nyeri.
 Meninggikan tungkai untuk menurunkan edema dan nyeri.
 Kontrol perdarahan dan memberikan penggantian cairan untuk mencegah syok.
 Fiksasi eksternal untuk menstabilkan fraktur komplek dan terbuka.
 Pemasangan traksi untuk tulang panjang.
 Traksi kulit : Kekuatan di berikan pada kulit dengan busa karet
 Traksi skelet : Kekuatan yang di berikan pada tulang skelet secara langsung dengan
menggunakan kawat pen.

b. Intervensi Farmakologis.
 Anestesi local, analgetik narkotik, relaksan otot, atau di berikanuntuk membantu
pasien selama prosedur reduksi tertutup. Imobilisasi di lakukan dengan jangka waktu
yang berbeda – beda. Fisioterapi untuk mempertahankan otot yang luka bila tidak
dipakai dapat mengecil secara cepat. Setelah fraktur sembuh,mobilisasi sendi dapat
dimulai sampai ekstremitas betul – betul telah kembali normal. Fungsi penyangga
badan ( weight bearing) diperbolehkan setelah terbentuk cukup callus.

J. PENGKAJIAN
a. Pengkajian primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit
dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi, bunyi
jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin,
sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian sekunder
a.Aktivitas/istirahat
b. kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
c. Keterbatasan mobilitas
2) Sirkulasi
a. Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
b. Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
c. Tachikardi
d. Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
e. Cailary refil melambat
f. Pucat pada bagian yang terkena
g. Masa hematoma pada sisi cedera
3) Neurosensori
a. Kesemutan
b. Deformitas, krepitasi, pemendekan
c. kelemahan
4) Kenyamanan
a. nyeri tiba-tiba saat cidera
b. spasme/ kram otot
5) Keamanan
a. laserasi kulit
b. perdarahan
c. perubahan warna
d. pembengkakan local
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jaringan sekitasr fraktur, kerusakan rangka
neuromuskuler
Tujuan : kerusakn mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan
keperaawatan
Kriteria hasil:
a. Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
b. Mempertahankan posisi fungsinal
c. Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit
d. Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
b. Tinggikan ekstrimutas yang sakit
c. Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan
tak sakit
d. Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak
e. Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
f. Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan
beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan
aktivitas
g. Ubah psisi secara periodic
h. Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi

2. Nyeri b.d spasme tot , pergeseran fragmen tulang


Tujuan ; nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
a. Klien menyatajkan nyei berkurang
b. Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
c. Tekanan darah normal
d. Tidak ada peningkatan nadi dan RR
Intervensi:
a. Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
b. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
c. Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
hiburan
d. Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
e. Jelaskanprosedu sebelum memulai
f. Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif
g. Drong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh : relasksasi, latihan nafas
dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan
h. Observasi tanda-tanda vital
i. Kolaborasi : pemberian analgetik

3. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan


Tujuan: kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
Kriteria hasil:
a. Penyembuhan luka sesuai waktu
b. Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Intervensi:
a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae
b. Monitor suhu tubuh
c. Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
d. Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
e. Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
f. Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
g. Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
h. Kolaborasi pemberian antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC, 2001

Doengoes, E. Marilyn. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC, 1999


Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC, 1999

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius


FKUI,1999

NANDA. Diagnosis Keperawatan 2000. Alih bahasa mahasiswa PSIK – FK


UGM Angkatan 2002

Nettina, Sandra . M. Pedoman Praktek Keperawatan. Jakarta : EGC, 2000

Ed. J. Marion, M. Maas, Sale Morhead. Nursing OutcomesClassification..


Second Edition, Mostby, St. Louis New York, 1996

Ed. Mc. Closkey, J. C. Gloria, M. Bulechek. Nursing Intervention Clasification.

