14.2 Maula ProfilTegangan Hal 21 40 PDF
14.2 Maula ProfilTegangan Hal 21 40 PDF
Maula Sukmawidjaja
Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti
Abstract
A very important problem in the design and operation of a distribution system is the
calculation of the voltage profile within specified limits at various points in the system. In
this text we shall develop methods by which we can calculate the voltage, current, and power
at any point in a distribution line provided we know these values at one point, usually at one
end of the line. The continued development of large, high-speed digital computers have
brought about a change in the relative importance of various techniques in the solution of
large distribution networks. One of particular importance is the introduction of bus
admittance and bus impedance matrices method which will prove to be very useful in the
calculation of the voltage profile in the distribution networks.
Keywords: voltage profile, bus admittance, bus impedance, matrices
1. Pendahuluan
Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran tenaga listrik,
yaitu: Pembangkitan, Penyaluran (transmisi) dan distribusi seperti pada
Gambar 1.
PUSAT
PEMBANGKIT
PUSAT
PEMBANGKIT
Gardu
Gardu Distribusi
Distribusi
GI Jaringan
Penurun Tegangan JaringanMenengah
Tegangan
Penurun Tegangan
GI Tegangan
Penaik Tegangan
Penaik Tegangan Menengah
PEMBANGKIT TRANSMISI DISTRIBUSI
PEMBANGKIT TRANSMISI DISTRIBUSI
150 kV 20 kV Trafo
Distribusi
Trafo Daya
PMT20 kV PMT20 kV
PMT150 kV
Trafo Trafo
Distribusi Distribusi
22
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling
ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung
saluran.
Pemutus Pemutus 20 kV
20 kV
tenaga tenaga
PMT PMT
150 kV 20 kV 20 kV
Trafo Daya
Gardu
PMT PMT Penyulang Konsumen
150 kV 20 kV (khusus)
Gardu Induk
23
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
Saklar Saklar
Seksi Seksi
20 kV
Otomatis Otomatis
Pemutus
Beban
PMT PMT Saklar
150 kV 150 kV Seksi
PMT Trafo Trafo
Otomatis
20 kV Distribusi Distribusi
Trafo Trafo
Distribusi Distribusi
20 kV
150 kV
Trafo Distribusi
Trafo Daya
Penyulang langsung
Gardu
PMT PMT Hubung
150 kV 20 kV
Trafo Distribusi
Trafo Distribusi
24
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
Trafo Distribusi
20 kV
PMT
20 kV
Trafo
Trafo Distribusi
Distribusi
150 kV
Trafo Daya
Trafo
Trafo
Distribusi
PMT PMT Distribusi Trafo
150 kV 20 kV Distribusi
Pemutus
Beban
Penyulang Cadangan
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan yang terjadi pada
salah satu penyulang konsumen maka penyulang cadangan inilah yang
menggantikan fungsi suplai kekonsumen.
25
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
Gardu Induk
Sekering TM
Trafo Distribusi
Saklar TR
Rel TR
Sekering TR
Sambungan
Rumah
Pelanggan
26
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
4. Diagram Pengganti
Untuk memudahkan analisa, baik pada Jaringan Tegangan
Menengah maupun Jaringan Tegangan Rendah perlu dibuatkan diagram
penggantinya. Gambar 8. merupakan Jaringan Tegangan Menengah 20KV
yang disuplai dari sistem 150KV. Diagram pengganti dari Jaringan
Tegangan Menengah beserta trafo-trafo distribusinya berupa lingkaran-
lingkaran kecil pada penyulang. Posisi lingkaran disesuaikan dengan posisi
dimana trafo distribusi tersebut diletakan dalam penyulangnya.
JTM 20 kV
1 2 3 4 5 6 7 8
27
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
1 2 3 n
---- -
Sambungan Layanan
Gardu Trafo Pelanggan
Distribusi
1 2 3 4 5 6 n
SLP 5
SLP 1
SLP 4
SLP 2
SLP 3
STR
28
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
SLP
STR
STR
SLP
Max. 3 SLP
29
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
1 2 3 4 5 6 n
30
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Vnom
I1 = (3)
zbuss1,1
31
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
Vnom adalah tegangan nominal sistem 20KV, diambil dan dijaga tetap
20KVL-L. Tegangan pada masing-masing gardu trafo dapat diperoleh dari:
Dimana Zbus<1> adalah impedansi kolom 1 dari Zbus . Profil tegangan disetiap
gardu dilukiskan dalam Gambar 15.
20000
Tegangan Gardu Trafo Antar Fasa
19800
|V | 3
tni
19600
19400
0 5 10 15 20
i
Nomor Gardu
Gambar 15. Profil Tegang Disetiap Gardu Pada JTM Yang Ditinjau
32
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
5
4 6
3 7
I1 2 8
1 9
16 10
15 11
14 12
13
Pada Gambar 17. profil tegangan lebih baik, tegangan pada gardu 1
dan 16 sekarang pada tegangan yang hampir sama (perbedaan tegangan
yang kecil terjadi pada jatuh tegangan dari titik 1 ke 16). Profil tegangan
untuk tipe loop.
