ISSN 1979-7648
Abstraction
The destination of this research is to know the relationship between variable principles of job
distribution application for smooth implementation of administrative in local government at Piru
district office west seram regency. Based on counting result showed there is a significant
relationship between job distribution principle with smooth administrative in local government at
Piru district office. In other word, it can be said that magnitude of this relationship is 0.826 and
this relationship is powerful. This correlation is in strong position between job distribution
principle and smooth implementation of local administration, it means that any increase or
changing in independent variable (X) 0.826 will be followed by increase or decrease changing in
dependent variable (Y) 0.826 if another variable are constant. So, the hypothesis will be accepted
caused in one line condition with the problem.
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penerapan prisnip pembagian
kerja terhadap Kelancaran pelaksanaan administrasi pemerintahan desa pada kantor camat piru
Kabupaten Seram Bagian Barat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam perhitungan
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara prinsip pembagian kerja dengan
kelancaran administrasi pemerintahan desa di kantor camat piru. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa besarnya hubungan tersebut adalah 0,826 dan hubungan ini adalah hubungan
yang sangat kuat. Korelasi ini berada pada posisi yang sangat kuat antara prinsip pembagian kerja
dengan kelancaran pelaksanaan administrasi pemerintahan, dengan pengertian bahwa setiap
terjadi peningkatan atau perubahan sebesar 0,826 pada variabel bebas (X) akan diikuti dengan
perubahan peningkatan atau penurunan pada varibel terikat (Y) sebesar 0,826 apabila variabel
lain bersifat konstan. Dengan demikian hipotesis yang ditarik tersebut diterima keberlakuannya
karena berada pada kondisi yang sejalan atau searah dengan permasalahan yang ada.
secara umum Administrasi dapat diartikan unit dalam organisasi, hubungan serta
sebagai “Keseluruhan proses kerja sama wewenang masing-masing unit organisasi.
antara dua orang atau lebih yang didasarkan Menurut M. Manullang (1991:31)
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai dalam mengadakan pembagian kerja ada
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. beberapa dasar yang dapat dipakai sebagai
Usaha kerjasama ini dilakukan dalam pedoman yaitu:
suatu wadah atau perserikatan yang lasimnya a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau
disebut dengan organisasi. Dengan demikian territorial
menurut S.P. Siagian (1984:3) organisasi b. Pembagian kerja atas dasar jenis benda
adalah “Setiap bentuk persekutuan antara dua yang dilayani
orang atau lebih yang bekerjasama secara c. Pembagian kerja atas dasar langganan
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu yang dilayani
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan d. Pembagian kerja atas dasar fungsi
mana terdapat seseorang atau beberapa orang rangkaian kegiatan
yang disebut atasan dan seorang atau e. Pembagian kerja atas dasar waktu,
sekelompok orang yang disebut bawahan”. sehingga terdapat bagian waktu pagi, siang
Pengertian diatas menunjukan bahwa dan malam.
organisasi dapat ditinjau dari dua segi Pembagian kerja bukan saja perlu
pandangan yaitu sebagai wadah dimana dilihat dari manfaat yang diperoleh dari
segala kegiatan Administrasi dan Manajemen penerapan spesialisasi tetapi juga dalam
dijalankan dan sebagai suatu rangkaian rangka mewujudkan penempatan orang yang
hirarkhi dan tata hubungan dan orang – orang tepat pada jabatan yang tepat pula dalam
dalam suatu ikatan formal. Berkenaan dengan rangka mempermudah proses pelaksanaan
itu maka didalam suatu organisasi pembagian kelancaran administrasi pemerintahan.
kerja adalah keharusan mutlak dan tanpa itu Berkaitan dengan keseluruhan uraian
terjadinya tumpang tindih menjadi amat diatas maka Kantor Camat Piru Kabupaten
besar, sehingga pembagian kerja pada Seram Bagian Barat yang terletak pada posisi
akhirnya akan menghasilkan departemen- strategis dan potensial dimana dalam gerak
departemen dan Job Description dari masing- pelaksanaan pembangunan fisik maupun non
masing departemen sampai pada unit-unit fisik, maka diperoleh kesan bahwa desa Piru
terkecil dalam organisasi, karena dengan belum begitu berhasil seperti yang
pembagian kerja ditetapkan sekaligus susunan diharapkan. Hal ini terbukti melalui
organisasi, tugas dan fungsi masing-masing pengamatan penulis bahwa dalam
melaksanakan Administrasi Pemerintah Desa
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
No X Y X2 Y2 XY
1 2 3 4 5 6
1 12 11 144 121 132
2 10 8 100 64 80
3 12 8 144 64 96
4 8 5 64 25 40
5 10 8 100 64 80
6 11 7 121 49 77
7 4 6 16 36 24
8 6 4 36 16 24
9 6 4 36 16 24
10 8 6 64 36 48
11 6 6 36 36 36
12 6 4 36 16 24
13 9 7 81 49 63
14 7 6 49 36 42
15 4 4 16 16 16
16 8 6 64 36 48
17 8 6 64 36 48
18 7 5 49 25 35
19 7 6 49 36 42
20 8 6 64 36 48
21 9 7 81 49 63
22 7 4 49 16 28
23 6 6 36 36 30
24 6 5 36 25 30
25 6 5 36 25 30
26 7 5 49 25 35
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
27 6 4 36 16 24
28 4 4 16 16 16
29 6 5 36 25 30
30 12 9 144 81 108
31 8 6 64 36 48
32 5 4 25 16 20
33 9 5 81 25 45
34 6 5 36 25 30
35 12 9 144 81 108
36 8 6 64 36 48
37 9 7 81 49 63
38 6 5 36 25 30
39 8 6 64 36 48
40 8 6 64 36 48
41 6 7 36 49 42
42 8 6 64 36 48
43 6 6 36 36 36
44 6 4 36 16 24
45 12 9 144 81 108
46 6 4 36 16 24
47 8 5 64 25 40
48 7 4 49 16 28
49 7 5 49 25 35
Sumber Data: Hasil Perhitungan.
