Anda di halaman 1dari 54

OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010.

ISSN 1979-7648

PENERAPAN PRINSIP – PRINSIP PEMBAGIAN KERJA DAN HUBUNGANNYA


DENGAN KELANCARAN ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA PADA KANTOR
CAMAT PIRU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Bernadus Dunan Maatita

Abstraction

The destination of this research is to know the relationship between variable principles of job
distribution application for smooth implementation of administrative in local government at Piru
district office west seram regency. Based on counting result showed there is a significant
relationship between job distribution principle with smooth administrative in local government at
Piru district office. In other word, it can be said that magnitude of this relationship is 0.826 and
this relationship is powerful. This correlation is in strong position between job distribution
principle and smooth implementation of local administration, it means that any increase or
changing in independent variable (X) 0.826 will be followed by increase or decrease changing in
dependent variable (Y) 0.826 if another variable are constant. So, the hypothesis will be accepted
caused in one line condition with the problem.

Keyword: Job Distribution, Administration.

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel penerapan prisnip pembagian
kerja terhadap Kelancaran pelaksanaan administrasi pemerintahan desa pada kantor camat piru
Kabupaten Seram Bagian Barat. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam perhitungan
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara prinsip pembagian kerja dengan
kelancaran administrasi pemerintahan desa di kantor camat piru. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa besarnya hubungan tersebut adalah 0,826 dan hubungan ini adalah hubungan
yang sangat kuat. Korelasi ini berada pada posisi yang sangat kuat antara prinsip pembagian kerja
dengan kelancaran pelaksanaan administrasi pemerintahan, dengan pengertian bahwa setiap
terjadi peningkatan atau perubahan sebesar 0,826 pada variabel bebas (X) akan diikuti dengan
perubahan peningkatan atau penurunan pada varibel terikat (Y) sebesar 0,826 apabila variabel
lain bersifat konstan. Dengan demikian hipotesis yang ditarik tersebut diterima keberlakuannya
karena berada pada kondisi yang sejalan atau searah dengan permasalahan yang ada.

Kata Kunci : Pembagian Kerja, Administrasi


OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648

A. Pendahuluan. adalah untuk melakukan perubahan-


Pembangunan manusia Indonesia perubahan didalam struktur social maupun
seutuhnya adalah pembangunan yang tidak sikap dari lembaga dalam masyarakat guna
hanya mengejar kemajuan ilmu lahiriah saja meningkatkan taraf hidup, tingkat social
melainkan keselarasan, keserasian dan ekonomi dan partisipasi aktif yang tinggi
keseimbangan antara keduanya. dalam rangka penciptaan hubungan yang
Pembangunan seluruh masyarakat Indonesia selaras antara masyarakat itu sendiri dengan
berarti pembangunan yang tidak hanya pemerintah serta lingkungan guna
berlangsung disuatu pulau atau daerah saja mengurangi kemiskinan dalam masyarakat.
melainkan pembangunan yang merata Berbicara mengenai pembangunan desa
diseluruh tanah air. maka tidak terlepas dari peranan aparat desa
Pernyataan diatas mengisyaratkan itu sendiri. Pada dasarnya pembangunan
bahwa pembangunan nasional yang merupakan hal yang terpisah dari suatu usaha
merupakan amanat penderitaan rakyat yang berencana dan berlangsung secara sistematis.
dilaksanakan di daerah pedesaan mencakup Camat harus mampu mendorong dan
berbagai sector pembangunan. Tujuan menentukan berbagai upaya yang bertujuan
pembangunan nasional adalah pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup dan
manusia Indonesia dalam ikatan Bangsa kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat
Indonesia yang mencerminkan situasi desa.
keselarasan antara hubungan antara cita – cita Sehubungan dengan itu Hendra Asmara
hidup di dunia dan masyarakat yang selaras. (1995:195) mengatakan “Dalam rangka
Pada dasarnya pembangunan pembangunan nasional sebagai pengamalan
merupakan hal yang terpisah dari suatu usaha Pancasila terus diusahakan agar tingkat social
berencana dan berlangsung secara sistematis. ekonomi masyarakat pedesaan ditingkatkan
Dengan demikian menurut Taliziduhu Ndraha kearah yang dikehendaki yakni terjadinya
(1992:83) mengatakan bahwa : peningkatan kesejahteraan penduduk desa
“Pembangunan pada dasarnya adalah yang diharapkan dimana proses tersebut dapat
merupakan Pembangunan Nasional yang berlangsung secara terus menerus”.
ditujukan kepada usaha peningkatan taraf Berjanjak dari pendapat diatas, maka
hidup masyarakat pedesaan, menumbuhkan dibutuhkan suatu kerjasama dalam rangka
partisipasi aktif setiap anggota masyarakat pencapaian tujuan yang diinginkan. Apabila
terhadap lingkungan”. dibahas mengenai kerjasama untuk mencapai
Berdasarkan pada ungkapan diatas, suatu tujuan, maka hal tersebut tidak terlepas
maka pada dasarnya sasaran pembangunan atau berkaitan dengan Administrasi sehingga
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

secara umum Administrasi dapat diartikan unit dalam organisasi, hubungan serta
sebagai “Keseluruhan proses kerja sama wewenang masing-masing unit organisasi.
antara dua orang atau lebih yang didasarkan Menurut M. Manullang (1991:31)
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai dalam mengadakan pembagian kerja ada
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. beberapa dasar yang dapat dipakai sebagai
Usaha kerjasama ini dilakukan dalam pedoman yaitu:
suatu wadah atau perserikatan yang lasimnya a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau
disebut dengan organisasi. Dengan demikian territorial
menurut S.P. Siagian (1984:3) organisasi b. Pembagian kerja atas dasar jenis benda
adalah “Setiap bentuk persekutuan antara dua yang dilayani
orang atau lebih yang bekerjasama secara c. Pembagian kerja atas dasar langganan
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu yang dilayani
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan d. Pembagian kerja atas dasar fungsi
mana terdapat seseorang atau beberapa orang rangkaian kegiatan
yang disebut atasan dan seorang atau e. Pembagian kerja atas dasar waktu,
sekelompok orang yang disebut bawahan”. sehingga terdapat bagian waktu pagi, siang
Pengertian diatas menunjukan bahwa dan malam.
organisasi dapat ditinjau dari dua segi Pembagian kerja bukan saja perlu
pandangan yaitu sebagai wadah dimana dilihat dari manfaat yang diperoleh dari
segala kegiatan Administrasi dan Manajemen penerapan spesialisasi tetapi juga dalam
dijalankan dan sebagai suatu rangkaian rangka mewujudkan penempatan orang yang
hirarkhi dan tata hubungan dan orang – orang tepat pada jabatan yang tepat pula dalam
dalam suatu ikatan formal. Berkenaan dengan rangka mempermudah proses pelaksanaan
itu maka didalam suatu organisasi pembagian kelancaran administrasi pemerintahan.
kerja adalah keharusan mutlak dan tanpa itu Berkaitan dengan keseluruhan uraian
terjadinya tumpang tindih menjadi amat diatas maka Kantor Camat Piru Kabupaten
besar, sehingga pembagian kerja pada Seram Bagian Barat yang terletak pada posisi
akhirnya akan menghasilkan departemen- strategis dan potensial dimana dalam gerak
departemen dan Job Description dari masing- pelaksanaan pembangunan fisik maupun non
masing departemen sampai pada unit-unit fisik, maka diperoleh kesan bahwa desa Piru
terkecil dalam organisasi, karena dengan belum begitu berhasil seperti yang
pembagian kerja ditetapkan sekaligus susunan diharapkan. Hal ini terbukti melalui
organisasi, tugas dan fungsi masing-masing pengamatan penulis bahwa dalam
melaksanakan Administrasi Pemerintah Desa
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

pada desa tersebut tidak adanya penerapan B. Cara Penelitian.


prinsip pembagian kerja dengan baik sehingga Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor
sasaran Pembangunan Desa secara Camat Piru Kabupaten Seram Bagian Barat
keseluruhan yaitu menyangkut tingkat yang berlangsung dari bulan Oktober 2009
perkembangan dalam rangka menuju sampai dengan bulan Desember 2010. Dan
klasifikasi desa swasembada yaitu desa yang yang menjadi populasi dalam penelitian
maju dan berkembang taraf hidup dan adalah seluruh pegawai Camat yang
kesejahteraan belum tercapai sebagaimana berjumlah 49 Personil. Metode pengumpulan
mestinya. data yang digunakan adalah metode
Sejalan dengan itu, maka untuk wawancara dan observasi. Data yang berhasil
mencapai tujuan atau sasaran pembangunan dikumpulkan akan dianalisa dengan
desa tersebut peranan aparat desa dalam hal menggunakan analisa statistik Product
ini camat sangatlah penting dalam rangka Moment dengan rumus sebagai berikut :
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas n (Σxy) - (Σx)(Σy)
pemerintahan dalam pembangunan. r xy =
Pembagian kerja harus terus ditingkatkan √(nΣxy²)-(Σx)² {n(Σy²)(Σy) ²}
sebagai suatu hal yang mutlak dari kegiatan
pimpinan/Camat, ini berarti bahwa camat Dimana :
memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan rxy = Koofisien Korelasi
atau mengaplikasikan pembagian pekerjaan x = Skor dalam distribusi variabel x
terhadap bawahannya. y = Skor dalam distribusi variabel y
Pada sisi lain, untuk meningkatkan n = Banyaknya Pasangan Skor x dan y
kelancaran pelaksanaan Administrasi ( Sugiono, 1999:36)
Pemerintahan bukanlah merupakan suatu Dan untuk menguji tingkat
kebetulan kerja yang dicapai, melainkan signifikansinya, maka data tersebut akan diuji
melalui usaha. Dan salah satu usaha yang dengan mempergunakan t-test dengan rumus
dilakukan dalam upaya adanya kelancaran sebagai berikut:
pelaksanaan Administrasi Pemerintahan r√n-2
adalah dengan melakukan penerapan prinsip t-test =
pembagian pekerjaan, dengan tujuan agar r √1 - r²
tidak terjadi overlapping/tumpang tindih ( Sudjana, 1983 : 48 ).
dalam melakukan pekerjaan sehingga aparat
desa dapat bekerja sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

C. HASIL DAN PEMBAHASAN. (53%), sedangkan yang mengatakan tidak


Untuk mengetahui tinggi rendahnya sesuai sebanyak 16 orang (33%).
tingkat hubungan antara kedua variabel maka 4. Responden yang mengatakan tugas
digunakan ukuran sebagai berikut : tanggung jawab diberikan semuanya
1. 0,00 – 0,20 = korelasi yang rendah sekali diikuti dengan pelimpahan wewenang
2. 0,21 – 0,40 = korelasi yang rendah sebanyak 6 orang (12%), yang mengatakan
3. 0,41 – 0,70 = korelasi yang sedang tugas tanggung jawab yang diberikan
4. 0,71 – 0,90 = korelasi yang tinggi sebagian diikuti dengan pelimpahan
5. 0,91 – 1,00 = korelasi yang tinggi sekali wewenang sebanyak 28 orang (57%),
(Sutrisno Hadi, 1987:269). sedangkan yang mengatakan tidak sama
Sesuai hasil penelitian dari tanggapan sekali tugas tanggung jawab yang
responden pada variable X maka dapat diberikan diikuti dengan pelimpahan
diuraikan hasil penelitian sebagai berikut : wewenang sebanyak 15 orang (31%).
1. Responden yang mengatakan adanya Berikut ini adalah hasil penelitian dari
perincian tugas sebanyak 14 orang (28%), tanggapan responden pada variabel Y, maka
yang mengatakan kadang-kadang adanya dapat diuraikan sebagai berikut :
perincian tugas sebanyak 24 orang (49%), 1. Responden yang mengatakan selalu ada
sedangkan yang mengatakan tidak ada kegiatan pencatatan register sebanyak 7
perincian sebanyak 11 orang (23%). oran (14%), yang mengatakan jarang
2. Responden yang mengatakan dalam adanya kegiatan pencatatan register
melakukan pekerjaan sesuai dengan job sebanyak 20 orang (41%), sedangkan yang
description sebanyak 7 orang (14%), yang mengatakan tidak pernah ada kegiatan
mengatakan pekerjaan kurang sesuai pencatatan register sebanyak 11 orang
dengan job description sebanyak 29 orang (23%).
(59%), sedangkan yang mengatakan 2. Responden yang mengatakan ada
pekerjaan tidak sesuai dengan job pembuatan laporan secara periodic
description sebanyak 13 orang (27%). sebanyak 7 orang (14%), yang mengatakan
3. Responden yang mengatakan pekerjaan jarang ada pembuatan laporan secara
yang ada dikantor sesuai dengan periodic sebanyak 22 orang (45%),
kemampuan atau pengalaman seseorang sedangkan yang mengatakan tidak pernah
sebanyak 7 orang (14%), yang mengatakan ada pembuatan laporan secara periodic
bahwa kurang sesuai dengan kemampuan sebanyak 13 orang (27%).
atau pengalaman sebanyak 26 orang 3. Responden yang mengatakan pekerjaan
yang dikantor sesuai dengan kemampuan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

atau pengalaman seseorang sebanyak 2 sedangkan yang mengatakan pemerintah


orang (4%), yang mengatakan bahwa desa tidak pernah mengadakan kerjasam
jarang surat keterangan yang diperlukan dengan instansi terkait sebanyak 30 orang
oleh masyarakat diselesaikan secara baik (61%).
dan cepat sebanyak 13 orang (27%), Untuk analisa lebih lanjut secara
sedangkan yang mengatakan tidak sesuai mendalam, akan dilakukan perhitungan nilai
sebanyak 34 orang (69%). dari masing-masing variabel pokok yang ada
4. Responden yang mengatakan pemerintah yaitu: Penerapan Prinsip Pembagian Kerja
desa selalu mengadakan kerjasama dengan (Independent) dan Kelancaran
instansi terkait sebanyak 2 orang (4%), Tugas/Pekerjaan (Dependent) seperti terlihat
yang mengatakan pemerintah desa jarang pada table perhitungan korelasi pdoduct
mengadakan kerjasama dengan instansi moment (r person) seperti terlihat pada table
terkait sebanyak 17 orang (35%), dibawah ini:
Tabel 1
Perhitungan Korelasi Product Moment

