1. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus
atau lebih sebesar 1 (satu) bulan upah.
2. Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi
kurang dari 12 bulan diberikan secra proporsional dengan masa kerja yakni
dengan perhitungan masa kerja/12 x 1 (satu) bulan upah .
1. Contoh Kasus I
Aliya telah bekerja sebagai karyawan di PT. B selama 5 tahun, Aliya mendapat upah
pokok sebesar Rp. 4.000.000, tunjangan anak Rp. 450.000, tunjangan perumahan Rp.
200.000, tunjangan transportasi dan makan Rp. 1.700.000. Berapa THR yang
seharusnya didapa oleh Aliya?
Jawaban :
Rumus untuk menghitung THR bagi pekerja yang telah mempunyai masa kerja 12
bulan adalah 1 x Upah/bulan. Upah disini adalah jumlah gaji pokok ditambah tunjangan
tetap.
Tunjangan transportasi dan makan merupakan tunjangan tidak tetap, karena tunjangan
tersebut diberikan secara tidak tetap (tergantung kehadiran).
Jadi, perhitungan THR yang berhak didapat oleh Aliya adalah sebagai berikut :
2. Contoh Kasus II
Budi telah bekerja sebagai karyawan kontrak di PT. X selama 7 bulan. Budi mendapat
upah pokok sebesar Rp 2.500.000 ditambah, tunjangan jabatan Rp 300.000 dan
tunjangan transportasi Rp 500.000 dan tunjangan makan Rp. 500.000. Berapa THR
yang bisa didapat Budi?
Jawaban :
Rumus untuk menghitung THR bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 3 bulan
secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan adalah
Tunjangan transportasi dan makan merupakan tunjangan tidak tetap, karena tunjangan
tersebut diberikan secara tidak tetap (tergantung kehadiran).
Perhitungan Upah Lembur didasarkan upah bulanan dengan cara menghitung upah
sejam adalah 1/173 upah sebulan.
Contoh:
Jam kerja Manda adalah 8 jam sehari/40 jam seminggu. Ia harus melakukan kerja
lembur selama 2 jam/hari selama 2 hari. Gaji yang didapat Manda adalah Rp.
2.000.000/bulan termasuk gaji pokok dan tunjangan tetap. Berapa upah lembur yang
didapat Manda?
Manda hanya melakukan kerja lembur total adalah 4 jam. Take home pay Manda
berupa Gaji pokok dan tunjangan tetap berarti Upah sebulan = 100% upah
Contoh :
Andi biasa bekerja selama 8 jam kerja/hari atau 40 jam/minggu. Hari Sabtu dan Minggu
adalah hari istirahat Andi. Akan tetapi perusahaan Andi memintanya untuk masuk di
hari Sabtu selama 6 jam kerja. Gaji Andi sebesar Rp. 2.800.000/bulan yang terdiri dari
gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap. Lalu, berapa uang lembur yang
patut didapat Andi yang bekerja selama 6 jam di hari liburnya?
Andi melakukan kerja lembur di hari liburnya total 6 jam. Take home pay Andi berupa
Gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap berarti Upah sebulan = 75% upah
sebulan = 75% x Rp. 2.800.000 = Rp. 2.100.000.
Apabila waktu kerja lembur jatuh pada hari libur/istirahat, upah lembur dihitung 2 kali
upah/jam untuk 8 jam pertama kerja.
b. RSUD selalu melakukan pertukaran perawat antar ruangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
pengetahuan dan pengalaman tidak terpusat hanya pada satu orang dan satu tempat saja.
Dari proses perancangan dan evaluasi yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan. Desain ini
memberikan gambaran solusi terhadap masalah keterbatasan tempat dan waktu untuk bertukar
ilmu pengetahuan. Desain ini dapat memberikan gambaran pendokumentasikan pengetahuan
dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Untuk memberikan kepercayaan dan loyalitas pasien terhadap pelayanan, Rumah Sakit harus
merancang KM untuk pelayanan prima dengan metode “RATER” yaitu : R = Reliability
(Kepercayaan), bagaimana mennamkan kepercayaan pasien atas pelayanan medical A =
Assurance (Jaminan), bagaimana jaminan yang diberikan oleh pihak rumah Sakit terhadap
pasiennya T = Tangibles (Kenyataan), bagaimana cara membuktikan layanan yang baik,
bukan hanya slogan retorika belaka E = Empathy (Empati), tidak membedakan antara pasien
satu dengan yang lainnya(pelayanan yang sama terhadap pasien) R = Responsiveness
(Tanggung Jawab), bagaimana memberikan tanggung jawab yang baik atas pelayanan yang
diberikan oleh pihak rumah sakit
Rumah Sakit dalam upaya peningkatan market shared dan loyalitas pasien dapat dilakukan
dengan mengetahui permasalahan yang sedang dan akan dihadapinya, sehingga dapat meng-
create Knowledge dalam menciptakan inovasi dalam mengupayakan Pelayanan Prima
dengan metode “RATER”. Dan dalam membangun KMS Rumah Sakit dengan menggunkan
metode BSC (Balanced Socrecard)
5. Stres Kerja sudah menjadi gambaran hidup manusia modern saat ini. Secara teoritis
stress kerja dapat dipicu baik dari faktor internal maupun eksternal. Stressor of Job Stres
dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya : (i) tuntutan pekerjaan; (ii) Hubungan
antar pribadi ; (iii) faktor organisasional; dan (iv) lingkungan fisik tempat kerja.