Hasil perhitungan seperti tertera pada
table tersebut diatas, kemudian dicari = 0,826
korelasinya dengan penggunaan rumus
korelasi product moment sebagai berikut: Dari hasil perhitungan tersebut diatas
n (Σxy) - (Σx)(Σy) dapat diketahui bahwa besarnya korelasi
r xy =
√ { n(Σx²)-(Σx)² } {n(Σy²)-(Σy) ²} antara pengaruh prinsip pembagian kerja
49 (2300) – (371) (286) dengan kelancaran pelaksanaan administrasi
=
√{49(4025)-(371)²}.{49(1792)(286)² } pemerintahan di kantor camat Piru sebesar r
= 0, 826 dan berada pada tingkat sangat
(112700) – (106106)
= kuat.
√(148225) –(137641) (87806 – 81796) Kemudian untuk mengetahui
tersebut signifikan (t-test > t-tabel). dan camat piru. Dengan kata lain dapat dikatakan
sebaliknya bila t- test lebih kecil nilai t-tabel, bahwa besarnya hubungan tersebut adalah
maka korelasi tersebut tidak signifikan (t-test 0,826 dan hubungan ini adalah hubungan
< t-tabel). yang sangat kuat.
Pengujian signifikansi untuk hubungan Korelasi tersebut diatas
tersebut diatas dapatlah dilihat pada memperlihatkan bahwa:
perhitungan berikut ini: a. Bila terjadi peningkatan sebesar 0,826
√r N-2 pada variabel bebas (Prinsip pembagian
t – test =
kerja), maka peningkatan yang sama pula
√ 1 - r²
akan dialami oleh variabel terikat
√ 0,826. 49 - 2 (Kelancaran pelaksanaan administrasi
=
√1 – (0, 0,826)² pemerintah desa)
b. Sebaliknya bilamana terjadi penurunan
0,826 x 6,855 0,826 pada variabel bebas, maka
=
0,317724 penurunan yang sama akan terjadi pada
diikuti dengan perubahan peningkatan atau bahwa hubunga antara prinsip pembagian
penurunan pada varibel terikat (Y) sebesar kerja terhadap kelancaran pelaksanaan
0,826 apabila variabel lain bersifat konstan. administrasi pemerintahan sebesar 0,826 dan
Dengan demikian hipotesis yang ditarik tingkat signifikansi 0,05, hal ini berarti
tersebut diterima keberlakuannya karena semakin baik penerapan prinsip pembagian
berada pada kondisi yang sejalan atau searah kerja akan semakin baik pula kelancaran
dengan permasalahan yang ada. pelaksanaan administrasi pemerintahan di
D. KESIMPULAN DAN SARAN. kantor camat Piru Kabupaten Seram Bagian
Berdasarkan hasil analisis data Barat. Dengan kata lain meningkatnya
terhadap variabel Prinisp Pembagian Kerja kelancaran pelaksanaan administrasi
maka dapatlah disimpulkan bahwa prinsip pemerintahan disebabkan karena semakin
pembagian kerja belum diterapkan secara baiknya penerapan prinsip pembagian kerja.
baik di kantor Camat Piru Kabupaten Seram Dengan demikian hipotesis yang
Bagian Barat. Hal ini dapat dibuktikan menyatakan ada hubungan yang signifikan
melalui jawaban yang diberikan oleh antara prinsip pembagian kerja terhadap
responden terhadap pertanyaan-pertanyaan kelancaran pelaksanaan administrasi
yang diajukan, dimana kebanyakan pemerintahan desa dikantor Camat Piru
responden memilih jenis jawaban b dan c Kabupaten Seram Bagian Barat teruji
jika dibandingkan dengan jawaban a. kebenarannya.
Keadaan yang relative sama berlaku Teruji kebenaran hipotesis tersebut
pula terhadap variabel Kelancaran berarti data yang diperoleh dalam penelitian
pelaksanaan administrasi pemerintahan desa, lapangan mendukung sepenuhnya hipotesis
jawaban yang diberikan oleh responden atas yang dirumuskan. Dengan kata lain antara
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih teori dan kenyataan sejalan.
banyak berkisar pada jawaban b dan c jika Berdasarkan pada kesimpulan tersebut
dibandingkan dengan jawaban a. hal ini diatas, maka dapat diuraikan beberapa saran
menunjukan bahwa kelancaran pelaksanaan sebagai berikut :
administrasi pemerintahan belum begitu baik 1. Disarankan kepada Camat bahwa untuk
sebagaimana yang diharapkan. menjamin kelancaran administrasi
Kemudian bertitik tolak dari hasil pemerintahan perlu diterapkan prinsip
analisis korelasi product moment dapat pembagian kerja sebagaimana diatur di
diambil kesimpulan tentang hubungan antara dalam ketentuan yang mengatur
kedua variabel pokok penelitian ini (variabel organisasi pemerintahan desa.