No X Y X2 Y2 XY
1 2 3 4 5 6
1 12 11 144 121 132
2 10 8 100 64 80
3 12 8 144 64 96
4 8 5 64 25 40
5 10 8 100 64 80
6 11 7 121 49 77
7 4 6 16 36 24
8 6 4 36 16 24
9 6 4 36 16 24
10 8 6 64 36 48
11 6 6 36 36 36
12 6 4 36 16 24
13 9 7 81 49 63
14 7 6 49 36 42
15 4 4 16 16 16
16 8 6 64 36 48
17 8 6 64 36 48
18 7 5 49 25 35
19 7 6 49 36 42
20 8 6 64 36 48
21 9 7 81 49 63
22 7 4 49 16 28
23 6 6 36 36 30
24 6 5 36 25 30
25 6 5 36 25 30
26 7 5 49 25 35
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

27 6 4 36 16 24
28 4 4 16 16 16
29 6 5 36 25 30
30 12 9 144 81 108
31 8 6 64 36 48
32 5 4 25 16 20
33 9 5 81 25 45
34 6 5 36 25 30
35 12 9 144 81 108
36 8 6 64 36 48
37 9 7 81 49 63
38 6 5 36 25 30
39 8 6 64 36 48
40 8 6 64 36 48
41 6 7 36 49 42
42 8 6 64 36 48
43 6 6 36 36 36
44 6 4 36 16 24
45 12 9 144 81 108
46 6 4 36 16 24
47 8 5 64 25 40
48 7 4 49 16 28
49 7 5 49 25 35
Sumber Data: Hasil Perhitungan.
Hasil perhitungan seperti tertera pada
table tersebut diatas, kemudian dicari = 0,826
korelasinya dengan penggunaan rumus
korelasi product moment sebagai berikut: Dari hasil perhitungan tersebut diatas
n (Σxy) - (Σx)(Σy) dapat diketahui bahwa besarnya korelasi
r xy =
√ { n(Σx²)-(Σx)² } {n(Σy²)-(Σy) ²} antara pengaruh prinsip pembagian kerja
49 (2300) – (371) (286) dengan kelancaran pelaksanaan administrasi
=
√{49(4025)-(371)²}.{49(1792)(286)² } pemerintahan di kantor camat Piru sebesar r
= 0, 826 dan berada pada tingkat sangat
(112700) – (106106)
= kuat.
√(148225) –(137641) (87806 – 81796) Kemudian untuk mengetahui

6594 signifikansi tidaknya hubungan tersebut


= maka hasil perhitungan korelasi product
√(10584) (6012)
moment dihubungkan/dikonsultasikan

6594 langsung pada r – table pada tingkat


= kepercayaan 95% atau signifikansi 5 %
√ 63631008
(0,05).
6594 Apabila nilai t-test lebih besar dari
=
nilai t-tabel, maka hubungan korelasi
7976
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

tersebut signifikan (t-test > t-tabel). dan camat piru. Dengan kata lain dapat dikatakan
sebaliknya bila t- test lebih kecil nilai t-tabel, bahwa besarnya hubungan tersebut adalah
maka korelasi tersebut tidak signifikan (t-test 0,826 dan hubungan ini adalah hubungan
< t-tabel). yang sangat kuat.
Pengujian signifikansi untuk hubungan Korelasi tersebut diatas
tersebut diatas dapatlah dilihat pada memperlihatkan bahwa:
perhitungan berikut ini: a. Bila terjadi peningkatan sebesar 0,826
√r N-2 pada variabel bebas (Prinsip pembagian
t – test =
kerja), maka peningkatan yang sama pula
√ 1 - r²
akan dialami oleh variabel terikat
√ 0,826. 49 - 2 (Kelancaran pelaksanaan administrasi
=
√1 – (0, 0,826)² pemerintah desa)
b. Sebaliknya bilamana terjadi penurunan
0,826 x 6,855 0,826 pada variabel bebas, maka
=
0,317724 penurunan yang sama akan terjadi pada

5,662 variabel terikat.


= Berdasarkan hasil perhitungan korelasi
0,563
dapat diketahui bahwa besarnya koefisien
t-test = 10,056 korelasi antara pembagian kerja dengan
Besarnya nilai t-test tersebut adalah kelancaran pelaksanaan administrasi
10,056. Bila dibandingkan dengan nilai t- pemerintahan di kantor Camat Piru
tabel sebesar 0,288, maka dapat dikatakan Kabupaten Seram Bagian Barat adalah
bahwa nilai t-test > t-tabel (10,056 > 0,288). sebesar r = 0,826, dengan demikian maka
Hubungan tersebut didasarkan pada tingkat hubungan antara prinsip pembagian kerja
kepercayaan 0,05%. Oleh karena itu dapat (variabel X) dengan kelancaran pelaksanaan
dikatakan bahwa antara prinsip pembagian administrasi pemerintahan (variabel Y)
kerja dengan kelancaran pelaksanaan adalah suatu hubungan yang berarti yaitu r =
administrasi pemerintahan tersebut adalah 0,826.
hubungan yang sangat kuat pada taraf 95%. Korelasi ini berada pada posisi yang
Berdasarkan hasil yang diperoleh sangat kuat antara prinsip pembagian kerja
dalam perhitungan menunjukan bahwa ada dengan kelancaran pelaksanaan administrasi
hubungan yang signifikan antara prinsip pemerintahan, dengan pengertian bahwa
pembagian kerja dengan kelancaran setiap terjadi peningkatan atau perubahan
administrasi pemerintahan desa di kantor sebesar 0,826 pada variabel bebas (X) akan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

diikuti dengan perubahan peningkatan atau bahwa hubunga antara prinsip pembagian
penurunan pada varibel terikat (Y) sebesar kerja terhadap kelancaran pelaksanaan
0,826 apabila variabel lain bersifat konstan. administrasi pemerintahan sebesar 0,826 dan
Dengan demikian hipotesis yang ditarik tingkat signifikansi 0,05, hal ini berarti
tersebut diterima keberlakuannya karena semakin baik penerapan prinsip pembagian
berada pada kondisi yang sejalan atau searah kerja akan semakin baik pula kelancaran
dengan permasalahan yang ada. pelaksanaan administrasi pemerintahan di
D. KESIMPULAN DAN SARAN. kantor camat Piru Kabupaten Seram Bagian
Berdasarkan hasil analisis data Barat. Dengan kata lain meningkatnya
terhadap variabel Prinisp Pembagian Kerja kelancaran pelaksanaan administrasi
maka dapatlah disimpulkan bahwa prinsip pemerintahan disebabkan karena semakin
pembagian kerja belum diterapkan secara baiknya penerapan prinsip pembagian kerja.
baik di kantor Camat Piru Kabupaten Seram Dengan demikian hipotesis yang
Bagian Barat. Hal ini dapat dibuktikan menyatakan ada hubungan yang signifikan
melalui jawaban yang diberikan oleh antara prinsip pembagian kerja terhadap
responden terhadap pertanyaan-pertanyaan kelancaran pelaksanaan administrasi
yang diajukan, dimana kebanyakan pemerintahan desa dikantor Camat Piru
responden memilih jenis jawaban b dan c Kabupaten Seram Bagian Barat teruji
jika dibandingkan dengan jawaban a. kebenarannya.
Keadaan yang relative sama berlaku Teruji kebenaran hipotesis tersebut
pula terhadap variabel Kelancaran berarti data yang diperoleh dalam penelitian
pelaksanaan administrasi pemerintahan desa, lapangan mendukung sepenuhnya hipotesis
jawaban yang diberikan oleh responden atas yang dirumuskan. Dengan kata lain antara
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih teori dan kenyataan sejalan.
banyak berkisar pada jawaban b dan c jika Berdasarkan pada kesimpulan tersebut
dibandingkan dengan jawaban a. hal ini diatas, maka dapat diuraikan beberapa saran
menunjukan bahwa kelancaran pelaksanaan sebagai berikut :
administrasi pemerintahan belum begitu baik 1. Disarankan kepada Camat bahwa untuk
sebagaimana yang diharapkan. menjamin kelancaran administrasi
Kemudian bertitik tolak dari hasil pemerintahan perlu diterapkan prinsip
analisis korelasi product moment dapat pembagian kerja sebagaimana diatur di
diambil kesimpulan tentang hubungan antara dalam ketentuan yang mengatur
kedua variabel pokok penelitian ini (variabel organisasi pemerintahan desa.
pengaruh dan variabel terpengaruh) yaitu
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

2. Disarankan kepada aparat terkait terutama DAFTAR PUSTAKA


aparat tingkat kecamtan agar kiranya Hendra Asmara. 1995, Efisiensi Kerja Bagi
Pembangunan Negara, Jakarta.
aparat desa perlu diberikan bimbingan
Erlangga.
dan penyuluhan tentang kegiatan Manullang. 19901, Manajemen Sumber
Daya Manusia Dasar dan Kecil
administrasi pemerintah desa.
Keberhasilan, Jakarta, Haji
Masanggung.
S. P. Siagian. 1984. Organisasi,
Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi,
CV Haji Mas Agung, Jakarta
Sugiono, 1999. Metode Penelitian Sosial, Alfa
Beta, Bandung.
Sudjana. 1983. Riset Administrasi, Gunung
Agung. Jakarta.
Siagian S.P. 1984, Organisasi,
Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi, Jakarta. Gununga
Agung.
Talizidin Ndarha. 1992. PengantarIlmu
Administrasi dan Manajemen, Gunung
Agung, Jakarta.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648

ANALISIS HUBUNGAN INSENTIF DENGAN KINERJA TENAGA KERJA BONGKAR


MUAT PADA KOPERASI TKBM AMBON

Bernard C Renyut

Abstraction

Is there a problem in relationship between incentives and performance? This is problem has to be
examined. Destination of this research to know how is the relationship between incentive level
and unloading labor performance at Ambon unloading labor cooperation. The way in this
research is using association method with 40 respondents use technical purposive sampling. Data
analysis result showed that there is a significant relationship between materiel incentives and
employee performance at Ambon unloading labor (TKBM) cooperation. As we know that the
correlation is 0.71. When the magnitude of this correlation is related to correlation size, it can be
said high correlation. So, if there is an increase 0.71 at independent variable, it will be happened
increase 0.71 at dependent variable and so on. Increase or decreases on those variables above, can
happen when other variables are considered have no effects (constant)
Keyword: incentive, Performance

Abstraksi

Ada tidaknya hubungan insentif dengan kinerja adalah masalah yang diteliti. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat insentif dengan kinerja tenaga
kerja bongkar muat pada Koperasi TKBM Ambon. Cara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan metode asosiatif dengan jumlah responden 40 responden menggunakan
teknik purposive sampling. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
berarti (signifikan) antara insentif material dengan kinerja karyawan pada Koperasi TKBM
Ambon. Seperti diketahui bahwa korelasi tersebut adalah 0,71. Bilamana besarnya korelasi ini
dikaitkan dengan ukuran yang telah dikemukakan, maka korelasi yang demikian dapat dikatakan
korelasi yang tinggi. Untuk itu, maka apabila terjadi peningkatan sebesar 0,71 pada variabel
bebas, maka terjadi pula peningkatan sebesar 0,71 pada variabel terikat dan sebaliknya.
Peningkatan atau penurunan pada kedua variabel tersebut di atas, dapat terjadi bilamana variabel
yang lain dianggap tidak berpengaruh (konstan).

Kata Kunci : Insentif, Kinerja.


OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648

A. PENDAHULUAN. kerja bongkar muat pada Koperasi TKBM


Sebagaimana dimaklumi Tenaga Kerja Ambon.
Bongkar Muat (TKBM) di pelabuhan sangat B. CARA PENELITIAN.
penting dalam mewujudkan kelancaran arus Penelitian ini dilaksanakan pada
lalu lintas barang di pelabuhan dan kelancara Koperasi TKBM kota Ambon, dari bulan
angkutan laut pada umumnya. Peranan Maret 2009 sampai Mei 2009. Penentuan
tersebut dari waktu ke waktu semakin TKBM sampel secara Purposive sampling,
meningkat, sejalan dengan peningkatan laju yaitu peneliti menunjuk langsung orang yang
pembangunan serta pengembangan industri akan dijadikan sampel, jumlah TKBM
dan perdagangan. sebanyak 400 orang dan penulis hanya
Peningkatan laju pembangunan, mengambil 25% sehingga besarnya sampel
khususnya sektor transportasi semakin sebanyak 40 orang.
menuntut pemanfaatan teknologi yang Metode yang digunakan adalah metode
semakin maju dan hal ini terjadi pada assosiatif yaitu mencari hubungan antara
kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Oleh satu variable dengan variable lainnya. Data
karena itu, TKBM yang mampu yang dikumpulkan meliputi: 1). Kuesioner,
memanfaatkan teknologi semakin 2). Observasi, dan 3) Telaah kepustakaan.
dibutuhkan pada masa-masa yang akan C. HASIL DAN PEMBAHASAN.
datang. Terlebih dahulu akan dikemukakan
Selanjutnya, mengenai proses bongkat beberapa langkah penggunaan rumus
muat diatur sebagai berikut : satu hari korelasi Product moment. Langkah-langkah
sebelum kapal tiba, harus ada permintaan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :
Surat Permintaan Tenaga Kerja (SPTK) dari 1. Mengidentifikasi secara operasional
Koperasi Bongkar Muat (KBM). konsep yang akan diukur
Selanjutnya, TKM harus mengeluarkan 2. Melakukan uji coba skala pengukuran
Surat Perintah Kerja (SPK) kepada anggota tersebut pada seluruh responden
atau regu kerja yang mendapat giliran kerja 3. Memperhatikan tabel tabulasi jawaban
pada kapal tersebut. Sesudah kapal tambat di 4. Menghitung korelasi antara masing-
dermaga, kegiatan bongkar muat dapat masing pertanyaan dengan skor total.
berlangsung dan hal itu dapat terjadi sampai Seperti telah dikemukakan di atas,
ke gudang saja, penempatan barang atau ke maka berikut ini akan dikemukakan analisis
toko dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan data yang kemudian dilanjutkan dengan
untuk mengetahui bagaimana hubungan setiap responden, dimana untuk setiap
antara tingkat insentif dengan kinerja tenaga pertanyaan telah dilengkapi dengan tiga
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

kemungkinan jawaban masing-masing “a,” Untuk mengukur variabel ini maka


”b” dan “c”. digunakan indikator-indikator sebagai
Berdasarkan pedoman analisis berikut :
tersebut, maka analisis data akan dilakukan a. Pemberian uang bonus
sebagai berikut : b. Pemberian uang makan
1. Variabel Bebas (Insentif Material) c. Pemberian uang THR
Yang dimaksud dengan insentif material Selanjutnya untuk mengetahui
dalam penelitian ini adalah segala tanggapan responden tentang indikator
pendorong atau perangsang yang dapat tersebut di atas, diajukan beberapa
dinilai dengan uang berbentuk bonus, pertanyaan dan kemudian dimasukan dalan
uang makan, uang tunjangan hari raya table tanggapan responden sepertti terlihat
dan tunjangan kesehatan. pada table dibawah ini::
Tabel 1
Skor Jawaban Responden pada Variabel X
Subyek X1 X2 X3 Total
1 2 3 4 5
1 3 3 3 9
2 1 1 1 3
3 2 2 3 7
4 1 2 2 5
5 3 3 2 8
6 3 3 3 9
7 1 1 1 3
8 2 1 2 5
9 1 1 1 3
10 3 2 3 8
11 1 1 1 3
12 1 1 1 3
13 2 3 3 8
14 3 2 3 8
15 2 3 2 7
16 3 3 3 9
17 3 3 3 9
18 3 3 3 9
19 3 3 3 9
20 3 2 2 7
21 2 2 3 7
22 2 2 1 5
23 2 1 2 5
24 1 2 2 5
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

