Anda di halaman 1dari 3

MAULANA JAFAR SIDIK

119112739
MANAJEMEN E
JAWABAN UAS LINGKUNGAN BISNIS
1. 1. KOORDINASI
Di dalam suatu organisasi kegiatan - kegiatan di bagi - bagi dan di departementasikan,
namun manajer perlu mengkoordinasikan kegiatan - kegiatan agar tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif. Kemampuan manajer untuk mengkoordinasikan secara efektif
sebagian besar tergantung dari anggota organisasi untuk menyadari dan mewujudkan
komitmennya terhadap organisasi.
Koordinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawan, sebab tanpa koordinasi setiap
karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan
merugikan organisasi itu sendiri.
Pengertian Koordinasi
Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk
menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah
ditentukan.
Terdapat 3 macam saling ketergantungan di antara satuan - satuan organisasi seperti
diungkapkan oleh James D. Thompson ( Handoko, 2003 : 196 ) yaitu :
a. Saling ketergantungan yang menyatu, bila satuan - satuan organisasi tidak saling
tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung
pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
b. Saling ketergantungan yang berurutan, di mana suatu satuan organisasi harus
melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
c. Saling ketergantungan timbal balik, merupakan hubungan memberi dan menerima
antar satuan organisasi.
Jadi, pengkoordinasiaan merupakan upaya untuk menserasikan kesatuan - kesatuan,
pekerjaan - pekerjaan dan orang - orang agar dapat berkerja secara tertib dan seirama
menuju kearah tercapainya tujuan tanpa terjadinya kekacauan, penyimpangan,
percekcokkan dan kekosongan kerja. Koordinasi dapat dimaknai sebagai proses
penyatupaduan sasaran dan kegiatan - kegiatan dari unit - unit lembaga untuk mencapai
tujuan lembaga secara efektif dan efisien
Ciri – Ciri Koordinasi
Menurut Handayaningrat ( 1985 : 89 – 90 ) koordinasi mempunyai ciri - ciri sebagai
berikut :
a. Bahwa tanggung jawab koordinasi adalah terletak pada pimpinan. Oleh karena itu,
koordinasi adalah merupakan tugas pimpinan. Sekalipun demikian pimpinan tidak
mungkin mengadakan koordinasi apabila mereka tidak melakukan kerja sama. Oleh
karena itu, maka kerja sama merupakan suatu syarat yang sangat penting dalam
membantu pelaksanaan koordinasi.
b. Adanya proses. Karena koordinasi adalah pekerjaan pimpinan yang bersifat
berkesinambungan dan harus dikembangkan sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
c. Pengaturan secara teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep yang
ditetapkan di dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu
yang bekerjasama, di mana dengan koordinasi menghasilkan suatu usaha kelompok yang
sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan kegiatan organisasi.
Adanya tumpang tindih, kekaburan dalam tugas - tugas pekerjaan merupakan pertanda
kurang sempurnanya koordinasi.
d. Konsep kesatuan tindakan. Hal ini adalah merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan
usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha - usaha tiap kegiatan
individu sehingga terdapat adanya keserasian di dalam mencapai hasil.
e. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu
pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai
kelompok di mana mereka bekerja.
Tipe – Tipe Koordinasi
Menurut Hasibuan ( 2007 : 86 – 87 ) terdapat 2 tipe koordinasi, yaitu :
a. Koordinasi vertikal adalah kegiatan - kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
oleh atasan terhadap kegiatan unit - unit, kesatuan - kesatuan kerja yang ada di bawah
wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan - tindakan atau kegiatan -
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan - kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan - kegiatan dalam tingkat organisasi yang
setingkat.
Masalah – Masalah Dalam Koordinasi
Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin
besar derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan -
kegiatan khusus dari satuan - satuan yang berbeda.
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch ( Handoko, 2003 : 197 ) mengungkapkan 4 tipe
perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu :
a. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari departemen yang
berbeda mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai
kepentingan organisasi yang baik.
b. Perbedaan dalam orientasi waktu. Manajer produksi akan lebih memperhatikan
masalah - masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek.
Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah - masalah
jangka panjang.
c. Perbedaan dalam orientasi antar - pribadi. Kegiatan produksi memerlukan komunikasi
dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan
pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan
pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
d. Perbedaan dalam formalitas struktur. Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin
mempunyai metode - metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program
terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
2. Sosiologi Ekonomi
Sosiologi ekonomi adalah cabang ilmu pengetahuan yang memberikan penjelasan secara
tegas mengenai studi ekonomi dan fenomena sosial dalam masyarakat. Istilah dalam
sosiologi ekonomi ini terdiri dari “Sosiologi dan Ekonomi”.
Pengertian Sosiologi Ekonomi
Pengertian sosiologi ekonomi secara umum adalah cabang ilmu sosiologi yang
memberikan penjelasan mengenai cara masyarakat di dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Baik kebutuhan akan barang ataupun jasa. Disiplin ilmu ini lebih melakukan
pendekatan dalam analisis sosiologis.
Ruang Lingkup Sosiologi Ekonomi
 Masyarakat dan Prilaku Sosial
Karakteristik sosiologi ekonomi adalah masyarakat dan prilaku sosial yang dilakukannya.
Prilaku sosial masyarakat memang tidak bisa terpisahkan dari kegeiatan ekonomi,
misalnya dalam memenuhi kehidupnnya masyarakat yang merasa kekauarangan uang
akan meminjam kepada tetangga atau memintam di Bank.
 Perilaku dan Interaksi Kelompok Terhadap Para Anggotanya
Prilaku dan syarat interaksi sosial menjadi salah satu fokus dalam sosiologi ekonomi.
Dalam hal ini kajian yang dilakukan melakukan pendekatan dengan teoritis hubungan
masyarakat dengan tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Teori Politik
Teori politik memiliki dua makna: makna pertama menunjuk teori sebagai pemikiran
spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat yang ideal, makna kedua
menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan dalam masyarakat untuk hidup
dalam kebersamaan. Contoh teori politik yang merupakan pemikiran spekulatif adalah
teori politik Marxis-Leninis atau komunisme, contoh lain adalah teori politik yang
berdasar pada pemikiran Adam Smith kapitalisme. Pemikiran Tan Malaka dalam
tulisannya Madilog Wikisource-logo.svg, merupakan contoh teori politik Indonesia.
Sedangkan teori politik sebagai hasil kajian empirik bisa dicontohkan dengan teori
struktural - fungsional yang diajukan oleh Talcot Parson (seorang sosiolog), antara lain
diturunkan kedalam teori politik menjadi Civic Culture. Konsep sistem politik sendiri
merupakan ciptaan para akademisi yang mengkaji kehidupan politik (sesungguhnya
diturunkan dari konsep sistem sosial).
2.

Anda mungkin juga menyukai