pengaruh dan variabel terpengaruh) yaitu
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
Bernard C Renyut
Abstraction
Is there a problem in relationship between incentives and performance? This is problem has to be
examined. Destination of this research to know how is the relationship between incentive level
and unloading labor performance at Ambon unloading labor cooperation. The way in this
research is using association method with 40 respondents use technical purposive sampling. Data
analysis result showed that there is a significant relationship between materiel incentives and
employee performance at Ambon unloading labor (TKBM) cooperation. As we know that the
correlation is 0.71. When the magnitude of this correlation is related to correlation size, it can be
said high correlation. So, if there is an increase 0.71 at independent variable, it will be happened
increase 0.71 at dependent variable and so on. Increase or decreases on those variables above, can
happen when other variables are considered have no effects (constant)
Keyword: incentive, Performance
Abstraksi
Ada tidaknya hubungan insentif dengan kinerja adalah masalah yang diteliti. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat insentif dengan kinerja tenaga
kerja bongkar muat pada Koperasi TKBM Ambon. Cara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode asosiatif dengan jumlah responden 40 responden menggunakan
teknik purposive sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
berarti (signifikan) antara insentif material dengan kinerja karyawan pada Koperasi TKBM
Ambon. Seperti diketahui bahwa korelasi tersebut adalah 0,71. Bilamana besarnya korelasi ini
dikaitkan dengan ukuran yang telah dikemukakan, maka korelasi yang demikian dapat dikatakan
korelasi yang tinggi. Untuk itu, maka apabila terjadi peningkatan sebesar 0,71 pada variabel
bebas, maka terjadi pula peningkatan sebesar 0,71 pada variabel terikat dan sebaliknya.
Peningkatan atau penurunan pada kedua variabel tersebut di atas, dapat terjadi bilamana variabel
yang lain dianggap tidak berpengaruh (konstan).
25 3 3 3 9
26 2 3 2 7
27 3 3 3 9
28 3 3 3 9
29 1 1 1 3
30 2 2 2 6
31 3 3 3 9
32 1 1 1 3
33 3 3 3 9
34 3 3 2 8
35 3 3 3 9
36 2 2 2 6
37 3 2 2 7
38 2 2 2 6
39 3 2 3 8
40 2 3 3 8
Sumber Data : Hasil Penelitian.
2. Variabel Terikat (Kinerja Karyawan). b. Baiknya keterampilan kerja karyawan
Yang dimaksudkan dengan kinerja c. Adanya keyakinan dari dalam
karyawan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pekerjaan
kemampuan dan usaha karyawan untuk Selanjutnya untuk mengetahui
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tanggapan responden tentang indikator
rencana dan waktu yang telah ditetapkan tersebut di atas, diajukan beberapa
untuk mencapai tujuan. pertanyaan dan kemudian dimasukan dalan
Untuk mengukur variabel ini digunakan tabel tanggapan responden sepertti terlihat
indikator-indikator sebagai berikut : pada table dibawah ini:
a. Baik pengetahuan yang dimiliki
karyawan
Tabel 2
Skor Jawaban Responden pada Variabel Y
Subyek X1 X2 X3 Total
1 2 3 4 5
1 2 2 2 6
2 1 1 1 3
3 2 1 2 5
4 1 2 2 5
5 2 3 2 7
6 2 2 2 6
7 1 1 1 3
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
8 2 2 1 5
9 1 1 1 3
10 2 2 3 7
11 1 1 1 3
12 1 1 1 3
13 2 2 3 7
14 3 2 3 8
15 2 3 2 7
16 3 2 3 8
17 3 3 3 9
18 3 2 2 7
19 3 3 3 9
20 2 2 2 6
21 2 3 2 7
22 2 2 3 7
23 1 2 1 4
24 1 1 1 3
25 3 3 3 9
26 2 2 2 6
27 2 3 2 7
28 3 3 3 9
29 1 1 1 3
30 3 3 3 9
31 2 2 2 6
32 3 3 3 9
33 3 3 3 9
34 2 2 2 6
35 2 3 3 8
36 1 1 1 3
37 3 2 2 7
38 2 1 2 5
39 2 3 2 7
40 2 2 2 6
Sumber : Hasil Penelitian.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
26 7 6 49 36 42
27 9 7 81 49 63
28 9 9 81 81 81
29 3 3 9 9 9
30 6 9 36 81 54
31 9 6 81 36 54
32 3 9 9 81 27
33 9 9 81 81 81
34 8 6 64 36 48
35 9 8 81 64 72
36 6 3 36 9 18
37 7 7 49 49 49
38 6 5 36 25 30
39 8 7 64 49 56
40 8 6 64 36 48
274 246 2066 1680 1785
Sumber data : Hasil Penelitian.
N (∑XY) – (∑X) (∑Y) 7110.3991449
rxy =
{N.∑ X²-(∑X)²}.{N.∑Y²-∑Y)²}
r = 0,71
untuk hubungan tersebut dapat dilihat bongkar muat dari kapal pengangkutan
sebagai berikut : barang yang tambat di Pelabuhan Ambon.
Insentif material adalah alat ukur yang
r n2
t test sangat dominan dalam menentukan kinerja
1 r 2
karyawan pada Koperasi Tenaga Kerja
0,71 40 2 Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan
t test
0,4959 Ambon. Hasil penelitian menunjukkan
(0,71) (6,164414003) bahwa antara insentif material dan kinerja
0,704201675 karyawan telah memperlihatkan hubungan
4,3767
korelasi yang signifikan, artinya bahwa
0,704201675
6,215 insentif yang diterima Karyawan TKBM
pada Koperasi TKBM di Pelabuhan Ambon
Besarnya nilai t-test menurut hasil
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
perhitungan adalah 6,215, bila dibandingkan
Bardasarkan kesimpulan di atas maka
dengan t-tabel sebesar 0,312 maka dapat
perlu disarankan beberapa hal sebagai
dikatakan bahwa nilai t-test lebih besar dari
berikut:
pada t-tabel (6,215 > 0,312).