25 3 3 3 9
26 2 3 2 7
27 3 3 3 9
28 3 3 3 9
29 1 1 1 3
30 2 2 2 6
31 3 3 3 9
32 1 1 1 3
33 3 3 3 9
34 3 3 2 8
35 3 3 3 9
36 2 2 2 6
37 3 2 2 7
38 2 2 2 6
39 3 2 3 8
40 2 3 3 8
Sumber Data : Hasil Penelitian.
2. Variabel Terikat (Kinerja Karyawan). b. Baiknya keterampilan kerja karyawan
Yang dimaksudkan dengan kinerja c. Adanya keyakinan dari dalam
karyawan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pekerjaan
kemampuan dan usaha karyawan untuk Selanjutnya untuk mengetahui
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tanggapan responden tentang indikator
rencana dan waktu yang telah ditetapkan tersebut di atas, diajukan beberapa
untuk mencapai tujuan. pertanyaan dan kemudian dimasukan dalan
Untuk mengukur variabel ini digunakan tabel tanggapan responden sepertti terlihat
indikator-indikator sebagai berikut : pada table dibawah ini:
a. Baik pengetahuan yang dimiliki
karyawan
Tabel 2
Skor Jawaban Responden pada Variabel Y
Subyek X1 X2 X3 Total
1 2 3 4 5
1 2 2 2 6
2 1 1 1 3
3 2 1 2 5
4 1 2 2 5
5 2 3 2 7
6 2 2 2 6
7 1 1 1 3
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

8 2 2 1 5
9 1 1 1 3
10 2 2 3 7
11 1 1 1 3
12 1 1 1 3
13 2 2 3 7
14 3 2 3 8
15 2 3 2 7
16 3 2 3 8
17 3 3 3 9
18 3 2 2 7
19 3 3 3 9
20 2 2 2 6
21 2 3 2 7
22 2 2 3 7
23 1 2 1 4
24 1 1 1 3
25 3 3 3 9
26 2 2 2 6
27 2 3 2 7
28 3 3 3 9
29 1 1 1 3
30 3 3 3 9
31 2 2 2 6
32 3 3 3 9
33 3 3 3 9
34 2 2 2 6
35 2 3 3 8
36 1 1 1 3
37 3 2 2 7
38 2 1 2 5
39 2 3 2 7
40 2 2 2 6
Sumber : Hasil Penelitian.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

3. Hubungan Antara Variabel Insentif Material Dengan Variabel Karyawan.


Untuk mengetahui hubungan antara insentif material dengan kinerja karyawan, akan
dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Dan untuk
menggunakan analisis tersebut, terlebih dahulu dibuat sebuah tabel kerja sebagai berikut :
Tabel 5
Hubungan Antara Variabel Insentif Material Dengan
Variabel Kinerja Karyawan
N X Y X2 Y2 XY
1 2 3 4 5 6
1 9 6 81 36 54
2 3 3 9 9 9
3 7 5 49 25 35
4 5 5 25 16 20
5 8 7 64 49 56
6 9 6 81 36 54
7 3 3 9 9 9
8 5 5 25 25 25
9 3 3 9 9 9
10 8 7 64 49 56
11 3 3 9 9 9
12 3 3 9 9 9
13 8 7 64 49 56
14 8 8 64 64 64
15 7 7 49 49 49
16 9 8 81 64 72
17 9 9 81 81 81
18 9 7 81 49 63
19 9 9 81 81 81
20 7 6 49 36 42
21 7 7 25 49 49
22 5 7 25 49 35
23 5 4 25 16 20
24 5 3 25 9 15
25 9 9 81 81 81
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

26 7 6 49 36 42
27 9 7 81 49 63
28 9 9 81 81 81
29 3 3 9 9 9
30 6 9 36 81 54
31 9 6 81 36 54
32 3 9 9 81 27
33 9 9 81 81 81
34 8 6 64 36 48
35 9 8 81 64 72
36 6 3 36 9 18
37 7 7 49 49 49
38 6 5 36 25 30
39 8 7 64 49 56
40 8 6 64 36 48
274 246 2066 1680 1785
Sumber data : Hasil Penelitian.
N (∑XY) – (∑X) (∑Y) 7110.3991449
rxy =
{N.∑ X²-(∑X)²}.{N.∑Y²-∑Y)²}
r = 0,71

40(1785) – (274) (246) Dari hasil perhitungan tersebut di atas


=
{40(2066)-(274)²}.{40(1680)-(246)²} dapat diketahui bahwa hubungan yang
terjadi antara insentif material dengan
72520 - 67404 kinerja karyawan pada Koperasi TKBM
=
(82640)-(75076).(67200)-(60516) Ambon adalah sebesar 0,71 untuk
mengetahui signifikan tidaknya hubungan
5116
= tersebut, maka perlu diadakan uji signifikan
(7564) (6684) dengan t-test, nilai t-test yang diperoleh akan
dibandingkan dengan nilai t-tabel pada
5116
= tingkat kepercayaan 95% (0,05).
50557776
Bilamana nilai t-test lebih besar atau
sama dengan nilai t-tabel, maka korelasi
5116 tersebut signifikan, Pengujian signifikan
=
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

untuk hubungan tersebut dapat dilihat bongkar muat dari kapal pengangkutan
sebagai berikut : barang yang tambat di Pelabuhan Ambon.
Insentif material adalah alat ukur yang
r n2
t  test  sangat dominan dalam menentukan kinerja
1 r 2
karyawan pada Koperasi Tenaga Kerja
0,71 40  2 Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan
t  test 
0,4959 Ambon. Hasil penelitian menunjukkan
(0,71) (6,164414003) bahwa antara insentif material dan kinerja

0,704201675 karyawan telah memperlihatkan hubungan
4,3767
 korelasi yang signifikan, artinya bahwa
0,704201675
 6,215 insentif yang diterima Karyawan TKBM
pada Koperasi TKBM di Pelabuhan Ambon
Besarnya nilai t-test menurut hasil
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
perhitungan adalah 6,215, bila dibandingkan
Bardasarkan kesimpulan di atas maka
dengan t-tabel sebesar 0,312 maka dapat
perlu disarankan beberapa hal sebagai
dikatakan bahwa nilai t-test lebih besar dari
berikut:
pada t-tabel (6,215 > 0,312).
1. Pemerintah harus memperhatikan nasib
Oleh karena itu maka dapat dikatakan
Tenaga Kerja yang bekerja pada
bahwa insentif material mempunyai
Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat
hubungan yang signifikan dengan kinerja
(TKBM) di Pelabuhan Ambon sebab
karyawan pada Koperasi TKBM Ambon.
mereka merupakan bagian dari warga
Penggolongan tersebut adalah hubungan
negara Republik Indonesia yang patut
yang tinggi pada taraf signifikan.
mendapatkan perlakuan yang wajar,
D. KESIMPULAN DAN SARAN.
baik dalam bidang hukum (terkait
Berdasarkan uraian sebelumnya maka
dengan hak-hak mereka) dalam bidang
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
ekonomi sosial kemasyarakatan lain
Insentif yang diterima oleh Tenaga Kerja
yang berhubungan dengan kesehatan
Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Ambon
dan tingkat kesejahteraan tenaga kerja.
masih di bawah sudah baik dan sesuai
2. Sebagai tenaga kerja yang bekerja
dengan standar yang ditetapkan. Insentif
dalam satu hubungan kerja maka
yang diberikan kepada para tenaga kerja
insentif yang diberikan harus sesuai
yang bernaung di bawah Koperasi TKBM
dengan standar yang wajar dan harus
dalam bentuk uang dan barang setiap bulan
dicantumkan dalam perjanjian kerja,
sangat tergantung pada frekwensi kegiatan
yang dibuat antara pekerja dengan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

pemberi kerja, sehingga jelas hak-hak DAFTAR PUSTAKA.


pekerja dan kewajiban-kewajiban yang A.S. MOENIR, 1987. Pendekatan
Manusiawi dan Organisasi Pembinaan
dilaksanakan oleh pekerja dan hasil
Pegawai, Sinar Baru, Jakarta
produksi berupa jasa-jasa yang dapat
diterima oleh pemberi kerja Bendjo Siswanto, 1981. Manajemen Tenaga
Kerja (Rancangan Dalam Pendayaan
dan Pengembangan Unsur Tenaga
Kerja. Sinar Baru, Bandung.

G.R. TERRY, 1990. Prinsip-prinsip


Administrasi, CV. Mandar Maju.
Jakarta.
Musanaf, 1986. Manajemen Kepegawaian
Indonesia, Air Langga, Jakarta.
M.S.P. Hasibuan, 1978. Manajemen Sumber
Daya Manusia, Jakarta, CV. Haji Mas
Agung.
Richard M. Steers, 1980. Efektivitas
Organisasi, Air Langga, Jakarta.
Saksono, 1988. Administrasi Kepegawaian,
Kanisius, Yogyakarta.
Siagian S.P. 1987. Peranan Staf dan
Manajemen, PT. Gunugn Agung,
Jakarta.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

PERANAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM SEKOLAH


PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 HALONG KOTA AMBON

Ignasius Setitit

Abstraction

The title of this research is the role of school committee in school programs development at SDN
2 Halong Ambon. The research destination to determine extent the school committee role in
school programs development at SDN 2 Halong Ambon. Population in this research is all board
committees at SDN 2 Halong Ambon, because the population can be reached so there is no
sampling collection. As per research result of the school committee role in school programs
development at SDN 2 Halong Ambon not according to stakeholders expectation in educational
unit on SDN 2 Halong Ambon, can be seen from four indicators such as:

1. The role of consideration giver is unfavorable category


2. The role of supporting is worse category
3. The role of controller is worse category
4. The role of mediator / connector is worse category

Keyword: School Committee, Development

Abstraksi

Judul dalam penelitian ini adalah Peranan Komite Sekolah Dalam Pengembangan Program
Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana peran komite sekolah dalam pengembangan program sekolah pada
Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pengurus komite pada Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon, karena populasi dapat
dijangkau maka tidak diadakan penarikan sampel. Sesuai hasil penelitian peranan komite sekolah
dalam pengembangan program sekolah pada sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon belum
sesuai dengan harapan pemangku kepentingan pada satuan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2
Halong Kota Ambon, yang dapat dilihat dari ke empat indikator tersebut antara lain;
1). Peran pemberi pertimbangan berada pada kategori kurang baik.
2). Peran Pendukung berada pada Kategori tidak baik.
3). Peran Pengontrol berada pada kategori tidak baik.
4). Peran Mediator/Penghubung berada pada kategori tidak baik.

Kata Kunci : Komite Sekolah, Pengembangan.


OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648

A. PENDAHULUAN. dari masyarakat sekitar, masyarakat juga


Salah satu aspek pembangunan yang sebagai pemberi masukan (input) dan
memegang peranan penting dan perlu sekaligus sebagai pengguna keluaran
mendapat perhatian secara sungguh-sungguh (output). Masyarakat memiliki
dalam upaya mewujudkan tujuan tanggungjawab bersama-sama dengan
pembangunan nasional dalam kerangka sekolah. Komite Sekolah dalam
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan pengembangan program sekolah memiliki
Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 posisi sangat penting dan strategis, karena
adalah aspek pendidikan. Dimana untuk pendidikan merupakan tanggung jawab
mengimbangi tantangan, baik yang datang bersama antara keluarga, masyarakat dan
dari luar maupun dari dalam negeri pemerintah.
diperlukan sumber daya manusia yang Keberadaan masyarakat dan orang tua
berkualitas agar dapat mengantisipasi murid disekolah diwakili oleh sebuah badan
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang memiliki peran dan fungsi sebagai
yang semakin berkembang. Dengan mitra sejajar dengan kepala sekolah yang
demikian pendidikan harus dilaksanakan dinamakan Komite Sekolah, dimana Komite
secara dini dan pembangunan di bidang Sekolah adalah badan mandiri yang
pendidikan dapat menjangkau seluruh mewadahi peran serta masyarakat dalam
lapisan masyarakat. rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
Keberhasilan yang telah dicapai efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan
bangsa Indonesia saat ini, merupakan wujud pendidikan baik pendidikan prasekolah, jalur
nyata dari hasil pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan
dalam program pembangunan nasional, luar sekolah.
pendidikan merupakan salah satu skala Namun seiring dengan tuntutan
prioritas pemerintah. Sebagaimana dalam perubahan yang dilandasi kesepakatan
Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) membangun budaya baru dalam
1999 dinyatakan bahwa ”Pembangunan mewujudkan masyarakat sekolah yang
nasional merupakan rangkaian pembangunan memiliki komitmen yang kuat terhadap
yang berkesinambungan yang mencakup peningkatan mutu pendidikan, pemerataan,
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan efesiensi penyelenggaraan pendidikan dan
negara dalam mewujudkan tujuan nasional. tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu
Masyarakat merupakan lingkungan adanya dukungan dan peran serta
yang pertama dan utama bagi sekolah, masyarakat (komite sekolah) yang lebih
semua siswa yang berada di sekolah berasal optimal.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