20000
Tegangan Gardu Trafo Antar Fasa
19950
19900
|Vt4i| 3
19850
19800
0 5 10 15 20
i
Nomor Gardu
Jika jaringan loop disuplai dari 3 buah gardu induk 150-20KV seperti
Gambar 18.
33
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
I6
5
4 6
3 7
I1 2 8
1 9
150 kV - 20 kV
16 10
15 11
14 12
13
I12
20000
1
I1 Z bus1,1 Z bus1, 6 Z bus1,12 3
20000
I 6 = Z bus1, 6 Z bus6 , 6 Z bus6 ,12 . (7)
I Z
Z bus12,12 20000
3
12 bus1,12 Z bus6 ,12
3
Dimana
Zbus<1> = Zbus<6> = Zbus<12> (9)
34
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
20000
20000
Tegangan Gardu Trafo Antar Fasa
19990
|Vt5i| 3
19980
19978.932
19970
0 5 10 15 20
i
Nomor Gardu
Gambar 19. Profil tegangan tipe loop dengan suplai dari 3 sumber daya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
JTR 220 V
I1
20 kV - 380 / 220 V
35
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
Karena ada 15 simpul, maka ukuran matrix Zbus dan Ybus adalah
15x15. Arus yang masuk simpul 1 (masuk penyulang 220V) dihitung
dengan cara yang sama seperti perhitungan pada Jaringan Tegangan
Menengah, yaitu:
Vnom
I1 = (12)
zbus1,1
nt .st
Inom = (15)
Vnom
36
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
220
210
Tegangan (Volt)
|Vtni|
200
190
180
0 5 10 15
i
Nomor Simpul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
JTR 380/220V
I1 I15
20KV-380/220V 20KV-380/220V
Gambar 22. Penyulang jaringan tegangan rendah dengan suplai dari 2 gardu
trafo
V1 zbus1,1 zbus1,15 I1
= . (17)
V15 zbus zbus15,1 5 I15
1,15
37
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
1
I1 zbus1,1 zbus1,15 V1
= . (18)
I15 zbus
1,15 zbus15,1 5 V15
1
zbus1,1 zbus1,15 220
= .
zbus
1,15 zbus15,1 5 220
I1 = 86.453 - 67.282i
|I1| = 109.549
|I15| = 109.549
220
Tegangan Tiang (L-N)
218
216
|Vtni|
214
212
210
0 5 10 15
i
Nomor Tiang
Gambar 23. Profil tegangan dengan suplai daya dari 2 gardu trafo
38
Maula Sukmawidjaja. Perhitungan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Menggunakan Matrix
7. Kesimpulan
1. Dengan menggunakan metoda matrix impedansi Zbus dan matrix
admitansi Ybus dapat diketahui profil tegangan pada penyulang
distribusi, baik pada jaringan tegangan rendah maupun jaringan
tegangan menengah.
2. Perhitungan tidak tergantung dari tipe/ konfigurasi jaringan (radial, loop
atau konfigurasi lainnya), maupun jumlah gardu/ tiang. Beban-beban
dan impedansi saluran juga tidak harus sama seperti yang diuraikan
dalam kasus-kasus diatas, tapi dapat bervariasi.
3. Jika tegangan-tegangan disemua titik telah diperoleh, maka arus dan
aliran daya dapat dihitung. Demikian pula rugi-rugi dayanya.
4. Untuk perhitungan yang lebih teliti, impedansi trafo dapat disisipkan
pada impedansi ekivalen ZS yang bersesuaian.
5. Matrix Zbus dan Ybus adalah matrix simetris yang luas penggunaanya
dalam sistem tenaga listrik baik pada operasi normal maupun kondisi
gangguan dan dapat diterapkan baik pada jaringan tegangan rendah,
maupun jaringan tegangan menengah, namun biasanya digunakan pada
jaringan tegangan tinggi.
Daftar Pustaka
1. Alexander Simanjuntak. 2004. Perhitungan Jatuh Tegangan Pada
Jaringan Distribusi Menggunakan Mathcad 2000 Profesional,
Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti.
2. Elgerd, 0.I. 1971. Electric Energy System Theory, An Introduction. New
Delhi: Tata Mc Graw-Hill.
3. Homer E. Brown. 1975. Solution Of Large Networks By Matrix
Methods. ………: A Wiley-Interscience Publication, John Wiley &
Sons, Inc.
4. Muchamdany, 2008: Analisa Koordinasi Penyetelan Relai Arus Lebih
Dan Relai Gangguan Tanah Untuk Mengatasi Simpatetik Trip Pada
Gardu Induk Tanggerang PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI
JAKARTA RAYA DAN TANGERANG AREA JARINGAN TANGERANG.
Disertasi. Jakarta: Tugas Akhir Strata-1, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti.
5. Nagrath, I.J., D.P. Kothari. 1980. Modern Power System Analysis. New
Delhi: Tata Mc Graw-Hill.
6. Paul Anderson. 1973. Analysis of Faulted Power Systems, USA: The
Iowa State University Press, Ames, Iowa.
39
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 21 - 40, ISSN 1412-0372
40