1. Pemerintah harus memperhatikan nasib
Oleh karena itu maka dapat dikatakan
Tenaga Kerja yang bekerja pada
bahwa insentif material mempunyai
Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat
hubungan yang signifikan dengan kinerja
(TKBM) di Pelabuhan Ambon sebab
karyawan pada Koperasi TKBM Ambon.
mereka merupakan bagian dari warga
Penggolongan tersebut adalah hubungan
negara Republik Indonesia yang patut
yang tinggi pada taraf signifikan.
mendapatkan perlakuan yang wajar,
D. KESIMPULAN DAN SARAN.
baik dalam bidang hukum (terkait
Berdasarkan uraian sebelumnya maka
dengan hak-hak mereka) dalam bidang
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
ekonomi sosial kemasyarakatan lain
Insentif yang diterima oleh Tenaga Kerja
yang berhubungan dengan kesehatan
Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Ambon
dan tingkat kesejahteraan tenaga kerja.
masih di bawah sudah baik dan sesuai
2. Sebagai tenaga kerja yang bekerja
dengan standar yang ditetapkan. Insentif
dalam satu hubungan kerja maka
yang diberikan kepada para tenaga kerja
insentif yang diberikan harus sesuai
yang bernaung di bawah Koperasi TKBM
dengan standar yang wajar dan harus
dalam bentuk uang dan barang setiap bulan
dicantumkan dalam perjanjian kerja,
sangat tergantung pada frekwensi kegiatan
yang dibuat antara pekerja dengan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
Ignasius Setitit
Abstraction
The title of this research is the role of school committee in school programs development at SDN
2 Halong Ambon. The research destination to determine extent the school committee role in
school programs development at SDN 2 Halong Ambon. Population in this research is all board
committees at SDN 2 Halong Ambon, because the population can be reached so there is no
sampling collection. As per research result of the school committee role in school programs
development at SDN 2 Halong Ambon not according to stakeholders expectation in educational
unit on SDN 2 Halong Ambon, can be seen from four indicators such as:
Abstraksi
Judul dalam penelitian ini adalah Peranan Komite Sekolah Dalam Pengembangan Program
Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana peran komite sekolah dalam pengembangan program sekolah pada
Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pengurus komite pada Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon, karena populasi dapat
dijangkau maka tidak diadakan penarikan sampel. Sesuai hasil penelitian peranan komite sekolah
dalam pengembangan program sekolah pada sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon belum
sesuai dengan harapan pemangku kepentingan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2
Halong Kota Ambon, yang dapat dilihat dari ke empat indikator tersebut antara lain;
1). Peran pemberi pertimbangan berada pada kategori kurang baik.
2). Peran Pendukung berada pada Kategori tidak baik.
3). Peran Pengontrol berada pada kategori tidak baik.
4). Peran Mediator/Penghubung berada pada kategori tidak baik.
Tabel 3
Hasil Jawaban Responden atas Indikator
Peran Pengontrol
No Kategori Jumlah Prosentase (%) Ket
1 Ikut mengontrol 3 17,65
2 Kurang ikut mengontrol 8 47,06
3 Tidak ikut mengontrol 6 35,29 N=17
17 100
Tabel 4
Hasil Jawaban Responden atas Indikator
Peran Mediator/Penghubung
No Kategori Jumlah Prosentase (%) Ket
1 Menjadi penghubung 2 11,76
2 Kurang menjadi penghubung 6 35,29
N=17
3 Tidak menjadi penghubung 9 52,94
17 100
bahkan tidak memberikan dukungan baik dimana komite lebih berfungsi untuk
yang berwujud financial, pemikiran, memantau kondisi tenaga kependidikan di
maupun tenaga dalam penyelenggaraan sekolah, yang nantinya dikoordinasikan
pendidikan di satuan pendidikan. kepada dewan pendidikan, sehingga
c. Peran Pengontrol (controlling agency) dewan pendidikan mendapatkan
dimana responden yang menyatakan gambaran yang utuh mengenai keadaan
kurang dan tidak ikut mengontrol dalam tenaga kependidikan di tiap sekolah dan
rangka transparansi dan akuntabilitas masalah yang di hadapi tiap sekolah.
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan 3. Sementara untuk meningkatkan peran
lebih banyak jumlahnya. komite sebagai pengontrol (controlling
d. Peran Penghubung/Mediator dimana lebih agency), yaitu dengan melibatkan komite
banyak responden yang menyatakan dalam melakukan control terhadap proses
kurang bekerjasama dan tidak ikut serta pengambilan keputusan dan perencanaan
sebagai penghubungan (mediator antara pendidikan di sekolah, termasuk penilaian
pemerintah dengan masyarkat di satuan kualitas kebijakan dan perencanaan yang
pendidikan. ada.
Berdasarkan uraian pada kesimpulan 4. Sedangkan untuk meningkatkan peran
yang telah dikemukakan, maka rangka komite sebagai mediator/penghubung,
meningkatkan Peran Komite Sekolah Dalam adalah dengan lebih melibatkan komite
Pengembangan Program Sekolah Pada dalam upaya memfasilitasi berbagai
Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota masukan dari masyarakat terhadap
Ambon, maka penulis merekomendasikan kebijakan yang ditetapkan dinas
beberapa saran sebagai berikut: pendidikan.
1. Untuk meningkatkan peran komite
sebagai pemberi pertimbangan (advisory
agency), maka perlu dilibatkan pengurus
komite dalam mengidentifikasi sumber
daya pendidikan dalam masyarakat, yang
mana sumber daya yang dimiliki akan
menjadi masukan dan sebagai bahan
pertimbangan dalam merumuskan
berbagai program pendidikan di sekolah.
2. Untuk meningkatkan peran komite
sebagai pendukung (supporting agency),
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
DAFTAR PUSTAKA.
Abdullah Taufik, 1982. Dasar-Dasar
Motivasi, Pionir Jaya, Bandung.
Nanang Fatah, 2002. Paradigma
Pendidikan, Gaung Persada, Jakarta.