Program pengembangan pendidikan sebelumnya bahwa keberhasilan pendidkan


pada hakekatnya merupakan usaha sangat tergantung pada Peran Sera
peningkatan sumber daya manusia dan Masyarakat dalam berbagai kegiatan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara pendidikan. Di katakan oleh A. Ramlan
berkelanjutan, berlandaskan kemampuan Suebakti (1984:73) bahwa: ”Peran serta
nasional, dengan memanfaatkan kemajuan masyarakat dalam pengembangan program
ilmu pengetahuan dan teknologi serta sekolah tidak hanya menyangkut dengan
memperhatikan tantangan global. Untuk itu keikutsertaannya masyarakat dalam
GBHN Tahun 1999 – 2004 telah pelaksanaan apa yang telah diputuskan tetapi
memberikan visi yang bermuara pada lebih penting lagi harus mengikutsertakan
terciptanya tujuan pembangunan nasional, dalam hal ikut merencanakan, melaksanakan
yaitu terwujdnya masyarakat Indonesia yang sekaligus mengawasi jalannya keputusan
damai, demokratis, berkeadilan, berdaya yang telah dirumuskan”.
saing, maju dan sejahterah, dalam wadah Menyimak pendapat tersebut
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tergambar bahwa peran komite sekolah
didukung oleh manusia Indonesia yang sebenarnya bukan saja terhadap berbagai
sehat, mandiri, beriman, bertagwa, berakhlag pelaksanaan kegiatan dalam pengembangan
mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum program sekolah. Lebih dari itu mulai dari
dan lingkungan, menguasai ilmu proses perencanaan sampai pada
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos pengawasannya perlu melibatkan
kerja yang tinggi serta berdisiplin. masyarakat. Dengan demikian masyarakat
Untuk mewujudkan visi tersebut salah ikut bertanggungjawab sepenuhnya terhadap
satu misinya adalah perwujudan sistem dan pelaksanaan pengembangan progran sekolah
iklim pendidikan nasional yang demokratis tersebut.
dan bermutu guna memperteguh akhlag Lebih lanjut ditegaskan lagi oleh Davis
mulia, kreatif, inovatif, berwawasan (Save The Children, 2010:2) bahwa: ”Peran
kebangasaan, cerdas, sehat berdisiplin dan Komite Sekolah dalam pengembangan
bertanggung jawab, berkerterampilan serta program sekolah seharusnya merupakan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi peristiwa psikologis. Dimana masyarakat
dalam rangka mengembangkan kualitas yang berkomunikasikan diharapkan agar
manusia Indonesia. dapat;
Perlu diketahui bahwa peran sera 1. Mengamati (menyadari pelbagai jenis
masyarakat disini adalah partisipasi informasi yang tersedia untuk di
masyarakat sebagaiman ditegaskan tafsirkan).
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

2. Memusatkan perhatian (memilih) d. Mediator antara pemerintah (ekslusif)


3. Menafsirkan (menilai, menentukan dengan masyarakat di satuan pendidikan.
makna) Adapun keterkaitan komite sekolah
4. Memahami (meneliti partsipasi makna dalam implementasi Manajemen Berbasis
dengan hal-hal lain”. Sekolah merupkan suatu system yang terdiri
Peran Komite Sekolah tersebut akan dari berbagai unsure, antara lain: system
membawa hasil yang maksimal terhadap pengelolaan mandiri, keterlibatan orang tua
keberhasilan pengembangan program dan masyarakat, power sharing, pengambilan
sekolah yang di laksanakan di Sekolah. keputusan partisipatif, serta transparansi dan
Menurut Taufik Abdullah (1982:107) akuntabilitas. Hakikat dari MBS adalah
bahwa: ”Partisipasi diberikan karena di adanya otonomi luas yang diberikan kepada
dorong oleh kesadaran dan tanggung jawab sekolah disertai seperangkat tanggungjawab
bersama terhadap pembangunan pendidikan, agar bias lebih leluasa dalam mengelola
ada partisipasi di berikan karena sekedar berbagai sumber daya, baik sumber daya
penghargaan karena terpendam praduga manusia, sumber dana, sumber belajar, dan
yang akan menimbulkan akibat lain apabila mengalokasikannya sesuai prioritas
tidak memberikan semata-mata di dorong kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
oleh semangat beramal atau panggilan jiwa”. kebutuhan setempat. Ini artinya bahwa
Dalam Keputusan Menteri Pendidikan sekolah diberikan kebebasan untuk
Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan menyelenggarakan pendidikan berdasarkan
Pendidikan dan Komite Sekolah, Peran strategi dan insiatif sendiri.
komite sekolah adalah : Manajemen berbasis sekolah telah
a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) mengusung adanya pengambilan keputusan
dalam penentuan pelaksanaan kebijakan secara partisipatif. Hal ini terlihat dari
pendidikan di satuan pendidikan. keharusan melibatkan peran serta
b. Pendukung (supporting agency) baik masyarakat dan orang tua dalam pengelolaan
yang berwujud financial, pemikiran, sekolah, seperti merumuskan, menetapkan,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan dan memonitoring pelaksanaan kebijakan
pendidikan di satuan pendidikan. sekolah, sehingga diharapkan akan
c. Pengontrol (controlling agency) dalam mencipatkan transparansi dan demokrasi
rangka transparansi dan akuntabilitas yang sehat. Peran komite sekolah sebagai
penyelenggaraan dan keluaraan penghubung antara sekolah dengan
pendidikan di satuan pendidikan. masyarakat, orang tua, dan pemerintah
sangat diperlukan untuk membantu sekolah
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

dalam menyampaikan pertanggungjawaban efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.


atas program – program yang telah Sekolah merupakan titik tumpu dalam
dilakukan. Hal ini dikarenakan sekolah dan menjalankan model Manajemen Berbasis
komite sekolah merupakan instansi terdepan Sekolah ini. Namun sekolah tidak dapat
yang paling bertanggungjawab dalam bekerja sendirian, melainkan perlu
pengelolaan sekolah. melibatkan partisipasi masyarakat dan orang
Menurut Nanang Fattah (2002:24) tua siswa.
mengungkapkan beberapa tujuan Dengan demikian, dapat disimpulkan
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, bahwa keberadaan komite sekolah sangatlah
antara lain: penting dalam menunjang peningkatan mutu
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui pendidikan (sekolah), dan merupakan suatu
kemandirian dan insiatif sekolah dalam prasyarat dalam implementasi Manajemen
mengelola dan memberdayakan sumber Berbasis Sekolah.
daya yang tersedia. B. CARA PENELITIAN.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah Penelitian ini dilaksanakan pada
dan masyarakat dalam penyelenggaraan Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota
pendidikan melalui pengambilan Ambon yang dimulai dari bulan November
keputusan bersama. 2009 sampai Januari 2010, yang menjadi
c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah populasi dari penelitian adalah seluruh
kepada public, orang tua, dan pengguna pengurus Komite Sekolah Dasar Negeri 2
jasa pendidikan tentang mutu pendidikan. Halong Kota Ambon yang berjumlah 17
d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar orang. Metode pengumpulan data yang
sekolah untuk pencapaian mutu digunakan adalah metode wawancara dan
pendidikan yang diharapkan. observasi. Setelah data berhasil dikumpulkan
e. Menghargai adanya perbedaan profil maka selanjutnya akan dianalisis secara
sekolah dengan sekolah lainnya dalam deskritptif kualitataif.
mengoptimalkan potensi sumber daya C. HASIL DAN PEMBAHASAN.
sekolah yang mengarah pada mutu Sesuai dengan tujuan dari pada
pendidikan. penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh
Dari tujuan implementasi Manajemen mana peran komite sekolah dalam
Berbasis Sekolah tersebut, terlihat bahwa pengembagan program sekolah pada Sekolah
dengan model pengelolaan yang Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon. Maka
menekankan kemandirian dan kreativitas untuk keperluan konsep dilapangan
sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

diperlihatkan dengan indikator-indikator Proses analisis data dimulai dengan


sebagai berikut: memaparkan jawaban responden untuk
1. Peran Pemberi pertimbangan. setiap pernyataan dari masing-masing
2. Peran Pendukung. indikator melalui tabel frekuensi.
3. Peran Pengontrol Selanjutnya dengan membaca gambaran data
4. Peran Mediator/Penghubung. yang terdapat pada tabel frekuensi tersebut,
Hasil yang akan penulis paparkan pada kemudian dilakukan interprestasi terhadap
bagian ini merupakan hasil wawancara data dimaksud. Berikut ini adalah
dengan para responden yang berjumlah 17 pembahasan penelitian sebagai berikut:
orang terkait variabel penelitian. Perlu untuk 1. Peran Pemberi Pertimbangan.
diketahui pula bahwa semua pertanyaan Tanggapan responden terhadap
penelitian berisi 3 (tiga) kategori jawaban indikator peran komite sebagai pemberi
yakni Baik, Kurang Baik, dan Tidak Baik pertimbangan dalam penentuan pelaksanaan
(atau sejenisnya). kebijakan pendidikan, seperti tertera pada
tabel dibawah ini:
Tabel 1
Hasil Jawaban Responden atas Indikator
Peran Pemberi Pertimbangan
No Kategori Jumlah Prosentase (%) Ket
1 Memberikan pertimbangan 3 17,65
2 Kurang memberikan pertimbangan 9 52,94
3 Tidak memberikan pertimbangan 5 29,41 N=17
17 100

Sumber Data: Hasil Penelitian.


Berdasarkan pada tabel diatas maka Dari tanggapan responden diatas,
dapat dijelaskan Sebanyak 3 orang (17,65%) memperlihatkan bahwa lebih banyak
menyatakan memberikan pertimbangan responden yaitu 9 orang (52,94%)
dalam penentuan kebijakan pendidikan, menyatakan kurang memberikan
Sebanyak 9 orang (52,94%) menyatakan pertimbangan dalam penentuan kebijakan
kurang memberikan pertimbangan dalam pendidikan. Dengan demikian dapat
penentuan kebijakan pendidikan, dan dikatakan bahwa indikator peran pemberi
sebanyak 5 orang (29,41%) menyatakan pertimbangan dalam penentuan kebijakan
tidak memberikan pertimbangan dalam pendidikan pada Sekolah Dasar Negeri 2
penentuan kebijakan pendidikan. Halong Kota Ambon berada pada kategori
Kurang Baik
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

2. Peran Pendukung. financial, pemikiran, maupun tenaga dalam


Tanggapan responden terhadap penyelenggaraan pendidikan, seperti terlihat
indikator peran pendukung baik berwujud pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Hasil Jawaban Responden atas Indikator
Peran Pendukung
No Kategori Jumlah Prosentase (%) Ket
1 Memberikan dukungan 2 11,76
2 Kurang memberikan dukungan 8 47,06
3 Tidak memberikan dukungan 7 41,17 N=17
17 100

Sumber Data: Hasil Penelitian.


Berdasarkan pada tabel diatas maka tidak memberikan dukungan baik berwujud
dapat dijelaskan Sebanyak 2 orang (11,76%) financial, pemikiran, maupun tenaga dalam
menyatakan memberikan dukungan baik penyelenggaraan pendidikan, jika
berwujud financial, pemikiran, maupun dibandingkan dengan responden yang
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan, menyatakan memberikan dukungan baik
Sebanyak 8 orang (47,06%) menyatakan berwujud financial, pemikiran, maupun
kurang memberikan dukungan baik tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan
berwujud financial, pemikiran, maupun yaitu sebanyak 2 orang (11,76%). Dengan
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan demikian dapat dikatakan bahwa indikator
sebanyak 7 orang (41,17%) menyatakan peran pendukung baik berwujud financial,
tidak memberikan dukungan baik berwujud pemikiran, maupun tenaga dalam
finacial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan pada Sekolah
penyelenggaraan pendidikan. Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon berada
Dari tanggapan responden diatas, pada kategori Kurang Baik.
memperlihatkan bahwa lebih banyak 3. Peran Pengontrol.
responden yaitu 8 orang (47,06%) Tanggapan responden terhadap
menyatakan kurang memberikan dukungan indikator peran pengontrol dalam rangka
baik berwujud financial, pemikiran, maupun transparansi dan akuntabilitas
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan,
dan sebanyak 7 orang (41,17%) menyatakan seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

Tabel 3
Hasil Jawaban Responden atas Indikator
Peran Pengontrol
No Kategori Jumlah Prosentase (%) Ket
1 Ikut mengontrol 3 17,65
2 Kurang ikut mengontrol 8 47,06
3 Tidak ikut mengontrol 6 35,29 N=17
17 100

Sumber Data: Hasil Penelitian.


Berdasarkan pada tabel diatas maka tidak ikut mengontrol dalam rangka
dapat dijelaskan Sebanyak 3 orang (17,65%) transparansi dan akuntabilitas
menyatakan ikut mengontrol dalam rangka penyelenggaraan dan keluaran pendidikan,
transparansi dan akuntabilitas jika dibandingkan dengan responden yang
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan, menyatakan ikut mengontrol dalam rangka
Sebanyak 8 orang (47,06%) menyatakan transparansi dan akuntabilitas
kurang ikut mengontrol dalam rangka penyelenggaraan dan keluaran pendidikan
transparansi dan akuntabilitas yaitu sebanyak 3 orang (17,65%). Dengan
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan, demikian dapat dikatakan bahwa indikator
dan sebanyak 6 orang (35,29%) menyatakan peran pengontrol dalam rangka transparansi
tidak ikut mengontrol dalam rangka dan akuntabilitas penyelenggaraan dan
transparansi dan akuntabilitas keluaran pendidikan pada Sekolah Dasar
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan. Negeri 2 Halong Kota Ambon berada dalam
Dari tanggapan responden diatas, kategori Kurang Baik.
memperlihatkan bahwa lebih banyak 4. Peran Mediator/Penghubung.
responden yaitu 8 orang (47,06%) Tanggapan responden terhadap
menyatakan kurang ikut mengontrol dalam indikator peran penghubung (mediator)
rangka transparansi dan akuntabilitas antara pemerintah dengan masyarakat
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan, disatuan pendidikan, seperti terlihat pada
dan sebanyak 6 orang (35,29%) menyatakan table di bawah ini:
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

Tabel 4
Hasil Jawaban Responden atas Indikator
Peran Mediator/Penghubung
No Kategori Jumlah Prosentase (%) Ket
1 Menjadi penghubung 2 11,76
2 Kurang menjadi penghubung 6 35,29
N=17
3 Tidak menjadi penghubung 9 52,94
17 100

Sumber Data: Hasil Penelitian.