Berdasarkan teori HRM yang Anda pelajari “tugas MSDM adalah mendapatkan orang
yang sesuai dan membangun iklim organisasi agar kinerja SDM tersebut tinggi”. Dalam
kontek ke empat faktor sumber stress tersebut bagaimana langkah MSDM dalam
membuat kebijakan agar stress yang ada masih menghasilkan kinerja yang optimal.
tuntutan pekerjaan; Cara yang paling cepat untuk mengatasi tekanan fisiologis dari stress
adalah dengan menenangkan diri dan mengurangi rangsangan fisik tubuh melalui meditasi atau
relaksasi (Wade&Tavris, 2008). Meditasi atau relaksasi ini dapat menurunkan tekanan darah
dan hormone stress juga dapat mengembangkan tekanan emosional. Hal kedua yang dapat
dilakukan yaitu dengan mendapatkan dukungan sosial, seperti keluarga, teman, tetangga, dan
rekan kerja. Karena, kesehatan kita tidak hanya pada apa yang terjadi di dalam tubuh dan
pikiran kita, tetapi tergantung pada apa yang terjadi di dalam hubungan kita dengan orang lain
(Wade&Tavris, 2008). Jadi, cobalah untuk mengatasi stress yang anda alami untuk mencegah
dari dampak-dampak yang dihasilkan dari stress. Menjadwalkan liburan bersama.
1. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya. Strategi yang bersifat
individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan
sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas
dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat
meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang
berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan kegiatan-kegiatan
santai. Dan sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan roengumpulkan sahabat,
kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang
scmuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu
strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya
adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan
keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi
tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya
dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang
sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental. Secara umum strategi manajemen stres
kerja dapat dikelompokkan mcnjadi strategi penanganan individual, organisasional dan dukungan
sosial (Margiati, 1999:77-78):
Mendeteksi penyebab stres dan bentuk reaksinya, maka ada tiga pola dalam mengatasi stres, yaitu
pola sehat, pola harmonis, dan pola psikologis (Mangkunegara, 2002:158-159):
1. Pola sehat
Pola sehat adalah pola menghadapi stres yang terbaik yaitu dengan kemampuan mengelola perilaku
dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat
dan berkembang. Mereka yang tergolong kelompok ini biasanya mampu mengelola waktu dan
kesibukan dengan cara yang baik dan teratur sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu yang
menekan, meskipun sebenamya tantangan dan tekanan cukup banyak.
2. Pola harmonis
Pola harmonis adalah pola menghadapi stres dengan kemampuan mengelola waktu dan kegiatan
secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dengan pola ini, individu mampu
mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara teratur.
Individu tersebut selalu menghadapi tugas secara tepat, dan kalau perlu ia mendelegasikan tugas-
tugas tertentu kepada orang lain dengan memberikan kepercayaan penuh. Dengan demikian, akan
terjadi keharmonisan dan keseimbangan antara tekanan yang diterima dengan reaksi yang diberikan.
Demikian juga terhadap keharmonisan
antara dirinya dan lingkungan.
3. Pola patologis.
Pola patologis adalah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai gangguan fisik maupun
sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan menghadapi berbagai tantangan dengan cara-cara
yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat
menimbulkan reaksireaksi yang berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai masalah-masalah
yang buruk.
Untuk menghadapi stres dengan cara sehat atau harmonis, tentu banyak hal yang dapat dikaji.