Save The Children, 2010. in Indonesia –
Maluku .
Ramlan Subekti, 1984. Pengantar Teori
Pengembangan Sumber daya Manusia,
Rineka Cipta, Jakarta.
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional RI,
Jakarta.
Keputasan Menteri Pendidikan RI Nomor
044/U/2002 tentang Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah.
Wacana Adhitya, Bandung.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
Johny U. Lesnussa
Abstraction
The destination of this research to determine relationship between leadership style with employee
work performance at PT. PLN (Persero) Piru sub branch. The research method is associative
method and collection data technique is interview method and observation. After data collected
then it will be analyzed with Sperman rank correlation analysis, discussion and conclusion. From
this analysis result value is rs = 0.50. to know the significance of both variables is using t-test
analysis and got value 2.309 then this value will be consulted with t-table value (distribution
table) where n = 18-2 = 16 on confidence level 95%, which is obtained 1.746. Consulting result
value t-test / counting more than value t-table (2.309 > 1.746). It means that data are used to
support this research.
Keyword: Leadership, Work Performance
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Prestasi
Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Sub Ranting Piru. Metode penelitian adalah metode
Assosiatif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan
observasi. Setelah data berhasil dikumpulkan maka selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan Analisa Korelasi Rank Sperman, pembahasan dan kesimpulan. Dari hasil analisa
yang dilakukan diperoleh nilai rs = 0,50. Untuk mengetahui signifikansinya kedua variabel
tersebut maka digunakan analisis t-test dan diperoleh hasil sebesar 2,309 kemudian nilai ini
dikonsultasikan dengan nilai t- tabel (tabel distribusi) dimana n = 18-2 = 16 pada taraf
kepercayaan 95% , diperoleh hasil sebesar 1,746 . Hasil konsultasi nilai t-test/hitung lebih besar
dari nilai t-tabel (2,309 > 1,746).. Artinya bahwa data yang digunakan mendukung penelitian ini.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Prestasi Kerja.
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648
taraf 95% atau 0,05%,maka diadakan uji PLN. Ranting Piru pada taraf kepercayaan
signifikan dengan menggunakan rumus t- 95% (0,05)
test. Apabila nilai t-test lebih besar atau D. KESIMPULAN DAN SARAN.
sama dengan nilai t-tabel,maka hubungan Setelah diadakan analisis terhadap
tersebut dikatakan signifikan. Untuk menguji data- data kedua variabel pokok yang diteliti
tingkat signifikan dapat dilihat sebagai yaitu Gaya Kepemimpinan (Variabel X) dan
berikut : Prestasi Kerja (Variabel Y), dengan
r√n-2 menggunakan analisis rank sperman ,maka
t-test =
secara umum dapat di simpulkan bahwa
√ 1 - r²
terdapat hubungan antara kedua variabel
tersebut sebesar 0,504
0,50 √ 18 - 2
= Kemudian untuk mengatahui apakah
√ 1 - 0,50 ²
hubunan antara kedua variabel tersebut
signifikan pada taraf kepercayaan0,05%
0,50 √ 16
maka di adakan uji signifikan dengan
=
√ 1 - 0,25 menggunakan rumus t-test. Sesuai hasil uji
dengan menggunakan t-test diperoleh nilai
0,50 x 4
= sebesar 2,309, apabila dibandingkan dengan
√ 0,75
nilai tabel rank sperman/rho di mana n = 18-
1,8708 2 = 16, maka diperoleh nilai sebesar 1,746.
= -------------------
Dengan demikian maka dapat
0,866025403
dikatakan bahwa antara variabel bebas
= 2,309
(Gaya Kepemimpinan) dan terikat (Prestasi
Besarnya nilai t-test menurut hasil Kerja) mempunyai hubungan yang
perhitungan adalah sebesar 2,309 Apabila signifikan, dimana nilai t- test lebih besar
dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka dari pada nilai pada tabel Rank sperman
dapat dikatakan bahwa nilai t-test lebih besar (2,160 >1,746) .
dari pada nilai t-tabel dimana nilai t-tabel Maka dapat dikatakan bahwa Gaya
adalah n = 18 -2 = 16 yaitu sebesar 1,746 Kepemimpinan dalam PT.PLN (Persero)
(2,309 > 1,746). Ranting Piru memang merupakan sesuatu
Oleh karena itu dapat maka dapat hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja,
dikatakan bahwa gaya kememimpinan terutama dalam upaya untuk meningkatkan
mempunyai hubungan yang signifikan prestasi kerja karyawan/ pegawainya. Hal ini
dengan prestasi kerja karyawan pada PT. berarti hipotesa yang dirumuskan dalam
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
Thomas Namsa
Abstraction
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubugan antara Peningkatan Kemampuan Personil
Polisi Periran dan hubungannya dengan Efektivitas Penanganan Perkara di Laut Oleh Tim Patroli
Polisi Perairan Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku. Populasi penelitian ini adalah seluruh
Personil yang tergabung dalam Tim Patroli Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku yang
berjumlah 34 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis hubungan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dan untuk menguji tingkat signifikan dari
hubungan yang ada digunakan t - test. Dari hasil analisis diperoleh nilai korelasi sebesar 0,23,
kemudian hasil korelasi tersebut diuji tingkat signifikan dengan t-test yang hasilnya sebesar 1,44.