Berdasarkan pada tabel diatas maka pendidikan yaitu sebanyak 2 orang
dapat dijelaskan Sebanyak 2 orang (11,76%) (11,76%). Dengan demikian dapat dikatakan
menyatakan menjadi penghubung (mediator) bahwa indikator peran penghubung
antara pemerintah dengan masyarakat (mediator) antara pemerintah dengan
disatuan pendidikan, Sebanyak 6 orang masyarakat disatuan pendidikan, pada
(35,29%) menyatakan kurang menjadi Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota
penghubung (mediator) antara pemerintah Ambon berada dalam kategori Kurang Baik.
dengan masyarakat disatuan pendidikan, Berdasarkan paparan dan analisa data
sebanyak 9 orang (52,94%) menyatakan diatas, dapat dikemukakan interprestasi
tidak ikut menjadi penghubung (mediator) sebagai berikut:
antara pemerintah dengan masyarakat 1. Peran komite sebagai pemberi
disatuan pendidikan. pertimbangan dalam penentuan
Dari tanggapan responden diatas, pelaksanaan kebijakan pendidikan pada
memperlihatkan bahwa lebih banyak Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota
responden yaitu 9 orang (52,94%) Ambon
menyatakan tidak ikut menjadi penghubung Berdasarkan paparan data pada tabel 5
(mediator) antara pemerintah dengan terlihat bahwa lebih banyak responden yang
masyarakat disatuan pendidikan, dan menyatakan kurang memberikan
sebanyak 6 orang (35,29%) menyatakan pertimbangan dalam penentuan kebijakan
kurang ikut menjadi penghubung (mediator) pendidikan, oleh karena itu maka dapat
antara pemerintah dengan masyarakat dikatakan bahwa Peran Komite Sekolah
disatuan pendidikan, jika dibandingkan Dasar Negeri 2 Halong Kota Ambon pada
dengan responden yang menyatakan ikut indikator peran pemberi pertimbangan
menjadi penghubung (mediator) antara berada pada kategori kurang baik
pemerintah dengan masyarakat disatuan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

2. Peran Komite sebagai Pendukung baik dengan masyarakat disatuan pendidikan,


berwujud financial, pemikiran, maupun Pada Sekolah Dasar Negeri 2 Halong
tenaga dalam penyelenggaraan Kota Ambon
pendidikan, pada Sekolah Dasar Negeri 2 Dari data pada tabel 8 terlihat bahwa
Halong Kota Ambon lebih banyak responden yang menyatakan
Dari data pada tabel 6 terlihat bahwa kurang kerjasama dan tidak ikut menjadi
responden yang menyatakan kurang dan penghubung (mediator) antara pemerintah
tidak memberikan dukungan baik berwujud dengan masyarakat disatuan pendidikan,
financial, pemikiran, maupun tenaga dalam oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Peran
penyelenggaraan pendidikan lebih banyak Komite khususnya pada indikator Peran
jumlahnya, oleh karena itu maka dapat Penghubung/Mediator berada pada kategori
dikatakan bahwa Peran Komite khususnya Tidak Baik.
pada indikator Peran pendukung komite baik D. KESIMPULAN DAN SARAN.
berwujud financial, pemikiran, maupun Berdasarkan hasil dan memperhatikan
tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan pembahasan penelitian sebagaimana yang
berada pada kategori Tidak Baik. telah diuraikan dalam bab terdahulu, maka
3. Peran Komite sebagai Pengontrol dalam dapat disimpulkan beberapa kesimpulan
rangka transparansi dan akuntabilitas dalam penelitian ini.
penyelenggaraan dan keluaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendidikan, Pada Sekolah Dasar Negeri 2 dari 4 (empat) indikator Peran Komite
Halong Kota Ambon Sekolah Dalam Pengembangan Program
Berdasarkan paparan data pada tabel 7 Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri 2
bahwa responden yang menyatakan kurang Halong Kota Ambon seluruhnya berada pada
dan tidak ikut mengontrol dalam rangka kategori kurang bahkan tidak baik, sebagai
transparansi dan akuntabilitas berikut:
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan a. Peran Pemberi pertimbangan (advisory
lebih banyak jumlahnya, oleh karena itu agency) dimana lebih banyak responden
maka dapat dikatakan bahwa Peran Komite yang menjawab bahwa mereka kurang
khususnya pada indikator Peran Pengontrol bahkan tidak memberikan pertimbangan
dalam rangka transparansi dan akuntabilitas dalam penentuan pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan pendidikan di satuan pendidikan.
berada pada kategori Tidak Baik. b. Peran Pendukung (supporting agency)
4. Peran Komite sebagai dimana lebih banyak responden yang
Mediator/Penghubung antara pemerintah menyatakan bahwa merak kurang dan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

bahkan tidak memberikan dukungan baik dimana komite lebih berfungsi untuk
yang berwujud financial, pemikiran, memantau kondisi tenaga kependidikan di
maupun tenaga dalam penyelenggaraan sekolah, yang nantinya dikoordinasikan
pendidikan di satuan pendidikan. kepada dewan pendidikan, sehingga
c. Peran Pengontrol (controlling agency) dewan pendidikan mendapatkan
dimana responden yang menyatakan gambaran yang utuh mengenai keadaan
kurang dan tidak ikut mengontrol dalam tenaga kependidikan di tiap sekolah dan
rangka transparansi dan akuntabilitas masalah yang di hadapi tiap sekolah.
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan 3. Sementara untuk meningkatkan peran
lebih banyak jumlahnya. komite sebagai pengontrol (controlling
d. Peran Penghubung/Mediator dimana lebih agency), yaitu dengan melibatkan komite
banyak responden yang menyatakan dalam melakukan control terhadap proses
kurang bekerjasama dan tidak ikut serta pengambilan keputusan dan perencanaan
sebagai penghubungan (mediator antara pendidikan di sekolah, termasuk penilaian
pemerintah dengan masyarkat di satuan kualitas kebijakan dan perencanaan yang
pendidikan. ada.
Berdasarkan uraian pada kesimpulan 4. Sedangkan untuk meningkatkan peran
yang telah dikemukakan, maka rangka komite sebagai mediator/penghubung,
meningkatkan Peran Komite Sekolah Dalam adalah dengan lebih melibatkan komite
Pengembangan Program Sekolah Pada dalam upaya memfasilitasi berbagai
Sekolah Dasar Negeri 2 Halong Kota masukan dari masyarakat terhadap
Ambon, maka penulis merekomendasikan kebijakan yang ditetapkan dinas
beberapa saran sebagai berikut: pendidikan.
1. Untuk meningkatkan peran komite
sebagai pemberi pertimbangan (advisory
agency), maka perlu dilibatkan pengurus
komite dalam mengidentifikasi sumber
daya pendidikan dalam masyarakat, yang
mana sumber daya yang dimiliki akan
menjadi masukan dan sebagai bahan
pertimbangan dalam merumuskan
berbagai program pendidikan di sekolah.
2. Untuk meningkatkan peran komite
sebagai pendukung (supporting agency),
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

DAFTAR PUSTAKA.
Abdullah Taufik, 1982. Dasar-Dasar
Motivasi, Pionir Jaya, Bandung.
Nanang Fatah, 2002. Paradigma
Pendidikan, Gaung Persada, Jakarta.
Save The Children, 2010. in Indonesia –
Maluku .
Ramlan Subekti, 1984. Pengantar Teori
Pengembangan Sumber daya Manusia,
Rineka Cipta, Jakarta.
Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional RI,
Jakarta.
Keputasan Menteri Pendidikan RI Nomor
044/U/2002 tentang Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah.
Wacana Adhitya, Bandung.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

GAYA KEPEMIMPINAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI KERJA

KARYAWAN PADA PT.PLN (Persero) SUB RANTING PIRU

Johny U. Lesnussa

Abstraction

The destination of this research to determine relationship between leadership style with employee
work performance at PT. PLN (Persero) Piru sub branch. The research method is associative
method and collection data technique is interview method and observation. After data collected
then it will be analyzed with Sperman rank correlation analysis, discussion and conclusion. From
this analysis result value is rs = 0.50. to know the significance of both variables is using t-test
analysis and got value 2.309 then this value will be consulted with t-table value (distribution
table) where n = 18-2 = 16 on confidence level 95%, which is obtained 1.746. Consulting result
value t-test / counting more than value t-table (2.309 > 1.746). It means that data are used to
support this research.
Keyword: Leadership, Work Performance

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Prestasi
Kerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) Sub Ranting Piru. Metode penelitian adalah metode
Assosiatif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan
observasi. Setelah data berhasil dikumpulkan maka selanjutnya akan dianalisis dengan
menggunakan Analisa Korelasi Rank Sperman, pembahasan dan kesimpulan. Dari hasil analisa
yang dilakukan diperoleh nilai rs = 0,50. Untuk mengetahui signifikansinya kedua variabel
tersebut maka digunakan analisis t-test dan diperoleh hasil sebesar 2,309 kemudian nilai ini
dikonsultasikan dengan nilai t- tabel (tabel distribusi) dimana n = 18-2 = 16 pada taraf
kepercayaan 95% , diperoleh hasil sebesar 1,746 . Hasil konsultasi nilai t-test/hitung lebih besar
dari nilai t-tabel (2,309 > 1,746).. Artinya bahwa data yang digunakan mendukung penelitian ini.
Kata Kunci : Kepemimpinan, Prestasi Kerja.
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648

A. PENDAHULUAN. mendorong setiap pimpinan dari setiap


Kepemimpinan merupakan faktor yang organisasi untuk melaksanakan segenap
sangat penting dalam mempengaruhi prestasi tugas dan kewajiban dengan kesadaran dan
kerja pegawai maupun organisasi , karena tanggung jawab. Dengan kata lain dengan
kepemimpinan merupakan aktivitas yang menggunakan teknik/gaya kepemimpinan
utama dengan mana tujuan organisasi dapat pimpinan dapat bertindak sesuai dengan
dicapai.Berbagai hasil penelitian telah gaya kepemimpinan yang dimiliki.
memungkinkan masyarakat modern Pada umumnya kepemimpinan
memiliki berbagai acuan ilmiah yang secara didefinisikan sebagai suatu proses
teori memberikan gambaran tentang betapa mempengaruhi aktivitas dari individu atau
pentingnya kepemimpinan yang efektif kelompok untukmencapai tujuan. Kartini
dalam kehidupan organisasi, baik dibidang Kartono (1991 :82) mengatakan bahwa
kenegaraan, politik,ekonomi dan bidang- kepemimpinan adalah sebagai kegiatanuntuk
bidang lainnya. mempengaruhi orang-orang agar bekerja
Pemahaman tentang esensial sama untuk mencapai tujuan yang
kepemimpinan semakin diperkaya lagi oleh diinginkan. Dengan demikian maka tugas
pengalaman banyak orang yang dalam pimpinan harus dapat memberikan perhatian
perjalanan hidupnya diberi atau memperoleh posetif kepada bawahannya supaya dapat
kesempatan untuk menduduki jabatan- bekerja sesuai kebijakan yang diambil demi
jabatan pimpinan, baik tingkat rendah, mempengaruhi kerja pegawai.
tingkat menengah maupun tingkat tinggi, Diketahui bahwa setiap manusia selalu
artinya penggabungan antara pemahaman ingin untuk dihargai dan dihormati oleh
teori dan empiris telah memberikan orang lain agar harga diri mereka selalau ada
keyakinan yang semakin mendalam dan diperhatikan. Hal ini dikarenakan
dikalangan para anggota beraneka ragam kedudukan manusia didalam suatu organisasi
organisasi, betapa pentingnya peranan sangat penting karena merupakan factor
kepemimpinan dalam usaha organisasi yang penunjang kearah tercapainya tujuan
bersangkutan untuk mencapai tujuan dan organisasi secara berdaya guna dan berhasil
berbagai sasaran. guna. Sedangkan pada sisi yang lain dapat
Agar kualitas kepemimpinan seseorang pula sebagai factor penghalang utama kearah
dapat diakui dan dilaksanakan dengan baik, tercapainya tujuan organisasi.
maka kepemimpinan itu perlu dilengkapi PT.PLN (Persero) adalah salah satu
dengan teknik/gaya kepemimpinan. badan usaha milik negara (BUMN)
Menguasai teknik/gaya kepemimpinan akan mempunyai tugas semata-mata
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

mengusahakan penyediaan tenaga listrik digunakan adalah metode wawancara dan


untuk kepentingan umum, dan saat ini observasi. Setelah data berhasil dikumpulkan
masih merupakan BUMN penuh disebabkan maka selanjutnya akan dianalisis dengan
karena seluruh sahamnya masih dikuasai menggunakan Analisa Korelasi Rank
oleh pemerintah. Sperman.
Sejalan dengan uraian diatas dan 6∑ di²
apabila dikaitkan dengan tugas-tugas pokok rs = 1 -
dari PT. PLN ( Persero ) Sub Ranting Piru n ( n² - 1 )
adalah memberi pelayanan kepada
masyarakat. Seperti kita ketahui bahwa PT. Keterangan :
PLN mempunyai peran yang sangat penting rs = Koefisien korelasi peringkat
dalam kehidupan masyarakat baik itu di sperman
rumah tangga untuk penerangan maupun di² = Xi – Yi
diindustri, Karena itu prestasi pegawai / n = Jumlah responden.
karyawan sangat di perlukan untuk Selanjutnya untuk mengetahui tingkat
mendukung kinerja perusahaan. signifikansi antara ke dua variabel tersebut
Melihat tugas pokok PT.PLN (Persero) maka dilakukan pengujian tingkat
diatas betapa beratnya beban yang ada, maka signifikansi dengan menggunakan rumus t-
para karyawan selalu dituntut test sebagai berikut:
memperlihatkan prestasi/kinerja yang baik r n–2
t-test =
sehingga penyelesaian tugas pokok dapat r 1 – r2
terlaksana dengan baik, yang pada akirnya
tujuan organisasi pun dapat tercapai. Agar Keterangan:
karyawan memiliki prestasi yang baik, maka t- hitung = Nilai t
salah satu upaya yang harus dilakukan oleh r = Nilai koefisien koerelasi
pimpinan adalah memperlihatkan gaya n = Jumlah responden
kepemimpinan yang demokratis.
B. CARA PENELITIAN. C. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Penelitian dilakukan Kantor PT. PLN Berdasarkan pedoman analisis
(Persero) Sub Ranting Piru dari bulan Mei tersebut, maka analisa data akan dilakukan
2009 sampai Juli 2009. Dalam penelitian ini melalui rumus korelasi peringkat spearman.
penentuan jumlah sampel dilakukan secara 1. Variabel bebas (Variabel X) yaitu Gaya
random sampling dengan jumlah 18 Kepemimpinan
responden. Metode pengumpulan data yang
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