Second Edition, Mostby, St. Louis New York, 1996

Author : Anggi Pratama

Share this
Google Facebook Twitter More

Related Posts


LAPORAN PENDAHULUAN AKUT MIOKARD
INFARK (AMI)

LAPORAN PENDAHULUAN HEMODIALISA

Laporan Pendahuluan Fraktur Cruris

Laporan Pendahuluan Spinal Cord Injury (SCI)

Next
LAPORAN PENDAHULUAN HEMODIALISA
First
Post a Comment
Subscribe To
Posts
Comments

Cari LP& ASKEP disini

Translate
Powered by Translate

Populer

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI HEART DISEASE ( HHD )

CONTOH SKRIPSI S1 KEPERAWATAN Judul "HUBUNGAN TINGKAT


KECEMASAN DENGAN QUALITY OF LIFE PADA PASIEN CHRONIC
KIDNEY DISEASE DI RUANG HEMODIALISIS DI RSUD PRINGSEWU
TAHUN 2016"

Laporan Pendahuluan Kanker Usus/Ca Colon

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK


(PPOK)

Laporan Peandahuluan Down syndrome

Blog Posting
 ▼ 2017 (61)
o ► April (14)
o ▼ March (47)
 ► Mar 28 (1)
 ► Mar 25 (1)
 ► Mar 24 (2)
 ► Mar 23 (3)
 ► Mar 22 (3)
 ► Mar 20 (1)
 ► Mar 19 (1)
 ► Mar 18 (1)
 ► Mar 17 (1)
 ► Mar 16 (1)
 ► Mar 15 (1)
 ► Mar 14 (1)
 ► Mar 13 (2)
 ► Mar 12 (1)
 ► Mar 07 (1)
 ► Mar 05 (2)
 ► Mar 04 (7)
 ▼ Mar 03 (17)
 Laporan Pendahuluan Kanker Usus/Ca Colon
 LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIK...
 Laporan Pendahuluan Spinal Cord Injury (SCI)
 LAPORAN PENDAHULUAN NEFROLITHIASIS (
BATU GINJAL )...
 Laporan Pendahuluan Hiperbilirubin
 LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI
 Laporan Pendahuluan Fraktur Cruris
 LAPORAN PENDAHULUAN ISCHIALGIA
 LAPORAN PENDAHULUAN CEREBRAL PALSY
 Glasgow Coma Scale (GCS)
 LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR INTRA
ABDOMEN
 Laporan Pendahuluan Efusi Pleura
 Laporan Pendahuluan Stroke
 Laporan Pendahuluan Congestive Heart Failure
(CHF)...
 Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus (DM)
 LAPORAN PENDAHULUAN HEMODIALISA
 LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR TERBARU

Kategori
 ASUHAN KEPERAWATAN (3)
 CONTOH PROPOSAL (2)
 LP ANAK (3)
 LP JIWA (8)
 LP KDM (4)
 LP KMB (28)
 LP MATERNITAS (3)
 SKRIPSI KU (4)

Paling Sering Dilihat


 LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR
 LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI HEART DISEASE ( HHD )
 CONTOH SKRIPSI S1 KEPERAWATAN Judul "HUBUNGAN TINGKAT
KECEMASAN DENGAN QUALITY OF LIFE PADA PASIEN CHRONIC
KIDNEY DISEASE DI RUANG HEMODIALISIS DI RSUD PRINGSEWU
TAHUN 2016"
 Laporan Pendahuluan Kanker Usus/Ca Colon
 LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK)
 Laporan Peandahuluan Down syndrome
 LAPORAN PENDAHULUAN HEMODIALISA
 Laporan Pendahuluan SOL ( Space Occupying Lesion )
 Laporan Pendahuluan Hepatitis
 LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR TERBARU

Total Tayangan Laman


88687

Histats
Google+ Followers
About Me

Anggi Pratama
View my complete profile
Copyright © 2018 LP (Laporan Pendahuluan) Keperawatan Lengkap All Right
Reserved |
Created by Arlina Design
| Distributed By Gooyaabi Templates

Anda mungkin juga menyukai