Dari hasil perhitungan t-test tersebut ternyata hasil t-test lebih besar dari t- tabel (1,44 > 0,339)
sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Peningkatan Kemampuan
Personil Polisi Perairan dan hubungannya dengan Efektivitas Penanganan Perkara di Laut Oleh
Tim Patroli Polisi Perairan Direktorat Polisi Periaran Polda Maluku.
merupakan subyek dalam setiap aktivitas bagian Direktorat Polisi Perairan Polda
orgnisasi. Manusia merupakan pelaku dan Maluku, dalam penanganan perkara ilegal
penggerak dari setiap aktivitas dari logging dapat berjalan dengan baik, maka
organisasi, oleh karena itu agar kinerja para personil harus memiliki kemampuan
organisasi dapat berjalan dengan sebaik- serta skill, seperti pengetahuannya tentang
baiknya dan sesuai dengan tujuan yang tata cara penanganan perkara di laut dalam
diharapkan, maka manusia yang merupakan pelaksanaan patroli laut oleh tim patroli.
pelakunya harus berkualitas. Tanpa manusia Para personil diikutsertakan dalam berbagai
yang berkualitas maka kinerja organisasi kegiatan pendidikan dan latihan yang dapat
juga tidak dapat berjalan dengan baik. Dan meningkatkan kualitas dirinya, seperti
tujuan yang diharapkan tidak akan terwujud kemampuannya dalam menggunakan dan
pula. mengopersikan sarana-sarana penunjang
Artinya bahwa untuk meminimalisir patroli di laut, baik itu sarana – prasarana
terjadinya pelanggaran, baik tindak pidana kapal maupun kemampuan menangani
maupun pelanggaran di wilayah perairan, berbagai perkara termasuk ilegal logging.
dibutuhkan personil – personil polisi Tegasnya Miftha Thoha (1986 : 176 )
perairan yang memiliki kemampuan, mengatakan bahwa:”Pembinaan adalah suatu
khususnya dalam menangani berbagai proses belajar dengan melepaskan hal-hal
perkara, seperti penanganan perkara ilegal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal
logging di laut yang merupakan salah satu yang baru yang belum dimiliki dengan
tugas pokok dari personil polisi perairan. tujuan membantu orang-orang untuk
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningkatkan dan membetulkan
sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan kecakapan baru untuk
kemampuan dalam hal ini personil mendapatkan tujuan hidup dan kinerja yang
Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku dijalin secara efektif”.
adalah personil yang memiliki pendidikan Artinya bahwa peningkatan
formal dan informal yang cukup, kemampuan sumber daya personil dapat
pemahaman terhadap program, rasa dilalui dengan suatu proses belajar agar
tanggungjawab dan keahlian serta inisiatif, seorang personil dapat meningkatkan
sehingga pekerjaan yang diembankan dapat kemampuan teknis maupun kemampuan
berjalan sesuai dengan rencana yang lainnya. Dengan kata lain bahwa seorang
ditetapkan. personil polisi perairan yang berada dalam
Agar efektivitas pelaksanaan tugas- lingkungan Direktorat Polisi Perairan Polda
tugas organisasi kepolisian khususnya Maluku perlu diberi kesempatan untuk
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
harus diberikan pendidikan dan latihan daya personil dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. baik, maka akan berpengaruh terhadap
Tujuan oraganisasi dapat dicapai efektivitas personil berarti menunjukkan
dengan baik apabila para personil dapat suatu keberhasilan bagi kinerja.
melaksanakan tugas-tugas opersional dengan Secara umum telah dikemukakan
efisien dan efektif. Untuk itu peningkatan bahwa efektifitas itu sendiri paling baik jika
kemampuan personil dalam organisasi yang dilihat dari sudut sejauh mana organisasi
bersangkutan sangat diperlukan. Dengan berhasil mendapatkan dari memanfaatkan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada sumber daya manusia dalam mengejar tujuan
hakekatnya tujuan pendidikan dan latihan yang hendak dicapai. Berkaitan dengan
untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi, maka Richard
kerja personil dalam melaksanakan dan M. Steers (1985 : 50) mengatakan bahwa
mencapai sasaran yang telah ditentukan. efektivitas dari sudut pencapaian tujuan
Tegasnya Andrew F. Sikula mengatakan adalah: “Rumusan keberhasilan organisasi,
bahwa ; “ Peningkatan Kemampuan personil harus mempertimbangkan bukan saja sasaran
hendaknya disusun secara cermat dan organisasi tetapi juga mekanismenya
didasarkan pada metode-metode ilmiah serta mempertahankan diri mengejar sasarannya.
berpedoman pada ketrampilan yang Dengan perkataan lain, penilaian efektivitas
dibutuhkan organisasi saat ini maupun masa kerja harus berkaitan dengan masalah sarana
depan. Peningkatan kemampuan maupun tujuan – tujuan tertentu”.
/pengembangan ini harus bertujuan untuk Dalam kaitan dengan Efektivtias
meningkatkan kemampuan teknis, personil, maka diperlukan adanya kriteria-
konseptual dari moral personil supaya kriteria dasar yang menjadi patokan untuk
kinerjanya baik dan mencapai hasil yang dapat mengukur efektivitas personil. Karena
optimal. (dalam Melayu S.P.Hasibuan, itu, maka Ni Ketut Martini (1998 : 13)
1993:78). bahwa beberapa ukuran yang dihubungkan
Dari kedua konsep di atas, dapat dengan kinerja personil pada umumnya
dikatakan bahwa peningkatan/ sebagai berikut:
pengembangan pada dasarnya adalah suatu a. Kualitas : sejauh mana aktivitas yang
proses pendidikan dan latihan yang diikuti dilakukan baik proses maupun hasilnya
oleh setiap personil dalam meningkatkan mendekati kesempurnaan secara ideal
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan kerja dengan standard yang diinginkan.
personil yang bersangkutan untuk mencapai b. Kuantitas : jumlah yang dihasilkan,
tujuan organisasi. Sedangkan apabila sumber semakin professional seseorang dalam
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
menjalankan tugas, maka produk jasa wilayah operasi Direktorat Polisi Perairan
yang dihasilkan semakin meningkat. Polda Maluku.