Untuk mengukur variabel bebas sedangkan responden yang menjawab


digunakan indikator sebagai berikut : abstain/netral dilibatkannya
a. Kemampuam memberikan motivasi karyawan/bawahan dalam pengambilan
b. Kemampuan mengikut sertakan keputusan adalah sebanyak 6 orang
karyawan dalam pengambilan responden atau sebesar 33%. Dan yang
keputusan menjawab sama sekali tidak dilibatkan
c. Kemampuan berkomunikasi dengan dalam pengambilan keputusan dari
karyawan pimpinan adalah sebanyak 7 orang
d. Kemampuan membangkitkan responden atau sebesar 38 %.
semangat kerja karyawan. c. Responden yang menjawab bahwa
Dengan demikian maka di bawah ini pimpinn mempunyai kemampuan untuk
akan dibuat distribusi jawaban responden berkomunikasi dengan karyawan/
terhadap variabel X (Gaya kepemimpinan) bawahan adalah sebanyak 6 orang
dapat dilihat berikut ini : responden atau sebesar 33%. Sedangkan
a. Responden yang memberikan jawaban yang menjawab abstain/netral tentang
“Mampu” pada pertanyaan sebagai komunikasi pimpinan dengan karyawan/
pemberi motivasi dari pimpinan kepada bawahan adalah sebanyak 8 orang
karyawan adalah sebanyak 4 orang responden atau sebesar 45%, dan yang
atau sebesar 22% artinya sebanyak menjawab sama sekali pimpinan tidak
22% responden yang merasa bahwa mempunyai kemampuan berkomunikasi
pimpinan mampu memberikan motivasi. adalah sebanyak 4 orang responden atau
Sedangkan responden yang menjawab 22%.
abstain/netral untuk memberikan motivasi d. Responden, yang menjawab bahwa
dari pimpinan adalah sebanyak 6 orang pimpinan mempunyai kemampuan
atau sebesar 33 %, dan 8 orang responden membangkitkan semangat kerja kepada
atau 45% responden yang menjawab karyawan/bawahan adalah sebanyak 5
bahwa pimpinan tidak mempunyai orang responden atau sebesar 28%,
kemampuan untuk memberikan motivasi sedangkan responden yang menjawab
kepada karyawan/bawahan abstain/netral memberikan semangat
b. Responden yang menjawab bahwa kerja dari pimpinan adalah sebanyak 4
pimpinan selalu mampu dilibatkan orang atau sebesar 22%, dan yang
/mengikutsertakan karyawan/bawahan mengatakan pimpinan tidak mampu
dalam pengambilan keputusan adalah memberikan semangat kerja kepada
sebanyak 5 orang atau sebesar 28 %,
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

karyawan/bawahan adalah sebanyak 9 secara efisien dalam menyelesaikan


orang responden atau sebesar 50%. pekerjaanyan adalah sebanyak 4 orang
2. Variabel terikat (Variabel Y ) yaitu responden atau sebesar 22% dan yang
Prestasi Kerja. mengatakan mereka tidak memanfaatkan
Untuk mengukur variabel terikat dengan waktu secara efisien dalam
menggunakan indikator sebagai berikut: menyelesaikan pekerjaannya adalah
a. Bekerja rajin dan penuh tanggung jawab sebanyak 8 orang responden atau 45%.
b. Memanfaatkan waktu secara efisien. c. Responden yang menjawab bahwa selalu
c Memiliki semangat kerja yang tinggi. memiliki semangat kerja yang tinggi
d.Kemampuan membina kerja sama yang dalam melaksanakan pekerjaannya adalah
baik sebanyak 7 orang responden atau
Dengan demikian maka di bawah ini sebesar 39%, sedangkan yang menjawab
akan dibuat distribusi jawaban responden abstain/netral tentang semangat kerja
terhadap variabel Y (Prestasi Kerja) dapat yang tinggi dari para pegawai dalam
dilihat berikut ini : melaksanakan pekerjaannya adalah
a. Responden yang menjawab bahwa para sebanyak 7 orang atau sebesar 39%, dan
karyawan/bawahan selalu rajin dan penuh yang mengatakan sama sekali tidak
tanggung jawab dalam melaksanakan adanya semangat kerja yang tinggi dari
kekerjaan adalah sebanyak 7 orang para karyawan dalam melaksanakan
responden, atau sebesar 39%, responden pekerjaan adalah sebanyak 4 orang atau
yang menjawab abstain/netral tentang sebesar 22%.
karyawan/bawahan rajin dan penuh d. Responden yang menjawab bahwa
tanggung jawab adalah sebanyak 6 orang karyawan selalu membina kerja sama
responden atau sebesar 33%, dan yang yang baik dalam melaksanakan
menjawab bahwa para karyawan tidak tugas/pekerjaan adalah sebanyak 7 orang
rajin dan penuh tanggung jawabv dalam responden atau sebesar 39%, sedangkan
bekerja adalah sebanyak 5 orang yang menjawab abstain/netral dalam
responden atau sebesar 28%. membina kerja sama dalam melaksanakan
b. Responden yang menjawab mereka selalu pekerjaan adalah sebanyak 6 orang
memanfaatkan waktu secara efisien responden atau sebesar 33%, dan yang
dalam menyelesaikan pekerjannya adalah menjawab tidak adanya kerja sama
sebanyak 6 orang responden atau sebesar dengan baik dalam melaksanakan
33%, sedangkan yang menjawab bahwa tugas/pekerjaannya adalah sebanyak 5
abstain/netral dalam memanfaatkan waktu orang responden atau sebesar 28%.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

Dengan demikian terlihat korelasi berikut ini :


antara variabel x dan y dapat dilihat sebagai
Tabel 1
Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y
SKOR RANGKING
No. D d2
X Y X Y
1. 7 9 12 5 7 49
2. 7 7 12 16,5 -4,5 20,25
3. 8 8 6,5 11,5 -5 25
4. 8 8 6,5 11,5 -5 25
5. 9 9 3 5 -2 4
6. 7 9 12 5 7 47
7. 6 8 17 11,5 5,5 30,25
8. 9 9 3 5 -2 4
9. 7 9 12 5 7 47
10. 9 9 3 5 -2 4
11. 7 8 12 11,5 0,5 0,25
12. 7 7 12 16,5 -4,5 20,25
13. 7 9 12 5 7 49
14. 6 8 17 11,5 5,5 30,25
15. 8 7 6,5 16,5 -10 100
16. 8 8 6,5 11,5 -5 25
17. 11 10 1 1 0 0
18. 6 7 17 16,5 0,5 0,25
TOTAL 480,5
Sumber Data : Hasil Penelitian
Data yang sudah diolah dalam tabel 2883
= 1-
kerja perhitungan korelasi peringkat
5814
Spearman kemudian dikerjakan dengan
= 1- 0,4958
menggunakan rumus sebagai berikut :
rs = 0,504
6∑d2
rs = 1- Hasil perhitungan diatas
N (N2 – 1)
menggambarkan bahwa terdapat hubungan
6∑480,5 antara gaya kepemimpinan ( variabel x) dan
= 1-
prestasi kerja (variabel y) adalah sebesar
18 (182 – 1)
0,50 artinya bahwa apabila terjadi
2883
peningkatan atau penurunan pada variabel x
= 1-
18(324 – 1) sebesar 0,50 maka terjadi pula peningkatan
atau penurunan pada variabel y sebesar 0,50.
2883
= 1- Kemudian untuk mengetahui apakah
18 (323)
hubungan tersebut singnifikan (berarti) pada
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

taraf 95% atau 0,05%,maka diadakan uji PLN. Ranting Piru pada taraf kepercayaan
signifikan dengan menggunakan rumus t- 95% (0,05)
test. Apabila nilai t-test lebih besar atau D. KESIMPULAN DAN SARAN.
sama dengan nilai t-tabel,maka hubungan Setelah diadakan analisis terhadap
tersebut dikatakan signifikan. Untuk menguji data- data kedua variabel pokok yang diteliti
tingkat signifikan dapat dilihat sebagai yaitu Gaya Kepemimpinan (Variabel X) dan
berikut : Prestasi Kerja (Variabel Y), dengan
r√n-2 menggunakan analisis rank sperman ,maka
t-test =
secara umum dapat di simpulkan bahwa
√ 1 - r²
terdapat hubungan antara kedua variabel
tersebut sebesar 0,504
0,50 √ 18 - 2
= Kemudian untuk mengatahui apakah
√ 1 - 0,50 ²
hubunan antara kedua variabel tersebut
signifikan pada taraf kepercayaan0,05%
0,50 √ 16
maka di adakan uji signifikan dengan
=
√ 1 - 0,25 menggunakan rumus t-test. Sesuai hasil uji
dengan menggunakan t-test diperoleh nilai
0,50 x 4
= sebesar 2,309, apabila dibandingkan dengan
√ 0,75
nilai tabel rank sperman/rho di mana n = 18-
1,8708 2 = 16, maka diperoleh nilai sebesar 1,746.
= -------------------
Dengan demikian maka dapat
0,866025403
dikatakan bahwa antara variabel bebas
= 2,309
(Gaya Kepemimpinan) dan terikat (Prestasi
Besarnya nilai t-test menurut hasil Kerja) mempunyai hubungan yang
perhitungan adalah sebesar 2,309 Apabila signifikan, dimana nilai t- test lebih besar
dibandingkan dengan nilai t-tabel, maka dari pada nilai pada tabel Rank sperman
dapat dikatakan bahwa nilai t-test lebih besar (2,160 >1,746) .
dari pada nilai t-tabel dimana nilai t-tabel Maka dapat dikatakan bahwa Gaya
adalah n = 18 -2 = 16 yaitu sebesar 1,746 Kepemimpinan dalam PT.PLN (Persero)
(2,309 > 1,746). Ranting Piru memang merupakan sesuatu
Oleh karena itu dapat maka dapat hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja,
dikatakan bahwa gaya kememimpinan terutama dalam upaya untuk meningkatkan
mempunyai hubungan yang signifikan prestasi kerja karyawan/ pegawainya. Hal ini
dengan prestasi kerja karyawan pada PT. berarti hipotesa yang dirumuskan dalam
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

penelitian ini bahwa ada hubungan yang DAFTAR PUSTAKA.


Abdurahman,1992, Kepemimpinan dalam
signifikan antara gaya kepemimpinan dan
Administrasi Pembangunan Jawa
prestasi kerja karyawan pada PT.PLN Timur,UGM, Yogyakarta.
F.X.Soejadi, 1990, Pokok-Pokok
(Persero) Ranting Piru teruji kebenarannya.
Administrasi, Gunung Agung, Jakarta
Berdasarkan kesimpulan yang telah Husein Umar,2002. Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Raja
ada sebelumnya maka dapatlah dikemukakan
Grafindo Persada, Jakarta.
beberapa saran/rekomendasi sebagai berikut: Kadarman dan Udaya,1997. Pengantar
IlmuManajemen, Gramedia Pustaka
1. Untuk meningkatkan prestasi kerja
Utama,Jakarta
karyawan/pegawai maka pimpinan dapat Kaith Devis, 1995, Human Relation at work
Tokyo, Mc Graw Hill Book Co Inc
menerapkan gaya kepemimpinan yang
demokratis sesuai dengan situasi yang Kartini Kartono,1991. Pimpinan dan
Kepemimpinan,Rajawali,Jakarta.
dihadapi.
2. Pimpinan hendaknya mampu memberikan Melayu Hasibuan, 1998, Manajemen Sumber
Daya Manusia, CV. Haji Mas Agung,
motivasi yang baik,mengikutsertakan
Jakarta
karyawan dalam pengambilan keputusan Richard M. Steers, 1990, Efektivitas
Organisasi, Erlangga, Jakarta.
serta mampu membina komunikasi
dengan baik dalam rangka meningkatkan Slamet Saksono, 1993, Administrasi
Kepegawaian, Kanisius,Yogyakarta.
prestasi kerja karyawan.
3. Pimpinan harus dapat bertindak cepat dan Sondang P. Siagian, 1997, Filsafat
Administrasi, Rineka Cipta, Jakarta.
tegas dalam menjalankan tugas dengan
menggunakan gaya kepemimpinan yang
ada sehingga dapat meningkatkan
prestasi kerja karyawan/bawahan.
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERSONIL POLISI PERAIRAN DAN

HUBUNGANNYA DENGAN EFEKTIVITAS PENANGANAN PERKARA

DI LAUT OLEH TIM PATROLI DIREKTORAT POLISI PERAIRAN

POLISI DAERAH MALUKU

Thomas Namsa

Abstraction

The destination of this research to determine relationship between capability upgrading of


personal marine police and its relationship with effectives on case management in sea by
directorate marine police patrol team of Moluccas regional police. The population of this research
is all personal incorporated with directorate marine patrol police of Moluccas regional police are
34 people. Analysis method is relationship analysis used correlation product moment formula and
to test significant level of its relationship used t-test. From the result determine correlation value
0.23, then that correlation result is t-test value more big than t-table (1.44 > 0.339) so it can be
said that a significant relationship between capability upgrading of personal marine police and its
relationship with effectives on case management in sea by by directorate marine police patrol
team of Moluccas regional police.
Keyword: Capability, Effectives

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubugan antara Peningkatan Kemampuan Personil
Polisi Periran dan hubungannya dengan Efektivitas Penanganan Perkara di Laut Oleh Tim Patroli
Polisi Perairan Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku. Populasi penelitian ini adalah seluruh
Personil yang tergabung dalam Tim Patroli Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku yang
berjumlah 34 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis hubungan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dan untuk menguji tingkat signifikan dari
hubungan yang ada digunakan t - test. Dari hasil analisis diperoleh nilai korelasi sebesar 0,23,
kemudian hasil korelasi tersebut diuji tingkat signifikan dengan t-test yang hasilnya sebesar 1,44.
Dari hasil perhitungan t-test tersebut ternyata hasil t-test lebih besar dari t- tabel (1,44 > 0,339)
sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Peningkatan Kemampuan
Personil Polisi Perairan dan hubungannya dengan Efektivitas Penanganan Perkara di Laut Oleh
Tim Patroli Polisi Perairan Direktorat Polisi Periaran Polda Maluku.

Kata Kunci : Kemampuan, Efektivitas.


OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010. ISSN 1979-7648

A. PENDAHULUAN. 3. Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia.


Wilayah Negara Kesatuan Republik Selanjutnya sebagai upaya efektif
Indonesia yang sebagian besar adalah untuk mencegah hambatan – hambatan,
perairan, merupakan Negara yang sumber ancaman dan gangguan dalam rangka
daya lautnya memiliki potensi yang sangat penengakan hukum, maka dalam Undang –
besar dan dapat dimanfaatkan sebagai Undang yang difokuskan kepada Kepolisian
modal dasar pembangunan nasional. Kaya Republik Indonesia bagian Direktorat Polisi
akan sumber daya laut mengakibatkan Perairan sesuai Surat Keputusan Kapolri No.
wilayah Indonesia rawan akan eksploitasi Pol. Skep /54/X/ 2002 tanggal 17 oktober
dan pelanggaran, seperti : ilegal fieshing, 2002 tentang Susunan Organisasi dan Tata
ilegal oil dan ilegal logging. Realitas Cara Kerja Di kewilayahan pada pasal 29
tersebut menghendaki adanya penegakkan ditegaskan mengenai fungsi antara lain :
hukum di laut untuk mengatasi masalah – 1. Pembinaan Kepolisian Perairan
masalah, baik tindak pidana kejahatan 2. Penyelenggaraan Pemeliharaan dan
maupun pelanggaran yang terjadi di wilayah Perbaikan fasilitas/sarana kapal
Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti 3. Penyelenggaraan Patroli di daerah
pengamanan di laut oleh pemerintah pusat perairan, termasuk penegakan hukum
maupun daerah. Provinsi Maluku sebagai baik kejahatan maupun pelanggaran di
salah satu provinsi kepulauan yang memiliki wilayah perairan dan pembinaan
92,4% wilayah perairan, tentu membutukan masyarakat pantai baik berupa bimbingan
penanganan dan pengamanan ekstra dari masyarakat penyuluhan hukum kepada
penegak hukum di laut. masyarkat.
Direktorat Polisi Perairan Polda 4. Penyelangaraan bantuan pencarian dan
Maluku sebagai salah satu penengak hukum penyelamatan kecelakaan di laut /
di laut, diharapkan dapat menjaga dan perairan
menegakkan hukum di laut secara benar. Guna terwujud fungsi dan tata kerja
Sehubungan dengan itu dalam Undang – yang diutarakan di atas, maka dibutuhkan
Undang No. 9 Tahun 1985 tentang sumber daya manusia (Personil Polisi Air)
Perikanan pasal 2 dikatakan bahwa wilayah yang memiliki kemampuan. Tegasnya
perikanan Republik Indonesia meliputi: Siagian (1992 : 21) mengemukakan bahwa
1. Perairan Indonesia ”Manusia merupakan unsur terpenting
2. Sungai, danau, waduk, rawa dan dalam organisasi, sekaligus merupakan
genangan air lainnya di dalam wilayah miliknya yang paling berharga”. Faktor ini
Republik Indonesia dikatakan penting karena manusia
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

merupakan subyek dalam setiap aktivitas bagian Direktorat Polisi Perairan Polda
orgnisasi. Manusia merupakan pelaku dan Maluku, dalam penanganan perkara ilegal
penggerak dari setiap aktivitas dari logging dapat berjalan dengan baik, maka
organisasi, oleh karena itu agar kinerja para personil harus memiliki kemampuan
organisasi dapat berjalan dengan sebaik- serta skill, seperti pengetahuannya tentang
baiknya dan sesuai dengan tujuan yang tata cara penanganan perkara di laut dalam
diharapkan, maka manusia yang merupakan pelaksanaan patroli laut oleh tim patroli.
pelakunya harus berkualitas. Tanpa manusia Para personil diikutsertakan dalam berbagai
yang berkualitas maka kinerja organisasi kegiatan pendidikan dan latihan yang dapat
juga tidak dapat berjalan dengan baik. Dan meningkatkan kualitas dirinya, seperti
tujuan yang diharapkan tidak akan terwujud kemampuannya dalam menggunakan dan
pula. mengopersikan sarana-sarana penunjang
Artinya bahwa untuk meminimalisir patroli di laut, baik itu sarana – prasarana
terjadinya pelanggaran, baik tindak pidana kapal maupun kemampuan menangani
maupun pelanggaran di wilayah perairan, berbagai perkara termasuk ilegal logging.
dibutuhkan personil – personil polisi Tegasnya Miftha Thoha (1986 : 176 )
perairan yang memiliki kemampuan, mengatakan bahwa:”Pembinaan adalah suatu
khususnya dalam menangani berbagai proses belajar dengan melepaskan hal-hal
perkara, seperti penanganan perkara ilegal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal
logging di laut yang merupakan salah satu yang baru yang belum dimiliki dengan
tugas pokok dari personil polisi perairan. tujuan membantu orang-orang untuk
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningkatkan dan membetulkan
sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan kecakapan baru untuk
kemampuan dalam hal ini personil mendapatkan tujuan hidup dan kinerja yang
Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku dijalin secara efektif”.
adalah personil yang memiliki pendidikan Artinya bahwa peningkatan
formal dan informal yang cukup, kemampuan sumber daya personil dapat
pemahaman terhadap program, rasa dilalui dengan suatu proses belajar agar
tanggungjawab dan keahlian serta inisiatif, seorang personil dapat meningkatkan
sehingga pekerjaan yang diembankan dapat kemampuan teknis maupun kemampuan
berjalan sesuai dengan rencana yang lainnya. Dengan kata lain bahwa seorang
ditetapkan. personil polisi perairan yang berada dalam
Agar efektivitas pelaksanaan tugas- lingkungan Direktorat Polisi Perairan Polda
tugas organisasi kepolisian khususnya Maluku perlu diberi kesempatan untuk
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

meningkatkan kemampuan dengan fieshing ataupun ilegal oil. Selain itu,


diikutsertakan dalam berbagai proses kemampuan menggunakan dan
pendidikan dan latihan sebagai salah satu mengopersikan kapal sebagai sarana utama
bentuk pembinaan yang mengarah kepada patroli.
peningkatan kemampuan personil polisi Disisi lain dapat dikatakan bahwa
perairan, baik itu kemampuan teknis maupun ketika personil polisi perairan yang berada
kemampuan lainnya. dalam lingkungan Direktorat Polisi Perairan
Tegasnya M.Hasibuan (1990: 177), Polda Maluku memiliki kemampuan yang
mengatakan bahwa : “ Pendidikan dan cukup, maka penanganan perkara di laut
latihan sama dengan pengembangan, yaitu : dapat dicapai secara efektif. Dan untuk
”Peningkatan ketrampilan kerja baik teknik mengukur sejauh mana efektivitas
maupun manejerial. Pendidikan berorientasi penaganan perkara di laut, maka dapat
pada teori, dilakukan dalam kelas dilakukan dengan melihat beberapa faktor
berlangsung lama dan biasanya menjawab sebagai berikut ini :
why? Latihan berorientasi pada praktek 1. Adanya rencana kerja
dilakukan di lapangan, berlangsung singkat 2. Ketepatan pelaksanaan pekerjaan
dan biasanya menjawab how?”. 3. Kepuasan para pekerja
Upaya untuk meningkatkan Artinya bahwa ketika faktor - faktor di
kemampuan sumber daya manusia dalam hal atas dijumpai dalam setiap kegiatan
ini personil di lingkungan Direktorat Polisi penanganan perkara yang dilaksanakan oleh
Perairan Polda Maluku dalam rangka personil polisi perairan, maka efektivitas dari
mencapai kinerja organisasi yang lebih baik kegiatan tersebut dapat diukur. Adanya
dan efektif, tentu sangat bergantung pada rencana yang terprogram, kegiatan dapat
proses pembinaan yang dilaksanakan. Disisi selesai tapat pada waktunya dan memberikan
lain kelengkapan sarana dan prasarana kepuasan pada setiap orang yang
penunjang seperti kapal patroli, sebagai menikmatinya. Tegasnya S. P. Siagian (1983
salah satu sarana utama dalam pelaksanaan : 150) mengatakan bahwa : “Salah satu
patroli laut sangat dibutuhkan. Artinya sumber yang langkah dalam kehidupan
bahwa dalam melaksanakan tugas organisasional adalah waktu. Waktu
pengamanan di laut, Tim patroli harus merupakan sumber yang sama sekali ia
memahami dan mengerti prosedur-prosedur berlalu, berlalu untuk selama –lamanya dan
tetap khususnya yang berkaitan dengan tidak pernah kembali lagi. Betapa
penanganan perkara yang terjadi di laut, pentingnya unsur waktu dalam kehidupan
seperti: praktek ilegal logging, ilegal
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

organisasional, sehingga sering dikaitkan Lebih lanjut Supriadi (1996:16)


dengan efektifitas kerja”. mengatakan bahwa pengertian kemampuan
Selanjutnya The Liang Gie (1981 : 36) indentik dengan kreativitas, yaitu : setiap
mengatakan bahwa : “Suatu tindakan adalah orang memiliki keamampuan kreatif dengan
efektif apabila mencapai tujuan yang telah tingkat yang berbeda-beda. Tidak ada orang
ditentukan. Dikatakan juga tindakan itu yang sama sekali tidak memiliki kemampuan
efektif apabila memuaskan dorongan batin atau kreativitas, dan yang diperlukan adalah
atau tidak pada proses yang bersangkutan bagaimanakah mengembangkan kemampuan
tidak menimbulkan ketidakpuasan itu”. atau kretivitas tersebut.
Kemampuan sebenarnya dapat Senada dengan Supriadi, Semiawan
diartikan sebagai kesanggupan atau (1984:8) mengartikan kemampuan atau
kecakapan untuk mengerjakan sesuatu yang kreativitas adalah kombinasi-kombinasi baru
diwujudkan melalui tindakan seseorang antar unsur data atau hal-hal yang sudah ada
untuk menigkatkan produktivitas kerja. sebelumnya. Dengan demikian secara
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:623). operasional kemampuan dapat dirumuskan
Keith Devis, (1964:484) mengatakan sebagai hal yang mencerminkan kelancaran,
bahwa faktor kemampuan (ability) dan keluwesan atau fleksibel dan orisionalitas
faktor motivasi (motivation). Karena serta kemampuan mengelaborasi
menurutnya secara psikologis kemampuan (mengembangkan, memperkaya dan
(ability) personil terdiri dari kemampuan memperinci) suatu gagasan.
potensi (IQ) dan kemampuan reality Berdasarkan pengertian-pengertian
(Knowledge + skill) artinya personil para pakar tersebut di atas, maka dapat
memiliki IQ di atas rata-rata dengan disimpulkan bahwa kemampuan adalah
pendidikan yang memadai untuk jabatannya tindakan atau perwujudan untuk melakukan
yang trampil dalam mengerjakan pekerjaan sesuatu dengan dilandasi oleh kreativitas
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah kerja pegawai yang optimal.
mencapai kinerja yang diharapkan. Jadi Oraganisasi apapun bentuknya
dapat dikatakan bahwa kemampuan adalah senantiasa berupaya untuk dapat mencapai
unsur yang berfungsi membentuk kinerja tujuan oraganisasinya secara efisien dan
seseorang dalam menjalankan pekerjaan atau efektif. Efisiensi dan efektifvitas oraganisasi
tugasnya sesuai dengan apa yang diharapkan sangat tergantung pada baik buruknya
dan yang merupakan tujuan dari sumber daya personil yang ada dalam
organasasinya. organisasi tersebut, yang secara profesional
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

harus diberikan pendidikan dan latihan daya personil dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. baik, maka akan berpengaruh terhadap
Tujuan oraganisasi dapat dicapai efektivitas personil berarti menunjukkan
dengan baik apabila para personil dapat suatu keberhasilan bagi kinerja.
melaksanakan tugas-tugas opersional dengan Secara umum telah dikemukakan
efisien dan efektif. Untuk itu peningkatan bahwa efektifitas itu sendiri paling baik jika
kemampuan personil dalam organisasi yang dilihat dari sudut sejauh mana organisasi
bersangkutan sangat diperlukan. Dengan berhasil mendapatkan dari memanfaatkan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada sumber daya manusia dalam mengejar tujuan
hakekatnya tujuan pendidikan dan latihan yang hendak dicapai. Berkaitan dengan
untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan organisasi, maka Richard
kerja personil dalam melaksanakan dan M. Steers (1985 : 50) mengatakan bahwa
mencapai sasaran yang telah ditentukan. efektivitas dari sudut pencapaian tujuan
Tegasnya Andrew F. Sikula mengatakan adalah: “Rumusan keberhasilan organisasi,
bahwa ; “ Peningkatan Kemampuan personil harus mempertimbangkan bukan saja sasaran
hendaknya disusun secara cermat dan organisasi tetapi juga mekanismenya
didasarkan pada metode-metode ilmiah serta mempertahankan diri mengejar sasarannya.
berpedoman pada ketrampilan yang Dengan perkataan lain, penilaian efektivitas
dibutuhkan organisasi saat ini maupun masa kerja harus berkaitan dengan masalah sarana
depan. Peningkatan kemampuan maupun tujuan – tujuan tertentu”.
/pengembangan ini harus bertujuan untuk Dalam kaitan dengan Efektivtias
meningkatkan kemampuan teknis, personil, maka diperlukan adanya kriteria-
konseptual dari moral personil supaya kriteria dasar yang menjadi patokan untuk
kinerjanya baik dan mencapai hasil yang dapat mengukur efektivitas personil. Karena
optimal. (dalam Melayu S.P.Hasibuan, itu, maka Ni Ketut Martini (1998 : 13)
1993:78). bahwa beberapa ukuran yang dihubungkan
Dari kedua konsep di atas, dapat dengan kinerja personil pada umumnya
dikatakan bahwa peningkatan/ sebagai berikut:
pengembangan pada dasarnya adalah suatu a. Kualitas : sejauh mana aktivitas yang
proses pendidikan dan latihan yang diikuti dilakukan baik proses maupun hasilnya
oleh setiap personil dalam meningkatkan mendekati kesempurnaan secara ideal
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan kerja dengan standard yang diinginkan.
personil yang bersangkutan untuk mencapai b. Kuantitas : jumlah yang dihasilkan,
tujuan organisasi. Sedangkan apabila sumber semakin professional seseorang dalam
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

menjalankan tugas, maka produk jasa wilayah operasi Direktorat Polisi Perairan
yang dihasilkan semakin meningkat. Polda Maluku.
c. Waktu : banyaknya waktu yang B. CARA PENELITIAN.
dihabiskan dalam menyelesaikan aktivitas Penelitian ini dilaksanakan pada
atau pekerjaannya, semakin professional Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku
seseorang, maka akan sedikit waktu yang yang berlangsung dari bulan Maret 2009
dihabiskan dalam menyelesaikan sampai dengan bulan Juli 2009. Dan yang
pekerjaannya untuk memperoleh hasil menjadi populasi dalam penelitian adalah
yang maksimal, yang ditunjang pula seluruh Tim Patroli pada Direktorat Polisi
dengan tersedianya sarana dan prasarana Perairan Polda Maluku yang berjumlah 34
perkantoran. Personil. Metode pengumpulan data yang
d. Tingkat penggunaan sumber daya : digunakan adalah metode wawancara dan
manusia, peralatan, keuangan dan lain- observasi. Data yang berhasil dikumpulkan
lain, semakin professional seseorang, akan dianalisa dengan menggunakan analisa
maka akan semakin efisien penggunaan statistik Product Moment dengan rumus
tugasnya. sebagai berikut :
e. Tingkat kemampuan dalam menunjukkan n (Σxy) - (Σx)(Σy)
rasa percaya diri : semakin professional r xy =
seseorang, maka akan semakin efisien √ (nΣxy²)-(Σx)² {n(Σy²)(Σy) ²}
penggunaan sumber daya dalam
menjalankan tugasnya sehingga tercapai
tujuan organisasi. Dimana :
Dengan mengetahui kriteria yang rxy = Koofisien Korelasi
digunakan dalam mengukur efektivitas x = Skor dalam distribusi variabel x
penaganan perkara oleh personil polisi y = Skor dalam distribusi variabel y
perairan, khususnya Tim Patroli pada n = Banyaknya Pasangan Skor x dan y
Direktorat polisi perairan Polda Maluku di ( Sarapiah Faisal , 1989 : 234 )
Ambon, maka peningkatan kemampuan Dan untuk menguji tingkat
sumber daya personil polisi perairan dapat signifikansinya, maka data tersebut akan
diketahui dan diukur melalui pelaksanaan diuji dengan mempergunakan t-test dengan
tugas-tugas operasional, khususnya patroli rumus sebagai berikut :
laut dan penanganan perkara pelanggaran r√ n - 2
hukum, seperti ilegal logging, illegal t-test =
fieshing dan illegal oil yang marak terjadi di r√ 1 - r²
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