Dalam menghadapi stres, dapat dilakukan dengan tiga strategi yailu, (a) memperkecil dan
mengendalikan sumber-sumber stres, (b) menetralkan dampak yang ditimbulkan oleh stres, dan (c)
meningkatkan daya tahan pribadi. Dalam strategi pertama, perlu dilakukan penilaian terhadap situasi
sumbersumber stres, mengembangkan alternatif tindakan, mengambil tindakan yang dipandang
paling tepat, mengambil tindakan yang lebih positif. Strategi kedua, dilakukan dengan
mengendalikan berbagai reaksi baik jasmaniah, emosional, maupun bentuk-bentuk mekanisme
pertahanan diri. Dalam membentuk mekanisme pertahanan diri dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Misalnya menangis, menceritakan masalah kepada orang lain, humor (melucu), istirahat dan
sebagainya. Sedangkan dalam menghadapi reaksi emosional, adalah dengan mengendalikan emosi
secara sadar, dan mcndapatkan dukungan sosial dari lingkungan. Strategi ketiga, dilakukan dengan
memperkuat diri sendiri, yaitu dengan lebih memahami diri, memahami orang lain, mengembangkan
ketrampilan pribadi, berolahraga secara teratur, beribadah, pola-pola kerja yang teralur dan disiplin,
mengembangkan tujuan dan nilai-nilai yang lebih realistik.
Sebelumnya telah dibahas mengenai stres kerja yang dapat timbul dari lingkungan, organisasi,
dan individu, dan kita akan mencoba membahas mengenai mengurangi, mengatasi dan
“Four approaches that of ten involve employee and management cooperation for stress
management are social support, meditation, biofeedback and personal wellness programs”, ada
a. Pendekatan dukungan sosial, dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan memberikan kepuasan
b. Pendekatan biofeedback, dilakukan melalui bimbingan medis yakni melalui bimbingan dokter,
psikiater, dan psikolog, sehingga diharapkan karyawan dapat menghilangkan stres yang
dialaminya;
Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontinyu memeriksa kesehatan, melakukan
d. Pendekatan meditasi, dilakukan melalui penenangan pikiran, dzikir, dan olah raga pernafasan.
Menurut T.D. Jick dan R. Payne (Basalamah, 2004), ada tiga cara pokok yang dapat
a. Memperlakukan symptom dari stres, yakni cara ini dapat membantu orang yang mengalaminya,
b. Ganti orang yang mengalami stres, yakni dengan mengurangi kerentanan serta agar lebih baik
dalam bereaksi atau mengalami stres. Cara ini disebut pula dengan istilah self-management of
stres, yang antara lain meliputi senam kebugaran, diet, pengelolaan waktu yang lebih baik,
c. Ganti atau hilangkan faktor-faktor yang menimbulkan stres, yakni untuk menghilangkan,
melemahkan atau mengganti faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres, misalnya dengan
Setelah kita mengetahui bagaimana menghadapi stress, maka stres dapat dikurangi,
a. Mengurangi stres secara Individual, yakni strategi yang dikembangkan secara pribadi atau
individual. Strategi individual ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Dengan olahraga, diet dan cukup tidur, strategi ini meliputi olahraga,
memperhatikan diet dan nutrisi, tidur secara cukup, berlibur, dan sebagainya.
2. Mengubah perilaku dan reaksi kognitif yang bersangkutan terhadap stres
3. Mencari dukungan sosial, yang dapat berperan sebagai tameng dalam
menghadapi pengaruh stres. Dengan cara ini orang yang bersangkutan dapat
menceritakan persoalannya dan tidak tertutup kemungkinan orang tersebut akan
memberikan jalan keluar kepadanya.
4. Mengatur waktu (time management), dapat dilakukan dengan cara:
memprioritaskan aktivitas, mengalokasikan waktu secara realistis dan jangan
membiarkan pihak lain menginterfensi waktu kita agar kita sepenuhnya dapat
mengendalikan waktu kita.
b. Mengurangi stres secara Organisasional, cara yang biasa ditempuh oleh organisasi untuk
Mangkunegara (2005: 29-30) menyatakan bahwa mendeteksi penyebab stres dan bentuk
a. Pola sehat, adalah pola menghadapi stres yang terbaik, yaitu dengan kemampuan mengelola
perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi
sehat dan berkembang. Mereka yang tergolong kelompok ini biasanya mampu mengelola waktu
dan kesibukan dengan cara yang baik dan teratur sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu
b. Pola harmonis, adalah pola menghadapi stres dengan kemampuan mengelola waktu dan
kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dalam pola ini, individu
mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan cara mengatur waktu secara
teratur. Ia pun selalu menghadapi tugas secara tepat, dan kalau perlu ia mendelegasikan tugas-
tugas tertentu kepada orang lain dengan memberikan kepercayaan yang penuh. Dengan
demikian akan terjadi keharmonisan dan keseimbangan antara tekanan yang diterima dengan
reaksi yang diberikan. Demikian juga terhadap keharmonisan antara dirinya dan lingkungan.
c. Pola patalogis, adalah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai gangguan fisik
maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan menghadapi berbagai tantangan dengan
cara-cara yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini
dapat menimbulkan reaksi-reaksi yang berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai masalah
yang buruk.