c. Waktu : banyaknya waktu yang B. CARA PENELITIAN.
dihabiskan dalam menyelesaikan aktivitas Penelitian ini dilaksanakan pada
atau pekerjaannya, semakin professional Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku
seseorang, maka akan sedikit waktu yang yang berlangsung dari bulan Maret 2009
dihabiskan dalam menyelesaikan sampai dengan bulan Juli 2009. Dan yang
pekerjaannya untuk memperoleh hasil menjadi populasi dalam penelitian adalah
yang maksimal, yang ditunjang pula seluruh Tim Patroli pada Direktorat Polisi
dengan tersedianya sarana dan prasarana Perairan Polda Maluku yang berjumlah 34
perkantoran. Personil. Metode pengumpulan data yang
d. Tingkat penggunaan sumber daya : digunakan adalah metode wawancara dan
manusia, peralatan, keuangan dan lain- observasi. Data yang berhasil dikumpulkan
lain, semakin professional seseorang, akan dianalisa dengan menggunakan analisa
maka akan semakin efisien penggunaan statistik Product Moment dengan rumus
tugasnya. sebagai berikut :
e. Tingkat kemampuan dalam menunjukkan n (Σxy) - (Σx)(Σy)
rasa percaya diri : semakin professional r xy =
seseorang, maka akan semakin efisien √ (nΣxy²)-(Σx)² {n(Σy²)(Σy) ²}
penggunaan sumber daya dalam
menjalankan tugasnya sehingga tercapai
tujuan organisasi. Dimana :
Dengan mengetahui kriteria yang rxy = Koofisien Korelasi
digunakan dalam mengukur efektivitas x = Skor dalam distribusi variabel x
penaganan perkara oleh personil polisi y = Skor dalam distribusi variabel y
perairan, khususnya Tim Patroli pada n = Banyaknya Pasangan Skor x dan y
Direktorat polisi perairan Polda Maluku di ( Sarapiah Faisal , 1989 : 234 )
Ambon, maka peningkatan kemampuan Dan untuk menguji tingkat
sumber daya personil polisi perairan dapat signifikansinya, maka data tersebut akan
diketahui dan diukur melalui pelaksanaan diuji dengan mempergunakan t-test dengan
tugas-tugas operasional, khususnya patroli rumus sebagai berikut :
laut dan penanganan perkara pelanggaran r√ n - 2
hukum, seperti ilegal logging, illegal t-test =
fieshing dan illegal oil yang marak terjadi di r√ 1 - r²
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
20. 2 3 1 3 9
21. 3 3 3 2 11
22. 2 1 3 2 8
23. 2 2 3 1 8
24. 1 2 2 2 7
25. 3 1 3 3 10
26. 2 3 1 2 8
27. 3 2 2 3 10
28. 1 3 3 2 9
1 2 3 4 5 6
29. 2 1 2 1 6
30. 1 2 3 3 9
31. 3 1 2 2 8
32. 2 2 1 1 6
33. 1 1 3 3 8
34. 1 2 2 1 6
74 76 79 78 307
Sumber Data : Hasil Penelitian.
Tabel. 2.
Distribusi Jawaban Responden dalam Variabel Terikat (Y)
Indikator
No. Total
Y1 Y2 Y3 Y4
1 2 3 4 5 6
1. 3 3 3 1 10
2. 3 3 2 2 10
3. 3 3 3 3 12
4. 3 1 2 3 9
5. 3 3 3 2 11
6. 1 3 2 3 9
7. 1 2 3 2 8
8. 3 3 1 3 10
9. 2 2 3 3 10
10. 3 3 1 1 8
11. 3 3 2 2 10
12. 3 2 3 3 11
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
13. 2 3 3 2 10
14. 2 2 2 3 9
15. 3 3 3 2 11
16. 2 2 1 3 8
17. 3 1 3 1 8
18. 2 3 2 3 10
19. 3 2 3 1 9
20. 2 1 2 3 8
21. 3 3 3 2 11
22. 2 2 1 3 8
1 2 3 4 5 6
23. 2 3 3 2 10
24. 3 3 2 3 11
25. 2 2 1 3 8
26. 3 3 2 3 11
27. 2 3 3 2 10
28. 3 1 2 3 9
29. 1 2 3 2 8
30. 1 3 3 3 10
31. 3 2 3 3 11
32. 2 1 2 2 7
33. 1 3 1 3 8
34. 2 2 3 3 10
80 81 79 83 323
Sumber Data : Hasil Penelitian.
Hubungan antara kedua variable X (kemampuan personil) dengan variabel Y
(efektivitas) pada direktorat polisi perairan Polisi Daerah Maluku tersebut akan ditentukan
dengan menggunakan rumus korelasi product moment, dalam hubungan ini diperlukan tabel
kerja sebagai berikut:
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
Tabel. 3.
Korelasi Product Moment
No. X Y X² Y² XY
1 2 3 4 5 6
1. 11 10 121 100 110
2. 9 10 81 100 90
3. 12 12 144 144 144
4. 7 9 49 81 63
5. 11 11 121 121 121
6. 8 9 64 81 72
7. 10 8 100 64 80
8. 8 10 64 100 80
9. 9 10 81 100 90
10. 12 8 144 64 96
11. 8 10 64 100 80
12. 10 11 100 121 110
13. 10 10 100 100 100
14. 11 9 121 81 99
15. 10 11 100 121 110
16. 8 8 64 64 64
17. 11 8 121 64 88
18. 9 10 81 100 90
19. 10 9 100 81 90
20. 9 8 81 64 72
21. 11 11 121 121 121
22. 8 8 64 64 64
23. 8 10 64 100 80
24. 7 11 49 121 77
25. 10 8 100 64 80
26. 8 11 64 121 88
27. 10 10 100 100 100
28. 9 9 81 81 81
29. 6 8 36 64 48
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
1 2 3 4 5 6
30. 9 10 81 100 90
31. 8 11 64 121 88
32. 6 7 36 49 42
33. 8 8 64 64 64
34. 6 10 36 100 60
307 323 2861 3121 2932
Sumber Data : Hasil Penelitian.