( Sudjana, 1983 : 48 ). Selanjutnya untuk mengetahui tinggi


C. HASIL DAN PEMBAHASAN. rendahnya tingkat hubungan antara kedua
Adapun langkah – langkah yang variabel digunakan ukuran sebagai berikut :
digunakan untuk menganalisis data – data 1. 0,00 – 0,20 = korelasi yang rendah sekali
dengan menggunakan statistic korelasi 2. 0,21 – 0,40 = korelasi yang rendah
produck moment adalah sebgai berikut : 3. 0,41 – 0,70 = korelasi yang sedang
1. Mengidentifikasikan secara operasional 4. 0,71 – 0,90 = korelasi yang tinggi
konsep yang diukur. 5. 0,91 – 1,00 = korelasi yang tinggi sekali
2. Melakukan uji coba skala pengukuran (Sutrisno Hadi, 1987:269).
tersebut pada seluruh responden. Sesuai hasil penelitian dari tanggapan
3. Mempersiapkan tabulasi jawaban, responden pada variable X maka dapat
menghitung antara masing – masing dimasukan ke dalam tabel sebagai berikut :
pertnyaan dengan skor table.
Tabel. 1.
Distribusi Jawaban Responden dalam Variabel Bebas (X)
Indikator Total
No.
X1 X2 X3 X4
1 2 3 4 5 6
1. 3 3 3 2 11
2. 2 2 2 3 9
3. 3 3 3 3 12
4. 1 2 1 3 7
5. 3 3 3 2 11
6. 2 3 2 1 8
7. 3 2 2 3 10
8. 2 1 3 2 8
9. 3 1 2 3 9
10. 3 3 3 3 12
11. 2 3 2 1 8
12. 1 3 3 3 10
13. 3 2 2 3 10
14. 3 3 3 2 11
15. 2 3 2 3 10
16. 3 2 1 2 8
17. 2 3 3 3 11
18. 1 3 3 2 9
19. 3 2 2 3 10
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

20. 2 3 1 3 9
21. 3 3 3 2 11
22. 2 1 3 2 8
23. 2 2 3 1 8
24. 1 2 2 2 7
25. 3 1 3 3 10
26. 2 3 1 2 8
27. 3 2 2 3 10
28. 1 3 3 2 9
1 2 3 4 5 6
29. 2 1 2 1 6
30. 1 2 3 3 9
31. 3 1 2 2 8
32. 2 2 1 1 6
33. 1 1 3 3 8
34. 1 2 2 1 6
74 76 79 78 307
Sumber Data : Hasil Penelitian.

Selanjutnya hasil penelitian dari tanggapan responden pada variable Y dapat


dimasukan ke dalam tabel sebagai berikut :

Tabel. 2.
Distribusi Jawaban Responden dalam Variabel Terikat (Y)
Indikator
No. Total
Y1 Y2 Y3 Y4
1 2 3 4 5 6
1. 3 3 3 1 10
2. 3 3 2 2 10
3. 3 3 3 3 12
4. 3 1 2 3 9
5. 3 3 3 2 11
6. 1 3 2 3 9
7. 1 2 3 2 8
8. 3 3 1 3 10
9. 2 2 3 3 10
10. 3 3 1 1 8
11. 3 3 2 2 10
12. 3 2 3 3 11
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

13. 2 3 3 2 10
14. 2 2 2 3 9
15. 3 3 3 2 11
16. 2 2 1 3 8
17. 3 1 3 1 8
18. 2 3 2 3 10
19. 3 2 3 1 9
20. 2 1 2 3 8
21. 3 3 3 2 11
22. 2 2 1 3 8
1 2 3 4 5 6
23. 2 3 3 2 10
24. 3 3 2 3 11
25. 2 2 1 3 8
26. 3 3 2 3 11
27. 2 3 3 2 10
28. 3 1 2 3 9
29. 1 2 3 2 8
30. 1 3 3 3 10
31. 3 2 3 3 11
32. 2 1 2 2 7
33. 1 3 1 3 8
34. 2 2 3 3 10
80 81 79 83 323
Sumber Data : Hasil Penelitian.
Hubungan antara kedua variable X (kemampuan personil) dengan variabel Y
(efektivitas) pada direktorat polisi perairan Polisi Daerah Maluku tersebut akan ditentukan
dengan menggunakan rumus korelasi product moment, dalam hubungan ini diperlukan tabel
kerja sebagai berikut:
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

Tabel. 3.
Korelasi Product Moment

No. X Y X² Y² XY
1 2 3 4 5 6
1. 11 10 121 100 110
2. 9 10 81 100 90
3. 12 12 144 144 144
4. 7 9 49 81 63
5. 11 11 121 121 121
6. 8 9 64 81 72
7. 10 8 100 64 80
8. 8 10 64 100 80
9. 9 10 81 100 90
10. 12 8 144 64 96
11. 8 10 64 100 80
12. 10 11 100 121 110
13. 10 10 100 100 100
14. 11 9 121 81 99
15. 10 11 100 121 110
16. 8 8 64 64 64
17. 11 8 121 64 88
18. 9 10 81 100 90
19. 10 9 100 81 90
20. 9 8 81 64 72
21. 11 11 121 121 121
22. 8 8 64 64 64
23. 8 10 64 100 80
24. 7 11 49 121 77
25. 10 8 100 64 80
26. 8 11 64 121 88
27. 10 10 100 100 100
28. 9 9 81 81 81
29. 6 8 36 64 48
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

1 2 3 4 5 6
30. 9 10 81 100 90
31. 8 11 64 121 88
32. 6 7 36 49 42
33. 8 8 64 64 64
34. 6 10 36 100 60
307 323 2861 3121 2932
Sumber Data : Hasil Penelitian.
Berdasarkan angka – angka pada 2323,709
kedua variabel pokok tersebut, maka
dapatlah dihitung korelasi antara kedua = 0,22679
variabel sebagai berikut : = 0,23
n (Σxy) - (Σx)(Σy) Hasil perhitungan “r” product moment
r xy = tersebut di atas adalah sebesar 0,23 jelas
√ { n(Σx²)-(Σx)² } {n(Σy²)-(Σy) ²} menunjukkan bahwa antara variabel
peningkatan kemampuan personil polisi
34 (2932) – (307)(323) perairan dengan efektivitas penanganan
r= perkara di laut terdapat hubungan yang
√{34(2861)–(307)²}{34(3121)–(323)² } rendah.
Untuk mengatakan signifikan tidaknya
(99688) – (99161) hubungan tersebut, maka perlu diadakan uji
= signifikan dengan T– test pada taraf
√(97274) –(94249) (106114 – 104329) kepercayaan 95% (Taraf signifikasi 0,05).
Apabila nilai T– test lebih besar atau sama
527 dengan nilai T – tabel , maka hubungan
= korelasi tersebut signifikan(T– test ≥ T –
√(3025) (1785) tabel). Dan sebaliknya bila nilai T-test lebih
kecil atau sama dengan nilai T – tabel, maka
527 korelasi tersebut tidak signifikan (T– test ≤ T
= – tabel).
√ 5399625 Pengujian signifikan untuk hubungan
tersebut di atas dapatlah dilihat pada
527 perhitungan berikut ini :
= r√ N - 2
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

t – test = Berdasarkan hasil yang diperoleh


1 - r² dalam perhitungan menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara
0,23 √ 34 - 2 Peningkatan Kemampuan Personil Polisi
= Perairan dengan Efektivitas penanganan
1 – (0, 23)² perkara di laut oleh tim patroli Direktorat
Polisi Perairan Polda Maluku.
0,23√ 32 Dengan kata lain dapat dikatakan
= bahwa besarnya hubungan tersebut adalah
1 – 0,10 0,23 dan hubungan ini adalah hubungan
yang terjadi pada taraf rendah.
0,23.5,66 Korelasi tersebut di atas
= memperlihatkan bahwa :
0, 9 1. Bila terjadi peningkatan sebesar 0,23
pada variabel bebas (Peningkatan
1,30 Kemampuan Personil Polisi Perairan),
= maka peningkatan yang sama pula akan
0, 9 dialami oleh variabel terikat (Efektivitas
penanganan perkara di laut oleh tim
t-test = 1,44 patroli Direktorat Polisi Perairan Polda
Besarnya nilai t – test tersebut adalah Maluku).
1,44 Bila dibandingkan dengan nilai t – tabel 2. Sebaliknya bilamana terjadi penurunan
sebesar 0,339, maka dapat dikatakan bahwa sebesar 0,23 pada variabel bebas, maka
nilai T– test ≥ T – tabel (1,44 ≥ 0,339) . penurunan yang sama akan terjadi pada
Hubungan tersebut didasarkan pada tingkat variabel terikat.
kepercayaan 0,05 %. Oleh karena itu dapat Kedua hal tersebut di atas dapat terjadi
dikatakan bahwa Peningkatan Kemampuan dan berlaku bilamana variabel – variabel lain
Personil Polisi Perairan mempunyai dianggap konstan (tidak berpengaruh).
hubungan yang berarti dengan Efektivitas
penanganan perkara di laut oleh tim patroli
Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku. D. KESIMPULAN DAN SARAN.
Penggolongan tersebut adalah hubungan Berdasarkan analisis yang dilakukan
positif yang rendah pada taraf kepercayaan pada hasil penelitian ini, maka dapat
95%. disimpulakan bahwa ada hubungan yang
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

signifikan antara kedua variabel yang diteliti 1. Bahwa dalam rangka pencapaian tujuan
dalam penelitian ini. organisasi Kepolisian Republik Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Direktorat Polisi Perairan Polda
perhitungan atas data yang di peroleh dalam Maluku, khsusnya pengamanan wilayah
penelitian lapangan dengan menggunakan perairan, maka keikutsertaan personil
rumus korelasi product moment dalam berbagai pendidikan dan latihan
menunjukkan angka korelasi sebesar 0,23 sebagai upaya peningkatan
hasil ini selanjutnya diuji signifikansinya kemampuannya sangat dibutuhkan.
dengan T– test pada taraf kepercayaan 95% 2. Bahwa dalam rangka penanganan
(Taraf signifikasi 0,05 (T– test ≥ T – tabel). perkara di laut dapat berjalan lebih
Dan hasilnya sebesar 1,44 artinya bahwa efektif, maka hal – hal sebagaimana
hasil T– test lebih besar atau sama dengan T diutarakan berikut ini perlu diperhatikan :
– tabel (1,44 ≥ 0,339) . Hal ini menunjukkan a. Para personil perlu diberikan
bahwa peningkatan kemampuan personil pemahaman tentang prosedur tetap
polisi perairan dengan efektifitas yang dapat digunakan dalam proses
penanganan perkara di laut mempunyai penanganan berbagai perkara yang
hubungan yang erat pada Direktorat Polisi terjadi di laut, seperti ilegal logging,
Perairan Polda Maluku. b. Kemampuan dalam memanfaatkan
Dengan demikian, maka dapat berbagai sarana dan prasaran penunjang,
disimpulkan bahwa hipotesis yang seperti sarana kapal sebagai salah satu
mengatakan ada hubungan yang signifikan sarana utama dalam pelaksanaan patroli
antara peningkatan kemampuan personil di laut.
polisi perairan dengan efektifitas
penanganan perkara di laut oleh tim patroli
Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku
diterima pemberlakuannya. Jadi dapat
dikatakan bahwa semakin meningkat
kemampuan personil polisi perairan pada
Direktorat Polisi Perairan Polda Maluku,
maka semakin meningkat pula efektifitas
penanganan perkara di laut.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di
atas, maka dikemukakan bebarapa saran
sebagai berikut :
OTONOMI, Vol. 3, No. 4 Februari 2010 ISSN 1979-7648

DAFTAR PUSTAKA.
Hasibuan Melayu P., 1990, Manajemen
Sumber Daya Manusia Dasar dan
Kecil Keberhasilan, Jakarta, Haji
Masanggung.
................................, 1993, Manajemen
Dasar Pengertian Dan Masalah,
Jakarta,Haji Mas Mansur.
Liang Gie The, 1981, Efisiensi Kerja Bagi
Pembangunan Negara, Jakarta.
Erlangga.
LIPI, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta. Percetakan Negara.
Ni Ketut Martini, 1998, Analisa Kerja
Tenaga Pelaksana Gizi, Yogyakarta,
Airlangga.
Steers Richard M.,1985. Efektivitas
Organisasi. Jakarta. Erlangga.
Siagian S.P. ,1983, Organisasi,
Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi, Jakarta. Gununga
Agung.
.....................,1992. Fungsi – Fungsi
Manajerial, Jakarta. Bumi Aksara.
Supriadi Dedi, 1996. Kreativitas
Kebudayaandan Perkembangan Iptek.
Bandung. Alfabeta.
Thoha Miftha, 1986, Dimensi-Dimensi
Prima Ilmu Administrasi Negara,
Jakarta,Rajawali.
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1985
tentang Perikanan
Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia No. Pol :
Skep/54/2002 tanggal 17 oktober 2002
tentang Susunan Organisasi dan Tata
Cara Kerja di Kewilayahaan.

Anda mungkin juga menyukai