Berdasarkan angka – angka pada 2323,709
kedua variabel pokok tersebut, maka
dapatlah dihitung korelasi antara kedua = 0,22679
variabel sebagai berikut : = 0,23
n (Σxy) - (Σx)(Σy) Hasil perhitungan “r” product moment
r xy = tersebut di atas adalah sebesar 0,23 jelas
√ { n(Σx²)-(Σx)² } {n(Σy²)-(Σy) ²} menunjukkan bahwa antara variabel
peningkatan kemampuan personil polisi
34 (2932) – (307)(323) perairan dengan efektivitas penanganan
r= perkara di laut terdapat hubungan yang
√{34(2861)–(307)²}{34(3121)–(323)² } rendah.
Untuk mengatakan signifikan tidaknya
(99688) – (99161) hubungan tersebut, maka perlu diadakan uji
= signifikan dengan T– test pada taraf
√(97274) –(94249) (106114 – 104329) kepercayaan 95% (Taraf signifikasi 0,05).
Apabila nilai T– test lebih besar atau sama
527 dengan nilai T – tabel , maka hubungan
= korelasi tersebut signifikan(T– test ≥ T –
√(3025) (1785) tabel). Dan sebaliknya bila nilai T-test lebih
kecil atau sama dengan nilai T – tabel, maka
527 korelasi tersebut tidak signifikan (T– test ≤ T
= – tabel).
√ 5399625 Pengujian signifikan untuk hubungan
tersebut di atas dapatlah dilihat pada
527 perhitungan berikut ini :
= r√ N - 2
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
signifikan antara kedua variabel yang diteliti 1. Bahwa dalam rangka pencapaian tujuan
dalam penelitian ini. organisasi Kepolisian Republik Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Direktorat Polisi Perairan Polda
perhitungan atas data yang di peroleh dalam Maluku, khsusnya pengamanan wilayah
penelitian lapangan dengan menggunakan perairan, maka keikutsertaan personil
rumus korelasi product moment dalam berbagai pendidikan dan latihan
menunjukkan angka korelasi sebesar 0,23 sebagai upaya peningkatan
hasil ini selanjutnya diuji signifikansinya kemampuannya sangat dibutuhkan.
dengan T– test pada taraf kepercayaan 95% 2. Bahwa dalam rangka penanganan
(Taraf signifikasi 0,05 (T– test ≥ T – tabel). perkara di laut dapat berjalan lebih
Dan hasilnya sebesar 1,44 artinya bahwa efektif, maka hal – hal sebagaimana
hasil T– test lebih besar atau sama dengan T diutarakan berikut ini perlu diperhatikan :
– tabel (1,44 ≥ 0,339) . Hal ini menunjukkan a. Para personil perlu diberikan
bahwa peningkatan kemampuan personil pemahaman tentang prosedur tetap
polisi perairan dengan efektifitas yang dapat digunakan dalam proses
penanganan perkara di laut mempunyai penanganan berbagai perkara yang
hubungan yang erat pada Direktorat Polisi terjadi di laut, seperti ilegal logging,
Perairan Polda Maluku. b. Kemampuan dalam memanfaatkan
Dengan demikian, maka dapat berbagai sarana dan prasaran penunjang,
disimpulkan bahwa hipotesis yang seperti sarana kapal sebagai salah satu
mengatakan ada hubungan yang signifikan sarana utama dalam pelaksanaan patroli
antara peningkatan kemampuan personil di laut.
polisi perairan dengan efektifitas
penanganan perkara di laut oleh tim patroli
Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku
diterima pemberlakuannya. Jadi dapat
dikatakan bahwa semakin meningkat
kemampuan personil polisi perairan pada
Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku,
maka semakin meningkat pula efektifitas
penanganan perkara di laut.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di
atas, maka dikemukakan bebarapa saran
sebagai berikut :
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648
DAFTAR PUSTAKA.
Hasibuan Melayu P., 1990, Manajemen
Sumber Daya Manusia Dasar dan
Kecil Keberhasilan, Jakarta, Haji
Masanggung.
................................, 1993, Manajemen
Dasar Pengertian Dan Masalah,
Jakarta,Haji Mas Mansur.
Liang Gie The, 1981, Efisiensi Kerja Bagi
Pembangunan Negara, Jakarta.
Erlangga.
LIPI, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta. Percetakan Negara.
Ni Ketut Martini, 1998, Analisa Kerja
Tenaga Pelaksana Gizi, Yogyakarta,
Airlangga.
Steers Richard M.,1985. Efektivitas
Organisasi. Jakarta. Erlangga.
Siagian S.P. ,1983, Organisasi,
Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi, Jakarta. Gununga
Agung.
.....................,1992. Fungsi – Fungsi
Manajerial, Jakarta. Bumi Aksara.
Supriadi Dedi, 1996. Kreativitas
Kebudayaandan Perkembangan Iptek.
Bandung. Alfabeta.
Thoha Miftha, 1986, Dimensi-Dimensi
Prima Ilmu Administrasi Negara,
Jakarta,Rajawali.
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1985
tentang Perikanan
Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia No. Pol :
Skep/54/2002 tanggal 17 oktober 2002
tentang Susunan Organisasi dan Tata
Cara Kerja di Kewilayahaan.